Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
KATA PENGANTAR Begitu serasi dan sangat sempurnanya jalinan kerja sama yang terjadi antara otak dengan daya pikir dan motorik kita, sehingga
perasaan-perasaan, pikiran-pikiran dan
kegiatan-kegiatan hanya dapat terjadi melalui kerja sama yang rumit dari susunan syaraf otak. Terjadinya perubahan susunan syaraf dalam otak, walaupun hanya sedikit dan sangat halus, akan berdampak terhadap perasaan, pikiran dan kegiatan seseorang. Anak-anak yang mempunyai kesulitan akademik di sekolah dan gerak-sensori dalam bersosialisasi merupakan salah satu contohnya. Dewasa ini, para ahli pendidikan khusus masih dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dalam memahami psikologi-pikiran tanpa terlebih dahulu memahami fungsi kerja biologisotak.
Ini berarti bahwa orang tua akan dihadapkan kepada permasalahan yang rumit
berkaitan dengan perubahan-fungsi sistem syaraf pusat yang ada di otak dan pengaruh perubahan tersebut terhadap perilaku-perilaku anak yang bersangkutan. Kerja sama antara sel-sel syaraf yang ada pada otak dengan kemampuan-daya pikir seseorang sangat nyata pada peningkatan keterampilan diri. Anak-anak dengan kesulitan belajar dan bahasa, secara umum mempunyai permasalahan keterampilan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Keterampilan yang dimaksud adalah membaca, menulis, dan matematika.
Bersamaan dengan
ketidakmampuan pada keterampilan tersebut terdapat perubahan perilaku diri, seperti perasaan bingung, frustasi, dan sering marah terhadap guru dan orang tuanya. Lebih lanjut, pada diri mereka terdapat kecenderungan ketiadaan kemampuan menolong-diri sendiri, menjadi lebih agresif atau menjauhi kelompok, dan sering menolak untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan tertentu di sekolah. Kesulitan mereka dalam belajar dan berbahasa dapat berakibat pula terhadap ketidakmampuannya untuk mengembangkan proses informasi yang
diterima
melalui
indera.
Umumnya
mereka
mengalami
kesulitan untuk
menginterpretasikan makna adanya cahaya, suara, dan sensasi rabaan dan gerak.
Mereka
akan mudah marah bila adanya cahaya yang menyilaukan dirinya, adanya suara-suara bising, bahkan terhadap sentuhan dan rabaan yang tidak dia harapkan. Terjadinya perubahan susunan syaraf atau ketidakberfungsian salah satu syaraf yang ada
di
otak
(dimaksudkan
disini
adalah
sensory
integration
dysfunction
atau
ketidakberfungsian kerja sensori-integrasi), sangat dimungkinkan menjadi salah satu sebab utama bagi seorang anak mempunyai kesulitan berbahasa dan belajar, di samping akan mempunyai masalah dalam pengontrolan dan pengaturan dirinya saat melakukan gerakan-
i
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
gerakan otot secara efektif. Adanya sensory integration dysfunction merupakan penyebab yang membingungkan terhadap berbagai simptom atau gejala-gejala kelainan, disebabkan sistem syaraf pusat tersebut bekerja secara tidak efektif dalam melakukan proses sensori informasi yang datang. Berbahasa, menurut Gardner (1983), merupakan bagian yang sangat penting dalam kemampuan inteligensi manusia. Ia menambahkan bahwa hal yang sangat penting dalam aspek retoris dari bahasa antara lain: (a) kemampuan untuk meyakinkan orang lain atau suatu kegiatan; (b) merupakan potensi kemampuan untuk ingatan/menghafal; (c) kemampuan untuk menggunakan kata-kata saat menyebutkan urutan suatu kegiatan; (d) kapasitas berbahasa untuk menjelaskan konsep-konsep; (e) penggunaan bahasa untuk membayangkan arti suatu bentuk bahasa tertentu atau analisa ”metalinguistic” (dalam Campbell, L. 1996:2). Inteligensi bahasa (Linguistic Intelligence),
merupakan salah satu dari ke-enam
inteligensi jamak (multiple intelligences). Kemampuan inteligensi lainnya adalah: Inteligensi dalam keberbakatan musik (Musical Intellegence); Inteligensi matematis-logis (LogicalMathematical Intelligence); Inteligensi berkaitan dengan ruang/tempat (Intelligence Spatial); Inteligensi kinestetik-tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence); dan Inteligensi pribadi (The Personal Intelligence), termasuk kemampuan intelligensi inter-personal dan intra-personal (Gardner, H. 1985:73-205). Dapat dikatakan bahwa kemampuan menggunakan kata-kata dalam berkomunikasi merupakan ekspresi diri secara emosional yang menjadikan diri manusia berbeda dengan makhluk lain dan memungkinkan diri manusia mampu menggali dan mengembangkan secara lebih luas kemampuan inteligensi dirinya Ketika mengalami kesulitan dalam pengkoordinasian antara otot-otot besar (gross motor) dan atau otot-otot kecil (fine motor), maka yang bersangkutan akan mempunyai masalah dalam
berlari, melompat, melakukan loncatan dan memanjat (locomotor).
