TTIIN NJJA AU UA AN N PPU USSTTA AK KA A
MENETAPKAN PERMASALAHAN PENELITIAN KESEHATAN MASYARAKAT Surya Utama Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat - USU
ABSTRACT Based on the scope, the public health problem consists of micro and macro cases; and based on its existence, public health problem consist of real and latent cases. Therefore, the public health research has wide locus and focus, which started from the micro to the macro problems; or started from real to latent problems. The health problem based on the existence and the scope is the problem source and the public health research problem, in which the arrangement of the problem can be obtained from many resources such as: literature research, seminars, other scientific research, assignment reports, personal and groups experiences. Steps used to determine the problem, the research problem, and the problem of public health research start from finding real problem in locus and focus of health research, and in literature research, then the formulation of research problem, finally determinate the research problem. Basically, the main problem of the scientific research is the result of limiting public health research problem which becomes the direct focus of scientific research. The conditions applied to obtain a valid public health research problem are: objective, subjective consideration, and its genuity. Key Word: Masalah dan Permasalahan Penelitian Kesehatan Masyarakat PENDAHULUAN Kegiatan penelitian merupakan kebutuhan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, dan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya mencari solusi atas masalah yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, di antaranya dalam bidang kesehatan masyarakat. Penelitian kesehatan masyarakat, telah berkembang pesat yang secara umum ditujukan untuk pengembangan ilmu, pemecahan masalah praktis, atau kombinasi keduanya, yang dipraktikkan oleh perorangan, kelompok maupun kelembagaan. Namun demikian, penggunaan penelitian yang berkembang pesat ini, adakalanya tidak didasarkan pada kemampuan yang memadai, yang menyebabkan hasil penelitian tersebut tidak dapat memberi kontribusi yang maksimal dalam pengembangan ilmu maupun pemecahan masalah prkatis di bidang kesehatan masyarakat.
216
Fenomena di atas, disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya adalah kelemahan dalam mengidentifikasi dan menetapkan masalah kesehatan masyarakat, serta masalah penelitian dan permasalahan penelitian kesehatan masyarakat. Karya ilmiah ini memaparkan tentang pengertian Masalah dalam Penelitian Kesehatan Masyarakat, dan langka-langkah praktis menetapkan masalah penelitian dan permasalahan penelitian kesehatan masyarakat. MASALAH DALAM PENELITIAN KESEHATAN MASYARAKAT Masalah, adalah satu kata yang sangat akrab dalam kehidupan manusia, dan biasanya digunakan sebagai identitas pada sesuatu, fenomena, kejadian, atau peristiwa yang dipandang (pertimbangan akal atau perasaan manusia) tidak cocok, tidak menyenangkan, tidak perlu ada, atau tidak perlu terjadi.
Masalah, umumnya diartikan sebagai kesenjangan harapan dengan capaian atau kesenjangan antara apa yang seharus ada dengan yang ada dalam kenyataan. Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI (1991) mendefinisikan Masalah, yaitu: sesuatu yang harus dipecahkan atau diselesaikan. Secara umum, sesuatu yang dikategorikan sebagai masalah oleh individu atau kelompok orang, dapat saja tidak menjadi masalah pada individu atau kelompok lainnya. Hal ini disebabkan oleh tingkat ukuran tentang sesuatu yang dianggap masalah, sangat tergantung pada situasi individu atau kelompok orang tersebut. Dengan kata lain, sesuatu itu dianggap masalah tergantung pada tingkat ukuran kesenjangan atau ketidaksesuaian yang terjadi berdasarkan pemikiran atau perasaan individu atau kelompok itu sendiri. Makna masalah yang diuraikan di atas menjadi dasar munculnya penggunaan kata konsep “Masalah Penelitian”. Namun demikian, menetapkan sesuatu sebagai masalah penelitian, tidak sesederhana atau tidak sama dengan menentukan sesuatu sebagai masalah dalam pengertian umum seperti contoh uraian di atas, sebab kata masalah telah disatukan dengan kata penelitian, yang melahirkan kata konsep “Masalah Penelitian”. Penelitian berasal dari kata dasar teliti yang artinya cermat, seksama, atau hati–hati. Penelitian adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip umum (KBBI,1991). Pengertian penelitian di atas mengandung 3 nilai dasar, yaitu: (1) Ada sesuatu yang dinilai sebagai masalah untuk diteliti; (2) Dilakukan kegiatan yang sistematis dan objektif untuk menghimpun, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data; dan (3) kegiatan tersebut ditujukan untuk memecahkan masalah baik yang bersifat terapan atau keilmuan. Penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang berbagai fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat antara berbagai fenomena itu (Kerlinger, 1990). Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu, dan pada umumnya tujuan itu
dapat dikelompokkan menjadi 3 hal utama, yaitu untuk menemukan, membuktikan, dan mengembangkan pengetahuan tertentu. Sesuai 3 hal ini, maka implikasi dari hasil penelitian akan dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 1998). Penelitian hakikatnya dimulai dari hasrat keingintahuan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dan lazim disebut permasalahan (masalah yang ditetapkan untuk diteliti). Setiap pertanyaan diperlukan jawaban atau pemecahannya, sehingga manusia akan mendapatkan pengetahuan baru yang dianggap benar. Pengetahuan baru yang dianggap benar (hasil penelitian), adalah apa yang bisa diterima akal berdasarkan fakta empirik, maka pencarian pengetahuan yang benar haruslah berlangsung menurut prosedur/hukum yang menjadi kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Aplikasi logika disebut penalaran (cara berpikir logis/sesuai jangkauan pemikiran). Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa penelitian diawali oleh eksistensi sesuatu yang dinyatakan sebagai masalah. Artinya, tidak akan ada penelitian jika tidak ada masalah yang ingin dipecahkan. Kehidupan manusia dilingkupi oleh berbagai masalah yang kompleks yang seluruhnya atau sebagian besar saling terkait bagai lingkaran mata rantai. Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan, lingkaran masalah tersebut dapat dikelompokkan dan diberi identitas atau nama, sehingga manusia dapat menyebutkan satu masalah dan masalah lainnya berdasarkan identitasnya, seperti masalah ekonomi, pendidikan, politik, hukum, keagamaan, budaya, kesehatan, dan lain-lain. Fenomena ini menegaskan bahwa masalah kehidupan manusia telah dibagi atau dikelompokkan menjadi lokus dan fokus penelitian sesuai bidang ilmu pengetahuan. Penelitian kesehatan memfokuskan kegiatannya pada berbagai masalah yang timbul di bidang kesehatan/kedokteran dan sistem kesehatan. Kesehatan itu sendiri terdiri dari 2 sub-bidang, yaitu: (1) Kesehatan individu yang berorientasi klinis/pengobatan, yang lazim disebut kedokteran; dan (2) Kesehatan kelompok atau masyarakat yang bersifat pencegahan, lazim disebut kesehatan masyarakat atau public health (Notoatmojo, 2002).
Menetapkan Permasalahan Penelitian Kesehatan Masyarakat (216-222) Surya Utama
217
