Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan
Vol. 13. No.1, Juli 2012
Penerapan Alat Penilaian Kemampuan Konselor (APKK) Untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar Konseling Elisabeth Christiana1 Abstrak: Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya fenomena yang terjadi di lapangan adanya kemampuan konselor yang kurang dalam keterampilan dasar konseling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan alat penilaian kemampuan konselor (APKK) dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan desain penelitiannya adalah Pre Eskperimental Design dengan menggunakan jenis One Group Pre-test and Post-test. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan PPB FIP UNESA. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan angket keterampilan dasar konseling sebanyak 25 item. Metode analisis data yang digunakan dengan uji t-test. Dari perhitungan diperoleh deskripsi kemampuan dasar konseling sebelum mendapat APKK memiliki skor antara 30 sampai 46. Sedangkan sesudah mendapatkan APKK memiliki skor antara 35 sampai 47. Dengan demikian dapat diisimpulkan bahwa APKK dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa APKK dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling di Jurusan PPB FIP UNESA. Dari hasil penelitian tersebut mengarahkan rekomendasi agar mahasiswa Jurusan PPB FIP UNESA menggunakan APKK untuk meningkatkan keterampilan dasar konseling. Kata kunci : ketrampilan dasar, konseling, APKK, konselor.
Keterampilan
dasar
konseling
Dengan
demikian
jelas
bahwa
merupakan keterampilan utama yang
keterampilan dasar konseling merupakan
harus dimiliki konselor. Kemampuan ini
faktor penting untuk dapat mengadakan
sangat
hubungan yang efektif dalam konseling.
untuk
diperlukan konselor mengembangkan
terutama hubungan
Pemberian pengalaman praktikum
konseling (Tyler,1969:38). Sehubungan
yang merupakan komponen penting dari
dengan hal tersebut di atas, Hansen
program pendidikan konselor (Hansen
(1982:232) mengatakan bahwa setiap
dan
dimensi hubungan konseling memerlukan
Kelly,1970;Cross dan
komunikasi antara konselor dan klien.
misalnya pada LPTK-LPTK kita masih
Warner,1971;Myrik
dan
Brown, 1983)
56
mengalami banyak kendala. Kendala itu
meningkatkan
antara lain proses pembimbingan yang
konseling?”
keterampilan
dasar
tidak efektif dan efisien (Abimanyu,
Sesuai dengan rumusan masalah
1992), dan terbatasnya waktu yang
yang telah dirumuskan diatas maka
tersedia bagi pelaksanaannya di sekolah
tujuan
(Abdullah, 1993). Kondisi
“membuktikan
demikian
penelitian
dapat menghambat upaya penyiapan
kemampuan
calon
menigkatkan
konselor
yang
berkualifikasi
bahwa konselor
ini
adalah
alat
penilaian
efektif
keterampilan
dalam dasar
(qualified) .Untuk mengatasi berbagai
konseling. Secara operasional tujuan
kelemahan
penelitian untuk mengetahui perbedaaan
dala
m
proses
belajar-
mengajar khususnya dalam pemberian
skor
praktikum dalam program pendidikan
mahasiswa
konselor
diterapkannya alat penilaian kemampuan
merupakan
sesuatu
yang
mendesak dilakukan. Salah satu bentuk yang
menarik
untuk
pengembangan
model
kemampuan meningkatkan
dikaji alat
konselor
ketrampilan
dasar
sebelum
konseling
dan
sesudah
konselor.”
adalah penilaian
Alat Penilaian Kemampuan Konselor
untuk
keterampilan
Di antara sekian banyak tuntutan
dasar
akan kemampuan seorang konselor,
konseling.
haruslah disadari bahwa sebenarnya Berdasarkan latar belakang yang ada,
maka
permasalahan
dapat sebagai
dirumuskan berikut,
“bagaimanakah efektivitas alat penilaian kemampuan
konselor
dalam
yang penting ialah ditetapkannya lebih dulu
kemampuan-kemampuan
”generic”
dan
”essentials”
kemampuan-kemampuan
yang
yang sebagai harus
dimiliki tiap kopnselor. Kemampuan ”generic” mengandung arti kemampuan
Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya
57
yang harus dimilki oleh seorang konselor
menggambarkan mutu yang terrendah,
dan kemampuan ”essentials”berarti yang
dan nilai 5 (lima) menggambarkan mutu
penting
tertinggi.
di
antara
kemampuan-
kemampuan yang harus dimiliki itu secara
singkat
dapat
Keterampilan Dasar Konseling
disebut Konseling adalah hubungan antara
”kemampuan yang esensial”
seorang profesional yang telah dilatih Alat
Penilaian
Kemampuan
Konselor
ini,
dimaksudkan
untuk
menilai
tiga
komponen
pokok
kemampuan serta keterampilan seorang konselor
yaitu,
kemampuan/keterampilan mempersiapkan
konseling,
konseling,
kemampuan/keterampilan konseling.
