PENERAPAN ENSEMBLE CHARACTERS DALAM FILM PENDEK SUMPIT Rani Aryani Widjono
Abstrak: Film pendek menjadi alternatif bagi para pembuat film yang menuntut kesederhanaan dalam cerita yang ia sampaikan. Prinsip struktur tiga babak dikemas dengan rapat dalam tiga hingga 20 menit durasi film, membuat banyak pembuat film untuk memilih cerita yang sederhana, dengan menggunakan karakter yang terfokus hanya pada satu atau dua karakter saja. Penggunaan banyak karakter akan menciptakan banyak plot, dan akhirnya menciptakan cerita yang mungkin akan terasa sesak jika dikemas kedalam film yang hanya berdurai 15 menit. Jurnal ini, akan membahas bagaimana ensemble charaters diterapkan pada film pendek berdurasi 16 menit, berjudul Sumpit. Abstract: Short film is an alternative for amateur film makers, who insist with simple short story. The principle of dramatic structure wrapped tightly in three up to 20 minutes of film. That thing, made many film makers choosing a simple structure and only focus for one or two characters. How ever, using more characters creates number of plots, and brings a complex stuffy structure, if it wrapped on 15 minutes film. This article will explain how ensemble charcaters is applied on 16 minutes short film, that entitled Sumpit. Keywords: Short film, ensemble characters, plot, dramatic structure
Prolog
kepada pemurnian emosi yang dapat
Film dapat memengaruhi emosi dan
merubah perilaku manusia. Perubahan
perilaku manusia karena adanya cerita atau
emosi ini adalah hasil pengalaman adanya
pesan yang disampaikan dengan bahasa
perasaan yang sangat kuat (ketakutan,
visual yang mengena pada orang yang
sedih, atau tertawa) ketika menikmati
menontonnya hingga akhirnya sampai
karya seni. Pada sebuah film yang mampu
kepada pengalaman katarsis. Kata ‘katarsis’
membuat penontonnya berkatarsis ada
atau Sumpit berasal dari bahasa Yunani
sebuah skenario yang mendesain film itu.
yang berarti cleansing (menjernihkan) atau
Beberapa contoh film dengan penulisan
purging (pemurnian). Katarsis mengacu
skenario yang diakui oleh Academy Awards
Rani Aryani Widjono adalah Staf Pengajar pada
e-mail :
[email protected]
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang.
32
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
dengan masuk kedalam nominasi Writing
Walaupun film dan skenario merupakan
(Original Screenplay) adalah Magnolia
satu kesatuan, tidak lantas skenario hadir
oleh Paul Thomas Anderson, nominasi pada
berbarengan dengan munculnya film. Se
tahun 1999. Film ini juga merupakan film
jarah skenario sendiri sangat sulit untuk
yang menggunakan ensemble characters.
dijejaki. Ini dikarenakan istilah screenplay
Amelie oleh Jean-Pierre Jeunet (story) dan
baru digunakan pada tahun 1940-an.
Guillaume Laurant (screenplay) nominasi
Raynauld (2005) mengatakan skenario
pada tahun 2001, Lost in Translation
pada
oleh Sofia Coppola sebagai pemenang pa
penulisan sinopsis yang ditulis tidak lebih
da tahun 2003, dan Eternal Sunshine of
panjang dari satu paragraf dan disertai
the Spotless Mind oleh Pierre Bismuth
dengan judul dan deskripsi dari adegan
(story), Michel Gondry (story) dan Charlie
yang akan terlihat. Penulisan skenario
Kaufman (screenplay) sebagai pemenang
dengan format seperti ini ada pada tahun
pada tahun 2004, dan Midnight in Paris
1896 sampai 1901 (hal.834-838).
oleh Woody Ellen sebagai pemenang pada tahun 2011 lalu.
awalnya
ditulis
dengan
format
Setelah 1901, durasi film tumbuh menjadi lebih panjang dan penceritaan
Apresiasi khusus mengenai penulisan
naratif
menjadi
sangat
diperhatikan,
skenario film pada Academy Awards,
pentingnya skenario sebagai alat kon
nominasi Writing (Original Screenplay)
septual meningkat. Kebutuhan akan ke
ini menjadi salah satu bukti bahwa
sinambungan pada cerita yang cukup
skenario dan cerita merupakan salah
panjang, melahirkan format penulisan
satu hal terpenting dalam sebuah film.
skenario yang tepat (Balázs, 1970, hal.247).
