PENERAPAN KONSEP THE IMAGE OF THE CITY PADA BANGUNAN PASAR SENEN JAKARTA
Intan Paramita, Firza Utama S., Vivien Himmayani S. Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara Jalan K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480
[email protected]
Abstract
After the fire accident in 2014, Pasar Senen area has lost its function as a trading center. In addition, the current visitor often disoriented when entering the building is due to unfavorable site arrangement. Application of "The Image of the City", Kevin Lynch namely Path, Edges, District, Nodes and Landmarks will be regulated micro concept towards Senen market area. It is expected to make Senen market becomes more comfortable to visit and will revive the current image of Pasar Senen. The research method used in this study is a qualitative research method. The building mass were divided into 8 buildings as a function of existing districts. Building mass were separated by many Paths and nodes that form a cross at the center of mass building. Landmark arrangement will be designed in the form of Jam Jaya. Given this arrangement Pasar Senen could be more attractive and convenient to visit. Keywords :Pasar Senen, Site Arrangement, Qualitative Research
Abstrak
Setelah terjadinya kebakaran pada tahun 2014, kawasan Pasar Senen sudah kehilangan fungsinya sebagai salah satu pusat perdagangan. Selain itu saat ini seringkali pengunjung kehilangan orientasi tempat pada saat memasuki bangunan ini karena penataan site yang kurang baik. Penerapan "The Image of The City", Kevin Lynch yaitu Path, Edges, District, Nodes dan Landmark akan menjadi konsep yang diatur secara mikro terhadap kawasan Pasar Senen. Hal ini diharapkan menjadikan Pasar Senen menjadi lebih nyaman untuk dikunjungi dan akan mengembalikan citra Pasar Senen seperti saat masa kejayaannya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Massa bangunan akan dibagi 8 bangunan sesuai fungsi distrik yang ada. Massa bangunan dipisahkan oleh banyak Path yang bersilangan yang membentuk nodes pada bagian tengah massa bangunan. Penempatan Landmark akan dirancang berupa Jam Jaya. Dengan adanya penataan ini Pasar Senen akan lebih menarik dan nyaman untuk dikunjungi. Kata Kunci: Pasar Senen, Penataan Site, Penelitian Kualitatif
1
PENDAHULUAN Setelah terjadinya kebakaran pada tahun 2014, kawasan Pasar Senen sudah kehilangan fungsinya sebagai salah satu pusat perdagangan. Sejak saat itu kawasan ini terlihat menjadi sangat kumuh dan tidak teratur akibat banyak pedagang yang kehilangan tempat untuk berdagang, sehingga para pedagang tersebut berpindah tempat pada sisi jalan di sekitar pasar. Pada bagian dalam bangunan sementara terasa sangat menyesakkan dengan padatnya kios dan koridor yang sangat sempit. Selain itu bangunan sementara juga hanya menggunakan penghawaan alami, tidak ada pendingin buatan. Membuat dalam bangunan sangat tidak nyaman untuk dikunjungi. Seringkali pengunjung kehilangan orientasi tempat pada saat memasuki bangunan ini karena penataan site yang kurang baik. Lahan yang begitu luas dirancang dengan banyak blok yang saling berhubungan (grid), pengguna bangunan sulit menentukan letak blok yang ingin dituju. Selain itu Managament Building hanya memaksimalkan penggunaan bangunan agar banyak kios yang dapat ditawarkan sehingga keadaan dalam bangunan sangat penuh sesak.
METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif, dimana dilakukannya pengumpulan data primer dan data sekunder yang kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah yang terbentuk sebelumnya.
HASIL DAN BAHASAN Lokasi Pasar Senen berada di Jalan Let. Jen.Suprapto-KramatBunder, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia (Gambar 1).
