BULETIN
PENELITIAN KESEHATAN Vol. 44 No. 4 Desember 2016
ISSN 0125 – 9695 E ISSN 2338-3453
BULLETIN OF HEALTH RESEARCH DEWAN REDAKSI Editorial Board
KETUA DEWAN REDAKSI Managing Editor
Prof. Dr. M. Sudomo (Parasitologi Medik; WHO)
ANGGOTA DEWAN REDAKSI Members of the Editorial Board
Dra Nani Sukasediati, Apt, Ms (Farmakologi; WHO) drh. Rita Marleta Dewi, M.Kes (Parasitologi ; Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan) dr. Lusianawaty Tana, Sp.OK (Kesehatan dan Keselamatan Kerja : Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Dr. dr. Sri Idaiani, Sp.Kj (Epidemiologi : Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan) Dr. Dwi Hapsari Tjandrarini, M.Kes (Biostatistik :Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat) Siti Sundari, MPH, DSc (Kebijakan Kesehatan : Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia) Dra. Rachmalina Prasodjo, MSc, PH (Perilaku Kesehatan : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat) Sri Irianti, SKM, MPhil, PhD (Kesehatan Lingkungan : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat)
MITRA BESTARI
Prof. Dr. dr. Umar Fahmi Achmadi, PhD (Toksikologi Lingkungan ; Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia) Prof. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH (Biomedik ; Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan) Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (Perilaku Masyarakat : FKM - UI) Prof. Dr. dr. Kusharisupeni , M.Sc (Gizi Klinik dan Kesmas, FKM-UI) Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, MS (Drug Delivery, Herbal : FK-UI)
Peer Reviewer
REDAKSI PELAKSANA Executive Editor
Pattah, SIP Leny Wulandari, SKM, MKM
SEKRETARIS Secretary
Siti Rachma, SS, MKM
STAF SEKRETARIAT Secretariat Staff
Suwarno Happy Chandraleka, ST Cahaya Indriaty, SKM, M.Kes Zulfah Nur’aini, A.Md Hana Endang Wahyuni
Terbit 4 kali setahun (Quarterly publication) - ( Maret, Juni, September, Desember ) Buletin Penelitian Kesehatan adalah forum komunikasi hasil-hasil penelitian, tinjauan hasil-hasil penelitian, metodologi dan pendekatan-pendekatan baru dalam penelitian yang berkaitan dengan upaya kesehatan di Indonesia. Buletin ini merupakan publikasi resmi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia
Bulletin of Health Studies is a forum communicating research results, research reviews, methodologies and new approaches for health research relevant to health services in Indonesia. It is a formal publication of the National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health, Republic of Indonesia
Alamat Redaksi : Bagian Umum, Dokumentasi dan Jejaring Sekretariat Badan Litbang Kesehatan Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 E-mail :
[email protected] Telp. (021) 4261088 ext. 306 Fax. (021) 4244228 Website : http//ejournal.litbang.go.id/index.php/BPK
BULETIN
PENELITIAN KESEHATAN Vol. 44 No. 4 Desember 2016
ISSN 0125 - 9695 E-ISSN 2338-3453
BULLETIN OF HEALTH RESEARCH DAFTAR ISI
ARTIKEL 1.
Intervensi Terpadu Pengurangan Dampak Buruk Asap Rokok pada Ruangan Berpengatur Udara di Lingkungan Universitas Sriwijaya Integrated Intervention of Harm Reduction of Smoke in the Air Conditioned Rooms in Sriwijaya University
219 - 226
(Najmah, Fenny Etrawati, Yeni dan Feranita Utama) 2.
Angka Kematian dan Faktor Risiko Stroke Sebagai Penyebab Dasar Kematian di Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat
227 - 236
Death Rate and Risk Factors of Stroke as Underlying Cause of death in Padang Pariaman District, West Sumatera Province
(Laurentia Mihardja, Dina Bisara, Lannywati Ghani, Lamria Pangaribuan danTeti Teja) 3.
4.
5.