Di
samping itu mereka akan mempunyai kesulitan saat mengancing resluiting, memasukkan kancing ke dalam lobangnya, menalikan tali sepatu, memotong, mewarnai gambar atau menulis (daily activity life). Dampak berikutnya yang bersangkutan mempunyai kesulitan dalam menangkap dan melempar bola, menggunakan sendok, garpu, pensil dan sisir, dan kegiatan lainnya berkaitan dengan keterampilan-hidup yang sangat esensial. Anak yang bersangkutan dapat disebut sebagai anak yang mempunyai masalah gerak dan integrasisensori (Ayres, A.J. dan Martin, L.B., dalam Kranowitz, C.S., 1998: xii). Para orang tua yang mempunyai anak dengan hendaya spektrum autistik atau Autistic Spectrum Disorder yang merupakan hendaya perkembangan pervasif, pada umumnya lebih awal dalam mengenali gejala-gejala kelainan yang ada pada diri anaknya dari pada para ahli ii
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
yang ikut memberikan layanan melalui observasi secara teliti dan mendalam.
Namun,
mereka kurang memahami terjadinya perubahan-perubahan yang ada pada susunan syarafpancaindera yang ada di otak anak mereka, termasuk adanya ketidakmampuan yang ada pada syaraf-pengintegrasian pancaindera, lebih dikenal dengan istilah sensory integration disability. Sensory integration disability menunjukkan adaya ketidakefisienan yang bersifat neurologis saat pemrosesan informasi yang diterima melalui indera yang akan berdampak adanya kesulitan dalam belajar, perkembangan dan perilaku (sering dikenal dengan istilah lain,
yaitu
sensory
integration
disorder
atau
sensory
integrative
dysfunction).
Ketidakberfungsian secara neurologis tersebut terjadi pada sistem syaraf pusat yang ada di kepala dimana otak kita berada. Saat terjadinya ditandai dengan ketidakmampuan otak untuk menganalisa, mengorganisir, dan melakukan hubungan atau integrasi pesan-pesan sensori. Dampak dari hal tersebut di atas, anak tidak mampu melakukan respon terhadap informasi yang datang melalui pancaindera/ sensorinya, ditandai dengan tidak adanya perilaku secara sesuai, berarti dan konsisten. Selanjutnya dampak dari ketidakmampuan sensori-integrasi menjadikan anak berkesulitan menggunakan informasi-sensori untuk mampu merencanakan dan mengorganisir tindakan yang ia ingin lakukan. Dengan kata lain ia tidak mampu belajar secara mudah.
Salah satu yang paling sulit adalah memahami
perbedaan-perbedaan yang ada pada diri-anak, karena secara individual, nampak berbeda dalam kepribadian, temperamen dan kemampuan belajar dengan ada atau tidak adanya tandatanda yang menunjukkan ketidakmampuan perkembangan (Kranowitz, C.S. 1998:8). Seorang guru bagi anak-anak usia dini, umumnya memberikan pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan gerak diiringi dengan musik dan permainan dramatik. Anak-anak sangat menyenangi kegiatan menyanyi, bermain dengan teman-temannya, melakukan kegiatan menirukan untuk berpura-pura menjadi seekor gajah, bahkan berpura-pura dirinya tertembak oleh peluru dari pistol mainannya.