Eksistensi kompleksitas masalah kesehatan yang seiring dengan berkembangnya rumpun ilmu kesehatan, telah menjadikan 2 subbidang kesehatan, memilikki komponen masalah yang banyak dan berbeda, dengan pemecahannya membutuhkan pendekatan ilmu tersendiri dan juga gabungan pendekatan bebeberapa ilmu. Sebagai contoh, pada bidang kesehatan masyarakat, masalah yang timbul telah dipecah/dibagi menjadi banyak komponen masalah kesehatan masyarakat (seperti beragam jenis penyakit, perilaku kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, administrasi dan kebijakan kesehatan, gizi, pembiayaan kesehatan, dll). Selanjutnya, komponen masalah tersebut “ditetapkan” sebagai lokus dan fokus penelitian dari rumpun IKM, seperti ilmu gizi, epidemiologi, administrasi dan kebijakan kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, serta pendidikan dan perilaku kesehatan. Penelitian kesehatan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memahami ragam permasalahan yang dihadapi dalam bidang kesehatan, baik kuratif/klinis maupun preventif/kesehatan masyarakat, serta ragam masalah yang berkaitan dengannya; dengan mencari bukti yang muncul, dan dilakukan melalui langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis, dan logis (Notoatmojo, 2002). Berdasarkan pendapat Notoatmojo (2002) dapat dirumuskan 2 kategori cakupan masalah kesmas, yaitu: (1) Masalah kesehatan mikro, yang terfokus pada masalah kesehatan itu sendiri, seperti masalah gizi adalah kekurangan atau kelebihan zat-zat makanan dalam tubuh; dan (2) Masalah kesehatan makro, yang terfokus pada masalah kesehatan dan yang terkait dengannya, seperti masalah gizi terkait dengan ekonomi, perilaku, tradisi, pelayanan kesehatan, distribusi bahan pangan, dll. Masalah kesehatan makro, secara langsung menjadi dasar munculnya mata rantai (kompleksitas) masalah kesmas; dan penggunaan beragam disiplin ilmu diluar kesmas sebagai upaya untuk memecahkan masalah tersebut. Masalah Kesehatan Masyarakat: Real, Latent, Mikro, Makro
218
Berdasarkan pendapat ahli (seperti Fisher dkk. ,2001; Bailey, 1987; Eppen dan Gulud, 1979), dapat dirumuskan 2 kategori masalah kesehatan berdasarkan pendekatan eksistensi masalah, yaitu: (1) Real Health Problem, yaitu masalah kesehatan yang nyata, diakui, relatif terukur, dan dalam praktik biasanya menjadi objek untuk dipecahkan, seperti berbagai jenis penyakit, gizi buruk bumil dan balita, dan keterbatasan sumberdaya kesehatan; dan (2) Latent Health Problem, yaitu masalah kesehatan yang masih relatif tersembunyi dan belum diketahui tetapi diakui keberadaannya, sebagian masalahnya sudah agak teridentifikasi tetapi belum sepenuhnya dapat diperkirakan. Masalah latent ini lazimnya muncul pada pemikiran bahwa “ada sesuatu atau faktor X yang diperkirakan/diasumsikan menjadi penyebab terjadinya Y; namun fakta atau informasinya belum dapat diperoleh atau belum diakui secara ilmiah. Penelitian kesehatan yang bersifat komprehensif dan mendalam, umumnya memfokuskan kegiatan pada pencarian dan pemecahan masalah latent yang terkait dengan real; atau cakupan masalah mikro dan makro. Dengan demikian, sesuatu yang dinyatakan sebagai masalah dalam penelitian kesehatan masyarakat, mempunyai lokus dan fokus yang cukup luas, yang bermula dari “masalah dirinya sendiri” sampai pada “masalah lain” yang berkaitan dengan masalah dirinya sendiri. MENETAPKAN MASALAH PENELITIAN & PERMASALAHAN PENELITIAN Masalah kesehatan masyarakat dengan lokus dan fokus sangat luas yang menjadi dasar terbentuknya mata rantai masalah, merupakan sumber masalah penelitian dan permasalahan penelitian kesehatan masyarakat; dengan rangkaian masalah tersebut dapat saja diperoleh dari berbagai sumber seperti eksplorasi literatur, seminar dan kegiatan ilmiah lainnya, laporan kerja, pengalaman pribadi atau kelompok, bahkan firasat juga dapat dijadikan sebagai sumber masalah penelitian.
