BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini akan mengetengahkan
penelitian
serta
mengenai intisari hasil
beberapa saran perbaikan
untuk
terkait setelah mendapatkan kejelasan dari hasil
pihak peneli
tian .
A. Kesimpulan.
Memperhatikan
hasil-hasil yang
diperoleh
selama
pelaksanaan penelitian mengenai pengembangan model pembe lajaran dasar
maternal
reflektif bahasa
1 (D.l) SLB Bagian
B.
Indonesia
(tunarungu).
di
kelas
Kesimpulan-
kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut: 1.
Penerapan metode maternal reflektif dalam
Pengajaran
bahasa Indonesia di SLB B sudah diterapkan walaupun belum
terpola dan penyajiannya belum sistematis. Ini disebabkan guru
belum
memiliki rujukan secara
khusus
yang
dapat
digunakan sebagai acuan.
2.
Pengalaman, kemauan dan
guru,
intensitas
berarti
profesionalisasi
heterogenitas kemampuan dan karakteristik
runguan, motivasi dan
sarana
kompetensi
pengajaran
harapan siswa sasaran, dan
optimalisasi
yang tersedia memberikan kontribusi untuk
mewujudkan
model
139
program
ketuna
kurikulum,
prasarana yang
dan
sangat
pembelajaran
maternal reflektif bahasa Indonesia.
3.
Model program pembelajaran maternal reflektif
Indonesia
yang
dikembangkan, efektif di kelas
bahasa dasar
1
(D.l) SLB Bagian B (tunarungu). Walaupun demikian,
hasil
ini belum merupakan informasi yang lengkap, karena
dalam
ujicoba
penerapan model tersebut tampa menggunakan
kon
trol.
4. Unjuk kerja guru dalam menyajikan model program pembe
lajaran selama pelaksanaan ujicoba berlangsung, menunjuk kan
peningkatan-peningkatan
dari
setiap
pertemuannya.
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada aspek yang ditetap
kan
segera diperbaiki untuk meningkatkan
berikutnya.
meliputi:
Beberapa
memerlukan
kemampuan menggunakan media
percakapan, peran
aspek yang
pada
bervariasi,
kemampuan ketrampilan
merespon
perbaikan
komunikasi
kemampuan menggunakan metode
ganda,
kondisi dalam
tangkap dan
ungkapan
siswa yang
memvisualisasikan,
ketrampilan
menyusun deposit dan kemampuan menjelaskan deposit
serta
kemampuan memberikan layanan individual.
5.
Pengaruh
maternal
hasil
dari penerapan model
program
reflektif bahasa Indonesia dapat
prestasi belajar yang dicapai
siswa.
pembelajaran disimak
dari
Peningkatan
hasil belajar, baik Secara kuantitas maupun secara kuali tas
selama ujicoba belum menunjukkan
konsisten
pada
setiap pertemuannya,
140
perkembangan
walaupun
yang
demikian
pada
akhirnya bersamaan
dengan
meningkatnya
kualitas
unjuk kerja guru, perolehan hasil belajar siswa, terutama sekali
secara
berarti.
yang
kualitas
menunjukkan
perkembangan
Dilihat dari kemampuan siswa secara
mempengaruhi
perolehan hasil belajar
yang
individual
siswa dalam
ujicoba model
program pembelajaran
maternal
reflektif
bahasa
penyebabnya,
tingkat
kehilangan
diduga
kemampuan
mendengar,
yakni:
kondisi mental
(kecerdasan),
dan
kemampuan awal yang dimiliki setiap siswa.
B.
Rekomendasi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari temuan-temuan
selama penelitian, berikut ini direkomendasikan
beberapa
hal yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk : 1.
Guru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerap-
kan model program pembelajaran maternal reflektif
bahasa
Indonesia, yakni :
a.