Dalam
dan mengakhiri
indikator.
memerlukan
mengatasi normal
bantuan
kecemasan
atau
konflik,
untuk
yang
bersifat
atau
masalah
pengambilan keputusan (Nugent,1981).
adalah komunikasi antar pribadi, yaitu antara
klien
dan
konselor.Di
dalam
komunikasi tersebut menuntut adanya keahlian dari pihak konselor.
komponen
kemampuan/keterampilan ini ditetapkan sejumlah
yang
Komunikasi yang terjadi dalam konseling
kemampuan/keterampilan melaksanakan prosedur
secara khusus dengan seorang individu
Tiap
indikator
ditandai dengan sejumlah deskriptor. Semua deskriptor itu harus dinampakkan oleh subyek penilaian. Dalam menilai kemampuan/keterampilan
subyek
penilaian , dikelompokkan dengan skala 1-5. Nilai 1 (satu) dilakukan untuk Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya
Tinjauan
mengenai
tujuan
komunikasi konseling, sebenarnya tidak terlepas dari tujuan konseling. Tujuan konseling dapat dilihat dari dua segi, yaitu: dari segi proses dan dari segi hasil. Bahasan ini mengacu pada segi proses dan lebih ditekankan pada komunikasi dasar konseling. Tujuaan komunikasi
58
konseling menjangkau beberapa tujuan
treatment.
Pertama-tama
dilakukan
yang ingin dicapai dalam hubungan
pengukuran (pre-test) lalu dilaksanakan
konseling (dari segi proses konseling)
perlakuan,
seperti eksplorasi, informasi, klarifikasi
pengukuran kembali (post-test) yang
,merumuskan , perencanaan, penguatan,
digambarkan sebagai berikut:
dan penilaian. Semua tujuan tersebut
Pre-test O1
kemudian
dilakukan
Treatment X
Post-test O2
mengacu pada tujuan konseling (dari segi DesainPenelitian 212)
hasil) yaitu agar klien dapat menentukan pilihan,
perubahan,
kebingungan
dan
mengurangi
(Gilmore,1973:29).
Beberapa aspek atau komponen model keterampilan
dasar
konseling
yaitu,
secara non verbal ,meliputi: kontak mata, sikap badan, sikap tangan
dan kaki,
pacing ,sentuhan.
satu kelompok subjek. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pengukuran awal) dan
sesudah
perlakuan
(pengukuran
akhir). Penelitian ini dilakukan di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbimgan
Metode Penelitian
elitianpre-eksprerimental one design,
denganrancangansatukelompoksubjek.
UNESA
adalah mahasiswa Jurusan Psikologi
penelitian
Ilmu
Pendidikan
UNESA.
Pada
penelitian ini, terdapat dua variable yaitu keterampilan dasar konseling sebagai
Rancangan tersebut digunakan dalam karena
Pendidikan
Pendidikan dan Bimbimgan Fakultas
designdenganpre-testandpost-test group
Ilmu
adapun subyek dalam penelitian ini
Penelitianinimenggunakanjenispen
ini
2009:
Penelitian ini hanya menggunakan
Fakultas
penelitian
(Arikunto,
ini
bertujuan untuk mengetahui efek dan
Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya
variabel
terikat
dan
alat
penilaian
kemampuan konselor (APKK) sebagai variabel bebas.
59
Dalam
metode
responden tinggal memberikan tanda cek
digunakan
(√) pada kolom atau tempat yang sesuai.
adalah angket. Angket merupakan teknik
Alasan penggunaan jenis angket tertutup
pengumpulan
karena
pengumpulan
penelitian data
ini,
yang
data
yang
dilakukan
angket
ini
mudah
diolah,
dengan mengadakan komunikasi dengan
responden tidak perlu menuliskan buah
sumber
pikirannya,
data,
menyatakan, angket disajikan
Arikunto
angket
terbuka
dan
sedemikian
dibagi
(2009) menjadi
tertutup rupa
menjaring
sehingga
tidak
responden
yang
relative
banyak.
Kisi-Kisi Angket TentangKeterampilan Dasar Konseling Variabel Aspek Indikator
Verbal
angket
membutuhkan waktu lama dan dapat
yang
Keterampilandasarkonseling Non verbal
pengisian
No butir soal Positif Negatif 1, 7, 4, 10 9 23 16 2, 19 5 13, 22 3 12
jumlah
6
17, 21
3
Parafase
24
8, 18
3
Refleksi
20
11, 15
3
Rangkuman
14
25
3
Kontakmata Sikapbadan Sikaptangan Sikap kaki Sentuhan (pacing) Jarakfisik
Jumlah
4 2 3 3 2
25
Angket keterampilan dasar konseling terdiri dari 25 butir. Angket tersebut memiliki reliabilitas (rtt) 0, 286 sebesar dengan p = 0, 281. Hasil dan Pembahasan Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan alat penilaian kemampuan Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya
konselor (APKK) sebanyak 2 bulan, selanjutnya mahasiswa diberikan lagi angket
tentang
keterampilan
dasar
61
konseling. Tujuannya untuk mengetahui
dalam kategori memiliki keterampilan
ada
dasar konseling rendah, sedang dan
tidaknya
perbedaan
tingkat
keterampilan dasar konseling oleh 50
tinggi.