Mereka sangat menyukai kegiatan-kegiatan tersebut
karena mereka mempunyai integrasi-sensori yang berjalan efektif, yaitu kemampuan untuk mengorganisir sensori-informasi untuk digunakan dalam seluruh kegiatan sehari-hari. Anak senang untuk menggunakan panca-inderanya saat melakukan sentuhan, gerakan, melihat dan meneliti objek yang menarik dirinya, dan mendengarkan serta memperhatikan bunyi yang datang dari lingkungannya dan kemudian melakukan respon sejalan dengan rangsangan yang datang pada dirinya. Hanya saja beberapa dari anak-anak tersebut kurang beruntung. Diantara mereka tampak kurang gembira dan terlihatnya dalam wajah kebingungan, sering menolak untuk iii
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan di kelas atau saat waktu istirahat, dan biasanya ia ingin melakukan kegiatan dalam ”kesendirian melalui dunianya sendiri”. Dalam kehidupannya sangat jarang untuk berjalan dan berlari, di sisi lain terlihat cepat lelah dan mudah menangis dan selalu ingin menyakiti dirinya. Mereka inilah merupakan anak-anak yang akan dibahas dalam buku ini. Mereka umumnya tidak mau merubah perilakunya, sehingga kita perlu untuk memahaminya lebih jauh tentang alasan-alasan yang melatarbelakangi perilakunya. Namun, kita hendaknya menyadari bahwa suatu perilaku yang muncul merupakan suatu bentuk ”pesan” dan ”simptom atau gejala” bukan merupakan diagnosa, sehingga kita perlu memahami perilaku setiap individu. Data tentang perilaku setiap individu sangat diperlukan saat memprogramkan suatu layanan pendidikan-khusus, karena dengan memahami perilaku mereka kita akan dapat membantunya secara benar. Sebagai seorang profesional (apakah yang bersangkutan tersebut sebagai: psikolog, dokter khusus, occupational therapist atau ahli terapi okupasi, fisio therapist atau ahli terapi fisio, speech therapist atau ahli terapi bicara, dan guru pendidikan khusus) akan melihat lebih jauh tentang permasalahan-permasalahan berkaitan dengan belajar, dan berbahasa dikaitkan dengan keberfungsian syaraf otak yang mengatur integrasi-sensori. Sedangkan bagi para orang tua, diperlukan pemahaman pengetahuan berkaitan dengan masalah-masalah neurologis dan faktor penyebab terjadinya kesulitan akibat adanya ”kelainan” pada susunan syaraf otak yang menjadikan hambatan serta masalah dalam kegiatan sekolah dan keterampilan kehidupan sehari-hari pada diri anaknya. Setelah membaca buku ini, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memahami lebih jauh tentang masalah-masalah berkaitan dengan perencanaan gerak yang dapat dilakukan di rumah, seperti halnya bagaimana suatu kegiatan gerak disusun sehingga dapat meningkatkan kemampuan gerakan meraba atau sentuhan taktil yang bersifat sensitif. Ketidakberfungsian syaraf otak yang mengatur integrasi-sensori hampir tidak kentara dan dapat menjadikan berbagai simptom atau tanda-tanda ”kelainan” yang membingungkan. Ketidakberfungsian tersebut disebabkan oleh sistem syaraf pusat yang kurang efektif dalam melakukan proses kegiatan sensori-informasi.
Anak-anak yang mempunyai kesulitan
semacam ini akan merasakan penderitaan sepanjang waktu dalam melakukan kehidupan sehari-harinya. Mereka sepertinya wajar-wajar saja dan mungkin mempunyai inteligensi yang tinggi, namun penampilan mereka terlihat adanya kejanggalan, kaku, menakutkan, dan sering menghindarkan dirinya dari orang lain yang ada di sekitarnya, atau terkadang menjadi agresif dan bermusuhan dengan orang-orang di sekitarnya. iv
Ketidakberfungsian sensori-
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
integrasi dapat berdampak tidak hanya pada bagaimana mereka belajar dan bergerak, tetapi juga terhadap perilaku, cara mereka bermain dan berteman, dan khususnya bagaimana perasaan mereka terhadap dirinya sendiri. Guru-guru pendidikan khusus, dokter dan profesional yang menangani kesehatanmental akan mengalami kesulitan untuk mengenali anak dengan hendaya ketidakberfungsian sensori-integrasi. Kesulitan tersebut disebabkan antara lain karena mereka kurang mengenali permasalahan, salah menilai perilaku anak yang bersangkutan, dan kurang mampu menilai harga diri yang dipunyai anak. Hanya beberapa orang saja yang memahami bahwa ”perilaku yang membingungkan” tersebut sebetulnya berakar dari tingkat keberfungsian-fungsional yang sangat rendah pada suatu sistem syaraf yang ada di otak. Para ahli menganggap bahwa mengidentifikasi anak sejak usia dini dapat menolong mereka, karena otak lebih mudah menyerap perubahan saat masih dalam perkembangan. Namun sampai saat ini masih merupakan kendala dalam melakukan identifikasi dini khususnya pada sekolah-sekolah yang menangani anak-anak usia tiga hingga delapan tahun. Faktor utama kesulitan itu adalah belum tersedianya instrumen tes yang dapat diterapkan dalam proses skrining.
