PENERAPAN KONSEP MIXED USE WALKABILITY PADA KAWASAN JL IMAM BONJOL PADANG Rangga Utama, Elfida Agus, Hasan Basri Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Tujuan dari perancangan bangunan Mixed Use Walkability ini adalah sebagai upaya dari peningkatan dan mengoptimalkan fungsi lahan pada kawasan Jalan Imam Bonjol. Lokasi kawasan Jalan Imam Bonjol memiliki area seluas 4,2 hektar yang merupakan area pusat perdagangan Kota Padang. Disini hanya dapat ditemukan deretan bangunan Ruko, sedangkan fasilitas lain seperti jalur pedestrian, area transit angkutan kota, area parkir dan ruang terbuka masih belum bisa terpenuhi oleh kawasan ini, sehingga perlu adanya pembenahan dari segi bentuk dan massa bangunan pada kawasan Jalan Imam Bonjol ini. Konsep utama dari perancangan ini adalah menyediakan akses bagi pejalan kaki dan kendaraan ke bangunan, baik kendaraan pribadi sebagai area parkir kawasan maupun kendaraan angkutan kota sebagai tempat transit bagi penumpang. Fungsi dari bangunan ini adalah Retail, Rusunawa, Kantor Sewa, Foodcourt dan Gedung Parkir. Dengan didasari konsep walkability, jalur pedestrian menjadi bagian dari bangunan, sehingga bangunan ini tidak saja memiliki aksesbilitas yang tinggi tapi juga penyediaan ruang terbuka hijau bagi area kawasan. Kata Kunci: perdagangan, walkability, pusat kota
APPLICATION THE CONCEPT OF MIXED USE WALKABILITY ON AREA IMAM BONJOL STREET PADANG
Rangga Utama, Elfida Agus, Hasan Basri Departement Of Architecture, Faculty Of Civil Engineering And Planning, Bung Hatta University E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT The purpose of this Mixed Use Walkability Building design is an effort to optimize land use at Imam Bonjol Street. In 4,2 hectare area which as Central Business District in City of Padang. In here, we can just find Row-Houses and no other facilities like pedestrian way, public transportation transit area, parking area and open space, so it needs to redesign in mass and form of the building. The main concept of this design is to provide access for pedestrian to the building, a parking area for private vehicle and transit area for public transportation. The function of this building is as a Retail Shop, Flat, Rental Office, Food Court and Car Park Building. By using walkability concepts, pedestrian way, would be part of the building, so this building is not just has high accessibility but also provide a green space for this area. Keywords: commercial, walkability, central business district 0
PENDAHULUAN
Kecamatan Padang Barat, khususnya
Dari rencana struktur ruang Kota Padang
area Jl Imam Bonjol–hiligoo memiliki
area Imam Bonjol-Hiligoo berada pada
Desire Line yang tinggi.
wilayah
Barat
Untuk meningkatkan fungsi ruang pada
merupakan salah satu pusat pelayanan
area ini perlu dilakukan pengoptimalan
utama Kota Padang, areal ini merupakan
penggunaan lahan sehingga pada satu
areal yang paling strategis dan area yang
areal
paling sibuk oleh aktifitas masyarakat.
kebutuhan
Dikarenakan tingginya aktifitas pada area
komersial, transportasi, jasa, terminal,
menimbulkan bermacam permasalahan
ruang terbuka publik dan sarana publik
seperti kemacetan, padatnya intesitas
lainnya.
bangunan, dan kurangnya ketersedian
Penggabungan berbagai fungsi ruang
lahan
pada satu areal dikenal dengan, Mixed-
Kecamatan
parkir.
permasalhan
Padang
Penyebab
utama
kawasan
ini
dari
adalah
dapat
use
mememenuhi fungsi
berbagai
seperti,
Development,
fungsi
Mixed-use
masyarakat
Development diterapkan dengan tujuan
pada areal CBD ini dan didukung pula
menggabunkan berbagai fungsi lahan,
dengan
sehingga penggunaan lahan menjadi
tingginya
tingkat
migrasi
kurangya
sarana
bagi
Transportasi Umum yang belum dapat
optimal.
Sehinga
dapat
memenuhi
mengimbangi laju perpindahan penduduk
kebutuhan areal kawasan Imam Bonjol-
pada areal ini.
