Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills Oleh : Ahmad Baikuni Prodi BKI STAI Miftahul Ulum Panyepen Pamekasan email :
[email protected] Abstract Counseling service is a service to help counselee in obtaining their understanding to be used in their life time. So they can determine the better choice that is useful and suitable with their environment condition. Counselee will obtain a good skill when the counselor is not only able to use the technique and communication of counseling but also how to arrange their mind which is called as mind skill that can be trained with experiential learning. This article tries giving an argument and theoretical review about the importance of mind skill in a counseling because empirical researches find out some of counselors that are not able to give counseling service comprehensively, the fact counselor tend to fall in their selfishness, then they are dominated by their negative self-talk and they tend to act more experienced and then transfer their experience to the counselee.
Keyword : mind skills, counseling, experiential learning
A.
Latar Belakang Konseling
islam
bantuan merupakan
kepada
yang orang
bersifat yang
menghadapi
salah satu layanan utama dalam
kebutuhan
bimbingan dan konseling di dalam
mendesak, sehingga bila dibiarkan
kehidupan
berlarut-larut
umat
islam
baik
di
dan
segera
masalah akan
yang
berpotensi
tengah tengah masyarakat atau di
untuk menimbulkan gangguan lebih
lingkungan
sekolah.
ini
lanjut. Layanan ini berfungsi untuk
merupakan
bagian
layanan
membantu seseorang mendapatkan
Layanan dari
responsif, yaitu layanan pemberian
pengertian
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
dan
memperjelas
| 108
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 pandangannya
untuk
digunakan
layanannya3
pengguna
.
Dengan
sepanjang hidup sehingga ia dapat
kata lain, konselor harus menjadi
menentukan pilihan yang berguna
seorang reflective practitioner, yang
sesuai
dalam
kondisi 1
sekitarnya .
esensial
Dalam
konseling
khusus
kalimat
bertujuan
lain, untuk
setiap
tindak
konselingnya senantiasa melakukan refleksi
dan
berpikir
sebelum
mengecek
kembali
membantu para orang menyadari
bertindak,
kekuatan-kekuatan mereka sendiri,
tindakan
yang
menemukan
serta
melakukan
hal-hal
yang
layanan
sudah
perbaikan
merintangi penggunaan kekuatan-
terhadap
kekuatan
sesuai secara berkelanjutan.
itu,
dan
memperjelas 2
tujuan yang mereka inginkan . as
palaksanaan
konseling
tergantung konselor
the
pada
diharapkan
dapat
layanan
konseling
memandirikan menjalani
seharusnya
dimiliki
oleh
sangat
layanan konseling, idealnya layanan
memberikan
konseling
di
tengah
tengah
masyarakat
benar-benar
berjalan
seperti
yang
diharapkan
yaitu
yang
layanan konseling yang berkualitas,
dalam
dalam artian pelibatan diri konselor dimana
karakteristik
pengambilan keputusan dalam hal
konselor
menjadi
belajar, pribadi, sosial dan karier.
mempengaruhi jalannya konseling,
Selain
penggunaan
dituntut
kehidupannya
yang
konselor dalam rangka pemberian
Konselor
konseli
kurang
art),
kompetensi
pelaksananya.
yang
Melihat peran dan kompetensi
Sebagai sebuah keterampilan (counseling
tindakan
dilakukan,
itu,
konselor
untuk
melalui
senantiasa
memiliki
kepribadian faktor
yang
keterampilan
motif
komunikasi yang baik dan teknik-
altruistik, selalu bersikap empatik,
teknik konseling yang ada, serta
menghormati
tercapainya
keragaman,
mengedepankan
serta
kemaslahatan
membantu kebutuhan
tujuan konseli untuk
untuk memenuhi
hidup
yang
berarti. 1
McLeod, J. 2003. An Introduction to Counseling.New York: McGraww-Hill.6
2
Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont: Thomson Brooks/Cole.9
3
ABKIN. 2007. Standar Kompetensi Konselor. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 109
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 Harapan
ideal
seperti
yang
Alih-alih
menjadi
konselor
yang
dinyatakan di atas ternyata bertolak
profesional,
belakang
memainkan peran sebagai manusia
dengan
kenyataan
sesungguhnya . Temuan Setiyowati
4
yang
konselor
lebih
berpengalaman
yang melakukan penelitian evaluatif
kemudian
terhadap tindak konseling konselor
pengalamannya
di Kota Malang menunjukkan bahwa
konseli.
