PENDIDIKAN KARAKTER? COBLOS LEADER CLASS! Oleh : Fauziyah Ulfatun Ni’mah Pendidikan di era globalisasi ini mulai dijadikan prioritas utama guna mengembangkan kehidupan yang lebih terarah. Definisi pendidikan itu sendiri adalah Proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai halhal tertentu yang tersusun secara sistematis dan terprogram sehingga akan menghasilkan individu yang bermartabat tinggi. Namun, pada artikel kali ini saya akan mengupas habis tentang “Pendidikan Karakter”. Apa sih pengertian pendidikan karakter? Pendidikan karakter adalah usaha untuk mengasah, meningkatkan dan mengarahkan seseorang mengenai karakter yang dimilikinya
dengan
cara berlatih disiplin, memupuk rasa persatuan, tanggung jawab, dan sebagainya sehingga dapat mengantarkan setiap insan ke gerbang kehidupan yang sejahtera dan lebih dihargai oleh berbagai umat manusia. Apakah pendidikan karakter itu penting? Ya, sangat penting. Pendidikan karakter sangat mutlak diperlukan baik di lingkungan rumah, sekolah, dan di lingkungan sosial. Sasaran pendidikan karakter juga mencakup masyarakat luas mulai dari anak usia dini, remaja, dewasa sampai lansia. Mari kita saksikan beberapa cuplikan peristiwa miris di Indonesia! 1. Angelina sondakh sebagai tersangka kasus suap Wisma Atlet Sea Games tahun 2012 2. Kasus korupsi Bank Century 3. Kasus korupsi BLBI yaitu adanya penyelewengan penggunaan dana sebesar Rp 80,4 triliun 4. Korupsi mafia anggaran DPR oleh Nazarudin cs di tahun 60-an proyek APBN sebesar 6,1 triliun rugikan Negara sekitar 2,5 triliun.
Beberapa
kasus
diatas
merupakan
kanker
berat
yang
menggerogoti Negara Indonesia ini. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pendidikan karakter pada jiwa mereka. Melalui peristiwa ini dapat dimengerti bahwa karakter merupakan kunci keberhasilan seorang individu. Meskipun tingkat pengetahuan dan daya berfikir yang dimiliki seseorang tinggi, dia tidak akan berhasil jika tidak diimbangi dengan karakter yang baik seperti kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, dan hubungan interpersonal. Apakah pendidikan karakter dan persaingan di bidang pekerjaan saling berkaitan? Pastinya sangat berkaitan. Anak-anak di era modern ini akan menghadapi persaingan yang lebih dan sangat ketat dengan rekanrekannya dibandingkan dengan persaingan di era 90-an. Hal semacam ini merupakan tuntutan zaman yang membutuhkan kualitas sumber daya manusia yang tinggi dengan karakter yang baik. Misalnya : Suatu penelitian di Amerika mencatat bahwa 90 % kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk setiap individu seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan kedisiplinan yang minus. Untuk menunjang terbentuknya karakter individu yang mumpuni, Bupati Cilacap, H. Tatto Suwarto Pamuji mencetuskan gagasan kreatif tentang Leader class. Gagasan Leader class ini direalisasikan pada tahun 2012 melalui beberapa sekolah di Kabupaten Cilacap yaitu di SD, SMP dan SMA tertentu di Cilacap. Leader class adalah suatu kelas yang di dalamnya terdapat siswasiswi pilihan dari masing-masing Kecamatan di Cilacap dan memiliki prestasi yang unggul. Tujuan dibentuknya Leader class adalah untuk melatih jiwa kepemimpinan pada diri setiap individu sehingga menciptakan suatu individu yang berkualitas, kritis dan dapat membangun bangsa dan Negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Selain itu, Leader class juga
berguna untuk membentuk moral dan perilaku individu sehingga dimaksudkan dapat mengurangi dan mencegah merambahnya kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam diri Indonesia. Awal mula berjalannya program Leader class memang menuai berbagai kontroversi. Sebagai contoh, Leader class yang diterapkan di SMA Negeri 1 Cilacap memang hanya diterapkan untuk satu kelas pada setiap angkatan. Hal ini menyebabkan kelas ini tercap pada masingmasing kepala sebagai kelas terpojokkan dan kelas bully-an. Mengapa demikian? Sudah jelas, kelas ini memang dipilih berdasarkan tingkat prestasi akademik, dipercayai daerah sebagai bunga penerus tonggak perjuangan Cilacap, kelas yang dibiayai Pemerintah daerah walaupun dana yang dianggarkan sangat sulit dicairkan dan yang lebih mencolok, kelas ini adalah kelas yang diharuskan memakai atribut yang sangat lengkap dimana dan kemanapun mereka berada. Demikian ini menjadi alasan sulitnya mendapatkan pengakuan dari warga sekolah. Namun, seiring tempo menguras memori, Leader class ini akhirnya dapat diterima dan dimaklumi oleh masing-masing warga SMAN 1 Cilacap. Kegiatan apa saja yang menjadi ciri khas dari Leader class tersebut? Cukup banyak. Seperti Samapta, Apel pagi, pemberian materi kepemimpinan, dan studi banding. Samapta. Merupakan kegiatan olah fisik yang dilakukan setiap hari Senin di luar jam pelajaran sekolah yaitu dari pukul 15.30 sampai dengan pukul 17.00. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan dan membentuk jiwa kepemimpinan pada setiap siswa. Selain itu, kegiatan kesamaptaan dilaksanakan agar siswa tidak selalu terfokus pada materi pembelajaran yang diberikan oleh bapak dan ibu guru mereka, namun siswa dapat mengimbangi kegiatan yang padat mereka dengan melatih fisik agar tetap bugar dan fisik menjadi lebih sehat sehingga mereka dapat menjalani hari-harinya dengan enjoy.
