Naskah Film Pendek “Sahabat Karib”
Oleh : Rasyidiah 10.21.0491
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010
Naskah “Sahabat Sejati” Written by Rasyidiah
Cp : Rasyidiah Copyright© by Rasyidiah All Right Reserved
Scene 1 INT. RUANG KELUARGA – MALAM HARI Cast : Cita, Mama Suasana malam diruang keluarga Cita Cita (sambil duduk santai disamping Mama yang sedang menonton TV) Ke mana ya Ma, Nuri?. Lama nggak muncul. Biasanya kan tiap hari ia nggak pernah absen. Selalu datang. Mama (Dengan nada santai) Mungkin lagi sakit dia Cit. Cita
(tersenyum ke arah Mama) Iya. Siapa tahu ya Ma?. Ya udah ntar sore aku ke rumah Nuri ya Ma, siapa tau emang lagi sakit dianya. Mama (sambil mengusap rambut Cita) Iya.. DISSOLVE TO: Scene 2 EXT. RUMAH NURI – SORE HARI Cast : Cita, Tetangga Cita datang untuk menjenguk Nuri yang diduga sakit. Cita (Mengetuk pintu rumah Nuri) Assalamua’alaikum…Nuri….Nuri….
Sudah kurang lebih 15 menit Cita berdiri didepan pintu rumah Nuri tapi Nuri tak kunjung muncul. Akhirnya salah satu tetangga Nuri pun lewat didepan rumah Nuri.
Tetangga (tersenyum ramah kepadaa Cita) Cari Nuri ya Dek? Cita Iya Pak. Kok dari kaya gak ada orangnya dirumah. Udah saya ketuk pintunya dari tadi tapi gak ada yang jawab.
Tetangga Nuri dan keluarganya memang udah nggak tinggal disini lagi Dek. Dia dan keluarganya sudah pulang ke desa. Denger-denger sih Bapak Nuri di PHK dari pekerjaannya. Makanya keluarga Nuri pulang ke desa untuk bertani aja. Begitu dek. Cita Oow..begitu ya pak. Pantas saja Nuri nggak masuk sekolah lagi. Ya udah terima kasih Pak kalau begitu. Saya mohon pamit dulu. Tetangga Iya Dek. Sama-sama. Cita (Cita pun bergegas pulang kembali ke rumahnya) DISSOLVE TO: Scene 3 INT. RUMAH CITA – MALAM HARI Sejak kejadian itu Cita dirumah sering melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah sering selalu murung. Hingga Ayahnya pun heran melihat perubahan sikap Cita akhir-akhir ini. Cast: Cita, Papa Cita dan Papa sedang duduk santai di teras rumah. Papa (dahi papa mengerut) Ada apa Cit? Kamu kok akhir-akhir ini kelihatan lesu begitu. Tidak seperti biasanya, kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria. Cita Nuri Pa.
(muka memelas) Papa Memang kenapa dengan sahabatmu itu. Sakit ya? Kok nggak pernah maen ke rumah lagi?. Cita (Cita Menggeleng) Papa Lantas?? Cita Nuri sekarang udah pindah rumah Pa. Kata tetangganya dia ikut ortunya pulang ke desa. Kabarnya bapak-nya Nuri di PHK. Jadi mereka ingin jadi petani saja di desa. Papa (sambil menatap wajah Cita tampak tertegun,seperti kurang percaya dengan omongan Cita) Cita (marah kepada Papa yang seolah olah tidak mempercayai perkataannya) Kalau Papa nggak percaya, tanya aja deh sama Pak RT-nya atau tetangga sebelah sekalian!. Papa (Papa hanya tersenyum melihat tingkah anaknya) Lalu rencana kamu apa. Cita (mendekat kearah Papa) Aku harap Papa bisa menolong Nuri.. Papa (Heran)
Maksudnya..? Cita (Cita memohon dengan nada agak memaksa) Cita ingin Nuri bisa berkumpul lagi dengan Cita seperti dulu lagi Pa. Papa Baiklah kalau begitu. Tapi kamu harus mencari alamat Nuri didesa dulu ya Cit. Setelah dapat baru kita ke tempat Nuri. Cita (bersemangat dan mencium pipi Ayahnya) Sip.Ok, Pa!. DISSOLVE TO: Scene 4 EXT. DESA TEMPAT TINGGAL NURI – SORE HARI Dua hari kemudian Cita pun berhasil memperoleh alamat rumah Nuri di desa. Ini berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak oleh keluarga Nuri dahulu. Kesokan harinya Cita dan Ayah Cita pun berangkat ke desa tempat tinggal Nuri. Cast : Cita, Ayah Cita, Nuri, Bapak Nuri Dirumah Nuri kedatangan Cita dan Ayahnya disambut dengan oleh Nuri dan keluarga Nuri sendiri. Betapa gembiranya hati Nuri ketika bertemu dengan Cita. Nuri (sambil merangkul Cita dan terharu) Sorry ya Cit. Aku nggak sempat kasih tau kamu. Cita Ah nggak apa-apa Ri. Yang penting sekarang akhirnya kita ketemu juga kan…hehe
Nuri (tersenyum kepada Cita) Iya..iya…
Setelah cukup lama mereka bersenda gurau Ayah Cita pun menjelaskan tujuan kedatangan mereka kepada orang tua Nuri. Ayah Cita Begini Bapak, Ibu kedatangan kami kemari ingin mengajak Nuri agar mau ikut kami ke Bandung. Kami sudah menganggap Nuri seperti keluarga kami sendiri. Kami harap Nuri bersedia kami ajak ke Bandung. Ayah Nuri Kami sih terserah Nuri saja Pak. Kalau Nuri bersedia ikut kami ya tidak apa-apa. Cita (menatap penuh harap kepada Nuri) Giman Ri, mau ya ikut denganku ke Bandung. Biar kita bisa sekolah barang lagi kaya dulu. Nuri (sedang berfikir sambil menatap kearah keluarganya)
Sepertinya Ayah Cita pun mengerti apa yang dipikirkan Nuri. Ayah Cita (dan tersenyum kepada Nuri) Soal sekolah kamu, kamu nggak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung. Nuri
Baiklah kalau memang Bapak dan Cita ingin saya sekolah disana. Saya bersedia ikut Bapak dan Cita ke Bandung. Ayah Nuri Terima kasih banyak ya Pak udah mengajak anak kami untuk bisa ikut tinggal di rumah Bapak. Ayah Cita (sambil bangkit dari tempat duduk ) Iya. Tidak apa-apa pak. Sama- sama. Kalau begitu kami pamit pulang dulu Pak. Biar Nuri istirahat dulu besok dia kan harus ke Bandung untuk kembali lanjut bersekolah disana. Cita Sampai jumpa besok Ri. Ku tunggu kamu di Bandung pokoknya. (Sambil memeluk Nuri dan tersenyum) Nuri (menepuk bahu Cita dan memeluknya) Sip Cit tunggu aku di Bandung sobat. Cita (sambil melambaikan tangan kepada Nuri dan keluarga) Ok….
Akhirnya Nuri dan Cita pun kembali bersama lagi. Dan mereka pun menjadi sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Nuri dan Cita tinggal di rumah Cita. Sementara orang tua Nuri tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Nuri yang sudah tua. END.