1
PENELITIAN
HUBUNGAN PERAN SERTA KADER DALAM MEMOTIVASI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA BALITA KE POSYANDU TERHADAP STATUS KESEHATAN BALITA DI RW 07 KELURAHAN PASIR BIRU CIBIRU
Peneliti : Elizabeth Ari Setyarini.,S.Kep.,Ns.,M.Kes Friska Sinaga.,S.Kep.,Ns.
Alamat korespondensi : Stikes Santo Borromeus Bandung Jl. Ir. H. Djuanda 101 Bandung Telp fax : (022) 2505821 Email :
[email protected]
2
ABSTRAK Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung jawab terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan peran serta (meliputi performance, tindakan, hasil tindakan kader) dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu terhadap status kesehatan balita Di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Penelitian ini menggunakan design penelitian deskriptif korelasional, dengan jumlah sampel 28 orang ibu yang membawa anak balitanya datang ke Posyandu sehingga tehnik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara performance kader, kegiatan kader dan hasil dari kegiatan kader dalam memotivasi ibu membawa balita ke Posyandu terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Rekomendasi pada penelitian ini adalah pentingnya keberadaan dan kegiatan Kader Posyandu secara kontinue dan terencana dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat pada umumnya dan balita pada khususnya.
Kata kunci : Kader Posyandu, Balita, status kesehatan
3
ABSTRACT The successful implementation of development in the health sector is largely dependent on the active role of the community, because the community would take part and more responsive to the efforts of community health services. Community participation in health development, which played an important role among these is the role of complex servicing Kader (Posyandu). The purpose of this study to analyse the roles and relationships (including performance, action, result) the motivation mothers bring children to the health center on the health of children under five (toddler) in RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. This study used descriptive correlation study design, with a sample of 28 people who bear kid's mother came to integrated health so that the sample technique used is very rich in samples. The method used in this research survey. The results showed a positive relationship between the performance ,action and results the motivation mothers to bring children to the perceived health status of children under five (toddler) in RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. The recommendations in this study is the importance of the existence and activities of sustainable and integrated health cadre that planned in improving the health status of society in general and children in particular. Key words: Cadres Posyandu, Toddlers, health status
4
PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam GBHN yaitu bahwa keberhasilan pembagunan nasional tergantung pada partisipasi seluruh rakyat serta pada sikap mental, tekat dan semangat ketaatan disiplin seluruh rakyat Indonesia serta para penyelenggara negara (GBHN, 1993:122) Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan dipandang sebagai suatu hal yang sangat penting, karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung jawab terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Melalui prinsip pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat sebagai suatu subjek dan objek pembangunan dibidang kesehatan dapat memperoleh kesempatan yang selluas – luasnya untuk berpartisipasi secara aktif dan dinamis dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan guna mewujudkan dan meninglkatkan derajat kesehatan yang optimal di masyarakat beserta lingkunganya (DepKes RI, 2000 ) Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat
5
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembagunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kegiatan Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya. Masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Alasan posyandu didirikan yaitu agar posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan pelayanan keluarga berencana. Selain itu dengan adanya kegiatan posyandu, diharapkan dapat menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana. Keberhasilan kegiatan posyandu sangat bergantung pada partisipasi secara aktif dari kader yang bertugas di posyandu dengan melibatkan petugas puskesmas dan petugas BKKBN sebagai penyelenggara pelayanan profesional untuk membimbing kader agar mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal (Drs. Nasrul Effendy, 1998: 267-271). Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi penggerak dan pelaksan kegiatan posyandu, dimana kader dibentuk dan dipilih dari dan oleh anggota masyarakat setempat yang disetujui dan dibina oleh LKMD, dimana para kader ini mempunyai kemauan dan mampu bekerja secara sukarela dapat membaca dan menulis huruf latin serta mempunyai waktu untuk bekerja bagi masyarakat disamping usahanya mencari nafkah (DepKes RI, 1999). Partisipasi kader dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain factor masyarakat, faktor tokoh masyarakat dan faktor petugas puskesmas. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dalam memotivasi kader agar dapat terus berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan posyandu sehingga
