PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA ( Edy Hariyanto , Ir. Wiratno A.Asmoro,M.Sc dan Ir. Tutug Dhanardono,MT) Jurusan Teknik Fisika – Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo,Surabaya 60111
ABSTRAK
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.. Pengambilan data dilakukan di permukiman yang terdekat dengan terminal Bungurasih dengan hari pengambilan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu pada pukul 06.00 – 09.00, 09.00 – 12.00, 12.00 – 17.00, 17.00 – 22.00, 22.00 – 00.00, 00.00 – 03.00, dan 03.00 – 06.00. Dari Analisa didapatkan Nilai Leq selama 30 menit pada hari Selasa dan Minggu. Nilai Leq pada hari Selasa untuk Ls ( waktu siang hari ) TTB nya adalah 69 dBA,nilai Leq untuk Lm ( waktu malam hari ) TTB nya adalah 51dBA,sehingga dapat diketahui nilai Lsm ( waktu siang malam) dengan perhitungan rumus didapatkan nilai TTB nya 51 dBA. Nilai Leq pada hari Minggu untuk Ls ( waktu siang hari) TTB nya adalah 80 dBA, nilai Leq untuk Lm ( waktu malam hari ) TTB nya adalah 59 dBA, sehingga dapat diketahui nilai Lsm ( waktu siang malam hari) dengan perhitungan rumus didapatkan nilai TTB nya 78 dBA. Nilai-nilai tersebut melebihi batas dari tingkat kebisingan menurut Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 1996 yaitu 55 dBAA, sehingga dinyatakan kurang layak bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar terminal Purabaya karena sudah melebihi ambang batas. Kata kunci: Kebisingan Lingkungan,TTB,Leq(24 jam),Lsm pada pembicaraan.Penelitian ini dilakukan di kawasan sekitar Terminal Bungurasih yang PENDAHULUAN memiliki intensitas kebisingan yang cukup tinggi. 1.1 Latar Belakang Kebisingan berasal dari keluar masuk dari bus serta kendaraan lain yang melintas.Kebisingan Terminal Purabaya di operasikan oleh merupakan salah satu hal yang sangat menganggu Pemkot surabaya pada tahun 1991 di Desa bagi penduduk disekitar terminal terminal, pada Bungurasih. Terminal Purabaya merupakan intensitas yang cukup lama dan tingkat tertentu terminal bus tersibuk di Indonesia (dengan jumlah dapat berbahaya bagi kesehatan. penumpang hingga 120.000 per hari), dan Tingkat kebisingan lingkungan pada termasuk terminal bus terbesar di Asia Tenggara. daerah di sekitar terminal selain kontinyu juga Terminal Purabaya atau lebih dikenal dengan berfluktuasi dari waktu ke waktu selama 24 jam. Terminal Bungurasih ini dibangun oleh Pemkot Untuk menentukan tingkat kebisingan lingkungan Surabaya sebagai terminal dengan tipe A yang yang diterima daerah tersebut selama 24 jam artinya berfungsi untuk melayani kendaraan umum memerlukan pengukuran selama 24 jam pula. sebagai Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Namun dalam perkembanganya, banyak sekali Antar Kota Luar Propinsi (AKLP), selain itu metode pengukuran yang digunakan untuk Terminal Purabaya juga melayani angkutan kota menghitung tingkat kebisingan lingkungan baik serta Lyn. oleh pemerintah melalui surat keputusan Menteri Masalah kebisingan yang diakibatkan Lingkungan Hidup Nomor : KEPoleh kegiatan transportasi di terminal Purabaya 48/MENLH/11/1996 . pada umumnya kurang diperhatikan oleh 1.2 Perumusan Masalah penduduk yang menetap di daerah tersebut, Dalam penelitian ini permasalahan yang dampak dari kebisingan lingkungan yang terusmuncul adalah bagaimana menentukan nilai menerus akan mengakibatkan gangguan parameter kebisingan,yaitu Leq24jam di daerah pendengaran, gangguan fisiologi, dan gangguan pada pembicaraan.Penelitian ini dilakukan di sekitar Terminal Purabaya. Bagaimana kawasan sekitar Terminal Bungurasih yang menentukan prosedur pengukuran Leq24jam yang memiliki intensitas kebisingan yang cukup tinggi. paling efisien dalam pembacaan saat pengambilan Kebisingan data, yang menghasilkan nilai mendekati dengan Masalah kebisingan yang diakibatkan nilai pengukuran kontinyu selama 24 oleh kegiatan transportasi di terminal Purabaya jam.Bagaimana cara mengendalikan tingkat pada umumnya kurang diperhatikan oleh kebisingan sehingga dapat mengurangi tingkat penduduk yang menetap di daerah tersebut, kebisingan yang terlalu tinggi. dampak dari kebisingan lingkungan yang terusmenerus akan mengakibatkan gangguan pendengaran, gangguan fisiologi, dan gangguan