Gambar 1 Kawasan Pasar Senen • LuasLahan : 20.000 m2 • KDB: 60% Luas lantai dasar yang boleh di bangun : 60% x 50,000 m2 = 12.000m2 • KLB: 5 Luas total bangunan yang boleh di bangun : 5 x 20.000 m2 = 100.000 m2 • Jumlah lantai maksimum: 9 • Batas Area Lahan Timur : Jl. Stasiun Senen Barat : Jl. Pasar Senen Selatan : Jl. Keramat Bunder Utara : Terminal Senen • Peruntukan Lahan : KKT = Karya Perkantoran KPD= Karya Perdaganan (Pertokoan)
2
Path (Jalur) Jalur merupakan alur pergerakan yang secara umum digunakan oleh manusia seperti jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan sebagainya. Jalur mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki tujuan yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun) serta ada penampakan yang kuat (misalnya pohon) atau ada belokan yang jelas. Pada tapak Pasar Senen, jalur digunakan sebagai arah gerak manusia terutama dalam beorientasi dan bernavigasi dalam tapak. Sehingga dibutuhkan penataan jalur pejalan kaki yang terarah agar pengunjung mudah menemukan tempat yang dituju. Penataan jalur memanfaatkan potensi sirkulasi manusia terbesar dari sekitar tapak. Hal ini bertujuan untuk menarik masuk para pejalan kaki ke dalam tapak.
Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sirkulasi terbesar yang terjadi menuju tapak berasal dari 3 pusat transportasi umum yaitu dari stasiun Kereta Api Senen, Terminal Bus Senen dan Terminal Trans Jakarta Senen Central. Untuk sirkulasi pejalan kaki dalam tapak pengguna bangunan akan diarahkan untuk bernavigasi pada arah yang mudah dikenali. Pada kawasan Pasar Senen terdapat Monumen Senen, Jam Jaya dan Monumen Nasional yang dapat dijadikan acuan dalam bernavigasi para pejalan kaki. Bila ditarik garis pada titik tersebut maka dan dirancang sebagai jalur pejalan kaki dalam tapak, maka para pengguna bangunan tidak akan kehilangan arah untuk keluar atau masuk dalam tapak. Signage dalam tapak juga dapat menunjang arah pada titik-titik tersebut (Gambar 2).
Gambar 2 Sirkulasi Pejalan Kaki Terbesar pada Sekitar Tapak Konfigurasi jalur sirkulasi yang akan digunakan dalam penataan tapak adalah pola radial atau memusat. Pusat dari pola radial tersebut adalah Ruang komunal yang akan digunakan untuk pusat kue subuh pada dini hari, dan pada pagi hari ruang komunal dapat disewakan sebagai tempat kegiatan hiburan dalam pasar. Pengunjung dapat bernavigasi dalam tapak dengan berorientasi ke ruang komunal sebagai pusat tapak. Jalur masuk dan keluar akan diarahkan pada pusat sirkulasi pejalan kaki terbesar diluar tapak dan memusat ke ruang komunal.
Analisa Sirkulasi Kendaraan Yang harus dipertimbangkan selain jalur pejalan kaki adalah jalur sirkulasi kendaraan pribadi ataupun kendaraan loading barang. Masing-masing kendaraan memiliki kebutuhan lahan yang berbeda, selain itu juga kendaraan loading barang harus memiliki jalur tersendiri yang memudahkan penggunananya dalam pendistribusian kebutuhan barang jualan. Pada kawasan Pasar Senen terdapat beberapa jalur jalan yang dapat dilalui untuk menuju ke tapak. Jalur tersebut berasal dari daerah Kebon Sirih dan sebaliknya dari arah Cempaka Baru yang melintas di Jalan Kramat Bunder. Selain itu jalur yang berasal dari daerah Gunung Sahari dan dari daerah matraman yang melintas pada Jalan Pasar Senen. Jalur berikutnya adalah dari daerah kemayoran yang melalui Jalan stasiun Senen. Sehingga terdapat persimpangan jalan yang cukup padat pada Jalan Keramat Bunder, sisi selatan tapak Pasar Senen (Gambar 3).
3
Gambar 3 Sirkulasi kendaraan Setiap jalan di sekitar tapak Pasar Senen harus dimanfaatkan keberadaannya karena memiliki potensi yang baik untuk menarik pengunjung yang memiliki kendaraan pribadi masuk ke dalam tapak dengan mudah. Pintu masuk dan keluar utama akan dirancang pada sisi Selatan tapak di Jalan Keramat Bunder. Pada sisi timur Timur dan Barat tapak akan dirancang Pintu masuk penunjang bagi pengguna kendaraan yang melalui Jalan Sekunder. Pada sisi utara tapak berbatan langsung dengan sisi belakang bangunan Blok IV dan V akan dirancang sebagai parkir kendaraan loading yang juga memiliki pintu masuk dan keluar Barat dan Timur (Gambar 4).
