121
Vol.2/No.2, Desember 2014, hlm 121-128 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
PENERAPAN KONSEP LIBRARY CAFE DI THE READING ROOM JAKARTA Ghafeera Safiyya1, Rohanda2, Nuning Kurniasih3 Gagas Media, 2,3Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran 1
[email protected],
[email protected],
[email protected] 1
ABSTRACT - This research is about to understanding the role of a library concept “The Reading Room”. The primary purpose of this research is to determine the extend to which room comfort, cafeteria, facility, and book collection play a significant role to enchance one’s motivation to read. The chosen method to carry out this research is using a survey method of variable list that we have chosen to be an important factor. In addition, the data collection method we have chosen consist of two sources. The primary data is taken from a survey with 60 people of respondent, and the secondary data is obtained by conducting interview with the owners and managers of the location itself, fields observation and library research. From the result of this research, we can confidently conclude that room comfort, cafeteria, facility and book collection have proven to be a good factor to which support the interesting of people to read.
PENDAHULUAN
Keyword: Library, Library Cafe, Reading Interests.
(14/2/2009) dari total responden yang dicuplik
ABSTRAK - Penelitian ini mengenai peran penerapan konsep library cafe di The Reading Room dalam menunjang minat baca. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan kenyamanan ruang, fasilitas, layanan kafetaria, dan koleksi yang tersedia di The Reading Room dalam menunjang minat baca. Metode penelitian yang digunakan adalah survei yang dimaksudkan untuk menggambarkan atau memaparkan variabel-variabel yang menjadi objek penelitian. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu data primer yang diperoleh melalui angket dengan jumlah responden 60 orang, dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara dengan pemilik serta pengelola The Reading Room, observasi di lapangan, serta studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengunjung The Reading Room menilai kenyamanan ruang, fasilitas, kafetaria, dan koleksi yang tersedia di library cafe The Reading Room sudah cukup baik dalam menunjang minat baca. Kata kunci: Perpustakaan, Perpustakaan Kafe, Minat Baca.
Sejatinya perpustakaan merupakan sebuah tempat yang menyediakan segala macam informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan juga menjadi tempat yang menyenangkan bagi mereka yang gemar membaca. Namun, berdasarkan fenomena yang terlihat saat ini terdapat golongan anak muda yang konsumtif dengan mengisi waktu luangnya seperti pergi ke mall atau nongkrong dari pada datang ke perpustakaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Berdasarkan hasil jejak pendapat tentang minat baca yang pernah dilakukan Kompas
secara sistematis di beberapa kota besar seperti Kota Semarang, Solo, Purwokerto, dan Tegal: 75,5 persen mengaku tidak pernah berkunjung ke perpustakaan dalam sebulan terakhir (Fatmawati 2010, i). Upaya
kreatif
penggabungan
konsep
perpustakaan dan cafe bertujuan untuk tetap mengeksiskan
perpustakaan
di
tengah-tengah
masyarakat. Selain membangun sebuah citra baru perpustakaan, konsep perpustakaan dengan kafe ini diharapkan
mampu
menunjang
masyarakat
mendapatkan komposisi yang seimbang antara hiburan dan edukasi. Saat ini sudah ada beberapa library cafe di kota Jakarta dan Bandung diantaranya yaitu ZOE Cafe & Library, Kineruku, Potluck Coffee Bar & Library, Comic Cafe, dan The Reading Room.
ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP
122
Ghafeera, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
The Reading Room “Books Lounge and Screening” merupakan salah satu library cafe yang
KTP atau identitas lainnya selama membaca di Reading Room.
bertempat di daerah Kemang, Jakarta Selatan.
