Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan (studi di PT 3M Indonesia dengan sistem Proses Hirarki Analitik) Dzulfikri Manufacturing Professional at PT 3M Indonesia
Abstract: The research aims to analyze the feasibility of the location by considering some criteria such as cost, location and risk from the land purchase project to choose the optimum location for manufacturing facilities, warehouses, and a research and development that can support the growth of company up to 10 years. Object of the research is determining the location of the factory in an industrial park close to the center of the automotive industry using the analytical hierarchy process (AHP) and sensitivity analysis. From internal analysis determined three criteria: 1) location, 2) Costs and 3) Risk. An additional 9 subcriteria-1 and 35subcriteria-2 are used to make a clear judgment for respondents. After going through the initial land selection process then selected nine alternative plant sites in industrial park. From the analysis using the AHP ” Expert Choice software” found that the Location criteria has a major effect on the decision making factor compare with Cost and Risk criteria, At the end from the 9 sites listed, AHP selected three most important alternative locations. However, after the sensitivity analysis conducted, the sequences from the top 3 location are changed due to the sensitivity of the weighting cost criteria. Keywords: site selection, Analytic Hierarchy Process, AHP, Industrial Park Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kelayakan lokasi dengan mempertimbangkan faktor biaya, lokasi dan resiko dari proyek pembelian lahan dan untuk memilih lokasi yang optimum untuk fasilitas pabrik, gudang, dan tempat penelitian dan pengembangan yang bisa mendukung perkembangan perusahaan sampai dengan 10 tahun ke depan. Obyek penelitian berupa penentuan lokasi pabrik di kawasan industri yang dekat dengan pusat kegiatan pabrik otomotif dengan menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP) dan analisa sensivitas. Dari analisa internal ditentukan tiga kriteria yaitu 1) Lokasi, 2) Biaya dan 3) Resiko. sembilan sub-kriteria-1dan 35 sub-kriteria-2 digunakan untuk menjelaskan kriteria tersebut sehingga mempermudah penilaian bagi responden. Setelah melalui proses seleksi awal maka dipilih 9 alternatif lokasi pabrik dikawasan industri. Dari hasil analisa AHP dengan menggunakan ” Expert Choice software” didapat bahwa kriteria lokasi berpengaruh besar terhadap pengambilan keputusan dibanding kriteria biaya dan resiko, akhirnya dari daftar 9 lokasi, dipilih 3 alternatif lokasi yang paling utama. Namun setelah dilakukan analisa sensivitas ternyata 3 urutan lokasi teratas tersebut berubah karena bobot faktor sensitivitas terhadap kriteria biaya. Kata Kunci: pemilihan lahan, Proses Hirarki Analitik (AHP), kawasan industri
Indonesia merupakan perwakilan negara yang perekonomiannya berkembang pesat yang diperkirakan akan menjadi salah satu 10 negara dengan perekonomian yang terbesar di dunia di tahun 2025. Dalam Alamat Korespondensi: Dzulfikri, Manufacturing Professional at PT 3M Indonesia Email:
[email protected]
banyak hal, Indonesia memiliki potensi untuk berkembang menjadi sebuah kelompok yang sangat kuat di Asia Tenggara dengan potensi pertumbuhan eksponensial yang di dorong oleh investasi domestik dan asing (Frost & Sullivan, November 2011). Berdasarkan pendapatan dan keuntungan dari masing-masing market bisa di ketahui bahwa bisnis automotif merupakan salah satu bisnis yang berkembang dan menguntungkan di luar minyak dan gas.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 161
ISSN: 1693-5241
161
Dzulfikri
Lembaga konsultan internasional Frost & Sullivan (Desember 2011) memperkirakan total penjualan kendaraan di Indonesia naik 8,7% CAGR (20112018) mencapai 1,6 juta unit pada 2018, didorong oleh stabilnya pertumbuhan ekonomi, sentimen positif konsumen, rendahnya tingkat bunga serta diluncurkannya model dan varian baru oleh produsen-produsen otomotif. PT 3M Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang memimpin posisi terkemuka di bidang Industri dan transportasi ingin mengembangkan bisnisnya dibidang perlengkapan bisnis otomotif yaitu dengan meningkatkan penjualan 400% sampai dengan tahun 2017. Konsekwensi dari program tersebut, 3M Indonesia akan memerlukan tambahan sarana dan prasarana berupa pembelian lahan di lokasi kawasan industri sebesar 