ISSN: 1410-2935
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research)
Vol. 14 No. 3, Juli
2011
K E M E N T E R I A N K E S E H A T A N R E P U B L I K INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN P E N G E M B A N G A N K E S E H A T A N PUSAT HUMANIORA KEBIJAKAN KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Alamat Redaksi/Penerbit Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jalan Indrapura 17, Surabaya 60176 Telp. (031)3528748, Fax. (031) 3528749 E-mail:
[email protected]
Bul. Penel. Sistem Kes.
Vol. 14
No. 3
Him.209-309
Surabaya, Juli 2011
ISSN: 1410-2935
Terakreditasi {Accredited) A-LIPI Nomor 171/AU1/P2MBI/08/2009
ISSN: 1410-2935
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Bulletin of Health System Research) Volume 14. No. 3, Juli 2011
DAFTAR IS!
Pola Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dan Faktor yang Memengaruhinya di Indonesia Tahun 2010 Mochamad Setyo Pramono dan Umi Muzakklroh
209-217
Validation Test for Verbal Autopsy Tool in Capturing TB Death in the Community In Metro City, Lampung Province Sanmawar Djaja dan Lamria Pangaribuan
218-225
Are Under Weight Adolescents Boys Associated to A Lower Socio Economic Status in Indonesia? Dwi Susllowati
226-233
Efektivitas Home Wsrf terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Klien TBC di Wilayah Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Reni Chairani, Heni Nurhaeni, Wahyu Widagdo, A. Eru Saprudin.^mumpuni, Elsye Rachmawati, Lindawati dan li Solihah
234-240
Hubungan Dukungan Sosial terhadap Depresi Remaja Mantan Penyalahgunaan Napza di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pondok Bambu Jakarta TImur Tahun 2009 Hen! Nurhaeni, Reni Chairani, Suryati, Suryani Manurung, Tri Riana Lestari dan Sumiati
241-246
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif terhadap Derajat Stres Oksidatif Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo
1^249-257
Benefits "Sajojo" as Efforts Through the Promotion of Health Effects of Blood Cholesterol Hasmiati
258-264
Study on Feasibility and Logistics of Vaccination With Typhoid Vl-vaccine on School Children in North Jakarta Indonesia: Analysis of the Vaccination Cost Roy G.A. Massie
265-269
Pengaruh Suplementasi Zinc Sulfat dan Biskuit terhadap Konsentrasi Zinc Rambut Balita (Program MPASI Biskuit di Kertosono Jawa Timur) Indah Budiastutik, Bambang Wirjatmadi, Merryana Adrian!
270-281
Pemenuhan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Penugasan Khusus dan Tenaga PTT di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Tahun 2010 Oktarina. Mugeni Sugiharto
282-289
Impact of Sports and Nutrition Counseling to Blood Pressure and Nutritional Status Based on Waist Circumference in Hypertensive Patients at Bengkulu Municipality Emy Yuliantini, Tonny C. Maigoda
290-300
Pemanfaatan Jamu untuk Gangguan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Analisis Lanjut Data Riset kesehatan Dasar Tahun 2010 Lestari Handayani, Lusi Kristiana
301-309
Dicetak oleh Airlangga University Press (144/09.11/225E) Kampus C Unair, Jl, Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia Telp. (031) 5992246, 5992247, Fax. (031) 5992248. E-mail:
[email protected], Kesalahan penulisan (is!) di luar tanggung jawab AUP
PENGARUH LATIHAN INTERVAL ISTIRAHAT AKTIF DAN ISTIRAHAT PASIF TERHADAP DERAJAT STRES OKSIDATIF Olivia Andiana,^ dan Yudik Prasetyo^
ABSTRACT" The purpose of the research was to determine the effect interval exercise with active rest and passive rest to degree of oxidative stress. This research was an experimental study. Using "randomized pretest-posttest control group design. Samples were obtained in randomized fashion from population 124 healthy subjects between 21-22 years of age, and obtained 8 persons for each groups. They were chosen from Faculty of Sport Science, in University state of tvfalang. Blood samples were obtained from cubital veins before exercise and after exercise in eppendorf tubes. The present research was designed to determine the changes of plasma lipid peroxidation levels (expressed as malondialdehyde [MDA]) and erythrocyte SOD activity in healthy people. This type of exercise is an aerobic interval exercise by ergocycle. This exercise was executed in the morning. Laboratory examination of the variables used TBARS method in Brawijaya University. Data analysis was carried out using descriptive and inferensial statistic with statistical software SPSS, Pairwise comparisons statistical multivariat and discriminant analysis. From stastical analysis, showed the difference of rate MDA plasma post test between active group of rests interval exercise and passive rests interval exerase (p = 0.153). This mean that there no difference between group of Interval exercise with active resf and Interval exercise with passive rest. While difference of enzymatic activity SOD erythrocyte between group of interval exercise with active rest and interval exercise with passive rest have value p = 0.004. There were difference is influence which significant between group of Inten/al exercise with active rest and interval exercise with passive rest This research result may give scientific information contribution for concept development effort and form of athletics practice which evaluated from oxidative stress parameter. Key word: Interval exercise, active rest, passive rest and oxidative stress ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh latihan inten/al istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap derajat stres oksidatif Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris, dengan pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan sampe! yang dipilih secara acak dan 124 orang sehat, berumur 21-22 tahun. Mereha dipilih dari Mahasiswa llmu Keolahragaan Unlversitas Negeri Malang. Sampel darah diambil dari vena cubiti saat sebelum dan sesudah melakukan latihan, dan diletakkan dalam tabung. Variabel tergantung yang diteliti adalah menggunakan indikator kadar MDA dan aktivitas enzim SOD eritrosit. Latihan olahraga dilakukan pada pagi had dengan bentuk interval (beban latihan yang berselang-seling), terbagi menjadi dua kelompok perlakuan yang dilakukan secara random. Yaitu kelompok inten/al dengan istirahat aktifdan kelompok inten/al dengan istirahat pasif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program statistik SPSS 15, dengan menggunakan uji Manova. Dari analisis statistik menunjukkan perbedaan kadar MDA plasma post test pada kelompok latihan interval istirahat aktif dan latihan inten/al istirahat pasif memiliki nilai p = 0,153 (p > 0,05) berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada kadar MDA plasma setelah latihan interval istirahat aktifdan latihan interval istirahat pasif Sedangkan perbedaan aktivitas enzim SOD eritrosit post test pada kelompok latihan inten/al istirahat aktif dan latihan interval istirahat pasif memiliki nilai p = 0,004 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada aktivitas enzim SOD entrosit antara latihan inten/al istirahat aktifdan latihan inten/al istirahat pasif Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok latihan inten/al istirahat aktifdan latihan interval istirahat pasif Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasl untuk meningkatkan kemampuan atlit yang ditinjau dari parameter stres oksidatif Kata kunci: latihan inten/al, istirahat aktif, istirahat pasif dan stres oksidatif Naskah Masuk: 27 Juni 2011. Review 1: 30 Juni 2011, Reviews 2: 30 Juni 2011, Naskah layakterbit: 1 Juli 2011
2 Dosen Institut Pendidikan Negeri Yogyakarta, Fakuitas Keolahragaan Korespondensi: Olivia Andiana, E-mail:
[email protected],id 249
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No. 3 Juli 2011: 249-257 PENDAHULUAN Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Meskipun demikian jika olahraga dilakukan tidak tepat akan dapat menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktlf terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah terjadinya p e n i n g k a t a n p e m b e n t u k a n s e n y a w a oksidan yang diikuti dengan terjadinya peristiwa stres oksidatif {Harjanto, 2003:1). Stres oksidatif terjadi karena adanya ketidakselmbangan produksi antara pro-oksidan dan antioksidan (Leeuwenburgh & Heinecke, 2001:829). Beberapa peneliti menyebutkan bahwa stres oksidatif dapat menyebabkan terjadinya penyakit neurodegeneratif, seperti: Atherosclerosis, Parkinson, Alzheimer, (Wikipedia, 2008:1) selain itu juga mempercepat terjadinya penuaan, meningkatkan risiko terjadinya kanker ( C h a l l e m , 1997: 1) d a n k e r u s a k a n jaringan ( A n d i a n a , 2 0 0 5 : 77). S t r e s oksidatif merupakan kondisi fisiologis yang terjadi pada metabolisme aerobik (Wikipedia, 2 0 0 8 : 1; Halliwell & Gutteridge, 1999: 4). Stres oksidatif yang terjadi berlebihan a k a n menimbulkan efek yang patologis. O l a h r a g a dapat d i l a k u k a n d e n g a n b e r b a g a i metode, s a l a h satu metode latihan yang banyak dilakukan oleh atlit adalah latihan interval dengan istirahat aktif. Latihan interval m e r u p a k a n s a l a h satu sistem latihan interval yang dilakukan dengan pengulangan intensitas tinggi dan diikuti oleh periode istirahat/aktivitas rendah (Fox dkk, 1993:300). Selama ini latihan interval dengan istirahat aktif dianggap memiliki banyak keuntungan, antara lain: menghemat waktu, membakar kalori lebih banyak, meningkatkan kekuatan, meningkatkan kecepatan, meningkatkan endurance (Brunswick, 2008:1). Jika dibandingkan dengan sistem latihan lainnya, latihan interval terbukti lebih efektif meningkatkan prestasi s e o r a n g atlit (Fox, 1980:84). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa latihan dengan bentuk interval istirahat aktif telah terbukti lebih meningkatkan proses pemulihan asam laktat daripada latihan inten/al istirahat pasif (Cochrane, 2004:28). Latihan interval dengan istirahat aktif juga lebih meningkatkan daya tahan otottungkai serta kecepatan lari (Liskustyowati, 1995:86). Sejauh
250
ini telah terbukti b a h w a latihan interval istirahat aktif memiliki banyak keuntungan daripada latihan interval dengan istirahat pasif, sedangkan indikator yang menunjukkan bahwa k e d u a latihan tersebut menguntungkan dari stres oksidatif belum diketahui. Program latihan yang baik tidak hanya dapat dilihat dari satu aspek saja tetapi juga perlu ditinjau dan berbagai aspek. Derajat s t r e s oksidatif d a p a t diukur d e n g a n berbagai cara, antara lain: dengan mengukur kadar M D A p l a s m a dan aktivitas e n z i m S O D eritrosit. Terbentuknya M D A ( M a l o n d i a l d e h y d e ) dianggap sebagai suatu petanda biologis untuk mengukurderajat stres oksidatif yang terjadi pada suatu organisme ( M c B r i d g e & K r a e m e r , 1999: 177), k a r e n a M D A merupakan senyawa toksik hasil akhir terputusnya rantai karbon asam lemak pada proses peroksidasi lipid. Proses oksidasi lipid ini merupakan salah satu hasil kerja dari radikal bebas yang diketahui paling awal dan paling mudah p e n g u k u r