sebagian besar layanan konseling
Bila
lebih dan
memindahkan tersebut
dirunut
ke
kepada belakang,
yang diberikan jauh dari kriteria
ketidakprofesionalan
profesional.
konseling
tersebut
mengalami kebingungan mengenai
dampak
dari
teori dan teknik konseling yang
konseling yang tidak maksimal di
harus digunakan dalam membantu
pendidikan prajabatan (S1).Untuk
menyelesaikan
dapat memberikan konseling yang
Konselor
di
terjebak
Konselor
sering
permasalahan.
lapangan
cenderung
dengan
pemikirannya
dengan
sendiri
profesional, harus
tindak merupakan pembelajaran
setidaknya
menguasai
konselor
keterampilan
sehingga
teknis konseling dilengkapi dengan
self-talk
unjuk ciri kepribadian yang empatik
sering
dikuasai
oleh
negatif.
Perhatian
konselor
yang
yang
didasari
oleh
motif-motif
seharusnya terpusat penuh pada
altruistik.
diri
pembelajaran konseling di tingkat
konseli
berubah
menjadi
Sementara
berpusat pada diri konselor sendiri.
S1
Langkah yang akhirnya diambil oleh
penguasaan teknik-teknik konseling
konselor adalah melaksanakan sesi
tanpa
konseling seperti percakapan biasa
membentuk
atau
internalnya. Dengan pembelajaran
hanya
nasehat
yang
sekedar tidak
pemberian 5
terapeutik .
yang
hanya
itu,
diikuti
5
Setiyowati, A. J. 2011. Riset Evaluatif Penyelenggaraan Layanan Konseling di SMA Se-Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Mulawarman. 2010. Penerapan Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) untuk Meningkatkan Harga Diri (Self-Esteem) Siswa SMA: Suatu Embedded Experimental Design. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM.
pada
dengan
upaya
kemampuan
demikian,
konseling 4
berfokus
teknik-teknik
mungkin
akan
dapat
dikuasai oleh mahasiswa, namun ia tidak
akan
konseling
dapat
yang
berhadapan sebenarnya
menjalankan
terapeutik dengan
di
lapangan.
saat
konseli Dalam
bahasa lain, pembelajaran hanya
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 110
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 akan
membentuk
konseling
dan
“tukang”
bukan
profesional
dalam layanan konseling. Salah
satu
demikian
besar
tidak
diimbangi
dengan proses pembelajaran yang memadai di pendidikan prajabatan
kemampuan
konselor.
Temuan
7
Hidayah
internal yang harus dibentuk agar
menjelaskan
calon konselor dapat menjalankan
prajabatan konselor belum sampai
konseling dengan profesional adalah
pada
pengembangan
kompetensi mengelola pikiran atau
tetapi
baru
lebih
transfer pengetahuan. Lebih-lebih
dikenal
Mindskills
dengan
terdiri
mindskills.
atas
bahwa
pendidikan mindskills,
sampai
pada
area
enam
lagi, dalam kurikulum di semua
komponen,
yaitu:
menciptakan
lembaga pendidik calon konselor
peraturan
yang
membantu,
masih belum terdapat matakuliah
menciptakan
persepsi
yang
khusus
untuk
membantu, menciptakan wicara diri
melatihkan
yang membantu, menciptakan citra
dimungkinkan
visual
asumsi
yang
menciptakan membantu,
membantu,
penjelasan dan
yang
menciptakan
pengharapan
yang
Penguasaan
mindskill
mindskills.
keterampilan mindskills
yang
sebagai
penguasaan
mengelola
konseling.
