3 PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI Sri Primaini Agustanti Hartini
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
17
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
ISSN 2302-5786
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI Sri Primaini Agustanti Hartini AMIK Sigma Palembang Email:
[email protected]
ABSTRAK Memilih program studi bagi mahasiswa baru di Perguruan Tinggi dilakukan dengan membuat hierarki keputusan dengan membandingkan dua kriteria penilaian, yaitu kemampuan minat dan bakat dan kemampuan akademik. Kesulitan yang dialami dalam proses perbandingan ini dikarenakan kriteria kemampuan minat dan bakat dan kriteria kemampuan akademik kurang terdefinisi dengan baik. Untuk meminimalkan kesulitan tersebut diperlukan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat membantu membuat perbandingan kriteria kemampuan minat dan bakat dan kemampuan akademik untuk melakukan pemilihan program studi. Metode yang digunakan dalam pembangunan SPK adalah AHP yang bekerja dengan cara menyusun hierarki dengan mempertimbangkan aspek kemampuan minat dan bakat serta kemampuan akademik. Hasil akhir berupa perankingan kriteria minat dan bakat dan perankingan kriteria kemampuan akademik. Metode perancangan yang digunakan dalam pembangunan aplikasi SPK ini adalah Unified Modelling Languange (UML). Implementasi menggunakan bahasa pemrograman PHP serta MySQL sebagai pengelola basis datanya. Kata kunci: program studi, kriteria kemampuan minat dan bakat, kriteria akademik, AHP
1.
PENDAHULUAN
Memilih program studi bagi mahasiswa baru merupakan hal penting untuk keberhasilan studi di perguruan tinggi. Sering kali pemilihan program studi di perguruan tinggi hanya dilakukan berdasarkan keinginan. Calon mahasiswa merasa berpotensi dibidang tertentu, sehingga dipilihlah program studi tersebut. Pada kenyataannya pemilihan program studi selain berdasarkan keinginan, ditentukan juga berdasarkan minat dan bakat. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas” (Djamarah, 2008). Minat berpengaruh besar untuk mencapai prestasi dalam pekerjaan, jabatan atau karir. Seseorang yang tidak berminat pada suatu pekerjaan, tidak dapat
18
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik (Wijaya, 1988). Bakat adalah kondisi seseorang yang memungkinkannya dengan latihan tertentu dapat mencapai kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dan lain-lain (Wijaya, 1988). Misalnya seseorang yang memiliki bakat musik dengan latihan yang sama dengan orang tidak memiliki bakat musik, akan lebih cepat menguasai kemampuan tersebut. Dalam pemilihan program studi, selain kemampuan akademik, minat dan bakat juga turut menentukan keberhasilan studi. Kemampuan akademik dapat ditentukan melalui tes akademik. Minat dan bakat dapat ditentukan melalui kemampuan verbal, numerik dan penalaran (Noer Rohmah,
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
2012). Untuk membantu memilih program studi berdasarkan kemampuan akademik serta minat dan bakat diperlukan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:
2.
Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan untuk membantu memilih program studi di perguruan tinggi
Bagaimana menentukan nilai bobot masing-masing variabel yang menentukan pemilihan program studi.
Bagaimana proses pemilihan program studi menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP).
2.2.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur (Kusrini, 2007). Pada dasarnya konsep SPK hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian. SPK hanya digunakan sebagai alat bantu untuk memperluas kemampuan, bukan menggantikan peran pengambil keputusan. SPK digunakan terutama untuk keputusankeputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma.
Hierarchy
Process
Pendekatan AHP adalah salah satu teknik dalam pengambilan keputusan Metode AHP digunakan untuk mengambil keputusan atas persoalan yang kompleks dan tidak terstruktur dengan memecah persoalan tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Menata bagian atau variabel ini dalam susunan hierarkis, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dibanding variabel lainnya. Mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas dan peran paling tinggi dalam mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin, 2004) 2.3.
Tahapan Pengambilan Keputusan dengan Metode AHP
1.
Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
2.
Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatifalternatif pilihan yang ingin diranking
3.
Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan dan kriteria yang setingkat diatasnya. Pembandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau keputusan dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat-tingkat kepentingan suatu elemen dibanding dengan elemen lainnya. Menurut Saaty (2008), untuk berbagai persoalan dapat digunakan skala 1 sampai 9 untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 1.
4.
Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pendukung Keputusan
Analytical (AHP)
ISSN 2302-5786
SPK terdiri dari sub sistem manajemen data, subsistem manajemen model dan subsistem antarmuka pengguna (Turban, 2005). Jika diperlukan SPK dapat dilengkapi dengan subsistem manajemen basis pengetahuan.