Hiligoo. Isu-isu yang berkembang: 1. Pengembangan (Central
kawasan
Business
CBD District)
sebagaimana termuat RTRWK Kota Padang 2010-2030 sebagai salah satu potensi-potensi startegis untuk meningkatkan
pertumbuhan
Kota
Padang. Gambar 1 Desire Line Kota Padang Sumber: Dinas Perhubungan,Rencana Induk Transportasi Kota Padang
Dapat
dilihat
Perhubungan
dari Kota
data
Dinas
Padang,
area
2. Kebutuhan
akan
sarana
fasilitas
umum seperti Gedung Parkir dan sarana
bagi
transit
penumpang
Angkutan Umum. 1
3. Tingkat kepadatan bangunan yang
pemerintah,
literatur mengenai
tinggi pada area kawasan Jl Imam
Mixed
Bonjol,
Walkability, dan standar-standar
sehingga
tidak
lagi
Use
Building
menyisakan ruang terbuka pada blok
yang
kawasan.
perancangan kawasan.
4. Terpusatnya migrasi masyarakat dari
berkaitan
dan dengan
b. Studi Banding
area pemukiman pada area CBD ini
Melakukan
perbandingan
dan
sehingga
mengkaji
keunggulan
dan
kekurangan
dengan
yang
mengakibatkan
padat,
sehingga
sirkulasi
dibutuhkan
hunian bagi kelas pekerja. 5. Kebutuhan bangunan
akan fungsi
bangunan
yang sudah.
penggunaan campuran
yang
2. Tahap Analisa Fisik Kawasan a. Tahap
pengumpulan
data-data
dapat memfasilitasi kegiatan aktifitas
survey yang berkaitan dengan
perkotaan.
tapak/site pada Jl Imam Bonjol Padang.
Rumusan Masalah:
b. Tahap analisa data fisik adalah
1. Bagaimana mengoptimalkan fungsi
proses
peningkatan
kualitas
lahan pada areal Jl. Imam Bonjol-
kawasan agar kondisi site dapat
Hiligoo.
mendukung perencanaan sesuai
2. Penerapan konsep Mixed-use yang
dengan
tujuan
dan
bagaimanakah yang cocok pada area
perancangan
Jl.
analisa ini diambil berdasarkan
Imam
Bonjol-Hiligoo
sehingga
dari
juga dapat mendukung aktifitas ruang
dilapangan dan mempelajari solusi
publik.
yang
meningkatkan aksesbilitas kawasan.
fisik
diharapkan,
tidak fungsi komersial saja akan tetapi
3. Upaya apa yang dilakukan untuk
data
yang
sasaran
dapat
yang
dilakukan
didapati untuk
pembenahan kualitas kawasan Jl Imam Bonjol. c. Zoning adalah proses pentetapan
METODOLOGI
zonasi
1. Metode Pengumpulan Data
kawasan dan mempertimbangkan
a. Kajian Pustaka
fungsi-
berdasarkan fungsi
yang
orientasi akan
Dilakukan dengan mengambil
berlangsung, zoning ini dilakukan
beberapa referensi yang berkaitan
bersamaan
dengan
analisa
dengan judul, seperti peraturan 2
aktifitas-aktifitas
yang
akan
berlangsung dalam kawasan.
orang yang tinggal pada area tersebut, seperti
3. Tahap Analisa Fungsi
berbelanja,
berkunjung,
menikmati atau menghabiskan waktu di
Analisa fungsi kawasan adalah kajian
suatu tempat (Abley,2005).
yang dilakukan untuk mendukung
Ada 5 faktor yang dapat menciptakan
fungsi-fungsi yang akan dilakukan,
lingkungan yang nyaman untuk pejalan
dengan pengumpulan data-data yang
kaki,
terkait dengan fungsi yang telah
comfort and pleasurability (Mariela,2005).
berlangsung disekitar kawasan.
Faktor Kelayakan lebih terkait pada
4. Perumusan Konsep Merumuskan
feasibility,
accessibility,
tingkat keadaan individual atau kelompok
sintesa
dari
hasil
(Dieleman, 2002). Jadi faktor yang lebih
kolerasi
antar
komponen
terkait
pembahasan
outputnya
digunakan
(accessibility),
sebagai pedoman penentuan desain.
adalah
kenyamanan yang
baik
kemudahan keamanan
(comfort)
pembentuk itu adalah:
Mixed Use
1. Accesbility/ aksesblitas
Kawasan Mixed Use adalah memiliki
3
atau
kawasan
lebih
fungsi
dan
(pleasurability).