Rickettsia pada Pinjal Tikus (Xenopsylla Cheopis) di Daerah Pelabuhan Semarang, Kupang dan Maumere Rickettsia on Rat Fleas (Xenopsylla Cheopis) from Seaport of Semarang, Kupang and Maumere (Arum Sih Joharina, Arief Mulyono, Tika Fiona Sari, Esti Rahardianingtyas, Dimas Bagus Wicaksono Putro, Noor Endah Pracoyo dan Ristiyanto) Pencegahan Penularan HIV/AIDS: Efektivitas Metode KIE “Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)” Prevention of Hiv/Aids Transmission: Efectiveness of Information, Education and Communication Method of “I Am Proud I Know (ABAT)” (Achmad Chairul Hamdi, Merry Wijaya dan Shelly Iskandar)
237 - 244
Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat Dalam Implementasi Layanan Pencegahan Penularan HIV-AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA)
253 - 264
245 - 252
How Does Local Government of West Java Province Implement the Preventing Mother to Child Transmission (Pmtct) of Hiv-Aids
(Sugiharti dan Heny Lestary) 6.
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (Poned) di Kabupaten Karawang Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care (Beonc) Implementation in Karawang District (Andi Leny Susyanty, Heny Lestary dan Raharni))
265 - 278
7.
Karakterisasi Mutu Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dari Tiga Tempat Tumbuh Quality Characterization of Soursop Leaf Extract (Annona muricata L.) From Three Growing Places (Herni Asih Setyorini, Arifayu Addiena Kurniatri, Rosa Adelina dan Winarsih)
279 - 286
8.
Sensitifitas dan Spesifisitas Pertanyaan Gejala Saluran Pernapasan dan Faktor Risiko untuk Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Sensitivity and Specificity of Questions on Respiratory Symptoms and Risky Behavior for Diagnosing Chronic Obstructive Pulmonary Disease (Copd) (Lusianawaty Tana, Delima, Marice Sihombing, Sri Muljati dan Lannywati Ghani)
287- 296
BULETIN
Vol. 44 No. 4 December 2016
PENELITIAN KESEHATAN
ISSN 0125 - 9695 E-ISSN 2338-3453
BULLETIN OF HEALTH RESEARCH
The abstract sheet may be reproduced/copied without permission
NLM : QV 137 Najmah, Fenny Etrawati, Yeni dan Feranita Utama Public Health Faculty, Sriwijaya University Jl. Lintas Indralaya Prabumulih-Indralaya, Sumatera, Indonesia E-mail :
[email protected] Integrated Intervention of Harm Reduction of Smoke in the Air Conditioned Rooms in Sriwijaya University Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, December, Pages. 219 - 226 Sriwijaya University is a workplace and learning places which requires to be smoking-free areas. Most of the rooms were designed as closed-air conditioned so it can be harmful if there were smoking activity there. This study aimed to test the effectiveness of the integrated intervention of smoke harm reduction in closed space/ air-conditioned rooms in the Sriwijaya University environment. Eighty one University employees were selected as respondents based on a cluster random sampling method. The intervention included interactive counselling, candy cigarette substitutes, and short messages text (SMS) of health promotion. Data analysis used was paired t test. The results indicated that the integrated interventions provided significant changes to knowledge and attitudes towards smoking in the closed spaces/air-conditioned rooms after the intervention (p-value = 0.002 and 0.016). Statistically, however, the behaviour has no difference in average scores of 12.89 and 12.78 respectively before and after intervention. To sum up, there is a need of a comprehensive and longterm interventions related to smoking behaviour changes in Sriwijaya University. In addition, a regulation related to smoke-free area in Sriwijaya University is urgently needed to protect passive smokers from the negative impacts of smoking activities. Keywords: air-conditioned room, harm reduction, smoke-free area, -----------------------------------------------------------------NLM : WL 356
Pelayanan Kesehatan, 2 Pusat Penelitian dan Pengambangan Upaya Kesehatan Masyarakat 1,2 Jl.Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia Email:
[email protected] Death Rate And Risk Factors of Stroke as Underlying Cause of Death in Padang Pariaman District, West Sumatera Province Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, December, Pages. 227 - 236 Mortality data are one of important indicators for the publich health The aim of this study is to know about the death rate, characteristics and risk factors of stroke as underlying cause of death in Padang Pariaman district. The mortality data in 2010 was analyzed using SPSS 16. The results showed that the entire death data was amount of 2642 and crude death rate was 6.71. Proportion of stroke in the district was 19.3% and stroke mortality rate was 1.29 per 1000 population in the year 2010, The risk factors of stroke as underlying cause of death after adjusted with education, employment and place of death were age and gender. The age of 40 – 64 years had the risk with OR of 6.45 (95% CI 2.77 – 14.28, p < 0.0001) and age of > 65 years had the risk of 10.29 (95% CI 4.47 – 23.69, p < 0.0001) compared to 20 – 39 year old. Women had greater risk than that of men with OR of 1.43 (95% CI 1.16 – 1.76, p < 0.001). The mortality rate of stroke as an underlying cause of death is high, so it is necessary to prevent the disease by appropriate intervention program. Keywords: age, cause of death, , gender, stroke, -----------------------------------------------------------------NLM : QX 550 Arum Sih Joharina, Arief Mulyono, Tika Fiona Sari, Esti Rahardianingtyas, Dimas Bagus Wicaksono Putro, Noor Endah Pracoyo dan Ristiyanto
Laurentia Mihardja, Dina Bisara, Lannywati Ghani, Lamria Pangaribuan, Teti Teja, Joko Irianto, Ning Sulistyowati, dan Felly Senewe
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Jl. Hasanudin No. 123 PO BOX 200 Salatiga, Indonesia 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia E - mail :
[email protected]
Pusat Penelitian dan Pengambangan Sumber Daya dan
Rickettsia on Rat Fleas (Xenopsylla Cheopis) from
1
1.
Seaport Of Semarang, Kupang And Maumere Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, December, Pages. 237 - 244 The genus of Rickettsia is gram negative bacteria causing rickettsioses and involve mammal hosts and arthropod vectors in their life cycle (lices, mites, ticks, and fleas). Rats were one of rickettsial hosts, and fleas were rat ectoparasites that involve in the transmision from bacteria into humans. Unspecific clinical manifestation and difficulties of laboratory diagnoses caused the information about rickettsioses in humans were still limited. The aim of this study was to detect Rickettsia spp on rat fleas. Rat flea specimens were collected from three seaports of Semarang, Kupang and Maumere. Specimens were analyzed using PCR method by gltA amplification (primer 877F and 1258R). Confirmation of rickettsia species was conducted by sequencing. The results showed percentages of rickettsial infections on rat fleas for Semarang, Kupang, and Maumere were 19%, 61%, and 44%, respectively. Seven samples from eighteen samples sequences confirmed as Rickettsia typhi and the other 11 samples were Bartonella sp. This study was provided additional information about the presence of Rickettsia in 3 seaport in Indonesia and could be initiating rickettsioses surveilans in the regions. Keywords: Rickettsia spp., Xenopsylla cheopis, rat, molecular, Indonesia -----------------------------------------------------------------NLM : WC 503.6 Achmad Chairul Hamdi, Merry Wijaya dan Shelly Iskandar Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Jl. RA Wiraatmaja No. 4 Purwokerto, Indonesia 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 3 Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 2,3Jl. Eijikman No. 38 Bandung, Indonesia E - mail :
[email protected] 1
Prevention of Hiv/Aids Transmission: Efectiveness of Information, Education and Communication Method of “I Am Proud I Know (ABAT)” Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, December, Pages. 245 - 252 The epidemic of HIV/AIDS in Indonesia is one of fastest growing among Asian countries. One of the efforts of the government to reduce HIV/AIDS cases is by implementing Information Education and Communication (IEC) which is so-called “Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)”. However, the effectiveness of ABAT and its methods have not been evaluated. The aim of this study is to analyze the effectiveness of IEC of ABAT on knowledge, perception,