6
apabila salah satu faktor tidak ikut terlibat dalam kegiatan posyandu maka kegiatan posyandu tidak dapat berjalan secara optimal. Data UNICEF tahun 1999 menunjukan, 10 -12 juta (50 – 69, 7 %) anak balita di Indonesia (4 juta diantaranya dibawah satu tahun) bersatus gizi sangat buruk dan mengakibatkan kematian, malnutrisi berkelanjutan meningkatkan angka kematian anak. Setiap tahun diperkirakan 7 % anak balita Indonesia (sekitar 300. 000 jiwa) meninggal ini berarti setiap 2 menit terjadi kematian satu anak balita dan 170. 000 anak (60 %) diantaranya akibat gizi buruk. Dari seluruh anak usia 4 -24 bulan yang berjumlah 4, 9 juta di Indonesia, sekitar seperempat sekarang berada dalam kondisi kurang gizi (Wahyuni, 2001, dalam Herwin. B. 2004). Sejalan dengan sasaran global dan perkembangan keadaan gizi masyarakat, rumusan tujuan umum program pangan dan gizi tahun 2001-2005 yaitu menjamin ketahanan pangan tingkat keluarga, mencegah dan menurunkan masalah gizi, mewujudkan hidup sehat dan status gizi optimal. Menurut kerangka yang disusun oleh WHO, terjadinya kekurangan gizi dalam hal ini gizi kurang dan gizi buruk lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, penyakit infeksi dan asupan makanan yang secara langsung berpengaruh terhadap kejadian kekurangan gizi, pola asuh serta pengetahuan ibu juga merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kekurangan gizi, seperti pada bagan UNICEF berikut ini yang telah dimodifikasi oleh Prof. Dr. Soekirman, (Herwin. B. 2004). Mengingat hal tersebut diatas, peran serta kader sangat dibutuhkan dalam memotivasi ibu untuk membawa anak balitanya ke Posyandu sebagai langkah awal dalam menilai status kesehatan anak balitanya dan dapat melakukan intervensi lebih lanjut yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita sebagai generasi bangsa Indonesia.
7
Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya perhatian masyarakat tentang peran serta kader dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya balita. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Peran Serta Kader Dalam Memotivasi Keaktifan Ibu Membawa Balita Ke Posyandu Terhadap Status Kesehatan Balita Di Rw 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan peran serta kader ( meliputi performance, tindakan, hasil tindakan kader) dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu terhadap status kesehatan balita Di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
METODE PENELITIAN Metode pada umumnya diperlukan dalam suatu penelitian, penggunaan metode ini harus sesuai dengan permasalahan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional, yaitu metode penelitian yang tidak hanya melihat gambaran variable yang diteliti tetapi juga melihat apakah ada hubungan antara dua atau beberapa variable (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara peran serta kader dengan status gizi balita RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional . antara variabel dependen : status gizi balita dan variabel independent : peran serta kader dalam memotivasi ibu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Batasan penelitian pada Ibu-ibu yang membawa balitanya ke Posyandu RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
8
Populasi dalam penelitian ini ibu – ibu yang membawa balitanya ke Posyandu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru yang berjumlah 28 orang dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling berjumlah 28 ibu yang memiliki balita. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara membagikan angket kepada responden dan sebelumnya telah diberikan informed consent.Ibu-ibu yang membawa balitanya ke Posyandu diberikan angket dan diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dan apabila ibu kesulitan untuk mengartikan pertanyaan , maka peneliti mendampingi dan memberikan pengarahan maksud dari perrtanyaan tersebut. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari ibu-ibu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilaksanakan dengan menggunakan rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang dipergunakan sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang disebut analisa data. Hipotesa penelitian ini adalah Ha : ada hubungan yang positif dari peran serta kader dalam memotivasi ibu membawa balitanya ke Posyandu dengan status gizi balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Ho : tidak ada hubungan peran serta kader dalam memotivasi ibu membawa balitanya ke Posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Dalam penelitian ini digunakan analisa univariat berupa distribusi frekuensi untuk data berkategori nominal dan ordinal. Analisa presentase ini bertujuan mendapatkan gambaran distribusi responden serta untuk mendeskripsikan variable independen dan dependen. Dilanjutkan dengan analisa bivariat yang dilakukan bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel dependen : status gizi balita dan variabel independen : peran serta kader dan dilakukan uji Korelasi Pearson Product Moment.