proses
menjalankan sudah
konseling
teknik-teknik
dikuasainya
sehingga
akan
keberhasilan dilakukan
dengan
bermuara konseling
demi
dan yang baik
tersebut
penguasaan
Namun sayangnya, kebutuhan
yang
terhadap
effect
terbukti. menjumpai para
teknik
dari asumsi
Hal
ini
bahwa
mahasiswa dan
prosedur
konseling sudah baik, namun ketika mereka dihadapkan pada konseling
akan penguasaan mindskills yang
sesungguhnya,
6
7
Sutanto, L. 2008. Eksplorasi Motifmotif dan Mind Skill dalam Diri Konselor: Materi dalam Penajaman Keterampilan Konseling. Malang: tidak diterbitkan.
otomatis
ditunjukkan oleh penelitian Hidayah
yang
kemaslahatan konseli .
secara
akan
teknik-teknik
tidak
(2012)
tercapainya
seperti
empati,
Kenyataannya,
pada
6
terdapat
internal,
nurturant
akan membuat mahasiswa mampu
ini
keterampilan-
dan
berkembang
dan
Hal
karena
bahwa
membantu. baik
membahas
mereka
masih
Hidayah, N. 2009.Process-Audit dalam Penyelenggaraan Pendidikan Akademik S1 Bimbingan dan Konseling. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM.
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 111
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 merasa
was-was
dan
takut
konselinya
dalam
keseluruhan
konseling.
Keterampilan
melakukan kesalahan, ingin segera
proses
mengakhiri
menyertai
konseling,
yang
akhirnya berakibat pada kacaunya 8
proses konseling yang dilakukan . Dengan
demikian,
disimpulkan
bahwa
ketika
terjadi
konselor
menggunakan
tidak
mampu saja
teknik-
teknik dan komunikasi konseling,
keterampilan
tapi juga keterampilan mengelola pikiran yang disebut mind skills.
menempuh pendidikan prajabatan dengan
dapat
dapat
konseling mahasiswa yang sedang berkorelasi
konseli
keterampilan
Mind
skills
sebagai
dapat
keterampilan
konselor yang sudah berpraktek di
untuk
mengelola
lapangan.
terjadi
dalam
Karenanya,
diperlukan
diartikan konselor
proses
pikiran,
yang
meliputi
upaya yang sistematis dan ilmiah
mendefinisikan proses yang terjadi
untuk secepat mungkin membenahi
dalam
pembelajaran
merefleksi,
dan
berpikir
tersebut
pendidikan
konseling prajabatan
pada konselor
kognisi,
memaknai,
merevisi
proses
sehingga
agar di kemudian hari pendidikan
bermuara pada seleksi komponen
tersebut
berpikir
menghasilkan
konselor
yang
profesional,
konselor-
terampil
khususnya
dan dalam
memberikan layanan konseling.
yang
keterampilan
Dasar Teoretik
1.
Pentingnya Mind dalam Konseling yang
menggunakan konseling
tindakan-tindakan
Skills
sehingga 8
dapat
dalam
tindakan berkelanjutan
mampu
seorang
yang
telah
konseling
dan
komprehensif, menyertai
Hidayah, N. 2012.Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman untuk Mengembangkan Mind Competence Calon Konselor. Laporan penelitian tidak diterbitkan. Malang: LPPM UM.
berikutnya
secara
sehingga
konseling
yang dilakukan dapat berlangsung secara tepat dan efektif9 .
keterampilan
secara
tersebut,
melakukan refleksi tertentu pada
Konselor yang efektif adalah konselor
Dengan
konselor dapat meninjau kembali dilakukan
B.
terarah.
Menurut merupakan
Jones,
mind
keterampilan
skills yang
harus dikembangkan oleh konselor agar ia dapat menjalankan proses
9
Jones, R. N. 2005. Practical Counselling and Helping Skills. London: Sage Publications. 33
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 112
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 konseling
dengan
lebih
efektif.
mengukur,
dan
mengontrol
Keterampilan ini dapat berkembang
keterampilan
dengan baik jika konselor mampu
skills) yang dimilikinya.
memanfaatkan pikiran
yang
mengelola
potensi-potensi ia
miliki.
potensi
3.