Masalah Penelitian
Permasalahan Penelitian
Menetapkan Permasalahan Penelitian Kesehatan Masyarakat (216-222) Surya Utama
Misalnya dalam bidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK), seluruh sumberdaya kesehatan (SDM, uang, metode, teknologi, perbekalan, pasar) yang terkait dengan seluruh komponen fungsi manajemen (seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengontrolan, penganggaran, dll) dapat menciptakan begitu banyak masalah administrasi dan Kebijakan Kesehatan; yang selanjutnya dapat menjadi masalah penelitian AKK. Secara empiris dan teoritis, komponen masalah AKK ini dapat dikategorikan sebagai masalah real, latent, mikro, atau makro. Sebagai contoh, cakupan program KIA sebesar 65% dapat dinyatakan sebagai masalah real, jika target yang ditetapkan sebasar 90%. Faktor yang diasumsikan sebagai penyebab (hasil studi kepustakaan dan penjajakan) rendahnya cakupan program KIA dapat dikategorikan sebagai masalah laten (sebelum dibuktikan melalui analisis). Sedemikian banyaknya masalah kesehatan masyarakat, maka sebelum menetapkan permasalahan penelitian, perlu dilakukan kegiatan penetapan masalah penelitian. Penetapan masalah penelitian sebenarnya adalah kegiatan identifikasi dan memilih aspek apa saja dari beragam masalah kesmas, yang dapat dikategorikan sebagai masalah penelitian kesmas. Beberapa alasan pentingnya penetapan masalah penelitian kesmas, adalah: (1) tidak semua masalah nyata kesmas (real problem) sesuai cakupan mikro atau makro, secara otomatis menjadi masalah penelitian kesmas, (2) setiap masalah kesmas yang awalnya ditetapkan menjadi masalah penelitian kesmas (seperti latent problem) sesuai cakupan mikro atau makro, tidak secara otomatis menjadi masalah kesmas, dan (3) Peran minimal masalah nyata kesmas (real problem) adalah sebagai “pintu masuk” untuk mendapatkan masalah penelitian kesmas. Berdasarkan evaluasi (Utama, 2004/2005), terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan berlandaskan desentralisasi kesehatan, di Provinsi Sumatera Utara, tahun 1999 sampai 2004, dapat diperkirakan masalah kesehatan masyarakat (kategori masalah mikro dan makro, serta masalah real dan latent), di antaranya: (1) Derajat/status kesehatan, (2) Kebijakan Publik sebagai dasar pelaksanaan desentralisasi kesehatan, (3) Sistem data base dan Sistem
Informasi Kesehatan dengan jaringan provinsi dengan kabupaten/kota, (4) sistem pembiayaan berdasar kemandirian pemerintah kabupaten/kota, masyarakat dan swasta, (5) Sistem pengembangan SDM, (6) Sistem Kesehatan Daerah, (7) Sistem akuntabilitas publik, (8) Keterbatasan perbekalan kesehatan, (9) meningkatnya kasus beberapa jenis penyakit infeksi dan non infeksi, (10) Mutu pelayanan kesehatan dan akses pelayanan kesehatan ke sarana kesehatan, dan (11) Admnistrasi kesehatan. Berdasarkan pengalaman penulis, dalam bidang penelitian kesehatan masyarakat, khususnya AKK, dapat dirumuskan beberapa cara untuk menetapkan masalah, masalah penelitian, dan permasalahan penelitian (untuk keperluan ilmiah maupun praktis), adalah: 4.
Menemukan Masalah Nyata AKK pada Lokus Penelitian AKK. Masalah nyata AKK adalah seluruh fenomena AKK yang secara formal pada lokusnnya dinyatakan sebagai masalah AKK. Lokus (tempat berpijak atau tempat kedudukan) Penelitian AKK, antara lain: (a) Organisasi/sarana kesehatan yang diselenggarakan pemerintah, swasta, atau masyarakat, seperti Depkes, Dinkes, Puskesmas, RS, Praktek Dokter, Pratek Bidan, Toko Obat, Apotik, Pedagang farmasi, Pabrik Obat, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kes, Organisasi JPKM, Posyandu, dan sarana kesehalan lainnya; (b) organisasi non kesehatan yang memilikki unit atau bagian yang mengurus kesehatan, seperti bank, lembaga legislative, industri, LSM, dll; dan (c) Aktifitas masyarakat dalam bidang kesmas, yang dapat dikenali sebagai bagian dari focus penelitian AKK. Kegiatan ini sering disebut dengan “Penjajakan Lapangan atau Survei Pendahuluan”. Kunjungan pada lokus AKK harus menemukan masalah nyata yang bersifat formal tertulis. Selanjutnya (yang terbaik) kegiatan dilanjutkan untuk menghimpun data dan informasi tambahan yang berasal Key Person dari Stakeholders pada lokus AKK. Kegiatan ini terutama ditujukan untuk 2 hal, yaitu: (a) Meningkatkan kepastian bahwa bahwa masalah nyata yang bersifat formal tertulis itu memang benar-benar masalah nyata, dan (b) menemukan berbagai informasi yang digunakan sebagai dasar perkiraan awal adanya masalah laten yang
Menetapkan Permasalahan Penelitian Kesehatan Masyarakat (216-222) Surya Utama
219
terkait dengan masalah nyata. Informasi tambahan ini dapat diperoleh melalui kegiatan (antara lain) penemuan dokumen pendukung, wawancara atau diskusi, percakapan biasa, dan pengamatan. 2.