Di sisi lain, proses skrining untuk keperluan ini memerlukan
penyusunan dan pemograman sedemikian rupa sesuai dengan ”kebutuhan” setiap individu. Kesempurnaan instrumen tes yang telah disusun dan diprogramkan secara tepat dan baik dapat membantu anak saat melakukan skrining tersebut, sehingga kegiatannya dapat dilakukan dengan penuh kegembiraan, mudah dilakukan dan para guru pendidikan khusus dapat
membedakan
secara
langsung
antara
tingkat
ketidakdewasaan
dasar
dan
ketidakberfungsian sensori-integrasi. Hal yang sangat penting dari hasil suatu kegiatan skrining atau asesmen adalah kemampuan menyajikan data yang dapat mendorong para orang tua agar dapat menelusuri kemampuan anaknya secara dini melalui kerja sama dengan ahli yang tepat (seperti ahli terapi okupasi, ahli terapi fisik, psikolog dan ahli patologi berkaitan dengan bahasa/bicara). Tujuan dari penemuan secara dini terhadap kelainan anak dimaksudkan agar dapat membantu keberfungsian fungsional anak secara lebih baik, atau bahkan dapat berjalan mulus saat berada di kelas, di rumah, atau dalam kehidupan sehari-harinya. Dari beberapa pengalaman para ahli, umumnya kegiatan di awali dengan melakukan identifikasi terhadap anak sehingga memudahkan pemberian intervensi-dini saat dilakukan terapi terhadap anak yang bersangkutan.
Data yang diperlukan biasanya dikumpulkan
melalui informasi dari guru, orang tua dan pengamatan secara langsung guna melihat secara lebih jelas terhadap perilaku-perilaku anak yang terlihatnya membingungkan. Kegiatan awal v
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
biasanya lebih ditujukan pada kegiatan yang mengarahkan perkembangan sensorimotor ke arah yang lebih baik. Begitu keterampilan sensorimotor anak menjadi tepat guna, umumnya anak yang bersangkutan terlihat rileks, dalam melakukan suatu kegiatan lebih terfokus, dan mulai terlihat senang berada di sekolah. Pada saat inilah, orang tua dapat diundang agar dapat turut melihat dan mengamati keterampilan anaknya saat berada di kelas. Setelah itu mereka duduk bersama dengan guru, dan ahli terapi untuk melakukan pertemuan khusus hasil observasi mereka.
Saat pertemuan inilah dibicarakan adanya ketidakberfungsian sensori
integrasi pada anak yang bersangkutan.
Ketidakberfungsian itu sesunggunya dapat
disembuhkan melalui program penyembuhan yang di awali dengan intervensi dini dimana orang tua turut terlibat di dalamnya. Melalui paparan berkaitan dengan berbagai bentuk kelainan anak yang disajikan dalam buku ini, diharapkan para pembaca dapat mengenali tanda-tanda awal permasalahan yang dihadapi oleh anak mereka, yang selanjutnya dapat membantu anak agar lebih mampu berkembang ke arah yang sehat, gembira dan secara perlahan-lahan keberfungsian integrasi sensorinya lebih baik seiring dengan pertumbuhan dirinya ke arah dewasa.
Penulis,
Bandi Delphie Bandung, kilometer tujuh, dua nol nol delapan.
vi
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
KEGUNAAN BUKU INI
Apakah anak anda sudah atau belum didiagnosa oleh para ahli, buku ini akan membantu anda untuk memahami dan melakukan tindakan pertama dalam mengatasi ketidakberfungsian sensori-integrasi. Buku ini dibuat tidak saja bagi kepentingan para orang tua, tetapi juga diharapkan dapat berguna bagi para guru-kelas di sekolah dasar, guru pendidikan khusus, para ahli medis dan para-medis seperti ahli terapi okupasi, psikolog, para kakek yang sayang pada cucunya, dan orang lain yang menaruh perhatian dan turut ”menangani” terhadap ”anak-anak yang berada di luar kewajaran” atau anak berkebutuhan khusus yang ekstrim. Selama saya mempelajari dan mengamati literatur yang berkaitan dengan ”anak yang berada di luar kewajaran” atau lebih dikenal dengan sebutan: ”anak autistik”, saat saya mendidik mahasiswa-mahasiswa Pendidikan Luar Biasa pada Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia – Bandung berkaitan dengan mata kuliah Pendidikan Anak Autistik, dan dalam kesempatan-kesempatan tertentu memberikan pendidikan dan latihan khusus (workshop/ diklat) berkaitan dengan penanganan Anak Autistik terhadap masyarakat yang berlatar-belakang profesi yang berbeda yang disponsori oleh lembaga yang menangani pendidikan anak berkebutuhan khusus di Jakarta, yaitu Dynamic Brain: Parenting and Educating. Saya merasakan bahwa pemahaman dan pengertian tentang anak autistik di masyarakat-umum secara lebih luas masih belum mencapai apa yang diharapkan mereka, terutama kalangan pemerhati terhadapan layanan pendidikan khusus.