stigma and HIV/AIDS behavioral prevention among selected high school students. This is a quantitative research, using pre-test, post-test, and control group of Quasi Experimental Design. A number of 221 students were chosen using multistage random sampling, divided into groups of single, multiple and control. The results of this study showed that the IEC of ABAT effectively increased knowledge, perception and preventive behavior, but it had not been able to reduce stigma. IEC of ABAT multiple sessions provided higher impact thanthat of the single session (p < 0.05). It is necessary to improve methods of IEC to encourage the improvement of knowledge, perception, and reduced stigma and HIV/ AIDS risk behavior. Keywords: behavior, HIV/AIDS, knowledge, perception, stigma ----------------------------------------------------------------NLM : WC 503.6 Sugiharti dan Heny Lestary Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia E- mail :
[email protected] How Does Local Government of West Java Province Implement the Preventing Mother to Child Transmission (Pmtct) of Hiv-Aids Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, December, Pages. 253 - 264 Increasing cases of HIV-AIDS transmission in women and children were becoming more and more alarming The central government policy to prevent the transmission of HIV-AIDS had been carried out since 2002, but its implementation has not been satisfactory. Therefore, it is needed to review the local government policy in the prevention and control of HIV-AIDS transmission from mother to child (PMTCT). The study was carried out in West Java province and its 3 cities/districts as the province was one of the five provinces with highest HIVAIDS cases in Indonesia using. qualitative study through in-depth interviews with the stakeholders of HIV-AIDS programs .The study revealed that West Java province had no adequate local policies and its current policy was not specifically for the PMTCT but it remained in general about HIV-AIDS. Moreover, the policies in the three districts and municipality were the same as of the central and provincial .Clear policy from the local government on PMTCT should be formulated through District Health Office for the implementation of the PMTCT services, including the provision of PMTCT budget ranging from promotive, preventive, currative, and rehabilitative programs. Keywords: PMTCT, HIV-AIDS, local government, MCH
-----------------------------------------------------------------NLM : WS 421 Andi Leny Susyanty, Heny Lestary dan Raharni Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan. 2Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. 1,2 Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia Email:
[email protected] 1
Basic Emergency Obstetric And Neonatal Care (Beonc) Implementation In Karawang District Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, Desember, Pages. 265 - 278 One of the Ministry of Health efforts to support the decrease of maternal and child deaths rates is optimizing the handling of Obstetrics and Neonatal Emergency / complications at the level of basic services through the Basic Emergency Obstetric Neonatal Care (BEONC). A study was done in Karawang in 2014 to obtain input dan output from the implementation of the BEONC program and it’s financing from secondary data and policy. There has been an increase of budget of the construction of health centers which were capable of being BEONC since 2011, but it was not sufficient for the completeness of infrastructure and trained personnel .The increasing number of health centers capable of being BEONC was accompanied by increased number of handling of pregnant women and postpartum mothers at health centers. However, there were some authorities that have not been executed as to comply with the BEONC guidelines.. Financing of health centers capable of being BEONC should be allocated to meet the needs of health centers’ infrastructures and skilled personnel, so that they can run the appropriate implementation of BEONC Guidelines. Keywords: BEONC, financing,, health center, -----------------------------------------------------------------NLM : QV 766 Herni Asih Setyorini, Arifayu Addiena Kurniatri, Rosa Adelina dan Winarsih Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Jl. Percetakan Negara 23 Jakarta, 10560 Indonesia E - mail :
[email protected] Quality Characterization of Soursop Leaf Extract (Annona muricata L.) from Three Growing Places Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, December, Pages. 279 - 286 The soursop leaves (Annona muricata L.) are part of soursop plants that have a potential to be developed as