Reading Room dengan konsep library cafe
Reading Room yang telah dibuat sejak tahun 2011
menciptakan suasana baru perpustakaan yang lebih
ini dibangun oleh Richard Oh, seorang penulis
fleksibel dan santai. Menjangkau masyarakat
novel, filmmaker, dan owner toko buku Quality
sebanyak-banyaknya
Buyer di tahun 1999-2006. Mengusung konsep
buku-buku secara gratis. Menghadirkan sebuah
library cafe, Reading Room menyajikan sebuah
tempat yang nyaman untuk membaca, untuk
tempat dimana pengunjung yang datang bisa
mengeksplor buku bacaan hiburan dan ilmiah, atau
membaca buku, mencari bahan research, ataupun
hanya sekedar untuk saling bertukar pikiran dengan
hanya sekedar saling bertukar pikiran. Dilengkapi
rekan kita. Dibangunnya Reading Room ini
dengan desain interior modern dan ruangan yang
diharapkan masyarakat dapat menikmati nuansa
bersih memberikan suasana yang nyaman untuk
baru
membaca. Suhu ruangan yang sejuk, dinding
membaca buku di perpustakaan. Dari mulai
berwarna hijau dan kuning memberikan kesan yang
menggemari membaca buku ringan atau fiksi, akan
cerah dan fresh berada di Reading Room. Dipenuhi
menjadi gerbang untuk mengembangkan minat
dengan rak buku kayu tinggi yang memenuhi
baca.
perpustakaan
untuk
dan
dapat
menikmati
menunjang
kegiatan
dinding dan ruangan menjadikan tempat ini sangat dijiwai oleh buku.
TINJAUAN PUSTAKA
Koleksi yang dimiliki Reading Room mencapai
Melihat kondisi harga buku yang tidak murah
3000 buku, berasal dari koleksi pribadi Bapak
dan tidak semua kalangan dapat mengakses e-book,
Richard Oh dan buku-buku sisa dari gerai toko
seharusnya
buku Quality Buyer. Koleksi buku yang ditawarkan
perpustakaan umum untuk mendapatakan buku
Reading Room merupakan buku-buku lokal dan
dengan mudah. Rendahnya intensitas masyarakat
import, didominasi oleh novel dan buku fiksi yang
mengunjungi
unik dan jarang kita temui di toko buku. Untuk
kurangnya pula minat membaca di perpustakaan.
koleksi buku ilmiah diletakkan pada satu rak
“Dari
masyarakat
bisa
perpustakaan beberapa
memanfaatkan
menjadi
temuan
di
takaran lapangan,
khusus yang dinamakan “Private Collection”,
keengganan datang ke pepustakaan ternyata lebih
menawarkan buku-buku yang lebih bervariasi,
banyak disebabkan oleh kurang menariknya
mulai dari filsafat, sejarah, sastra, puisi, biografi,
perpustakaan, sikap pustakawan yang kurang
dan natural scince. Buku-buku yang ditawarkan
bersahabat, dan fasilitas serta koleksi yang
Reading Room dapat kita baca gratis, tetapi tidak
terbatas”
untuk dibawa pulang atau dipinjamkan. Untuk
pengelolaan dan pengembangan yang maksimal
meminjam koleksi “Private Collection” ada sistem
membuat perpustakaan kurang menarik perhatian
peminjaman tersendiri, yaitu dengan menitipkan
masyarakat. Sebuah perpustakaan seharusnya turut
(Fatmawati
2010,
ii).
Kurangnya
aktif dalam mengembangkan inovasi-inovasi baru. ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP
123
Vol.2/No.2, Desember 2014, hlm 121-128 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Kini
saatnya
perpustakaan
mengubah Sugiyono (2011, 6) mengungkapkan bahwa metode
konsep yang terkesan scientific (ilmiah) ke konsep survei digunakan untuk mendapatkan data dari yang lebih menonjolkan kesan rekreatif atau tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti hiburan untuk bisa menumbuhkan rasa senang bagi melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, pengunjungnya. “Konsep perpustakaan rekreatif misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, maksudnya bahwa orang ke perpustakaan tidak wawancara terstruktur dan sebagainya. hanya untuk mencari buku kemudian meminjam lalu mengembalikan, namun juga bisa datang ke HASIL DAN PEMBAHASAN perpustakaan untuk sekedar melepaskan penat” 1. Peran Kenyamanan Ruang (Fatmawati 2010, 19). Sebagai pustakawan yang Tabel 1 profesional, paling tidak harus mampu memberikan Kategori Kenyamanan Ruang gebrakan baru untuk perpustakaan dan taman
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
bacaan yang modern agar masyarakat menyukai
1
Rendah
0
0
kegiatan membaca di perpustakaan.