a n n y a . Menurut WinarsI (2007: 19), M D A dalam plasma merupakan salah satu Indikator yang memiliki sensitivitas reaksi y a n g paling tinggi, ketika d a l a m s u a t u j a r i n g a n terdapat radikal bebas. Salah satu enzim antioksidan yang berguna sebagai sistem pertahanan terhadap senyawa oksigen rektif adalah Superoksida Dismutase (SOD). Aktivitas enzim S O D memiliki peran yang penting dalam sistem pertahanan tubuh, terutama terhadap aktivitas senyawa oksigen reaktif yang dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif (Gur dkk, 2003: 99). Sedangkan eritrosit merupakan suatu sel yang tidak mempunyai organel sehingga tidak bisa mensintesis bahan. Penggunaan aktivitas enzim S O D eritrosit sebagai indikator memiliki keuntungan karena enzim ini tidak dapat disintesis baru sehingga dapat terhindar dari hasil bias pengukuran. Selain itu enzim S O D ini terdapat dalam semua organisme aerob, dan sebagian besar berada dalam tingkat intraseluler, sehingga S O D digunakan s e b a g a i indikator tidak langsung yang digunakan untuk mengetahui adanya senyawa oksigen reaktif. P e m b u k t i a n tentang terjadinya p e n i n g k a t a n jumlah radikal bebas oksigen s e l a m a berolahraga, sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk dilakukan karena umur radikal bebas sangat singkat (mikrodetik) (Erman, 2003:63). Mengingat bahaya yang ditimbulkan akibat stres oksidatif s e l a m a aktivitas fisik, m a k a perlu diungkap perbedaan pengaruh latihan interval istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap derajat stres
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo) ol<sidatif. Indikator terjadinya stres oksidatif pada penelitian ini dilihat dari tingginya tingkat peroksidasi lemak pada membran sel dengan indikator kadar M D A dalam plasma darah dan aktivitas enzim S O D yang terdapat dalam eritrosit. M a k a d a l a m p e n e l i t i a n Ini p e n e l i t i Ingin mengungkap tentang apakah a d a p e r b e d a a n pengaruh latihan interval istirahat aktif dan latihan interval Istirahat pasif terhadap derajat stres oksidatif, apakah ada perbedaan pengaruh terhadap kadar MDA plasma pada latihan Interval istirahat aktif dan istirahat pasif dan apakah ada perbedaan pengaruh terhadap aktivitas enzim S O D eritrosit pada latihan interval istirahat aktif dan istirahat pasif. Dengan dilakukannya penelitian Ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang dampak latihan fisik dalam upaya meningkatkan kesehatan, kesegaran jasmani dan prestasi yang fisiologis. Sehingga masyarakat senantiasa dapat meminlmalisir timbulnya derajat stres oksidatif akibat olahraga.
METODE
Fisiologi Unlversitas Brawijaya Malang. Untuk menguji hasil penelitian digunakan uji T-Berpasangan dan ujl Mancova dengan taraf kepercayaan a = 0,05. HASIL Dari hasil penelitian yang telah d i l a k s a n a k a n diperoleh data dari responden berupa umur (tahun), berat badan (kilogram), tinggi badan (centimeter), kadar M D A plasma sebelum latihan (nmol/ml), kadar M D A plasma setelah latihan (nmol/ml), aktivitas enzim S O D eritrosit sebelum latihan (U/gHb), aktivitas enzim S O D eritrosit setelah latihan (U/gHb). Data tersebut dianalisis dengan urutan s e b a g a i berikut: analisis statistik deskriptif, uji normalitas m e n g g u n a k a n Kolmogorof-Smlrnof, uji homogenltas dan uji Mancova. Besarnya taraf signifikansi ditetapkan 5 % dan seluruh data dikerjakan d e n g a n m e n g g u n a k a n komputer memakai program S P S S 15.0 for windows. Hasil analisis data tersebut disajikan dalam l a b e l 1. H a s i l p e r h i t u n g a n uji n o r m a l i t a s y a n g a k a n disajikan dalam l a b e l 2. label 2. Uji Normalitas Variabel Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratories, dengan rancangan The Pre test - Post test Group Design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa llmu Keolahragaan Unlversitas Negeri Malang, kelas reguler. angkatan 2005/2006, yang berkelamin laki-laki sejumlah 16 orang. Dengan c a r a r a n d o m , m a h a s i s w a dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yang terdiri dari: (1) 8 orang kelompok latihan interval istirahat aktif dan (2) 8 orang kelompok latihan interval Istirahat pasif. Data p e n e l i t i a n d i k u m p u l k a n d e n g a n c a r a p e m e r i k s a a n laboratorium melalul unit a n a l i s i s darah yang d i a m b i l dari vena ante cubiti p a d a waktu sebelum latihan dan setelah diberi latihan, Pemeriksaan laboratorik dilakukan di Laboratorium
Variabel Umur (th) Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Kadar MDA Plasma Sebelum Latihan (nmol/ml) Kadar MDA Plasma Setelah Latihan (nmol/ml) Aktivitas Enzim SOD Eritrosit (U/gHb) Sebelum Latihan Aktivitas Enzim SOD Eritrosit (U/gHb) Setelah Latihan
Kelompok Istirahat Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif Aktif Pasif
P 0,050 0,072 0,989 0,939 0,911 1,000 0,728 0,789 0,944 0,740 0,904 0,706 0,994 0,977
label 1. Nilai Rerata dan S D Variabel Penelitian
Variabel Umur (th) Berat Badan (Kg) Tinggi Badan (Cm) Kadar M D A Plasma (nmol/ml) Aktivitas Enzim SOD Eritrosit (U/gHb)
Latihan Istirahat Aktif (Rerata ± SD) Sebelum Sesudah 21,125 ± 0,353 60,187 ± 5,931 173,125 ± 2,771 5.489 ± 1,038 5.556 ± 1,164 212.458 ± 28,295 200,020 ± 25.938
Latihan Istirahat Pasif (Rerata ± SD) Sebelum Sesudah 21,250 ± 0,462 59,800 ± 5,950 171,287 ± 3,131 5,291 ± 1,029 4,889 ± 1,062 214,059 ± 20.144 249,544 ± 20,539 251