vii
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
Di sisi lain, saya melihat adanya kecenderungan di lapangan yang menunjukkan tendensi ke arah belum memahami secara benar tentang peranan ”ketidakberfungsian sensoriintegrasi” bagi kalangan pemerhati anak autistik saat pemberian layanan pendidikan khusus terhadapnya, khususnya metode dan pendekatan yang sebaiknya dilakukan. Dalam kenyataannya saya melihat bahwa apakah itu para orang tua, dokter anak-anak, dan bahkan para ahli terapi-pun masih belum berkesempatan untuk menangani dan melakukan pengamatan secara teliti terhadap ”anak yang berada di luar kewajaran” berkaitan dengan ketidakberfungsian syaraf pancaindera dalam pengintegrasian-geraknya sehubungan dengan adanya rangsangan berupa informasi yang datang ke pancaindera seorang anak. Olehkarenanya, buku ini juga saya tulis dengan harapan agar para ahli lainnya yang berkaitan dengan penanganan perkembangan anak, khususnya ”anak yang berada di luar kewajaran”, untuk dapat menyadari dan dapat memahami serta dapat melihat secara lebih jauh terhadap perspektif guru dan orang tua dalam upaya memberikan layanan-khusus sesuai dengan keberadaannya terhadap anak autistik sesuai dalam upaya pencapaiannya perkembangannya, baik segi perilakunya maupun perkembangan sensorinya.
Pada Bab I akan disampaikan secara rinci tentang gejala-gejala autism, berkaitan dengan isolasi sosial, hendaya perkembangan fungsional, ketidakmampuan berbahasa, dan perilaku stereotip. Selanjutnya akan diketengahkan teori-teori berkaitan dengan autism dalam (1) perspektif berdasarkan neuroscience, yang meliputi penelitian genetika, hasil penelitian terhadap kromosom, hasil penelitian biokemikal, kelainan bawaan dan komplikasi kelahiran, hasil penelitian yang bersifat neurologis; dalam (2) perspektif kognitif dibahas tentang kelompok yang mempunyai resiko menjadi autism, masyarakat dan orang-orang dengan hendaya perkembangan, pengintegrasian lingkungan dan dukungan terhadap keluarga yang mempunyai anak autistik.
Bab II dibahas tentang definisi autism, prevalensi autism, etiologi autism berkaitan dengan: faktor-faktor biologis, konteks intrapersonal, dan Asperger’s Disorder dilengkapi dengan model perkembangan integratif dari Wenar dan Kerig (2006).
Bab III, diketengahkan tentang rangkaian autistik dan kebutuhan pendidikan khusus berkaitan dengan hendaya yang ada pada anak autistik, diketengahkan secara lebih rinci tentang hal-hal sebagai berikut.
viii
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
1. Ketidakberfungsinya sensori-integrasi yang lebih tertuju pada penjelasan mengenai (a) definisinya, (b) asesmen terhadap gejala-gejala yang menyebabkan adanya permasalahan dalam memproses sensori, (c) permasalahan berkaitan dengan perilaku, (d) permasalahan berkaitan dengan attention deficit disorder (ADD) dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). 2. Quesioner sensorimotor untuk para orang tua yang mempunyai anak usia dini, dan quesioner sensorimotor untuk guru kelas di sekolah dasar. 3. Pemahaman lebih jauh tentang sensory integration dysfunction berkaitan dengan ketidakberfungsian panca-indera, tingkat perkembangan sensori-integrasi pada bayi dan anak-anak, dan kapan terjadinya ketidak efisienan sensori-integrasi. 4. Apa yang anda lakukan manakala anak anda mempunyai masalah berkaitan dengan ketidakberfungsian indera peraba atau taktil (tactile dysfunction). 5. Apa yang anda lakukan manakala anak anda mempunyai masalah berkaitan dengan indera –vestibular
Bab IV Sebagai bab terakhir buku ini, membahas tentang (a) cara memberikan layanan terhadap anak autistik; (b) beberapa terapi dan pendekatan layanan pendidikan khusus yang berbeda-beda, termasuk terapi metabolisme tubuh; (c) bagaimanakah penanganan anak dengan gejala autism di rumah dan di sekolah.
ix
Pendidikan Anak Autistk – Bandi Delphie
PENDIDIKAN ANAK AUTISTIK
OLEH PROF, DR. BANDI DELPHIE, M.A., S.E.
x