anticancer as it contains annonacin. Annonacin is one of the acetogenins compounds group that are cytotoxic and mostly can be found in soursop plants. In the development of pharmaceutical preparation, apart from their safety and efficacy, quality of medicinal raw materials has been one of the important factors. Soursop leaf extract quality can be affected by their types of growing places. Therefore, the research of the quality characterization of soursop leaf extracts from three different growing places needs to be done in order to identify the quality of the extract used as herbal medicines. Quality inspection of soursop leaf extracts was including non-specific and specific parameters. Soursop leaf samples were obtained from three growing places with different altitude, which were from Tawangmangu, Central Java,; Pasuruan, East Java; and Bogor, West Java.The results showed that the best leaf extracts of soursop was from Pasuruan with non-specific parameters: (water content of 7,15% , ash content of 3,59% and 0,44 ppb levels of aflatoxin G2, and specific parameters: (the concentration of annonacin is 12,80%). Keywords: soursop leaf, annonacin, characterization, quality extracts, -------------------------------------------------------------------NLM : WF 140 Lusianawaty Tana, Delima, Marice Sihombing, Sri Muljati dan Lannywati Ghani *Center for Health Resources and Services Research and Development National Institute of Health Research and Development **Center for Public Health Research and Development National Institute of Health Research and Development Sensitivity and Specifisity of Questions on Respiratory Symptoms and Risky Behavior for Diagnosing Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) Bulletin of Health Research Vol. 44 No. 4, December, Pages. 287- 296 Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a chronic lung disease characterized by progressive nonreversible or partially reversible airflow obstruction in the airway. The aim of this study was to assess the sensitivity and specificity of questions on respiratory symptoms and risky behavior for diagnosing COPD. Method. This study was a further analysis of Bogor Cohort Study on Non-Communicable Risk Factors 2011-2012 data. COPD was diagnosed by spirometry examination with bronchodilator. Twelve questions on COPD respiratory symptoms and two questions on rizky behavior were analyzed using crossed tabulation with 5 % significance level. Results. The sensitivity and specificity of several aggregate questions on respiratory symptom and COPD risk factors ranged from 12.5% to 94.3% and 2.2% to 94.4%. Aggregate of 7 questions
on 6 respiratory symptoms and 1 smoking behavior with either one was answered “Yes” had the optimal sensitivity (68.1 %) and specificity (59.7 %). Those questions were coughing more than 1 month, excreting sputum almost every day, easily feeling fatigue or dyspnea while doing activity, dyspnea > 3 months that restricted daily activities, worsened fatigue/dyspnea,
whizzing, and smoking behavior. Conclusion. Questions on respiratory symptoms were neither sensitive nor specific for diagnosing COPD. Keywords: chronic obstructive pulmonary disease, sensitivity, specificity.
BULETIN
Vol. 44 No. 4 Desember 2016
PENELITIAN KESEHATAN
ISSN 0125 - 9695 E-ISSN 2338-3453
BULLETIN OF HEALTH RESEARCH
Lembar abstrak ini boleh diperbanyak/di-copy tanpa izin
NLM : QV 137 Najmah, Fenny Etrawati, Yeni dan Feranita Utama Public Health Faculty, Sriwijaya University Jl. Lintas Indralaya Prabumulih-Indralaya, Sumatera, Indonesia E-mail :
[email protected] Intervensi Terpadu Pengurangan Dampak Buruk Asap Rokok pada Ruangan Berpengatur Udara di Lingkungan Universitas Sriwijaya Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 219 - 226 Universitas Sriwijaya merupakan kawasan tempat kerja sekaligus tempat proses pembelajaran yang seharusnya membuat kawasan bebas asap rokok. Sebagian besar ruangan didesain tertutup dan berpengatur udara Air Conditioning (AC) sehingga dapat menyebabkan dampak buruk jika ada aktivitas merokok di dalamnya. Penelitian bertujuan untuk menguji efektivitas intervensi terintegrasi pengurangan dampak buruk asap rokok pada ruangan tertutup /ber-AC di lingkungan Universitas Sriwijaya. Sebanyak delapan puluh satu pegawai Universitas Sriwijaya diambil sebagai responden menggunakan teknik cluster random sampling. Intervensi yang diberikan meliputi konseling interaktif, permen pengganti rokok dan pesan singkat promosi kesehatan. Analisis data menggunkan uji t berpasangan. Hasil menunjukkan bahwa Intervensi terintegrasi ini memberikan perubahan yang signifikan terhadap pengetahuan dan sikap