Gambar 4 Hasil Analisa Pintu Masuk Kendaraan Pribadi dan Loading Dock
4
Edge (Batas) Batas merupakan pengakhiran dari sebuah kawasan atau batasan sebuah kawasan dengan yang lainnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas membagi atau menyatukan (Gambar 5).
Tapak
Gambar 5 Batas Wilayah Tapak pasar berbatasan langsung dengan beberapa jalan yaitu pada sisi timur tapak berbatasan langsung dengan Jalan Stasiun Senen, sebelah barat tapak berbatasan dengan Jalan Senen Raya, sebelah selatan tapak berbatasan dengan Jalan Keramat Bunder, sedangkan pada uatara tapak berbatasan dengan bangunan Pasar Senen Blok IV dan Blok V. Pengunjung akan bersirkulasi keluar dan masuk melalui beberapa jalan yang dilaluinya disekitar tapak dan mengingat bangunan disekitar tapak untuk memudahkan mereka bernavigasi dalam tapak.
Analisa View Tapak Pasar Senen ini dikelilingi oleh bangunan pertokoan modern, hotel, sekolah, perkantoran. Pada sisi barat daya terdapat flyover Senen pada titik tertinggi dengan view terbaik. Pengguna kendaaraan bermotor serta pejalan kaki dapat melihat dengan jelas tapak Pasar Senen dan sekitarnya dari titik ini. Selain itu di sekitar tapak terdapat perempatan dengan massa kendaraan terbesar di Jalan Keramat Bunder dari titik ini juga salah satu view terbaik dengan orientasi masuk ke dalam tapak. Pada sisi barat terdapat Mall Atrium Senen yang bersebrangan dengan tapak, bangunan mall ini dapat dimanfaatkan sebagai orientasi view keluar tapak, akan tetapi bukan titik terbaik untuk menjadi orientasi view masuk tapak , begitupula bangunan perkantoran dan sekolah di sisi timur tapak (Gambar 6).
Gambar 6 Analisa View View terbaik akan dimanfaatkan dengan orientasi bangunan yang mengarah ke titik tersebut, sehingga pengguna jalan dapat berorientasi masuk ke dalam tapak. Selain itu image bangunan dalam pasar akan terlihat dengan kuat di titik-titik view terbaik. Pengunjung akan lebih mudah berorientasi dengan mengingat bangunan disekitarnya, melalui jalan yang digunakan saat masuk ke tapak, dan bangunan apa yang pertama kali dilihatnya saat memasuki tapak. Selain itu pengunjung. Hal ini
5
berhubungan dengan bagaimana pengunjung dapat bernavigasi keluar dan masuk tapak dengan melihat keadaan sekitar, selain itu juga bangunan akan didesain sesuai jenis barang yang dijualnya yang berhubungan langsung dengan bangunan disekitarnya.
Landmark (Tetenger) Tetenger adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengenali suatu daerah. Jam Jaya memiliki letak yang strategis berada pada sisi depan tapak terhadap jalan utamanya yaitu Jalan Keramat Bunder dengan massa kendaraan bermotor terbesar di sekitar tapak (Gambar 7).
Gambar 7 Jam Jaya milik Jaya Properti Selain itu juga terdapat Monumen Senen yang keberadaannya tidak diangkat karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar akan adanya monumen tersebut. Sehingga kedua tempat ini akan dijadikan titik orientasi diluar tapak, sebagai pusat keluar dan masuknya pengunjung. Hal ini memudahkan pengunjung untuk menentukan arah saat bernavigasi (Gambar 8).
Gambar 8 Monumen Senen
District (Kawasan) Kawasan dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun eksterior. Kawasan menpunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain. Untuk mempertegas penataan fungsi barang yang akan dijual, dibutuhkan pemisah kawasan yang jelas. Hal ini bertujuan memudahkan pengunjung untuk bernavigasi mencari tempat/kios yang akan dituju.