10–15 hektar untuk menunjang bisnis perusahaan sampai 10 tahun mendatang. Untuk mendapatkan lahan yang optimal maka dilakukan analisa mulai dari keadaan lahan di area kawasan industri yang dekat dengan pusat kegiatan pabrik otomotif dan analisa tentang harga dan ketersediaan lahan tersebut. Berdasarkan laporan dari Colliers International Indonesia, jumlah penjualan tanah industri di wilayah Jabodetabek tahun 2011 melonjak sangat tajam sebesar 228% dibanding total penjualan di tahun 2010 Dari total penjualan tanah di tahun 2011 tersebut, lebih dari 50% digunakan oleh industri otomotif dan sebagian besar berada di kawasan industri Bekasi dan Kawarang. Sedangkan bila dilihat dari ketersediaan, kebutuhan dan penerimaan terhadap penawaran, dapat dilihat bahwa di tahun 2011 mencapai angka 90% tertinggi sepanjang sejarah penjualan lahan tanah di kawasan industri. Dari data ketersediaan, permintaan dan penerimaan terhadap penawaran diatas tidak heran apabila harga tanah menjadi sangat tinggi, karena banyaknya permintaan dan terbatasnya ketersediaan dari tanah di daerah tersebut. Untuk itu diperlukan analisa yang mendalam dan jelas supaya 3M Indoensia dapat mendapatkan lokasi lahan yang optimum. Salah satu teknik pengambilan keputusan untuk menyederhanakan masalah yang komplex adalah dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarcy Process) dan analisa sensivitas. AHP menyederhanakan permasalahan dengan membuat hirarki yang berupa tujuan, kriteria, sub-kriteria untuk 162
dibandingkan secara berpasangan dengan beberapa alternatif atau pilihan yang ada. Dari beberapa jurnal yang di telaah, didapat kriteria yang mempengaruhi pemilhan lokasi yang optimum yaitu faktor biaya dan faktor lokasi. Dari diskusi internal 3M Indonesia dengan melakukan kajian empirik, didapat faktor baru yaitu faktor resiko dimana tujuan dari ditelitinya faktor resiko tersebut adalah untuk meminimkan resiko tentang penjadwalan, resiko umum, resiko lingkungan, dan resiko operasional.
METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 1) Studi pendahuluan, pada tahap awal ini dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan gambaran umum, masalah-maslah yang ada di dalam perusahaan sekaligus mendapatkan berbagai informasi mengenai kondisi yang terjadi didalam perusahaan. Hal tersebut yang pertama dilakukan adalah melakukan pengamatan langsung dilihat dari lingkungan pabrik maupun sistem managemen pabrik tersebut, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan observasi didalam perusahaan dengan melakukan wawancara dengan managemen puncak tengtang perihal rencana pengembangan pabrik, gudang, dan tempat penelitian dan pengembangan yang ada di PT. 3M Indonesia. 2) Identifikasi Masalah, Selanjutnya setelah melakukan penelitian sebelumnya, ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Salah satunya yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana memilih lokasi lahan yang optimal yang dilihat dari faktor biaya, lokasi dan resiko untuk pengembangan dan antisipasi pertumbuhan PT 3M Indonesia sampai dengan 10 tahun yang akan datang. 3) Pengumpulan data AHP, didapat dari wasil wawancara dan tanya jawab terhadap pemilik lahan di kawasan industri, pengambil keputusan di PT 3M Indonesia dan 3M korporasi serta perwakilan 3M agen properti sehingga mendapat informasi awal untuk melanjutkan kegiatan pengumpulan data selanjutnya. Kemudia dari hasil wawancara dan tanya jawab tersebut maka dilakukan penyaringan terhadap data-data tersebut dan dilanjutkan dengan pembagian kuestioner terhadap pihak-pihak yang berpengaruh untuk
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
mengambil keputusan dalam pemilihan lokasi lahan yang dibutuhkan. Wawancara dan tanya jawab awal dilakukan dengan berdiskusi dahulu mengenai tujuan, katagori, sub-katagori, kriteria seperti apa yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan sehingga sesuai dengan sistem kerja perusahaan tersebut, setelah diketahui katagori, subkatagori dan criteria dan sub-kriteria yang menjadi alasan pemilihan lokasi lahan tersebut, maka semua unsur-unsur tersebut akan dibandingkan tingkat kepentingan yang disusun didalam form kuestioner dan diberi nilai kepentingan bobot antar kriteria dan sub-kriteria tersebut serta juga dibandingkan dengan pemilihan alternatif setaip lahan yang tersedia, pemilihan lahan ini berdasarkan diskusi terhadap para pengambil keputusan berdasar informasi dan kunjungan lapangan.