1
1.3
Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.Penentuan nilai kebisingan siang malam selama 24 jam di luar ruangan ( out door ) 2.Daerah penelitian hanya mencakup pada daerah pemukiman yang terletak dekat dengan terminal Purabaya. 3.Diasumsikan sumber kebisingan yang paling dominan adalah dari bus yang keluar masuk dari terminal Purabaya. 4.Pengambilan data dialakukan selama 1 minggu (senin,selasa,rabu,kamis,jumat,sabtu,minggu)pada pukul 06.00-09.00, 09.00-12.00, 12.00-17.00, 17.00-22.00, 22.00-00, 00.00-03.00, 03.00-06.00. 1.4 Tujuan Tugas Akhir Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah : 1.Untuk menganalisa tingkat kebisingan siang malam di perkampungan bungurasih akibat kegiatan transportasi terminal Purabaya 2.Untuk menentukan prosedur kebisingan lingkungan yang mempunyai frekuensi pembacaan data yang paling efektif dengan hasil pengukuran yang mendekati pengukuran ideal kontinyu selama 24 jam. 1.5 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi permasalahan Melakukan pengamatan langsung pada lokasi yang menjadi objek study 2. Studi Lapangan. Mengidentifikasi jalur bus keluar masuk terminal yang menghasilkan tingkat kebisingan cukup tingg di daerah di sekitar terminal yang dekat perkampungan sekitar.. 3. Pengambilan data Pengambilan data 30 menit selama 24 jam ( mulai dari hari senin –minggu.Setelah itu dihitung nilai Leq 24 jam terbesar dan terkecil.Kemudian melakukan melakukan pengukuran tingkat kebisingan ( dengan pengambilan data setiap 5 detik selama 10 menit pada siang hari 4 kali dimulai dari jam 06.00 – 22.00, pada malam hari 3 kali dimulai dari jam 22.00 – 06.00) 4. Analisa data dan pembahasan Dari data yang telah diambil dibandingkan dengan SK Menteri Lingkungan Hidup, dilakukan analisa dan didapat suatu kesimpulan. 5. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian diatas apakah hasil dari penelitian tugas akhir terpenuhi atau tidak
II.TEORI PENUNJANG 2.1 Kebisingan Bising adalah suara yang tidak diinginkan. Pada umumnya kebisingan sangat berkaitan dengan ketergangguan (annoyance). Kebisingan ada dimana-mana dan ketergangguan adalah salah satu reaksi yang paling umum terhadap bising (Michaud dkk, 2005). Kebisingan lalu lintas menjadi sumber dominan dari kebisingan lingkungan di perkotaan. Banyak orang yang terpengaruh oleh kebisingan lalu lintas di rumah mereka. Sumber kebisingan yang terkait dengan transportasi berasal dari mobil penumpang, sepeda motor, bus dan kendaraan berat. Tiap-tiap kendaraan menghasilkan kebisingan, akan tetapi sumber dan besarnya dari kebisingan dapat sangat bervariasi tergantung jenis kendaraan. Sebuah studi oleh Yamaguchi dkk (1994) menyimpulkan fluktuasi kebisingan yang acak disebabkan oleh perubahan periodik arus lalu lintas. Berbagai negara di dunia yang terus mengalami perkembangan lalu lintas akan diiringi pula dengan penambahan tingkat kebisingan di sepanjang jalan raya. Hal ini menyebabkan salah satu bentuk invasi kebisingan lingkungan. Kebisingan lalu lintas menggangu kegiatan dasar masyarakat seperti tidur, istirahat, belajar, dan berkomunikasi. 