2
Sedang
12
20
3
Tinggi
48
80
60
100
Library
cafe
atau
perpustakaan
kafe
merupakan salah satu inovasi perpustakaan yang
Total
telah hadir beberapa tahun belakangan ini. Konsep Sumber: Pengolahan data 2015 libarary cafe adalah perpustakaan yang sangat Tabel 1 memperlihatkan konsep library café fleksibel dan didesain sesantai mungkin dengan dilihat dari subvariabel kenyamanan ruang (X1). kombinasi cafe di dalamnya (Maulana, 2015). Pada tabel diketahui bahwa hampir seluruhnya Dengan menggabungkan kedua konsep (80%) dari responden memberikan respon tersebut dapat menarik perhatian masyarakat untuk jawaban tinggi sebanyak 48 orang. Sedangkan berkunjung ke perpustakaan. sebagian kecil (20%) dari responden memberikan Selain didirikan untuk profit oriented dengan respon jawaban sedang sebanyak 12 orang, dari menjual produk makanan dan minuman, yang jumlah keseluruhan 60 orang responden penelitian. menjadi tujuan utama penggabungan dua konsep ini Kenyamanan sebuah perpustakaan dapat ialah
untuk
ikut
membantu
mencerdaskan diukur dari berbagai aspek yang dimiliki oleh kehidupan bangsa dengan membaca (Maulana, perpustakaan tersebut, apakah fasilitas, sumber 2015).
daya manusia ataukah ketersediaan koleksi yang dimilikinya. Perpustakaan modern masa kini
METODE PENELITIAN
tentunya harus memenuhi kriteria tersebut agar
Metode penelitian yang digunakan dalam dapat disebut sebagai sebuah perpustakaan yang penelitian ini adalah metode survai. Metode yang nyaman, selain itu juga perpustakaan masa kini digunakan
untuk
mendeskripsikan
mengenai harus memiliki keunikan tersendiri yang berfungsi bagaimana peranan konsep library cafe dalam sebagai daya tarik. Daya tarik sebuah perpustakaan menunjang minat membaca melalui data. Menurut ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP
124
Ghafeera, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
masa kini bukan hanya dari ketersediaan jumlah dari responden memberikan respon jawaban tinggi koleksi yang dimilikinya, tetapi juga dari tampilan sebanyak 43 orang. Sedangkan hampir setengahnya dan berbagai hal yang dimiliki untuk ditawarkan (28,3%) pada para pemustakanya.
dari
responden
memberikan
respon
jawaban sedang sebanyak 17 orang, dari jumlah
Berdasarkan data mengenai kenyamanan ruang keseluruhan 60 orang responden penelitian. pada Reading Room ruangan terdapat pada kategori
Fasilitassebuah perpustakaan tentunya harus
tinggi. Diperoleh dari hasil responden 62% sangat
diperhatikan,
karena
tidak
menyatakan setuju mengenai kesejukan udara, 56% ketersediaan koeksi yang menjadi
daya
responden menyatakan setuju mengenai kebersihan sebuah perpustakaan. Ketersediaan ruangan, mengenai
61%
responen
kenyamanan
menyatakan ruangan,
dan
hanya tarik berbagai
setuju fasilitas yang memadai tentunya akan sangat 56% membantu
para
pengguna perpustakaan
responden menyatakan setuju bahwa pemutaran dalam melakukan beragam kegiatannya ketika musik diruangan tidak mengganggu kenyamanan. berada dalam sebuah perpustakaan. Artinya mayoritas responden merasa nyaman untuk
Sudah
lumrah
berada di Reading Room terlepas dari kegiatan apa perpustakaan
rasanya pada
dilengkapi dengan pengtur suhu
saja yang menjadi tujuannya. Kenyamanan ruangan ruangan seperti AC atau kipas Reading Room diukur dari kesejukan udara, sampai tersedianya kebersihan,
ketenangan,
kenyamanan
sebuah
angin,
koneksi internet
bahkan nirkabel
dan (Wi-fi). Fasilitas yang dapat menunjang berbagai
keberadaan pemutaran musik pada ruangan. Sebuah
kegiatan pengunjung perpustakaan inilah yang
tempat atau ruangan yang dapat memberikan akan membuat pemustaka merasakan
nyaman
kenyamanan bagi seseorang tentunya akan dapat atau tidak. Menurut Maulana (2010) dari keempat memberikan sebuah inspirasi atau sebuah ide elemen library café tentunya fasilitas menjadi salah gagasan baru yang segar.