Film membicarakan pesan yang ingin disampaikan dengan penceritaan visual.
Struktur Drama
Menurut Misbach (2010, hal.6) dalam
Framework mendukung CHNS (Classic
bukunya yang berjudul Teknik Menulis
Hollywood Narrative System) yaitu sistem
Skenario Film Cerita, Skenario adalah
tiga babak. Permulaan, tengah, dan akhir.
desain penyampaian cerita atau gagasan
Bagian tengah cerita biasanya memiliki
dengan media film. Dapat dikatakan bahwa
panjang durasi dua kali lebih panjang dari
skenario merupakan rancangan konseptual
babak permulaan dan babak akhir. Prinsip
sebuah cerita melalui format penulisan
yang sering digunakan adalah bahwa satu
skenario pada umumnya yang berisi dialog,
halaman naskah dengan format penulisan
deskripsi, dan peletakan konteks unsur
naskah yang benar sama dengan satu
dramatis, perisis seperti yang dikatakan
setengah menit dalam tampilan layar
oleh Field (2005, hal.2) dalam bukunya.
(Costello, 2004, hal.89).
Sejarah
film
yang
panjang
lebih
Terinspirasi dari kehidupan sosial
mencatat mengenai teknis film itu sendiri.
manusia, film Sumpit muncul dengan
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
33
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
Gambar 1. Sistem Tiga Babak (Sumber: Field, 2005)
ide
awal
yang
mengangkat
tentang
sudut pandang seorang pedagang bakmi yang
sering
kesesakan durasi.
seorang
Maksud dan tujuan penelitian ini
melakukan
adalah untuk menambah literatur me
pengulangan yang sama tiap harinya.
ngenai film, khususnya film pendek dengan
Namun, ide awal ini berkembang kepada
ensemble character, yang selama ini belum
penggunaan tujuh protagonis, yang enam
pernah di publikasikan, atau bahkan belum
diantaranya terlibat di dalam sebuah
pernah diterapkan.
pelanggannya
memperhatikan
characters, dengan segala kerumitan dan
yang
selalu
lingkaran perselingkuhan. Sang pedagang
Jurnal ini ditulis berdasarkan tugas
bakmi menjadi seorang out sider yang
akhir berupa skenario film pendek Sumpit
melihat hubungan ini dari balik dapurnya.
dan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
Dari garis besar cerita film Sumpit di
Pembangunan Karakter dan Penerapan
atas terlihat bahwa film ini menggunakan
Ensemble
Characters
ensemble characters. Ensemble characters
Film Pendek Sumpit, sehingga diharapkan
berarti menggabungkan banyak protagonis
pembaca jurnal ini juga mengakses laporan
dengan masalahnya masing-masing ke
tugas akhir dengan judul diatas bersama
da lam satu garis yang menghubungkan
dengan skenario film pendek Sumpit
mereka.
sebagai satu kesatuan.
dalam
Skenario
Film pendek dikenal dengan ke se derhanaan dalam cerita yang disampaikan,
Metodologi
bagaimana pesan yang ingin disampaikan
Penulisan artikel ini menggunakan tiga
oleh pembuatnya tersampaikan dengan baik
metode penulisan, yaitu: Kualitatif, Studi
dalam durasi film yang hanya 3-20 menit.
kepustakaan dan Fenomenologi.