2.2 Jenis-Jenis Kebisingan Kebisingan pada umumnya merupakan bunyi yang terdiri dari sejumlah frekuensi dengan tingkat bunyi yang berbeda-beda dalam besaran desibel (dBA). Ditinjau dari hubungan tingkat bunyi sebagai waktu maka kebisingan dapat dibedakan menjadi 1. Kebisingan kotinyu (Steady State Wide Band Noise) Kebisingan dimana fluktuasi intensitas pada kebisingan ini tidak lebih dari 6 dBA dengan spektrum frekuensi yang luas. Sebagai contoh adalah bunyi yang ditimbulkan oleh mesin gergaji dan bunyi yang ditimbulkan oleh katub gas. 2. Kebisingan terputus-putus (Intermitten Noise) Merupakan kebisingan dimana bunyi mengeras dan melemah secara perlahanlahan. Seperti kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas jalan raya, dan bunyi yang ditimbulkan oleh kereta api. 3. Kebisingan impulsif berulang (Impulse Noise) Merupakan kebisingan dimana waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncaknya tidak lebih dari 65 ms dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan intensitasnya sampai 20 dBA dibawah puncaknya tidak lebih dari 500 ms. Seperti bunyi mesin tempa di pabrikpabrik. 4. Steady-state noise adalah kebisingan yang tingkat tekanan bunyinya stabil terhadap perubahan waktu dan tak mengalami
2
lingkungan. Baku Tingkat Kebisingan dinyatakan dalam Kebisingan Siang Malam (Lsm) dengan skala dBA(A) Tabel 2.1 Lampiran SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996
perubahan yang begitu besar. Contoh kebisingan yang stabil adalah kebisingan sekitar air terjun dan kebisingan pada interior pesawat terbang saat sedang diudara. 5. Fluktuating noise adalah kebisingan yang kontinyu namun berubah-ubah tingkat tekanan bunyinya. Contoh fluctuating noise adalah kebisingan akibat lalulintas pada jalan raya. 2.3 Skala desibel (dBA) Decibel (dBA) adalah suatu angka logaritma dari perbandingan antara dua fisis sama yang menyatakan ambang dengar suara. Jadi dBA untuk tekanan suara yang disebut tingkat tekanan suara (sound pressure level = SPL) adalah logaritma perbandingan antara tekanan suara pada posisi tertentu dari sumber dibandingkan dengan tekanan suara ambang suara dengar manusia (tekanan ambang manusia adalah pref = 2 x 10-5 n/m2). (BJ Smith, 1996) Untuk meng-kompensasikan kebisingan latar belakang, perbedaan decibel dihitung. Rumusnya di bawah ini, kompensasi kebisingan latar belakang menggunakan L1 (dBA) sebagai jumlah tingkat tekanan suara berbobot A dari kebisingan yang ditargetkan dan kebisingan latar belakang, dan L2 (dBA) sebagai kebisingan latar belakang. Rumus akan memperkirakan kebisingan yang ditargetkan L3 (dBA) dengan:
L1
L2
L3 = 10 log 10 10 10 10
2.6 Kriteria Kebisingan untuk Bangunan Tempat Tinggal Tingkat bising latar belakang yang dapat diterima dalam bangunan tempat tinggal adalah tidak tegas seperti dalam jenis bangunan lain, karena perbedaan yang besar dalam lokasi pengembangan tempat tinggal, jangkauan ekonomik,dan lain-lain, dan juga pada kegiatan yang berbeda yang terjadi di dalamnya. Tabel di bawah ini menunjukkan nilai NC yang direkomendasikan untuk rumah-rumah dengan lokasi yang berbeda. Tabel 2.2 Kriteria Bising Latar Belakang Yang direkomendasi untuk Rumah Tangga
( Pers.2.1 )
2.4. Prinsip Pengendalian Kebisingan Bila sumber bunyi setelah di evaluasi ternyata menghasilkan kebisingan itu dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem pendengaran. Oleh karena itu keberadaan kebisingan harus ditekan sampai serendah mungkin. Untuk menganalisa dan mengatasi perlu meninjau tiga elemen penting yaitu : 1. Sumber Kebisingan 2. Tranmisi Kebisingan 3. Penerima Kebisingan 2.5 Kriteria Kebisingan Lingkungan Pada Suatu Lokasi Di Indonesia. Kriteria kebisingan lingkungan di Indonesia dituangkan dalam keputusan Menteri Lingkungan Hidup pada Tahun 1996. Pada surat keputusan Menteri Lingkungan Hidup dengan Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 , menetapkan bahwa yang dimaksud dengan kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Kriteria kebisingan lingkungan berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup dengan Nomor : KEP48/MENLH/11/1996 dinyatakan dalam Baku Tingkat Kebisingan. Yang dimaksud Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke
Lokasi desa pinggiran Kota Kota dekat Lalulintas padat dekat industri padat
Ruang tidur 20
Ruang keluarga 25
25 30
30 35
35
40
40
45
2.7 Dampak Kebisingan Kebisingan merupakan suara yang tidak dikendaki. Apabila suatu suara menganggu orang yang sedang membaca ataupun yang sedang mendengarkan musik, maka suara itu adalah kebisingan bagi orang itu meskipun orang-orang lain tidak terganggu oleh suara tersebut. Meskipin pengaruh bising banyak kaitannya dengan faktorfaktor psikologis dan emosional, ada terdapat juga kasus-kasus dimana akibat-akibat serius seperti kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat kenyaringan suara atau karena lamanya
3
telinga terpasang pada kebisingan tersebut. Pengaruh-pengaruh kebisingan antara lain : 1.Pengaruh kebisingan pada pendengaran (Auditory effect) antara lain : a.Kerusakan pendengaran, kerusakan pendengaran akibat kebisingan adalah rusaknya organ-organ dalam pendengaran. b.Penurunan pendengaran (hearing loss). Penurunan pendengaran adalah bergesernya ambang batas pendengaran seseorang menjadi lebih tinggi dari ambang batas manusia normal, sehingga telinga tidak mampu mendeteksi tingkat tekanan bunyi pada 0 dBA sampai batas pergeseranya. 2.Pengaruh kebisingan terhadap psychology meliputi : • Gangguan tidur (sleep disturbance), Gangguan tidur yang dialami seseorang akibat kebisingan adalah bergesernya tingkat perasaan nyenyak saat tidur menjadi lebih rendah. Berkurangnya kenyamanan dan perasaan nyenyak saat tidur menyebabkan penurunan kebugaran Perasaan terganggu (annoyance). Perasaan terganggu oleh kebisingan adalah suatu respon seseorang tehadap bising di sekitarnya. Tingginya tingkat gangguan dan lamanya seseorang dalam lingkungan yang punya tingkat gangguan bising sangat besar menyebabkan seseorang beranggapan bahwa kebisingan tidak terlalu penting karena sudah terbiasa. • Stress. Kebisingan yang mengenai seseorang sampai 85 dBA(A) bisa berakibat stressnya seseorang. Stress ini ditandai dengan membesarnya pupil mata, naiknya tekanan darah dan meningkatnya asam lambung. Lebih jauh, kebisingan yang mengenai seseorang dengan jangka waktu yang lama mengakibatkan sakit mental, gelisah dan perasaan mudah marah.
tekanan bunyi ekuivalen (Leq), tingkat tekanan bunyi siang hari (LS), tingkat tekanan bunyi malam hari ( LM), tingkat tekanan bunyi siang malam ( LSM) Tingkat Kebisingan Ekivalen (Leq) Salah satu perhitungan tingkat tekanan bunyi adalah tingkat tekanan bunyi ekuivalen dimana nilai tertentu bunyi yang fluktuatif selama waktu tertentu setara dengan tingkat bunyi yang steady state pada selang waktu yang sama. Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu ( Leq ) dapat ditentukan melalui persamaan : n Lpi Leq 10 log pi.10 10 i 1 Tingkat Kebisingan pada siang hari ( LS) Tingkat Kebisingan yang terjadi pada siang hari dengan tingkat tekanan bunyi selama 16 jam siang hari yaitu antara pukul 06.00 – 22.00 dengan minimal pengambilan data selama 4 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Ls. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Ls 10 log
1 4 .ti10 16 i 1
Lsi 10
dBA
Tingkat Kebisingan pada malam hari ( LM) Tingkat Kebisingan yang terjadi pada malam hari dengan tingkat tekanan bunyi selama 8 jam malam hari yaitu antara pukul 22.00 – 06.00 dengan minimal pengambilan data selama 3 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Lm. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Lsi 10 1 3 Lm 10 log .ti10 dBA 8 i 1
2.8 Macam-Macam Tingkat Kebisingan Tingkat Kebisingan Statistik Model yang dipergunakan untuk menyatakan distribusi kebisingan selama interval tertentu secara lebih mendalam. Tingkat Kebisingan Ekivalen Model yang dipergunakan untuk menyatakan tingkat kebisingan rerata dalam interval waktu tertentu. Tingkat Kebisingan Siang Malam Model yang dipergunakan untuk menyatakan tingkat kebisingan lingkungan Interval Siang : 16 jam (06.00 – 22.00) Interval Malam : 8 jam (22.00 – 06.00