Dengan
pikiran
Konselor
berpikir dapat
keterampilan
yang
cara
komunikasi
atau
teori
teknik
berperilaku
dalam
cara
konseling,
melatih dan
sehingga bermuara pada konseling
sehingga
yang memperhatikan kemaslahatan
dapat
konseli
10
.
mind
ia
mengembangkan konseling
yang
skillnya Jones11
mendeskripsikan
bahwa terdapat enam komponen
memahami bahwa ia memiliki
mind
kemampuan
dimiliki oleh konselor agar ia dapat
untuk
berpikir
kesadaran
super
(super-conscious
thinking)
skills
menjalankan yang
menjadi lebih baik.
persepsi
Konselor
dapat lebih
bertindak
efektif
jika
ia
yang
seharusnya
konseling
dengan
baik, yaitu:menciptakan peraturan
yang dapat dikembangkannya
dengan
membantu, yang
menciptakan
wicara
mencitakan membantu, diri
yang
membantu, menciptakan citra visual
mampu melihat proses mental
yang
yang
penjelasan yang membantu, dan
terjadi
pilihan diambilnya sehingga
dalam
tindakan dalam ia
setiap yang
konseling, memiliki
Jones, R. N. 2003. Introduction to Counseling Skills.London: Sage Publications. 121
membantu,
menciptakan
menciptakan
pengharapan
yang
membantu. a.
kesempatan untuk menyadari,
10
akhirnya
Konselor dapat menyadari dan
dengan
2.
konseling,
dan efektif.
dengan baik, di antaranya adalah: 1.
penguasaan
dimilikinya dengan lebih tepat
yang akan diperoleh ketika konselor mengelola
keterampilan
pada
keterampilan
Terdapat beberapa keuntungan mampu
(mind
skills) yang dimilikinya sebaik ia
dan
melatih
berpikir
dimiliki, konselor dapat mengontrol berkomunikasi
(mind
Menciptakan
Peraturan
yang Membantu
11
Jones, R. N. 2005. Practical Counseling and Helping Skills. London: Sage Publications. 111
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 113
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 Peraturan
diartikan
sebagai
dan situasi. Menciptakan persepsi
sesuatu yang boleh dan tidak boleh
yang
dilakukan oleh seseorang. Setiap
persepsi positif terhadap diri sendiri
konselor
peraturan-
sebagai profesional penyelenggara
peraturan tertentu dalam dirinya
layanan konseling, terhadap konseli
yang pada akhirnya akan menjadi
yang
ukuran dasar bagaimana ia bisa
proses
menjalani
dan
dijalankannya.
Dengan
Dalam
memanfaatkan
keterampilan
memiliki
kehidupan
pekerjaannya. menyelenggarakan konseling,
layanan
konselor
menciptakan membantu
perlu
peraturan sehubungan
membantu
dilayani,
diarahkan
maupun
pada
terhadap
konseling
menciptakan
yang
persepsi
yang
untuk
membantu, konselor akan melihat
yang
permasalahan dari banyak sudut
dengan
pandang,
sehingga
akan
siapa dirinya, siapa konseli yang
mengarahkannya pada kesimpulan,
dilayaninya, dan bagaimana sifat
sikap dan tindakan yang positif.
hubungan konseling yang sedang
c.
dibangunnya.
Menciptakan
peraturan yang membantu berarti
Menciptakan
Wicara
Diri
yang Membantu Percakapan yang terjadi dalam
konselor perlu membuat peraturan
konseling
yang
tiga hal, yaitu percakapan umum
realistis
dan
preferensial,
setidaknya
antara
tidak
percakapan dalam diri konseli, dan
Peraturan
yang
dan
dari
bukan yang bersifat absolut dan realistis.
konselor
terdiri
membantu akan membuat konselor
percakapan
dapat
Wicara diri dalam hal ini ditekankan
menempatkan
dengan
diri
sesuai
porsinya,
tidak
pada
memberikan
konseling,
dirinya
bermuara
pada
tercapainya tujuan konseling. b.