JURNAL SIGMATA LPPM AMIK SIGMA
19
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
5.
Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data perlu diulangi
6.
Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hierarki
7.
Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hierarki paling rendah sampai pencapaian tujuan.
Tabel 1. Skala Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingan 1
Sama penting
3
Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibanding pasangannya
5
7
9
2, 4,6, 8
20
Keterangan
Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan atas satu aktivitas lebih dari yang lain
Pengalaman dan keputusan menunjukkan kesukaan yang kuat atas satu aktivitas dibanding yang lain
Satu elemen jelas mutlak lebih disukai dibandingan dengan pasangannya
Bila dibutuhkan
kompromi
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
8.
ISSN 2302-5786
Menguji konsistensi hierarki. Jika tidak memenuhi rasio konsistensi, CR < 0,1 maka penilaian harus diulangi kembali.
2.4 Tahapan Untuk Pemilihan Program Studi Ada dua kelompok penilai dalam sistem pendukung keputusan pemilihan program studi ini, yaitu kelompok dosen yang menilai tiga aspek yaitu kemampuan verbal, kemampuan numerik, kemampuan penalaran, serta bagian kepanitiaan yang menilai kemampuan IPA, kemampuan IPS. 1. Membuat hierarki AHP Penyusunan hierarki dilakukan dengan menentukan tujuan atau sasaran sistem secara keseluruhan pada level paling atas. Level berikutnya terdiri dari kriteria untuk menilai atau mempertimbangkan alternatif. Setiap kriteria dapat memiliki subkriteria di bawahnya, setiap kriteria memiliki nilai intensitas masing-masing. Gambar 1 menunjukkan hierarki pengambilan keputusan pemilihan program studi.
Program Studi Terbaik
Kemampuan Minat dan Bakat
Kemampuan Akademik
Kemampuan Verbal
Kemampuan Numerik
Kemampuan
Kemampuan IPA
Kemampuan IPS
Program Studi 1
Program Studi 2
Program Studi 3
Program Studi 4
Program Studi 5
Gambar 1. Hierarki AHP Pemilihan Program Studi 2. Menentukan prioritas elemen Ada tiga tahapan, yaitu: Membuat perbandingan berpasangan. Dimulai dari proses paling atas pada hierarki, kemudian diambil elemenelemen yang akan dibandingkan. Misalkan kriteria yang akan dipilih adalah X, kemudian diambil elemenelemen yang akan dibandingkan, misal
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
A1, A2,A3, A4, A5. Susunan elemen matriks, seperti terlihat pada Tabel 2.
c.
Hasil penjumlahan baris dibagikan dengan elemen prioritas relative yang bersangkutan. d. Menghitung prioritas dengan cara menjumlahkan elemen dari setiap perbandingan dan dibagi dari jumlah elemen yang dijumlahkan. e. Menghitung prioritas subkriteria dengan cara membagi nilai prioritas dengan nilai prioritas max dari masing masing prioritas yang ada. Menggunakan rumus simpangan baku. f. Membagi hasil diatas dengan banyak elemen yang ada, hasilnya disebut eigen value (Delta Max). g. Menghitung index konsistensi (Consistency Index) CI dengan rumus: CI = (Delta Max-n)/(n-1) Dimana: CI = Consistensy Index Delta Max = Eigen Value, N = Jumlah elemen.
Tabel 2. Perbandingan Berpasangan X
A1
A1
1
A2 A3 A4 A4
A2
A3
A4
A5
1 1 1 1
Mengisi matriks perbandingan berpasangan, menggunakan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen ke elemen lainnya dalam bentuk skala 1 sampai 9 untuk pertimbangan. Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam persoalan yang dianalisis. Sintesa, yaitu menyusun pertimbangan-pertimbangan dari perbandingan berpasangan untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap sintesa adalah (Suryadi & Ramdhani, 1998): 1) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom matriks 2) Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks 3) Menghitung harga rata-rata elemen matriks 4) Mengukur konsistensi Konsistensi merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan. Tahapan untuk mengukur konsistensi adalah sebagai berikut: a. Mengkalikan nilai kolom pertama, dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai kolom kedua dengan dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya. b. Menjumlah setiap baris.
ISSN 2302-5786
h. Menghitung rasio konsistensi (CR) dengan rumus: CR = CI/RC Dimana RC = Random Consistensy CI = Consistensy Index
3.