Tingkat tekasiang malam ( LSM) Tingkat kebisingan siang malam hari dipakai di Indonesia untuk menilai kebisingan Lingkungan. Dengan persamaan rumus dapat dituliskan : Lm5 LS 10 1 10 Lsm 10 log 16.10 8.10 dBA 24
2.9 Penentuan Kriteria Kebisingan Ada beberapa penentuan kriteria yang dibdakan menurut fungsi dan kegunaannya. Berikut akan dijelaskan dua macam penentuan kriteria kebisingan yaitu perhitungan tingkat
4
Pengambilan data setiap 5 detik selama 10 menit pada siang hari selama 4 kali dimulai dari pukul 06.00 – 22.00, pada malam hari 3 kali dimulai dari pukul 22.00 – 06.00. 6.Ls ( tingkat kebisingan siang hari) Dilakukan pengambilan data selama 1 minggu pada siang hari data yang dihasilkan 120 data. 7.Lm( tingkat kebisingan malam hari) Dilakukan pengambilan data selama 1 minggu pada malam hari data yang dihasilkan 120 data 8.Lsm( Tingkat Kebisingan Siang Malam) Perhitungan antara Ls ( waktu siang) selama 16 jam,Lm(waktu malam) selama 8 jam. 9.Analisa 10.Kesimpulan 9.Saran 3.1 Penentuan Objek Penelitian Penelitian ini pengambilan data di permukiman terdekat dengan terminal Bungurasih . seperti yang di tunjukan pada gambar 3.1 .
III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Study Literatur dan identifikasi permasalahan Perumusan masalah
Pengambilan data 30’ selama seminggu
Leq Terkecil Leq Terbesar Pengambilan Data selama 10 menit pembacaan 5 detik
Ls ( kebisingan siang hari)
Lm ( kebisingan malam hari)
LSM( waktu siang malam)
Analisa Kesimpulan
Gambar 3.1 Layout Terminal Purabaya
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian Cara kerja flow chart diatas : 1.Study literatur dan identifikasi permasalahan Langkah awal yaitu melakukan survai atau pengamatan langsung pada lokasi yang menjadi objek dari penelitian. 2.Perumusan Masalah Merumuskan suatu permasalahan mengenai tingkat kebisingan akibat kegiatan aktifitas terminal Purabaya. 3.Pengambilan data selama 30 menit dalam 1 Minggu Data yang diambil dimulai dari hari seninminggu,selama 24 jam. 4.Leq terkecil,Leq terbesar Setelah dilakukan pengambilan data selama 30 menit,maka diketahui hari Leq yang terbesar,dan Leq yang terkecil 5.Pengambilan data tingkat kebisingan
Gambar 3.2 Denah Terminal Purabaya Berdasarkan Google Map Pada penelitian mengenai kebisingan lingkungan akibat kegiatan transportasi terminal Purabaya, yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah area permukiman yang letaknya sangat berdekatan dengan terminal Purabaya dijadikan sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi terminal Purabaya (Bungurasih) yang terletak di permukiman yang padat, sehingga diperkirakan mempunyai dampak kebisingan
5
yang besar terhadap bermukim di sekitarnya.
masyarakat
dimana nilai tertentu bunyi yang fluktuatif selama waktu tertentu setara dengan tingkat bunyi yang steady state pada selang waktu yang sama.Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu ( Leq ) dapat ditentukan melalui persamaan :
yang
2. Arus transportasi terminal Purabaya tergolong kontinyu akibat keluar masuk bus umum maupun bus kota. 3. Jarak pemukiman di sekitar terminal rata-rata sangat dekat 4. Aktivitas penduduk di sekitar terminal Surabaya cukup beragam . 5. Banyak sekali aktivitas penduduk yang memakan waktu kerja cukup lama dilakukan di luar area permukiman. 3.2 Metode Pengukuran & Perhitungan Berdasarkan KepMenLH No.48/MenLH/11/1996 : 1. Waktu pengukuran selama 10 menit tiap jam. 2. Pengambilan data adalah tiap 5 detik ( 10 menit dihasilkan 120 data) 3. Ketinggian microphone adalah 1,2 m dari permukaan tanah. 3.3 Alat Ukur yang digunakan Data diukur dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Alat ukur ini mengkonversi suara menjadi signal electrik yang diperkuat oleh mikrofon, di proses secara electronik untuk menghasilkan pembacaan dalam decibel.