Mencitakan
Persepsi
Membantu Persepsi tingkat konselor
konselor. konselor
instruksi
(self-talk)
mengenai yang
diri
bagaimana
memaksakan diri ketika melakukan yang
dalam
konseli,
apa
kepada
secara
positif,
yang
harus
dipikirkannya pada awal, proses, dan akhir layanan konseling. Fungsi
diartikan
akurasi dalam
atau
sebagai ketepatan
menyadari
dan
menilai dirinya sendiri, orang lain
wicara diri secara khusus adalah untuk
memfokuskan
konselor
sehingga
menangkap
apa
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
yang
pikiran mampu dikatakan
| 114
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 oleh konseli dengan tepat, mampu merespons bermain
dengan
dengan
tepat,
Penjelasan
adalah
alasan-
tidak
alasan yang diberikan oleh individu
angan-angannya
kepada diri mereka sendiri untuk
sendiri ketika melakukan konseling,
segala
sehingga
Penjelasan akan berpengaruh pada
konseling
bisa berjalan
dengan fokus dan terarah. d.
Menciptakan
Citra
Visual
individu.
Konselor
menciptakan
mengalami
yang
terjadi.
perasaan, reaksi fisik, dan tindakan
yang Membantu Ketika
sesuatu
perasaan
harus
dapat
penjelasan
yang
membantu. Penjelasan dalam hal ini
yang bersifat signifikan, seseorang
adalah
biasanya menggambarkan apa yang
permasalahan
ia rasakan dalam pikiran. Begitu
dan yang dibawa oleh konselinya.
pula, apa
Dengan
yang
diceritakan oleh
penjelasan yang
mengenai dihadapinya
menciptakan
orang lain juga direspons dengan
atas
menggambarkannya dalam kepala
konselor
menggunakan
mendiagnosa permasalahan konseli
gambar-gambar
penyebab
penjelasan
permasalahan,
diharapkan
tertentu. Semakin baik seseorang
dengan
terlibat dalam apa yang diceritakan
membuat
oleh orang lain, maka semakin baik
membantu
pula
penyelesaian masalah yang tepat
ia
tersebut
menggambarkan di
kepala.
hal
Konselor
serta
tepat.
Hal
dapat ini
konselor konseli
mencapai
akan mampu
menemukan
tujuan
konseling
hendaknya menggambarkan secara
sebagaimana yang diharapkan.
visual di dalam kepala apa yang
f.
diceritakan sehingga
oleh ia
mampu
konselinya
Menciptakan
Pengharapan
yang Membantu
membaca
Pengharapan
seseorang
dengan tepat bagaimana alur pikir
akan mempengaruhi perasaannya,
konseli yang sedang dihadapinya.
perasaan orang lain, reaksi fisik,
Dimensi lain yang harus dilakukan
pendapat,
oleh
adalah
berkomunikasi dengan orang lain.
negatif
Dalam
konselor
menghilangkan
gambaran
serta
kemampuannya
konseling,
yang tidak perlu sehingga tidak
pengharapan
mengganggu jalannya konseling.
berarti bahwa konselor menciptakan
e.
pengharapan-pengharapan
Menciptakan yang Membantu
Penjelasan
realistis
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
yang
menciptakan
tentang
membantu yang tingkat
| 115
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 kemampuannya
sendiri
untuk
yang
pada
gilirannya
digunakan
panduan
untuk
mengatasi situasi dan orang-orang
sebagai
sulit.
eksperimentasi pertama,
2.