Kemudian kegiatan selanjutnya adalah Apel pagi. Setiap hari, siswa dituntut untuk berangkat pukul 06.15 untuk melaksanakan Apel pagi dengan sistem yang telah ditentukan dan di dalamnya juga terdapat pembacaan resume kegiatan yang telah ditempuh pada hari sebelumnya. Ya, resume ini memang sangat mirip dengan buku diary, namun pada resume menggunakan bahasa yang formal. Setelah apel selesai, Guru pengampu bertugas memberikan materi kepemimpinan guna memperbaiki dan menuntun moral setiap individu menjadi pemimpin yang berkarakter tinggi. Namun sekian lama waktu berjalan, Siswa banyak yang mengeluh tentang materi yang diberikan oleh gurunya, dikarenakan materi yang diberikan sangatlah membosankan. Namun, sadar tidak sadar, materi kepemimpinan yang telah mereka terima ternyata banyak membuahkan hasil. Kedisiplinan, ketekunan, kegigihan, tanggung jawab yang tinggi, tumbuh secara kontinu. Disinilah gerbang menuju kesuksesan. Para guru juga banyak memberikan kepercayaannya kepada siswa Leader class untuk berperan aktif dalam suatu kegiatan terutama perlombaan. Apa alasan para guru memilih siswa Leader class? Tentu karena karakter yang dimilikinya. Kegiatan selanjutnya adalah Kegiatan Studi Banding. Kegiatan Studi banding ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang dianggap memiliki mutu pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah yang bersangkutan. Tujuan dari kegiatan studi banding adalah untuk mengembangkan wawasan siswa agar tidak terpaku pada ruang lingkup sempit di sekolah sehingga pemikiran siswa dapat berkembang mengenai sistem pendidikan di sekolah lain, metode berprestasi yang dijalankan oleh sekolah lain, dan pendidikan karakter yang dipelajari di sekolah lain. Melalui kegiatan studi banding ini, siswa menjadi terbuka dalam berfikir sehingga mereka lebih kreatif untuk membangun sekolah dan daerahnya serta mereka lebih termotivasi untuk terus meningkatkan prestasi mereka demi menunjang persaingan di masa selanjutnya.
Padatnya aktifitas yang harus ditekuni oleh siswa Leader class, membuat orang tua dari siswa Leader class banyak mengeluh tentang anaknya yang lebih sering menghirup oksigen di sekolah dibandingkan menghirup oksigen di jendela rumahnya. Ini memang resiko berat yang harus ditanggung para siswa dan keluarganya. Namun, jika itu berjihad demi kebaikan, apa salahnya? Menuju
akhir
tinta
penghabisan,
titip
pesan
untuk
kalian,
Pendidikan karakter memang terlihat urusan sepele namun jika hal itu diabaikan akan menjadi masalah yang bertele-tele. Nah maka dari itu, mari kita galangkan Pendidikan Karakter yang sehat bagi generasi penerus bangsa. Hapus KKN, tumpas kejahatan. Jika kita peduli bangsa, kita harus berupaya menumbuhkan bibit-bibit penerus bangsa dengan optimal dan tampar racun-racun kejahatan sejauh mungkin. SEHAT NEGERIKU, BANGKITLAH BANGSAKU!