(Stoller, 2009, hal. 31). Tapi dalam film
Penelitian dilakukan dengan praktik
pendek Sumpit, penulis memberanikan diri
langsung dengan cara membuat film
untuk mencoba mengaplikasikan ensemble
melalui tahap-tahap pembuatan film dari
34
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
development
production.
jadi mengalir karena ia mengetahui apa
Dalam penelitian ini difokuskan kepada
yang ia inginkan (want) dan apa yang ia
ensemble
butuhkan (need). Protagonis disebut juga
teori-teori
sebagai the pivotal character karena pro
yang terkait mengenai penulisan skenario
tagonis merupakan karakter terpenting
film pendek dan ensemble characters,
dalam
kemudian mendapatkan kesimpulan akhir
merupakan karakter utama dalam cerita
mengenai apa yang dikatakan oleh teori
yang akan memimpin jalannya cerita.
dan bagaimana praktik sesungguhnya.
Protagonis yang menciptakan konflik dan
penulisan characters.
post
Rani Aryani Widjono
hingga
skenario
dengan
Mengumpulkan
sebuah
membuat
Hasil dan Pembahasan Penelitian Ketika
skenario
film
pendek
cerita
cerita.
Protagonis
mengalir.
ini
Protagonis
harus tahu apa yang ia mau (want). Tanpa protagonis, cerita akan terasa janggal, Sumpit
nyatanya tidak akan ada cerita.
ditulis, terasa bahwa memang masih
Dalam menginginkan sesuatu, pro
banyak kekurangan yang membuat rasa
ta gonis harus memiliki hasrat yang kuat
ketidakpuasan penulis bermunculan. Na
dalam mengabulkan keinginnya sehingga
mun, ketika skenario film pedek Sumpit
dalam perjalanan untuk mendapatkan apa
yang menerapkan ensemble characters,
yang ia inginkan, ia akan menyerang atau
dianalisa, barulah penulis menemukan
diserang (Egri, 1960, hal.106).
banyak temuan-temuan yang sekaligus
Antagonis, menjadi karakter yang akan
menjadi hasil analisa penulis mengenai
menentang, menghalangi, dan merusak
penerapan ensemble characters dalam film
usaha protagonis dalam mendapatkan
pendek Sumpit.
apa yang mau. Protagonis dan antagonis
Dalam
penulisan
cerita,
menjadi lawan yang memiliki kekuatan
karakter adalah hal yang paling penting.
yang sama, agar terjadi perlawanan yang
Semua
seimbang. (Egri, 1960, hal.113).
drama
adalah
sebuah konflik.
Tanpa
konflik, tidak ada tindakan. Tidak adanya
Setiap
karakter
harus
memiliki
tindakan berarti tidak ada karakter. Tanpa
pembangunan karakter yang baik, untuk
karakter, tidak akan ada cerita. Tidak ada
menghasilkan karakter yang nyata dan
cerita, berarti tidak ada skenario. (Field,
hidup. Pembangunan karakter dapat di
2005, hal.25). Hampir mustahil sebuah
lihat dari tiga dimensi yaitu Fisiologi, So
drama diciptakan tanpa seorang pun
siologi, dan Psikologi. Fisiologi melihat
karakter. Secara umum, karakter terbagi
karakter berdsarkan tampilan fisiknya.
menjadi dua, protagonis dan antagonis.
So siologi melihat karakter berdasarkan
Protagonis, karakter yang menjadi
kehidupannya bermasyarakat, dan psiko
pemimpin jalannya cerita. Ia yang men
logi
merupakan
hasil
ciptakan konflik dan membuat cerita men
fisiologi dan sosiologi.
gabungan
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
dari
35
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
Dalam sebuah cerita dimungkinkan untuk
menggunakan
lebih
dari
hingga setiap komponen itu menjadi
dua
bagian dari keseluruhan benda tersebut
karakter. Namun, cerita dalam film pendek
dan menghasilkan harmoni. Istilah en
bukan hanya dibatasi oleh masalah durasi,
semble tidak hanya digunakan untuk is
tapi juga kesederhanaan pesan yang di
tilah pada seni peran, namun juga sering
sampaikan. Penggunaan banyaknya ka
digunakan untuk seni musik, seni tari, dan
rakter menghasilkan banyaknya konflik
juga pakaian (Ensemble, n.d.).