n
Leq 10 log pi.10 i 1
Lpi dBA 10
2.Menentukan LSM ( Siang Malam) Langkah pertama : Pengambilan data pada siang hari ( Ls) dimulai pukul 06.00 – 22.00 dengan minimal pengambilan data selama 4 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Ls. Dapat dirumuskan sebagai berikut : Ls 10 log
1 4 .ti10 16 i 1
Lsi 10
dBA
Langkah Kedua : Pengambilan data pada malam hari ( LM) Dimulai pukul 22.00 – 06.00 dengan minimal pengambilan data selama 3 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu. Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Lm. Dapat dirumuskan sebagai berikut Lsi 10 1 3 Lm 10 log .ti10 dBA 8 i 1 Langkah Ketiga : Pengambilan data siang malam hari Dengan persamaan rumus dapat dituliskan Lsm 10 log
Gambar 3.3 Sound Level Meter ProsedurPengukuran 1. Posisikan sound level meter pada kedudukan yang setara tingkat intensitas bising di tempat 2. Aktifkan pengukuran dengan mengatur saklar geser pada kedudukan Lo atau Hi. Lo atau Low Intensity berada pada skala 40 s/d 80 dBA, sedangkan Hi atau High Intensity berada pada skala 80 s/d 120 dBA. 3. Pencatatan pada satu kedudukan akan terkait dengan pembacaan skala minimum dan skala maksimum. Ambil jumlah titik kedudukan sebanyak yang diperlukan. 3.4 Metode Pengukuran Metode Pengukuran untuk penelitian kebisingan pada terminal Bungurasih Surabaya terdapat dua hal yang penting : 1. Survey Awal 2. Pengambilan Data IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data 1.Tingkat Kebisingan Ekivalen (Leq) Salah satu perhitungan tingkat tekanan bunyi adalah tingkat tekanan bunyi ekuivalen
Lm5 LS 10 1 10 16 . 10 8 . 10 dBA 24
Data hasil pengukuran dimulai dari jam : 06.00-09.00,09.00-12.00,12.00-17.00,17.0022.00,22.00-00.00,00.00-03.00,03.00-06.00 (senin,selasa,rabu,kamis,jumat,sabtu,minggu) Langkah awal yaitu melakukan perhitungan Leq untuk mengetahui pada hari apa tingkat kebisingan terbesar dan terkecil
Tabel 4.1 Leq selama 1 minggu No 1 2 3 4 5 6 7
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Didapatkan ; Nilai Leq pada hari Senin = 70 dBA Nilai Leq pada hari Selasa= 66 dBA Nilai Leq pada hari Rabu = 69 dBA
6
Leq dBA 70 66 69 67 68 71 73
Nilai Leq pada hari Kamis = 67dBA Nilai Leq pada hari Jumat = 68 dBA Nilai Leq pada hari Sabtu = 71 dBA Nilai Leq pada hari Minggu = 73 dBA Dari hasil perhitungan Leq tertinggi pada hari minggu sebesar 73 dBA ,faktor tingginya tingkat kebisingan adalah pada hari tersebut dijumpai padatnya jumlah pengunjung,maupun kendaraan yang keluar masuk pada terminal sangat padat,sehingga didapat nilai kebisingan yang sangat tinggi. Untuk nilai Leq terendah dari perhitungan diatas pada hari rabu,faktor penyebabnya sangat sedikit aktifitas kegiatan dalam terminal,baik dari pengunjung yang bepergian maupun kendaraan yang umum maupun bus keluar masuk yang melintas di terminal sangat sedikit,sehingga nilai tingkat kebisingan rendah.Tinggi rendahnya nilai tingkat kebisingan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara : aktifitas kegiatan yang ada pada terminal Purabaya meliputi bus keluar masuk maupun kendaraan umum yang melintas,jumlah pengunjung yang berpergian biasanya kebanyakan di jumpai pada hari libur cenderung lebih banyak daripada hari biasanya. Dapat dilihat hasil berdasarkan grafik di bawah ini