terhadap aktivitas merokok di ruang tertutup/ber- AC setelah intervensi (p-value = 0.002 dan 0.016. Secara statistik, perilaku sebelum dan setelah intervensi tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata skor (masingmasing 12.89 dan 12.78). Oleh Karena itu, diperlukan intervensi yang komprehensif dan berkelanjutan dalam mengubah perilaku merokok di Universitas Sriwijaya. Selain itu, diperlukan terkait kawasan tanpa rokok untuk melindungi perokok pasif dari efek negatif aktivitas merokok. Kata kunci: Kawasan Tanpa Rokok, ruangan ber-AC, pengurangan dampak -------------------------------------------------------------------NLM : WL 356 Laurentia Mihardja, Dina Bisara, Lannywati Ghani, Lamria Pangaribuan, Teti Teja, Joko Irianto, Ning Sulistyowati, dan Felly Senewe
Pusat Penelitian dan Pengambangan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan, 2Pusat Penelitian dan Pengambangan Upaya Kesehatan Masyarakat 1,2 Jl.Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia Email:
[email protected] 1
Angka Kematian dan Faktor Risiko Stroke Sebagai Penyebab Dasar Kematian di Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 227 - 236 Data kematian merupakan salah satu indikator kesehatan masyarakat yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kematian, karakteristik dan faktor risiko dari stroke sebagai penyebab dasar kematian di Kabupaten Padang Pariaman. Karakteristik meliputi usia, jenis kelamin, tempat meninggal, pendidikan dan pekerjaan. Dilakukan analisis data kematian 2010 menggunakan SPSS 16,0. Jumlah seluruh data kematian selama satu tahun adalah 2642, diperoleh angka kematian kasar sebesar 6,71. Proporsi kematian akibat stroke sebesar 19,3% dan angka kematian stroke didapat sebesar 1,29 per 1000 penduduk per tahun 2010. Faktor risiko sebagai penyebab dasar kematian stroke setelah disesuaikan dengan pendidikan, pekerjaan dan tempat meninggal adalah umur dan jenis kelamin. Umur 40 – 64 tahun berisiko OR 6,45 (95% CI 2,77 – 14,28, p < 0,0001) dan usia > 65 tahun OR 10,29 (95% CI 4,47 – 23,69, p < 0,0001) dibanding usia 20 – 39 tahun. Perempuan berisiko OR 1,43 ( 95% CI 1,16 – 1,76, p < 0,001) dibanding laki –laki. Angka kematian stroke sebagai penyebab dasar kematian cukup tinggi sehingga perlu strategi intervensi pencegahan stroke yang tepat di masyarakat. Kata kunci: stroke, penyebab kematian, umur, jenis kelamin -------------------------------------------------------------------NLM : QX 550 Arum Sih Joharina, Arief Mulyono, Tika Fiona Sari, Esti Rahardianingtyas, Dimas Bagus Wicaksono Putro, Noor Endah Pracoyo dan Ristiyanto Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Jl. Hasanudin No. 123 PO BOX 200 Salatiga, Indonesia 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia 1.
E - mail :
[email protected] Rickettsia pada Pinjal Tikus (Xenopsylla Cheopis) di Daerah Pelabuhan Semarang, Kupang dan Maumere Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 237 - 244 Rickettsia merupakan bakteri pathogen penyebab berbagai rickettsiosis yang siklus hidupnya melibatkan reservoir mamalia dan vektor artropoda (kutu, tungau, caplak, dan pinjal). Tikus merupakan salah satu reservoir bakteri Rickettsia dan pinjal merupakan ektoparasit tikus yang berperan menularkan bakteri kepada manusia. Gejala klinis tidak spesifik dan diagnosis laboratorium yang sulit menyebabkan informasi mengenai rickettsiosis pada manusia masih sangat terbatas. Tujuan penelitian adalah mendeteksi Rickettsia spp. pada pinjal. Sampel pinjal tikus diambil dari tiga daerah pelabuhan yaitu Semarang, Kupang, dan Maumere. Sampel dianalisa menggunakan metode PCR dengan amplifikasi gen gltA (primer 877F dan 1258R). Sekuensing dilakukan untuk mengkonfirmasi spesies Rickettsia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase Rickettsia spp. pada pinjal tikus di Semarang 19%, Kupang 61%, dan Maumere 44%. Tujuh sampel dari 18 sampel yang disekuensing terkonfirmasi sebagai R.typhi dan 11 sampel sisanya merupakan Bartonella sp. Penelitian ini memberikan informasi tambahan tentang keberadaan Rickettsia di beberapa kota pelabuhan di Indonesia dan dapat dijadikan sebagai dasar surveilans rickettsiosis di Indonesia. Kata kunci: Rickettsia spp., Xenopsylla cheopis, tikus, molekuler, Indonesia -------------------------------------------------------------------NLM : WC 503.6 Achmad Chairul Hamdi, Merry Wijaya dan Shelly Iskandar Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Jl. RA Wiraatmaja No. 4 Purwokerto, Indonesia 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran 3 Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. 2,3Jl. Eijikman No. 38 Bandung, Indonesia E - mail :