6
Zoning Pasar Tarikan garis ini membelah tapak menjadi 2 bagian yang akan ditentukan sebagai zoning tapak yaitu pasar kering dan basah. Kedua zoning tersebut harus dipisahkan, hal ini berpengaruh pada kebersihan Pasar. Pasar basah meliputi dagangan berupa kebutuhan pangan berupa daging sapi, daging ayam, makanan laut, sayuran dan bumbu dapur. Sedangkan pada pasar kering meliputi barang dagangan berupa kebutuhan sandang serta kebutuhan perkantoran ataupun sekolah. Pasar Senen sebagai pusat perdagangan memfokuskan perdagangan pada barang kebutuhan sehari-hari yang bersifat kering. Seperti alat elektronik, alat rumah tangga, alat tulis kantor, seragam sekolah dan barang fashion lainnya. Sehingga keutuhan Pasar kering butuh lahan yang lebih besar pada tapak, sehingga pasar kering akan diletakkan pada muka tapak yang berada di jalan utam Jalan Keramat Bunder dan pada sisi barat yang berhadapan langsung dengan Mall Atrium Senen. Hal ini bertujuan untuk menarik pengunjung yang melalui jalan-jalan utama tersebut (Gambar 9).
Gambar 10 Pasar Kering dan Pasar Basah Seperti yang telah dijelaskan bahwa Jam Jaya sudah dibangun sejak tahun 1970 awal Blok I dan II. Jam Jaya Sering dijadikan titik berkumpul karena letaknya yang strategis, berada dekat dengan jalan utama. Akan tetapi sejak Pasar Senen dipasang pagar mengelilinginya, Jam Jaya seakan jauh dari sekitarnya karena akses dari luar tapak ditutup oleh pagar tersebut. Sehingga jam jaya menjadi titik pusat orientasi diluar tapak. Dari setiap titik-titik sirkulasi pejalan kaki di luar tapak, ditarik garis yang juga membentuk jalur pejalan kaki di dalam tapak. Sehingga pejalan kaki memiliki orientasi yang jelas di dalam tapak terhadap luar tapak (Gambar 10).
Gambar 10 Garis Imaginer Pembagi Jalur dari Titik-Titik Acuan
7
Distrik akan dibagi menjadi 4, yaitu pada pasar basah akan dibagi 2 distrik yaitu Pasar Sayur dan Pasar Daging. Pada pasar kering akan dibagi 2 distrik yaitu sebagai Pusat Alat Tulis Kantor (ATK) dan Pusat Fashion. Hal ini bertujuan untuk memudahan para pengguna banguan menentukan tujuan (wayfinding). Letak distrik akan diletakkan sesuai tapak disekitarnya. Pusat Fashion akan diletakkan di sisi barat berhadapan dengan Mall Atrium Senen. Mall Atrium menjual barang-barang fashion yang harga jualnya lebih mahal jika dibandingkan Pasar Senen. Hal ini dikarenakan sewa gedung dalam Mall Atrium Senen ini cukup mahal berhubungan dengan tempat yang besar dan lebih nyaman karena menggunakan penghawaan buatan yang lebih dingin, sehingga para penjual perlua menaikkan harga barang dagangannya. Dengan diletakkannya Pusat Fashion berada disebrang jalan Mall Atrium, para pelancong akan lebih mudah mengenali Pasar Senen dengan barang fashion yang lebih murah dan menarik untuk dikunjungi. Kios yang lebih banyak dan barang fashion lebih beragam. Pusat Alat Tulis Kantor (ATK) diletakkan di sisi timur berkaitan dengan lingkungan sekitar yaitu Sekolah, Perkantoran dan Perumahan. Hal ini bertujuan memudahkan para pelajar, pegawai, dan masyarakat sekitar mendapatkan kebutuhan barangnya tanpa harus melintas terlalu jauh dalam tapak. Pasar Daging dan Sayur diletakkan pada sisi utara yaitu sisi belakang tapak karena pada sisi belakang tapak terdapat perumahan warga yang cukup luas, dan memudahkan mereka berbelanja kebutuhan dapur. Selain itu Pasar Sayur dan Pasar daging kurang dapat menjual image dan kurang menarik jika diletakkan dimuka bangunan. Selain itu Pasar Basah memerlukan sirkulasi kendaraan loading dock yang berada di belakang bangunan. Tempat pemotongan dagingpun harus jauh lebih dari 20 meter dengan kegiatan perdagangan (Gambar 11).