Melatih Skill
Pengelolaan
dengan
Mind
Experiential
Learning mengajarkan
keterampilan-keterampilan
yang
sadar
termasuk
mahasiswa dengan
secara
mind
harus
aktif
seperti
suatu
suatu
sesi
Tahap kedua, observasi reflektif,
keterampilan internal
konkrit,
laboratorium atau kerja lapangan. adalah
maupun
pengalaman
mengalami
dibutuhkan dalam konseling, baik eksternal
Tahap
merupakan tahap di mana pebelajar aktivitas
Untuk
aktif.
ketika
pebelajar
dengan
merefleksi
kembali
skills,
pengalaman tersebut. Tahap ketiga,
mempelarinya
konseptualisasi abstrak, adalah di
mengalami
langsung.
mana
pebelajar
mencoba
untuk
Mengalami langsung akan membuat
mengkonseptualisasikan
mahasiswa
tidak
hanya
model dari hasil merefleksi di tahap
memahaminya
secara
kognitif,
sebelumnya. Tahap yang keempat,
namun
juga
mempraktikkannya
dalam
seting
nyata.
pembelajaran
dengan
langsung
dikenal
experiential
Metode
mengalami dengan
learning
(EL).
EL
menunjukkan suatu siklus model belajar
yang
terdiri
dari
empat
eksperimentasi mana
aktif,
pebelajar
suatu
adalah
mencoba
di
untuk
mengeksperimenkan
model
yang
diperoleh
ketiga
untuk
di
tahap
memperoleh pengalaman yang akan datang. EL
merupakan
suatu
proses
pengalaman
yang
tahap: (1) pengalaman konkrit, (2)
transformasi
observasi
reflektif,
(3)
terus menerus. Hal utama dalam
konseptualisasi
abstrak,
dan
(4)
proses belajar adalah aktivitas atau
Siklus
ini
eksperimentasi menunjukkan pengalaman
12
aktif .
bagaimana diwujudkan
melalui
refleksi ke dalam konsep-konsep, 12
Kolb, D. A. 1984. Experiential Learning: Experiences as the Source of Learning and Development. New Jersey: Prentice Hall, Inc. 231
melakukan
(learning
by
doing).
Dalam proses experiential learning, individu
bersifat
partisipan, memerlukan tanggung belajarnya
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
aktif
bukan
sebagai penonton;
keterlibatan jawab; nyata
dan
dan
aktivitas bermakna
| 116
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 dalam konteks konsekuensi alamiah
hanya akan terjadi jika mahasiswa
bagi pebelajarnya.
mengalaminya secara langsung apa
Terdapat penelitian
sejumlah yang
bukti
menunjukkan
yang akan diinternalisasi. Mind skills sebagai
salah
satu
jenis
bahwa EL sangat tepat digunakan
keterampilan konseling, yang akan
untuk
bermuara
melatihkan
keterampilan Penelitian
keterampilan-
dalam
yang
konseling.
dilakukan
oleh
pada
reflective dan safe practitioner akan dapat
diinternalisasikan
Muslihati menyimpulkan bahwa EL
mahasiswa
merupakan
mereka
untuk
metode
yang
menanamkan
multibudaya Demikian
dalam
pula,
tepat
kesadaran 13
konseling .
penelitian
yang
terbentuknya
dengan
menjadi
reflektif
membentuk pribadi
16
sejak
pada
dini .
yang
Model
EL
menyediakan proses belajar dengan mengalami
langsung,
jika
sehingga
dilakukan oleh Simon menjelaskan
tepat
digunakan
sebagai
bahwa kemampuan coping self-talk
strategi internalisasi mind skills.
mahasiswa semakin meningkat jika dilatihkan juga
dengan
EL14.
mengungkapkan
Hidayah
hal
C.
yang
Implikasi dan Saran Berdasarkan kajian yang telah
sama, yaitu EL sangat tepat untuk
dibahas
mengembangkan mind competence
keterampilan konseling merupakan
15
calon konselor . skills
sebagai
atas,
peningkatan
sesuatu yang mutlak diperlukan,
Dengan demikian, internalisasi mind
di
salah
mengingat
kompetensi
konseling
satu
para konselor islam di lapangan dan
keterampilan dasar dalam konseling
para calon konselor di pendidikan sangat jauh dari profesional. Salah
13
14
15
Muslihati.2011. Penerapan Pembelajaran melalui Pengalaman pada Matakuliah Konseling Multibudaya.Disertasi tidak dipublikasikan. Malang: PPs UM. Simon, I. M. 2011. Penerapan Metode Experiential Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Coping Self-talk bagi Calon Konselor. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: PPs UM. Hidayah, N. 2009.Process-Audit dalam Penyelenggaraan Pendidikan Akademik S1 Bimbingan dan Konseling. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM.