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No, 3 Juii 2011; 249-257 Berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai p > 0,05. Hal ini berarti bahwa seluruh data pada variabel penelitian berdistribusi normal. Uji homogenltas dilakukan untuk mengetahui bahwa. s a m p e l penelitian memiliki kondisi a w a l yang s a m a atau tidak antara kelompok istirahat aktif dan kelompok istirahat pasif. Uji homogenltas menggunakan taraf signifikansi 0,05. Bila besarnya nilai uji lebih dari 0,05 (> 0,05), m a k a data pada variabel tersebut memiliki varians yang homogen. Ringkasan hasil uji homogenltas dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Homogenltas Variabel
P 0,230 0.868 0,867 0,895
Umur (th) Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Kadar MDA Plasma Sebelum Latihan (nmol/ml) Aktivitas Enzim SOD Eritrosit Sebelum Latihan (U/gHb)
0,254
Tabel 4. Hasil Uji T Berpasangan Variabel Kadar MDA plasma (nmol/ml) Latihan interval istirahat aktif Aktivitas enzim SOD eritrosit (U/gHb) Latihan interval istirahat aktif Kadar MDA plasma (nmol/ml) Latihan interval istirahat pasif Aktivitas enzim SOD eritrosit (U/gHb) Latihan interval istirahat pasif
Pretest 5,4897
Posttest 5,5565
P 0,598
212,4583
200,0209
0,432
5,2918
4,8892
0,006
214,0599
249,5449
0,004
Berdasarkan pada Tabel 4, menunjukkan bahwa setelah dilakukan Uji T Berpasangan didapatkan hasil: 1. P a d a latihan interval istirahat aktif kadar M D A plasma memiliki nilai p sebesar 0,598 (p > 0,05) dan nilai p untuk aktivitas enzim S O D eritrosit sebesar 0,432. (p > 0,05). Jika p > 0,05 m a k a hipotesis penelitian ditolak. L a t i h a n interval
252
istirahat aktif tidak memberikan pengaruh yang signifikan t e r h a d a p k a d a r M D A p l a s m a d a n aktivitas enzim S O D eritrosit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan interval istirahat aktif tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap derajat stres oksidatif. 2. S e d a n g k a n pada latihan interval istirahat pasif k a d a r M D A p l a s m a memiliki nilai p s e b e s a r 0,006 (p < 0,05) dan nilai p untuk aktivitas enzim S O D eritrosit s e b e s a r 0,004. (p < 0,05). J i k a p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Latihan interval istirahat pasif m e m b e r i k a n pengaruh yang signifikan terhadap kadar M D A plasma dan aktivitas enzim S O D eritrosit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan interval Istirahat pasif m e m b e r i k a n p e n g a r u h y a n g s i g n i f i k a n terhadap derajat stres oksidatif. Uji M a n c o v a d i g u n a k a n untuk m e n g a n a l i s a p e r b e d a a n k e l o m p o k interval istirahat aktif d a n k e l o m p o k interval istirahat pasif. Uji M a n c o v a m e n g g u n a k a n taraf s i g n i f i k a n s i s e b e s a r 0 , 0 5 . Jika nilai p hasil uji m a n o v a lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh latihan interval istirahat aktif dan latihan interval istirahat pasif terhadap derajat stres oksidatif. Dari Tabel 5 didapatkan hasil bahwa: 1. P e r b e d a a n kadar M D A plasma post test pada kelompok latihan interval istirahat aktifdan latihan interval istirahat pasif memiliki nilai p = 0,153. Jika p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada kadar M D A plasma setelah latihan Interval istirahat aktif dan latihan interval istirahat pasif. 2. P e r b e d a a n aktivitas e n z i m S O D eritrosit post test pada kelompok latihan interval istirahat aktif dan latihan Interval istirahat pasif memiliki nilai p = 0,004. Jika p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. D e n g a n demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan p a d a aktivitas e n z i m S O D eritrosit antara latihan interval Istirahat aktif dan latihan interval istirahat pasif. 3. Nilai rata-rata kadar M D A plasma dan aktivitas enzim S O D eritrosit antara latihan interval dengan istirahat aktif dan istirahat pasif dapat ditunjukkan dalam gambar 1 dan 2.
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo) Tabel 5. Hasil Ujl Mancova Variabel Kadar MDA plasma (nmol/ml) Aktivitas enzim SOD eritrosit (U/gHb)
Istirahat Aktif 5,556 ± 1,164 200,020 ± 25,938
Istirahat Pasif 4,889 ± 1,062 249,544 ±20,539
P 0,153 0,004
PEMBAHASAN 5.5 5.4
f
5.3 5.2 o E c
5.1 5 4.9 4.8 4.7 4.6 ' ISTIRAHAT AKTIF
ISTIRAHAT PASIF
Gambar 1. Diagram Batang Nilai Rata-rata MDA pada Kelompok Perlakuan
P e n e l i t i a n ini d i l a k u k a n untuk m e n g u n g k a p pengaruh latihan Interval istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap derajat stres oksidatif pada Mahasiswa llmu K e o l a h r a g a a n U n l v e r s i t a s N e g e r i M a l a n g , mekanlsme terjadinya stres oksidatif akibat latihan Interval b e r d a s a r k a n teori radikal b e b a s , a k a n diungkapkan melalui analisis Mancova dan perbedaan antara b e b e r a p a variabel dependent (kadar M D A plasma dan aktivitas enzim S O D eritrosit). Dalam pembahasan hasil penelitian ini akan dibahas tentang pengaruh latihan inten/al istirahat aktif terhadap derajat stres oksidatif, pengaruh istirahat pasif terhadap derajat stres oksidatif dan perbedaan pengaruh antara interval istirahat aktif dan istirahat pasif terhadap derajat stres oksidatif. Kriteria Orang Coba
250 200 n
I
150
01
^
100 50'
ISTIRAHAT AKTIF
ISTIRAHAT PASIF
Gambar 2. Diagram Batang Nilai Rata-rata SOD pada Kelompok Perlakuan D e n g a n demikian dapat d i s i m p u l k a n b a h w a terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok latihan interval istirahat aktif dan latihan interval istirahat pasif.