Gambar 11 Pembagian Distrik Pasar Pada bangunan-bangunan yang mengarah ke dalam tapak terutama pada jalur (Path) akan di desain dengan kaca yang dapat menampilkan barang-barang dagangannya sesuai distriknya. Seperti pada distrik fashion para pedagang dapat menampilkan barang yang dijualnya di sisi fasade agar para pejalan kaki yang melaluinya dapat melihat barang yang dijualnya. Selain itu juga hal ini dapat menguatkan image pada suatu distrik. Para pejalan kaki dalam tapak akan lebih mudah merasakan experience distrik di setiap jalurnya.
Node Setelah penentuan Landmark, pembagian Edge, Path, District sesuai tarikan garis perletakkan zoning, tercipta titik pusat pada tapak yang menjadi pusat para pengguna bangunan dalam berorientasi atau sebagai Node pada tapak. Pada Node ini para pengguna bangunan akan dapat dengan mudah melihat ke segalah arah, selain itu para pengguna bangunan dapat menentukan jalurnya untuk menuju distrik yang dituju ataupun menuju titik kumpul serta menuju titik-titik pusat transportasi yang akan dituju. Para pengunjung juga akan lebih mudah berorientasi kepada sumbu-sumbu diluar bangunan seperti menuju Monumen Senen, Monumen Nasional dan Jam Jaya.
8
Program Ruang Berikut adalah program ruang berupa luasan yang akan dirancang dalam bangunan.
Tabel 1 Program Ruang NAMA RUANGAN
JENIS RUANG
SATUAN LUAS
BANYAK RUANG
SUMBER
TOTAL LUAS
Kios Fashion
Public
2m x 1.5m = 3m²
1000
Data Arsitek
3000m²
Kios ATK
Public
2m x 1.5m = 3m²
1000
Data Arsitek
3000m²
KiosDaging
Public
1.5m x 1.5m = 2.25m²
150
Data Arsitek
337.5m²
KiosIkan
Public
1.5m x 1.5m = 2.25m²
150
Data Survey
337.5m²
KiosAyam
Public
1.5m x 1.5m = 2.25m²
150
Data Arsitek
337.5m²
KiosSayur
Public
1.5m x 1.5m = 2.25m²
200
Data Arsitek
337.5m²
KiosKueSubuh
Public
1.2m x 5m = 6m²
750
Data Arsitek
4500m²
Ruang Kantor
Public
4m x 5.5m = 22m²
1
Data Arsitek
22m²
Food Court
Public
2m x 1.5m = 3m²
250
Data Survey
750m²
ATM Center
Public
2m x 4m = 8m²
1
Data Survey
8m²
Los Kaki Lima
Public
1.5m x 1.5m = 2.25m²
200
Data Survey
450m²
Saleable Area
13080m²
Parkir Mobil
Semi Private
2.5m x 5m = 12.5m²
130
DISHUB
325m²
Parkir Motor
Semi Private
0.75 x 2m = 1.5m²
130
DISHUB
195m²
Toilet Umum
Private
1.25m x 2m = 2.5m²
180
Pribadi
250m²
Janitor Umum
Private
1.5m x 1m = 1.5m²
90
Data Arsitek
135m²
Loading Dock
Private
3.5 x 12.5 = 42.5m²
20
Data Survey
850m²
9
NAMA RUANGAN
JENIS RUANG
SATUAN LUAS
BANYAK RUANG
SUMBER
TOTAL LUAS
Gudang
Private
12m x 14m = 168m²
1
RuangLoker
Private
4m x 4.5m = 18m²
1
Data Arsitek
18m²
PosSatpam
Private
2m x 2m = 4m²
8
Pribadi
16m²
PosParkir
Semi Private
4m x 4m = 16m²
10
Drop Off
Public
3.2m x 5m =16m²
4
Data Arsitek
64m²
Halte
Public
7m x 2m = 14m²
3
Pribadi
42m²
TPS
Private
8m x 6m = 48m²
1
Data Survey
48m²
Ruang PLN
Private
4m x 3m = 12m²
1
Data Survey
12m²
RuangTrafo
Private
4m x 2m = 8m²
1
Data Survey
8m²
RuangGenset
Private
6m x 4m = 24m²
1
Data Survey
24m²
Ruang Pompa
Private
4m x 2m = 8m²
1
Data Survey
8m²
TempatPemotongan
Private
25m x 10m = 250m²
1
DirjenKes
250m²
TOTAL
15653m²
SIRKULASI 40%
21914,2 m²
168m²
160m²