[email protected] 1
Pencegahan Penularan HIV/AIDS: Efektivitas Metode KIE “Aku Bangga Aku Tahu (Abat)” Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 245 - 252 Laju peningkatan HIV/AIDS di Indonesia merupakan salah satu yang tercepat di Asia. Sebagai upaya pengendalian HIV/AIDS, pemerintah meluncurkan modul komunikasi informasi dan edukasi Aku Bangga Aku Tahu (KIE ABAT). Efektivitas metode dan KIE ABAT sampai saat ini belum pernah dilakukan evaluasi.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas KIE ABAT terhadap pengetahuan, persepsi, stigma dan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada siswa/siswi SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Quasi Experiment Design dengan Pre-test Post-test Control Group Design. Sebanyak 221 siswa berpartisipasi dalam penelitian yang dipilih menggunakan multistage random sampling, kemudian dibagi kedalam kelompok single, multiple dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KIE ABAT efektif meningkatkan pengetahuan, persepsi dan perilaku pencegahan, akan tetapi belum mampu menurunkan stigma. Simpulan berikutnya adalah KIE ABAT multiple session memberikan pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan dengan single session. Untuk itu perlu penyempurnaan metode KIE agar dapat mendorong terjadinya peningkatan pengetahuan, persepsi, penurunan stigma dan peningkatan perilaku pencegahan HIV/AIDS. Kata kunci: HIV/AIDS, pengetahuan, perilaku, persepsi, stigma. -------------------------------------------------------------------NLM : WC 503.6 Sugiharti dan Heny Lestary Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia E- mail :
[email protected] Bagaimana Kebijakan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Barat Dalam Implementasi Layanan Pencegahan Penularan HIV-AIDS dari Ibu ke Anak (PPIA) Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 253 - 264 Peningkatan kasus infeksi HIV-AIDS pada perempuan dan anak makin hari makin mengkhawatirkan. Kebijakan pemerintah pusat untuk mencegah penularan HIV-AIDS sudah digulirkan sejak tahun 2002, namun implementasinya di lapangan masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah daerah provinsi dan 3 kota di Jawa Barat dalam implementasi layanan pencegahan penularan HIV-AIDS dari ibu ke anak (PPIA). Metodenya adalah kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam pada pemegang program HIV-AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota. Provinsi Jawa Barat dan 3 kota/kabupaten lainnya belum terdapat kebijakan yang adekuat, karena belum ada kebijakan secara khusus untuk PPIA. Disamping itu tiga kota/kabupaten masih menggunakan kebijakan dari pusat dan provinsi. Sebaiknya ada kebijakan tertulis dari pemerintah daerah melalui dinas kesehatan untuk implementasi layanan PPIA, misalnya dengan memasukkan anggaran PPIA secara khusus ke dalam APBD, baik untuk kegiatan promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Dengan adanya kebijakan pemerintah daerah dapat memberikan lingkungan yang
kondusif bagi terselenggaranya upaya pencegahan dan penanggulangan penularan HIV dari ibu ke anak. Kata kunci : PPIA, HIV-AIDS, Pemerintah Daerah, KIA -------------------------------------------------------------------NLM : WS 421 Andi Leny Susyanty, Heny Lestary dan Raharni Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan. 2Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat. 1,2 Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia Email:
[email protected] 1
Pelaksanaan Program Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (Poned) di Kabupaten Karawang Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 265 - 278 Salah satu upaya Kementerian Kesehatan dalam mendukung percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Neonatal adalah melakukan optimalisasi penanganan Obstetri dan Neonatal emergensi/komplikasi di tingkat pelayanan dasar melalui Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Kajian ini dilakukan di Kabupaten Karawang pada tahun 2014 untuk memperoleh masukan dan luaran pelaksanaan program PONED dan pembiayaannya. Penelusuran dokumen dan observasi dilakukan di puskesmas PONED. Hasil kajian menunjukkan peningkatan biaya pembangunan puskesmas mampu PONED sejak tahun 2011 sampai 2013, namun