Amerika supaya didapat model hirarki dari persoalan yang dihadapi sehingga permasalahn yang ada bisa lebih di sederhanakan. Penyusunan model hirarki dimulai dengan menentukan tujuan (Goal) yaitu untuk mendapatkan lahan yang optimum untuk pengembangan 3M Indonesia yang akan digunakan untuk pengembangn pabrik, fasilitas litbang dan gudang distribusi. Langkah selanjutnya adalah menetukan kriteria dan subkriteria. Dari analisa internal ditentukan tiga kriteria yaitu 1) Lokasi, 2) Biaya dan 3) Resiko. Kemudian dari kriteria tersebut dikembangkan menjadi sembilan sub-kriteria-1 dan tiga puluh lima subkriteria-2 dengan perincian sebagai berikut: • Sub-kriteria-1, terdapat 3 sub-kriteria untuk Lokasi yaitu karakteristik lokasi, lokasi lahan, dan fasilitas infrastruktur. 2 sub-kriteria untuk biaya yaitu biaya capital dan biaya operasional, sedangkan untuk kriteria resiko terbagi menjadi 4 subkriteria yaitu resiko operasional, resiko lingkungan, resiko umum, dan resiko penjadwalan. • Sub-kriteria-2, sub-kritreia-1 ”karakteristik lokasi” dibagi menjadi tiga sub-kriteria-2 yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengumpulan data perusahaan didapat dengan mencari informasi dari tim real estate 3M di
Penentuan persyaratan pembelian
Pencarian Lokasi Lahan
Penyebaran kuesioner kepada para pengambil keputusan
Memasukan data dari kuesioner
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penyaringan lokasi awal
Penyusunan Kuestioner
Menghitung rata-rata geometris
Menetukan beberapa pilihan lokasi lahan
Menentukan Hirarki proses
Pengujian Kosistensi dg standard deviasi
Pembobotan pada sub-kriteria dan alternatif
Analisa Hasil dan analisa sensivitas
Y
Permintaan penawaran ke pemilik lahan
Konsis ten?
No Kembali ke proses awal
Gambar 1. Diagram pengolahan data AHP TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
163
Dzulfikri
ukuran tanah yang tersedia, bentuk lahan tanah, pertimbangan penggunaan lahan, sub-kriteria-1 ”lokasi lahan” terbagi menjadi 7 sub-kriteria-2 yaitu jarak dari jalan tol, lokasi dari pabrik Bekasi, jarak dari fasilitas umum, jarak ke pelanggan utama termasuk pusat otomotif, jarak ke pelabuhan, jarak ke local supplier dan jarak ke bandara. Sub-kriteria-1 ”fasilitas infrastruktur” terbagi menjadi 5 sub-struktur-2 yaitu ketersediaan tenaga listrik, ketersediaan air bersih, pengolahan air limbah, ketersediaan gas alam dan ketersediaan alat komunikasi. Sub-kriteria-1 ”biaya capital” dibagi menjadi tiga sub-kriteria-2 yaitu harga jual tanah, kondisi tanah untuk konstruksi dan persiapan lahan tanah beserta infra struktur yang dibutuhkan. Sub-kriteria-1 ”biaya operasi” terbagi menjadi enam sub-kroteria-2 yaitu biaya operator terampil, biaya listrik, biaya air, biaya pengolahan air limbah, biaya telekomunikasi. biaya layanan dari kawasan industri. Sub-kriteria-1 ”resiko operasional” dibagi menjadi enam subkriteria-2 yaitu reputasi managemen pengelola kawasan industri, perusahaan yang ada di kawasan industri, ketersediaan alat transportasi ke kawasan industri, ketersediaan operator terampil, resiko ketidak stabilan tenaga kerja, dan resiko ketidakstabilan politik. Sub-kroteria-1 ”resiko lingkungan” dibagi menjadi dua sub-kriteria-2 yaitu masalah lingkungan yang berhubungan dengan air dan udara dan masalah lingkungan yang menyangkut penggunaan lahan dekat lokasi. Sub-kriteria-1 ”resiko umum dinagi menjadi satu bagian sub-kriteria-2 yaitu resiko bencana alam. Subkriteria-1” resiko penjadwalan” dibagi menjadi dua sub-kriteria-2 yaitu waktu ketersediaan tanah dan dan status sertifikat tanah dan infra strukturnya.Secara umum bagan gambar struktur hirarki pemilihan lahan bisa di lihat pada gambar 2. Setelah kuestioner di buat maka sebelum kuestioner tersebut di sebarkan ke pengambil keputusan dan para ahli dibidang masingmasing, langkah selanjutnya adalah mencari informasi tentang lokasi kawasan industri yang akan dipakai sebagai alternatif-alternatif atau pilihan. Dengan kerja sama dengan 3M Corporate real estate agency maka didapat beberapa data tentang lokasi kawasan industri tersebut beserta data detail yang diperlukan sesuai dengan formulir yang sudah 164