METODOLOGI PENELITIAN
Pengembangan SPK untuk pemilihan program studi di perguruan tinggi ini diharapkan dapat membantu calon mahasiswa untuk memilih program studi secara lebih objektif. 3.1.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan terutama melakukan kajian pustaka yang berupa jurnal, buku, dan informasi lainnya dari Internet yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Teknik pengumpulan data
JURNAL SIGMATA LPPM AMIK SIGMA
21
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
tersebut dilakukan dalam rangka membangun latar belakang dan tinjauan pustaka terutama yang berkaitan dengan AHP. Selain itu untuk mencoba perangkat lunak, diambil juga data nilai beberapa calon mahasiswa untuk dijadikan kasus uji. 3.2.
dalam membangun SPK adalah sebagai
1.
Rekayasa dan pemodelan sistem, dimana elemen sistem yang dibutuhkan pada pembangunan SPK ini adalah seperangkat komputer yang dapat mendukung bahasa pemrograman PHP serta sistem operasi Windows XP atau Windows 7 serta user yang bisa mengoperasikan SPK tersebut.
2.
Analisis kebutuhan perangkat lunak yaitu berupa deskripsi kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional (Whitten, 2005)
3.
Disain proses, menggunakan UML
4.
Implementasi, menggunakan PHP
5.
Pengujian dengan teknik blackbox.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dan Perancangan
Ada dua kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perangkat lunak (Whitten, 2005), yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional.
4.2.
Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional yang harus ada dalam sistem yang akan dibuat ini adalah sebagai berikut:
22
2.
Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Tahapan-tahapan perangkat lunak berikut:
4.1.
1.
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
4.3.
ISSN 2302-5786
Sistem yang akan diterapkan harus dapat menangani proses pengelolaan data yang berkaitan dengan pemilihan program studi bagi calon mahasiswa. Sistem yang akan diterapkan harus dapat membantu pengambilan keputusan untuk menentukan program studi menggunakan metode AHP dengan cepat dan efisien. Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan tambahan yang tidak memiliki masukan, proses, dan keluaran. Namun demikian, kebutuhan nonfungsional ini sebaiknya dipenuhi, karena akan sangat menentukan apakah sistem ini akan digunakan user atau tidak. Kebutuhan nonfungsional ini dapat dikategorikan berdasarkan PIECES framework. Kebutuhan non-functional meliputi kinerja, informasi, ekonomi, kendali sistem, efisiensi dan pelayanan (Whitten, 2005) 4.4.
Perancangan Proses
Perancangan proses menggunakan UML, terdiri dari Use Case Diagram, dan Activity Diagram. Ada dua use case diagram, yaitu untuk menentukan kemampuan minat dan bakat, aktor yang berperan disini adalah dosen. (Gambar 2).Serta use case untuk menentukan kemampuan akademik, aktornya adalah panitia seleksi (Gambar 3)
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
ISSN 2302-5786
Activity Diagram dapat dilihat pada Gambar 4.
<
>
Seleksi Mahasiswa
Sistem Web
Kelompok Penilaian( Dosen, dan Bagian Kepanitiaan
Login <<extend >>
<>
Menu Utama
Membuka Aplikasi
Dosen
Menampilkan Halaman Awal
Login
Konfirmasi Login
Pesan Login Error
tidak ya
Menampilkan Menu Pilihan
< LogOut > Gambar 2. Use Case Diagram Kemampuan Minat dan Bakat
Penyelesian Calon Mahasiswa
Halaman Penilaian Calon Mahasiswa
Input Penilaian Calon Mahasiswa
Menyimpan Data Penilaian Calon Mahasiswa
<> Seleksi Mahasiswa
Gambar 4. Activity Diagram Pemilihan Program Studi Login <>
<<extend>>
Menu Utama
4.5.
Hasil Eksekusi Program Studi
SPK
Pemilihan
Kepanitiaan
<> LogOut
Jika perangkat lunak SPK pemilihan program studi dieksekusi maka akan tampil form login yang berisi menu login, jika data yang dimasukkan benar maka SPK siap digunakan. Gambar 5 adalah tampilan untuk login.
Gambar 3. Use Case Diagram Kemampuan Akademik
Gambar 5. Form login Jika login berhasil, maka akan tampil jendela menu utama SPK (Gambar 6) Pada Gambar 6, menu Profil untuk melihat profil perguruan tinggi yang menggunakan SPK ini, menu Pengguna untuk mengakomodasi pengguna
JURNAL SIGMATA LPPM AMIK SIGMA
23
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
ISSN 2302-5786
dari SPK, tab Mahasiswa untuk mengakomodasi pemrosesan data calon mahasiswa yang akan emilih program studi, tab AHP untuk melakukan pemrosesan AHP, tab Laporan dan Grafik untuk menampilkan hasil pemrosesan.