9
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Tabel 1 : Status gizi balita berdasarkan KMS di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru Kartu KMS
Frekuensi
%
Hijau
21
75
Kuning
4
14,3
Merah
3
10.3
Total
28
100
Tabel 2 : Distribusi frekuensi performance kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu-ibu membawa balita ke posyandu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru Performance Kader
Frekuensi
%
Baik
23
82,2
Kurang
5
17,8
Total
28
100
Tabel 3 : Hubungan performance kader posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru Performance kader
Baik
Merah
Kuning
f
%
f
%
2
7,14
2
7,14
Hijau f
%
19
67,8 7
P Value
0,027
10
Kurang
1
3,57
2
7,14
2
7,14
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa performance kader dalam memotivasi keaktifan ibuibu membawa anak balita ke Posyandu adalah baik (82,2%). Peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kader adalah anggota masyarakat setempat yang dengan sukarela terlibat dalam kegiatan kesehatan. Masyarakat harus menyadari keberadaan kader Posyandu yang membantu dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat khususnya diwilayah setempat. Peran serta kader dalam mengajak ibu-ibu yang memiliki balita untuk membawa anaknya ke Posyandu memberikan kontribusi yang besar dalam upaya kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Langkah kongkrit peran kader adalah mengadakan kegiatan Posyandu setiap bulan pada tanggal yang sama sehingga memudahkan ibu-ibu untuk mengingat tanggal tersebut dan pemberian informasi melalui soundsystem tentang kegiatan Posyandu. Pada tabel 3 hasil uji statistic diperoleh nilai p value = 0,027, ini membuktikan bahwa ada hubungan performance kader dengan status kesehatan balita.
11
Tabel 4 : Distribusi frekuensi kegiatan kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu individu membawa balita ke posyandu di RW 07 Pasir Biru Cibiru Tindakan
Frekuensi
%
Baik
26
92,9
Kurang
2
7,1
Total
28
100
Tabel 5 : Hubungan kegiatan kader posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru Total
Kegiatan Kader
Merah
Kuning
Hijau
P Value
f
%
f
%
f
%
f
%
Baik
3
10,71
3
10,71
20
71,44
26
92,86
Kurang
0
0
1
3,57
1
3,57
2
7,14
Jumlah
3
10,71
4
14,28
21
75,01
28
100
0,029
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa kegiatan kader Posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru adalah baik (92,9%). Kegiatan Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.
12
Kader yang telah mendapatkan pelatihan dalam rangka perpanjangan tangan dari Puskesmas dapat memberikan penjelasan yang dirasakan penting oleh masyarakat. Kegiatan yang dapat diberikan oleh kader Posyandu adalah penyuluhan tentang gizi seimbang, penanganan diare di rumah, penimbangan bayi dan balita, pengisian KMS, penerapan pola hidup sehat, bersih dan seimbang dan masih banyak penyuluhan lainnya yang menunjang status kesehatan di wilayah tersebut. Pentingnya penyegaran materi dari Puskesmas kepada ibu-ibu kader agar informasi yang diberikan benar dan up to date. Peran serta kader dalam melaksanakan berbagai kegiatan tersebut merupakan bagian dalam usaha mensejahterakan masyarakat memberikan hubungan yang positif terhadap status kesehatan balita. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik pada tabel 4 p value = 0,029, ini membuktikan bahwa ada hubungan antara kegiatan kader dengan status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.
