PENELITIAN ANTIMALARIA BERBASIS
BAHAN HERBAL Dr. Syamsudin FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA
Disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian Malaria Dalam Upaya Mendukung Pengendalian Malaria di Indonesia, Jakarta 25 April 2011
Pendahuluan Malaria saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat penting di dunia baik di negaranegara berkembang maupun maju. (WHO, 1997)
N
W
E
S
#
# # #
#
#
#
# # # #
# # # #
#
#
#
# #
# # #
# #
# # #
#
# ##
# #
#
#
# #
#
#
#
# # #
#
#
#
# # #
#
#
#
## # # #
#
#
#
#
#
# #
#
#
# #
#
#
#
#
#
#
# #
#
# # # ##
#
# #
# #
# #
# # #
#
# ##
# # # #
#
# #
# #
# # # # ## # # ### # ## # # #
# # # #
#
# # # # #
#
#
# #
#
#
#
##
## #
# #
# ## # # # #
# # # # #
# #
#
# #
# #
## # #
# #
# #
# # # #
#
#
# # # # # # # #
# # #
# # # # # # # #
Kas us di Bu ka n J a w a B ali 1 Do t = 2 0 Kas us Po sitif d i J a w a B ali 1 Do t = 5 End em isitas re nd ah se da n g ting gi
## # ##
#### # ## # # # # # # # ## # ## # # # # # ### #
# # # # # ## # # # # ## # # #
#
#
## ## # # ## # # # ## # # # # # # ## # # # # ## # # ##
# # # # # ## # # # #### # # ## # # # # # # ## ## # # ### # ## # #
Kondisi malaria di Indonesia tidak jauh berbeda dengan kondisi malaria di dunia. Selama tahun 1998-2001 Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria terjadi di 11 propinsi meliputi 13 kabupaten di 93 desa dengan jumlah penderita hampir 20.000 orang dengan 74 kematian (Depkes, 2001)
Pendahuluan Faktor utama yang menyebabkan kegagalan dalam pemberantasan malaria timbulnya vektor malaria, yakni nyamuk Anopheles yang resisten terhadap insektisida Plasmodium yang resisten terhadap antimalaria yang tersedia.
Pengembangan antimalaria yang berasal dari tanaman telah berhasil dilakukan oleh para peneliti Cina ketika menemukan senyawa artemisin yang diisolasi dari tanaman A. annua. (Meshnick, 2001).
Pengembangan dan penemuan senyawa bioaktif dari herbal berdasarkan pendekatan: Etnofarmakologi Kemotaxonomi Random Information/studi literatur
1200 spesies tanaman dari 160 famili yang digunakan sebagai antimalaria dan penurun panas (Willcox, M and Bodeker, G. (2006).Traditional herbal medicines for malaria. BMJ 2006;329;1156-1159
Pengembangan obat antimalaria dari tanaman
Biomass (plant, microbe, marine)
Extraction Screening (LTS/HTS) Bioassay-guide isolation of actives Cross-screening Structure elucidation Large-scale isolation Chemical modification In vivo studis
Life Sciences 78 (2005) 431-441
Clinical trials DRUG
Pengembangan antimalaria baru
Willcox, W., Bertrand , G., Jacques , F. et al. 2011. A “reverse pharmacology” approach for developing an anti-malarial phytomedicine Malaria Journal 2011, 10(Suppl 1):S8 . http://www.malariajournal.com/content/10/S1/S8
Beberapa herbal yang digunakan sebagai antimalaria 1. Tanaman kina (Cinchona sp) 2. Artemisia annua L 3. Andrographis paniculata 4. Azadirachta indica 5. Caesalpinia crista 6. Quasinoid 7. Brucea javanica 8. Phyllantus niruri 9. Cassia siamea 10. Tinospora cordifolia 11. Garcinia parvifolia (Miq)Miq
Kinin (Cinchona succirubra L
Alkaloid kinin diisolasi dari kulit batang tanaman kina , tumbuh di pegunungan Andes (Peru). Tanaman ini oleh masyarakat digunakan untuk mengatasi demam. Ditemukan oleh Jesuit priests tahun 1620 , Barnabé de Cobo membawa kulit kina ke Eropa untuk mengatasi malaria tahun 1632. Kinin pertama kali diisolasi oleh Pierre Joseph Pelletier dan Joseph Caventou tahun 1820. RB Woodward dan WE von Doering tahun 1943 pertama kali di sintesis total Tahun 1860 Inggris menanam tanaman ini di India, Srilangka dan Indonesia
Artemisia annua L
Artemisisn pertama kali diisolasi dari tanaman A. annua awal tahun 1970 (Klayman D. L. et al., Science, 1985) Tahun 1979, peneliti China melaporkan senyawa ini bekerja cepat, efektif dan aman untuk penderita yang terinfeksi P. vivax atau P. falciparum (Tracy J. W. et al., Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics, 10th Ed., 2001
TABLE Therapeutic Index of Artemisia Extracts and Artemisinin in P. berghei-Infected Mice Substansi
LD50 (mg/kgBB
ED50 (mg/kgBB)
Indeks Terapi
Ekstrak kasar
162.500
11.900
13,7
Ekstrak eter Ekstrak alkohol Artemisinin
7425 4162 5005
2646 2526 139
2,80 1,64 36,80
LD50 = dose lethal in 50% of mice. ED50 = dose effective in curing 50% of mice. Source: Yao-De, W. et al., (1992), Chung Kuo Chi Sheng Chung Hsueh Yu Chi Sheng Chung Ping Tsa Chih, 10, 290–294; Chang, H.M. and But, P.P.H., (1986), Pharmacology and Applications of Chinese Materia Media, Vol. 1, World Scientific Publishing, Singapore.