ditetapkan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil pencarian lokasi lahan yang nantinya dipakai sebagai alternatif dalam pengambilan keputusan. (1) Lippo Cikarang Delta Silicon New Era, (2) Lippo Cikarang Delta Silicon VI , (3) Jababeka lot V, (4) Jababeka lot VI, (5) Surya Cipta Phase 2, (6) Surya Cipta Phase 3, (7) Lahan dari pasar sekunder PT Dia Electro Circuit Systems Indonesia, (8) Lahan dari pasar sekunder Greenland Industrial Park, (9) Lahan dari pasar sekunder PT Southern Cross Textile Industry. Setelah kuestioner diisi dan dimasukkan kedalam software ”Expert Choice” atau ”EC” maka software secara otomatis akan melakuakn perbandingan berpasangan dengan membandingkan kriteria dan sub-kriteria untuk kepentingan dalam pengambilan keputusan, software juga secara otomatis mensintesiskan data untuk menentukan alternatif terbaik sekaligus juga melakukan uji validasi dan melakukan analisis sensitivitas terhadap semua alternatif yang ada. Dari proses hirarki tersebut, maka software akan melakuakan perbandingan berpasangan dengan membandingkan Tujuan, Kriteria dan Sub-kriteria dan semua Alternatif yang ada untuk kepentingan dalam pengambilan keputusan.
Analisa Perbandingan Berpasangan Melakuakan perbandingan berpasangan dengan membandingkan Tujuan, kriteria dan sub-kriteria dan semua alternatif yang ada untuk kepentingan dalam pengambilan keputusan. Melakuakan perbandingan berpasangan dengan membandingkan Tujuan, kriteria dan sub-kriteria dan semua alternatif yang ada untuk kepentingan dalam pengambilan keputusan.
Hasil Evaluasi Kriteria Dari kombinasi perbandingan berpasangan ketiga responden tentang kriteria yang ada, Nampak bahwa Site atau Lokasi lebih prioritas dibanding biaya dan resiko. Hal tersebut dimungkankan karena pada saat brainstorming tidak mempertimbangkan kendala biaya. Hal tersebut sesuai dengan teori keseimbangan spesial (August Losch, 1954) dimana lokasi suatu industri didasarkan pada kemampuan untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya, semakin jauh dari pusat industri, maka volume penjualan barang akan
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
Memilih lokasi lahan yang paling optimum
Tujuan
Kr iteria
Sub-Kriteria 1
Loka si
Karakteristik Lokas i
Ukuran tanah yang tersed ia
Bentu k lahan
Sub-Kriteria 2
Pertimb an gan penggunaan lahan
Lokasi Lahan
Jarak d ari jalan tol
Lokasi dari Pabrik Bekas i
Jarak d ari fasilitas umum (Rumah s aki t, restoran, hotel, dll) Jarak ke pelanggan utama termas uk pusat otomotif
Jarak ke pelabuh an Jarak ke lokal supp lier Jarak ke Bandara
Alt ernat if
Lo aks i A
L oaksi B
Biaya
Fas ilitas Infrastruktur
K esetersed iaan L is trik/kualitas
K esetersed iaan A ir/ ku alitas
Biaya Kapital
Harga jual tanah
Kon disi tanah untu k ko ntruksi
Pers iapan lahan P engolahan Air tanah b eserta L imbah kap as itas in fras truktur yang / kemamp uan dibutuhkan K etersediaan gas alam K etersediaan alat komunikasi (telpon, kuali tas )
Loaks i C
Loaks i D
Resik o
Biaya Operasi
Res iko Operasional
Biaya o perator terampil
Reputasi management kawas an in dustri
Biaya lis trik
Kualitas perusahaan yang ad a di kaw as an indu stri
Biaya air Biaya pengolahan air limbah Biaya telekomun ikas i dan telpon Layanan biaya untu k kawas an
Loaksi E
Res iko Lin gkun gan
Resiko Umu m
Mas alah lingkungan yang Resiko berhubun gan Bencana dengan air,udara Alam Mas alah lingkungan yang menyangkut penggu naan lahan dekat
Res iko Penjadwalan
Waktu ketersed iaan tanah Status sertifikat tanah dan infras trukturnya
Ketersedi aan alat tran sportas i ke lokasi lahan Ketersedi aan operator terampil Resiko ketidak stabilan tenaga kerja Resiko ketidak stabilan po litik
Loaks i F
Lo aks i G
Gambar 2. Model Hirarki Pemilihan Lahan (sumber: Hasil Penelitian)
semakin berkurang karena harganya semakin tinggi akibat naiknya ongkos transportasi. Demikian juga yang dilakukan oleh Manajemen 3M Indonesia di mana menginginkan dekat dengan pusat pabrik otomotif yang berada di kawasan industri.