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kesimpulan pada permasalahan yang terjadi pada Pasar Senen adalah bahwa disorientasi yang ada pada kawasan pasar disebabkan karena kurangnya penataan site yang kurang baik. Dengan site yang cukup luas yang ada sangat tidak cocok apabila antar blok saling berhubungan, sehingga butuh pemisahan antar blok dan pemisahan fungsi bangunan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna bangunan memnetuka pilihan tempat tujuan dengan mudah. Selain itu keadaan Pasar Senen yang sudah tidak terawat selama kurang lebih 30 tahun menjadikan bangunan ini terasa tidak nyaman, kurangnya pemeliharaan bangunan menjadikan Pasar Senen kehilangan daya tarik pengunjung dibandingkan bangunan pusat perdagangan lainnya disekitar kawasan Pasar Senen. Penggunaan konsep "The Image of The City" adalah acuan yang baik untuk menata kawasa kota, selain itu juga sangat baik apabila diaplikasikan pada tapak untuk mengatur orientasi bangunan dari 5 sisi elemen
10
yaitu Path, Edges, Nodes, District dan Landmark. Dengan konsep ini menjadikan tapak Pasar Senen lebih teratur dan nyaman untuk dikunjungi (Gambar 12).
Gambar 12 Rencana Site Plan Perlu diketahui bahwa perubahan zaman akan terjadi setiap saat. Image pasar tradisional harus dapat menyeimbangkan keberadaan pasar modern. Desain Pasar Senen ini akan memfasilitasi para pedagang kaki lima dengan lebih baik selain itu akan dilengkapi fasilitas gedung-gedung pasar modern. Sehingga para pengunjung akan mendapat banyak pilihan untuk berbelanja tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menyesuaikan pilihannya. Pasar ini akan meningkatkan pengunjung tidak hanya orang yang berkebutuhan untuk berbelanja saja, akan tetapi dapat menjadi tempat berkumpul masyarakat sekitar.
Saran Pasar Senen adalah suatu pusat perdagangan yang potensial dilihat dari berbagai sisi seperti letak kawasan yang sangat strategis dilihat di pusat kota, memiliki banyak aksesibilitas transportasi umum disekitar tapak. Pasar Senen juga ramai dilalui masyarakat Jakarta Pusat. Maka itu perlunya penataan ulang tapak pasar yang penting untuk menarik minat pengunjung untuk datang dan merasa nyaman di dalamnya. Kebutuhan masyarakat kawasan Senen untuk berkumpul juga butuh difasilitasi. Pasar tradisional harus ditatat ulang dan memiliki konsep agar dapat mengikuti perkembangan jaman, dan harus dapat bersaing dengan lingkungan sekitarnya.
REFERENSI Ali Zangiabadi. ( 2012 ). Strategic Planninng To Redevelop The Iranian Traditional Markets ( A Case Study : Tabriz Traditional Market ). Journal of Architecture, 13-26. Ekomadyo, Dr. A.S, S.T., M.T. (2012). Pengembangan Rancangan Revitalisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Sosio-Kultural Kota. RisetDan Inovasi Kelompok Keahlian ITB, diakses 02 Maret 2014 dari http://www.lppm.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/Agus-S-Ekomadyo.pdf. Francis OnyechiUzuegbunam. ( 2012 ). Sustainable Development for Traditional Market-Place in South Eastern Nigeria: A Case Study of Nkwo-Ozuluogu Market OraifiteAnambra State Nigeria. Journal of Environmental Management and Safety, 3 (1), 139-158. Uzuegbunam, F.O. (2012). Sustainable Development for Traditional market-Places in South Eastern Nigeria: A Case Study of Nkwo-Ozuluogu Market Oraifite Anambra State Nigeria. Journal of Environmental Management and SafetyVol. 3(1); 139-158, diakses 02 Maret 2014 dari file:///C:/Users/Agnesya/Downloads/UzuegbunamSUSTAINABLE%20DEVELOPMENT%20FOR%20TRADITIONAL%20MARKET%20PLACES% 20IN%20SOUTH%20EASTERN%20NIGERIA.pdf.
11
RIWAYAT PENULIS Intan Paramita lahir di kota Jakarta pada 5 Mei 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada 2015.
12