satu
2. Peranan Fasilitas
perpusakaan:
Tabel 2
hal
yang
dapat
menunjang
kegiatan
Jadikan library cafe yang dikelola memiliki
Kategori Fasilitas
fasilitas yang lengkap. Perhatikan hal-hal detail
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
yang sering terlupakan tetapi penting, seperti
1
Rendah
0
0
tersedianya terminal listrik yang cukup bagi
2
Sedang
17
28,3
pengunjung yang ingin mengisi ulang baterai
3
Tinggi
43
71,7
gadget-nya. Tidak ada salahnya jika dilengkapi
60
100
dengan koneksi internet nirkabel (Wi-fi), karena
Total
Sumber: Pengolahan data 2015
dapat menunjang kebutuhan pengunjung yang
Tabel 2 memperlihatkan konsep library cafe datang untuk mengerjakan tugas. Berdasarkan data mengenai fasilitas yang dilihat dari subvariabel fasilitas (X2). Pada tabel diketahui bahwa lebih dari setengahnya (71,7%) tersedia di Reading Room, terdapat pada kategori tinggi. Diperoleh dari hasil responden sebanyak ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP
125
Vol.2/No.2, Desember 2014, hlm 121-128 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
48% menyatakan setuju mengenai kelengkapan jawaban sedang sebanyak 23 orang, dari jumlah fasilitas,
60%
mengenai
responden
kualitas
menyatakan
menyatakan
fasilitas,
setuju
63%
mengenai
setuju keseluruhan 60 orang responden penelitian.
responden
Kafetaria pada perpustakaan sebenarnya sudah
keterjangkauan banyak diaplikasikan baik pada perpustakaan
fasilitas, dan 58% responden menyatakan setuju konfensional maupun perpustakaan modern masa bahwa fasilitas tertata dengan rapih. Artinya kini. Kehadiran perpustakaan dengan konsep kafe mayoritas responden merasa fasilitas yang tersedia ini tentunya jauh dari image menyeramkan, di Reading Room dapat menunjang berbagai monoton dan menyeramkan. Seperti yang kita kegiatan mereka terlepas dari tujuan kunjungan ke ketahui bahwa kafe adalah sebuah tempat yang perpustakaan yang mengusung konsep library cafe biasanya digunakan untuk bersantai dengan suasana ini. Fasilitas yang disediakan Reading Room diukur nyaman yang jarang diperoleh di rumah tinggal dari kelengkapan, keterawatan, keterjangkauan, pribadi, dengan ditemani alunan music atau kerapihan dan keteraturan serta kenyamanan yang bercanda dengan rekan-rean sejawat. Sedangkan diberikan.
Perpustakaan
dengan
kepemilikan perpustakaan merupakan sebuah tempat yang
fasilitas yang dapat dibilang lengkap dan memadai menyimppan berbagai ilmu yang dikemas dalam tentunya akan memberikan rasa nyaman secara sebuah buku yang tertata rapi dan sesuai aturan. otomatis pada para pengunjungnya, hal ini tentunya Bila digabungkan maka akan menjadi sebuah harus sangat diperhatikan walaupun ini merupakan tempat yang menyenangkan, tempat membaca buku hal kecil yang terkadang terlewatkan.
yang dapat membuat kita santai dengan suasana
3. Peranan Kafetaria
yang diberikan.
Tabel 3
Dalam
Kategori Kafetaria
pengelolaannya
terdapat
beberapa
sistem dan kebijakan pada perpustakaan yang
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
mengusung
1
Rendah
0
0
Mempebolehkan pengguna makan dan minum di
2
Sedang
23
38,3
perpustakaan, 2) Jam operasional yang lebih lama,
3
Tinggi
37
61,7
3) Layanan terbuka, artinya pengunjung dapat
60
100
memilih sendiri buku-buku atau koleksi lainnya
Total
yang Tabel
3 memperlihatkan konsep
library
telah
konsep
disediakan,
library
4)
cafe:
Biasanya
1)
juga
menyediakan koleksi-koleksi yang dijual untuk
cafe dilihat dari subvariabel ketersediaan kafetaria pengguna, 5) Menyediakan layanan audiovisual (X3). Pada tabel diketahui bahwa lebih dari seperti televisi, pemutaran film, musik, dan lain setengahnya (61,7%) memberikan respon 37
dari jawaban
responden sebagainya. Berdasarkan data mengenai kefetaria yang tinggi sebanyak
hampir setengahnya dimiliki Reading Room, terdapat pada kategori (38,3%) dari responden memberikan respon tinggi. Diperoleh dari hasil responden sebanyak orang.