dan akhirnya menciptakan banyak plot,
Ensemble atau cerita dengan banyak
yang artinya menghasilkan banyak su
plot adalah film yang mengikuti banyak
dut pandang dalam cerita yang ingin di
protagonis yang berbeda dalam meraih
sampaikan. Tentu saja, dengan durasi yang
tujuan dan memecahkan masalah mereka
hanya tiga hingga 20 menit, struktur cerita
masing-masing. Banyak pembuat film yang
menjadi sangat sesak dan padat.
mencoba jenis film ini dan banyak dari
Ensemble characters atau ensemble
mereka yang gagal. Namun, ketika film
cast adalah beberapa karakter yang di
dengan ensemble characters ini berhasil,
berikan kesamaan status pada sebuah
ini dapat sangat memuaskan penontonnya
cerita. Pada ensemble cast, karakter-ka
(Cowgill, n.d, para.1).
rakter ini memiliki peranan yang penting
Film ensemble pada dasarnya adalah
bagi pembuat cerita, karena karakter-ka
gabungan subplot-subplot, yang terhubung
rakter ini dapat menghasilkan banyak
dengan plot utama yang mengikat mereka
cerita dan menjadikan cerita bervariasi.
menjadi satu. “Mini-plots” ini memiliki
Ensemble characters umumnya di
tokoh protagonis dengan konflik dan
terapkan dalam produksi industri per
resolusi mereka masing-masing, tapi tidak
televisian. Penggunaan ensemble cast se
cukup kuat untuk membawa momentum
bagai lata untuk menciptakan lapisan cerita
ini untuk keseluruhan film; plot-plot
yang kompleks (Smith, n.d.).
ini memiliki alur cerita yang sederhana.
Selain digunakan pada produksi in
Namun, bagaimanapun juga pokok dari
dustri pertelevisian, ensemble cast juga
cerita harus diciptakan untuk merajut plot
berhasil diterapkan dalam film. Beberapa
utama dengan sub plot kedalam satu wadah
contoh film dengan ensemble cast adalah
yang berisi seluruh hubungan (Cowgill, n.d,
Pulp Fiction, The Royal Tenenbaums, Best
para.3).
in Show, Ocean’s Eleven, Boogie Nights, dan masih banyak lagi (Marder, 2011).
Kesulitan dalam menulis dan menbuat film dengan ensemble characters adalah
Kata ensemble sendiri berasal dari
seperti, bagaimana penulis fokus pada
perbendaharaan kata Latin, insimul. Kata
cerita dan tetap menjaga perhatian para
ensemble memiliki arti setiap komponen
penonton, bagaimana penulis berpindah
dari suatu benda yang dikumpulkan,
dari plot satu ke plot lainnya, bagaimana
36
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
penulis menciptakan sintesis yang mengikat
Penulis sendiri merasa bahwa banyak
seluruh plot bersama-sama. Tidak ada
sekali pesan pada Sumpit yang belum
aturan baku yang mengatur konstruksi
tersampaikan. Tema Sebagai Penghubung
film dengan ensemble characters. Namun,
antar Plot
kunci dari setiap film ensemble characters
Tema dalam skenario film pendek
yang berhasil adalah kesatuan dramatis
Sumpit adalah berupa pilihan. Tema Sumpit
– kesinambungan ide dan pergerakan
adalah mana yang lebih baik, bersikeras
plot – yang memungkinkan penulisnya
untuk mencari pasangan yang tepat, wa
memadukan lines of action dengan format
laupun harus saling menyakiti, atau hidup
struktur drama (Cowgill, n.d.).