Selanjutnya,
50
mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan
tersebut
diberikan
alat
dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan
kemampuan konselor (APKK).
UNESA setelah memperoleh perlakuan alat
penilaian
kemampuan
konselor
Setelah dengan
diberikan
menggunakan
alat
mahasiswa penilaian
perlakuan penilaian
(APKK). Dari hasil post-test tersebut,
kemampuan konselor (APKK) sebanyak
diketahui
ada perbedaan dari 50
2 bulan, selanjutnya mahasiswa diberikan
mahasiswa tersebut setelah diberikan alat
lagi angket (posttest) untuk mengetahui
penilaian kemampuan konselor (APKK).
keterampilan dasar konseling . Tujuannya
Pada skor awal (pre-test), 50 mahasiswa
untuk
termasuk memiliki kategori keterampilan
perbedaan tingkat keterampilan dasar
dasar konseling rendah. Sedangkan pada
konseling oleh 50 mahasiswa Jurusan
skor akhir (post-test), skor keterampilan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
dasar
Fakultas
konseling
50
mahasiswa
mengetahui
Ilmu
ada
tidaknya
Pendidikan
mengalami peningkatan. Dari 50 siswa
setelah
yang
skor
penilaian kemampuan konselor (APKK).
terbanyak dengan nilai 47 dan skor yang
Peningkatan skor keterampilan dasar
terendah yaitu 35.
konseling pada 50 mahasiswa tersebut
Simpulan Saran
merupakan
mengalami
peningkatan
Berdasarkan
hasil
pre-test
memperoleh
UNESA
hasil
perlakuan
perlakuan
alat
yang
diberikan peneliti berupa alat penilaian
,diperoleh mahasiswa Jurusan Psikologi
kemampuan
Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
Peningkatan tersebut disebabkan oleh
Pendidikan
kesungguhan
UNESA
yang
termasuk
Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya
konselor
50
mahasiswa
(APKK).
dalam
62
mengikuti perlakuan yang diberikan oleh
kemampuan konselor (APKK). Hal ini
peneliti. Secara keseluruhan, mahasiswa
menunjukkan
mampu
kemampuan konselor (APKK) dapat
mengikuti
tahapan-tahapan
dalam proses .
bahwa
meningkatkan
Perubahan
skor
alat
penilaian
keterampilan
dasar
keterampilan
konseling. Analisis perbedaan mean skor
dasar konseling terlihat pula dalam
pre test dan post test diperoleh hasil t = -
proses
yang
23, 081, p = 0,000 yang berarti
t-test
menunjukkan
bahwa
menunjukkanbahwanilai t = -23, 081
keterampilan
dasar
yang
sebelum dan sesudah diberikan alat
menunjukkanadaperbedaansebelumdanse
penilaian kemampuan konselor (APKK).
sudahperlakuan.
Maka hipotesis penelitian diterima yaitu“
analisis
data
dilakukandenganmenggunakanuji
Adanya keterampilan
perbedaan dasar
tingkat
konseling
juga
diperkuat oleh hasil dengan uji t-test ada perubahan dari mahasiswa yang memiliki
Penerapan (APKK)
ada
perbedaan
konseling
Kemampuan dapat
meningkatkan
antara
Konselor
digunakan
untuk
keterampilan
dasar
konselor”.
keterampilan dasar konseling rendah
Bagi
penelitian
lanjut
agar
menjadi keterampilan dasar konseling
memperhatikan
sedang.
yang tidak teramati ketika mahasiswa
variabel-variabel
lain
melaksanakan latihan keterampilan dasar
SIMPULAN DAN SARAN
konseling di luar latihan terbimbing, Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
disimpulkan
bahwa
:terdapat
peningkatan skor antara sebelum dan sesudah
melakukan
alat
penilaian
Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya
misalnya :frekuensi latihan keterampilan dasarkonseling,
melakukan
latihan
keterampilan dasar konseling di luar bimbingan.
63
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A.E. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Masalah, Tantangan Bimbingan Konseling dan Implikasinya Bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah :Disampaikan pada Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya, tanggal 14-26 Desember 1995. Abdullah, A.E, dan Bambang Sakri. 1983. Pendidikan Konselor Berdasarkan Kompetensi. Jakarta :Depdikbud. Ditjen PendidikanTinggiTenaga Kependidikan. Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia (alihbahasaAgusMaulana). Jakarta :Profesional Books Gilmore, S.K. 1973. The Counselor InTraining.Oregon : Prentice-Hall, Inc. Hansen, J.C., Stevic., Richard R. And Warner., Richard, W. 1982. Counseling : Theory and Process. Boston :Allyn and Bacon, Inc Hosking, Bruce. 1978. Microcounseling Skills Workbook. University of Waikato. Nugent, F.A. 1981. Profesional Counseling. Monterey, California : Brooks/ Cole Peblising Company Siegel, S. 1956. Nonparametic Statistik for The Behavior Sciences. New York : McGraw-Hill Book Company Tyler, L.E. 1969. The Work Of The Counselor. Thrid edition. New Jersey : Prentice-Hall
Staf Pengajar di Universitas Negeri Surabaya