Sedangkan
ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP
126
Ghafeera, dkk.
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
48% menyatakan setuju mengenai keberagaman tabel diketahui bahwa lebih dari setengahnya menu, 50% responden menyatakan setuju mengenai (68,3%) dari kesesuaian
selera
makanan,
41%
responden
memberikan respon
responden jawaban sedang sebanyak 41 orang. Sedangkan
menyatakan setuju mengenai kelezatan citarasa hampir
setengahnya
(30%)
dari
responden
makanan, 58% responden menyatakan setuju bahwa memberikan respon jawaban tinggi sebanyak 18 penyajian makanan cepat disajikan, dan 53% orang, dan sebagian kecil (1,7%) dari responden menyatakan setuju bahwa kafetaria menjadi daya memberikan respon jawaban rendah sebanyak 1 tarik dari Reading Room. Artinya mayoritas orang, dari jumlah keseluruhan 60 orang responden responden menyatakan bahwa mereka puas dengan penelitian. menu yang dimiliki oleh kafe yang terdapat di
Koleksi perpustakaan adalah semua informasi
Reading Room. Kafetaria Reading Room diukur dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau dari
keberagaman
menu,
kesesuaian
selera, karya
rekam
dalam
berbagai
media
yang
kelezatan rasa, kecepatan penyajian, dan kehadiran mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, kefe yang menjadi daya tarik Reading Room. Perpustakaan
dengan
konsep
diolah, dan dilayankan (UU RI No. 43 Tahun 2007).
modern Koleksi yang baik adalah yang dapat memenuhi
tentunya akan menyesuaikan diri dengan keadaan selera keinginan dan kebutuhan pada pembaca. masyarakat masa
kini yang memerlukan Disini perpustakaan berfungsi sebagai jembatan
banyak hiburan untuk dapat mengisi luangnya
karena
waktu
kejenuhan
memberikan udara
hiburan
dan
antara
sumber
informasi
dengan
dalam masyarakat pengguna. Oleh sebab itu perpustakaan
kesehariannya. Konsep perpustakaan cafe
perantara
segar
dalam
perpustakaan
yang
library perlu memiliki bahan pustaka yang relatif lengkap dunia sesuai dengan visi misi perencanaan strategi dapat kebijakan dan tujuan nya.
menggabungkan segi positif yang dimiliki oleh
Koleksi bahan pustaka yang memadai baik
keduanya.
mengenai jumlah, jenis, dan mutunya yang
4. Peranan Koleksi
terususun rapi dengan sistem pengolahan serta
Tabel 4
kemudahan akses atau temu kembali informasi
Kategori Koleksi
merupakan
No. Kategori
Frekuensi Persentase
1
Rendah
1
1,7
2
Sedang
41
68,3
3
Tinggi
18
30
Total
60
100
kunci
keberhasilan
perpustakaan (Nusantari, 2012: 121). Kekuatan
pemakai sehingga semakin banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan dipinjam akan semakin ramai perpustakaan yang dikunjungi masyarakat (Suwarno, 2009: 104). Berdasarkan data mengenai koleksi buku yang
Tabel 4 memperlihatkan konsep library cafe koleksi
satu
koleksi bahan pustaka merupakan daya tarik bagi
Sumber: Pengolahan data 2015
dilihat dari subvariabel
salah
(X4).