sendiri dan tidak ada seorangpun yang dikorbankan. Tema cerita Sumpit dalam
Karakteristik Karakter yang Kurang Detil dan Pembangunan Kedalaman Cerita yang Tidak Sempurna
bentuk pilihan, karena pada akhir cerita
Kekurangandetilan dalam menyampaian
dengan jujur.
karakteristikan karakter dalam skenario Sumpit
dikarenakan
pilihan tema Sumpit tersebut. Penulis ingin membebaskan penonton untuk memilih Babeh, sejak awal memang memilih
ini
untuk hidup sendiri tanpa pasangan. Ia
menggunakan tujuh karakter yang empat
merasa sudah cukup bahagia dengan ke
diantaranya sebagai protagonis. Dengan
sendiriannya. Namun ketika Jarwo mulai
banyaknya
digunakan,
menghampirinya ke wilayah nyamannya
kemungkinan untuk terjadi ‘kebingungan’
Babeh, yaitu dapur, Babeh mulai ke hi
dalam
masing-masing
langan rasa percaya dirinya dalam me
karakter sangat mungkin terjadi. Contoh
milih kesendiriannya. Babeh mulai mem
ketidakdetilan yang terjadi adalah pada
pertanyakan kembali apakah lebih baik
status pernikahan Bayu, Sisy dan Mega,
sendiri atau berpasangan.
karakter
skenario
penulis tidak memberikan jawaban atas
yang
mengembangan
yang seharusnya status pernikahan mereka
Bagi penulis, tema berperan penting
menjadi kunci kelogisan dalam konflik
karena skenario film pendek Sumpit,
ketiga karakter ini.
penulis menggunakan lima plot ditambah
Keterbatasan durasi dan panjangnya halaman
berpengaruh
kepada
dengan cerita yang diceritakan secara tidak
banyak
berurutan, tema menjadi hal yang sangat
hal, termasuk penyampaian pesan-pesan
penting. Pada plot milik Mega dan Bayu
yang akhirnya tidak dapat disampaikan
tema dijawab dengan lebih baik memiliki
secara sempurna melalui film pendek.
pasangan dengan begitu manusia dapat
Dalam skenario film pendek Sumpit,
saling menopang ketika salah satu terjatuh,
banyak adegan-adegan yang seharusnya
dan sama-sama berjalan menuju tujuan
ditambahkan untuk memperdalam cerita.
utama.
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
37
Rani Aryani Widjono
Tema didukung dengan tidak adanya
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Penulis
membicarakan
mengenai
adegan Mega yang sendirian tanpa Bayu
pengakuan dan kepastian adalah sesuatu
dan bagaimana masing-masing karakter
yang penting pada plot Sisy dan Jarwo. Sisy
saling mendukung satu sama lain. Hal ini
belum berani menceraikan Bayu karena
ditunjukan di semua adegan Bayu dan
ia belum memiliki kepastian hubungan
Mega.
dengan Jarwo. Ketika Jarwo akhirnya ber
Adegan ketika Sisy ingin berhubungan
janji akan memperkenalkan Sisy se bagai
seks namun lebih memilih untuk merokok
calon istrinya, Sisy siap untuk melangkah
menjadi kunci tema pada plot ini. Ketika
untuk meninggalkan cinta lama.
Sisy merokok, Bayu yang berbaring mem
Kegundahan Sisy, mengenai hubung
belakangi Sisy tergangu dengan asap ro
annya bersama Jarwo, membuatnya ber
koknya. Bayu meminta untuk mematikan
ta nya bertanya, ‘kapan?’ pada Jarwo.
rokoknya, Sisy kesal dan menyatakan bah
Dan ternyata Jarwo pun tidak kunjung
wa rokoknya lebih memuaskan dari pada
memperkenalkannya karena Sisy masih
penis Bayu. Bayu memilih untuk tidur di
dalam status istri Bayu.
luar kamar.