Hasil Evaluasi Sub-kriteria Dari hasil kombinasi data didapat bahwa faktor yang paling dominan dalam pemilihan lokasi lahan adalah harga jual dari tanah. Dimana hal tersebut bisa
dimengerti karena akan berpengaruh terhadap total biaya investasi yang nanti akan di tanggung.
Hasil Perbandingan berpasangan untuk Lokasi Sub-kriteria Lokasi lahan menjadi faktor lebih utama dibanding dengan infra struktur lahan dan karakteristik dari lahan. Hal tersebut dikarenakan letak lokasi lahan yang lebih dekat dengan pusat pabrik otomotif, lokasi yang mudah di capai lebih mempengaruhi
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
165
Dzulfikri
responden dibandingkan dengan sub-kriteria yang
lainnya. Hal tersebut sesuai dengan strategi perusahaan yang ingin lebih dekat dengan pelanggannya.
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ”karakteristik tanah” dengan subkriteria-2
segi empat, akan mudah dalam perencanaan tata letak pabrik nantinya. Karena perusahaan akan melakukan pembangunan secara bertahap untuk masa sampai 10 tahun, maka diperlukan bentuk tanah yang simetris sehingga memudahkan untuk perencanaan ke depan atau jangka panjang.
Bentuk dari lahan sangat mempengaruhi dalam pemilihan tanah karena bentuk yang beraturan misalnya
166
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ”Lokasi tanah” dengan sub-kriteria-2 Letak lokasi yang lebih mudah dicapai (misalnya lebih dekat dengan jalan tol), akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas karena karyawan akan datang tepat pada waktunya. Sehingga subkroteria tersebut lebih berpengaruh dalam pemilihan lokasi lahan dibanding sub-kriteria yang lainnya. Hal tersebut juga sesuai dengan teori Weber dimana Weber mengemukakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan biaya tenaga kerja, maka apabila lokasi industri tersebut dekat dengan jalan tol, maka biaya transportasi lebih ringan dan lebih cepat karena lokasi tersebut dekat dengan pintu tol.
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ” Infrastruktur lahan” dengan subkriteria-2 Ketersediaan tenaga listrik dan kualitasnya merupakan faktor yang sangat penting dibanding faktor yang lainnya dalam pemilihan lokasi. Dengan kualitas dan ketersediaan listrik yang baik, maka gangguan terhadap produktifitas akan berkurang.
Hasil Perbandingan berpasangan untuk ”biaya” dengan sub-kriteria-1 Total biaya capital yang langsung berhubungan dengan harga tanah sangat mempengaruhi kriteria biaya. Hal tersebut merupakan salah satu tujuan dari
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
167
Dzulfikri
penelitian ini yaitu untuk mendapatkan lahan yang optimum baik dari faktor biaya maupun faktor yang lainnya. Setia organisasi menginginkan penghematan di semua area termasuk dalam melakukan investasi. Semakin rendah biaya capital yang dikeluarkan maka semakin leluasa bagi perusahaan untuk mengalokasikan kebutuhan-kebutuhan yang lain yang diperlukan.
Salah satu biaya operasional yang membebani perusahaan setiap bulan adalah biaya listrik, adanya perbedaan biaya listrik antar penyedia layanan listrik sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam pemilihan lokasi lahan.
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ”biaya kapital” dengan sub-kriteria2
Resiko operasional mempengaruhi total resiko dibanding sub-kriteria yang lain. Hsl ini dikarenakan
Hasil Perbandingan berpasangan untuk ”resiko” dengan sub-kriteria-1
Harga yang ditawarkan dari pengelola tanah menjadi faktor yang lebih penting dibanding dengan faktor yang lainnya. Hal tersebut karena adanya keterbatasan biaya atau anggaran dalam pembelian tanah yang harganya semakin mahal, sehingga diperluakan pemilihan lokasi yang mempunyai harga yang paling bersaing.
untuk kelangsungan operasional sehari-hari harus diperhatikan faktor resiko operasional yang mungkin akan berakibat berhentinya kegiatan usaha.
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ”biaya operasional” dengan subkriteria-2
Reputasi dari manajemen pengelola kawasan industri lebih kuat mempengaruhi resiko operasional dibanding sub-kriteria yang lain. Hal tersebut dikarenakan 3M Indonesia tidak ingin penyerahan lahan tersebut tidak tepat waktu yang dikarenakan reputasi dari manajemen pengelola kawasan tersebut tidak baik.