Pada
dimiliki Reading Room Diperoleh dari hasil responden sebanyak 48% menyatakan setuju
ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP
127
Vol.2/No.2, Desember 2014, hlm 121-128 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
mengenai kelengkapan koleksi, 41% responden seperti free wi-fi, stop kontak, dan screaning room menyatakan setuju mengenai relevansi koleksi, Reading Room menghadirkan berbagai macam 63% responden menyatakan setuju bahwa buku kegiatan lain yang dapat dilakukan pengunjung yang tersedia terawat dengan baik, 50% responden selain membaca. Peranan kafetaria yang tersedia di menyatakan setuju bahwa koleksi yang tersedia library cafe di The Reading Room secara menarik untuk dibaca, dan 36% responden keseluruhan dapat memberikan kepuasan terhadap menyatakan netral bahwa koleksi yang tersedia citarasa dan penyajian makanan bagi pengunjung. sudah up-to-date. Artinya mayoritas responden Didukung oleh citarasa makanan, ragam menu merasa ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh pilihan dan pelayanan cepat saji yang dimiliki Reading Room baik dalam pemenuhan informasi Reading Room. Dengan kata lain kafetaria Reading maupun hiburan mereka sudah cukup memuaskan. Room dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk Koleksi yang disediakan oleh Reading Room diukur bisa membaca tanpa merasa lapar dan haus. Peranan dari kelengkapan dan keberagaman, kerelevanan, koleksi yang tersedia di library cafe di The Reading keterawatan, kemenarikan isi dan ke up-to-datean Room dalam memberikan bacaan hiburan dan koleksi. Koleksi yang dimiliki oleh Reading Room informasi ilmiah sudah cukup beragam, terawat, merupakan koleksi pribadi pemilik library café ini dan menarik penggunanya. Namun masih terbatas maka buku yang disediakan didominasi oleh dalam pemenuhan informasi dan hibutan bagi buku-buku
yang
digemari
oleh
pemilik penggunanya.
perpustakaan.
Sehingga
dengan
kata
lain
ketersediaan koleksi di Reading Room masih kurang mencukupi kepuasan pengunjung dalam pemenuhan informasi dan hiburan.
SIMPULAN Peran ruangan library cafe di The Reading
Room secara keseluruhan dapat memberikan DAFTAR PUSTAKA kenyamanan bagi pengunjung. Ini didukung oleh Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian kesejukan ketenangan
udara,
kebersihan
ruangan
di
ruangan,
Reading
dan Room.
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Kenyamanan ruang Reading Room sudah cukup Bungin,
Burhan.
(2005).
Metode
Penelitian
mampu menumbuhkan rasa senang melakukan
Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan
kegiatan membaca di Reading Room. Peranan
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial
fasilitas penunjang library cafe di The Reading
Lainnya. Ed. 1. Jakarta : Kencana
Room
secara
keseluruhan
cukup
mampu Bushman, John E. (2007). The Library as Place :
mendukung berbagai kegiatan yang dapat dilakukan
History, Community, and Culture. Westport:
di Reading Room. Didukung oleh kelengkapan,
Libraries Unlimited
kualitas, dan kenyamanan fasilitas yang tersedia Ching D.K.. (1996). Arsitektur, Bentuk, Ruang dan dianggap bermanfaat untuk menunjang kegiatan di
Tatanan. Jakarta: Erlangga.
Reading Room. Dengan fasilitas yang beragam ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP
128
JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN
Depdikbud.
(1994).
Perpustakaan
Perguruan
Tinggi: buku pedoman. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Badan
Significance. 3rd ed. London: Clive Bingley Limited Nusantari, Anita. (2012). Strategi Pengembangan
Fatmawati, Endang. (2011). The Art of Library. Semarang:
Ghafeera, dkk.
Penerbit
Perpustakaan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Universitas Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.
Diponegoro Semarang
Bandung: Alfabeta
Fatmawati, Endang. (2014). Rekonstruksi Peran Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Pustakawan
Perguruan
Tinggi
Untuk
Jakarta: Agung Seto
Membangun Perpustakaan Ideal. Juara 1 Lomba Artikel Pustakawan Se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Semarang: Universitas
Dipenogoro.
http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=ne ws&option =detail&nid=411 (diakses pada tangal 25 September 2015). Hermawan, Agus. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Hernowo. (2002). Quantum Reading: cara cepat nan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi mambaca. Bandung: MLC. Irkham, Agus M. (2010). The Art Of Library. http://radiobuku.com/2010/12/the-art-of-librar y/ Knoers, Monks dan Rahayu Haditomo. (1998). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kohar, Ade. (2003). Teknik Menyusun Kebijakan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Jakarta: Pustakawan Madya-PDII LIPI. Lasa, Hs. (2005). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media. McQuail, Dennis. (1987). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Murrison, William John. (1988). The Public Library:
Its
Origins,
Purpose,
and
ISSN: 2303-2677 / © 2014 JKIP