KAJIAN PUSTAKA
yang
safety,
(safety), suasana Faktor
Pertimbangan aksesbiliti ini adalah: a. Jarak antar bangunan
bangunan. Keberadaan tempat seperti
b. Pola pedestrian
berbelanja, bermain, bekerja, dan tempat
c. Konektifitas antar ruang
tinggal yang bisa dijangkau dengan
akses
2. Safety/ keamanan
berjalan kaki adalah karakteristik dari
a. Fasilitas penyebrangan
kawasan campuran. (Coupland, 1997; 4).
b. Batas antara jalan dan pedestrian
Kawasan
c. Pencahayaan
Mixed
Use
biasanya
didominasi oleh kawasan perdagangan
3. Comfort/ kenyamanan
dan jasa dengan mempunyai ciri dan
a. Pembatas pedestrian
model tertentu, ada beberapa macam
b. Kemiringan pedestrian
fasilitas perdagangan, baik yang bersifat
c. Lebar pedestrian
tradisional maupun yang bersifat modern
4. Pleasurability/ suasana
(Rahardian, 2003).
a. Elemen arsitektur
Walkability
b. Tanaman pelindung
Walkability
adalah
Suatu
lingkungan
c. Furniture pedestrian
binaan yang ramah terhadap kehadiran 3
DATA DAN ANALISIS
Fungsi Lahan:
Secara umum kondisi fisik site kawasan
Pusat Kegiatan Perdagangan Kota
yang akan di rancang adalah sebagai
Padang
berikut:
KLB-KDB
: 2 – 3.5, 60%
1. Posisi Site
Lantai Maks
: 6 lantai
KDH Min
: 10%
Site berada pada area CBD kota Padang yaitu Jl. Imam Bonjol- Hiligoo Kecamatan Padang Barat, Padang Sumatera Barat. Pada area kawasan site merupakan area yang
di
dominasi
komersial, site
oleh
bagunan
merupakan area yang
padat akan sirkulasi kendaraan terutama pada pagi hari dan sore hari.
Gambar 3 Foto Udara dan Batasan Site Sumber: google map 2014
Gambar 2 Posisi Site Terhadap Kota Padang Sumber: RTRW Kota Padang 2010-2030
2. Data Site Lokasi
: Jl Imam Bonjol, Kec.
Padang Barat,
Padang Sumatera
Barat. Luas Site : Area 1
= 5.461 m2 2
Area 2
= 36.798 m
Total
= 42.259 m2
Gambar 4 Peta BLAD Jl Imam Bonjol Sumber: Peta BLAD Kota Padang 2014
4
3. Eksisting Site
4. Permasalahan Site Areal
sekitar
Gambar 5 Eksisting Site Sumber: Analisa Penulis, Tahun 2014
tapak
memiliki
permasalahan yang komplit, berikut titik permasalahan pada site.
Gambar 6 Lokasi Dan Situasi Permasalahan Site Sumber: Analisa Penulis, Tahun 2014
5
Permasalahan site dapat diuraikan sebagai berikut: bayangan
menghambat
area
lahan
parkir
menjadi penyebab kemacetan.
a. Penggunaan bahu jalan sebagai terminal
c. Kurangnya
lalu
d. Banyak terdapat pedagang kaki
yang
lima
yang
lintas
pedestrian.
berjualan
pada
kendaraan. b. Kepadatan bangunan yang tinggi
dan fungsi yang seragam, tidak dapat
lagi
menyisakan
area
terbuka pada blok bangunan. 5. Lingkungan Dan Fungsi Lahan
Gambar 7 Analisis Lingkungan Sekitar Sumber: Analisa Penulis, Tahun 2014
6. Jalur Sirkulasi Dan Rute Angkutan Umum
Gambar 8 Analisis Jalur Sirkulasi Kendaraan Dan Rute Angkutan Umum Sumber: Analisa Penulis, Tahun 2014
6
7. Ruas Badan Jalan
Gambar 9 Analisis Lebar Ruas Badan Jalan Sumber: Analisa Penulis, Tahun 2014
8. Sirkulasi Pejalan Kaki
Gambar 10 Analisis Sirkulasi Pejalan Kaki Sumber: Analisa Penulis, Tahun 2014
7
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Zonasi Kawasan Pada
awalnya
sebelum
pendisainan area ini hanya memiliki satu fungsi yaitu area komersial berupa Row House atau Ruko.