Model program pembelajaran maternal reflektif
dapat
berjalan
dengan baik manakala ada
bahasa
saling
cayaan antara siswa dan guru-. Untuk itu, dalam
kepa
mengawali
kagiatan pembeiaja-ran guru harus mampu menciptakan kontak bathin untuk saling mempercayai dan menghargai keberadaan masing-masing. Strategi yang dapat digunakan dengan
cara
ekspresi wajah bercerita, yang menunjukkan ketulusan
dan
141
kesungguhan
untuk membantu mereka, misalnya mimik
senyuman, pandangan, gerak tubuh dan menimbulkan untuk
rasa
perasaan,
lainnya yang
simphati. Tujuan kegiatan
memberikan stimulus agar siswa keinginan,
harapan
dan
muka,
mau
dapat
ini
adalah
mengungkapkan
gagasan-gagasannya
sebagai dasar untuk dijadikan bahan pelajaran.
b.
Dalam model program pembelajaran
bahasa, itu,
pupuklah
bebas, dan
percakapan merupakan poros
maternal
reflektif
pembelajaran.
Untuk
iklim percakapan agar berlangsung
spontan dan terarah serta hadirkan sikap
secara
emphati
fleksibilitas berbahasa, gunakan bahasa yang
lazim,
bahasa sehari-hari melalui metode tangkap dan peran ganda
serta
mengacu kepada tahapan-tahapan yang dirancang
cermati
situasi
kelas. Karena
itulah
percakapan,
guru
suara
gerak siswa, masuk ke dalam
atau
bertukar
diharapkan dapat
dalam
dan
melakukan
: tanggap
terhadap
fikiran
siswa,
pikiran dengan siswa (bukan tanya-jawab),
mem-
perluas topik percakapan melalui asas kontras (provokasi) namun tetap aktual dan situasional serta setiap
atau
ungkapan yang muncul dalam percakapan
difahami
siswa,
segera visualisasikan,
kosakata
yang
dengan
belum cara
:
menuliskan, meragakan dengan bahasa badan, isyarat bahasa Indonesia
jari.
(Indonesian
sign system)
atau
Dalam memvisualisasikan, aktifkan
dengan
ejaan
siswa melalui
penugasan-penugasan untuk memvisualisasikan sendiri. Misi
142
kegiatan
ini disamping untuk memperjelas antara
persepsi
auditoris dengan persepsi visual juga untuk melatih siswa menulis atau menjelaskan.
c.
Agar
mendapatkan gambaran yang utuh
persoalan menjadi
mengenai
yang dipercakapkan, susunlah hasil bahan/materi yang lengkap dan utuh
pokok
percakapan dalam
suatu
deposit, dengan cara: kosakata, ungkapan-ungkapan,
gaga
san-gagasan
suatu
yang
belum lengkap
disusun
menjadi
cerita yang utuh dengan menggunakan struktur bahasa benar
dan tugasi siswa untuk menyalinnya. Misi
kegiatan
ini untuk merelevansikan bahan dengan tujuan yang
getkan,
menambah
membaca
teknis
penguasaan kosakata, dan
menangkap
yang
ditar-
melatih
belajar
serta
melatih
maknanya
menulis (menyusun) karangan atau cerita.
Untuk
memberikan pemahaman terhadap doposit
disusun,
berikan penjelasan-penjelasan dan
yang
telah
tanya-jawab.
Dalam memberikan penjelasan, perlu diperhatikan, yakni
ujaran
seritmis-ritmisnya
dengan
intonasi
secara
wajar dengan menggunakan artikulasi
keterarahsuaraan dan keterarahwajahan waktu
Kegitan
menjelaskan dapat juga dilakukan
:
dan
irama
yang
tepat,
menjelaskan.
dengan
tanya-
jawab atau menugasi siswa, misalnya menugasi siswa untuk membacakan kembali deposit secara klasikal atau individu
al,
dan ujaran siswa yang belum sempurna langsung diko-
reksi saat itu.