Gambar 8. Form Pemrosesan Data Mahasiswa Untuk menyimpan data calon mahasiswa beserta nilai-nilai kriteria yang melalui menu Mahasiswa, seperti terlihat pada Gambar 8. Menu AHP untuk melakukan proses perhitungan AHP. Tampilan untuk mengisi matriks kriteria kemampuan verbal, numerik dan penalaran, seperti Gambar 9.
Gambar 6. Tampilan Menu Utama
Gambar 7. Form Pemrosesan Data Pengguna Ada tiga level pengguna SPK ini, yaitu Admin, Dosen untuk pengambilan keputusan minat dan bakat serta akademik untuk pengambilan keputusan akademik. Data pengguna dapat diproses melalui Form Pemrosesan Pengguna. Tampilan form Pengguna seperti terlihat pada Gambar 7.
24
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
Halaman matriks hasil merupakan halaman perhitungan akhir nilai masing–masing kriteria untuk perhitungan AHP, nilai ini akan disimpan kedalam database sebagai acuan untuk penentuan jurusan calon mahasiswa.
Gambar 9. Form Untuk Mengisi Kriteria Verbal, Numerik dan Penalaran
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
ISSN 2302-5786
serta implementasi dengan bahasa pemrograman PHP.
Gambar 10. Matriks Hasil Perhitungan Kriteria 4.6.
Pengujian dengan kasus uji dengan pendekatan black box menunjukkan bahwa SPK penentuan jurusan secara fungsional benar.
5.1.
KESIMPULAN DAN SARAN
3.
SPK pemilihan program studi merupakan perangkat lunak untuk membantu calon mahasiswa dalam memilih program studi berdasarkan kemampuan minat bakat yang diukur berdasarkan kemampuan numerik, kemampuan verbal dan kemampuan penalaran serta nilai akademis yang diukur berdasarkan nilai tes IPA dan IPS.
4.
Pengujian SPK pemilihan program studi bagai calon mahasiswa menggunakan kasus uji dengan teknik black box yang menunjukkan bahwa secara fungsional prototipe SPK ini berfungsi dengan benar.
5.2.
Saran
Prototipe SPK yang telah dibangun masih perlu dikembangkan lagi. Saran untuk pengembangan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih dari dua variabel selain kemampunan minat bakat serta kemampuan akademis, sikap dan nilai kehadiran. 2. Agar prototipe SPK ini dapat diaplikasikan maka perlu dilakukan pengujian alfa dan beta
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk pengembangan perangkat lunak SPK pemilihan program studi bagi calon mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pemilihan program studi dilakukan dengan metode AHP.
Pengujian SPK Penentuan Jurusan
Ada dua macam pengujian, yaitu pengujian alfa dan beta. Pengujian alfa dilakukan oleh pengembang dan pengujian beta dilakukan oleh pengguna (Pressman, 2002). Pada pembangunan SPK ini hanya dilakukan pengujian alfa. Pengujian dilakukan pada tahap implementasi dilakukan dengan kasus uji untuk menemukan kesalahan-kesalahan pada perangkat lunak dan untuk memperlihatkan fungsi-fungsi perangkat lunak bekerja sesuai dengan spesifikasi.
5.
2.
Pada penelitian ini telah dibangun prototipe perangkat lunak SPK untuk pemilihan program studi bagi calon mahasiswa dengan metode analisis fungsional dan non-fungsional, perancangan proses dengan UML
DAFTAR PUSTAKA Cantu, Marco, 2005, Mastering Delphi, Sybex. Djamarah, S. Bahri. 2008, Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kusrini, 2007, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarata.
JURNAL SIGMATA LPPM AMIK SIGMA
25
Volume 4 : Nomor : 2 Edisi : April 2016 – September 2016
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Penerbit PT Grasindo, Jakarta Noer Rohmah, 2012, Psikologi Pendidikan, Teras Yogyakarta. Pressman, Roger S., 2002, Software Engineering a Practitioner’s Approach, 4th edition, McGraw-Hill International Edition, New York. Saaty, T.L. 2001. Decision Making For Leaders. Forth edition, University of Pittsburgh, RWS Publication. Suryadi, K. dan Ramdhani, MA.1998. Sistem Pendukung Keputusan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Turban, Effraim, 2005, Decision Support and Expert Systems, McGraw-Hill. Whitten, Jefferey, and Bentley, Lonnie, D., 2005, System Analysis and Design Methods, McGraw-Hill. Wijaya, Juhana, 1988, Psikologi Bimbingan, Bandung: PT. Eresco
26
JURNAL SIGMATA | LPPM AMIK SIGMA
ISSN 2302-5786