Studi Kepustakaan. Lakukan studi kepustakaan bersamaan (atau mendahului lebih baik lagi) dengan kegiatan penemuan masalah AKK. Studi kepustakaan harus dimanfaatkan untuk 2 hal, yaitu: (a) Memastikan “kembali” bahwa Masalah Nyata adalah memang benar-benar masalah AKK; dan (b) Merumuskan ramalan, kemungkinan, atau asumsi yang dapat dikategorikan sebagai Masalah Latent AKK. 3.
Penetapan Masalah Penelitian. Kegiatan pada lokus AKK dan studi kepustakaan (no. 1 dan no. 2) harus dapat menghasilkan gambaran konkrit dan benar tentang masalah nyata AKK, dan memastikan perkiraan atau asumsi masalah laten yang diduga terkait dengan masalah nyata. Gambaran konkrit dan benar tentang masalah nyata AKK dan kepastian perkiraan atau asumsi masalah latent yang diduga terkait dengan masalah nyata, dapat dikategorikan sebagai masalah penelitian AKK. 4.
Penetapan Permasalahan penelitian. Seluruh atau sebagian fenomena AKK yang sudah dikategorikan sebagai masalah penelitian AKK dapat menjadi permasalahan penelitian. Mengenai masalah penelitian AKK bila dikaitkan dengan upaya menetapkan permasalahan penelitian AKK, terdapat 3 pandangan, yaitu: a). Menetapkan atau merumuskan 1 masalah nyata AKK, dan menetapkan beragam masalah laten yang diperkirakan terkait dengan masalah nyata; dan hasil ini dinyatakan sebagai masalah penelitian. Pandangan ini muncul berdasarkan pemikiran bahwa pada fase penetapan permasalahan penelitian, sebaiknya hanya terkonsentrasi pada perumusan atau penetapan masalah laten. b). Menetapkan atau merumuskan beragam masalah nyata AKK, dan menetapkan ragam masalah laten yang diperkirakan terkait dengan masing-masing ragam masalah nyata AKK; dan hasilnya
220
c).
dinyatakan sebagai masalah penelitian. Pandangan ini muncul berdasarkan pemikiran bahwa pada fase penetapan permasalahan penelitian, kegiatannya harus terkonsentrasi pada perumusan atau penetapan masalah nyata dan masalah laten; sehingga perlu dihimpun sebanyak mungkin ragam masalah nyata dan masalah laten. Langkah I maupun II adalah sama baiknya, pilihan terbaik tergantung pada persyaratan kegiatan penelitian itu sendiri.
Permasalahan dalam Penelitian pada dasarnya merupakan hasil upaya membatasi masalah penelitian kesmas yang akan menjadi focus penelitian secara langsung atau secara langsung dijadikan masalah untuk diteliti. Sebagai contoh, berdasarkan hasil kegiatan no. 1, 2, dan 3 diperoleh masalah penelitian, berupa: Rendahnya Cakupan Program KIA diperkirakan dipengaruhi atau berhubungan dengan 50 faktor penyebab. Pada tingkat penelitian tertentu, jumlah factor penyebab ini dinilai terlalu besar, sehingga diperlukan pembatasan factor penyebab. Hasil pembatasan yang dilakukan adalah: Rendahnya Cakupan Program KIA diperkirakan dipengaruhi atau berhubungan dengan 5 faktor penyebab. Hasil pembatasan ini sudah dapat diolah menjadi Permasalahan Penelitian. Banyak hal yang perlu dipertimbangan untuk mendapatkan permasalahan penelitian kesmas yang baik, antara lain: 1. Pertimbangan Objektif, yaitu terkait dengan tujuan atau kepentingan praktis, ilmu, atau kombinasi praktis dan ilmu. Kepentingan praktis adalah upaya memenuhi kebutuhan dari stakeholders yang berada pada lokus penelitian, untuk mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapi melalui jalur penelitian. Kepentingan ilmu adalah untuk memenuhi kebutuhaan pengembangan ilmu (memperkaya teori, konsep, variable, prinsip, indicator, asumsi, pengukuran, dan aspek kelimuan lainnya) yang dilakukan melalui penelitian. 2. Pertimbangan Subjektif, yaitu segala sesuatu yang terkait dengan kemampuan peneliti, seperti kemampuan ilmu, pengalaman, waktu, keuangan, tenaga, dan
Menetapkan Permasalahan Penelitian Kesehatan Masyarakat (216-222) Surya Utama
3.
syarat yang ditetapkan oleh lembaga atau pemesan. Keaslian. Permasalahan yang dipilih harus orisinal yang benar-benar diarahkan untuk kepentingan sesuai pertimbangan objektif, sehingga sah dan terukur kontribusinya pada kepentingan praktis, ilmu, atau keduanya.