Biaya listrik dan biaya karyawan yang berpengalaman lebih kuat mempengaruhi biaya operasional. 168
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ”resiko operasional” dengan subkriteria-2
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ”Lingkungan, kesehatan dan Keselamatan” dengan sub-kriteria-2
Hasil perbandingan berpasangan untuk Subkriteria-1 ”resiko penjadwalan” dengan subkriteria-2
Kedua sub-kriteria sama-sama mempengaruhi EHS. 3M Indonesia sangat memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan, sehingga kedua subkriteria tersebut menjadi sama besar pengaruhnya dalam penentuan resiko.
Waktu ketersediaan dari lahan tersebut lebih kuat mempengaruhi resiko penjadwalan dikarenakan keinginan 3M Indonesia untuk mendapatkan lahan tersebut tepat waktu.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
169
Dzulfikri
Setelah selesai melakuakan perbandingan berpasangan dengan membandingkan kriteria dan subkriteria untuk kepentingan dalam pengambilan keputusan, langkah selanjutnya adalah mensintesis semua alternatif lahan yang ada untuk dibandingkan secara berpasangan dengan sub-kriteria-sub-kriteria yang ada sehingga didapat alternatif terbaik untuk diusulkan atau direkomendasikan menjadi pilihan lahan yang optimum. Berikut ini hasil analisanya: Dari hasil analisa maka didapat tiga lokasi lahan teratas yang direkomendasikan sebagai lahan pilihan yaitu Jababeka V, Lippo Cikarang Delta Silicon VIII, and Jababeka VI. Dipilihnya Jababeka V, Lippo Cikarang dan Jababeka VI. Tiga lokasi teratas tersebut mempunyai kelebihan di mana lokasi tersebut
170
merupakan pusat pabrik otomotif dan merupakan kawasan industri yang mempunyai fasilitas sarana dan prasarana yang terbaik dibanding dengan lokasi lain. Tetapi ketiga lokasi tersebut mempunyai kelemahan yaitu harga penawaran yang lebih tinggi dibanding lokasi lain. Dengan mengabaikan faktor keterbatasan biaya pada saat mengisi kusioner maka sangat memingkinkan terpilih tiga teratas kawasan industri sesuai data diatas.
Analisa Sensitivitas Dengan menggunakan analisis sensitivitas dapat dilihat komponen atau elemen dari struktur hierarki yang paling sensitive terhadap perubahan bobotnya sehingga menghasilkan perubahan alternatif.
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
Ditingkat operasional Analisis sensitivitas digunakan untuk dapat melihat seberapa besar pengaruh kriteria menentukan alternatif prioritas. Sensitivitas perubahan prioritas alternatif dengan berubahnya bobot kriteria dapat dijelaskan dengan menggunakan simulasi terhadap hasil Analisis sensitivitas pendapat key person (informan). Berdasarkan kebijakan manajemen maka simulasi dilakukan dengan menaikan dan menurunkan bobot masing-masing criteria sebesar 10% dan akan dilihat pengaruhnya terhadap ketiga rekomendasi yang sudah di pilih sebelumnya. Analisis ini dikerjakan dengan menggunakan program expert choise versi 11. Berikut ini hasil analisa sensivitas berdasarkan kriteria. Data tanpa dilakuakn simulasi kenaikan bobot. Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa kriteria yang paling sensitive terhadap perubahan bobot untuk merubah prioritas alternatif adalah dalam kriteria ”site” atau lokasi dengan bobot 45.4%, sedangkan sebaliknya kriteria yang paling rendah sensitivitasnya adalah kriteria resiko dengan bobot 26,6%. Artinya perubahan bobot pada kriteria lokasi akan mempengaruhi pada sembilan alternatif-alternatif pemilihan lahan yang optimum.
Analisa sensivitas kriteria lokasi Jika dilakukan simulasi dengan menurunkan 10% kriteria ”lokasi” dari 45.4% ke 35.4% maka didapat:
Dengan menurunkan bobot kriteria lokasi sebesar 10%, maka urutan 3 teratas berubah menjadi Jababeka V, Lippo Cikarang Delta Silicon VIII, dan Surya Cipta phase II. Hal tersebut dikarenakan dengan menurunkan kriteria lokasi sebesar 10%, maka akan menaikkan kriteria biaya dari 28% menjadi 33%, hal ini dikarenakan harga lahan di Jababeka VI jauh lebih mahal dibanding dengan lahan di Surya Cipta Karawang. Sehingga akan mempengaruhi urutan tiga alternatif teratas.