satu
keterampilan
dikuasai
adalah
mengelola
mind
yang
mampu
skillsnya
dengan
yang
harus
keterampilan skills.
Konselor
mengelola baik,
mind
ditunjang
dengan penguasaan teori-teori dan
16
ABKIN. 2007. Standar Kompetensi Konselor. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 117
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 teknik-teknik konseling, akan dapat
metode
mengarahkan
menggunakan experiential learning,
proses
konseling
secara profesional untuk mencapai
termasuk
kemaslahatan konseli.
membelajarkan
Metode
yang
paling
tepat
untuk digunakan dalam melatihkan pengelolaan metode
mind
experiential
merupakan
skills yang
pula
untuk keterampilan-
internal
konseling
lainnya.
adalah
learning.
metode
keterampilan
pembelajarannya
EL
tepat
karena mahasiswa akan mengalami secara
nyata
proses
mengelola
mind skills sehingga ia tidak hanya memahami secara kognitif, namun
Daftar Pustaka
juga dalam bentuk praktek nyata.
ABKIN. 2007. Standar Kompetensi Konselor. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Dengan mampu mempraktekkannya dalam
performansi,
yang
merupakan bagian dari EL, berarti mahasiswa
telah
keterampilan
yang
memperoleh merupakan
hakikat dari mind skills. Sejumlah bukti penelitian juga mendukung kesimpulan ini. Berdasarkan dua kesimpulan di atas, disarankan agar mind skills dilatihkan
secara
spesifik
dan
terstruktur kepada mahasiswa calon konselor. Mengingat bahwa begitu pentingnya keterampilan mengelola mind skills ini, perlu diprogramkan sebuah mata kuliah khusus yang menjadikan keterampilan mengelola mind
skills
sebagai
instructional
effect dan bukan nurturant effect. Direkomendasikan
pula
agar
Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy.Belmont: Thomson Brooks/Cole. Hidayah, N. 2009.Process-Audit dalam Penyelenggaraan Pendidikan Akademik S1 Bimbingan dan Konseling. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Hidayah, N. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman untuk Mengembangkan Mind Competence Calon Konselor. Laporan penelitian tidak diterbitkan. Malang: LPPM UM. Jones, R. N. 2003. Introduction to Counseling Skills.London: Sage Publications. Jones, R. N. 2005. Practical Counselling and Helping Skills. London: Sage Publications. Kolb, D. A. 1984. Experiential Learning: Experiences as the
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 118
Ulu<muna< Vol 1 No 1Juni 2015 Source of Learning and Development. New Jersey: Prentice Hall, Inc. McLeod, J. 2003. An Introduction to Counseling. New York: McGraww-Hill. Mulawarman. 2010. Penerapan Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) untuk Meningkatkan Harga Diri (Self-Esteem) Siswa SMA: Suatu Embedded Experimental Design. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Muslihati.2011. Penerapan Pembelajaran melalui Pengalaman pada Matakuliah Konseling Multibudaya. Disertasi tidak dipublikasikan. Malang: PPs UM. Setiyowati, A. J. 2011. Riset Evaluatif Penyelenggaraan Layanan Konseling di SMA SeKota Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Simon, I. M. 2011. Penerapan Metode Experiential Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Coping Self-talk bagi Calon Konselor. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: PPs UM. Sutanto, L. 2008. Eksplorasi Motifmotif dan Mind Skill dalam Diri Konselor: Materi dalam Penajaman Keterampilan Konseling. Malang: tidak diterbitkan.
Meningkatkan Keterampilan Konseling dengan Mind Skills
| 119