Kesiapan Sisy untuk melangkah ada
Dalam adegan ini terlihat bahwa Bayu
pada adegan ketika Sisy melihat pesan
lebih memilih untuk keluar dari kamar
da ri Jarwo yang mengajaknya untuk
dan mengalah, sedangkan Sisy sejak awal
memperkenalkannya sebagai calon is
memilih untuk melawan demi kenyamanan
trinya, dan Sisy membuang cincin per
dirinya. Penulis ingin menggambarkan
nikahannya bersama Bayu kedalam kloset.
bahwa hubungan yang tidak dilandasi
Yang ti dak diketahui Sisy adalah bahwa
dengan rasa nyaman dan keseimbangan
Jarwo memiliki hubungan dengan Adit.
hanya akan membuat individu dalam
Hubungan Jarwo dan Adit tidak menjadi
hubungan itu tertekan dan tidak bebas.
fokus untuk penulis. Hubungan ini penulis
Penulis tidak menuliskan adegan Bayu
jadikan sebagai penguat karakter dari
dan Sisy yang akhirnya mempertanyakan
Jarwo yang memang adventurous, dan
sedang apa mereka selama ini di dalam
karakter Adit yang bisexual.
hubungan yang mengambang. Jika adegan
Karakter Jarwo yang senang ‘ber
ini ditulis, mungkin terasa akhir plot milik
petualang’ menjadikan karakter yang be
mereka memiliki resolution. Pembahasan
lum ingin berkomitmen. Keputusan Jarwo
mengenai plot, akan dibahas pada sub bab
untuk memperkenalkan Sisy, muncul ka
berikutnya.
rena Jarwo melihat foto Sisy bersama Bayu,
Pada akhir subplot, kedua karakter memilih untuk mencari kebahagiaan de
suami dari Mega, anaknya. Yang ia tidak tahu adalah hubungan Adit dan Lintang.
ngan orang yang lain karena percaya
Plot Adit dan Lintang muncul dengan
manusia memang membutuhkan pasangan.
konflik Lintang yang takut gendut dan
38
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
Adit yang ingin menjadi laki-laki pada
direkayasa untuk mencapai tujuan ter
umumnya. Lintang yang ingin mencoba
tentu. (Misbach, 2010). Sedangkan sub
berbagai macam hal yang baru dengan
plot merupakan kejadian-kejadian yang
mudahnya
Adit
memperluas lingkup cerita atau plot utama
untuk berhubungan seksual. Keputusan
dalam bentuk detil-detil yang menyingkap
Lintang ini berdampak kepada kehamilan.
karakter-karakter dalam cerita. Subplot
Kehamilan ini sangat menakutkannya, ka
seperti adanya cerita didalam cerita.
rena artinya ia akan berbadan besar.
(Hawk, n.d).
menyetujui
keinginan
Yang membuat Adit bimbang adalah
Pada teori paradigm Field (2005,
apa yang ia harus lakukan ketika perempuan
hal.23), dijabarkan bahwa cerita terbagi
yang ia hamili adalah anak dari pacarnya.
menjadi tiga bagian, yaitu awal, tengah,
Namun, ketika Lintang memutuskan untuk
dan akhir. Berlandaskan teori itu, penulis
menggugurkannya, keingan Adit untuk
memodifikasi teori tersebut yang penulis
ber sama Lintang lebih besar, walaupun
sesuaikan dengan struktur skenario film
Adit tetap kegundah dengan hubungannya
pendek Sumpit, yang menggunakan banyak
bersama Jarwo.
karakter dengan banyak plot.
Dari analisa penulis diatas, penulis
Pada saat penulisan skenario Sumpit,
menyadari bahwa penulis kurang men
penulis tidak menjadikan teori ini sebagai
dalami dalam menulis skenario karena
patokan yang harus diikuti, sehingga
adegan-adegan yang sebenarnya akan lebih
struktur dalam skenario Sumpit adalah
baik jika dimasukan kedalam skenario.
seperti di bawah ini.