Dari hasil a n a l i s i s kriteria o r a n g c o b a p a d a variabel umur, berat badan dan tinggi badan orang coba, diketahui bahwa kedua kelompok tidak memiliki p e r b e d a a n yang signifikan. Ha) ini menunjukkan bahwa orang coba pada kedua kelompok berasal dari sampel yang homogen, ditinjau dan umur, berat badan dan tinggi badan orang c o b a , karena pembagian sampel yang dilakukan s e c a r a random. Seperti yang dikemukakan oleh Leedy (2001), bahwa tujuan dilakukan randomlsasi dalam pembagian kelompok perlakuan adalah agar variasi yang terdapat pada sampel penelitian dapat tersebar merata pada semua kelompok. Sehingga hasil analisis tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik awal orang c o b a . Bila ditemukan perbedaan kadar M D A plasma dan aktivitas enzim S O D pada kedua kelompok, hal ini tidak disebabkan oleh perbedaan kriteria orang coba sebelum latihan. Kadar MDA Plasma dan Aktivitas Enzim SOD eritrosit sebelum melakukan latihan fisik. Hasil analisis pada variabel kadar M D A plasma dan aktivitas enzim S O D sebelum latihan menunjukkan lidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua
253
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No. 3 Juli 2011: 249-257 kelompok latihan, Hal Ini menunjukkan bahwa sebelum latihan, variabel tersebut p a d a k e d u a kelompok adalah sama. Bila ditemukan perbedaan antara kedua kelompok berdasarkan variabel tersebut setelah latihan fisik, maka perbedaan itu tidak disebabkan karena a d a n y a p e r b e d a a n nilai a w a l ( s e b e l u m melakukan latihan interval). Menurut Ji (1996) a d a beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat peroksidasi lemak dan kadar enzim antioksidan akibat latihan fisik, antara lain: interaksi diet, penyakit, obat-obatan dan tingkat partisipasi s e s e o r a n g terhadap latihan fisik atau olahraga. Bila seseorang melakukan aktivitas berat selama beberapa jam atau beberapa hari sebelumnya, akan dapat memengaruhi tingkat peroksidasi lemak dan enzim antioksidan. Begitu juga ketika memakan obat-obatan tertentu akan dapat memengaruhi tingkat peroksidasi lemak dan enzim antioksidan. Berdasarkan pendapat ini, kedua kelompok dianggap mempunyai interaksi diet, kondisi fisik dan respons terhadap latihan fisik yang hampir s a m a . Dengan demikian faktor tersebut dianggap tidak akan memengaruhi hasil analisis antara kedua kelompok setelah latihan fisik. Pengaruh Latihan Interval istirahat Aktif dan Latihan Interval Istirahat Pasif terhadap Kadar MDA Plasma B e r d a s a r k a n hasil penelitian tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara kadar M D A plasma sebelum dan setelah latihan. Sellslh nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan olahraga (menggunakan latihan interval istirahat aktif) sebesar 0,0668, sedangkan selisih nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan olahraga (menggunakan latihan interval istirahat pasif) sebesar 0,4026. Hal ini berarti bahwa kadar M D A plasma pada indivldu yang m e l a k u k a n latihan interval istirahat aktif terjadi peningkatan kadar M D A plasma yang lebih rendah daripada latihan interval iatirahat pasif. Pada kelompok latihan Interval istirahat aktif, kadar M D A p l a s m a setelah latihan memiliki nilai rerata yang lebih tinggi daripada kadar M D A plasma sebelum latihan. Nilai rerata s e b e s a r 5,489 pada saat sebelum melakukan latihan d a n nilai rerata sebesar 5,556 setelah melakukan latihan. Setelah diuji menggunaakan "Painwlse Comparisons", nilai rerata tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan karena p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan
254
bahwa kadar M D A plasma akan sedikit meningkat ketika melakukan latihan interval istirahat aktif. Malondialdehyde merupakan salah satu Indikator yang digunakan untuk mengukur terjadinya stres oksidatif (Halliwell, 1999). Peningkatan kadar M D A plasma yang terjadi setelah melakukan latihan interval istirahat aktif, mengindikasikan bahwa setelah latihan terjadi peningkatan jumlah oksidan yang masuk ke dalam tubuh. MDAterbentuk apabila terjadi peroksidasi lemak p a d a m e m b r a n s e l , y a n g m e n y e b a b k a n penurunan fungsi dari membran s e l . Pengukuran kadar M D A plasma merupakan pengukuran aktivitas radikal bebas secara tidak langsung, karena yang diukur adalah produk dari aktivitas radikal bebas. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kadar M D A plasma akibat latihan interval istirahat aktif. Hal ini membuktikan bahwa latihan interval istirahat aktif mengakibatkan peningkatan produksi radikal bebas, bila peningkatan ini tidak mampu diredam oleh antioksidan yang tersedia dalam tubuh maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan peroksidasi lemak yang pada akhirnya menghasilkan zat toksik M D A yang dapat merusak membran sel. K a r e n a istirahat yang dilakukan a d a l a h aktif, jadi tubuh dapat m e r e s p o n s oksidan yang masuk dengan cara dikeluarkannya antioksidan. Hasil penelitian didukung oleh pendapat McBride & K r a e m e r (1999), y a n g menyatakan bahwa ketika m e l a k u k a n o l a h r a g a y a n g bersifat aerobik a k a n terjadi peningkatan konsumsi oksigen sekltar 10-20 kali. Dari 4 - 5 % oksigen yang dikonsumsi s e l a m a respirasi tersebut a k a n dibentuk menjadi radikal bebas (Clarkson & Thompson, 2000). Latihan interval istirahat aktif merupakan salah satu aktivitas fisik akan m e n y e b a b k a n terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen, sehingga proses oksidasi di dalam tubuh juga ikut meningkat. Salah satu hasil samping dari proses oksidasi adalah molekul oksigen yang tidak stabil seperti radikal bebas, sehingga terjadi sedikit peningkatan kadar M D A pada plasma. Peningkatan kadar MDAplasma setelah melakukan olahraga merupakan suatu fenomena fisiologis yang disebabkan oleh terjadinya peningkatan konsumsi oksigen (peningkatan respirasi) dan disertai dengan proses reduksi yang dapat m e r a n g s a n g o k s i g e n . Karena proses inilah sehingga terjadi peningkatan reaksi pembentukan superoksida anion, hidrogen p e r o k s i d a , radikal hidroksil, o k s i g e n b e b a s , d a n
Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo) komponen radikal bebas yang lain (Spencer, 1994). Setiap proses yang menggunakan oksigen sebagai energi sangat berpotensi meningkatkan produksi radikal bebas bermuatan partikel kimia. Hal ini akan menyebabkan membran sel dari sel darah merah dan sel otot mudah terjadi kerusakan (Pidcock, 2001). Dalam penelitian ini, orang coba mendapat beban fisik dengan c a r a m e n g a y u h s e p e d a {ergocycle technogym) selama 24 menit dengan bentuk latihan interval istirahat aktif. Beban tersebut akan direspon soleh tubuh salah satunya dengan jalan peningkatan konsumsi oksigen. Namun peningkatan konsumsi oksigen tersebut a k a n diiringi d e n g a n terjadinya peningkatan kadar M D A p l a s m a , hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Marzatico dkk. (2000) bahwa kadar M D A p l a s m a pada pelari maraton dan pelari cepat mengalami peningkatan secara bertahap sampai 48 jam setelah melakukan latihan, d a n setelah 4 8 j a m berikutnya akan terjadi penurunan. B e r d a s a r k a n hasil penelitian pada kelompok latihan interval istirahat pasif, kadar M D A plasma setelah latihan memiliki nilai rerata yang lebih rendah daripada kadar M D A plasma sebelum latihan. Nilai rerata sebesar 5.2918 nmol/ml pada saat sebelum melakukan latihan interval istirahat pasif dan nilai rerata sebesar 4,8892 nmol/ml setelah melakukan latihan. Setelah diuji menggunakan "Pairwise Comparisons", nilai rerata tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan karena p ^ 0 , 0 5 . H a s i l tersebut menunjukkan bahwa kadar M D A plasma akan sedikit menurun ketika melakukan latihan interval istirahat pasif. Konsumsi oksigen yang lebih rendah pada kelompok latihan interval istirahat pasif, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kadar M D A plasma setelah latihan menjadi lebih rendah. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa tingkat peroksidasi lemak pada latihan interval istirahat aktif lebih tinggi daripada latihan interval istirahat pasif. Hal ini menunjukkan bahwa produksi oksidan lebih tinggi p a d a latihan interval istirahat aktif daripada latihan interval istirahat pasif. Peningkatan produksi oksidan terjadi karena beberapa faktor, antara lain: (1) terjadinya peningkatan konsumsi oksigen (peningkatan respirasi) dan disertai dengan proses reduksi yang dapat merangsang oksigen, (2) peningkatan autooksidasi katekolamin s e l a m a latihan akan menyebabkan produksi O^- akan bereaksi dengan molekul sejenis seperti: proton (dismutasi)
dan hidrogen peroksida (H2O2), (3) respons inflamasi ketika terjadi kerusakan otot akibat overexertion Pengaruh Latihan Interval Istirahat Aktif dan Latihan Interval Istirahat Pasif terhadap Aktivitas Enzim SOD Eritrosit Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan y a n g b e r m a k n a antara kelompok latihan interval istirahat aktif d a n latihan interval istirahat pasif. Dengan selisih nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan olahraga (menggunakan latihan interval istirahat aktif) sebesar 12.4374, sedangkan selisih nilai rerata antara sebelum dan setelah melakukan olahraga (menggunakan latihan interval Istirahat pasif) sebesar 35.485. Hal ini berarti bahwa aktivitas enzim S O D eritrosit pada Indivldu yang melakukan latihan interval istirahat aktif terjadi penurunan, sedangkan aktivitas enzim S O D eritrosit meningkat pada latihan interval istirahat pasif. Aktivitas e n z i m S O D eritrosit s e b e l u m latihan interval istirahat aktif mempunyai nilai rerata sebesar 212.4583 dan setelah latihan mempunyai nilai rerata sebesar 200.0209. Jadi terjadi penurunan aktivitas