Analisa sensivitas kriteria biaya Jika dibuat simulasi dengan menaikkan bobot kriteria ” biaya” sebesar 10% dari 28.0% ke 38.0%, maka akan didapat sesuai gambar berikut: Dengan menaikkan kriteria biaya sebesar 10%, maka urutan tiga teratas menjadi Jababeka V, Lippo Cikarang Delta Silicon VIII, dan Surya Cipta phase II. Dengan menaikkan bobot kriteria biaya sebesar 10% menajdi 38%, maka akan menurunkan kriteria lokasi dari 45% menajadi 39% sehingga Surya cipta karawang yang mempunyai harga lebih murah akan lebih di rpioritaskan dibanding Jababeka VI. Jika dibuat simulasi dengan menurunkan bobot kriteria ” biaya” sebesar 10% dari 28.0% ke 18.0%.maka akan didapat hasil sebagai berikut: Dengan menurunkan kriteria biaya sebesar 10%, maka urutan tiga teratas menjadi Jababeka V, Lippo
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
171
Dzulfikri
Cikarang Delta Silicon VIII, dan Jababeka VI (atau sama dengan kondisi awal sebelum dilakukan simulasi).
Analisa sensivitas kriteria resiko Jika dibuat simulasi dengan menaikkan bobot kriteria ”resiko” sebesar 10% dari 26.6% ke 36.6% maka akan didapat hasil sebagai berikut:
172
Dengan menaikkan bobot kriteria resiko sebesar 10%, maka urutan tiga teratas tetap seperti keadaan semula yaitu Jababeka V, Lippo Cikarang Delta Silicon VIII, dan Jababeka VI. Dari hasil analisa sensitivitas tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pengurangan bobot kriteria lokasi sangat sensitive terhadap penentuan pemilihan lokasi lahan. Demikian juga dengan penambahan
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
173
Dzulfikri
174
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013
Penentuan Lokasi Pabrik dalam Rencana untuk Perluasan Perusahaan
bobot 10% kriteria biaya akan mempengaruhi penentuan pemilihan lokasi lahan. Sedangkan pengurangan dan penambahan bobot sebesar 10% terhadap kriteria resiko tidak sensitive karena tidak merubah urutan tiga teratas lahan yang di pilih.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian mengenai penentuan lokasi pabrik dengan metode AHP telah menghasilkan sejumlah kesimpulan yang didasarkan pada temuan-temuan empiris sebagaimana tertera dalam pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dengan menggunakan analisa AHP, masalah komplek dapat disederhanakan menjadi hirarki yang mudah dipahami. Hal yang sama juga bisa dilihat dari hasil kesimpulan dari penelitian jurnal-jurnal terdahulu. Dari hasil temuan penelitian didapat faktor-faktor atau kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan lokasi yaitu kriteria lokasi, biaya, dan resiko. Dimana masing-masing kriteria mempunyai bobot tertentu untuk mempengaruhi hasil urutan pemilihan lokasi setelah dilakukan perbandingan berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian kriteria lokasi mempunyai bobot 0.384 atau bobot tertinggi dibandingkan dengan kriteria biaya yang mempunyai bobot 0.35, dan kriteria resiko mempunyai bobot 0.266. Sedangkan dari 35 sub-kriteria yang di analisa, didapat sub-kriteria harga jual dari tanah yang paling mempengaruhi pemilihan lokasi. Dari telaah penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa sebagian besar analisa menggunakan metode AHP selalu di kombinasikan dengan metode yang lain misalnya Data Envelopment Analysis (DEA), TOPSIS (technique for order preference by similarity to ideal solution, GIS (geographic information system) dan penggabungan metode yang lainnya, dimana tujuan dari penggabungan tersebut adalah untuk meyakinkan atau melakukan cek ulang terhadap hasil yang didapat dari metode AHP. Dalam tesis ini ditambahkan metode analisa Sensivitas di mana semua bobot kriteria dibandingkan dengan semua alternatif yang ada dengan cara menaikkan atau menurunkan bobot masing-masing kriteria sebesar 10%.
Dengan menggunakan software Expert Choice versi 11, didapat urutan pembobotan dari alternatifalternatif yang ada dan pilih tiga lokasi teratas yaitu Jababeka V, Lippo Cikarang Delta Silicon VIII, dan Jababeka VI. Untuk meyakinkan bahwa pemilhan tiga alternatif tersebut dapat dilihat kelayakan pendapat responden untuk dijadikan landasan pengambilan keputusan dengan AHP, maka dilakukan analisa sensivitas. Dari analisa sensivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa pengurangan bobot 10% kriteria lokasi sangat sensitive terhadap penentuan pemilihan lokasi lahan, karena dengan mengurangi kriteria lokasi sebesar 10% akan meningkatkan kriteria biaya. Hal tersebut dapat dilihat dengan berubahnya tiga urutan teratas alternatif lahan yang di usulkan. Demikian juga dengan penambahan 10% bobot kriteria biaya akan mempengaruhi urutan tiga teratas alternatif lokasi, karena dengan meningkatkan bobot kriteria biaya sebesar 10% akan mengurangi bobot kriteria lokasi. Sedangkan pengurangan dan penambahan 10% terhadap kriteria resiko tidak sensitive karena tidak merubah urutan tiga teratas lahan yang di pilih. Dalam hal ini meskipun menaikkan bobot kriteria resiko sebesar 10% tidak sensitive terhadap perubahan urutan tiga teratas, tetapi dengan melihat perubahan kriteria lokasi yang berkurang dari 45.4% ke 39.3% dan kriteria biaya berkurang dari 28% ke 24.2% tidak menutup kemungkinan di kondisi tertentu kriteria resiko akan signifikan mempengaruhi urutan alternatif yang di analisa. Dengan demikian karena adanya sensivitas dari kriteria lokasi dan biaya, rekomendasi lahan yang di usulkan untuk dipilih adalah Jababeka V, Lippo Cikarang Delta Silicon VIII, Jababeka VI, dan Surya Cipta tahap II.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pembahasan dan kesimpulan pada akhirnya merekomendasikan beberapa hal yang perlu dicermati pihak yang terkait dengan penelitian ini antara lain:
Bagi Top Manajemen perusahaan: Hasil penelitian dengan metode AHP dan analisa sensivitas memungkinkan untuk menyederhanakan
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
175
Dzulfikri
permasalahan yang komplek, sehingga sangat disarankan apabila mempunyai masalah-maslah komplek lainnya dan membutuhkan pengambilan keputusan yang relatif cepat manajemen bisa menggunakan metode AHP. Diperlukan analisa yang lebih mendalam lagi untuk memutuskan lokasi mana yang akan di beli yang disesuaikan dengan startejik dari perusahaan.
Bagi para praktisi: Bagi peneliti bidang Manajemen Operasional perlu mempertimbangkan hasil penelitian ini untuk diimplementasikan secara nyata pada perusahaan. Penelitian-penelitian sejenis dapat dikembangkan dari hasil penelitian ini, seperti dilakukan pada objek lain yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dengan permasalahan yang komplek dan melibatkan banyak alternatif pilihan. Mempertimbangkan kriteria resiko sebagai kriteria penting untuk pengambilan keputusan, dimana di situasi yang berbeda akan menghasilkan bobot yang berbeda juga
DAFTAR RUJUKAN 3M Indonesia (http://www.3M.com/intl/id) AHP with Expert Choice http://expertchoice.com/ by Saaty (2011) Colliers International Indonesia Quarterly report 2011. Devendra Choudhary, Ravi Shankar (April 2012) .An STEEP-fuzzy AHP-TOPSIS framework for evaluation
176
and selection of thermal power plant location: A case study from India Frost, & Sullivan. 2011. Indonesia press centre. Frost, & Sullivan. 2011. Indonesia press centre Jiaqin Yang, Huei Lee. 1997. An AHP decision model for facility location selection. Krajewski, R. 2010. Operations Mangement. AddisonWesley. Marimin, Nurul, M. 2011. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam manajemen rantai pasok. IPB Press. M. Ataei. 2005. Multicriteria selection for an aluminacement plant location in East Azerbaijan province of Iran. Nahid, M., Gholam, R. Amin. 2010. Railway station site selection using analytical hierarchy process and data envelopment analysis. R. Tavakkoli-Moghaddam, S.M. Mousavi, and M. Heydar. 2011. An Integrated AHP-VIKOR Methodology For Plant Location Selection. Semih O¨ nu¨, Selin Soner. 2007. Transshipment site selection using the AHP and TOPSIS ((technique for order preference by similarity to ideal solution) approaches under fuzzy environment. Sehnaz, Sener, Erhan Sener, Bilgehan Nas, Remzi Karagüzel. 2010. Combining AHP with GIS for landfill site selection: Acase study in the Lake Bey sehircatchment area (Konya, Turkey). Tita, D. 2011. Manajemen Operasional Strategi dan Analisa. Jakarta: Mitra Wacana Media. Wen Jing-jing. 2010. Research on Site Selection of Logistics Park Based on Fuzzy Comprehensive evaluation Method. Zhongmei Guan, Hongwu Niu. 2011. Study on the Site Selection of Logistics Park Based on the AHP Method: Take Jiaozuo City for an Example.
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 11 | NOMOR 1 | MARET 2013