Cerita Sumpit dengan ensemble character dengan lima sub plot memang kurang
Babak I: Awal
tepat jika diaplikasikan dalam film pendek.
Pemodifikasian itu terjadi seluruh babak.
Masalah durasi membatasi perkembangan
Setiap babak, penulis bagi lagi menjadi
masing-masing plot dan perkembangan
lima plot. Pada babak I, karakter-karakter
karakternya. Jika adegan-adegan yang
diperkenalkan
saat ini tidak terdapat pada skenario
berhubungan. Karakter memiliki ceritanya
dapat penulis masukan, film Sumpit akan
sendiri dan menjadi bagian cerita dari
berformat feature film.
karakter lain.
secara
bergantian
dan
Perkenalan pada babak I, dimulai dari
Struktur Plot dalam Skenario Babeh. Perkenalan Babeh, tidak dijadikan dengan Ensemble Characters fokus, namun Babeh memiliki peranan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
penting dalam perkenalan keenam tokoh
bahwa penggunaan banyak protagonis,
ini. Babeh sebagai outsider dari keenam
mempengaruhi plot dan sub plot. Plot
tokoh ini yang akan memperkenalkan
adalah alur cerita yang didesain untuk
mereka kepada penonton. Babak ini mem
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
39
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
Gambar 2. Struktur Plot pada Babak 1
Gambar 3. Struktur plot pada babak II
perkenalkan karakter-karakter dengan ma
berbeda.Pada babak ini, penulis mulai
salah-masalah yang akan mereka hadapi.
fokus dengan masalah-masalah pada setiap
Plot
point
adalah
kejadian
yang
pasangan. Jika semua plot di gabungkan ke
menghubungkan antara babak I dan II. Plot
dalam satu garis babak, akan terlihat seperti
point I adalah ketika Mega mengundang
pada gambar. Menurut teori, struktur
keluarga besar
cerita Sumpit berhenti pada plot point II,
untuk makan malam
bersama.
karena plot point ini sudah mengungkap resolusi tiap plot. Namun, resolusi utama
Babak II: Tengah
pada cerita Sumpit bukanlah resolusi yang
Setelah semua karakter diperkenalkan satu
ada pada tiap plot
persatu, penulis baru bisa berjalan maju ke babak II yaitu Confrontation. Struktur
Babak III: Akhir
drama pada setiap pasangan tetap seperti
Pada babak ini lah penulis membuka
apa yang dikemukakan Field. Namun,
resolusi atas konflik yang terjadi selama
dalam struktur plot, tampilannya akan
rentang waktu menuju makan malam.
40
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
Gambar 4. Struktur plot pada babak II
Babak akhir dimulai, ketika Jarwo meng undang keluarganya untuk makan malam
Simpulan dan Saran Cerita dengan penggunaan banyak karakter
bersama. Babak ini seharusnya menjadi
yang artinya melibatkan banyak plot
resolusi atas semua hubungan yang terjalin.
dan objektif cerita tidaklah cocok untuk
Penulis menjadikan pertemuan ke
diaplikasikan pada film pendek yang hanya
enam pasang mata ini sebagai resolusi
berdurasi 15 menit. Ide cerita yang awalnya
cerita Sumpit. Mereka akhirnya bertemu
sederhana sekali menjadi begitu kompleks
dalam satu meja, dan tahu apa yang se
dan out of control ketika melibatkan tujuh
benarnya terjadi. Setiap karakter tahu ji
karakter dalam satu cerita.
ka orang-orang yang bersama mereka
Mari telusuri kembali fungsi sebuah
ta hu apa yang sedang terjadi, tapi pada
film sebagai media menyampai pesan.
akhirnya mereka semua terlalu takut,
Film pendek ada sebagai media alternatif
malu, marah dan gengsi untuk mengakui
bagi pembuat film yang menginginkan ke
apa yang sebenarnya terjadi. Akhir cerita
sederhanaan dalam cerita yang ia sam
terputus sampai pada makan malam yang
paikan. Lalu kemudian, jika ensemble cha
tidak menyenangkan itu. Penulis tidak
racters dipilih untuk diterapkan dalam
mengungkapkan dampak yang terjadi de
film pendek, mungkin akan ada detil-detil
ngan hubungan ini.
dan pesan yang tidak dapat tersampaikan,
Menurut
Misbach
(2005,
hal.69)
dalam cerita dikenal istilah antisipasi.
dan akhirnya membuat film tersebut gagal sebagai media menyampai pesan.