Langkah kedua yaitu melakukan perhitungitungan dengan Sound Level Meter setiap 5 detik selama 10 menit. Leq setiap 5 detik selama 10 menit pada hari Selasa ( LS pada siang hari )
Grafik 4.1 Leq24 Jam Selama 1 Minggu Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kebisingan dapat berubah tergantung pada situasi dan kondisi,pada hari senin tingkat kebisingan 70 dBA,kemudian mengalami titik penurunan pada hari selasa faktor penyebabnya aktifitas kegiatan dalam terminal dijumpai berkurang karena pada hari selasa faktor penyebabnya pada hari tersebut aktifitas kegiatan di terminal hanya dilewati bus keluar masuk dan kendaraan umum yang sangat sedikit. Pada hari Rabu mengalami kenaikan sebesar 69 dBA,setelah itu pada hari berikutnya mengalami penurunan tetapi tidak begitu drastis.Tingkat kebisngan tertinggi pada hari Minggu sangat tinggi disebabkan aktifitas kegiatan di terminal padat disebabkan jumlah penumpang,kendaraan umum,serta jumlah kendaraan yang melintas sangat padat.
Grafik 4.2 Leq pada hari Selasa Siang Hari Dari grafik Leq pada hari Selasa,pada pukul 07.10 didapat nilai Leq 68 dBAA setelah itu mengalami kenaikan diakibatkan aktifitas di luar terminal dipadati oleh para pengunjung dan bus yang keluar masuk di dalam terminal.Titik puncak kebisingan pada siang hari tepatnya pukul 14.10 dengan nilai Leq 14.10 sebesar 72 dBA,kemudian mengalami penurunan tingkat kebisingan pada malam hari dengan nilai Leq pada pukul 19.10 sebesar 65 dBA,faktor penyebabnya jumlah bus yang keluar masuk serta bus dalam kota mengalami titik penurunan kebisingan. Leq selama 10 menit hari Selasa ( LM / pada malam hari)
Tabel 4.2 Leq selama 1 minggu Jam 07.10 10.10 14.10 19.10
Leq 10'' 68 dBA 70 dBA 72 dBA 65 dBA
Keterangan ; Pukul 07.10 nilai Leq = 68 dBA ( Mewakili jam 06.00 – 09.00) Pukul 10.10 nilai Leq = 70 dBA ( Mewakili jam 09.00 – 12.00) Pukul 14.10 nilai Leq = 72 dBA (Mewakili jam 12.00 – 17.00) Pukul 19.10 nilai Leq = 65 dBA ( Mewakili jam 17.00 – 22.00) Didapat Nilai LS = 69
7
Tabel 4.3 Leq selama 1 minggu Jam
Leq selama 10 menit hari Minggu ( LM / pada malam hari)
Leq 10''
23.10
59 dBA
01.10
49 dBA
Jam
Leq 10 ''
05.10
52 dBA
23.10
59
Keterangan : Pukul 23.10 nilai Leq = 59 dBA ( Mewakili jam 22.00 – 00.00) Pukul 01.10 nilai Leq = 49 dBA ( Mewakili jam 00.00 – 03.00) Pukul 05.10 nilai Leq = 52dBA (Mewakili jam 03.00 – 06.00) Didapat nilai LM = 51 dBA
01.10
49
05.10
50
Keterangan : Pukul 23.10 nilai Leq = 59 dBA ( Mewakili jam 22.00 – 00.00) Pukul 01.10 nilai Leq = 49 dBA ( Mewakili jam 00.00 – 03.00) Pukul 05.10 nilai Leq = 50dB (Mewakili jam 03.00 – 06.00) Didapat Nilai LM = 59 dBA
Grafik 4.3 Leq pada hari Selasa Malam Hari Nilai Leq pada malam pada pukul 23.10 didapat nilai TTB sebesar 59 dBA,aktifitas pada malam hari mengalami penurunan TTB faktor penyebabnya jumlah penumpang dan jumlah bus yang keluar masuk sangat sedikit. Leq selama 10 menit pada hari Minggu ( LS pada siang hari )