Pertimbangan di atas harus diperhitungkan dengan sungguh-sungguh, sehingga peneliti akan memperoleh permasalahan yang baik. Dalam penulisan proposal atau hasil penelitian, maka masalah, masalah penelitian, dan permasalahan penelitian kesehatan masyarakat, lazim ditulis pada Bab I. Pendahuluan, dengan rincian: Sub Bab 1.1. Latar Belakang Masalah; dan Sub Bab 1.2 Permasalahan (note: ada beberapa variasi lain, terutama penambahan sub bab). Lazimnya masalah kesehatan masyarakat dan masalah penelitian kesehatan masyarakat diuraikan pada Sub-bab 1.2 Latar belakang Masalah. Dalam penulisan tersebut, terdapat 2 peran masalah kesehatan masyarakat, yaitu: (1) masalah kesehatan masyarakat langsung diolah menjadi masalah penelitian, dan (2) masalah kesehatan masyarakat digunakan sebagai “pintu masuk” untuk memperoleh masalah penelitian kesehatan masyarakat. Latar Belakang Masalah harus ditulis secara relatif ringkas, bernas (berisi penuh dan dapat dipercaya), lugas (apa adanya atau tidak berbelit-belit), dan mematuhi tata cara penulisan ilmiah, seperti Tata Bahasa, Pengutipan, dan ketentuan penulisan lainnya. KEPUSTAKAAN Bailey KD, 1987, Methods Of Social Research, The Free Press, Collier Macmillan, Inc, Canada. Eppen GD dan Gould FJ, 1979, Quantitative Concepots For Management, PrenticeHall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey. Fisher S, dkk, 2001, Mengelola Konflik, Ketrampilan dan Strategi Untuk Bertindak, Alih Bahasa Karikasari SN, dkk, SMK Grafika DEsa Putra, Jakarta. Kerlinger FN, 1990, Asas – Asas Penelitian Behavior, Penerjemah Simatupang LR,
Latar belakang masalah merupakan dasar yang digunakan untuk menetapkan permasalahan penelitian. Selanjutnya, permasalahan penelitian diuraikan pada sub Bab 1.2 Permasalahan. Lazimnya permasalahan diuraikan secara rinci, ringkas, bernas, lugas dan mematuhi tatacara penulisan ilmiah. Permasalahan penelitian dapat ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan atau dalam bentuk kalimat pernyataan. Perlu ditegaskan bahwa latar belakang masalah sesungguhnya tidak saja berperan sebagai dasar untuk menetapkan permasalahan penelitian, tetapi juga menjadi dasar untuk semua rangkaian kegiatan penelitian, seperti menetapkan tujuan, manfaat, kerangka konsep penelitian, hipotesis, jenis penelitian, lokasi penelitian, jadwal penelitian, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel-indikator-definisi operasional, tehnik pengukuran, tehnik analisis, penulisan hasil dan pembahasan, penarikan kesimpulan dan saran, serta judul penelitian. PENUTUP Disarankan bahwa permasalahan penelitian haruslah ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang bersifat komprehensif, sungguh-sungguh, dan mendalam. Permasalahan penelitian yang ditetapkan “asal jadi” biasanya akan merusak rangkaian kegiatan penelitian, yang pada akhirnya tidak mampu mencapai tujuan objektif (praktis atau keilmuan) penelitian.
Gama University, Jogyakarta. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka), 1991, Jakarta. Notoatmodjo S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyon, 1998, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Utama S, 2004/2005, Hasil Evaluasi Technical Review Team PHP II, Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Menetapkan Permasalahan Penelitian Kesehatan Masyarakat (216-222) Surya Utama
221