An tisipasi yang dimaksud adalah ketika
Berdasarkan pengalaman penulis da
penonton tidak sadar telah melakukan
lam menulis skenario film pendek Sumpit,
prediksi terhadap ending atau akhir ce
ada beberapa saran:
rita. Dalam ending skenario Sumpit, pe
1.) Buatlah skenarionya dengan luar biasa
nulis membiarkan penonton untuk bebas berekspektasi terhadap reaksi dan perasaan tiap karakter pada akhir cerita.
dari cerita yang sederhana. 2.) Hubungan segitiga penulis, produser, dan sutradara terjalin de ngan baik.
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
41
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
Kembangkan cerita bersama-sama,
Television and Film. United States of
pastikan memiliki visi yang sama.
America, USA: Brown & Benchmark
3.) Skenario ditulis detail dan dapat dipahami oleh semua kru.
Egri, L. (1960). The Art of Dramatic
Hasil dari penelitian penulis dalam
Writing. New York,NY: A Touchstone
penerapan ensemble characters melalui
Book.
skenario Sumpit adalah bahwa ensemble characters tidak aplikatif dalam film pen
Field, Syd. (2005). Screenplay. New York,
dek. Namun, masih banyak cara dan teori
NY: Bantam Dell.
lain mengenai film pendek atau ensemble characters yang menanti untuk diuji.
Film. (2002). The Free Dictionary. Hawk, R. (2003). What is a Subplot?. Retrieved January 4, 2013, from Wisegeek.com
Referensi
website: http://www.wisegeek.com/whatis-a-subplot.htm
Catharsis. (n.d.). Collins English Dictionary Retrieved
from
Stucture, Style, and The Principles of
Dictionary.com website: http://dictionary.
Screenwriting. New York, NY: Regan
reference.com/browse/catharsis
Books
Calivis, D. (2012). Story Maps: How to
Misbach, Y.B. (2010). Teknik Menulis
Write a Great Screenplay. CA: Act Four
Skenario Film Cerita. Jakarta: FFTV
Screenplays.
Institut Kesenian Jakarta.
Costello, J. (2004). Writing A Screenplay.
Raynauld,
Vermont: Trafalgar Square Publishing.
in The Encyclopedia of Early Cinema.
06,
2013,
(1997).
Substance,
Mckee,
January
R.
Story:
- Complete & Unabridged 10th Edition.
I.
(2005).
“Screenwriting”
Edited by Abel, Richard. NY: Routledge Cowgill, L.J. (n.d).Ensemble Films: The Gang’s All Here. Retrieved February 4,
Smith, S.E. (2003). What are Ensemble
2013,
Casts. Retrieved October 28, 2012, from
from
http://www.plotsinc.com/
sitenew/column_art_10.html.
wisegeek.com
website:
http://www.
wisegeek.com/what-are-ensemblecasts. Cowgill, L.J. (2008). The Art of Plotting: Add Emotion, Suspense, and Depth to Your Screenplay. New York, NY: Lone Eagle. Dyas, D.R. (1993). Screen Writing For
42
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
htm
Penerapan Ensemble Characters dalam Film Pendek Sumpit
Rani Aryani Widjono
Stoller, B.M. (2009). Filmmaking for Dummies 2nd edition. Indianapolis, IN: Willey Publishing, Inc Walter,
R.
(2010).
Essentials
of
Screenwriting. USA: Plume Books.
VOL VIII, No. 1 Juni 2015
43