21
III.
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilakukan pada bulan September – oktober 2014 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker gelas, Erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi dan raknya, corong, mortar, dan penggerus, , pipet volume, pipet tetes, cawan petri, neraca analitik, pisau, tisu, kertas label, karet gelang, kapas, spektrofotometer,dan kertas saring Whatman No. 1. Bahan yang digunakan adalah 35 buah pisang kepok yang masih berwarna hijau (stage 1= all green), aquades, larutan H2SO4 , reagen Benedict, dan glukosa.
22
C. Rancangan Percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan tingkat kematangan buah sebagai faktor utama (perlakuan) yang terdiri dari 7 taraf yaitu tingkat kematangan buah: stage 1 (all green), stage 2 (green with trace of yellow), stage 3(more than yellow), stage 4 (more yellow than green), stage 5(Yellow with trace of green), stage 6 (full yellow), stage 7 (full yellow with brown spots). Sebagai satuan percobaan adalah buah pisang kepok pada tingkat kematangan 1. Setiap perlakuan diulang 5 kali. Jumlah satuan percoban adalah 35 buah pisang kepok (Steel dan Torrie, 1981). Tabel data pengamatan untuk analisis ragam di susun dalam satu arah ( One-Way Classification) seperti ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 2. Susunan rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 5 kali ulangan Stage 1
Stage 2
Stage 3
Stage 4
Stage 5
Stage 6
Stage 7
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U1
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U2
U3
U3
U3
U3
U3
U3
U3
U4
U4
U4
U4
U4
U4
U4
U5
U5
U5
U5
U5
U5
U5
23
Susunan satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini S5U1
S6U1
S4U3
S3U4
S6U5
S2U2
S7U3
S5U4
S2U4
S7U4
S1U1
S2U1
S3U1
S4U1
S4U5
S2U3
S7U2
S5U2
S1U2
S7U5
S6U2
S1U3
S3U3
S4U2
S2U5
S3U2
S7U1
S6U3
S1U4
S5U5
S1U5
S3U5
S5U3
S4U4
S6U4
Gambar 10. Susunan satuan percobaan setelah pengacakan Keteranagan S: Stage kematangan U: Ulangan D. Variable dan Paramaeter Variabel dalam penelitan ini adalah berat basah buah, berat basah kulit, berat basah daging buah, peel to pulp ratio, kandungan karbohidrat terlarut total, level gula peruduksi. Parameter dalam penelitian ini adalah nilai tengah (µ) dari masing masing variabel.
24
E. Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahap yaitu, penyiapan buah pisang kapok, pengamatan tingkat kematangan buah, pengukuran berat segar, penentuan kandungan karbohidrat terlarut total, dan identifikasi gula pereduksi. Kemudian dilakukan analisis data dengan uji BNT pada taraf 5%. 1. Penyiapan Buah Pisang Kepok. Buah pisang kepok pada tingkat kematangan 1 (all green) di peroleh dari kebun pisang di Sukabumi Propinsi Lampung. Buah pisang dengan ukuran yang relatif sama dipilih sebanyak 35 buah untuk dijadikan sebagai bahan percobaan. Buah pisang dipilih secara acak, dan ditaruh di atas cawan petri yang telah diberi lebel. 2. Pengamatan Tingkat Kematangan Buah. Perubahan warna kulit dan penampang warna melintang buah pisang kepok diamati dan diambil fotonya setiap hari. Warna Kulit buah pisang kepok dicocokan dengan “standart color chart (Trape dan Jain, 2012). Stage 1 : All green. Stage 2 : Green with trace of yellow Stage 3 : More green then yellow Stage 4 : More yellow than green Stage 5 : Yellow with trace of green
25
Stage 6 : Full yellow Stage 7 : Full yellow with browrn spots. 3. Pengukuran Berat Segar Berat segar buah pisang kepok, dari setiap stage kematangan buah ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Demikan juga dengan kulit dan berat daging buah. 4. Penentuan Kandungan Karbohidrat Terlarut Total. Kandungan karbohidrat pada setiap stage ditentukan berdasarkan metode yang dimodifikasi dalam Witham et al (1986). 1 gram buah pisang kepok digerus sampai halus dalam mortal, lalu setelah halus diekstrak dengan menggunakan 100 ml aquades, disaring kedalam Erlynmeyer dengan menggunakan kertas saring. Ekstrak pisang kepok kemudian diambil 2 ml dimasukan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 2 ml larutan H2SO4 pekat dan 1 ml larutan fenol pada ekstrak buah pisang kepok tersebut. Biarkan beberapa saat, warna coklat kemerahan menunjukan adanya karbohidrat terlarut. Selanjutnya ekstrak dispektrofotometri dengan panjang gelombang 490 nm. Nilai absorbsi setiap ekstrak buah pisang kepok dicatat. Kandungan karbohidrat ditentukan berdasarkan Gambar 8 kurva standar glukosa dan dinyatakan dalam satuan mg/gram jaringan.
26
5. Identifikasi Gula pereduksi Gula pereduksi dideteksi pada setiap stage pematangan buah pisang kepok. Gula pereduksi di deteksi dengan uji benedict. Daging buah pisang kepok sebanyak 1 gram ditimbang dengan neraca analitik. Daging buah pisang di tumbuk halus dalam mortal dan ditambahkan 5 ml aquades. Ekstrak disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 1 ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 3 ml Benedict dan dipanaskan selama 10 menit. Endapan warna merah bata yang terbentuk menunjukan adanya gula pereduksi. F. Analisis Data. Perbedaan berat segar dan kandungan karbohidrat terlarut total pada setiap stage kematangan buah ditentukan berdasarkan analisis ragam pada taraf nyata 5% dan di lanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5% . Hubungan antara kandungan karbohidrat terlarut dengan stage kematangan buah berdasarkan regresi.