143
d. Model program pembelajaran maternal reflektif selain diarahkan terhadap penguasaan materi
bahasa,
pengetahuan,
juga untuk mengembangkan ketrampilan berbahasa dan berko munikasi
secara
verbal dengan baik dan
benar
(trampil
bercakap dengan lingkungan, trampil membaca dan
menulis,
trampil menangkap ujaran orang lain dan trampil bercerita dan huan
mengarang) sebagai dasar untuk mempelajari lain.
pendukung
Untuk itu,
diperlukan
latihan
(pelajaran)
yakni: latihan bina persepsi bunyi
(latihan menyimak)
pengeta
dan
irama
dan latihan artikulasi.
e. Media mengajar yang mendukung langsung program
pembe
lajaran bahasa dengan menggunakan metode maternal reflek tif yaitu interaksi insani, lingkungan sekitar, minat dan pengalaman siswa.
f.
Agar
mempermudah memberikan layanan,
aturlah
kursi
siswa membentuk setengah lingkaran dan gunakan alat bantu mendengar (ABM) kelompok.
2. Kepala Sekolah, Orang tua, Pembina Asrama.
Dukungan
sekolah, sesuatu
orang
positif dan sikap responsif
tua dan pembina asrama
yang berkaitan dengan
berbahasa
dan
dari
kepala
terhadap
segala
pengembangan
berkomunikasi anak,
khususnya
ketrampilan berbahasa
verbal,
merupakan faktor yang turut mempengaruhi
keber
hasilan
anak.
kepala
Untuk itu, disarankan agar : a).
144
sekolah
memberikan aturan-aturan yang mengharuskan
untuk
membiasakan
wajar
(lisan)
sanksi-sanksi
menggunakan media
komunikasi
dalam lingkungan sekolah
dan
bagi siswa yang melanggar, b).
anak secara
memberikan orang
tua
menerima kehadiran mereka dengan segala keberadaannya dan selalu
serta
memberikan bimbingan untuk menyadari
selalu memberikan kesempatan
yang
ketunaannya
seluas-luasnya
untuk mela- kukan sosialisasi dalam masyarakat yang lebih
luas (masyarakat mendengar) dan yang tidak kalah penting-
nya
selalu
sehingga
dengan
melakukan
kerjasama
dengan
terjadi sinkronisasi apa yang
di
rumah, c). pembina asrama
pihak
sekolah
didapat
sekolah
sebagai
orang tua dan penerus program sakolah, agaar
setiap- anjuran, a-turawv- budaya-budaya
pengganti mengamankan
positif
sekolah;
memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat namkan
rasa percaya diri dan sikap optimistik,
memecahkan
dengan
di sekitarnya; membantu membimbing dan
masalah-masalah
kesulitan
yang
membantu berkaitan
program sekolah dan lainnya, memonitoring
kemajuan yang berhasil dicapai anak dan
mena-
setiap
menindaklanjuti-
nya.
3. Rekomendasi kepada peneliti selanjutnya.
Hasil
penelitian
ini
mampu
mengembangkan
program pembelajaran bahasa Indonesia dengan
145
model
menggunakan
metode maternal reflektif di kelas dasar 1 (D.l) luar
biasa
hasilnya
belum
bisa
digeneralisasikan kedalam lingkup yang lebih
luas,
dalam
arti
bagian B (tunarungu), namun
Sekolah
model ini hanya berlaku pada
kelas
ujicoba
atau pada kelas yang memiliki karakteristik yang
sedera-
jat dengan yang diteliti. Ciri-ciri
tersebut meliputi;
latar belakang pendidikan guru, pernah mengikuti
penata
ran metode maternal reflektif, memiliki pengalaman menga
jar yang cukup di kelas rendah, mampu
menstimuli
siswa
untuk
menggunakan
asas
melakukan
kontras
tujuan
dalam
yang
percakapan,
percakapan
trampil
untuk
merelevansikan
telah ditetapkan, serta
kondisi
dengan
kemampuan
siswa yang heterogen dari segi ketunarunguan, kecerdasan, dan motivasi belajarnya.
Meskipun model program yang dirancang oleh peneliti
cukup efektif, namun karena ujicoba penerapannya bersifat terbatas
dan tidak menggunakan kontrol , maka
hasilnya
belum dapat memberikan informasi yang lengkap. Untuk itu, ddisarankan
penelitian
kepada peneliti berikunya untuk
melanjutkan
ini dalam lingkup yang luas serta subyek dan
lokasi penelitian ddalam skala besar.
146