Tabel 6 : Distribusi frekuensi hasil kegiatan kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu individu membawa balita ke posyandu di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru Hasil tindakan
Frekuensi
%
Baik
23
82,2
Kurang
5
17,8
Total
28
100
13
Tabel 7 : Hubungan hasil kegiatan kader dengan status kesehatan balita Total
Hasil kegiatan Kader
Merah
Kuning
Hijau
P Value
f
%
f
%
f
%
f
%
Baik
2
7,14
2
7,14
19
67,87
23
82,15
Kurang
1
3,57
2
7,14
2
7,14
5
17,85
Jumlah
3
10,71
4
14,28
21
75,01
28
100
0,027
Ditinjau dari tabel 6 diketahui bahwa hasil kegiatan kader dalam memotivasi ibu-ibu untuk membawa balita ke posyandu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru adalah baik (82,2%). Pelaksanaan kegiatan Posyandu akan berhasil dengan baik apabila setiap warga menyadari kehadiran para kader di wilayah tersebut dan merasakan peran serta kader dalam melaksanakan upaya – upaya kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat. Bentuk nyata dari upaya kader dalam memotivasi ibu-ibu untuk membawa anak balitanya secara kontinue setiap bulan ke Posyandu adalah dari hasil peningkatan tinggi badan dan berat badan anak balita yang tertuang dalam KMS (Kartu Menuju Sehat). Dikatakan hijau berarti anak balita berada dalam keadaan sehat, kuning menunjukkan anak balita dalam kondisi perlu kewaspadaan ibu yang memiliki balita untuk mengatur pola makan dan kesehatan anaknya. Pada saat inilah peran kader memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu yang memiliki balita pada garis kuning. Jika KMS menunjukkan warna merah,ini membuktikan pentingnya koordinasi dari pihak Puskesmas, peran kader Posyandu dan keaktifan ibu untuk bersama-sama melakukan upaya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita yang memerlukan pengawasan secara kontinue dari status kesehatannya. Masih ditemukan 14,3 % balita yang menunjukkan KMS berwarna kuning dan
14
10,3 % balita yang KMSnya berwarna merah. Upaya yang dilakukan oleh kader bersama dengan Puskesmas adalah memberikan motivasi ibu untuk menjaga kesehatan balitanya dan mengupayakan secara optimal makanan dan gizi seimbang dengan pemberian susu dan makanan tambahan. Kader di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru senantiasa memperhatikan kesehatan balita yang perlu perhatian khusus dengan cara mengunjungi kediaman balita tersebut dan memberikan susu tambahan secara kontinue, hal ini dilakukan sebagai bagian dari peran serta kader dalam meningkatkan status kesehatan balita.
Hasil uji statistic diperoleh nilai p value =
0,027 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara hasil tindakan kader posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu : 1. Terdapat hubungan positif antara performance kader dalam memotivasi keaktifan ibu individu membawa balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru 2. Terdapat hubungan positif antara kegiatan kader dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru 3. Terdapat hubungan positif antara hasil kegiatan kader dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru
15
Dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara peran kader dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru
SARAN Dari kesimpulan diatas dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut : 1. Keberadaan Kader Posyandu merupakan bagian terpenting di masyarakat dalam meningkatkan status kesehatan di wilayah tersebut 2. Kegiatan kader Posyandu memberikan sumbangsih penting dalam menumbuhkan motivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, bersih dan seimbang 3. Pelaksanaan kegiatan Kader Posyandu yang terencana dan terstruktur dapat meminimalkan angka kesakitan masyarakat khususnya pada balita, hal ini dapat diobservasi dari KMS yang menunjukkan status kesehatan balita.
16
DAFTAR PUSTAKA Almatsier., 2004. Penuntun Diet. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Abunain Djumadias, 1990, Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status Gizi. Puslitbang Gizi Bogor. Depkes, RI, 2004, Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta Giatno, Bambang. (2005). Buku Pegangan Kader Posyandu. Jawa Timur : Dinas Kesehatan Ida Widjayati.,2009. Gambaran peran kader posyandu dalam pelaksanaan program deteksi ini tumbuh kembang pada bayi (di Kelurahan Manisrenggo Kecamatan Kota Kota Kediri ). Diunduh http://www.docstoc.com/docs/53275284/ tanggal 1 Mei 2011 pukul 12.30 Mastuti, Titik Emi (2003) Studi Uji Hubungan Beberapa Faktor Kader Yang Berhubungan Dengan Kelangsungan Kader Posyandu Di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bulan Maret 2003. Undergraduate thesis, Diponegoro University. Diunduh http://eprints.undip.ac.id/5536/ tanggal 1 Mei 2011 pukul 12.35 Mudjianto, T. (2003). Efektifitas KMS Anak Balita Sebagai Sarana Penyuluhan Gizi di Posyandu. http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 2 Mei 2011 Nursalam. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika Siahaan, R. (2005). Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu. http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index. Diakses tanggal 4 Mei 2011 Supariasa. Bakri. Fajar., 2002, Penilaian Status Gizi Balita. Penrbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Sri Astuti. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen kesehatan Republik Indonesia Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu. http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index. Diakses tanggal 14 Mei 2011
17