Munoz et al. (1999) : aktivitas antiplasmodium in vivo dikelompokkan menjadi: sangat baik : ED50 ≤ 100 mg/kgBB Baik : ED50 101-250 mg/kgBB Sedang : ED50 251-500 mg/kgBB Tidak aktif ED50 ≥ 500 mg/kgBB
Clinical Trials of A. annua Preparations for Patients with Malaria Efficacy %
Jumlah subjek
Spesies Plasmodium
Preparat
Dosis (g)
hari
referensi
100
485
P. vivax
Ekstrak etanol
72
3
Chang & But, 1986
100
105
P. falciparum
Ekstrak etanol
72
3
Chang & But, 1986
100
50
P. vivax
Kapsul
129
6
Yao-de et al., 1992
100
5
P. falciparum
Infus
20
5
Mueller et al., 2000
93
254
P. falciparum
infus
35
7
Hirt and Lindsey, 2000
92
48
P. falciparum
dekok
20
4
Mueller et al., 2000
Azadirachta indica Khalid SA, Duddeck H, Gonzalez-Sierra M. Isolation and characterization of an antimalarial agent of the neem tree Azadirachta indica. J Nat Prod 1989; 52: 922-926. Dhar R, Zhang K, Talwar GP, Garg S, Kumar N: Inhibition of the growth and development of asexual and sexual stages of drug-sensitive and resistant strains of the human malaria parasite Plasmodium falciparum by Neem (Azadirachta indica) fractions. J Ethnopharmacol 1998, 61:31-39 Billker O, Shaw MK, Jones IW, Ley SV, Mordue AJ, Sinden RE: Azadirachtin disrupts formation of organised microtubule arrays during microgametogenesis of Plasmodium berghei. J Eukaryot Microbiol 2002, 49:489-497
Sambiloto (Andrographis paniculata )
Dua, V.K., Ojha, V.P., Roy, R. (2004). Anti-malarial activity of some xanthones isolated from the roots of Andrographis paniculata . J. Ethnopharmacol 95(2-3): 247-251 P. Misra, N.L. Pal, P.Y. Guru, J.C. Katiyar, V. Srivastava and J.S. Tandon. Antimalarial activity of Andrographis paniculata (Kalmegh) against Plasmodim berghei NK 65 in Mastomys natalensis. Int. J. Pharmacog. 30(4): 263-74 (1992).
Phyllanthus niruri
Mustofa et al. Southeast Asian J Trop Med Public Health, 38(4):2007
Soh et al. .African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 3(12). pp. 598-601,
Daun Johar (Cassia simea)
Garcinia parvifolia (Miq)Miq Klasifikasi G. parvifolia (Miq) Miq adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Guttiferales (Clusiales) Suku : Guttiferae (Clusiaceae) Marga : Garcinia Jenis : Garcinia parvifolia (Miq) Nama lain : Garcinia dioca Blume, Garcinia globuosa Ridley Garcinia mortleyana Piema Nama daerah : Asam kandis, sempat tebu, kandis burung. Syamsudin, Shirly Kumala and Screening of some extracts from (Guttiferae) for antiplasmodial, and antibacterial activities. 6(6)972-976.
Broto Sutaryo (2007). Garcinia parvifolia Miq antioxidant, cytotoxic Asian. J. Plant. Sci
31,23±1,9
Syamsudin, et al. (2007). Int. J. Trop. Med 2(2)41-44
35 30
5
11,47±2,2
5,18±1,4
4,52
10
1,82
8,98
15
7,73
20
3,23
Syamsudin, et al. (2008) J. Pharmacol. Toxicol 3(4)324-329.
Nilai IC50 (µ
25
0 A (24 jam)
A (72 jam)
B (24 jam)
B (72 jam)
FCR-3
D 10
1,3,6-trihidroksi-8-(8-hidroksi-,3,7-dimetilokta-2,6dienil)-7-metoksi-2-(3-metilbut-2-enil)ksanten-9-on
Senyawa
IC50 (g/mL)
Garciniavalline (1) Cleistopholine (2) O-methylmoschatolin (3) (-)-oliveroline (4) (-)-oliveridine (5)
75,90 17,80 32,3 14,90 55.7
J. Iran. Chem. Res. 3 (2010) 59-63
1,3,6-trihidroksi-2-(-4-hidroksi-3-metilbut-2-enil)-7metoksi-8-(3-metilbut-2-enil)ksanten-9-on
Tabel . Aktivitas antiplasmodium secara in vitro dari ekstrak daun G. parvifolia (Miq) Sampel
Metode
Mikroskopik
Metode
SYBR GreenI
Strain D6
Strain W2
Strain D6
Strain W2
Ekstrak kloroform
33,17
0,55
14,29
0,21
Ekstrak metanol
32,44
41,23
48,00
56,37
Klorokuin
0,012
1,08
0,026
0,23
ED50 (mg/kgBB)
156,22 412,92
Mitra kerja sama penelitian Bagian Parasitologi FK UGM, Yogyakarta Bioteknologi, LIPI, Cibinong Litbangkes, Jakarta Puslit Kimia LIPI Serpong
Laboratorium Namru-2, Jakarta
KESIMPULAN
☻ Hasil studi literatur dan penelitian menunjukan tanaman potensial untuk dikembangkan menjadi obat antimalaria ☻ Untuk pengembangan obat antimalaria yang berasal dari tanaman dibutuhkan kerjasama dari Peneliti, Perguruan Tinggi, Pemerintah dan Industri