19
III.
A.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Peralatan yang digunakan adalah hygrometer / thermometer, timbangan digital, timbangan mekanik, refraktometer (Atago model PR 201α), kotak plastik, oven listrik (Venticell), karung goni, kipas angin, timer, stopwatch, penggaris, spons pembersih, pisau stainless, pemarut ubi jalar, desikator, mangkuk, cawan, nampan plastik, tisu dan kamera.
2.
Bahan
Penelitian ini menggunakan dua asal ubi jalar. Untuk menghindari kerancuan atau kesalahan penggunaan varietas maka dalam penelitian ubi jalar yang digunakan akan disebut dengan asal diprolehnya sampel yakni ubi jalar Gisting dan ubi jalar Marga. Ubi jalar Gisting diperoleh langsung dari petani ubi jalar dari Kampung
20
Way Tebu Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus dan ubi jalar Marga dari Kampung Marga Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan masing – masing sebanyak 114 buah.
Gambar 1. Ubi jalar Gisting dan ubi jalar Marga
C.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan perbedaan dua parameter penyimpanan yaitu tingkat suhu dan kelembaban udara ruang (laboratorium) serta suhu dan kelembaban dingin dengan dua asal yang berbeda.
Masing - masing variasi
perlakuan dilakukan 3 kali sebagai ulangan yaitu: R1
: Penyimpanan ubi jalar asal Gisting di dalam kotak plastik dengan suhu dan RH ruang (30°C dan 58% - 70%).
R2
: Penyimpanan ubi jalar asal Marga di dalam kotak plastik dengan suhu dan RH ruang (30°C dan 58% - 70%).
C1
: Penyimpanan ubi jalar asal Gisting di dalam kotak plastik dengan suhu dan RH dingin (25°C dan 85% - 90%)
C2
: Penyimpanan ubi jalar asal Marga di dalam kotak plastik dengan suhu dan RH dingin (25°C dan 85% - 90%)
21
D.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Tahap persiapan a. Menyiapkan ubi jalar 114 buah masing – masing sampel yang dipanen secara langsung dari lahan pertanian. b. Mendiamkan ubi jalar dalam ruang terbuka selama 1 hari untuk menyesuaikan suhu ubi jalar terhadap lingkungan. c. Menyiapkan kotak plastik dengan ukuran panjang 48 cm, lebar 36 cm, dan tinggi 16,7 cm digunakan untuk penyimpanan ubi jalar. d. Menyiapkan kotak plastik untuk penyimpanan ubi jalar dengan suhu dan kelembaban udara ruang (30°C, 58% – 70%). e. Menyiapkan karung goni yang dibasahi dengan air dengan menyelupkan karung ke dalam ember hingga basah lalu karung goni diperas agar air tidak menetes untuk menutup ubi jalar dalam kotak plastik. Karung goni dibasahi bertujuan untuk mengkondisikan suhu dingin 25-26°C dan kelembaban udara 85-90% dengan interval waktu pembasahan satu jam sekali agar karung tidak kering.
Jika karung kering maka karung
dicelupkan kembali ke dalam ember sedangkan jika karung masih lembab maka karung hanya disemprot dengan air ± 500 ml hingga basah. Karung goni yang basah diberi kipas agar tidak terjadi titik jenuh pada kelembaban udara.
22
Berikut ini adalah ilustrasi gambar penyimpanan ubi jalar dalam plastik (kotak): 48cm 36 cm a b
16,7 cm
48 cm 36 cm a b 16,7 cm
Gambar 2. Model penyusunan ubi jalar selama penyimpanan kondisi lingkungan.
23
a c
b
d Gambar 3.Model pengkondisian lingkungan penyimpanan ubi jalar dengan karung goni.
Keterangan : a. Kotak plastik b. Ubi jalar c. Tutup kotak (karung goni) d. Alas (karung goni)
2.
Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian ada beberapa tahapan yaitu : a. Tahap pertama yang dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah memilih ubi jalar yang segar dengan kondisi baik (tidak terluka, memar, tidak bertunas, dan tidak terserang hama penyakit).
24
b. Melakukan trimming dan grading pada ubi jalar untuk menghilangkan bagian ubi jalar yang tidak diperlukan dan pemilihan ubi jalar yang benar–benar sesuai kriteria. c. Menimbang ubi jalar dan memberi label ubi jalar. d. Memasukan ubi jalar ke dalam kotak plastik masing– masing perlakuan mengisi 10 buah ubi jalar untuk pengamatan tunas dan susut bobot masing – masing 3 ulangan, 3 buah ulangan ubi jalar yang dirusak (destruktif) per minggu dalam setiap perlakuan untuk pengamatan TPT (total padatan terlarut) dan kadar air selama 8 minggu. e. Membiarkan ubi jalar di dalam wadah kotak plastik dengan suhu dan RH ruang (30°C, 58% - 70%) masing – masing dengan dua asal ubi jalar yang berbeda. f. Mengkondisikan ubi jalar di dalam wadah kotak plastik dengan suhu dan RH dingin (25-26°C; 80 % - 95% ) masing – masing dengan dua asal ubi jalar yang berbeda. g. Mengecek suhu dan RH setiap hari serta pengamatan penurunan bobot dan tunas setiap satu minggu selama tiga kali. h. Pengambilan data Total Padatan Terlarut (TPT) serta kadar air ubi jalar selama penyimpanan setiap minggu, dan menganalisis data.
25
Diagram alir tahap penyimpanan ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 6.