Gambar 11 Zonasi Eksisiting Kawasan Sumber: Analisa Penulis, Tahun 2014
Gambar 12 Zonasi Setelah Pendisainan Sumber: Konsep Penulis, Tahun 2014
8
2. Transformasi Massa Bangunan
Gambar 13 Tahapan Transformasi Massa Bangunan Sumber: Konsep Penulis, Tahun 2014
9
3. Site Plan, Blok Plan dan Layout Denah
Gambar 14 Site Plan Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
Gambar 15 Blok Plan Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
Gambar 16 Layout Denah Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
10
4. Façade Bangunan
Gambar 17 Filosofis Façade Bangunan Sumber: Konsep Penulis, Tahun 2014
Gambar 18 Tampak Barat Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
Gambar 19 Tampak Timur Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
Gambar 20 Tampak Utara Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
Gambar 21 Tampak Selatan Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
11
5. Perspektif Bangunan
Gambar 22 Perspektif Area Kantor Sewa Sumber: Desain Penulis,Tahun 2014
Gambar 23 Perspektif Area Retail Dan Entrance Parkir Mobil Sumber: Desain Penulis,Tahun 2014
Gambar 24 Perspektif Area Food Court Dan Entrance Jalur Angkutan Umum Sumber: Desain Penulis,Tahun 2014
12
Gambar 25 Perspektif Area Courtyard Sumber: Desain Penulis,Tahun 2014
Gambar 26 Perspektif Roof Garden Pada Atap Bangunan Sumber: Desain Penulis,Tahun 2014
Gambar 27 Perspektif Kawasan Mixed Use Sumber: Desain Penulis, Tahun 2014
13
KESIMPULAN Setelah
dilakukan
menerapkan
evaluasi
konsep
dengan
Mixed
DAFTAR PUSTAKA
Use
American Institute of Steel Construction,
Walkability pada desain maka dapat
Inc., Designing With Structural
disimpulkan bahwa :
Steel A Guide For Architects 2nd
1. Site merupakan lokasi yang baik
Edition, USA: American Institute
untuk pengembangan kawasan pusat
of
perdagangan kota Padang, dengan
Barry,R,
menerapkan
konsep
Mixed-use
Walkability. 2. Konsep
Steel Construction, Inc 1996,
The
Construction
of
Building Volume 4, Oxford: Brickwell Science.
Desain
diterapkan
Ching, Francis DK, 1996, Arsitektur,
sesuai dengan konsep Mixed Use
Bentuk, Ruang, Dan susunannya,
Walkability.
Jakarta : Erlangga.
3. Desain
yang
bangunan
Mixed-use
Darwis
Harmaini
Ir,
MSc.
(1985).
Walkability ini diharapkan nantinya
Laporan
dapat meningkatkan kualitas hidup
Akhir Ujian
kota dan kenyamanan bagi pengguna
Negara
Jurusan Asitektur F.
bangunan.
Teknik
Univ.
4. Dengan menyediakan akses pejalan kaki dan fasilitas penunjang lainnya dapat
menciptakan
aksebilitas
terhadap fungsi dari bangunan. dari
bangunan,
Sarjana
Lengkap
Bung
Hatta
Padang. De Chiara, Joseph, 1987, Time-Saver Standard For Building Types 2nd Edition, Singapore: McGraw-Hill.
5. Ruang terbuka hijau sebagai ruang penunjang
Perencanaan Proyek
dapat
Goldsmith,
Selwin,
2000,
Universal
Design A Manual Of Practical
memenuhi kebutuhan ruang hijau
Guidance For Architects,
bagi area ini yang menurut regulasi
Oxford : Architectural Press.
kawasan pada areal ini minimal 10%.
Neufert, Ernts, 2002, Data Arsitektur
Dengan
melengkapi
fasilitas
umum
lainnya diharapkan desain bangunan ini dapat
menunjang
kegiatan
aktifitas
Edisi 33 jilid 1, Jakarta : Erlangga. White, Edward T, 1985, Buku pedoman Konsep, Bandung : Intermedia.
perkotaan.
14