Grafik 4.5 Leq selama 10menit Hari Minggu Nilai LSM dapat dipeoleh dari penjumlahan nilai LS ( lamanya waktu siang hari ) selama 16 jam,ditambahkan dengan nilai nilai LM / lamanya waktu pada malam hari ,selama 8 jam,maka diperoleh Nilai LSM ( Siang-Malam) pada hari Minggu = 78 dBA 4.2 Pembahasan Dari Hasil Perhitungan Leq selama 24 jam didapatkan nilai terendah pada hari Selasa nilai TTB nya 66 dBA,sedangkan nilai tertinggi pada hari Minggu nilai TTB nya 73 dBA. Selanjutnya melakukan perhitungan dengan rumus Ls ( waktu siang hari) selama 16 jam,Lm (waktu malam hari) pada hari selasa dan hari minggu.Untuk nilai Ls pada hari selasa didapat nilai TTB nya adalah 69 dBA,nilai Lm ( waktu malam hari didapat nilai TTB nya adalah 51 dBA,untuk nilai Lsm didapat dari penjumlahan nilai Ls dengan nilai Lm nilai TTB nya adalah 69 dBA. Untuk hari Minggu nilai Ls nilai TTb nya adalah 80 dBA,sedangkan nilai Lm nilai TTB nya adalah 59 dBA. Untuk Nilai Lsm didapat dari perhitungan rumus dengan nilai 78 dBA. Untuk nilai Leq tertinggi pada hari minggu sangat tinggi sekali karena banyak pengunjung yang berpergian,selain itu bertepatan dengan hari libur sehingga tingkat kebisingan di terminal Bungurasih tinggi. Berdasarakan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.48 Tahun 1996 untuk kawasan perumahan dan permukiman tingkat kebisingan 55 dBA. Hasil pengukuran dan
Tabel 4.4 Leq selama 1 minggu Jam
Leq 10''
07.10
74dBA
10.10
69dBA
14.10
71dBA
19.10
63dBA
Keterangan ; Pukul 07.10 nilai Leq = 74 dBA ( Mewakili jam 06.00 – 09.00) Pukul 10.10 nilai Leq = 69 dBA ( Mewakili jam 09.00 – 12.00) Pukul 14.10 nilai Leq = 71 dBA (Mewakili jam 12.00 – 17.00) Pukul 19.10 nilai Leq = 63 dBA ( Mewakili jam 17.00 – 22.00) Didapat Nilai LS = 80 dBA
Grafik 4.4 Ls pada Hari Miinggu
8
BIODATA PENULIS
perhitungan sebagai objek penelitian dibandingkan dengan SK menteri ternyata ambang batas melebihi batas nilai yang ditentukan,sehingga dapat dikatakan terminal Purabaya tersebut sangat bising sekali.
Nama : Edy Hariyanto TTL : Madiun, 27-07-85 Alamat : Kejawan Gebang16 Pendidikan SDN Madiun Lor 02 ( 1992-1998) SLTP 06 Madiun (1998-2001) SMU 4 Madiun (2001-2004) D3Poltekkes Surabaya (2004 – 2008) Teknik Fisika FTI ITS (2008 – sekarang)
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengukuran, perhitungan ,dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Hasil Leq 24 jam selama 30 menit diukur dari hari senin – minggu, nilai terendah pada hari Selasa adalah 66 dBA,nilai tertinggi pada hari minggu adalah 73 dBA 2. Nilai Lsm di perkampungan di sekitar Terminal Bungurasih diperoleh sebesar 78 dBA , lebih besar 23 dBA dibandingkan SK Menteri LH No.48/MenLH/11/1996 yang mempunyai nilai sebesar 55 dBA , sehingga perkampungan tersebut tidak memenuhi syarat sebagai tempat tinggal dari segi kebisingan 5.2 Saran Diukur juga ditempat lain sekitar kawasan Terminal Bungurasih,untuk mengetahui apakah semua perkampungan di sekitar terminal tersebut melebihi batas. Bila ternyata melebihi batas maka Dinas Perhubungan wajib untuk memasang barrier untuk mengurangi Tingkat Kebisingan. Daftar Pustaka 1.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH11/11/1996. 2.Materi Kuliah Akustik dan Getaran Jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya 3.Industrial Noise Control and Acoustics Randall F. Barron Louisiana Tech University,Ruston, Louisiana, U.S.A. 4.www.wikipedia.com
9
: