31
ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BROKOLI PADA PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK
Oleh EMILDA SURYANI H24063379
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
RINGKASAN
EMILDA SURYANI. H24063379. Analisis Pemilihan Pemasok Brokoli Pada PT XYZ dengan Menggunakan Proses Hirarki Analitik. Di bawah bimbingan HETI MULYATI. PT XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dengan sub sektor hortikultura sayuran. Secara keseluruhan, pada tahun 2009 terjadi peningkatan permintaan sayuran sebesar 1,95 persen. Salah satu sayuran yang diproduksi PT XYZ yang permintaannya meningkat sebesar 188 persen pada tahun 2009 adalah brokoli. Meningkatnya permintaan sayuran, mendorong banyak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama untuk berlomba - lomba menyediakan sayuran yang bisa diterima pasar dan pelanggan. Agar bisa memenangkan persaingan PT XYZ harus mencari strategi yang tepat. Salah satunya adalah dengan pengelolaan rantai pasokan, khususnya pemilihan pemasok. Pemasok berperan sangat penting bagi kelancaran operasional perusahaan. Dalam penelitian ini, pemasok brokoli yang akan dipilih adalah HSL, AGP, dan DD. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kondisi rantai pasokan PT XYZ dan (2) Menganalisis pemasok yang dipilih, kriteria dan subkriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok brokoli oleh PT XYZ. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menganalisis kondisi rantai pasokan PT XYZ, dan metode Proses Hirarki Analitik untuk memilih pemasok, kriteria, dan subkriteria yang dipertimbangkan PT XYZ dalam memilih pemasok. Responden untuk kuesioner identifikasi rantai pasokan, adalah Direktur Utama PT XYZ. Sedangkan untuk responden kuesioner PHA adalah Direktur Utama, Manajer Kebun, dan Supervisor Panen dan Pasca Panen. Metode pengambilan sampel tersebut menggunakan metode pengambilan sampel non acak yaitu judgement sampling. Anggota rantai pasokan PT XYZ terdiri dari pemasok, kebun perusahaan, distributor perusahaan, dan pelanggan akhir. Kriteria yang dipertimbangkan untuk memilih pemasok ada enam yaitu: harga, kualitas, ketepatan waktu pengiriman, ketersediaan sayuran, reputasi pemasok, dan pelayanan. Subkriteria ada tujuh belas yaitu: kesesuaian harga, memberikan diskon, mekanisme pembayaran mudah, kesesuaian sayuran dengan spesifikasi, kualitas sayuran konsisten, mengirimkan pesanan tepat waktu, lead time singkat, mampu menangani masalah transportasi, mampu memenuhi pesanan, persediaan untuk pesanan mendadak, pemasok dan produknya dikenal, dipercaya perusahaan, mudah dihubungi, memberikan informasi yang jelas, kecepatan respon pesanan, dan kecepatan dalam menyelesaikan keluhan pelanggan. Pemasok brokoli ada tiga yaitu pemasok HSL, pemasok AGP dan pemasok DD. Analisis PHA menunjukkan kriteria yang menjadi prioritas utama adalah kualitas sayuran dengan bobot 0,353. Subkriteria yang menjadi prioritas utama adalah kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dengan bobot 0,294. Sedangkan alternatif yang dipilih dan menjadi prioritas utama perusahaan adalah pemasok AGP dengan bobot 0,552.
ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BROKOLI PADA PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh EMILDA SURYANI H24063379
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Skripsi : Analisis Pemilihan Pemasok Brokoli Pada PT XYZ dengan Menggunakan Proses Hirarki Analitik Nama
: Emilda Suryani
NIM
: H24063379
Menyetujui Pembimbing,
(Heti Mulyati, S.TP, MT) NIP. 19770812 200501 2 001
Mengetahui: Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Gunung Tua, Sumatera Utara, pada tanggal 28 Desember 1987. Penulis merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan H. Samsul Bahri dan Hj. Nurhayati, S.pd. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Ibnu Sina Panti Pasaman pada tahun 1994, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 43 Sentosa Padang Gelugur. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Rao Pasaman dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Rao pasaman, dan masuk dalam Program IPA pada tahun 2005. Pada Tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Dalam masa studi penulis cukup aktif di berbagai kepanitiaan terutama pada saat Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan sebagai Bendahara di Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Pasaman. Pada tahun 2008, penulis menjadi salah seorang pengajar mata kuliah kimia di sebuah tempat les privat mahasiswa di Darmaga.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pemilihan Pemasok Brokoli Pada PT XYZ dengan Menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA)” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, FEM, IPB. Sholawat dan salam semoga tetap kita curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini membahas tentang pemilihan pemasok brokoli yang tepat bagi PT XYZ. Pemilihan pemasok brokoli merupakan hal yang strategis untuk keberlanjutan perusahaan. Kriteria-kriteria yang mempengaruhi perusahaan dalam memilih pemasok yang tepat, antara lain harga, kualitas, ketepatan waktu pengiriman, ketersediaan barang, reputasi, dan pelayanan. Berdasarkan kriteria tersebut, penulis melakukan penelitian yang terkait dengan pemilihan pemaasok brokoli menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pemilihan pemasok di PT XYZ dengan kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan. Dalam skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya. Amin.
Bogor, Agustus 2010
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak, baik membantu secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1.
Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran, perhatian, dan kesabarannya dalam membimbing, memotivasi, dan memberikan arahan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.
2.
Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen dan telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi penguji pada ujian sidang penulis.
3.
Bapak Alim Setiawan S, S,TP, M.Si, yang telah bersedia menjadi penguji pada ujian sidang penulis.
4.
Orang tuaku tercinta, kakakku dan adik-adikku tersayang, atas ketulusan doa, kesabaran, semangat, perhatian, nasehat, cinta dan kasih sayang yang terus dialirkan kepada penulis sampai saat ini.
5.
Semua pimpinan dan seluruh karyawan di PT XYZ, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan telah memperlakukan penulis sangat baik di perusahaan, serta membagi banyak ilmunya kepada penulis.
6.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB atas segala bantuan yang diberikan selama penulis jadi mahasiswa.
7.
Teman-teman : Astry, Tya, Dian, dan Astrid yang selalu memberikan semangat kepada penulis selama kuliah khususnya pada saat penulisan skripsi ini.
8.
Teman-teman satu bimbingan : Yani, Thifa, Ade, Lulus, dan Suharman yang sudah memberikan semangat kepada penulis selama penulisan skripsi ini hingga selesai.
9.
Semua teman-teman Manajemen FEM IPB, angkatan 43, yang telah memberikan semangat kepada penulis dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN KATA PENGANTAR......................................................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii I.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ......................................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 1.5. Manfaat Penelitian............................................................................................
1 6 6 6 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rantai Pasokan dan Manajemen Rantai Pasokan ............................................ 8 2.1.1 Manajemen Rantai Pasokan.................................................................... 9
2.2. Supplier Relationship Management (SRM) .................................................... 11 2.3. Pemasok............................................................................................................ 13 2.3.1 Evaluasi dan Seleksi Pemasok................................................................ 2.4. Proses Hirarki Analitik .................................................................................... 2.4.1 Hirarki .................................................................................................... 2.4.2 Aksioma-Aksioma PHA ......................................................................... 2.5. Penelitian Terdahulu ........................................................................................
13 14 16 17 19
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................................... 21 3.1.1 Tahapan Penelitian.................................................................................. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 3.3. Jenis dan Metode Pengambilan Data ............................................................... 3.4. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................................ 3.5. Pengolahan dan Analisis Data .........................................................................
23 24 24 25 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 4.2. Sumber Daya Manusia...................................................................................... 4.3. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................................... 4.4. Identifikasi Rantai Pasokan .............................................................................
31 33 34 35 4.4.1 Pemasok Sayuran.................................................................................... 36 4.4.2 Kebun Perusahaan .................................................................................. 39 4.4.3 Distributor Perusahaan............................................................................ 40
4.4.4 Pelanggan Akhir ..................................................................................... 41 4.5. Analisis Pemilihan Pemasok, Kriteria, dan Subkriteria dalam Memilih Pemasok Brokoli ............................................................................................................. 43 4.5.1 Identifikasi Pemasok, Kriteria, dan Subkriteria dalam Memilih Pemasok Brokoli ................................................................................................... 43 4.5.2 Identifikasi Sub Kriteria dalam Memilih Pemasok Brokoli ................... 46 4.6. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Pendekatan PHA .................................. 51 4.6.1 Hasil Pengolahan Secara Horizontal ....................................................... 52 4.6.2 Hasil Pengolahan Secara Vertikal........................................................... 61
4.7. Implikasi Manajerial ............................................................................... 64 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ................................................................................................................ 66 2. Saran .......................................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67 LAMPIRAN ........................................................................................................ 69
DAFTAR TABEL
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Halaman Sumbangan PDB berbagai sektor tahun 2006-2008 ................................................ Produksi sayuran di Indonesia tahun 2007-2009....................................................... Jenis sayuran dari pemasok dan jumlahnya tahun 2007-2009................................... Skala perbandingan berpasangan .............................................................................. Nilai random index pada berbagai n.......................................................................... Jenis sayuran yang dihasilkan PT XYZ..................................................................... Jumlah karyawan PT XYZ ........................................................................................ Proporsi pasokan brokoli dari masing-masing pemasok ........................................... Bobot dan prioritas elemen kriteria pemilihan pemasok brokoli............................... Bobot sub kriteria pemilihan pemasok brokoli.......................................................... Subkriteria yang menjadi prioritas utama pemasok AGP ........................................ Bobot dan prioritas subkriteria dalam pemilihan pemasok di PT XYZ .................... Bobot dan prioritas alternatif pemasok yang dipilih perusahaan...............................
1 2 4 26 28 32 33 36 52 56 61 62 62
DAFTAR GAMBAR
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Halaman Grafik pertumbuhan produksi sayuran ...................................................................... Rantai pasokan .......................................................................................................... Struktur manajemen rantai pasokan .......................................................................... Struktur hirarki fungsional ........................................................................................ Kerangka pemikiran penelitian.................................................................................. Tahapan penelitian..................................................................................................... Struktur hirarki pemilihan pemasok brokoli pada PT XYZ ...................................... Denah perkebunan PT XYZ ..................................................................................... Struktur organisasi PT XYZ ..................................................................................... Model rantai pasokan PT XYZ.................................................................................. Diagram alir pemesanan sayuran dari PT XYZ ke pemasok .................................... Diagram alir pemesanan sayuran dari pelanggan ke PT XYZ ................................. Struktur hirarki pemilihan pemasok brokoli PT XYZ beserta bobot .......................
3 8 10 17 22 23 29 32 34 35 38 42 51
DAFTAR LAMPIRAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Halaman Kuesioner identifikasi rantai pasokan...................................................................... Kuesioner Proses Hirarki Analitik........................................................................... Perjanjian antara perusahaan dengan pelanggan .................................................... Perjanjian antara perusahaan dengan pemasok ....................................................... Pengolahan data secara horizontal........................................................................... Pengolahan data secara vertikal..............................................................................
69 76 92 99 101 109
I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kondisi lahan, iklim, dan luas lahan sangat mendukung untuk
perkembangan pertanian Indonesia saat ini dan masa yang akan datang. Sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia sampai tahun 2008 cukup tinggi dari produk pertanian yaitu sebesar 713.291,4 miliar rupiah atau meningkat sebesar 171.698,5 miliar rupiah. Tabel 1 menunjukkan sumbangan PDB dari berbagai sektor di Indonesia selama tahun 2006-2008. Tabel 1. Sumbangan PDB berbagai sektor tahun 2006-2008 (miliar rupiah) Sektor Industri Pertanian Hotel dan Restoran Pertambangan Keuangan, Bisnis, dan Perumahan Transportasi Sumber : BPS diolah, 2008
2006 2007* 919.539,3 1.068.653,9 433.223,4 541.592,9 501.542,4 589.351,8 366.520,8 441.006,6 269.121,4 305.213,5 142.770 149.974,4
2008* 1.380.731,5 713.291,4 692.118,8 543.363,8 368.129,7 171.203
* Angka sementara
Berdasarkan tabel 1, sumbangan PDB dari sektor pertanian terus meningkat dari tahun 2006 sampai tahun 2008. Peningkatan yang terjadi dari tahun 2006 ke tahun 2007 adalah sebesar 25,01 persen, sedangkan pada tahun 2008 diperkirakan PDB dari sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 31,70 persen. Jika dilihat dari sumbangan PDB yang meningkat, sektor pertanian harus dibangun dan mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Sektor pertanian dibagi menjadi beberapa sub sektor yaitu sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Pembangunan pertanian khususnya sub sektor hortikultura yang terdiri dari buahbuahan, sayur-sayuran,dan tanaman hias telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan PDB hortikultura yang cenderung meningkat, yaitu PDB nasional hortikultura sebesar Rp 76,79 triliun pada tahun 2008 dan diharapkan terjadi peningkatan sebesar 1,95 persen pada tahun 2009 (Direktorat Jendral Hortikultura, Departemen Pertanian, 2009).
Selain itu, ketersediaan komoditas hortikultura per kapita juga mengalami kenaikan. Hal ini dibuktikan dengan ketersediaan sayuran pada tahun 2008 sebesar 40,14 kg/tahun/kapita dan ditargetkan meningkat menjadi 48,68 kg/tahun/kapita 2009. Sedangkan ketersediaan buah-buahan per kapita tahun 2008 sebesar 72,93 kg/tahun/kapita ditargetkan meningkat menjadi 78,65 kg/tahun pada tahun 2009. Kenaikan PDB dan ketersediaan buah dan sayuran diharapkan dapat diikuti oleh peningkatan produksi komoditas hortikultura lainnya. Produksi komoditas hortikultura pada tahun 2009 ditargetkan mengalami peningkatan 9,26 persen (Direktorat Jendral Hortikultura, Kementrian Pertanian, 2009). Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang berasal dari sayuran mendorong meningkatnya permintaan sayuran. Oleh karena itu, peningkatan produksi merupakan langkah strategis yang harus diambil oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang hortikultura. Produksi sayuran mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tabel 2 menunjukkan jumlah produksi sayuran hortikultura di Indonesia pada tahun 2007 - 2009. Tabel 2. Produksi Sayuran di Indonesia pada tahun 2007-2009 (dalam ton) Tahun
2007
2008
2009*
Sayuran Bawang Merah Kentang Kubis Cabai Brokoli Wortel Bawang Putih Daun Bawang Kembang Kol Lobak Kacang Merah Kacang Panjang Tomat Terong Buncis Ketimun
802.810 1.003.732 1. 267.745 676.827 254.054 350.170 17.312 479. 924 124.252 42.076 112.271 488.500 635.475 390.847 266.790 581.205
853.615 1.071.543 1.323.702 695.707 313.611 367.111 12.339 547.743 109.497 48.376 115.817 455.524 725.973 427.166 266.551 540.122
952.638 1.174.068 1.335.149 1,370.528 394.386 352.963 14.338 524.720 96.282 30.041 110.477 479.845 829.927 449.997 289.275 575.995
Sumber : BPS, 2009 *Angka sementara Tabel 2 menunjukkan terdapat peningkatan jumlah produksi sayuran pada tahun 2009 meskipun peningkatannya tidak terlalu tinggi. Jenis sayuran yang mengalami peningkatan permintaan adalah bawang merah (11,6 %), kentang (9,51 %), kubis (0,86%), cabai (97%), brokoli (25,76%), bawang putih (16,2%), kacang
panjang (5,34%), tomat (14,3%), terong (5,34%), buncis (8,52%), dan ketimun (6,64%). Dari beberapa jenis sayuran yang mengalami peningkatan permintaan, brokoli memiliki permintaan paling tinggi dibandingkan sayuran lainnya. Brokoli (Brassica Oleracea) merupakan sayuran eksotis berupa kuntum bunga tanaman, sejenis kubis-kubisan, yang cocok ditanam di dataran tinggi. Brokoli adalah salah satu sayuran yang mengandung nilai gizi yang sangat tinggi. Brokoli kaya akan provitamin A (karotenoid), asam folat dan vitamin C. Brokoli juga mengandung banyak mineral penting seperti kalsium, potasium, kalium, besi dan selenium. Banyaknya gizi yang terkandung dalam brokoli, mampu memberi manfaat kesehatan bagi tubuh. Sayur ini bisa mencegah kanker kolon, kanker prostat, kanker paru dan kanker perut. Selain itu, brokoli yang kaya serat juga bermanfaat untuk mencegah kontipasi (sembelit) dan berbagai gangguan pencernaan
lainnya.
Banyaknya
gizi
yang
terkandung
dalam
brokoli
mengakibatkan sayuran ini banyak diminati. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan permintaan brokoli dari tahun 2007-2009. Grafik peningkatan jumlah permintaan brokoli disajikan pada Gambar 1. 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
2007
Ketimun
Buncis
Terong
Tomat
Kacang Panjang
Kacang Merah
Lobak
Kembang Kol
Daun Bawang
Bawang Putih
Wortel
Brokoli
Cabai
Kubis
Kentang
Bawang Merah
2008 2009
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Produksi Sayuran tahun 2007-2009 Sumber : BPS
Peningkatan permintaan terhadap brokoli mendorong perusahaan untuk mencari cara agar dapat mencapai keunggulan bersaing. Keunggulan tersebut tidak hanya secara fisik saja, tetapi juga pelayanan yang diberikan ke pelanggan dan memperhatikan kesejahteraan para petani. Selain itu, pelanggan merasa puas
atas produk yang dipasarkan dan tetap berhubungan baik dengan perusahaan yang bersangkutan. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang hortikultura dan salah satu perusahaan yang menyediakan sayuran brokoli. Sayuran yang ditawarkan PT XYZ sebagian besar dipesan dari pemasok. Sayuran tersebut antara lain brokoli, pock choey, dan buncis. Tabel 3 menunjukkan jenis sayuran yang dipesan dari pemasok dan jumlahnya dari tahun 2007-2009. Tabel 3. Jenis dan jumlah sayuran yang dipesan dari pemasok (2007-2009) Jumlah (dalam Kg)
Jenis Sayuran 2007
2008
2009
6.804
5.942,5
17.109
Pock choey
19.875,5
9428
16.401
Buncis
19.890,5
18.413
12.208
Brokoli
Dari tabel di atas, pada tahun 2009, dapat dilihat bahwa permintaan untuk brokoli meningkat sebesar 188 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karenan adanya perbaikan secara besar-besaran di PT XYZ berupa peremajaan tanah, perombakan green house, dan sebagainya, sehingga sayuran harus dipesan dari pemasok. Peningkatan permintaan brokoli ini juga merupakan peluang bagi PT XYZ untuk mengembangkan usahanya. Untuk memenuhi permintaan tersebut, perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat memberikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggannya. Alternatif strategi yang bisa digunakan untuk mencapai keunggulan bersaing adalah dengan memperbaiki manajemen rantai pasokan. Rantai pasokan adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pengguna akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk pemasok, pabrik/perusahaan, distributor, toko/ritel, dan konsumen (Pujawan, 2005). Tujuan dari manajemen rantai pasokan ini adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi seluruh anggotanya, termasuk pelanggan akhir.
Salah satu tahapan dalam manajemen rantai pasokan adalah memilih pemasok. Pemasok adalah komponen yang penting untuk dipertimbangkan dalam manajemen rantai pasokan. Pemillihan pemasok yang akan digunakan perusahaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keunggulan bersaing, karena berkaitan dengan kemampuan memasok dan menyediakan sayuran yang berkualitas, waktu pengiriman yang singkat, dan kontinuitas produksi. Pemilihan pemasok juga berkaitan dengan kemampuan dalam memasok dan menyediakan sayuran yang berkualitas, waktu pengiriman yang singkat, dan kontinuitas produksi. Pemilihan pemasok yang tepat sangat diperlukan karena menyangkut keberlanjutan usaha yang dijalankan. Dalam merancang sistem rantai pasokan, beberapa hal yang dipertimbangkan dalam memilih pemasok, diantaranya kualitas barang yang ditawarkan, harga barang, dan ketepatan waktu pengiriman (Pujawan, 2005). Pemilihan pemasok secara tepat merupakan sebuah keputusan yang berakibat luas dalam suatu manajemen rantai pasokan. Pemasok
memegang
peranan penting untuk mencapai kepuasan pelanggan. Pemasok sebaiknya meningkatkan kepuasan pelanggan dalam rantai kemitraan dengan perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja setiap pemasok. Tujuannya adalah pengurangan biaya bahan baku yang terbuang, perbaikan kualitas berkelanjutan dengan tujuan menekan jumlah cacat sampai nol (zero defects), peningkatan fleksibilitas untuk mendapatkan informasi kebutuhan konsumen tingkat akhir, dan mengurangi lead time dalam rantai pasok1. Perusahaan perlu mengatur hubungan dengan para pemasok. Apabila perusahaan memiliki banyak pemasok, maka perusahaan harus bisa menjaga hubungan baik dengan para pemasok tersebut supaya kelancaran aktifitas operasional perusahaan berjalan lancar. Rancangan hubungan dengan pemasok dapat dilakukan dengan menentukan seberapa penting item/produk yang dibeli bagi perusahaan dan seberapa tinggi tingkat kesulitan mengelola pembelian item tersebut. Namun, pada intinya perusahaan harus
1
Manajemen Rantai Pasokan. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_pasokan. [26 Februari 2009].
membina hubungan baik dengan para pemasoknya agar usaha yang dijalankan mampu bersaing. 1.2
Perumusan Masalah Persaingan antara perusahaan yang bergerak pada usaha sayuran,
mendorong PT XYZ untuk membenahi sistem manajerial maupun sistem operasionalnya secara terus-menerus. Pemilihan pemasok yang tepat merupakan masalah yang cukup kompleks karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam memilih pemasok tersebut. Selain penyedia sayuran bagi perusahaan, pemasok juga berperan dalam menjaga reputasi perusahaan. Apabila pemasok tidak mampu memasok brokoli ke PT XYZ, maka pelanggan perusahaan merasa tidak puas. Oleh karena itu, hal tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan penelitian yang terkait dengan pemilihan pemasok brokoli di PT XYZ. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memilih pemasok brokoli di PT XYZ. Perumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana kondisi rantai pasokan PT XYZ?
2.
Siapa pemasok yang dipilih oleh PT XYZ, beserta kriteria dan sub kriteria apa saja yang dipertimbangkan oleh PT XYZ dalam memillih pemasok brokoli?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Menganalisis kondisi rantai pasokan PT XYZ.
2.
Menganalisis pemasok yang dipilih oleh PT XYZ, beserta kriteria dan subkriteria apa saja yang dipertimbangkan PT XYZ dalam memilih pemasok brokoli.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis tentang kondisi rantai pasokan PT XYZ dan
menganalisis pemasok yang akan dipilih oleh PT XYZ dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Strukturnya terdiri dari empat tingkat yang terdiri dari ultimate goal, kriteria, sub kriteria, dan alternatif. Kriteria dibatasi sebanyak enam kriteria, sub kriteria sebanyak tujuh belas, dan tiga alternatif pemasok brokoli di PT XYZ.
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak - pihak sebagai
berikut : 1.
Bagi penulis, sebagai salah satu media untuk mengimplementasikan ilmuilmu yang diperoleh selama kuliah, khususnya manajemen rantai pasokan.
2.
Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan
bahan
pertimbangan
dalam
menjalankan
kegiatan-
skegiatan
operasional perusahaan, menjaga hubungan kerjasama dengan pemasok dan pelanggannya, serta merencanakan strategi perusahaan ke depan untuk meningkatkankeunggulan bersaing dalam menguasai pasar. 3.
Bagi ilmu pengetahuan, sebagai salah satu bahan acuan untuk memperluas informasi dan referensi dalam melakukan penelitian dengan topik manajemen rantai pasokan khususnya pemilihan pemasok.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rantai Pasokan dan Manajemen Rantai Pasokan Menurut Heizer dan Render (2001), rantai pasokan mencakup interaksi di antara pemasok, produsen, distributor, dan pelanggan. Rantai ini mencakup transportasi, informasi perencanaan, transfer uang secara kredit maupun tunai, serta transfer ide desain, dan bahan. Gambar 2 memperlihatkan aktivitas dalam rantai pasokan. pemasok
data penelitian pasar
pelanggan
informasi penjadwalan data rekayasa dan desain arus pesanan dan uang tunai ide dan desain untuk memuaskan pelanggan akhir
pemasok
pelanggan n
arus bahan arus kredit
pemasok
produsen distributor
pelanggan
Gambar 2. Rantai Pasokan (Heizer dan Render, 2001)
Tujuan atau hasil dari proses rantai pasokan ini adalah (Tunggal, 2009) : 1. Mengembangkan tim yang berfokus pada pelanggan sehingga dapat memberikan persetujuan produk dan jasa yang menguntungkan kedua belah pihak pada pelanggan penting secara strategis. 2. Membuat kontak hubungan yang secara efisien manangani pertanyaanpertanyaan dari semua pelanggan. 3. Secara terus-menerus mengumpulkan, menyususun, dan meng-update permintan pelanggan untuk menyesuaikan supply dan demand. 4. Mengembangkan sistem produksi yang tanggap secara cepat pada perubahan kondisi pasar.
5. Mengatur
hubungan
dengan
pemasok
sehingga
perbaikan
secara
berkesinambungan dapat berjalan lancar. 6. Pengiriman pesanan tepat waktu dan sasaran yang benar. 7. Minimalisasi waktu siklus ketersediaan retur (return to available). 2.1.1 Manajemen Rantai Pasokan Menurut Heizer dan Render (2001), manajemen rantai pasokan adalah pengintegrasian aktifitas pengadaan bahan dan pelayanan, perubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Rantai pasokan juga mencakup semua interaksi di antara pemasok, produsen, distributor, dan pelanggan. Rantai ini mencakup transportasi, informasi perencanaan, transfer uang secara kredit maupun tunai, serta juga transfer ide, desain, dan bahan. Ross dalam Tunggal (2009), menyatakan manajemen rantai pasokan adalah filosofi manajemen yang secara terus - menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan seperti mitra bisnis yang berada dalam satu rantai pasokan untuk memasuki sistem rantai yang berkompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang berfokus pada pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa dan informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan (customer value) yang bersifat unik. Sedangkan menurut Simchi-Levi et al., di kutip dalam Tunggal 2009, bahwa manajemen rantai pasokan adalah merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang (warehouse) dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Lee dan Whang dalam Anattan dan Ellitan (2008), mendefinisikan manajemen rantai pasokan sebagai integrasi proses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan produk, jasa, informasi, dan bahkan peningkatan nilai untuk konsumen dan karyawan. Melalui rantai pasokan, persahaan dapat membangun kerjasama melalui penciptaan jaringan kerja (network) yang terkoordinasi dalam penyediaan barang maupun jasa bagi konsumen secara efisien. Salah satu hal terpenting dalam mamajemen rantai
pasokan adalah saling berbagi informasi, oleh karena itu dalam aliran material, aliran kas, dan aliran informasi merupakan keseluruhan elemen dalam rantai pasokan yang perlu diintegrasikan. Manajemen rantai pasokan merupakan strategi alternatif yang memberikan solusi dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengurangan biaya operasi dan perbaikan pelayanan konsumen. Manajemen rantai pasokan menawarkan suatu mekanisme yang mengatur proses bisnis, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya operasional perusahaan (Anatan dan Ellitan, 2008). Prinsip manajemen rantai pasokan pada dasarnya merupakan sinkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitas yang terkait dengan aliran material atau produk, baik yang ada dalam satu organisasi maupun antar organisasi. Struktur manajemen rantai pasokan dapat dilihat pada Gambar 3. -
pemasok
persediaan
Informasi penjadwalan Arus kas Arus pesanan
perusahaan
-
distributor
konsumen
Arus kredit Arus bahan baku
Gambar 3. Struktur Manajemen Rantai Pasokan (Siagian, 2005) Manajemen rantai pasokan berkaitan langsung dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang, dan distribusi kemudian sampai ke konsumen. Sementara perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya, dan kecepatan mencapai pasar diberikan penekanan tambahan terhadap rantai pasokan. Rantai pasokan mencakup keseluruhan interaksi antara pemasok, perusahaan manufaktur,
distributor, dan konsumen. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer bahan baku antara pihak-pihak yang terlibat. Menurut Siagian (2005), manajemen rantai pasokan meliputi penetapan : a) Pengangkutan b) Pentransferan kredit dan tunai c) Pemasok d) Distributor dan bank e) Utang dan piutang f) Penggudangan g) Pemenuhan pesanan h) Membagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi, dan kegiatan pengendalian persediaan. Menurut Tunggal (2009), anggota rantai pasokan ada dua, yaitu : anggota primer dan anggota sekunder. Anggota primer adalah semua perusahaan / unit bisnis strategik yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan manjerial dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran tertentu bagi pelanggan atau pasar. Sedangkan anggota sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan sumber daya, pengetahuan, utilitas, atau aset-aset bagi anggota anggota primer di rantai pasokan.
Misalnya: agen-agen ekspedisi yang
menyewakan truk, bank-bank yang memberikan pinjaman bagi retail, perusahaanperusahaan yang menyediakan peralatan produksi, pencetak brosur dan semua anggota yang tidak secara langsung berpartisipasi atau member nilai tambah proses dari perubahan masukan menjadi keluaran untuk pelanggan akhir. 2.2
Supplier Relationship Management (SRM) Supplier Relationship Management (SRM) didefinisikan sebagai seperangkat
metodologi dan praktek yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan pemasok produk dan jasa dari berbagai kritikalitas terhadap profitabilitas perusahaan (Gartner dalam Poirier, 2004). Menurut Poirier (2004), SRM adalah sarana untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan pemasok yang dipilih, dengan tujuan menemukan sesuatu hal yang dapat meningkatkan hubungan yang dapat memperbaiki kinerja bisnis. Selain itu juga meningkatkan kemungkinan
menciptakan pendapatan baru yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Manajemen hubungan pemasok mencakup komunikasi yang efektif dengan pemasok. Hal tersebut dimaksudkan bahwa dibutuhkan teknologi kolaborasi web, manajemen pemesanan, pengiriman, dan pemeliharaan. Semakin lama hubungan pemasok, maka hubungannya akan berkembang ke tahap yang lebih spesifik mencakup pengembangan produk, jaminan kualitas, dan proyek-proyek penghematan biaya (Buttle, 2007). Manfaat SRM dalam Poirier (2004), adalah: 1. Mengoptimalkan hubungan dengan pemasok, memperlakukan pemasok yang berbeda dengan cara yang berbeda tergantung pada sifat dari hubungan dan nilai strategis para pemasok tersebut. 2. Menciptakan keunggulan kompetitif dan mendorong penghasilan secara bersama-sama dengan solusi-solusi baru yang lebih baik dan lebih fokus ke pelanggan, serta solusi ke pasar dengan lebih cepat. 3. Memperpanjang
dan
memperkuat
hubungan
pemasok
kritis–
mengintegrasikan para pemasok ke dalam proses bisnis. 4. Mendorong peningkatan keuntungan melalui pengelolaan rantai pasokan dan biaya operasi sambil terus mempertahankan kualitas. Dalam melaksanakan SRM perusahaan harus mengelompokkan semua pembeliannya berdasarkan kategori tingkat kepentingan dan kompleksitas. Persyaratan ini mencakup persyaratan implisit bahwa perusahaan mengetahui tentang pembeliannya. Seperti jumlah yang dibeli, dari siapa, di agen pembelian mana, dan harganya. SRM hanya dapat dimulai ketika perusahaan benar-benar tahu pembeliannya dan telah melakukan standarisasi yang diperlukan untuk memastikan kategori-kategori pembelian mewakili apa yang seharusnya dimasukkan perusahaan (Poirier, 2004). SRM juga digunakan untuk memilih pemasok yang tepat agar perusahaan bisa berhasil. Dalam memutuskan tentang kriteria seleksi pemasok yang masuk akal bagi perusahaan, mitra internal, dan beberapa perusahaan yang dipilih untuk usaha bersama, berarti perusahaan perlu menerapkan format untuk memilih nama-nama calon yang paling mungkin untuk kegiatan SRM.
2.3 Pemasok Pemasok adalah penyediaan bahan baku maupun barang jadi bagi perusahaan. pemasok sangat berperan penting dalam kelancaran operasional perusahaan. oleh karena itu, memilih pemasok merupakan kegiatan yang strategis, terutama apabila pemasok tersebut akan memasok item yang penting dan atau akan digunakan dalam jangka panjang (Pujawan, 2005). 2.3.1 Evaluasi dan Seleksi Pemasok Menurut Tunggal (2009), proses evaluasi dan seleksi pemasok ini meliputi 12 langkah, yaitu : 1. Identifikasi kebutuhan perusahaan 2. Membuat spefikasi kebutuhan perusahaan 3. Mencari alternatif pemasok 4. Membangun koneksi 5. Mengatur kriteria pembelian dan penggunaan 6. Mengevaluasi alternatif aksi pembelian 7. Melihat anggaran yang tersedia 8. Mengevaluasi alternatif pembelian yang spesifik 9. Bernegosiasi dengan pemasok 10. Evaluasi pasca pembelian 11. Menggunakan evaluasi pasca pembelian 12. Menyalurkan evaluasi pasca pembelian Perusahaan mencari pemasok yang dapat memenuhi atau melebihi persyaratannya. Persyaratan pelanggan dapat disebut sebagai karakteristik mutu dari produk layanan yang diberikan oleh pemasok. Seleksi dilakukan dengan tujuan memilih pemasok yang akan diajak bekerja sama dalam pekerjaan yang akan dilakukan. Dari sejumlah pemasok yang dimiliki dalam daftar, dilakukan proses seleksi sehingga jumlah pilihan menjadi lebih sedikit. Untuk melakukan hal ini, dapat dilakukan survei untuk memperoleh informasi mengenai kondisi pemasok. Informasi yang meliputi kemampuan pemasok dari segi teknis dapat diperoleh dari ketersediaan alat-alat produksi dan tenaga ahli, cukup tidaknya kapasitas yang tersedia untuk memenuhi pesanan yang diperlukan proyek serta
cukup tidaknya perhatian terhadap aspek tertentu, misalnya pada masalah pengendalian mutu. Keadaan pelayanan pemasok juga menjadi
faktor
yang harus
dipertimbangkan dalam kriteria seleksi. Menurut Tunggal (2009) diuraikan beberapa dimensi kualitas pelayanan, yaitu: 1. Ketepatan waktu pelayanan. Hal yang harus dipertimbangkan di sini berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu penyerahan. 2. Akurasi pelayanan, berkaitan dengan pelayanan yang dapat diandalkan dan bebas dari kesalahan-kesalahan. 3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. 4. Tanggung jawab, berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan. 5. Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung. 6. Kemudahan mendapatkan pelayanan. 7. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas dan penanganan permintaan khusus. 2.4 Proses Hirarki Analitik (PHA) Proses hirarki analitik adalah sebuah teknik pengambilan keputusan, dimana dilakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-alternatif, penetapan nilai kemungkinan untuk variabel, dan penetapan nilai yang semuanya bertujuan untuk mendapatkan alternatif terbaik (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1982). Teknik PHA menyediakan prosedur yang sudah teruji efektif dalam mengidentifikasi dan menentukan prioritas dalam pengambilan keputusan yang kompleks. Teknik ini juga menyediakan prosedur untuk memeriksa kekonsistenan dalam penilaian sehingga mengurangi bias dalam pengambilan keputusan (Firdaus dan Farid, 2008). Proses Hirarki Analitik (PHA) telah digunakan secara luas karena memiliki tiga fungsi utama yaitu: 1.
Structuring Complexity PHA membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang komplek dengan menyusunnya menjadi hirarki yang lebih terstruktur
2.
Measurement on a Ratio Scale Setiap elemen-elemen yang ada dalam hirarki memiliki prioritas yang diukur menggunakan rasio skala prioritas.
3.
Synthesis Dalam membuat keputusan atas masalah dengan berbagai elemen pembentuknya, PHA dapat mengkombinasikannya. Proses hirarki analitik adalah salah satu model pengambilan keputusan
yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model berikutnya. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelmpoknya dan kemudian diatur menjadi satu bentuk hirarki. Model PHA adalah suatu model pengambilan
keputusan
komprehensif,
artinya
memperhitungkan
hal-hal
kuantitatif dan kualitatif sekaligus. Karakteristik model PHA antara lain model pengambilan keputusannya mampu memecahkan masalah multi objectives dan multi criterias, PHA mempunyai fleksibilitas yang tinggi terutama dalam pembuatan hirarkinya. Sifat fleksibel tersebut membuat model PHA dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa kriteria sekaligus dalam sebuah model atau sebuah hirarki. Menurut Permadi (1992), keunggulan dan kelemahan PHA dibandingkan dengan metode pengambilan keputusan yang lain sebagai berikut: a. Keunggulan -
Memiliki sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia, sedangkan model sebelumnya hanya menggunakan input yang kuantitatif atau berasal dari data sekunder
-
Suatu
model
pengambilan
keputusan
yang
komprehensif,
memperhitungkan hal-hal kualitatif dan kuantitatif -
Mampu memecahkan masalah yang multiobjectives dan multicriterias. Kebanyakan model yang sudah ada hanya memakai singel objective dengan multicriteria.
b. Kelemahan -
Ketergantungan PHA kepada input berupa persepsi seorang yang exspert akan membuat hasil akhir dari model ini menjadi tidak ada artinya apabila pakar memberikan penilaian yang keliru.
-
Bentuk struktur hirarkinya sangat sederhana. Bagi para pengambil keputusan yang terbiasa dengan model kuantitatif yang rumit, akan menganggap bahwa bentuk model PHA yang terlihat sederhana bukan model yang sesuai untuk pengambilan keputusan.
2.4.1 Hirarki Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk memahami masalah yang kompleks dimana masalah tersebut diuraikan ke dalam elemen-elemen yang bersangkutan, menyusun elemen-elemen tersebut secara hirarkis dan akhirnya melakukan penilaian atas elemen-elemen tersebut sekaligus menentukan keputusan apa yang akan diambil. Bentuk hirarki ada yang linier dan non linier. Bentuk hirarki yang linier atau satu arah misalnya elemen terpenting atau yang paling utama terletak paling atas, elemen yang kurang penting di bawahnya dan yang paling tidak penting terletak paling bawah. Elemen-elemen pada level teratas akan mempengaruhi elemen-elemen di bawahnya dan seterusnya sampai level terakhir. Selain bentuk linier ada juga hirarki bentuk non linier dimana hubungannya lebih dari satu arah. Pada jenis hirarki ini dapat diketahui dengan pasti, mana elemen-elemen terpenting mana yang kurang penting atau dimana level satu, level dua, dan level terakhir. Pada bentuk ini, alternatif keputusan yang akan diambil tidak cukup dengan melihat hanya satu level saja seperti level terakhir pada hirarki linier, melainkan harus melihat semua level atau keseluruhan hirarki (Permadi, 1992). Secara umum, hirarki dapat dibagi menjadi dua jenis (Saaty, 1991) :
Hirarki struktural Dalam hirarki ini, masalah yang kompleks diuraikan menjadi komponenkomponen pokoknya dalan urutan menurun menurut sifat strukturalnya. Misalnya membagi-bagi objek menjadi sejumlah gugusan, sub gugusan, dan gugusan yang lebih kecil lagi.
Hirarki fungsional Hirarki fungsional menguraikan masalah yang kompleks menjadi elemenelemen pokoknya menurut hubungan esensial mereka. Setiap perangkat elemen dalam hirarki fungsional menduduki satu tingkat hirarki. Tingkat puncak disebut fokus, terdiri atas satu elemen yaitu sasaran keseluruhan yang sifatnya luas. Tingkat-tingkat berikutnya masing-masing dapat memiliki beberapa elemen. Gambar 4 merupakan sebuah contoh struktur hirarki fungsional
(Permadi, 1992).
Utimate Goal
kriteria
kriteria
kriteria
Sub kriteria
Sub kriteria
Sub kriteria
Alternatif
Alternatif
Alternatif
Gambar 4. Struktur Hirarki Fungsional (Permadi, 1992) 2.4.2 Aksioma-Aksioma PHA Aksioma adalah sesuatu yang tidak dapat dibantah kebenarannya atau yang pasti terjadi. Ada empat aksioma yang harus diperhatikan dan apabila ada pelanggaran dari setiap aksioma berakibat tidak validnya model yang dipakai. Keempat aksioma tersebut adalah : 1. Aksioma 1 Reciprocal Comparison, artinya pengambil keputusan harus bisa membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi itu sendiri harus memenuhi syarat resiprokal yaitu kalau A lebih disukai dari B dengan skala x, maka B lebih disukai dari A dengan skala 1/x.
2. Aksioma 2 Homogenity, artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka maka elemen-elemen yang dibandingkan tidak homogenous dan harus dibentuk cluster yang baru. 3. Aksioma 3 Independence, artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak hanya dipengaruhi oleh alternatif- alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan atau pengaruh dalam model PHA adalah keatas. Artinya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu level dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen dalam level diatasnya. 4. Aksioma 4 Expectations, artinya untuk tujuan pengambilan keputusan, struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap. Tidak dipenuhinya aksioma 1 menunjukkan bahwa pernyataan yang digunakan
untuk
menyatakan
preferensi
dari
sepanjang
elemen
yang
dibandingkan tidak jelas atau tidak tepat. Aksioma 2 sebenarnya menjelaskan keterbatasan otak manusia dalam membuat perbandingan-perbandingan terutama untuk elemen-elemen yang kurang jelas hubungannya satu sama lain atau perbedaannya terlalu besar. Pelanggaran dari aksioma 3, tidak seperti aksioma lainnya, dimungkinkan dalam PHA dengan bentuk hirarkinya non linier. Dalam hirarki non linier ini mungkin terjadi hubungan timbal balik antara kriteria dan alternatif, sehingga mungkin saja pemilihan kriteria dipengaruhi oleh alternatif. Aksioma 4 menyiratkan ekspektasi dan persepsi manusia yang menonjol dari rasionalitas dalam menyatakan preferensi. Yang terpenting pengambil keputusan mengerti benar masalah yang dihadapi atau masalah yang dianggap exspert (Permadi, 1992).
2.5
Penelitian Terdahulu Studi tentang manajemen rantai pasokan
dilakukan oleh Noviyanty
(2005). Peneliti melakukan studi tentang efisiensi rantai pasokan produk benih padi yang dilakukan di PT Sang Hyang Sri Persero. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari penelitian tersebut yaitu untuk mengefisienkan manajemen rantai pasokan harus dilakukan
kerjasama
dengan
perusahaan
hilir
(downstream)
dengan
memperhatikan ukuran-ukuran pelaksanaan (performance metric) pada elemen yang kritikal. Elemen yang kritikal diantaranya adalah proses pelaksanaan, dengan demikian maka aliran-aliran informasi baik input maupun output harus terstruktur. Subarkah (2009), melakukan penelitian mengenai Kajian Kinerja Rantai Pasokan Lettuce Head Menggunakan Metode DEA dengan studi kasus PT saung Mirwan, Bogor. Penelitian ini salah satunya bertujuan untuk menganalisis kondisi rantai pasokan sayuran Lettuce Head dan efisiensi anggota rantai pasokan dengan menggunakan DEA. Kondisi rantai pasokan Lettuce Head yang dibahas terdiri dari struktur rantai pasokan, entitas rantai pasokan, manajemen rantai pasokan, sumber daya rantai pasokan, dan proses bisnis rantai pasokan. Anggota primer rantai pasokan Lettuce Head terdiri dari mitra tani, PT Saung Mirwan, ritel/restoran, dan konsumen akhir. Anggota sekunder terdiri dari pihak-pihak penyedia faktor produksi seperti bahan kemasan, sarana produksi, dan benih Lettuce Head. Pola aliran produk dan komoditas dimulai dari mitra tani, PT Saung Mirwan, ritel/restoran, dan konsumen akhir. Pasar dalam negeri Lettuce Head adalah supermarket dan restoran di Jabotabek dan Bandung. Resiko yang dihadapi PT Saung Mirwan bahwa barang akan dikembalikan lagi kepada pihak perusahaan dan berkewajiban mengganti produk yang kualitasnya tidak sesuai pada pengiriman selanjutnya. Untuk efisiensi kinerja mitra tani pada semester 1 dan semester 2 tahun 2008 menunjukkan ada mitra tani yang kinerjanya tidak efisien yaitu petani 2. Efisiensi petani 2 sebesar 82,07% pada semester 1 dan sebesar 85,38 % pada semester 2. Petani 2 tidak efisien dipengaruhi oleh keadaan lahan yang kurang subur, kurangnya kontrol petani terhadap tanaman,dan lamanya waktu panen. Sementara efisiensi kinerja PT Saung Mirwan pada semester 1 dan semester 2 pada tahun 2008 menunjukkan 100% dan sudah efisien.
Bungsu (2010), melakukan penelitian mengenai Kajian Kriteria Pemilihan Pemasok Buah-buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis proses pengadaan dan pengendalian buahbuahan dan pengendalian di Giant Hypermarket Botani Square khususnya Divisi Produce, (2) Mengidentifikasi kriteria yang diprioritaskan Giant dalam memilih pemasok buah-buahan, (3) Menyusun struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dengan Proses Hirarki Analitis. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses pengadaan buah-buahan di Giant Hypermarket Botani Square diawali dengan perencanaan pembelian yang dilakukan oleh Divisi Produce. Tahap selanjutnya yaitu memeriksa kualitas buahbuahan. Apabila ada cacat, maka dikembalikan ke pemasok. Selanjutnya buahbuahan yang diterima sebagian disimpan ke gudang dan sebagian lagi diletakkan di keranjang. Struktur hirarki dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Giant dengan PHA terdiri atas kriteria (kualitas, biaya operasional, lead time, kemitraan, dan sistem pembayaran), subkriteria, dan alternatif (pemasok A, B, C, dan D). Alternatif pemasok yang diprioritaskan Giant dalam pengadaan dan pengendalian buah-buahan yaitu Pemasok D (0,488) yang memiliki beberapa kriteria yaitu buah-buahan yang dipasok merupakan buah-buahan yang berkualitas, mudah bernegosiasi dalam hal biaya operasional, tepat waktu dan sesuai pesanan, menjaga kemitraan, dan bersedia untuk dibayar dalam jangka 28 hari setelah penerimaan buah-buahan di Giant.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Kerangka Pemikiran PT XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang sayuran
segar, dengan salah satu sayurannya adalah brokoli. Pada tahun 2009, permintaan untuk brokoli adalah sebesar 17.109 kg sedangkan pada tahun 2008 permintaan brokoli hanya sebanyak 5.942,5 kg. Tingginya permintaan untuk sayuran ini, mendorong perusahaan untuk menyediakan brokoli yang berkualitas, sehingga pelanggan merasa puas dan PT XYZ bisa memenangkan persaingan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui pengelolaan rantai pasokan. Rantai pasokan berkaitan langsung dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang, dan distribusi kemudian sampai ke konsumen. Selain interaksi antara pemasok hingga pelanggan akhir, rantai pasokan juga melibatkan interaksi aliran informasi ide dan aliran kredit. Pemasok merupakan bagian yang signifikan dalam keberlanjutan perusahaan. hubungan dengan pemasok harus dibina secara intensif dalam rangka mempertahankan kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Pemasok sayuran, khususnya brokoli ke PT XYZ harus diseleksi untuk mempertahankan reputasi perusahaan. Tahapan pemilihan pemasok merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilakukan oleh PT XYZ. Pengambilan keputusan untuk memilih pemasok dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dengan pendekatan kuantitatif. Dengan demikian, pemilihan pemasok menjadi sangat penting bagi PT XYZ untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang kompetitif. Apabila perusahaan sudah mempunyai pemasok yang tepat, maka pemesanan produk akan berjalan dengan lancar. penelitian disajikan pada Gambar 5.
Kerangka pemikiran
Peningkatan jumlah permintaan brokoli
Muncul persaingan yang ketat antar perusahaan
Mendorong perusahaan mencari cara untuk memenangkan persaingan
Pengelolaan rantai pasokan
perusahaan
pemasok
distributor
wholesaler
Pemasok merupakan bagian strategis perusahaan
Pemilihan pemasok dilakukan untuk kelancaran operasional PT XYZ
PT XYZ dapat memenuhi keinginan pelanggan
PT XYZ dapat meraih keunggulan bersaing
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian
retailer
konsumen akhir
3.1.1 Tahapan penelitian Penelitian ini dilakukan secara bertahap, mulai dari penentuan topik sampai dengan kesimpulan. Tahapan-tahapan penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Mulai
Penentuan topik dan judul penelitian Perumusan masalah Studi pustaka Batasan masalah Penentuan tujuan penelitian
Studi pendahuluan
-Studi literatur terkait topik penelitian -wawancara dengan pihak perusahaan
Pengumpulan data untuk analisis:
Struktur rantai pasokan Manajemen rantai pasokan Kondisi pemasok Kriteria-kriteria pemilihan pemasok
Kuesioner, wawancara, dan observasi
Pembuatan Struktur Hirarki Input data Pengolahan dan analisis data Analisis Deskriptif
Pengolahan dengan PHA Pemasok yang dipilih
Struktur rantai pasokan
Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 6 . Tahapan penelitian
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT XYZ, yang berlangsung selama empat bulan
mulai Maret hingga Juni 2010, di Jakarta dan di Cianjur, Jawa Barat. 3.3
Jenis dan Metode Pengambilan Data Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu seperti pengamatan langsung ke lokasi penelitian, wawancara dengan pihak yang terkait yaitu Direktur Utama, Direktur Keuangan, dan Sekretaris. Selain itu, data primer juga diperoleh melalui pengisisan kuesioner yang terdiri dari dua kuesioner. Kuesioner pertama menanyakan tentang deskripsi rantai pasokan PT XYZ. Kuesioner kedua adalah kuesioner pemilihan pemasok brokoli di PT XYZ dengan menggunakan PHA. Responden kuesioner kedua adalah Direktur Utama, Manajer Kebun, dan Supervisor Panen dan Pasca panen. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan biasanya disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan diagram-diagram. Data sekunder diperoleh melalui perusahaan, studi pustaka, Kementrian Pertanian, dan Badan Pusat Statistik. Metode pengambilan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu : 1. Wawancara Wawancara dilalukan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan identifikasi rantai pasokan brokoli. Respondennya adalah Direktur Utama perusahaan. Wawancara ini membutuhkan waktu sekitar 60 menit. Daftar pertanyaannya bisa dilihat pada Lampiran 1. 2. Observasi Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Misalnya mengunjungi perkebunan perusahaan untuk melihat jenis-jenis sayuran yang ditanam, proses penyortiran, pengepakan, sampai pendistribusian sayuran ke pelanggan. 3. Pengisian Kuesioner Teknik ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada responden dan responden menjawab pertanyaan tersebut. Kuesioner pemilihan pemasok diisi oleh responden dengan pendekatan PHA. Kuesioner tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2.
4. Studi literatur Studi literatur dilakukan dengan membaca buku yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti. Peneliti mencari literatur yang cocok dengan permasalahan topik penelitian, diantaranya literatur yang berjudul manajemen rantai pasokan, pengambilan keputusan, dan metode kuantitatif untuk manajemen. 3.4
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel bertujuan untuk menjawab pertanyaan pada
kuesioner. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilitas / non acak yaitu semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini juga biasa disebut sebagai pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan. Ada bebeapa jenis cara pengambilan sampel dengan teknik ini, namun untuk penelitian ini digunakan cara keputusan atau judgement sampling karena peneliti memilih anggota-anggota sampel untuk menyesuaikan diri dengan beberapa kriteria yang dibutuhkan peneliti. Kuesioner pertama, untuk mengetahui gambaran umum PT XYZ dengan responden adalah direktur utama. Responden ini dipilih karena peneliti mempertimbangkan bahwa yang paling mengetahui kondisi perusahaan adalah Direktur Utama perusahaan. Kuesioner kedua, respondennya terdiri dari Direktur Utama, Kepala Kebun/Manajer Pembelian dan Penyediaan Bahan Baku, Supervisor perkebunan untuk panen dan pasca panen. Untuk kuesioner ini, responden dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya mengetahui
paling
tentang kondisi pemasok perusahaan dan menjadi pengambil
keputusan dalam memilih pemasok perusahaan. 3.5
Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi rantai pasokan perusahaan XYZ, pemasok brokoli, dan kriteriakriteria yang digunakan untuk memilih pemasok brokoli bagi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode proses hirarki analitik (PHA). Tujuan penerapan PHA dalam penelitian ini adalah untuk menemukan kriteria pemasok yang terbaik yaitu kriteria pemasok yang memiliki
rata-rata skor paling tinggi dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan kriteria-kriteria yang dianggap mempengaruhi keputusan. Dalam PHA, proses untuk mendapatkan skor tersebut diawali dengan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) antar kriteria yang nantinya akan digunakan untuk mendapatkan tingkat kepentingan relatif tiap kriteria (criteria weight). Selanjutnya dilakukan perbandingan berpasangan antar alternatif keputusan pada masingmasing faktor untuk mendapatkan kepentingan relatif antar alternatif pada setiap kriteria (criteria evaluation). Menurut Saaty (1991), untuk mengisi matriks berpasangan, digunakan bilangan yang menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen di atas yang lainnya. Skala ini mendefinisikan dan menjelaskan nilai 1 sampai 9 yang ditetapkan bagi pertimbangan dalam membandingkan pasangan elemen yang sejenis di setiap tingkat hirarki terhadap suatu kriteria yang berada setingkat di atasnya. Skala perbandingan berpasangan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Skala Perbandingan Berpasangan Intensitas Pentingnya 1 3 5
7 9
2, 4, 6, 8 Kebalikan
Defenisi Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Elemen yang satu sangat essensial atau sangat penting ketimbang elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Penjelasan Dua elemen menyumbang sama besarnya pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktik Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
Sumber : Saaty (1991) Menurut Saaty (1991), terdapat beberapa langkah dalam penggunaan model PHA sebagai suatu alat untuk memecahkan persoalan, yaitu : 1. Mendefinisikan persoalan dengan membuat struktur yang terdiri dari focus, forces,actors, objectives, dan scenario dalam struktur PHA.
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajerial secara menyeluruh. 3. Menyusun matriks banding berpasangan. 4. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. 5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sampai 9 sepanjang diagonal utama. 6. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. 7. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor prioritas. Vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus :
VP (Vektor Prioritas) = Dimana : VE (Vektor Eigen) = Dengan
∑ =1
∑
..................................................(1)
...............................................(2)
= elemen MPI pada baris ke-i dan kolom ke-j n= jumlah elemen yang diperbandingkan.
8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Pengukuran konsistensi ini diperlukan konsistensi jawaban yang berpengaruh terhadap kesahihan hasil. Rasio konsistensi hirarki harus 10% atau kurang. Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah sebagai berikut : CI =
− −1
.............................................................................(3)
Dengan : CI
= Indeks Konsistensi maks
n
= eigen value maksimum = jumlah elemen yang diperbandingkan.
Dimana : maks =
Σ VB ............................................................................(4) n
VB (Nilai Eigen) =
..............................................................(5)
VA (Vektor Antara) = aij VP....................................................(6)
Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik atau
tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR) yaitu: CI
CR = RI.......................................................................................(7) Berikut tabel nilai random index (RI) pada berbagai n.
Tabel 5. Nilai Random Index pada berbagai n
n (jumlah faktor) 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0,58 0,90 112 1.24 1.32 1.41 1.45 1.51
Sumber: Firdaus dan Farid (2008)
Pengolahan data PHA berupa pengolahan data horizontal dan vertikal. Pengolahan data secara horizontal menunjukkan hubungan antara elemen-elemen dalam satu tingkat hirarki dengan elemen-elemen lainnya di tingkat hirarki yang berbeda. Hasil pengolahan data secara horizontal menunjukkan tingkat pengaruh antara suatu elemen pada satu tingkat terhadap tingkat di atasnya. Pengolahan horizontal pada penelitian ini terdiri dari pengolahan horizontal tingkat dua, pengolahan horizontal tingkat tiga, dan pengolahan horizontal tingkat empat. Analisis pada tingkat dua merupakan analisis kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam memilih pemasok PT XYZ. Analisis pada tingkat tiga merupakan analisis antara masing-masing sub kriteria yang mempengaruhi keputusan dalam pemilihan pemasok PT XYZ. Sedangkan analisis tingkat empat adalah analisis alternatif pemasok brokoli yang dipilih oleh PT XYZ. Pengolahan data secara vertikal bertujuan untuk melihat hubungan setiap elemen pada tingkat hirarki tertentu terhadap sasaran utama (ultimate goal).
Pengolahan vertikal menunjukkan alternatif pemilihan pemasok yang dapat dipilih dan bobot yang dikandung masing-masing elemen dalam hirarki. Hasil pengolahan vertikal akan menjadi dasar pemilihan pemasok, sedangkan hasil pengolahan data horizontal memperlihatkan hubungan satu kriteria dengan elemen lain dalam satu tingkat hirarki dengan elemen pada tingkat lain di bawahnya. Pengolahan vertikal dibagi menjadi dua bagian yaitu pengolahan vertikal antara sub kriteria dengan kriteria, selanjutnya antara alternatif pemasok dengan sub kriteria. Hasilnya akan didapatkan pemasok terpilih. Berikut gambar struktur hirarki pemilihan pemasok brokoli PT XYZ.
Goal
Kriteri a Sub Kriteri a
Memilih Pemasok Brokoli di PT XYZ Harga
Kualitas
Ketepatan waktu pengiriman
Ketersedia an sayuran
Reputasi pemasok
pelayanan
Kesesuaian harga
Kesesuaian sayuran dengan spesifikasi
mengirimk an pesanan tepat waktu
memenuhi pesanan
Kondisi keuangan pemasok
Mudah dihubungi
persediaan untuk pesanan mendadak
Perusahaa n dikenal
Memberik an informasi
Dipercaya perusahaa n
Kecepatan respon pesanan pelanggan
Memberikan diskon
Pembayaran yang mudah
kualitas konsisten
Lead Time pengiriman yang singkat menangani sistem transportasi
menyelesa ikan keluhan pelanggan
Pemasok
HSL
AGP
DD
Gambar 7. Struktur Hirarki Pemilihan Pemasok Brokoli di PT XYZ
Gambar 7 menunjukkan bahwa struktur hirarki pemilihan pemasok brokoli pada PT XYZ terdiri dari 4 (empat) tingkat/level. Tingkat pertama adalah ultimate goal, tingkat kedua adalah kriteria yang terdiri atas 6 (enam) kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan pemasok brokoli yang tepat untuk PT XYZ. Kriteria tersebut adalah
harga sayuran (P), Kualitas (Q), Ketepatan Waktu
Pengiriman (R), Ketersediaan Sayuran (S), Reputasi Pemasok (T), dan kriteria yang terakhir adalah Pelayanan (U). Tingkat ketiga adalah subkriteria. Setiap kriteria mempunyai beberapa sub kriteria. Untuk kriteria harga sayuran memiliki tiga sub kriteriayaitu kesesuaian harga (P1), kemampuan memberikan diskon (P2) dan mekanisme pembayaran yang mudah (P3). Untuk kriteria kualitas, memiliki tiga sub kriteria, yaitu: penyediaan sayuran tanpa cacat dan bebas hama (Q1), kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q2) dan kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3). Kriteria ketepatan waktu pengiriman juga memiliki tiga sub kriteria yaitu kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu (R1), lead time pengiriman yang singkat (R2), dan sub kriteriayang terakhir adalah kemampuan menangani masalah sistem transportasi (R3) . Sedangkan untuk kriteria ketersediaan barang memiliki dua sub kriteria yaitu kemampuan memnuhi pesanan (S1) dan ketersediaan sayuran untuk pesanan mendadak (S2). Kriteria yang kelima adalah reputasi pemasok, yang memiliki tiga sub kriteria, diantaranya kondisi keuangan pemasok (T1), perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal (T2), dan dipercaya oleh perusahaan (T3). Kriteria yang terakhir adalah pelayanan, yang memiliki empat sub kriteria yaitu kemudahan untuk dihubungi (U1), kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti (U2), kecepatan respon pesanan pelanggan (U3), dan cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (U4). Tingkat keempat adalah alternatif pemilihan pemasok brokoli , yaitu: Alternatif 1 : Pemasok HSL, Alternatif 2 : Pemasok AGP, dan Alternatif 3 : Pemasok DD.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT XYZ secara resmi didirikan pada tahun 1998. Perusahaan ini memfokuskan pada bidang usaha produksi sayuran segar dengan komitmen yang tinggi pada kualitas produksi, pelayanan terbaik dan manajemen yang profesional. Visi PT XYZ adalah Menjadikan produk pertanian unggul di negeri sendiri dan bangga menjadi petani. Misi PT XYZ adalah Menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia pada bidang pertanian dengan menerapkan sistem pertanian modern. PT XYZ mempunyai kebun seluas lebih kurang 12 Ha dan tidak semuanya digunakan untuk usaha. Lahan yang digunakan untuk bercocok tanam adalah sekitar 60 persen, sedangkan 40 persen digunakan untuk jalan dan perumahan karyawan. Kebun dibagi menjadi tiga blok yaitu Blok A, Blok B, dan Blok C. Blok A adalah blok pertama memiliki lahan seluas 18.000 26.000
, dan blok C 14.000
, Blok B
. Setiap blok diawasi oleh seorang supervisor dan
memiliki beberapa orang karyawan. Untuk Blok A, terdapat sembilan orang karyawan dengan rincian lima orang laki-laki dan empat orang perempuan. Sedangkan blok B, terdiri dari dua belas karyawan dengan enam orang laki-laki dan enam orang perempuan. Untuk blok C, terdapat sembilan orang karyawan yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan empat orang perempuan. Supervisor bertugas untuk mengawasi pekerjaan karyawan apakah sudah sesuai standar yang ditetapkan atau belum. Denah perkebunan PT XYZ disajikan pada Gambar 8.
BLOK INDOOR (GREEN HOUSE) BLOK C (45 Patok/14.000
)
(30 Patok/12.000
)
VILLA DAN PERUMAHAN
GEDUNG SEKOLAH
BLOK B (65 Patok/ 26.000
)
BLOK A (35 Patok/ 18.000
)
Keterangan : 1Patok = 400
Gambar 8. Denah Perkebunan PT XYZ PT XYZ menanam sayuran yang berbeda pada setiap blok. Sayuran ditanan secara hidroponik dan aeroponik pada ruangan tertutup (indoor) dan di ruangan terbuka (outdoor). Jenis sayuran yang dihasilkan PT XYZ dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jenis sayuran yang dihasilkan PT XYZ Nama Sayuran
Blok
Selada Keriting Brokoli Caisim Buncis Bawang daun Labu siam Radichio Horenzo Mint Leave Frizee Pock Choey Tomat cherry Romaine Lollorosa Rosemary Thymes
A dan C A dan B A A A an B A B B dan C B C B dan C Indoor Indoor Indoor Indoor Indoor
Media Tanam Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Tanah Hidroponik Hidroponik Hidroponik Aeroponik Aeroponik
4.2.
Sumber Daya Manusia PT XYZ sangat membutuhkan tenaga kerja yang ahli di bidangnya,
memiliki pengalaman, memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan disiplin kerja yang tinggi. Tenaga kerja yang berkualitas sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan dan akan berdampak pada kinerja perusahaan. Tenaga kerja PT XYZ sebagian besar berasal dari masyarakat di sekitarnya. Jumlah karyawan PT XYZ dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Karyawan PT XYZ Lokasi
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah (orang)
Kantor pusat (Jakarta)
21
3
24
Kebun ( Puncak)
43
26
69
Total
64
29
93
Sumber : PT XYZ
Latar belakang pendidikan karyawan PT XYZ berasal dari Sekolah Dasar sampai Sarjana (S1). Jenjang pendidikan sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakan oleh karyawan. Latar belakang pendidikan di tingkat top management adalah Sarjana dan Diploma. Sedangkan bagian administrasi kantor, berlatar belakang pendidikan SMA. Pekerja di kebun rata-rata lulusan SD dan SMP. Perekrutan karyawan dilakukan secara informal khususnya pekerja kebun. Para pekerja memiliki loyalitas yang tinggi pada perusahaan karena antara para pekerja dengan atasannya sangat dekat dan diperlakukan seperti keluarga oleh perusahaan. Perusahaan juga sangat memperhatikan kebutuhan para karyawannya. Misalnya selain gaji pokok, para karyawan juga diberi bonus per tahun dan besarnya bonus tergantung dari lama kerja karyawan. Selain itu para karyawan yang rumahnya jauh dari perkebunan akan mendapatkan perumahan. Perusahaan juga menyediakan sekolah bagi anak-anak pekerja yang bekerja di kebun di mana sekolah ini menjadi salah satu sekolah terbaik di Cianjur. Permasalahan yang timbul dalam tenaga kerja adalah keterampilan dan keahlian tenaga kerja belum memadai khususnya pekerja di kebun. Kendala lainnya adalah kebiasaan karyawan yang suka mangkir dari pekerjannya sehingga target perusahaan tidak tercapai. Selain itu karyawan masih suka terlambat masuk
kerja, misalnya terlambat hadir 15 menit dari waktu yang ditetapkan, dan umumnya tidak langsung bekerja. Tindakan yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengatasi masalah tenaga kerja ini adalah dengan melakukan pengawasan yang lebih ketat kepada para pekerja. Misalnya dengan mempekerjakan seorang supervisor di setiap blok untuk mengawasi para pekerja, selanjutnya supervisor mencatat dan melaporkan perilaku karyawan pada saat mulai bekerja hingga selesai. 4.3. Struktur Organisasi Perusahaan PT XYZ dipimpin oleh seorang direktur yang memberi instruksi kepada Manajer dan Kepala Kebun. Seorang Manajer memberi instruksi kepada semua Staf Administrasi dan Keuangan. Kepala Kebun memiliki beberapa bawahan yaitu para Supervisor kebun, yang terdiri dari enam orang Supervisor. Setelah supervisor terdapat karyawan-karyawan perusahaan. Gambar 9 menunjukkan struktur organisasi PT XYZ . Direktur Manajer Kepala Kebun Staf Administrasi/ Keuangan
Supervisor
Supervisor
Supervisor
Supervisor
Supervisor
Supervisor
Blok A
Blok B
Blok C
Blok Indoor
Sarana
Panen
Karyawan
Gambar 9. Struktur Organisasi PT XYZ
4.4. Identifikasi Rantai Pasokan PT XYZ mempunyai rantai pasokan yang elemen-elemennya terdiri dari pemasok sayuran, kebun (pabrik), distibutor perusahaan, dan pelanggan akhir. Model rantai pasokan PT XYZ bisa dilihat pada Gambar 10.
Informasi penjadwalan Arus kas Arus pesanan
Pemasok Sayuran
Pemasok HSL
Pemasok AGP
Kebun Perusahaan
Distibutor Perusahaan
Pelanggan Akhir
Pemasok DD Arus kredit Arus bahan baku
Gambar 10. Model Rantai Pasokan PT XYZ Pemasok sayuran berasal dari daerah sekitar perkebunan, yaitu daerah Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Sayuran ini diambil dari pemasok setiap hari untuk memenuhi permintaan dan kurangnya sayuran yang dipasok di kebun. Setelah sayuran diambil dari pemasok, sayuran tersebut disortir terlebih dahulu agar kualitasnya sesuai dengan yang diinginkan pelanggan. Setelah disortir, sayuran tersebut dibawa ke kantor yang berlokasi di Jakarta. Setelah sayuran dari kebun tiba di Jakarta, sayuran tersebut harus disortir ulang untuk memastikan sayuran tetap terjaga kualitasnya dan dipisahkan menurut pesanan pelanggan. Selain interaksi antara pemasok hingga pelanggan akhir, rantai pasokan PT XYZ juga melibatkan interaksi aliran informasi ide dan aliran kredit. Masing-masing anggota rantai pasokan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
4.4.1.
Pemasok Brokoli Pemasok PT XYZ memasok sayuran yang tidak ditanam di kebun.
Pemasok juga digunakan jika pelanggan PT XYZ melakukan pemesanan dalam jumlah banyak dan sayuran yang ditanam di kebun tidak mencukupi. Selain itu, ada juga pelanggan memesan sayuran secara mendadak dan persediaan perusahaan habis atau bahkan tidak ada, maka perusahaan akan memesan sayuran tersebut ke pemasok. Perusahaan mendapatkan informasi tentang pemasok dari mandor kebun. Pemasok sangat penting bagi PT XYZ karena lebih dari 50 persen produk yang ditawarkan perusahaan dibeli dari pemasok. Meskipun ada beberapa sayuran yang ditanam di kebun tapi dalam jumlah kecil sehingga pemasok tetap dibutuhkan. Pemasok yang diambil adalah pemasok sayuran yang permintaannya tinggi dan pemesanannya rutin dilakukan oleh PT XYZ, salah satunya adalah brokoli. Pemasok brokoliyang dominan adalah HSL, AGP, dan DD. HSL adalah pemasok utama brokoli PT XYZ karena pemesanannya paling rutin. Apabila pelanggan melakukan pemesanan, maka perusahaan pertama kali menghubungi pemasok HSL. Pemasok AGP digunakan apabila pemasok HSL tidak mampu memenuhi pesanan karena jumlah permintannya terlalu banyak sehingga harus dipesan dari pemasok lain. Sedangkan pemasok DD digunakan apabila ada pesanan dari pelanggan dalam jumlah sedikit dan pemesanannya mendadak dan di luar waktu pemesanan yang ditetapkan perusahaan.
Tabel 8 menunjukkan
proporsi pasokan brokoli dari masing-masing pemasok pada tahun 2009. Tabel 8. Proporsi pasokan brokoli dari masing-masing pemasok Pemasok
Proporsi (ton)
Persentase ( %)
HSL
6,3
36,7
AGP
8,9
52,3
DD
1,9
11
Total
17,1
100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa proporsi pasokan brokoli terbesar adalah pemasok AGP yaitu 52,3 persen, pemasok HSL 36, 7 persen, dan pemasok DD 11 persen. Namun, pemasok HSL bukanlah pemasok yang menjadi penyedia
brokoli terbesar bagi PT XYZ, karena HSL hanya mampu menyediakan brokoli maksimal 50 kg. Misalnya, jika pelanggan memesan brokoli sebanyak 250 kg, maka brokoli dari pemasok HSL maksimal 50 kg dan sisanya dipesan ke pemasok AGP. Pemesanan sayuran ke pemasok tidak dilakukan secara rutin. Rata- rata pemesanan brokoli sebanyak 4-5 kali dalam seminggu, sedangkan untuk Pock choey lebih jarang ,kira-kira 3 kali dalam seminggu. Pemesanan sayuran ke pemasok dilakukan melalui telepon. Pembelian brokoli tidak ada perencanaan yang khusus dalam membeli sayuran ke pemasok. Perusahaan hanya menunggu pesanan sayuran dari pelanggan. Setelah itu, perusahaan menghubungi kebun untuk mengetahui ketersediaan sayuran. Jika persediaan brokoli masih kurang, maka dipesan ke pemasok. Sayuran yang sudah dipesan ke pemasok dijemput oleh angkutan perusahaan untuk dibawa ke kebun dan dilakukan penyortiran sebelum dibawa ke kantor pusat di Jakarta. Jumlah rata-rata sayuran yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan adalah tergantung pesanan pelanggan tersebut. Diagram alir pemesanan sayuran ke pemasok dapat dilihat pada Gambar 11.
Pelanggan memesan sayuran melalui telepon Staff administrasi menerima pesanan dan menelpon ke kebun
Tidak memesan ke pemasok
Ya
Kebun mencukupi? Tidak Memesan ke pemasok
Sayuran diangkut Sayuran disortir Sayuran diantar ke pelanggan
Selesai
Gambar 11. Diagram alir pemesanan sayuran dari perusahaan ke pemasok Dalam praktek memilih pemasok, sering terjadi beberapa permasalahan antara lain:
Tidak tersedianya sayuran
Cuaca yang buruk sehingga bisa mengganggu proses budidaya sayuran
Penjemputan sayuran ke pemasok membutuhkan waktu lebih kurang tiga jam karena saat karyawan perusahaan tiba di perkebunan pemasok, sayuran yang dipesan belum dipersiapkan dan harus menunggu para pekerja untuk memetik sayuran. Apabila semua pemasok tidak bisa menyediakan sayuran, maka alternatif
lain yang dilakukan perusahaan adalah membeli sayuran ke pasar induk. Waktu penjemputan barang ke pemasok dapat menimbulkan kerugian bagi PT XYZ. Hal tersebut bisa diatasi dengan mencari alternatif pemasok lainnya yang lebih tepat waktu dalam menyediakan sayuran. Pemasok berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaaan dan ikut menjaga reputasi dan keberlangsungan perusahaan. Oleh karena itu, membina
hubungan baik dengan pemasok perlu dilakukan dalam rangka keberlanjutan usaha. Sejauh ini, hubungan PT XYZ dengan para pemasoknya sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari azas kekeluargaan yang diterapkan PT XYZ dalam berhubungan dengan pemasok. Pihak perusahaan menganggap pemasok seperti keluarga, sehingga pemasok lebih loyal kepada PT XYZ. Contoh tindakan yang dilakukan perusahaan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan pemasok, antara lain: 1) Pemasok dapat meminjam modal ke perusahaan tanpa bunga. Contohnya : pada saat musim haji, permintaan terhadap sayuran di PT XYZ bisa meningkat
50-100
persen.
Oleh
karena
itu,
perusahaan
bersedia
meminjamkan modal ke pemasok apabila pemasok tidak memiliki modal yang cukup untuk menanan sayuran dalam jumlah besar. 2) Pada saat perayaan hari-hari besar atau perusahaan membuat acara, maka perusahaan akan mengundang para pemasok. Hal tersebut untuk lebih mempererat hubungan kedua belah pihak dalam rangka meningkatkan hubungan bisnis berbasis kekeluargaan. 4.4.2.
Kebun Perusahaan PT XYZ menanam sayuran di kebun seluas lebih kurang 12Ha. Kebun
yang digunakan untuk budidaya adalah 60 persen (7Ha) sedangkan 40 persen lagi digunakan sekolah dan perumahan karyawan. Lahan yang digunakan untuk budidaya, sebanyak 25 persen harus diistirahatkan agar tidak terlalu lelah untuk dilakukan peremajaan tanah. Proses penentuan kebijakan budidaya ditentukan oleh manajemen perusahaan dalam menetapkan target penanaman. Penanaman sayuran cenderung tetap karena sudah ada aturan penanaman. Proses budidaya sayuran dimulai dari pembersihan lahan, pemupukan, penanaman, pemupukan ulang, dan panen. Proses budidaya sayuran di PT XYZ memakai pedoman Good Agricultural Practice (GAP). Penerapan GAP dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani agar memenuhi kebutuhan konsumen dan memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan produk sejenisnya dari luar negeri. Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah
terwujudnya keamanan pangan, jaminan mutu, usaha agribisnis hortikultura berkelanjutan dan peningkatan daya saing. Tujuan dari penerapan GAP diantaranya: (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas (2) Meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi (3) Meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing (4) Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam (5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan (6) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan (7) Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional (8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen. Penerapan GAP dalam budidaya sayuran di PT XYZ cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat dari kualitas sayuran yang dihasilkan oleh perusahaan. Sejauh ini, kualitas sayuran yang dihasilkan oleh PT XYZ sudah memuaskan pelanggan, diterima pelanggan, dan didapatkannya loyalitas pelanggan dan sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam perjanjian. Untuk menjaga mutu produk yang sudah dipanen agar tetap terjamin, maka diawasi oleh pengawas mutu yaitu supervisor pasca panen. Penjagaan mutu sayuran yang dilakukan pasca panen adalah melalui tiga tahap seleksi, yaitu:
Seleksi tahap I, dilakukan oleh tim yang memanen sayuran.
Seleksi tahap II, dilakukan oleh tim sortir di kebun
Seleksi tahap III, merupakan sortir ulang sayuran oleh tim sortir di Jakarta agar kualitas sayuran tetap terjaga dengan baik.
4.4.3.
Distributor Perusahaan Distribusi sayuran dilakukan oleh perusahaan sendiri tanpa menggunakan
jasa distributor independen. Perusahaan memiliki 5 (lima) buah mobil dan 1 (satu) buah motor untuk mengantarkan pesanan ke pelanggan. Perusahaan memiliki 6 (enam) orang supir untuk mengantarkan sayuran ke pelanggan. Satu buah kendaraan memuat bermacam-macam sayuran sesuai pesanan pelanggan. Mobil tersebut mengantarkan pesanan tidak hanya ke satu pelanggan, tetapi 3
(tiga) sampai 5 (lima) pelanggan, yang berada di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Tangerang. Kendala yang dihadapi PT XYZ dalam mendistribusikan sayuran adalah kemacetan. Selain itu, kurangnya armada mobil pengangkutan sehingga proses distribusi menjadi lambat. Kendala lain yang ditemukan adalah waktu menurunkan sauran sangat lama karena harus antri mengurus masalah administrasi. 4.4.4.
Pelanggan Akhir Pelanggan PT XYZ berada di Jakarta dan Tangerang. Pelanggan yang
dilayani oleh perusahaan yaitu cafe, restoran, hotel, dan katering untuk penerbangan domestik dan internasional. Perusahaan tidak memasukkan sayuran ke swalayan dan ritel-ritel karena terlalu banyak potongan dan keuntungan yang diperoleh rendah. Promosi sayuran yang diterapkan perusahaan dilakukan secara informal berupa word of mouth. Jika ada sayuran baru, PT XYZ akan mendatangi calon konsumen dengan membawa surat perkenalan dari perusahaan beserta contoh sayuran. Sementara untuk pelanggan lama diawali dengan mengirimkan contoh sayuran. Jika pelanggan berminat, pihak hanya menghubungi bagian pemasaran perusahaan melalui telepon. Untuk pelanggan baru, apabila pembeli berminat untuk membeli sayuran PT XZ, maka pembeli mendatanginya ke kantor pusat di Jakarta secara langsung. Pembeli akan melakukan negosiasi harga dengan bagian pemasaran mengenai jumlah produk yang diinginkan dan harga yang disepakati bersama. Jika bukan pelanggan baru, pemesanannya dilakukan hanya lewat telepon dan sebelumnya sudah ada kontrak perjanjian antara PT XYZ dengan pihak pelanggan. Semua pesanan pelanggan akan mendapatkan jasa layan antar barang. Contoh perjanjian kontrak antara PT XYZ dengan pelanggan ada pada Lampiran 3. Gambar 12 merupakan diagram alir pemesanan sayuran oleh pelanggan.
PT XYZ mengeluarkan produk baru
Mendatangi calon pelanggan baru dengan membawa sampel dan surat perkenalan
Tidak datang
Mengirimkan sampel ke pelanggan lama
Tidak
Tidak Berminat?
Berminat?
Ya
Tidak datang
Ya
Mendatangi bagian pemasaran perusahaan
Menelpon kantor di Jakarta
Perusahaan mengirimkan pesanan pelanggan
selesai
Gambar 12. Diagram alir pemesanan sayuran dari pelanggan ke perusahaan
Permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan berhubungan dengan pelanggan adalah jika mutu tidak sesuai barang harus diganti. Apabila perusahaan tidak bisa mengganti konsumen berhak membeli di tempat lain dan harus dibayar oleh pihak PT XYZ. Hal tersebut dapat merugikan perusahaan. 4.5. Analisis Pemilihan Pemasok, Kriteria – Kriteria, dan Subkriteria dalam Memilih Pemasok Brokoli Dalam melakukan analisis pemilihan pemasok brokoli yang tepat bagi PT XYZ, kriteria yang digunakan harus mencerminkan strategi rantai pasokan maupun karakteristik dari item yang akan dipasok. Sebelumnya dilakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap kriteria-kriteria yang digunakan, sub kriteria, dan alternatif-alternatif dalam pemilihan pemasok oleh PT XYZ. Setelah itu, dibuatkan ke dalam struktur hirarki. Berikut penjelasannya masing-masing.
4.5.1 Identifikasi Kriteria dalam Memilih Pemasok Brokoli 1. Harga Brokoli (P) Kriteria harga brokoli merupakan kriteria yang umum dan cukup penting untuk dipertimbangkan PT XYZ dalam memilih pemasok brokoli. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan sebuah perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan sayuran tersebut. Penetapan harga yang terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pemasok yang akan dipilih perusahaan adalah pemasok yang memiliki
harga brokoli yang
bersaing dan sesuai dengan kualitas brokolinya. Jika pemasok bisa menetapkan harga brokoli yang lebih murah dari pesaing, maka akan mengalihkan perhatian konsumen dari produk pesaing. Penetapan harga brokoli yang yang lebih murah bisa dicapai apabila pemasok mampu mengontrol komponen-komponen yang berhubungan dengan harga brokoli sehingga bisa menghasilkan harga brokoli yang bisa bersaing.
Salah
satunya dengan mengontrol biaya-biaya budidaya brokoli. Jika pemasok bisa mengontrol biaya-biaya tersebut, maka pemasok akan bisa memberikan harga penawaran yang baik. 2. Kualitas (Q). Kualitas merupakan salah satu kriteria yang paling penting dipertimbangkan oleh PT XYZ dalam memilih pemasok brokoli. Kualitas adalah sesuatu yang bisa mempertahankan loyalitas konsumen/pelanggan pada perusahaan. Oleh karena itu, PT XYZ selalu mengedepankan kualitas dalam memilih pemasok brokoli. Kriteria kualitas yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan pemasok menghasilkan brokoli yang berkualitas dan memenuhi kepuasan pelanggan. Jika pemasok bisa menghasilkan produk/brokoli yang berkualitas, maka pelanggan akan loyal terhadap sayuran tersebut karena pelanggan mendapatkan kepuasan.
3. Ketepatan waktu pengiriman (R). Ketepatan waktu pengiriman juga banyak dipertimbangkan perusahaan dalam memilih pemasok brokoli. Ketepatan waktu pengiriman yang dimaksud adalah kemampuan pemasok dalam mengirim brokoli tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran sehingga tidak mengganggu kelancaran kegiatan operasional PT XYZ. 4. Ketersediaan brokoli (S). Kriteria ini menunjukkan kemampuan pemasok dalam menyediakan brokoli yang dipesan oleh perusahaan, baik itu memenuhi pesanan yang rutin maupun pesanan mendadak. Kemampuan pemasok dalam menyediakan produk jika perusahaan melakukan pesanan yang mendadak terkait dengan kapasitas persediaan yang dimiliki pemasok tersebut. Perusahaan akan memilih pemasok brokoli dengan pengelolaan/ manajemen persediaan yang baik. Apabila pelanggan PT XYZ memesan brokoli mendadak, pemasok dapat menyediakan sayuran tersebut sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan. 5. Reputasi pemasok (T). Reputasi pemasok merupakan kemampuan pemasok membangun citra yang baik sehingga dipercaya perusahaan untuk dipilih menjadi pemasok. Apabila reputasi pemasok tersebut baik, otomatis perusahaan akan mempertimbangkannya untuk dijadikan pemasok perusahaan. Reputasi pemasok ini terkait dengan kondisi keuangan pemasok, perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal, dan dipercaya oleh perusahaan. Ada empat indikator yang dapat dipakai untuk menaksir seberapa baik reputasi suatu pemasok. Pertama, daya saing pemasok dalam menjual produknya dengan harga pasar pada kurun waktu yang tidak sebentar, apakah pemasok tersebut bisa bersaing dengan pemasok lain atau tidak. Kedua, kesanggupan pemasok dalam merekrut dan mempertahankan staf kunci yang berkualitas. Hal ini berarti jika pemasok tersebut mampu merekrut dan mempertahankan staf ahli yang berkualitas maka pemasok tersebut mempunyai reputasi yang baik. Baik dari unsur kondisi keuangan, kepercayaan dari perusahaan, serta pemasok dan produknya banyak dikenal. Ketiga, konsistensi perusahaan
dalam mendapatkan dukungan words of mouth berupa rekomendasi positif baik dari sisi pasokan maupun pemasaran. Keempat, keberpihakan publik ketika terjadi masalah, tidak saja dalam kemampuan perusahaan untuk berkelit dari media ataupun kritikan publik. Dengan melihat keempat indikator di atas, maka PT XYZ bisa melihat seberapa baik reputasi pemasok yang akan digunakan oleh perusahaan. 6. Pelayanan (U). Pelayanan pelanggan merupakan salah satu kriteria yang dipertimbangkan dalam memilih pemasok brokoli. Pelayanan adalah sesuatu yang diberikan kepada konsumen sehingga konsumen merasa puas dengan apa yang diberikan. Pelayanan yang baik akan menarik konsumen dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Ada 5 (lima) aspek yang harus diperhatikan perusahaan dalam melayani pelanggan, yaitu: 1. Reliabilitas : mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memberikan apa yang dijanjikan kepada pelanggan dengan tepat dan akurat. Untuk mampu memberikan reliabilitas, maka yang harus dilakukan perusahaan adalah : 1) memastikan bahwa perusahaan telah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan tepat dan benar; 2) menjanjikan hanya apa yang dapat berikan dan 3) menindaklanjuti untuk memastikan bahwa produk dan service telah diberikan sesuai dengan yang dijanjikan oleh perusahaan. 2. Assurance : mencerminkan kemampuan untuk memberikan sesuatu yang dapat dipercaya oleh pelanggan. Tindakan yang dilakukan untuk mengembangkan assurance adalah dengan memberikan layanan dengan menggunakan teknik komunikasi yang baik dan benar serta menjelaskan produk dan pelayanan dengan tepat. 3. Tangible : berkaitan dengan aspek fasilitas fisik/peralatan serta penampilan dari penyedia layanan. Strategi tindakan yang dilakukan antara lain adalah menjaga ruang kerja, apalagi yang langsung berhadapan dengan pelanggan agar tetap rapi. 4. Empati : berkaitan dengan tingkat kepedulian dan perhatian individu yang diberikan kepada pelanggan. Strategi tindakan yang dapat
dilakukan antara lain adalah 1) mendengarkan pesan yang disampaikan pelanggan; 2) bisa menempatkan diri dalam posisi pelanggan dan 3) merespon secara tepat keluhan pelanggan. 5. Responsif : mencerminkan kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat/responsif. Agar mampu bersikap responsif, maka perusahaan perlu menampilkan sikap positif dan cepat dan tanggap untuk membantu dan memenuhi kebutuhan pelanggan. 4.5.2. Identifikasi Sub Kriteria dalam Memilih Pemasok Brokoli 1.
Sub kriteria untuk kriteria harga brokoli Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kesesuaian harga, kemampuan memberikan diskon, dan mekanisme pembayaran yang mudah. Masingmasing akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Kesesuaian harga (P1). Kemampuan perusahaan pemasok dalam memberikan harga yang sesuai dengan kualitas brokoli yang ditawarkan sehingga akan menarik minat perusahaan untuk memilihnya menjadi pemasok perusahaan. Harga brokoli yang lebih mahal tidak menjadi masalah apabila pemasok bisa menyesuaikan harga tersebut dengan kualitas brokoli yang dihasilkan. b. Kemampuan memberikan diskon (P2). Pemasok yang mampu melakukan penghematan-penghematan biaya budidaya akan bisa menurunkan biaya produksi bahkan bisa memberikan diskon kepada pelanggan yang memesan dalam jumlah tertentu. Pemberian akan menarik minat perusahaan untuk memilih pemasok tersebut. c. Mekanisme pembayaran yang mudah (P3). Perusahaan pelanggan akan lebih tertarik dengan pemasok yang bisa memberikan kemudahan bertransaksi. Jika pemasok bisa memberikan sistem pembayaran yang mudah, baik itu jangka waktu pembayaran yang lebih panjang maupun transaksi yang tidak rumit akan lebih disenangi perusahaan untuk menjadi pemasoknya. 2.
Sub kriteria untuk kriteria kualitas brokoli
Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kesesuaian brokoli dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dan kemampuan memberikan kualitas yang konsisten. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. a. Kesesuaian brokoli dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q1). Perjanjian tertulis antara perusahaan dan pemasok mengenai spesifikasi produk merupakan suatu pedoman bagi pemasok untuk menyediakan brokoli seperti yang tertulis dalam perjanjian. Spesifikasi tersebut adalah: Brokoli yang mempunyai kuntum bunga yang masih kuncup dan padat. Berwarna hijau gelap, bebas dari bercak kehitaman atau kekuningan yang disebabkan oleh kotoran. Batang masih keras
Apabila pemasok sudah bisa memenuhi spesifikasi brokoli dalam perjanjian tersebut, maka perusahaan akan lebih mempercayainya untuk menjadi pemasok perusahaan. b. Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q2). Kemampuan untuk memberikan kualitas yang konsisten juga memperbesar peluang pemasok untuk terpilih menjadi pemasok yang akan digunakan perusahaan. Jika pemasok sudah bisa menghasilkan brokoli dengan kualitas konsisten maka akan membuat perusahaan malas untuk mencari pemasok baru. Artinya perusahaan akan loyal terhadap pemasok tersebut dan akan menggunakan pemasok tersebut untuk jangka panjang jika mampu mempertahankan kualitas secara konsisten. 3. Sub kriteria untuk kriteria ketepatan waktu pengiriman Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu, lead time pengiriman yang singkat, dan kemampuan menangani masalah transportasi. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. a. Kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu (R1). Perusahaan akan senang kepada pemasok yang mampu mengirimkan pesanan tepat waktu karena dengan tepat waktunya pesanan datang maka kegiatan operasional juga bisa berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, sub
kriteria ini perlu dipertimbangkan perusahaan dalam memilih pemasok brokoli. b. Lead time pengiriman yang singkat (R2). Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Oleh karena itu, perusahaan cenderung memilih pemasok brokoli yang memiliki waktu tunggu yang relatif singkat. Selain itu, waktu tunggu yang singkat akan menghemat biaya lain-lain. Jika waktu tunggunya lama maka bisa menambah biaya pengiriman, sehingga meningkatkan harga pokok brokoli tersebut. c. Kemampuan
menangani
masalah
sistem
transportasi
(R3).
Kemampuan menangani masalah sistem transportasi maksudnya adalah kemampuan pemasok dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan distribusi brokoli dari perusahaan pemasok ke perusahaan pelanggan. Bagaimana pemasok mencari jalan alternatif jika jalan yang biasa digunakan rusak atau macet akan tetapi brokoli harus sampai tepat waktu. Hal ini cukup penting untuk diperhatikan, sehingga perlu dipertimbangkan dalam memilih pemasok brokoli yang tepat untuk PT XYZ. 4. Sub kriteria untuk kriteria ketersediaan brokoli Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kemampuan memenuhi pesanan dan persediaan untuk pesanan mendadak. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.
a. Kemampuan memenuhi pesanan (S1). Perusahaan akan memilih pemasok brokoli yang bisa memenuhi pesanan rutinnya. Jika perusahaan memiliki permintaan yang tinggi maka akan mencari pemasok yang skala produksinya besar untuk memenuhi pesanannya. b. Persediaan untuk pesanan mendadak (S2). Pelanggan perusahaan kadang–kadang melakukan pesanan mendadak. Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan maka perusahaan akan menggunakan pemasok.
Oleh karena itu, perusahaan akan memilih
pemasok brokoli dengan manajemen persediaan yang baik agar bisa
memenuhi pesanan mendadak dari pelanggan sehingga pelanggan tidak merasa kecewa. 5. Sub kriteria untuk kriteria reputasi pemasok Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kondisi keuangan pemasok, perusahaan pemsok dan produknya banyak dikenal, dan dipercaya perusahaan. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. a. Kondisi keuangan pemasok (T1). Perusahaan tidak akan memilih pemasok brokoli yang memiliki reputasi yang jelek. Reputasi salah satunya bisa diukur dengan melihat kondisi keuangannya. Kondisi keuangan yang baik dari pemasok akan lebih besar peluangnya untuk dipilih oleh perusahaan. b. Perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal (T2). Apabila perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal berarti salah satu alasannya adalah banyak perusahaan yang menggunakannya sebagai pemasok dan berarti juga pemasok tersebut mempunyai reputasi yang baik. Oleh karena itu, sub kriteria ini perlu juga dipertimbangkan dalam memilih pemasok brokoli. c. Kepercayaan dari perusahaan (T3). Kepercayaan sangat susah untuk didapatkan. Kepercayaan dimaksud di sini merupakan bentuk keyakinan dari pelanggan kepada pemasok. Misalnya pelanggan menggunakan pemasok HSL karena pelanggan tersebut percaya bahwa pemasok tersebut mampu memenuhi keinginan pelanggannya dan pelanggan tersebut merasa puas. 6. Sub kriteria untuk kriteria Pelayanan Sub kriteria yang dipertimbangkan adalah kemudahan untuk dihubungi, kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, kecepatan respon pesanan pelanggan, cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut. a. Kemudahan untuk dihubungi (U1). Perusahaan akan mencari pemasok yang memiliki pelayanan konsumen yang bagus, salah satunya kemudahan pemasok untuk dihubungi. Jika
pemasok sulit dihubungi maka akan bisa berdampak pada kelancaran kegiatan perusahaan. b. Kemampuan
memberikan
informasi
yang
jelas
dan
mudah
dimengerti (U2). Informasi sangat penting bagi kelancaran kegiatan perusahaaan untuk memberikan perkembangan dan situasi pasar. Khusus untuk memilih pemasok brokoli, perusahaan akan melihat pemasok yang memiliki karyawan yang pintar berkomunikasi sehingga mampu memberikan informasi yang jelas dan mudah untuk dimengerti. Informasi tersebut dapat berupa jadwal pengiriman sayuran, jenis sayuran baru, dan informasi lainnya. c. Kecepatan respon pesanan pelanggan (U3).
Pelayanan juga berperan dalam kecepatan respon pesanan. Jika pelayanan baik maka pesanan juga akan direspon dengan cepat. Perusahaan menyukai apabila pesanannya direspon dengan cepat oleh pemasok. Oleh karena itu, perusahaan akan mencari pemasok yang bisa merespon pesanan mereka dengan cepat dan tepat. d. Cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (U4).
Tidak semua pesanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan. Ketidaksesuaian ini mendatangkan keluhan dari pelanggan. Pemasok yang bisa dengan cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan akan disenangi perusahaan. 4.6. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Pendekatan PHA Setelah kriteria, sub kriteria, dan alternatif pemilihan pemasok diidentifikasi dan dibuat ke dalam struktur hirarki, selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan pendekatan PHA. data ini didapatkan dari pengisisan kuesioner PHA terlebih dahulu. Setelah dilakukan pengolahan data, maka didapatkan struktur hirarki pemilihan pemasok brokoli pada PT XYZ beserta bobot masing-masing elemennya. Gambar 13 menyajikan struktur hirarki pemilihan pemasok brokoli pada PT XYZ.
Goal
Memilih Pemasok Brokoli di PT XYZ
Kriteri a Sub Kriteri a
Harga (0,278)
Kualitas (0,353)
Ketepatan pengiriman (0,153)
Ketersedia an sayuran (0,111)
Reputasi pemasok (0,055)
Pelayanan (0,051)
Kesesuaian harga (0,176)
Kesesuaian sayuran dengan spesifikasi (0,294)
mengirimk an pesanan tepat waktu (0,093)
memenuhi pesanan (0,090)
Kondisi keuangan pemasok (0,005)
Mudah dihubungi (0,027)
persediaan untuk pesanan mendadak (0,021)
Perusahaa n dikenal (0,032)
Memberikan diskon (0,056) Pembayaran yang mudah (0,046)
kualitas konsisten (0,139)
Lead Time (0,043) menangani sistem transportasi (0,017)
Dipercaya perusahaan (0,018)
Memberikan informasi (0,011) Kecepatan respon pesanan (0,008) menyelesa ikan keluhan pelanggan (0,005)
Pemasok
HSL (0,173)
AGP (0,552 )
DD (0,357 )
Gambar 13. Struktur Hirarki Pemilihan Pemasok Brokoli di PT XYZ beserta bobot 4.6.1. Hasil Pengolahan Data Secara Horizontal A. Elemen kriteria pemilihan pemasok brokoli Berdasarkan hasil pengolahan data secara horizontal pada tingkat kedua (kriteria) dengan metode PHA, maka diperoleh bahwa kriteria yang paling berpengaruh dalam memilih pemasok brokoli pada PT XYZ adalah kualitas dengan bobot 0,353 karena menurut perhitungan PHA bobot kriteria tersebut lebih tinggi dibandingkan bobot kriteria lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Bobot dan prioritas elemen kriteria pemilihan pemasok brokoli Elemen Kriteria Harga brokoli
Bobot 0,278
Prioritas 2
Kualitas brokoli
0,353
1
Ketepatan waktu pengiriman
0,153
3
Ketersediaan brokoli
0,111
4
Reputasi pemasok
0,055
5
Pelayanan
0,051
6
Kualitas merupakan kriteria pertama yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk memilih pemasok brokoli di PT XYZ. Hal ini disebabkan bahwa PT XYZ memiliki pelanggan hotel-hotel dan restoran terkenal yang sangat membutuhkan produk yang berkualitas dan pelanggannya juga menerapkan standar kualitas produk yang tinggi. Kualitas brokoli yang sesuai standar pelanggan PT XYZ adalah:
Kenampakan : Bentuk, warna menarik dan segar.
Flavor : Spesifik sesuai varietas komoditas.
Tekstur untuk sayur : Tidak nampak layu dengan warna tetap segar dan bila dimasak renyah dan warna tetap cerah, misalnya sayur berwarna hijau tetap hijau.
Relatif awet walaupun tidak disimpan di lemari pendingin.
Pemasok brokoli memiliki beberapa cara untuk tetap menjaga kualitas sesuai dengan standar pelanggan PT XYZ yaitu : Sebelum panen tanaman disiram dulu. Panen dilakukak pagi hari atau sore hari. Secepatnya disiram dengan air dingin dan bersih. Hasil panen jangan ditumpuk, tetapi diberdirikan. Pengiriman sepagi mungkin dan yang terbaik malam hari. Panen dan pengangkutan ke gudang harus hati-hati agar brokoli tidak mengalami kerusakan.
Dengan demikian PT XYZ sangat memprioritaskan kualitas brokoli dalam memilih pemasok brokoli. Kriteria-keriteria yang menjadi prioritas selanjutnya dalam memilih pemasok brokoli di PT XYZ adalah kriteria harga (0,278), ketepatan waktu pengiriman (0,153), ketersediaan brokoli (0,111), reputasi pemasok (0,055), dan yang menjadi kriteria dengan prioritas terakhir adalah kriteria pelayanan dengan bobot 0,051. Kriteria yang menjadi prioritas kedua adalah harga brokoli. Harga bukan merupakan prioritas utama dalam memilih pemasok brokoli pada PT XYZ, namun tetap menjadi pertimbangan PT XYZ dalam memilih pemasok. Harga menjadi prioritas kedua di bawah kualitas karena besarnya harga ditentukan oleh kualitas brokoli. Perusahaan tidak terlalu mempermasalahkan harga dalam mencari pemasok brokoli, yang penting pemasok tersebut memiliki kualitas brokoli yang baik dan bisa diterima konsumen. Berapapun harga yang ditetapkan PT XYZ kepada pelanggan akan diterima apabila sesuai dengan kualitasnya, namun masih ada proses tawar-menawar. Kriteria yang menjadi prioritas ketiga adalah ketepatan waktu pengiriman. Waktu merupakan hal yang penting bagi perusahaan. PT XYZ berkantor di Jakarta Pusat sangat membutuhkan pemasok yang bisa mengirimkan pesanan tepat waktu ke kebun perusahaan, agar brokoli tidak terlambat sampai ke Jakarta. Rata-rata pelanggan PT XYZ memberikan toleransi keterlambatan pengiriman barang hanya satu jam. Misalnya pelanggan menginginkan brokoli harus sampai pukul 10.00 pagi, maka keterlambatan hanya ditoleransi sampai pukul 11.00 WIB. Melihat kondisi ini, PT XYZ harus bisa mencari pemasok yang bisa mengirimkan barang ke kebun perusahaan paling lambat menjelang shalat maghrib karena setelah sholat maghrib brokoli dari pemasok akan disortir ulang untuk menjaga kualitasnya. Brokoli ini akan dibawa ke Jakarta pukul 04.00 pagi hari. Keterlambatan pengiriman brokoli ke pelanggan akan bisa merusak reputasi perusahaan. Oleh karena itu, kriteria ini cukup dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memilih pemasok brokoli yang akan digunakan oleh PT XYZ. Kriteria yang keempat adalah ketersediaan brokoli. Kriteria ini juga dipertimbangkan PT XYZ dalam memilih pemasok brokoli yang digunakan perusahaan. Pemasok yang dipertimbangkan perusahaan adalah pemasok yang
mampu memenuhi pesanan perusahaan. PT XYZ mencari pemasok yang mampu memenuhi pesanan perusahaan kapan saja, tidak hanya pesanan rutin yang dilakukan perusahaan, tapi perusahaan juga melihat pemasok yang bisa menyediakan brokoli apabila ada pesanan mendadak dari pelanggan. Hal ini dipertimbangangkan karena ada beberapa pelanggan PT XYZ yang melakukan pesanan secara mendadak. Misalnya, pelanggan K melakukan pesanan di luar jam pemesanan yang ditentukan PT XYZ. Jika perusahaan tidak memiliki persediaan yang cukup, maka perusahaan akan memesan ke pemasok dan pemasok tersebut harus memiliki brokoli tersebut agar bisa dikirimkan ke pelanggan K. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan kepada perusasahaan. Oleh karena itu, perusahaan tidak hanya memilih pemasok brokoli yang memiliki ketersediaan brokoli untuk pesanan rutin saja tapi juga mempertimbangkan pemasok yang bisa memenuhi pesanan mendadak dari pelanggan. Prioritas yang kelima adalah reputasi pemasok. Kriteria ini tidak terlalu diprioritaskan namun kriteria ini masih dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memilih pemasok brokoli yang akan digunakan. Kehilangan reputasi yang baik jauh lebih mudah dibanding usaha untuk membangunnya. Reputasi sangat susah untuk dipertahankan. Reputasi perusahaan merupakan aset strategis, karena reputasi dapat meningkatkan nilai dari perusahaan yang bersangkutan. Reputasi yang baik membantu perusahaan tidak hanya dalam menjual produknya dengan harga yang menguntungkan, tetapi juga dalam menarik karyawan berpotensi tinggi untuk bekerja padanya. Perusahaan dengan reputasi yang baik cenderung menjadi perusahaan idaman dan tambatan bagi profesional yang berkualitas. Kriteria yang menjadi prioritas terakhir adalah pelayanan. Pelayanan adalah semua kegiatan yang menyediakan dan melayani kebutuhan orang lain agar pelanggan mendapatkan kepuasan dari tindakan pelayanan tersebut. Meskipun pelayanan cukup penting untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, namun pada PT XYZ pelayanan bukan merupakan suatu yang penting dalam memilih pemasok brokoli. Hal ini terlihat dari kecilnya bobot prioritas yang dimiliki dan menjadi prioritas terakhir yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memilih pemasok brokoli. Selain itu, pemasok brokoli yang digunakan oleh
PT XYZ tidak terlalu bagus dalam memberikan pelayanan. Salah satu contohnya adalah saat pihak perusahaan menjemput brokoli ke pemasok, sayuran belum dipetik. Selain itu, pemasok tidak mengantarkan brokoli ke kebun PT XYZ tetapi harus dijemput sendiri oleh pihak perusahaan. Kriteria ini cukup memengaruhi kelancaran pemesanan brokoli. Apabila pelayanannya bagus maka pesanan akan diproses dengan cepat, namun jika pelayanan dari pemasok buruk maka akan bisa menghambat pesanan perusahaan dan akan berdampak kepada pelanggan. B. Elemen sub kriteria pemilihan pemasok brokoli Tabel di bawah ini menyajikan bobot sub kriteria pemilihan pemasok brokoli di PT XYZ. Tabel 10. Bobot sub kriteria pemilihan pemasok brokoli di PT XYZ P
Q
P1
0,633
P2
0,201
P3
0,166
R
Q1
0,833
Q2
0,167
S
R1
0,605
R2
0,281
R3
0,114
T
S1
0,812
S2
0,188
U
T1
0,093
T2
0,586
T3
0,321
U1
0,537
U2
0,219
U3
0,154
U4
0,090
1. Sub kriteria untuk kriteria harga brokoli Dari tabel 10, dapat dilihat untuk konteks harga brokoli, kesesuaian harga brokoli memiliki bobot terbesar yaitu 0,633. Kemampuan perusahaan pemasok dalam memberikan harga yang sesuai dengan kualitas brokoli yang ditawarkan menarik minat PT XYZ untuk pemasok. Harga brokoli yang lebih mahal tidak menjadi masalah apabila pemasok dapat menyesuaikan harga tersebut dengan
kualitas brokoli yang dihasilkan. Kualitas brokoli yang sudah ditetapkan sendiri oleh pelanggan bersifat baku dan tidak dapat diganti selama perjanjian kontrak, sehingga harganya tetap. Jika ada brokoli yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka brokoli tersebut langsung ditolak dan diganti pada pengiriman selanjutnya. Harga brokoli yang sesuai dengan standar kualitas adalah Rp. 18.000,- per kilogram. Sub kriteria yang menjadi prioritas kedua adalah kemampuan memberikan diskon dengan bobot 0,201. Pemberian diskon bertujuan untuk menarik minat perusahaan untuk memilih pemasok brokoli tersebut menjadi pemasok perusahaannya. Pemberian diskon ini diberikan kepada pelanggan yang memesan sayuran dalam jumlah besar. Prioritas sub kriteria yang terakhir adalah mekanisme pembayaran yang mudah dengan bobot 0,116. Perusahaan akan lebih tertarik dengan pemasok yang bisa memberikan kemudahan bertransaksi. Jika pemasok bisa memberikan sistem pembayaran yang mudah, baik jangka waktu pembayaran yang lebih panjang maupun transaksi yang tidak rumit akan lebih disenangi perusahaan untuk menjadi pemasoknya. Mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh pemasok selama ini cukup mudah yaitu dengan menyerahkan uang secara langsung kepada pemasok. Jangka waktu pembayaran satu minggu setelah pemesanan brokoli. Pembayaran pesanan ini dilakukan setiap hari Jumat. 2.
Sub kriteria untuk kriteria kualitas brokoli Sub kriteria yang menjadi prioritas utama adalah kesesuaian sayuran
dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kontrak kerjasama antara pihak PT XYZ dengan pihak pemasok, dengan bobot 0,833. Perjanjian tertulis antara perusahaan dan pemasok mengenai spesifikasi produk merupakan suatu pedoman bagi pemasok untuk menyediakan brokoli seperti yang tertulis dalam perjanjian. Apabila pemasok sudah bisa memenuhi spesifikasi brokoli dalam perjanjian, maka perusahaan akan lebih mempercayainya untuk menjadi pemasok perusahaan. Contoh perjanjiannya dapat dilihat pada Lampiran 4. Sub kriteria kedua yang diprioritaskan adalah kemampuan memberikan kualitas yang konsisten dengan bobot 0,167. Kemampuan untuk memberikan kualitas yang konsisten juga memperbesar peluang pemasok untuk terpilih
menjadi pemasok yang akan digunakan PT XYZ. Jika pemasok sudah bisa menghasilkan brokoli dengan kualitas konsisten maka akan membuat perusahaan malas untuk mencari pemasok baru. Artinya perusahaan akan loyal terhadap pemasok tersebut sehingga pemasok berhubungan dengan PT XYZ dalam jangka panjang. 3.
Sub kriteria untuk kriteria ketepatan waktu pengiriman Sub kriteria yang menjadi prioritas utama adalah kemampuan
mengirimkan pesanan tepat waktu dengan bobot 0,605. Perusahaan akan senang kepada pemasok yang mampu mengirimkan pesanan tepat waktu karena dengan tepat waktunya pesanan datang maka kegiatan operasional juga bisa berjalan dengan lancar. PT XYZ menginginkan agar brokoli sampai ke kebun tepat waktu, yaitu sekitar pukul 16.00 WIB dan diberi toleransi keterlambatan sampai pukul 18.00 WIB. Oleh karena itu, sub kriteria ini perlu dipertimbangkan perusahaan dalam memilih pemasok brokolinya agar terpilih pemasok yang bisa mengirimkan pesanan tepat waktu. Prioritas kedua adalah lead time pengiriman brokoli yang singkat memiliki bobot 0,281. Perusahaan cenderung memilih pemasok brokoli yang memiliki waktu tunggu yang relatif singkat. Selain itu, waktu tunggu yang singkat akan menghemat biaya lain-lain. Waktu tunggu yang lama, akan menimbulkan tambahan biaya pengiriman, sehingga dapat meningkatkan harga pokok brokoli tersebut. Prioritas terakhir dari kriteria ketepatan waktu pengiriman adalah kemampuan menangani masalah sistem transportasi dengan bobot 0,114. Maksudnya adalah kemampuan pemasok dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan distribusi brokoli dari perusahaan pemasok ke perusahaan pelanggan. Pemasok mencari jalan alternatif jika jalan yang biasa digunakan rusak atau macet. Pemasok yang berada di Cipanas dan sekitarnya tidak menghadapi kemacetan dalam mengantarkan sayuran ke kebun PT XYZ. 4.
Sub kriteria untuk kriteria ketersediaan brokoli Perusahaan akan memilih pemasok brokoli yang bisa memenuhi pesanan
rutinnya. Jika perusahaan memiliki permintaan yang tinggi maka akan mencari pemasok yang skala produksinya besar untuk memenuhi pesanannya. Sub kriteria
yang menjadi prioritas utama adalah kemampuan memenuhi pesanan dengan bobot 0,812. Sedangkan prioritas yang kedua adalah adanya persediaan untuk memenuhi pesanan mendadak dengan bobot 0,188. Pelanggan PT XYZ kadang– kadang memesan sayuran mendadak atau di luar jadwal pesanan yang sudah ditentukan. Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan, maka perusahaan akan memesan ke pemasok yang dapat menyediakan brokoli tersebut. Oleh karena itu, perusahaan akan memilih pemasok brokoli dengan manajemen persediaan yang baik agar bisa memenuhi pesanan mendadak dari pelanggan sehingga pelanggan tidak merasa kecewa. 5.
Sub kriteria untuk kriteria reputasi pemasok Dalam konteks reputasi pemasok, sub kriteria yang menjadi prioritas
utamanya adalah perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal dengan bobot 0,586. Apabila perusahaan pemasok dan sayurannya banyak dikenal, maka pemasok tersebut mempunyai reputasi yang baik. Oleh karena itu, sub kriteria ini perlu dipertimbangkan dalam memilih pemasok brokoli. Sub kriteria yang menjadi prioritas kedua adalah dipercaya perusahaan dengan bobot 0,321. Kepercayaan sangat susah untuk didapatkan. Oleh karena itu mendapatkan kepercayaan dari perusahaaan sangat berarti untuk membuat perusahaan tertarik dan memilihnya menjadi pemasok. Sedangkan sub kriteria yang terakhir dan adalah kondisi keuangan pemasok dengan bobot 0,093. Perusahaan juga tidak akan memilih pemasok brokoli yang memiliki reputasi yang jelek. Reputasi salah satunya bisa diukur dengan melihat kondisi keuangannya. Kondisi keuangan yang baik dari pemasok akan lebih besar peluangnya untuk dipilih oleh perusahaan. Kondisi keuangan pemasok dapat dilihat dari laporan keuangan, misalnya neraca, laporan laba rugi, dan lain-lain. 6. Sub kriteria untuk kriteria pelayanan Sub kriteria yang menjadi prioritas utama adalah kemudahan untuk dihubungi dengan bobot 0,537. Perusahaan akan mencari pemasok yang memiliki pelayanan konsumen yang baik, salah satunya kemudahan pemasok untuk dihubungi oleh pelanggan. Hal yang penting dalam memilih pemasok adalah kemudahan untuk sebagai bentuk pelayanan kepada pelanggan. Jika pemasok sulit dihubungi maka berdampak pada kelancaran kegiatan perusahaan. Pemasok
yang sulit dihubungi oleh PT XYZ dapat menyebabkan perusahaan memilih pemasok lainnya yang lebih mudah untuk dihubungi. Prioritas kedua adalah kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti dengan bobot 0,219. Informasi sangat penting bagi kelancaran kegiatan perusahaaan untuk memberikan perkembangan dan situasi pasar. PT XYZ akan memilih pemasok brokoli mampu memberikan informasi yang jelas dan mudah untuk dimengerti. Misalnya pemasok memiliki karyawan yang mampu mengkomunikasikan berbagai jenis sayuran maupun informasi lainnya kepada PT XYZ. Sub kriteria yang menjadi prioritas ketiga adalah kecepatan respon pesanan pelanggan yang memiliki bobot 0,154. Perusahaan menyukai pemasok yang mampu merespon pesanan dengan cepat. Pada saat ini, PT XYZ memiliki pemasok yang cukup lambat dalam merespon pesanan perusahaan dan menyampaikan pesanan. Contohnya, saat PT XYZ menjemput pesanan ke pemasok, pemasok belum siap menyediakan sayuran karena sayuran baru akan dipetik sehingga PT XYZ menunggu sampai pemetikan selesai.
Pemetikan
tersebut membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam sehingga dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan mencari pemasok yang bisa merespon pesanan mereka dengan cepat dan tepat untuk bisa mengatasi masalah tersebut. Sub kriteria yang terakhir adalah cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan dengan bobot 0,090. Tidak semua pesanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan. Ketidaksesuaian dengan yang diharapkan ini menimbulkan keluhan dari pelanggan. Pemasok yang bisa dengan cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan akan disenangi perusahaan karena peduli terhadap pelanggan. Oleh karena itu hal ini dipertimbangkan dalam memilih pemasok brokoli yang tepat bagi perusahaan. C. Alternatif pemasok brokoli pada PT XYZ Berdasarkan hasil pengolahan horizontal untuk elemen alternatif pemilihan pemasok brokoli pada PT XYZ, diperoleh hasil untuk alternatif pemasok HSL memiliki bobot tertinggi hanya pada sub kriteria lead time
pengiriman yang singkat (bobot 0,425). Sub kriteria yang memiliki bobot tertinggi untuk alternatif pemasok AGP dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Sub kriteriayang menjadi prioritas utama pada pemasok AGP No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Subkriteria
Bobot 0,523 0,457 0,451 0,561
Kesesuaian harga Kemampuan memberikan diskon Mekanisme pembayaran yang mudah Kesesuaian brokoli dengan spesifikasi Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten Kemampuan menangani masalah transportasi Kemampuan memenuhi pesanan Memiliki persediaan untuk pesanan mendadak Perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal Dipercaya perusahaan Kemudahan untuk dihubungi Kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti Kecepatan respon pesanan pelanggan Kecepatan dan ketanggapan dalam menyelesaikan keluhan pelanggan
0,511 0,540 0,467 0,647 0,476 0,634 0,642 0,524 0,510 0,579
Sub kriteria yang memiliki bobot tertinggi untuk alternatif pemasok DD adalah kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu (0,443) dan kondisi keuangan pemasok dengan bobot (0,502).
Hasil pengolahan data secara
horizontal dapat dilihat pada Lampiran 5. 4.5.4. Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal Analisis pengolahan vertikal bertujuan untuk melihat pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki tertentu terhadap sasaran utama ( Ultimate Goal). Pengolahan vertikal akan menunjukkan alternatif pemilihan pemasok yang akan dipilih oleh PT XYZ dan bobot yang dikandung masing-masing elemen dalam hirarki. Hasil pengolahan data vertikal secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6. A. Elemen Sub kriteriaterhadap sasaran utama pada PT XYZ Hasil pengolahan vertikal untuk tingkat ketiga yaitu tingkat kepentingan sub kriteria dalam pemilihan alternatif pemasok PT XYZ. Sub kriteria kesesuaian brokoli dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan menjadi prioritas utama karena memiliki bobot terbesar dibandingkan dengan sub kriteria lainnya yaitu 0,294.
Prioritas kedua dalam memilih pemasok adalah sub kriteria kemampuan memberikan harga yang sesuai dengan bobot sebesar 0,176. Dari hasil pengolahan ini dapat dilihat bahwa PT XYZ sangat mementingkan kualitas brokoli yang akan dibeli dari pemasok. Hal ini terlihat dari yang menjadi prioritas utama sub kriteria adalah kualitas brokoli. Untuk prioritas selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Bobot dan Prioritas Sub Kriteria dalam Pemilihan Pemasok Brokoli pada PT XYZ P
Q
R
S
T
U
Bobot
Prioritas
PV KRITERIA
0,278
P1
0,633
0,176
2
P2
0,201
0,056
6
P3
0,166
0,046
7
0,353
0,153
0,111
0,055
0,050
1,000
Q1
0,833
0,294
1
Q2
0,167
0,139
3
R1
0,605
0,093
4
R2
0,281
0,043
8
R3
0,114
0,017
13
S1
0,812
0,090
5
S2
0,188
0,021
11
T1
0,093
0,005
16
T2
0,586
0,032
9
T3
0,321
0,018
12
U1
0,537
0,027
10
U2
0,219
0,011
14
U3
0,154
0,008
15
U4
0,090
0,005
17
B. Elemen Alternatif terhadap sasaran utama pada PT XYZ Pengolahan vertikal untuk tingkat keempat, yaitu berkaitan dengan pemilihan alternatif pemasok yang akan dipilih. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Bobot dan Prioritas Alternatif yang Dipilih Perusahaan Elemen Tingkat 4 (Alternatif)
Bobot
Prioritas
Alternatif 1 : Pemasok HSL
0,173
3
Alternatif 2: Pemasok AGP
0,552
1
Alternatif 3 : Pemasok DD
0,357
2
Dari tabel 13, dapat dilihat bahwa pemasok yang menjadi prioritas utama yang dipilih oleh PT XYZ adalah pemasok AGP dengan bobot 0,552. Pemasok AGP terpilih karena paling banyak memiliki sub kriteria yang unggul diantara semua sub kriteria yang dipertimbangkan oleh PT XYZ dalam memilih pemasok brokoli. Sub kriteria yang menjadi piroritas utama pemasok AGP adalah 14 sub kriteria yaitu kesesuaian harga (0,176), kemampuan memberikan diskon (0,056), mekanisme pembayaran yang mudah (0,046), kesesuaian brokoli dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (0,294), kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (0,139), kemampuan menangani masalah sistem transportasi (0,017), kemampuan memenuhi pesanan (0,090), memiliki persediaan untuk pesanan mendadak (0,021), perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal (0,032), dipercaya perusahaan (0,018), kemudahan untuk dihubungi (0,027), kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti (0,011), kecepatan respon pesanan pelanggan (0,008), dan sub kriteria yang terakhir adalah kecepatan dan ketanggapan dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (0,005). Alternatif lain yang berada di bawah alternatif AGP atau yang menjadi prioritas kedua adalah alternatif 3 yaitu pemasok DD yang memiliki bobot sebesar 0,357. Pemasok DD hanya memiliki dua sub kriteriayang menjadi prioritas utama yaitu kamampuan mengirimkan pesanan tepat waktu dan kondisi keuangan pemasok yang baik, selebihnya subkriterianya menjadi prioritas kedua dan beberapa menjadi prioritas ketiga. Alternatif yang menjadi prioritas terakhir adalah pemasok HSL dengan bobot sebesar 0,173. Pemasok HSL hanya memiliki satu buah sub kriteria yang menjadi prioritas utama yaitu sub kriteria lead time pengiriman yang singkat. Selebihnya kebanyakan selalu menjadi prioritas yang terakhir. Hasil ini tidak sesuai dengan kenyataan di perusahaan. Pemasok yang selama ini sering digunakan oleh perusahaan adalah pemasok HSL, pemasok AGP, dan pemasok DD. Hal ini dilihat dari frekuensi penggunaan pemasok. Pemasok HSL yang paling sering digunakan yaitu untuk pesanan rutin perusahaan. Pemasok AGP digunakan jika terjadi permintaan yang tinggi dan pemasok HSL tidak bisa memenuhinya sehingga harus dipesan dari pemasok lain. Pemesanan brokoli untuk pemasok AGP ini biasanya dalam jumlah yang cukup besar, biasanya di atas 50 kg. Sedangkan untuk pemasok DD sangat jarang
digunakan. Pemasok DD digunakan jika pemasok HSL dan AGP tidak bisa menyediakan brokoli yang dibutuhkan dan jumlahnyanya hanya mencapai 10-20 kg. Perbedaan antara hasil penelitian ini dengan perusahaan disebabkan karena dalam memilih pemasok brokoli perusahaan hanya mencari informasi dari karyawan pekerja di perusahaan dan kolega pemilik perusahaan. PT XYZ memilih pemasok brokoli tidak memiliki perhitungan khusus dan matematis dalam mempertimbangkan pemasok. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan sekarang dan ke depannya agar lebih baik lagi dalam memilih pemasok brokoli bagi perusahaan. 4.7. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian, maka prioritas pemasok yang digunakan oleh PT XYZ adalah pemasok AGP, HSL, dan DD. Dari hasil ini dapat diimplikasikan bahwa PT XYZ sebaiknya menggunakan proporsi yang tepat dalam memesan brokoli ke pemasok, dengan proporsi terbesar yaitu diatas 50 persen adalah pemasok AGP, proporsi terbesar kedua adalah pemasok DD sebanyak 30 persen, dan pemasok dengan proporsi terkecil adalah pemasok HSL hanya 17 persen. Hal ini juga mengimplikasikan bahwa PT XYZ perlu untuk memperbaiki cara pemilihan pemasok bagi perusahaan khususnya kepada pihakpihak dan manajemen yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam pemilihan pemasok, melihat begitu berperannya pemasok bagi keberlanjutan perusahaan. Selain itu, membina hubungan baik dengan pemasok diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Salah satu manfaatnya agar pesanan PT XYZ bisa direspon dan diantarkan dengan cepat.
Dalam
memilih
pemasok sayuran untuk selanjutnya, diharapkan kepada PT XYZ untuk memilih pemasok dengan memperhatikan kualitas sayuran yang dihasilkan oleh pemasok tersebut. Dilihat dari sisi manajemen sumber daya, meskipun PT XYZ merupakan perusahaan keluarga, diharapkan kepada perusahaan untuk menerapkan spesialisasi pekerjaan sesuai dengan bidang dan keahlian karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anatan, L., dan Ellitan, L. 2008. Supply Chain Management , Teori dan Aplikasi. Alfabeta. Bandung. Badan Pusat Statistik. 2009. Pertumbuhan produksi sayuran di Indonesia dari tahun 2007-2009. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2009. Data pertanian. http:// bps.go.id/data/pertanian.htm. [ 29 Desember 2009]. Bahar, Y. H. 2009. Pertanian Hortikultura. http://suarapembaharuan.com/News/2009/direktoratjendralhortikultura/dep artemenpertanian.htm [ 25 Maret 2009]. Bungsu, I.P. 2010. Kajian Pemilihan Pemasok Buah-buahan dengan Proses Hirarki Analitis (Studi Kasus: Divisi Produce, Giant Hypermarket Botani Square, Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Buttle, F. 2007. Customer Relationship Management (Manajemen Hubungan Pelanggan). Bayumedia Publishing. Cooper, D.R. dan Pamela.S.S. 2006. Metode Riset Bisnis. Edisi Sembilan. PT Media Global Edukasi. Jakarta Firdaus, M., dan M.A. Farid. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih Untuk Manajemen dan Bisnis. IPB Press , Bogor. Heizer, J., dan Render, B. 2001. Operations Management. Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Jakarta. Ma’arif, S.M. & Tanjung, H. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif Untuk Manajemen. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Noviyanti. 2005. Efisiensi Rantai Pasokan Produk Benih Padi yang Dilakukan di PT Sang Hyang Sri Persero. Skripsi pada Departemen manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Permadi, B.S. 1992. AHP. PAU-EK-UI , Jakarta. Poirier, C.C. 2004. Using Models To Improve Supply Chain. St. Lucie Press, New York. Pujawan, I, N. 2005. Supply Chain Management. Guna Widya, Surabaya.
Saaty,T.L. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Siagian,Y. M. 2005. Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Subarkah, L.A. 2009. Kajian Kinerja Rantai Pasokan Lettuce Head dengan Menggunakan DEA. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tunggal, A.W. 2009. Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan). Harvarindo , Jakarta. Umar, H. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Edisi Kedua. Rajawali Press, PT Raja Grafindo Persada , Jakarta. Irghandi, R. Manajemen Rantai Pasokan. http,//elmu.umm.ac.id/m_media/index.php/Manajemen_Rantai_Pasokan. [10Desember 2008]. Kuncoro, A. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Rantai pasokan Perusahaan Retail. http.//journal.uii.ac.id/index.php/MRP. [ 25 Oktober 2009]. Manajemen Rantai Pasokan. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_pasokan. [26 Februari 2009].
Lampiran 1. Kuesioner Identifikasi Rantai Pasokan PT XYZ Bapak/Ibu yang terhormat, Saya Emilda Suryani/ H24063379, adalah mahasiswa Manajemen semester 8 di IPB. Pada saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kriteria Pemilihan Pemasok dengan Menggunakan Metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyelesaian tugas akhir di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, Bogor. Saya mohon kerja sama dari Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini agar bisa membantu proses pengambilan data penelitian yang sedang dilakukan. Kuesioner ini adalah kuesioner tahap pertama yang disusun untuk megidentifikasi sistem rantai pasokan di PT XYZ, khususnya rantai pasokan bagian hulu yaitu pemasok. Manjemen rantai pasokan adalah pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam memperoleh bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, kemudian bagaimana mengirimkan produk tersebut ke pelanggan melalui jalur distribusi. Saya sangat mengharapkan Bapak/Ibu dapat memberikan informasi yang akurat dan jujur sehingga informasi yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. Saya menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan. Atas perhatian dan kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Bogor, April 2010 IDENTITAS RESPONDEN NAMA
:
JABATAN
:
ALAMAT KANTOR
:
TELEPON/FAX
:
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Berapa luas area perkebunan PT XYZ? ...........Ha 2. Apakah semua tanah digunakan untuk menanam sayuran?......................... Jika tidak, buat apa saja? Sebutkan! a. ........................... b. ........................... c. ........................... 3. Ada berapa jenis sayuran yang ada di kebun? .........................jenis 4. Jenis-jenis sayuran apa saja yang ditanam di kebun? 5. Adakah produk yang ditawarkan perusahaan ke pelnggan tapi tidak ditanam di kebun? ............, jika ada tolong sebutkan!
Lanjutan Lampiran 1. a. ............................................................................................................. b. .............................................................................................................. c. ............................................................................................................. B. Pemasok Sayuran 1. Bagaimana perusahaan Bapak mendapatkan informasi tentang pemasok sayuran yang dibutuhkan perusahaan? a. Mencari informasi sendiri b. Melalui mandor kebun c. Lainnya, sebutkan................................................................................. 2. Jenis sayuran apa saja yang diambil dari pemasok? a. ............................................................................................................. b. ............................................................................................................. c. ............................................................................................................. d. ............................................................................................................. 3. Berapa kali dalam seminggu perusahaan memesan sayuran dari pemasok untuk setiap jenis sayuran? a. sayuran.......................................................................kali b. sayuran.......................................................................kali c. sayuran.......................................................................kali d. sayuran.......................................................................kali e. sayuran.......................................................................kali 4. Berapa jumlah pengiriman sayuran dari pemasok dalam sekali pengiriman? a. sayuran.................................kg b. sayuran.................................kg c. sayuran.................................kg d. sayuran.................................kg e. Tergantung Pesanan 5. Berapa jumlah rata-rata sayuran yang dibutuhkanuntuk memenuhi pesanan pelanggan?........................................kg/kwintal 6. Bagaimana sistem pemesanan sayuran dari pemasok? ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... 7. Bagaimana sistem pengangkutan sayuran yang sudah dipesan dari pemasok hingga sampai ke pabrik? ........................................................................................................................... 8. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pemesanan sayuran ke pemasok? a. ............................................................................................... b. ............................................................................................... c. ............................................................................................... 9. Apa tindakan perusahaan dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan pemasok ini? a. ............................................................................................... b. ............................................................................................... c. ...............................................................................................
Lanjutan Lampiran 1. 10. Seberapa baik hubungan kemitraan antara perusahaan dengan pemasok sayuran?................................................................................................... 11. Sebutkan contoh hubungan-hubungan kemitraan antara perusahaan dengan pemasoknya! a. .................................................................................................. b. .................................................................................................. c. .................................................................................................. 12. Apa saja faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan dalam memilih pemasok? a. ................................................................................................... b. ................................................................................................... c. ................................................................................................... 13. Hal-hal apa saja yang dipertimbangkan dalam menentukan faktor-faktor tersebut? a. ................................................................................................... b. ................................................................................................... c. ................................................................................................... 14. Siapa saja dalam perusahaan yang berpengaruh dalam mengambil keputusan dalam memilih pemasok yang digunakan perusahaan ? a. ...................................................................................................... b. ...................................................................................................... c. ...................................................................................................... 15. Apa tujuan perusahaan dalam memilih pemasok ? a. ........................................................................................................ b. ........................................................................................................ c. ......................................................................................................... C. Persediaan 1. Apakah perusahaan mempunyai persediaan sayuran?...................... 2. Jika ada, berapa rata-rata jumlah persediaan sayuran per minggu? No Jenis Sayuran Jumlah Persediaan 1 2 3 4
3.
4.
5 6 Apakah jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan untuk memenuhi pesanan pelanggan? a. Ya b. Tidak, jika tidak bagaimana cara memperolehnya?.................................................................................... Bagaimana bentuk persediaan yang selama ini dilakukan perusahaan? a. Stok Produk (persediaan dalam jumlah besar) b. Just In Time ( persediaan sesuai permintaan pelanggan) c. Lainnya..........................................................................................
Lanjutan Lampiran 1. 5. Berapa biaya persediaan yang dikeluarkan tiap bulan? No. Biaya-biaya persediaan Jumlah biaya 1 Biaya simpan 2 Biaya pesan 3 Biaya penyiapan 4 Biaya kehabisan bahan 6. Bagaimana proses penerimaan sayuran? a. Sayuran diterima dari perusahaan b. Sayuran diambil dari pemasok c. Lainnya, sebutkan............................................................................... 7. Berapa lama persediaan disimpan? ...........................hari/minggu/bulan 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan sayuran (jawaban boleh lebih dari satu): a. Gudang b. Pemasok c. Suhu udara
d. Lainnya, sebutkan...................
9. Persoalan-persoalan apa saja yang dihadapi dalam manajemen persediaan sayuran? a. Permintaan dari pelanggan yang terlalu bervariasi b. Hubungan dengan pemasok yang terganggu c. Mutu produk d. Sayuran dari pemasok macet 10. Apa usaha yang Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi masalah tersebut?...................................................................................................... D. Produksi 1. Berapa jumlah rata-rata produksi sayuran per bulan (yang di kebun saja) Jenis produk Jumlah produksi
2. Berapa jumlah rata-rata permintaan sayuran per bulan untuk tiap pelanggan? No. Nama Pelanggan Jenis produk Jumlah Permintaan 1 2 3 4 3. Bagaimana proses penentuan kebijakan produksi? a. Ditentukan oleh manajemen perusahaan berdasarkan permintaan b. Kesepakatan antara manajemen perusahaan dan para pekerja c. Lainnya, sebutkan..................................................................... 4. Bagaimana urutan proses produksi sayuran dan lama waktu produksi rata-rata yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk sayuran? Jenis produk Urutan proses Waktu produksi
Lanjutan Lampiran 1. 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran proses produksi sayuran? a. Keterlambatan pekerja b. Kerusakan alat pengangkut hasil panen c. Cuaca buruk d. Lainnya, sebutkan.............................................................................. 6. Apa yang dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut? a. ................................................................................. b. ................................................................................. c. ................................................................................. 7. Apabila dilihat dari segi mutu, apakah sayuran yang dihasilkan sudah memenuhi keinginan pelanggan? a. Ya, adakah standar mutu yang sudah diterima? Apa?.................................................................. b. Tidak, dari segi.................................................. Usaha yang dilakukan untuk mengatasinya? -.................................................................. 8. Bagaimana pengawasan mutu produk terhadap proses produksi sayuran? a. Mengontrol secara langsung ke kebun b. Ada bagian pengawas mutu yang mengontrolnya c. Lainnya, sebutkan................................................................................. 9. Dari pertama berproduksi, apakah proses yang dilakukan sekarang sudah mengalami perkembangan? a. Belum, mengapa?..................................................................................................... ...................................................................................................................... b. Sudah, dalam segi apa perkembangannya? -........................................................................ -........................................................................ -........................................................................ 10. Sejauh ini, cara pengelolaan sayuran yang baik diperoleh dari: a. Bagian penelitian dan pengembangan perusahaan b. Pemerintah (dinas perkebunan) c. Pihak lainnya, sebutkan............................................................................... 11. Nama-nama perusahaan-perusahaan yang menjadi saingan perusahaan PT XYZ? a. ............................................... b. ............................................... c. ............................................... E. Distribusi 1. Bagaimana bentuk distribusi produk yang selama ini digunakan? a. Menggunakan distributor perusahaan b. Pelanggan langsung mengambil ke perusahaan c. Menggunakan perusahaan jasa distributor independen d. Lainnya, sebutkan..........................................................
Lanjutan Lampiran 1. 2. Jika menggunakan distributor independen, jenis distributor yang digunakan? a. Distributor besar (grosir) b. Agen c. Retailer/pedagang eceran d. Lainnya, sebutkan........................................................... 3. Berapa jumlah produk sayuran yang didistribusikan setiap kali pengiriman? Jenis distributor Jenis sayuran Jumlah Frekuensi pengiriman (kali)
4. Jika menggunakan distributor independenuntuk menyalurkan sayuran, bentuk kerjasama apa yang dilakukan antara perusahaan dengan distributor? a. Sistem kontrak b. Dipesan tanpa ada perjanjian secara langsung 5. Permasalahan yang sering dihadapi dalam masalah distribusi? a. Keterlambatan dalam pendistribusian produk sampai ke pelanggan b. Kerusakan pada produk yang didistribusikan c. Lainnya, sebutkan....................................................................................................... ..................................................................................................................... F. Pelanggan 1. Jenis sayuran apa yang paling sering dipesan oleh pelanggan? ........................................................................................................................ 2. Daerah yang menjadi tujuan pasar (pelanggan): a. Jakarta b. Jawa Barat, sebutkan.................................................................................. c. Luar Jawa Barat, sebutkan......................................................................... 3. Jenis pelanggan seperti apa yang dilayani? a. Pelanggan akhir (pengguna langsung), sebutkan...................................... b. Pelanggan industri (perusahaan), sebutkan..................................................................................................... c. Lainnya, sebutkan...................................................................................... 4. Daerah mana yang menjadi pangsa pasar terbesar? a. Jakarta ...........................................% b. Jawa Barat.....................................% c. Luar Jawa Barat............................% 5. Jenis pelayanan apa yang yang diberikan kepada pelanggan? a. Jasa antar barang b. Jasa kredit c. Pelayanan purna jual d. Lainnya....................................................................................................... 6. Bagaimana cara perusahaan dalam memasarkan produk ke pelanggan? a. Perusahaan menawarkan kepada pelanggan b. Pelanggan mencari ke perusahaan
Lanjutan Lampiran 1. c. Pameran-pameran produk perkebunan d. Lainnya..................................................................................................... 7. Apakah perusahaan Bapak/Ibu sering melakukan pameran? a. Tidak b. Ya. (lanjutkan ke no.8) 8. Dimana saja? a. Dalam negeri b. Luar negeri c. Dalam negeri...........(%), luar negeri......................(%) 9. Permasalahan apa yang sering muncul dalam menghadapi pelanggan? a. Permintaan dari pelanggan yang tidak dapat dipenuhi b. Mutu sayuran tidak sesuai dengan yang diinginkan pelanggan c. Pelayanan yang kurang memuaskan 10. Apa yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi masalah tersebut? ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ ............................................................................................................................ G. Sumber Daya Manusia 1. Berapa jumlah tenaga kerja yang dimiliki? Divisi/Bagian Jumlah pekerja
2. Berasal dari mana saja tenaga kerja sekarang? a. Jawa Barat. Daerahnya................................................................................. b. Luar Jawa Barat. Daerahnya ....................................................................... c. Jawa Barat (..............%) dan luar Jawa Barat (................%) 3. Bagaimana cara perekrutan karyawan? a. Melalui pengumuman b. Iklan di media massa c. Secara lisan melalui orang lain d. Lainnya........................................................................................................ 4. Gaji yang diberikan kepada pekerja: Rp............................/hari/minggu/bulan/ 5. Fasilitas apa saja yang diberikan kepada karyawan selain gaji? a. .............................. b. .............................. c. .............................. 6. Permasalahan apa saja yang sering dihadapi dalam manajemen tenaga kerja? a. Sulitnya memperoleh tenaga kerja b. Keterampilan dan keahlian tenaga kerja belum memadai c. Disiplin kerja yang masih kurang d. Lainnya ........................................................................................................ 7. Usaha apa yang dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut?..............................................................................
Oleh Emilda Suryani H24063379
Responden yang terhormat, Dalam rangka menyelesaikan studi / tugas akhir di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, saya Emilda Suryani, berharap Bapak dan Ibu untuk mengisi kuesioner ini, yang berjudul “Analisis Pemilihan Pemasok dengan Menggunakan Proses Hirarki Analitik”. Kuesioner ini dibuat untuk mendukung proses akhir pengolahan data dalam rangka pemecahan masalah. Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dari tingkat kriteria, subkriteria, dan alternatif strategi untuk memilih kriteria pemasok yang tepat bagi perusahaan.
Lampiran 2. Kuesioner PHA
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BROKOLI DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK (Studi Kasus di PT XYZ)
Landasan utama pengisian kuesioner ini adalah sebuah struktur hirarki keputusan dengan komponen – komponen lengkap yang disusun berdaasarkan literatur, hasil observasi, dan pendapat pihak terkait dalam perusahaan. Penyusunan hirarki ini sebenarnya disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu dalam mengisi kuesioner ini . Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini. DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 Emilda Suryani
76
H24063379
I. DATA RESPONDEN Nama
:............................
Jenis Kelamin
: Pria/Wanita
Usia
: a. 26-35 tahun b. 36-45 tahun c. 46- 55 tahun d. 56 tahun ke atas
Pendidikan Terakhir
: a. SMA atau Sederajat b. Diploma c. Sarjana d. Pasca Sarjana (S2/S3)
Jabatan
:
Lama Bekerja di Perusahaan ini: a. 2-5 tahun b. 6-9 tahun
PETUNJUK PENGISIAN
1. Pada bagian ini, Anda diminta untuk membandingkan antara elemen A dan elemen B, lalu memberi tanda X (silang) nilai perbandingannya 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh respondenberdasarkan tingkat kepentingan dari elemenelemen yang dibandingkan secara bersamaan. 3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Defenisi dari skala yang digunakan untuk nilai komparasi ditentukan sebagai berikut: Nilai komparasi (A dibandingkan B) 1 3 5 7 9 2,4,6,8
Lanjutan Lampiran 2.
II.
defenisi A dan B sama pentingnya A sedikit lebih penting daripada B A lebih penting daripada B A sangat jelas lebih penting daripada B A mutlak lebih penting dari B Nilai – nilai diantara dua pertimbangan
c. 10 tahun atau lebih. Tanggal Pengisian
: ................................
77
A Harga
Nilai PerbandINgan 98765432123456789
B Kualitas
Angka 3 yang disilang, menunjukkan kalau ‘Kualitas sedikit lebih penting dibandingkan dengan Harga’.
Lanjutan Lampiran 2.
Contoh : Anda diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara HARGA dan KUALITAS.
78
Gambar Struktur Hirarki Analitik Perusahaan Memilih Pemasok AGProkoli di PT XYZ
Goal Kriteria Harga Sayuran
Kesesuaian harga
Sub-
Kemampuan memberikan diskon
Kriteria Mekanisme pembayaran yang mudah
Kualitas Sayuran
Ketepatan Waktu Pengiriman
Ketersediaan Barang
Penyediaan sayuran tanpa cacat dan bebas hama
Kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu
Kemampuan memenuhi pesanan
Lead Time pengiriman yang singkat
persediaan untuk pesanan mendadak
Kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan
Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten
Alternatif
Kondisi keuangan pemasok
Perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal
Dipercaya perusahaan
Pelayanan
Kemudahan untuk dihubungi
Kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti
Kecepatan respon pesanan pelanggan
Cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan
Pemasok AGP
Pemasok DD
79
Pemasok
Pemasok HSL
Kemampuan menangani masalah sistem transportasi
Reputasi Pemasok
Lanjutan Lampiran 2.
Ultimate
31
A. Kriteria 1. Harga Sayuran ( P ). Kemampuan pemasok untuk mengontrol komponen-komponen yang berhubungan dengan harga, terutama biaya-biaya budidaya sayuran yang berdampak pada harga penawaran. Dan kemampuan potensi untuk melakukan penghematan-penghematan biaya di masa yang akan datang. 2. Kualitas ( Q ). Kemampuan menghasilkan sayuran yang berkualitas dan memenuhi kepuasan pelanggan. 3. Ketepatan waktu pengiriman ( R ). Kemampuan pemasok dalam mengirim sayuran tepat waktu dengan lot pengiriman yang kecil, sehingga sayuran sampai ke perusahaan dengan tepat waktu. 4. Ketersediaan sayuran ( S ). Kemampuan pemasok dalam menyediakan sayuran yang dipesan oleh pedirusahaan. Baik itu memenuhi pesanan yang rutin maupun pesanan mendadak.
B. Sub Kriteria 1.
Sub kriteria dari kriteria harga dalah kesesuaian harga (P1), kemampuan memberikan diskon (P2), dan mekanisme pembayaran yang mudah (P3).
2. Sub kriteria dari kualitas adalah penyediaan sayuran yang tanpa cacat dan bebas hama (Q1), kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q2), dan kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3). 3. Sub kriteria dari ketepatan waktu pengiriman adalah kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu (R1), lead time pengiriman yang singkat (R2), dan kemampuan menangani masalah sistem transportasi (R3) 4. Sub kriteria dari ketersediaan barang adalah kemampuan memenuhi pesanan (S1) dan ketersediaan persediaan untuk pesanan mendadak (S2). 5. Reputasi pemasok, subkriterianya adalah kondisi keuangan pemasok (T1), perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal (T2), dan dipercaya oleh perusahaan (T3). 6. Sub kriteria dari pelayanan adalah kemudahan untuk dihubungi (U1), kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti (U2), kecepatan respon pesanan pelanggan (U3), dan cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (U4).
80
5. Reputasi pemasok ( T). Kemampuan pemasok membangun citra yang baik sehingga dipercaya perusahaan untuk dipilih menjadi pemasok.
6. Pelayanan ( U ). Pelayanan pelanggan merupakan salah satu kriteria yang patut dipertimbangkan dalam memilih pemasok. Pelayanan yang baik akan menarik konsumen dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Lanjutan Lampiran 2.
Peningkatan permintaan sayuran mnyebabkan persaingan yang ketat antara perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pertanian sub sektor hortikultura sayuran. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Salah satu strateginya adalah pengelolaan rantai pasokan, khususnya dalam pemilihan pemasok yang tepat bagi perusahaan. Strategi ini memegang peranan yang cukup signifikan dalam mendukung keberhasilan perusahaan dalam memenangkan persaingan.
A P P P P P Q Q Q Q R R R S S T 1.
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 Alternatif 1. Pemasok HSL
B Q R S T U R S T U S T U T U U
2. Alternatif 2. Pemasok AGP
Memilih Pemasok Sayuran di PT XYZ
Harga Sayuran
Kualitas Sayuran
Ketepata n waktu pengirim an
Ketersed iaan Sayuran
Reputasi Pemasok
Lanjutan Lampiran 2.
kriteria lain dalam menentukan bobot penentuan prioritas alternatif strategi.
C. Alternatif
Pelayan an
Keterangan : Sub kriteria dari masing-masing kriteria adalah kriteria P (P1, P2, P3), kriteria Q (Q1, Q2, dan Q3), kriteria R (R1, R2, dan R3), kriteria S (S1, S2), kriteria T (T1, T2, dan T3), kriteria U (U1, U2, U3, dan U4).
3. Alternatif 3. Pemasok DD III. PENGISIAN KUESIONER
81
Keterangan : Dalam menentukan bobot prioritas alternatif terdapat enam kriteria yang perlu dipertimbangkan, yaitu aspek Harga (P), Kualitas (Q), Ketepatan Waktu Pengiriman (R), Ketersediaan Sayuran (S), Reputasi Pemasok (T), Pelayanan (U). Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu kriteria dengan
A Q1 Q1 Q2
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B Q2 Q3 Q3
....................... c. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub kriteria yang satu dengan sub kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh ketepatan waktu pengiriman (R) untuk strategi pemilihan pemasok.
Harga Sayuran (P)
Kesesuaian harga (P1)
A P1 P1 P2
Kemampuan memberikan diskon (P2)
Mekanisme pembayaran yang mudah (P3)
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B P2 P3 P3
b. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub kriteria yang satu dengan sub kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh kualitas sayuran (Q) untuk strategi pemilihan pemasok.
Lanjutan Lampiran 2.
a. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub kriteria yang satu dengan sub kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh harga sayuran (P) untuk strategi pemilihan pemasok.
....................... Ketepatan Waktu Pengiriman (R)
Kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu (R1)
Lead Time pengiriman yang singkat (R2)
Kemampuan menangani masalah sistem transportasi (R3)
....................... Kualitas Sayuran (Q)
Kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan (Q2)
Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3)
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B R2 R3 R3
82
Penyediaan sayuran tanpa cacat dan bebas hama (Q1)
A R1 R1 R2
....................... Reputasi Pemasok (T)
....................... Kondisi keuangan pemasok (T1)
Ketersediaan Sayuran (S)
Kemampuan memenuhi pesanan (S1)
A S1
persediaan untuk pesanan mendadak (S2)
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B S2
A T1 T1 T2
Perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal (T2)
Dipercaya perusahaan (T3)
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
Lanjutan Lanjutan Lampiran Lampiran 2.2.
d. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub kriteria yang satu dengan sub kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh ketersediaan sayuran (S) untuk strategi pemilihan pemasok.
B T2 T3 T3
f. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub kriteria yang satu dengan sub kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh pelayanan (U) untuk strategi pemilihan pemasok.
....................... e. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antara sub kriteria yang satu dengan sub kriteria yang lainnya dalam konteks pengaruh reputasi pemasok (T) untuk strategi pemilihan pemasok.
Pelayanan (U)
Kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti (U2)
Kecepatan respon pesanan pelanggan (U3)
Cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (U4)
83
Kemudaha n untuk dihubungi (U1)
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B U2 U3 U4 U3 U4 U4
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP 2.
Keterangan : Terdapat tiga alternatif strategi pemilihan pemasok yang akan dinilai bobot prioritasnya dalam strategi pemilihan pemasok, yaitu : Alternatif 1: Pemasok HSL . alternatif 2: Pemasok AGP. Alternatif 3: Pemasok DD. 1.
98765432123456789
B Pemasok AGP Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kemampuan memberikan diskon (P2).
.......................
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kesesuaian harga (P1).
.......................
Nilai Perbandingan 98765432123456789
LanjutanLampiran Lampiran2. 2. Lanjutan
A U1 U1 U1 U2 U2 U3
kemampuan memberikan diskon
Pemasok HSL
Pemasok AGP
Pemasok DD
Kesesuaian Harga
Pemasok HSL
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
84
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
3.
.......................
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks mekanisme pembayaran yang mudah (P3).
Penyediaan sayuran tanpa cacat dan bebas hama
.......................
Pemasok HSL
Pemasok AGP
Pemasok DD
Mekanisme Pembayaran yang Mudah
Pemasok HSL A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP 4.
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks penyediaan sayuran tanpa cacat dan bebas hama(Q1).
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP 5.
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B Pemasok AGP Pemasok DD Pemasok DD
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan dalam perjanjian (Q2).
....................... Kesesuaian sayuran dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan
Pemasok AGP
Pemasok DD
85
Pemasok HSL
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
7.
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kemampuan mengirmkan pesanan tepat waktu (R1).
.......................
Kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu
6. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3).
Pemasok HSL
.......................
Pemasok HSL A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Nilai Perbandingan 98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
B Pemasok AGP Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Lanjutan Lampiran 2.
Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten
Pemasok AGP
8. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks lead time pengiriman yang singkat (R2).
86
....................... Lead Time pengiriman yang singkat
Pemasok HSL
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Kemampuan menangani masalah sistem transportasi
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
9. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kemampuan mengatasi masalah transportasi (R3).
Pemasok HSL A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Lanjutan Lampiran 2.
.......................
10. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kemampuan memenuhi pesanan (S1).
87
Kemampuan memenuhi pesanan
Pemasok HSL A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
12. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kondisi keuangan pemasok (T1).
.......................
Kondisi keuangan pemasok
11. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks ketersediaan sayuran untuk pesanan mendadak ( S2).
.......................
persediaan untuk pesanan mendadak
Pemasok AGP
Pemasok DD
Pemasok HSL
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
88
Pemasok HSL
Nilai Perbandingan 98765432123456789
Lanjutan Lampiran 2.
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
.......................
14. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks dipercaya perusahaan (T3).
....................... ....................... Dipercaya perusahaan Perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal
Pemasok HSL
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789 98765432123456789
B Pemasok AGP Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Pemasok HSL A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Lanjutan Lampiran 2.
13. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks perusahaan pemasok dan produknya banyak dikenal (T2).
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
15. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kemudahan untuk dihubungi (U1).
89
.......................
Kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti
Kemudahan untuk dihubungi
Pemasok HSL A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Pemasok HSL A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Pemasok AGP
Pemasok DD
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Lanjutan Lampiran 2.
.......................
17. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kecepatan respon pesanan pelanggan (U3). 16. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti (U2).
.......................
Kecepatan respon pesanan pelanggan
Pemasok AGP
Pemasok DD
90
Pemasok HSL
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
18. Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif yang satu dengan alternatif lainnya dalam konteks cepat dan tanggap dalam menyelesaikan keluhan pelanggan (U4).
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
Nilai Perbandingan 98765432123456789
B Pemasok AGP
98765432123456789
Pemasok DD
98765432123456789
Pemasok DD
Lanjutan Lampiran 2.
A Pemasok HSL Pemasok HSL Pemasok AGP
.......................
Kemudahan untuk dihubungi
Pemasok HSL
Pemasok AGP
Pemasok DD
91
3
1
Lampiran 3. Perjanjian antara PT XYZ dengan Pemasok PERJANJIAN PENGADAAN SAYUR MAYUR LOKAL No: PUM/L/054/III/2010
P
d
a
i
d
t
a
a
h
n
d
a
a
r
t
I.
i
a
i
n
g
n
a
i
,
n
R
i
s
a
u
b
a
u
t
t
u
p
a
e
n
r
g
j
g
a
n
a
j
l
i
t
a
n
i
g
o
a
l
e
h
b
u
d
a
l
a
n
n
M
a
n
t
a
a
r
r
e
a
t
t
a
h
u
n
d
u
a
r
i
b
u
s
e
p
u
l
u
h
,
t
e
l
a
h
:
PT XYZ, Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dalam hal ini diwakili oleh Bapak X, sebagai General Manager, bertindak untuk dan atas Perseroan berdasarkan surat kuasa khusus direksi untuk selanjutnya disebut XYZ.
II.
PT HSL, berkedudukan di Jakarta Pusat, dalam hal ini diwakili oleh Bapak Y, sebagai Direktur Utama, oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama perusahaan yang untuk selanjutnya akan disebut HSL.
P
P
T
X
I
m
H
e
Y
A
n
K
e
r
Z
d
a
,
a
d
n
g
k
n
a
a
H
l
a
n
S
L
s
m
h
k
a
l
-
h
a
e
e
l
c
d
a
r
u
s
e
d
b
a
u
a
b
k
g
e
a
a
r
s
a
n
i
b
e
r
i
m
a
-
s
a
m
e
r
e
k
k
u
t
m
a
,
u
a
m
n
t
a
u
s
k
i
n
s
g
-
e
l
m
a
a
n
s
j
i
u
t
n
n
y
a
g
t
e
r
d
i
l
e
s
b
e
b
i
h
u
t
P
d
A
R
h
u
a
A
l
u
:
Bahwa PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang pertanian dengan bidang usaha sayuran segar berkualitas.
Bahwa HSL adalah perusahaan pemasok barang berupa sayur mayur lokal yang mempunyai kompetensi dan pengalaman dibidangnya.
Bahwa XYZ dan HSL setuju dan sepakat untuk melanjutkan hubungan kerjasama yang telah terjalin dalam hal pengadaan sayur mayur lokal.
XYZ dan HSL berkomitmen untuk menjadi rekanan atau partner kerja yang saling mendukung untuk kelancaran usaha masing-masing tanpa merugikan salah satu pihak.
P
a
S
a
k
e
r
a
m
t
p
i
a
e
n
h
y
t
u
a
a
a
k
n
n
d
g
e
s
d
a
n
e
n
l
g
a
s
a
n
y
n
i
n
j
u
t
n
a
r
a
t
i
s
y
-
a
a
s
l
i
a
y
a
k
r
a
n
g
a
n
t
b
d
y
a
e
r
s
e
i
s
e
b
n
g
p
b
a
u
t
e
r
k
a
t
“
l
a
u
P
k
n
E
u
t
R
s
u
J
e
k
m
A
b
a
N
g
e
J
a
m
I
i
b
A
b
u
a
N
e
r
t
s
K
i
k
u
E
t
u
R
:
a
J
t
u
A
P
S
e
r
A
j
a
M
n
j
A
i
”
a
n
K
d
e
e
n
r
g
j
a
a
n
Lanjutan Lampiran 3 Pasal 1 Dasar Perjanjian
I. II. III.
Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran Harga Tertanggal 25 Februari 2010. Berita Acara Manual Auction Tertanggal 25 Februari 2010. Berita Acara Negosiasi Ulang tertanggal 2 Maret 2010
Pasal 2 Jenis dan Harga barang
1.
XYZ dan HSL sepakat mengenai jenis dan harga barang yang ditawarkan dalam perjanjian ini. Adapun jenis dan harga barang tersebut adalah sesuai dengan yang ada dalam lampiran perjanjian ini.
N
2.
o
.
N
a
1
B
a
2
B
u
3
C
a
4
B
4
B
r
a
m
a
b
y
n
i
b
i
i
k
a
s
r
i
T
l
a
n
a
n
g
H
W
m
o
y
a
K
c
s
o
B
l
P
i
a
c
k
C
h
o
e
y
g
a
(
R
p
)
K
e
b
u
t
u
h
a
n
6
.
3
8
0
,
-
±
1
7
0
0
k
g
5
.
8
0
0
,
-
±
3
6
0
0
k
g
4
.
3
8
0
,
-
±
2
8
0
0
k
g
0
0
±
1
6
0
0
k
g
0
0
±
3
0
0
0
k
g
1
o
r
6
8
.
.
4
0
,
,
-
-
/
B
u
l
a
n
Harga yang tercantum dalam Lampiran Perjanjian Kerjasama ini bersifat tetap. Perubahan atau permintaan kenaikan harga dapat disetujui setelah ada kesepakatan dengan PARA PIHAK, yang surat permohonan kenaikan harga tersebut disampaikan secara tertulis paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan.
Lanjutan Lampiran 3 Pasal 3 Jangka Waktu Perjanjian dan Baerakhirnya Perjanjian
1.
Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 92 (sembilan puluh dua) hari terhitung sejak 8 (delapan) Maret 2010 sampai dengan 7 (tujuh) Juni 2010. Setelah jangka waktu perjajian ini berakhir, para pihak dapat menyepakati untuk memperpanjang atau memperbaharui perjanjian ini atas dasar kebutuhan dan kesepakatan kedua belah pihak.
2.
Salah satu pihak dapat mengaakhiri perjanjian sebelum batas waktu yang sudah ditentukan dengan cara pemberitahuan secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya, dan para pihak harus menyelesaikan semua hak dan kewajibannya sebelum perjanjian selesai.
3.
Pihak pertama berhak untuk memutuskan perjanjian kerjasama ini apabila pihak kedua secara berulang-ulang tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemasok dan secara resmi telah diberikan peringatan atau teguran minimal 3 (tiga) kali yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, waktu pengiriman, administrasi, performance, dan lain-lain yang berakibat kerugian dan atau terganggunya kegiatan operasional pada pihak pertama.
Pasal 4 Cara Pembayaran
1.
PT XYZ akan melakukan pembayaran kepada HSL dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tagihan yang dilengkapi dengan dokumen pendukung diterima dengan lengkap oleh PT XYZ.
2.
Pembayaran yang dilakukan oleh PT XYZ kepada HSL dilakukan dengan cara pemindah bukuan (transfer rekening antar bank) ke nomor rekening yang telah ditunjuk.
Pasal 5 Hak dan Kewajiban
PT XYZ berhak : a. Menolak barang yang diserahkan HSL apabila barang yang dikirim HSL tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh XYZ. b. Mengurangi atau menambah jumlah barang yang tertera pada purchase order dengan pemberitahuan kepada XYZ minimal 3 (tiga) hari sebelum jadwal pengiriman
Lanjutan Lampiran 3
barang. c. Memajukan dan mengundurkan jadwal pengiriman barang dengan pemberitahuan kepada HSL minimal 3 (tiga) hari sebelum jadwal pengiriman barang. d. Membatalkan purchase order dengan pemberitahuan kepada HSL minimal 3 (tiga) hari sebelum jadwal pengiriman barang.
PT XYZ berkewajiban : M
y
e
a
m
n
g
b
a
t
e
y
l
a
a
r
h
t
d
i
a
g
i
t
e
t
h
a
a
p
n
k
y
a
n
a
n
d
g
a
d
l
a
m
i
b
e
p
b
a
a
s
n
a
k
l
a
4
n
o
a
y
a
l
e
t
h
(
H
1
)
S
p
L
e
r
s
j
a
e
n
s
j
i
u
a
a
n
i
d
i
n
e
i
n
g
a
n
j
a
n
g
k
a
w
a
k
t
u
.
HSL berhak: a. Menerima pembayaran dari XYZ tepat pada waktunya, sesuai dengan jumlah tagihan yang ditujukan kepada XYZ. b. Memberikan denda kepada XYZ sebesar 1‰ (satu per mil) per hari keterlambatan atau maksimal 5 % (lima persen) jika XYZ terlambat dalam membayar tagihan kepada HSL.
HSL berkewajiban : a. Memenuhi dan menyelesaikan pesanan barang dari XYZ sesuai dengan jumlah, spesifikasi, dan waktu yang telah ditentukan oleh XYZ. b. Menjamin barang yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah baik, siap pakai, dan tidak rusak / cacat tersembunyi baik yang terliahat maupun yang tidak terlihat sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh XYZ. c. Mengganti barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi pada saat penerimaan barang yang telah disaksikan oleh Quality Control dengan HSL terutama untuk jenis buah lokal, dalam waktu 1x24 jam.
Lanjutan Lampiran 3 Pasal 6 Pajak
S
e
l
u
d
e
n
g
a
n
u
n
d
a
n
g
k
e
w
r
a
u
j
h
i
s
a
b
k
e
e
b
w
a
n
a
a
i
p
n
p
j
k
e
e
r
i
b
-
r
b
p
p
a
a
a
a
n
j
i
j
p
k
a
a
n
k
k
a
y
a
a
j
a
k
a
o
n
n
y
l
y
d
i
b
e
h
a
n
e
b
a
n
p
g
a
t
r
b
s
k
m
a
g
a
i
a
p
e
n
r
b
i
l
h
a
u
l
d
a
a
k
d
e
k
u
,
l
a
n
k
m
g
e
p
a
c
e
n
u
a
k
l
i
r
e
j
a
n
j
i
a
n
t
e
n
t
u
a
u
n
t
u
k
i
n
n
i
a
p
e
r
p
r
o
a
d
k
t
a
u
u
n
r
k
a
d
n
h
i
s
p
e
a
s
e
l
r
i
e
u
l
s
n
a
i
d
a
b
u
k
a
n
n
g
m
-
i
,
.
Pasal 7 Keadaan Lalai dan Sanksi
1. Yang dimaksud dengan keadaan lalai dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan dimana salah satu pihak tidak dapat memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan dalam perjanjian ini. 2. HSL dinyatakan lalai jika : a. HSL tidak dapat mengirimkan barang yang dipesan kepada XYZ. b. HSL terlambat mengirimkan barang yang dipesan kepada XYZ sesuai dengan jadwal pengiriman barang yang telah ditentukan dalam purchase order. c. HSL mengirimkan barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh XYZ. 3. Jika HSL lalai dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan pasal 7 ayat (2), maka HSL berkewajiban membayar denda kepada XYZ dengan nilai sebesar jumlah yang dikeluarkan oleh XYZ untuk mendapatkan barang yang tidak diterima/ dikirim dari HSL. Ketentuan dalam ayat (2) ini menjadi tidak berlaku jika terjadi keadaan kahar (force majeur). Yang dimaksud dengan jumlah yang dikeluarkan oleh XYZ untuk barang yang tidak diterima/tidak dikirim adala selisih harga barang dan biaya lain yang timbul seperti biaya transportasi, parkir, tenaga kerja, dll. 4. Adapun yang termasuk keadaan force majeur adalah salah satu keadaan diluar kemampuan masing-masing pihak seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, huru-hara, perubahan peraturan pemerintah dan sebagainya yang menyebabkan salah satu pihak tidak dapat memenuhi ketentuan dalam perjanjian ini pada saat diperlukan.
Lanjutan Lampiran 3 5. Pengenaan denda karena ketentuan pasal 7 ayat (2) di atas, dilakukan dengan cara memotong sebesar denda yang ditetapkan dari pembayaran kepada HSL. 6. XYZ berkewajiban membayar denda sebesar 1‰ (satu per mil) per hari keterlambatan atau maksimal 5% dari total tagihan yang belum terbayarkan kepada HSL jika terjadi keterlambatan pembayaran tagihan oleh XYZ. Pasal 8 Penyelesaian Sengketa 1. Apabila terjadi sengketa atas isi dan pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat akan menyelesaikannya secara musyawarah. 2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa di Pengadilan Negeri Tangerang.
Pasal 9 Ketentuan Penutup 1. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 8 maret 2010, dengan ketentuan apabila ternyata
terdapat
kekeliruan
dalam
penetapannya
akan
diperbaiki
sebagaimana mestinya. 2. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap dua masing-masing untuk XYZ dan HSL dan mempunyai kegiatan hukum yang sama. 3. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini, akan ditentukan kemudian oleh para pihak yang mengacu pada kesepakatan para pihak dan dituangkan dalam sebuah Addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Lanjutan Lampiran 3 D
o
e
l
m
e
D
i
T
a
i
h
b
n
k
i
p
u
g
a
g
a
a
r
t
a
d
a
l
n
p
p
i
:
:
e
i
h
r
j
a
a
k
n
j
i
a
n
i
n
i
d
i
b
u
a
t
s
e
c
a
r
a
s
a
d
a
r
d
a
n
t
a
n
p
a
a
d
a
t
e
k
a
n
a
n
s
e
r
t
a
d
i
p
a
h
a
m
i
.
Jakarta 3 Maret 2010
PT XYZ
Bapak X General Manajer Jakarta
PT HSL
Bapak Y Direktur Utama
Lampiran 4. Perjanjian antara PT XYZ dengan pelanggan SERVICE LEVEL AGREEMENT PENGADAAN SAYURAN LOKAL Antara PT XYZ Dengan PT PQR P
T
P
U
b
e
P
e
d
i
M
r
a
P
e
k
e
Y
a
a
r
n
j
p
i
i
d
Z
j
k
n
j
a
s
e
/
b
a
I
t
a
k
s
I
s
u
u
a
a
i
/
2
I
d
P
o
I
e
m
n
n
e
I
b
n
n
a
s
4
n
a
i
k
5
i
a
p
a
Z
0
a
u
j
Y
/
w
a
t
t
L
e
j
e
t
/
k
r
t
n
X
X
u
n
n
d
u
a
n
d
-
e
Q
a
k
g
R
.
o
s
n
a
k
d
i
r
a
B
k
d
a
r
(
e
c
r
a
0
e
t
e
s
y
,
t
n
n
s
p
a
1
e
P
a
d
0
k
T
i
r
a
a
k
a
a
t
a
e
g
e
t
t
e
n
r
u
i
y
u
g
a
a
P
P
n
k
n
b
n
y
n
e
a
s
k
s
n
t
u
T
a
Q
y
d
e
r
e
n
t
e
t
g
a
n
n
y
P
T
u
s
a
p
u
r
a
n
t
n
R
a
u
i
a
u
t
j
j
n
Z
P
n
a
p
i
n
n
e
a
Y
a
a
p
d
X
P
n
g
T
,
e
j
l
m
a
n
r
e
a
m
a
e
b
k
a
b
e
P
a
d
P
s
a
k
a
u
k
i
u
l
l
i
a
s
m
e
k
u
n
g
a
d
e
b
u
t
R
a
b
i
a
n
t
i
Q
s
n
n
r
e
e
d
P
y
a
n
s
e
c
a
n
g
g
a
l
a
a
k
m
S
e
b
s
a
s
b
e
n
P
e
p
g
e
e
g
r
u
e
e
a
s
u
d
e
j
a
r
n
n
d
j
a
f
a
u
i
“
L
a
h
a
n
a
r
s
m
e
l
a
a
I
n
P
a
d
n
a
i
k
l
a
i
u
“
u
i
g
y
i
s
t
l
a
a
s
n
s
a
g
Z
i
k
a
n
n
Y
a
n
a
g
d
r
e
r
X
a
s
a
n
T
(
d
e
a
e
r
j
a
n
j
k
e
t
e
n
t
d
a
n
i
m
e
i
”
)
b
e
r
n
n
L
s
d
u
n
i
u
h
e
a
n
g
a
n
k
s
k
t
g
N
I
a
n
a
d
p
e
e
s
i
u
s
a
l
y
a
f
a
g
p
d
r
p
n
k
a
a
i
u
n
p
s
u
l
n
i
i
a
n
a
s
t
k
a
s
u
s
o
s
j
a
i
d
a
k
k
a
o
”
n
g
s
l
a
)
2
a
w
:
i
7
a
b
P
T
.
A. Prinsip Umum PT PQR akan mencatat kelalaian PT XYZ tersebut, validasi atas kelalaian yang terjadi akan dilakukan setelah investigasi oleh kedua belah pihak. B. Tujuan Mendukung terjadinya target “Zero Complaint” dan “Service Excelent” dari PT Y untuk seluruh pelanggan PT PQR C. Daftar Kelalaian dan Sanksi No. 1
Deskripsi Sayuran busuk
Aplikasi Per kejadian
2
Sayuran layu
Per kejadian
3
Sayuran tidak sesuai Per kejadian rasa, warna, dan ukuran
No 4
Deskripsi Aplikasi Terdapat benda asing Per kejadian dalam sayuran
Sanksi 5% dari nilai per item barang yang tidak sesuai dalam setiap purchase order 5% dari nilai per item barang yang tidak sesuai dalam setiap purchase order 5% dari nilai per item barang yang tidak sesuai dalam setiap purchase order Sanksi 100% dari nilai per item barang yang tidak sesuai dalam setiap
Penilai PT PQR
PT PQR
PT PQR
Penilai PT PQR
Lanjutan Lampiran 4 5
Pengiriman terlambat
barang Per kejadian
6
Pengiriman barang Per kejadian tidak sesuai jumlah yang tertera pada purchase order form
purchase order 50% dari nilai PT PQR per item barang yang tidak sesuai dalam setiap purchase order 50% dari nilai PT PQR per item barang yang tidak sesuai dalam setiap purchase order
D. Denda yang timbul akan diperhitungkan pada tagihan pada tagihan yang diajukan oleh PT XYZ E. Setiap pengenaan SLA akan dilakukan penandatanganan Berita Acara SLA antara pihak PQR dan XYZ yang akan dijadikan sebagai dasar pemotongan tagihan.
P
G
M
T
P
J
a
Q
k
R
a
r
P
t
a
D
i
r
e
T
k
X
t
u
Y
r
Z
U
t
a
m
a
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Horizontal
1. Bobot Kriteria dalam Pemilihan Pemasok di PT XYZ M
a
P
t
r
i
k
s
Q
P
e
n
d
a
p
R
a
t
G
a
b
u
S
n
g
a
n
A
T
n
t
a
r
K
U
P
1
5/8
2 5/8
3
5
Q
1 3/5
1
3 1/3
3 5/8
R
3/8
1/3
1
S
1/3
2/7
T
1/5
U
1/4
r
i
t
e
r
i
a
EV
VP
VA
maks
VB
2,151
0,278
1,707
6,132
5
4 4 1/3
2,726
0,353
2,191
6,210
2
4
3
1,181
0,153
0,951
6,225
1/2
1
2 8/9
0,857
0,111
0,685
6,171
1/5
1/4
1/3
1
3 1 4/5
0,422
0,055
0,344
6,309
1/4
1/3
1/3
5/9
1
0,391
0,051
0,319
6,388
7,728
1,000
CI
6,239
0,048
37,435
2. Bobot Sub Kriteria dalam Pemilihan Pemasok di PT XYZ A. Tingkat kepentingan kesesuaian harga, kemampuan memberikan diskon, mekanisme pembayaran yang mudah dalam konteks harga sayuran Matriks pendapat gabungan P1
P2
P3
EV
VP
VA
VB
P1
1
3 1/3
3 5/8
2,289
0,633
1,900
3,002
P2
1/3
1
1 1/4
0,725
0,201
0,602
3,002
P3
2/7
4/5
1
0,602
0,166
0,500
3,002
3,617
1,000
maks
CI
3,002
CR 0,001
0,002
9,006
B. Tingkat kepentingan kesesuaian sayuran dengan spesifikasi, kemampuan memberikan kualitas yang konsisten dalam konteks kualitas sayuran Matriks pendapat gabungan Q1
Q2
EV
VP
VA
VB
Q1
1
5
2,236
0,833
1,667
2,000
Q2
1/5
1
0,447
0,167
0,333
2,000
2,683
1,000
4,000
maks 2,000
CI
CR 0,000
0,000
CR 0,039
Lanjutan Lampiran 5 C. Tingkat kepentingan kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu, lead time pengiriman yang singkat, kemampuan menangani masalah transportasi dalam konteks ketepatan waktu pengiriman Matriks pendapat gabungan R1
R2
R3
EV
VP
VA
maks
VB
R1
1
2 2/7
5
2,254
0,605
1,818
3,004
R2
3/7
1
2 5/8
1,046
0,281
0,844
3,004
R3
1/5
3/8
1
0,424
0,114
0,342
3,004
3,724
1,000
3,004
CI
CR
0,002
0,003
9,011
D. Tingkat kepentingan kemampuan memenuhi pesanan dan persediaan untuk memenuhi pesanan mendadak dalam konteks ketersediaan sayuran Matriks pendapat gabungan S1
S2
EV
VP
VA
VB
S1
1
4 1/3
2,076
0,812
1,623
2,000
S2
1/4
1
0,482
0,188
0,377
2,000
2,558
1,000
maks 2,000
CI
CR
0,000
0,000
4,000
E. Tingkat kepentingan kondisi keuangan pemasok, perusahaan pemasok dan perusahaannya banyak dikenal, dipercaya perusahaan dalam konteks reputasi pemasok Matriks perndapat gabungan T1
T2
T3
EV
VP
VA
VB
T1
1
1/5
1/4
0,359
0,093
0,285
3,052
T2
5
1
2 2/7
2,254
0,586
1,787
3,052
T3
4 1/3
3/7
1
1,235
0,321
0,979
3,052
3,848
1,000
9,155
maks 3,052
CI 0,058
CR 0,065
Lanjutan Lampiran 5 F. Tingkat kepentingan kemudahan untuk dihubungi, kemampuan memberikan informasi yang jelas, kecepatan respon pesanan pelanggan, dan kecepatan dan ketanggapan dalam menyelesaikan keluhan pelanggan dalam konteks pelayanan Matriks pendapat gabungan U1
U2
U3
U4
EV
VP
VA
maks
VB
U1
1
3 5/8
3
5
2,717
0,537
2,245
4,181
U2
1/3
1
2
2 2/7
1,107
0,219
0,915
4,182
U3
1/3
1/2
1
2 2/7
0,778
0,154
0,645
4,192
U4
1/5
1/2
3/7
1
0,457
0,090
0,374
4,143
5,059
1,000
CI
4,174
CR
0,026
0,044
16,698
3. Bobot Alternatif dalam Pemilihan Pemasok Brokoli di PT XYZ A. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kesesuaian harga M
k
a
e
t
s
r
e
i
s
k
u
s
a
p
i
e
a
n
n
d
h
a
a
A
p
r
a
g
t
g
a
b
u
n
g
a
n
u
n
t
u
k
t
i
n
g
k
a
t
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
d
a
l
a
m
k
o
n
t
e
k
s
a
B
C
EV
VP
VA
VB
A
1
1/4
1/3
0,429
0,121
0,364
3,006
B
4
1
1 3/5
1,852
0,523
1,572
3,006
C
3 1/6
5/8
1
1,260
0,356
1,070
3,006
3,540
1,000
maks 3,006
CI
CR
0,003
0,005
9,018
B. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan memberikan diskon Matriks pendapat gabungan tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan memberikan diskon A
B
C
EV
VP
VA
VB
A
1
2/7
3/7
0,497
0,149
0,449
3,022
B
3 5/9
1
1
1,526
0,457
1,380
3,022
C
2 2/7
1
1
1,318
0,394
1,192
3,022
3,342
1,000
9,065
maks 3,022
CI 0,011
CR 0,019
Lanjutan Lampiran 5.
C. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks mekanisme pembayaran yang mudah Matriks pendapat gabungan tingkat kepentingan alternatif dalam konteks mekanisme pembayaran yang mudah A
B
C
EV
VP
VA
maks
VB
A
1
2/3
1 4/5
1,080
0,342
1,030
3,008
B
1 4/9
1
2
1,423
0,451
1,358
3,008
C
5/9
1/2
1
0,650
0,206
0,620
3,008
3,154
1,000
CI
3,008
CR
0,004
0,007
9,024
D. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kesesuaian sayuran dengan spesifikasi Matriks pendapat gabungan tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kesesuaian sayuran dengan spesifikasi A
B
C
EV
VP
VA
maks
VB
A
1
2/9
3/5
0,507
0,146
0,444
3,036
B
4 2/3
1
1 3/5
1,946
0,561
1,705
3,036
C
1 2/3
5/8
1
1,013
0,292
0,888
3,036
3,466
1,000
CI
3,036
CR
0,018
0,031
9,109
E. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan memberikan kualitas yang konsisten Matriks pendapat gabungan tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan memberikan kualitas yang konsisten A
B
C
EV
VP
VA
VB
A
1
1/4
1/3
0,446
0,128
0,384
3,000
B
4
1
1 4/9
1,781
0,511
1,532
3,000
C
2 8/9
2/3
1
1,260
0,361
1,084
3,000
3,486
1,000
9,001
maks 3,000
CI 0,000
CR 0,000
Lanjutan Lampiran 5 F. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan mengirimkan pesanan tepat waktu M
k
a
t
e
r
m
i
k
a
s
m
p
p
u
e
a
n
d
a
n
p
m
a
e
t
n
A
g
g
i
r
a
i
b
m
u
k
n
a
B
g
a
n
p
e
n
t
s
C
i
a
n
n
g
a
k
a
n
t
t
k
e
p
EV
VP
a
e
t
p
e
w
a
n
t
k
i
t
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
d
a
l
a
m
k
o
n
t
e
k
s
u
VA
maks
VB
A
1
3/7
3/8
0,550
0,169
0,508
3,000
B
2 2/7
1
7/8
1,260
0,387
1,162
3,000
C
2 5/8
1 1/7
1
1,442
0,443
1,330
3,000
3,252
1,000
CI
3,000
CR
0,000
0,000
9,000
G. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks lead time pengiriman yang singkat M
a
t
r
i
time
k
p
s
p
e
n
g
e
i
n
r
d
i
a
m
p
a
a
t
n
g
y
A
a
a
n
b
u
n
g
s
g
i
B
a
n
n
g
T
k
a
i
n
g
k
a
t
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
d
a
l
a
m
k
o
n
t
e
k
lead
s
t
C
EV
VP
VA
maks
VB
A
1
1
2 5/8
1,379
0,425
1,275
3,002
B
1
1
2 2/7
1,318
0,406
1,219
3,002
C
3/8
3/7
1
0,550
0,169
0,509
3,002
3,247
1,000
CI
3,002
CR
0,001
0,002
9,006
H. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan menangani masalah transportasi M
k
a
e
t
m
r
i
a
k
s
m
p
p
u
e
a
A
n
n
d
a
m
p
e
a
n
t
a
B
g
n
g
a
b
a
n
u
i
n
m
C
g
a
a
n
s
t
a
l
a
i
h
n
g
t
k
r
EV
a
a
t
n
s
p
k
e
o
r
p
t
e
a
VP
n
s
t
i
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
d
a
l
a
m
k
o
n
t
e
k
s
i
VA
VB
A
1
1/5
2/7
0,380
0,103
0,309
3,002
B
5
1
1 3/5
1,995
0,540
1,622
3,002
C
3 5/8
5/8
1
1,318
0,357
1,071
3,002
3,693
1,000
9,007
maks 3,002
CI
CR 0,001
0,002
Lanjutan Lampiran 5 I. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan memenuhi pesanan Matriks pendapat gabungan tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan memenuhi pesanan A
B
C
EV
VP
VA
maks
VB
A
1
1/4
3/7
0,481
0,143
0,432
3,032
B
4
1
1
1,576
0,467
1,416
3,032
C
2 2/7
1
1
1,318
0,390
1,184
3,032
3,375
1,000
CI
CR
3,032
0,016
0,028
9,096
J. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks persediaan untuk memenuhi pesanan mendadak M
k
a
o
t
n
r
t
i
e
k
s
k
s
p
p
e
e
r
n
d
s
e
a
d
p
i
A
a
a
t
a
g
n
u
a
n
b
t
B
u
u
n
g
k
a
m
n
e
u
m
C
e
n
n
t
u
u
h
k
i
t
p
EV
e
i
n
g
k
a
s
a
n
a
n
VP
t
k
m
e
e
p
n
e
d
n
a
VA
t
d
i
a
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
d
a
l
a
m
k
maks
VB
A
1
1/4
5/9
0,504
0,134
0,405
3,012
B
4 1/3
1
3 1/3
2,423
0,647
1,948
3,012
C
1 4/5
1/3
1
0,819
0,219
0,659
3,012
3,746
1,000
CI
3,012
CR 0,006
0,011
9,037
K. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kondisi keuangan pemasok M
k
a
o
t
n
r
t
i
e
k
s
k
s
p
k
A
o
e
n
n
d
d
i
a
s
p
i
B
a
t
k
e
g
u
a
a
n
b
g
u
a
C
n
n
g
a
p
n
e
m
a
u
n
s
o
EV
t
u
k
t
i
n
g
k
a
t
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
d
a
l
a
m
k
VP
VA
VB
A
1
1/5
1/4
0,368
0,100
0,305
3,052
B
5
1
5/8
1,466
0,398
1,214
3,052
C
4
1 3/5
1
1,852
0,502
1,533
3,052
3,686
1,000
9,157
maks 3,052
CI
CR 0,026
0,045
Lanjutan Lampiran 5 L. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks perusahaan pemasok dan perusahaannya banyak dikenal M
a
k
t
o
r
n
i
t
e
k
s
k
s
p
p
e
n
e
r
u
d
a
s
A
a
p
a
h
a
t
g
a
n
B
a
p
b
u
e
n
m
a
C
g
a
s
n
o
u
k
d
n
a
t
u
n
EV
k
p
e
T
r
u
i
s
n
a
VP
g
h
k
a
a
a
t
n
k
n
y
e
a
VA
p
b
e
a
n
n
t
i
y
n
a
g
a
k
d
n
i
a
k
e
l
n
t
e
a
r
n
maks
VB
A
1
1/5
1/3
0,393
0,109
0,330
3,019
B
5
1
1
1,710
0,476
1,437
3,019
C
3 1/3
1
1
1,489
0,415
1,252
3,019
3,592
1,000
a
t
i
f
d
a
l
a
m
l
CI
3,019
CR
0,010
0,017
9,057
M. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks dipercaya perusahaan M
k
a
o
t
n
r
t
i
e
k
s
k
s
p
d
i
e
n
p
e
d
r
a
c
p
a
a
y
t
g
a
A
p
e
a
r
b
u
u
s
n
g
a
n
h
a
a
n
a
B
u
C
n
t
u
k
T
EV
i
n
g
k
a
VP
t
k
e
p
e
VA
n
t
i
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
maks
VB
A
1
2/9
3/8
0,435
0,115
0,347
3,031
B
4 2/3
1
3
2,406
0,634
1,921
3,031
C
2 5/8
1/3
1
0,956
0,252
0,763
3,031
3,797
1,000
i
f
d
a
l
a
CI
3,031
m
CR
0,015
0,027
9,093
N. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemudahan untuk dihubungi M
k
a
o
t
n
r
t
i
e
k
s
k
s
p
k
e
e
n
m
d
u
A
a
d
p
a
a
t
h
g
a
n
a
u
B
n
b
u
t
n
u
g
k
a
d
n
i
C
u
h
u
b
n
u
t
u
n
g
k
T
i
n
g
k
a
t
k
e
p
e
n
t
i
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
i
f
d
a
l
a
m
i
EV
VP
VA
maks
VB
A
1
1/4
1 3/5
0,717
0,196
0,603
3,076
B
4 1/3
1
3
2,347
0,642
1,973
3,076
C
5/8
1/3
1
0,594
0,162
0,500
3,076
3,658
1,000
CI
3,076
CR 0,038
9,228
O. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kemampuan memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti M
k
a
o
t
n
r
t
i
e
k
s
k
s
p
k
e
e
n
m
d
a
a
m
p
p
a
t
u
g
a
n
a
m
b
u
e
n
m
g
b
a
e
n
r
u
i
k
a
n
n
t
i
u
k
n
f
T
o
r
m
i
n
a
g
s
k
i
a
y
t
a
k
n
g
e
j
p
e
e
l
n
a
s
t
i
d
n
a
g
n
a
n
m
a
u
d
l
a
t
e
h
r
n
d
a
i
t
m
i
f
e
d
n
g
a
e
l
r
a
t
i
m
0,065
Lanjutan Lampiran 5 A
B
C
EV
VP
VA
maks
VB
A
1
3/8
1/2
0,576
0,174
0,525
3,020
B
2 5/8
1
2
1,737
0,524
1,584
3,020
C
2
1/2
1
1,000
0,302
0,912
3,020
3,313
1,000
CI
CR
3,020
0,010
0,017
9,060
P. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kecepatan respon pesanan pelanggan M
k
a
o
t
n
r
t
i
e
k
s
k
s
p
k
e
e
c
n
e
d
p
a
a
A
p
t
a
a
t
n
g
r
e
a
s
b
u
p
B
o
n
n
g
a
p
e
n
s
u
a
C
n
a
n
t
n
u
k
p
e
EV
T
l
a
n
i
g
n
g
k
g
a
n
VP
a
t
k
e
p
e
VA
n
t
i
n
g
a
n
a
l
t
e
r
n
a
t
maks
VB
A
1
1/5
1/3
0,393
0,109
0,326
3,004
B
5
1
1 1/4
1,847
0,510
1,533
3,004
C
3 1/3
4/5
1
1,379
0,381
1,145
3,004
3,618
1,000
i
f
d
a
l
a
CI
3,004
m
CR
0,002
0,003
9,011
Q. Tingkat kepentingan alternatif dalam konteks kecepatan dan ketanggapan dalam menyelesaikan keluhan pelanggan M
k
a
o
t
n
r
t
i
e
k
s
k
s
p
k
e
e
c
n
e
d
p
A
a
a
p
t
a
a
t
n
g
d
a
B
a
n
b
u
k
n
e
t
g
a
n
a
n
g
F
u
g
a
p
n
t
a
u
n
EV
k
T
d
a
l
a
i
n
m
VP
g
k
m
a
e
t
n
k
y
e
e
l
p
e
VA
e
s
a
n
t
i
k
i
n
a
g
n
a
k
VB
A
1
2/7
1 1/4
0,702
0,207
0,636
3,070
B
3 5/8
1
2
1,963
0,579
1,777
3,070
C
4/5
1/2
1
0,725
0,214
0,657
3,070
3,390
1,000
9,209
n
e
a
l
u
h
l
t
a
e
r
n
n
p
maks 3,070
a
e
t
l
i
a
f
d
n
g
g
a
a
l
a
m
n
CI
CR 0,035
0,060
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data Secara Vertikal 1. Prioritas sub kriteria yang berkepentingan dalam memilih pemasok PT XYZ P
Q
R
S
T
U
Bobot
PV KRITERIA
0,278
0,353
0,153
0,111
0,055
0,050
1,000
P1
0,633
0,176
P2
0,201
0,056
P3
0,166
0,046
Q1
0,833
0,294
Q2
0,167
0,139
R1
0,605
0,093
R2
0,281
0,043
R3
0,114
0,017
S1
0,812
S2
0,188
0,090 0,021
T1
0,093
0,005
T2
0,586
0,032
T3
0,321
0,018
U1
0,537
0,027
U2
0,219
0,011
U3
0,154
0,008
U4
0,090
0,005
31
BOBOT SUBKRITERIA A B C
P1
P2
0,176 0,121 0,523 0,356
0,056 0,149 0,457 0,394
P3
0,046 0,342 0,457 0,206
Q1
Q2
R1
R2
R3
S1
S2
T1
T2
T3
U1
U2
U3
U4
0,294 0,146 0,561 0,292
0,139 0,128 0,511 0,361
0,093 0,169 0,387 0,443
0,043 0,425 0,406 0,169
0,017 0,103 0,540 0,357
0,090 0,143 0,467 0,390
0,021 0,134 0,647 0,219
0,005 0,100 0,398 0,502
0,032 0,109 0,476 0,415
0,018 0,115 0,634 0,252
0,027 0,196 0,642 0,162
0,011 0,174 0,524 0,302
0,008 0,109 0,510 0,381
0,005 0,207 0,579 0,214
TOTAL
0,173 0,552 0,357
Lanjutan Lampiran 6.
2. Prioritas alternatif yang dipilih perusahaan dalam memilih pemasok