enzim S O D eritrosit. Hasil ini mengindikasikan bahwa selama m e l a k u k a n latihan interval istirahat aktif, akan segera dikeluarkan e n z i m antioksidan untuk menangkal terjadinya stres oksidatif. Intensitas latihan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya hipoksta p a d a otot d a n diikuti dengan terjadinya iskemla. Keadaan Iskemia ini akan direspons oleh tubuh dengan meningkatkan terjadinya reperfusi. Proses pengembalian oksigen setelah latihan akan menghasilkan radikal bebas, sehingga aktivitas radikal bebas akan meningkat setelah melakukan latihan. Radikal b e b a s yang tinggi ini akan diikuti dengan peningkatan derajat stres oksidatif yang tinggi, dan penurunan jumlah enzim antioksidan. Hasil penelitian ini s e n a d a dengan penelitian yang dilakukan oleh Asian (1998) yang menyebutkan bahwa orang yang melakukan latihan dapat meningkatkan kerja radikal bebas yang diikuti dengan terjadinya penurunan pada enzim antioksidan. Mekanisme terjadinya penurunan aktivitas enzim S O D eritrosit disebabkan karena ketika melakukan o l a h r a g a d e n g a n latihan interval istirahat aktif, akan terjadi peningkatan konsumsi oksigen selama respirasi. Ketika O2 dibentuk, enzim S O D ini berfungsi sebagai katalisator pada proses dismutasi hidrogen peroksida. Sehingga oksidan yang terbentuk setelah 255
Buletin Peneitiian Sistem Kesehatan - Vol. 14 No, 3 Juli 2011: 249-257 latihan akan mampu dinetralisir dengan cepat oleh antioksidan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gur (2003), dengan perlakuan olahraga yang bersifat akut antara orang yang merokok dan orang yang tidak merokok menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas enzim S O D eritrosit setelah melakukan latihan. Hasil senada juga dilaporkan oleh Toskulkao and Glinsukon (1996) yang menunjukkan bahwa pada orang yang bersepeda selama 60 menit dengan intensitas 70% dari H R m a x , aktivitas e n z i m S O D eritrosit a k a n menurun setelah 5 menit melakukan latihan dan akan terus menurun sampai 48 jam. S O D merupakan enzim antioksidan yang pertama kali terbentuk s e b a g a i sistem pertahan terhadap terjadinya stres oksidatif, o l e h k a r e n a itu S O D merupakan salah satu indikator biokimia ketika terjadi kondisi patologis akibat dari stres oksidatif (Maestro, 1991; Mates & J i m e n e z , 1999). Dismutasi anion superoksida menjadi hidrogen peroksida dan O2 oleh S O D sering disebut sebagai pertahanan primer terhadap stres oksidatif karena superoksida adalah inisiator reaksi berantai yang kuat (Marks dkk, 1996). Al
antiradikal bebas yang terdapat dalam eritrosit (seperti: superoksida dismutase, glutathionin peroksidase, dan katalase). Enzim anti radikal bebas berpengaruh terhadap proteksi kerusakan jaringan akibat serangan radikal bebas. Sebaliknya pada subjek yang tidak terlatih adaptasi terhadap peningkatan enzim antiradikal bebas kemungkinan sudah terjadi, tetapi radikal bebas mengalami peningkatan yang lebih tinggi. Stres oksidatif yang tertinggi terjadi pada kelompok latihan interval istirahat aktif, d a n s e c a r a c e p a t langsung mampu direspons oleh sistem antioksidan tubuh. Sedangkan pada latihan interval istirahat pasif, didapatkan derajat stres oksldatifnya rendah dan memiliki S O D yang lebih tinggi. Peningkatan aktivitas S O D yang lebih tinggi, mengindikasikan bahwa di dalam gel terjadi sistem pertahanan yang meningkat. Hal ini perlu diwaspadai karena aktivitas fisik berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan, yang diikuti dengan peningkatan kadar enzim antioksidan (Ji, 1996).
Setiap latihan fisik memiliki potensi terhadap timbulnya radikal bebas yang bisa mengakibatkan terjadinya stres oksidatif. Tubuh memiliki jumlah antioksidan yang terbatas, sedangkan saat latihan terjadi peningkatan aktivitas radikal bebas sampai 2 0 % . O l e h k a r e n a itu t u b u h h a r u s m e m p u n y a i pertahanan untuk melindungi serangan dari radikal bebas dan salah satunya dengan melakukan latihan secara teratur (Blokehealth. 2006). KESIMPULAN D a r i h a s i l a n a l i s i s uji n o r m a l i t a s d a n uji h o m o g e n l t a s , p a d a v a r i a b e l umur, berat b a d a n , tinggi badan, kadar M D A plasma sebelum latihan, kadar M D A plasma setelah latihan, aktivitas enzim S O D eritrosit s e b e l u m latihan dan aktivitas enzim S O D eritrosit setelah latihan diperoleh nilai signifikansi p > 0,05. Hal ini berarti bahwa seluruh data pada variabel penelitian berdistribusi normal dan homogen. Uji T Berpasangan dilakukan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar M D A plasma sebelum latihan dan setelah latihan, dan juga apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara aktivitas enzim S O D eritrosit sebelum latihan dan setelah latihan. Uji T Berpasangan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (p = 0,05). Bila nilai p hasit Uji T Berpasangan lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum latihan dan setelah
Pengaruh Latihan Interval istirahat Aktif dan Istirahat Pasif (Olivia Andiana dan Yudik Prasetyo) latihan. Nilai p dari Uji T Berpasangan dapat dilihat pada Tabel 4. DAFTAR PUSTAKA Andiana O, 2005. Pengaruh Latihan Teratur dan Tidak Teratur Terhadap Kerusakan Jaringan pada Tikus Putih. Skripsi, Unlversitas Negeri Malang, Fakuitas llmu Pendidikan, Jurusan llmu Keolahragaan. Blokehealth, 2008. Exercise and Free Radicals; Exercise and Oxidative Damage, (Online), (http://vvww.mjholland. fsnet.couk/blokehealth/exercise.htm, diakses 8 Juni 20008), Brunsw/ick, 2008. Better results in less time? Interval Training may be the Answer for the Common Workout!. 2008 Life Fitness, A Division Of The Bmnswick Corporation. (Online), (http:www.//au.home.Iifefitness.com/ fitness advisor, diakses 21 Februari 2008). Clarkson PM & Thompson HS, 2000. Antioxidants: What Role do They Play in Physical Activity and Health?. American Journal of Clinical Nutrition,Vol. 72, No. 2, 637S-646S, Augst, (Online), (http://www.ajcn. org/cgi/ content/full/72/2/6357#R135, diakses 26 Februari 2008). Cochrane DJ, 2004. Alternating Hot and Cold Water Immersion For Athlete Recovery Physical Therapy in Sport 5 (2004) 26-32, (Online), (http://www. sciencedirect.com, diakses 3 April 2008). Erman, 2003. Oksigen Sebagai Ancaman Bagi Atlet. Jurnal Kepelatihan Olahraga. Volume 1, t^o. 2, Desember 2003: 61-69. Fox E, 1980. Encyclopedia of Physical Education. Fitness and Sport: Interval Training. Brighton Publishing Company: G. Alan Stull, Thomas K. Cureton. Fox E, Richard Bowers, & Merle Foss, 1993. The Physiologycal Basis for Exercise and Sport. Fifth Edition. WCB. Brown & Benchmark Publishers. Gur E, Sijrmen, Adhan E, Zehra S, & Haken G, 2003. Influence of Acute Exercise on Oxidative Stressin Chronic Smokers. Journal of Sport Science and Medicine (2003) 2, 98-105. (Online), (http://www. jssm.org, diakSQs 4 Wei 2008). Hallivi^ell B and John MCG. 1999. Free Radicals in Biology and Medicine (S'^ ed): Oxidative Stress, Adaptation, Damage. Repair and Death. Oxford University Press, Harjanto. 2003. Petanda Biologis dan Faktor yang Memengaruhi Derajat Stres Oksidatif pada Latihan Olahraga Aerobik Sesaat. Disertasi. Program Pascasarjana. Unlversitas Airlangga Surabaya. Ji, Li Li, 1996, Antioxidants and Oxidative Stress in Exercise. Proceedings of the Society for Experimental Biology andf^edicine 222:283-292. Society for Experimental
Biology and Medicine. (Online), (http://www.ebmonline. org/misc/terms.shtml, diakses 26 Februari 2008). Ji, Li Li, 1996. Exercise, Oxidative Stress and Antioxidants. The American Journal of Sports Medicine, Vol. 24, No. 6. American Orthopaedic Society for Sports Medicine. Leedy PD, 2001. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Cetakan Ke-Tiga. Balai PenerbitFKUl, Jakarta: Gaya Baru. Editor oleh: Arjatmo Tjokronegoro dan Sunedi Sudarsono. Leeuwenburgh C dan Heinecke JW, 2001. Oxidative Stress and Antioxidants in Exercise. Current Medical Chemistry 8,829-838. Bentham Science Publishers Ltd. Liskustyowati H, 1995. Perbedaan Latihan Naik Turun Bangku dengan Interval Istirahat Aktif dan Interval Istirahat Pasif terhadap Daya Tahan Otot Tungkai serta Kecepatan Lari. Tesis. Program Pascasarjana, Unlversitas Airiangga Surabaya. Marzatico F, Pansarasa O, Bertoreili L, Somenzini L, & Delia V G , 2000. Blood free radical antioxidant enzymes and lipid peroxides following long-distance and lactacidemic performances in highly trained aerobic and sprint athletes. J Sports Med Phys Fitness; 37: 235-239. Males, Jose MJ & Francisca S J , 1999. Antioxidant Enzymes and their Implication in Pathophysiologic Process, Frontiers in Bioscience 4, 0339-345, Department of Molecular Biology and Biochemistry, Faculty of Sciences, University of Malaga. McBridge JM & Kraemer W J , 1999. Free Radicals, Exercise and Antioxidants. Journal of Strength & Conditioning Research, Center for Sport Medicine. The Pennsylvania State University. Pidcock J , 2001. Carbohydrate Protection Against Muscle Damage. Last modified: December, 01, 2004, (Online), (http://wvvw,woridclimbing.com, diakses 22 Maret 2008). Rushall BS & Pyke FS, 1990. Training for Sport and Fitness, l^t edition. Melbourne: Mc Millan co. of Austria PTY LTD. Shuji T. Matsubara E & Hirohisa, 2003. Changes Plasma Cu Concentration and Erythrocyte SOD Activity due to Aerobic Bicycle Exercise. Journal the Faculty of Education, Kagoshima University. Science Links Japan, (Online), (http://www.sciencelinksjapan.html, diakses 10 Maret 2008). Spencer SS, 1994. Pnnciples of Surgery (6^'^ ed.). McGrawHill, Inc. Health Provessions Division. Wikipedia, 2008. The Free Encyclopedia. (Online), (http:// en.wikipediaorg/wiki/ Wikipedia:Manual_of_Style, diakses 22 Maret 2008). Winarsi H, 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas. Penerbit Kanislus, Yogyakarta. 257