tidak diimbangi dengan kelengkapan sarana prasarana dan tenaga terlatih. Peningkatan jumlah Puskesmas mampu PONED juga diiringi dengan meningkatnya penanganan ibu hamil dan ibu nifas di Puskesmas mampu PONED, namun masih ada beberapa kewenangan Puskesmas PONED yang belum dijalankan sesuai Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED. Pembiayaan puskesmas mampu PONED seharusnya dialokasikan untuk memenuhi prasarana puskesmas mampu PONED dan kompetensi petugas PONED sehingga dapat menjalankan kewenangan sesuai Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED. Kata kunci :PONED, pembiayaan, puskesmas -------------------------------------------------------------------NLM : QV 766 Herni Asih Setyorini, Arifayu Addiena Kurniatri, Rosa Adelina dan Winarsih Pusat Penelitian dan Pengambangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Jl. Percetakan Negara 23 Jakarta, 10560 Indonesia E - mail :
[email protected] Karakterisasi Mutu Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dari Tiga Tempat Tumbuh
Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 279 - 286 Daun sirsak (Annona muricata L.) merupakan bagian dari tanaman sirsak yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker karena mengandung annonacin. Annonacin adalah salah satu senyawa golongan acetogenins yang bersifat sitotoksik dan paling banyak terkandung dalam tanaman sirsak. Dalam pengembangan sediaan obat, mutu bahan baku obat merupakan salah satu faktor penting, selain keamanan dan efektifitas. Mutu ekstrak daun sirsak dapat dipengaruhi oleh perbedaan tempat tumbuh. Oleh karena itu, penelitian karakterisasi terhadap mutu ekstrak daun sirsak pada tiga tempat tumbuh perlu dilakukan untuk mengidentifikasi mutu ekstrak yang digunakan sebagai obat herbal. Pemeriksaan mutu ekstrak daun sirsak mencakup parameter non spesifik dan spesifik. Sampel daun sirsak diperoleh dari tiga tempat tumbuh dengan ketinggian yang berbeda, yaitu daerah Tawangmangu, Jawa Tengah; Pasuruan, Jawa Timur; dan Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak yang paling baik adalah ekstrak dari daerah Pasuruan dengan parameter non spesifik: (kadar air 7,15%, kadar abu 3,59%, kadar aflatoksin G2 0,44 ppb), dan parameter spesifik: (kadar annonacin sebesar 12,80%). Kata kunci: daun sirsak , annonacin, karakterisasi, mutu ekstrak -------------------------------------------------------------------NLM : WF 140 Lusianawaty Tana, Delima, Marice Sihombing, Sri Muljati dan Lannywati Ghani Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan. 2Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat 1,2 Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta 10560, Indonesia 1
Sensitifitas dan Spesifisitas Pertanyaan Gejala Saluran Pernapasan dan Faktor Risiko untuk Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 44 No. 4, Desember, Hal. 287- 296 Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit paru kronik, ditandai dengan adanya hambatan aliran udara di saluran pernapasan, dan bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. Tujuan penelitian untuk mendapatkan sensitifitas dan spesifisitas pertanyaan gejala saluran pernapasan dan faktor risiko terhadap PPOK. Metode. Penelitian ini merupakan analisis lanjut sampel Studi Kohor Faktor Risiko PTM di Bogor tahun 2011-2012. Variabel yang dianalisis terdiri dari 12 pertanyaan gejala saluran pernapasan dan dua pertanyaan faktor risiko PPOK. Diagnosis PPOK berdasarkan hasil spirometri dengan bronchodilator. Analisis untuk mendapatkan nilai sensitifitas dan
spesitifitas dilakukan tabulasi silang dengan tingkat kemaknaan 5%. Hasil. Dari kombinasi antara pertanyaan gejala saluran pernapasan dan factor risiko terhadap PPOK, didapatkan range sensitifitas antara 12,5%-94,3% dan spesifitas 2,2% - 94,4%. Sensitifitas dan spesifisitas tertinggi adalah adanya salah satu dari 7 pertanyaan saluran pernapasan dan faktor risiko merokok terhadap PPOK yaitu dengan sensitifitas 68,1% dan dengan spesifisitas 59,7%. Tujuh pertanyaan tersebut adalah
batuk setiap hari satu bulan lebih, mengeluarkan dahak/reak hampir setiap hari, cepat lelah/sesak napas bila beraktivitas, keluhan sesak napas >3 bulan yang membatasi aktivitas sehari-hari, cepat lelah/sesak napas semakin memberat, mengi, dan merokok. Kesimpulan. Pertanyaan gejala saluran pernapasan kurang sensitif dan kurang spesifik untuk mendiagnosis PPOK. Kata kunci: penyakit paru obstruksi kronis, sensitifitas, spesifisitas.