Mulai
Memilih atau menyortir ubi jalar masing – masing asal ubi jalar.
Membuang akar (trimming) dan mengelompokan ubi jalar (grading)
Menimbang dan memberi label pada ubi jalar.
Membiarkan ubi jalar dalam suhu dan RH ruang masing – masing asal ubi jalar.
Menaruh ubi jalar di dalam kotak dengan suhu 25°C dan RH 85 % – 90% masing – masing asal ubi jalar.
Pengamatan dan pengambilan data
Analisis data
Selesai Gambar 4. Diagram alir pengamatan ubi jalar.
26
3.
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan meliputi: suhu dan RH, penurunan bobot ubi jalar (bobot ubi jalar sebelum penyimpanan dan bobot ubi jalar hingga hari ke- n), Total Padatan Terlarut (% Brix), pertumbuhan tunas serta kadar air. Pengamatan dihentikan ketika kondisi ubi jalar berumur 8 minggu dalam tempat penyimpanan.
a.
Suhu dan Kelembaban Udara (RH)
Pengukuran suhu dan kelembaban udara dilakukan dengan menggunakan thermometer / hygrometer. Suhu dan RH lingkungan penyimpanan dikondisikan dan diamati setiap satu jam sekali dalam sehari, yaitu antara pukul 09.00 sampai dengan pukul 17.00 sore. Pengukuran suhu dan RH di dalam kotak plastik yang ditumpuk dilakukan pada bagian tengah. Ini dilakukan untuk mewakili suhu dan RH bagian atas dan bawah. Pengukuran suhu dan RH dilakukan setiap hari.
b. Susut Bobot Ubi Jalar
Pengamatan terhadap susut bobot ubi jalar menggunakan timbangan mekanik. Pengamatan dilakukan tiga kali dalam satu minggu untuk mengetahui perubahan bobot ubi jalar sejak awal penyimpanan sampai pada bobot ubi jalar hari ke- n penyimpanan. Pengamatan bobot ubi jalar yaitu dengan mengambil sampel 10 buah ubi jalar dengan tiga kali ulangan, kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan mekanik untuk setiap perlakuan. Bobot ubi jalar awal (w0) adalah ubi jalar sebelum disimpan, sedangkan bobot ubi jalar hari ke-n (wn) adalah bobot ubi jalar selama penyimpanan. Perhitungan susut bobot ubi jalar
27
dilakukan berdasarkan persen (%) bobot hari ke-n dibandingkan dengan bobot hari ke-0. Berikut adalah rumus untuk perhitungan susut bobot. x 100% ...........................................................................
(1)
Keterangan : SB = Susut bobot (%) w0 = Bobot bahan pada hari ke-0 (g) wn = Bobot bahan pada hari ke- (g)
c.
Total Padatan Terlarut (TPT)
Total padatan terlarut diukur dengan menggunakan refractometer (Atago model PR 201α) dengan skala pengukuran 0 – 60 % (⁰Brix) satu kali dalam seminggu. Sampel ubi jalar diparut dan diambil cairannya, kemudian diletakkan di atas lensa refractometer untuk dilakukan pembacaan hasil. Total Padatan Terlarut (TPT) ubi jalar akan langsung dibaca oleh alat. Setelah selesai menguji, lensa dibersihkan dengan menggunakan aquades dan dikalibrasi setiap kali dilakukan pembacaan hasil. Setiap sampel diukur sebanyak tiga kali sebagai ulangan.
d. Tunas
Pengamatan dilakukan dengan melihat perubahan panjang, mata dan jumlah yang bertunas dari awal sebelum ubi disimpan sampai ubi tumbuh tunas selama 8 minggu pada ubi jalar. Pertumbuhan tunas diamati sesuai perubahan masing – masing asal ubi jalar dan perlakuan dengan cara mengukur memakai penggaris dan menghitung panjang, mata dan jumlah yang bertunas 2 kali dalam seminggu
28
dengan jumlah sampel 10 buah setiap ulangan dan 3 ulangan untuk setiap perlakuan. Penentuan tunas jika panjang tunas berukuran 0,5 cm ini dilakukan untuk memastikan benar – benar tunas atau bukan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengukur panjang tunas. Pada sampel juga dilakukan penghitungan berapa banyak yang sudah bertunas dan banyak mata tunas yang terdapat pada ubi setiap buahnya.
e.
Kadar Air
Pengukuran kadar air bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung pada bahan dengan menggunakan oven listrik satu kali dalam seminggu. Pengukuran kadar air dilakukan dengan metode gravimetri yaitu menimbang bobot sampel sebelum dan sesudah pengovenan. Pengukuran kadar air sebelum pengovenan, dilakukan dengan menimbang tiga buah sampel ubi jalar yang diiris tipis dan dimasukkan ke dalam cawan. Hasil penimbangan tersebut dinyatakan sebagai bobot awal. Pengeringan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan pada suhu pengovenan 105°C (dengan lama waktu ± 24 jam). Pengurangan bobot bahan awal dan bobot akhir merupakan banyaknya air dalam bahan yang teruapkan. Perhitungan kadar air menggunakan basis basah. Perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ................................................................. (2) Keterangan : = kadar air basis basah (%) = bobot sampel awal (g) = bobot sampel kering (g)
29
4.
Analisis data
Data – data hasil pengukuran parameter suhu dan kelembaban udara, susut bobot, total padatan terlarut, pertumbuhan tunas, dan kadar air dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.