Volume 1 No. 1 Januari – Juni 2013
ISSN : 2337-6198 Halaman 41 - 48
Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional Budianto Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP UISU Medan Jl. Puri No. 18 Medan E-mail:
[email protected] ABSTRAK Dalam teknologi pendidikan dan sistem instruksional khususnya dalam upaya pemecahan masalah pembelajaran sebaiknya digunakan pendekatan sistem. Implikasi dari pendekatan sistem dimaksud adalah adanya pengembangan model-model Sistem Instruksional. Pemecahan yang dilandasi oleh Teknologi Pendidikan selalu dilandasi dengan penerapan prinsip pendekatan sistem artinya masalah-masalah yang dipandang sebagai suatu sistem atau dalam kaitan suatu sistem sehingga penanganan terhadap satu komponen harus mempertimbangkan komponen-komponen lainnya secara integratif. Kata Kunci: Pendekatan Sistem, Teknologi Pendidikan, Sistem Instruksional
1. Pendahuluan Teknologi Pendidikan merupakan ilmu yang memproses secara kompleks dan terintegrasi antara manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis suatu masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia, merancang, melaksanakan, menilai serta mengelola pemecahan masalahnya. Di dalam teknologi pendidikan pemecahan masalah itu terujud dalam semua sumber belajar. Unsur pokok pada teknologi pendidikan memfokuskan pada kegiatan belajar dan sumber belajar yang diperlukan untuk belajar. Secara operasional belajar dan sumber belajar memerlukan unsur lain yaitu pendekatan sistem. Unsur-unsur tersebut menjadi tiga prinsip dasar Teknologi Pendidikan dan juga Teknologi Instruksional. Ketiga prinsip dasar tersebut adalah pemecahan masalah pendidikan/pembelajaran. Teknologi Pendidikan atau Teknologi Instruksional selalu menggunakan pendekatan sistem, berorientasi pada siswa dan pemanfaatan sumber belajar secara maksimal.
Berikutnya perlu pembahasan secara mendalam mengenai: • Pengertian sistem • Ciri-ciri sistem • Pendekatan sistem • Pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan dan sistem instruksional. • Implikasi pendekatan sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional.
2. Pembahasan 2.1. Pendekatan Sistem 2.1.1. Pengertian Sistem Banyaknya defenisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata sistem diantaranya; Menurut Gagne dalam Briggs dalam Karti Soeharto dkk., : Sistem sebagai suatu cara yang terorganisir untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, apakah itu untuk seluruh masyarakat, sebagian masyarakat atau untuk seorang guru/dosen/instruktur saja. Bahkan Briggs sendiri
41
Budianto: Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional
mengatakan bahwa sistem adalah rencana kerja yang terpadu dari semua komponen sistem yang dirancang untuk memecahkan suatu masalah atau untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
Menurut Tatang M. Amirin dalam Umar Tirtaraharia dan Lasula : • Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian- bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. • Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. • Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Bela H. Banathy dalam bukunya bahwa sistem adalah : System is defined in the dictionary as on assemblage of objects umted by some form of regular interaction or interdependence; an organik or organized whole; as, the solar system; or a new telegraph system. Sistem adalah suatu kumpulan konsep dari objek yang satu untuk beberapa bentuk yang teratur yang salmg pengaruh mempengaruhi atau saling bergantung, system; suatu organik atau menyusun keseluruhan; juga menyinari system; atau suatu alat penggerak system yang baru. Dengan demikian sistem dapat dikatakan sebagai suatu komponen atau unsur-unsur yang berinteraksi satu sama lain menuju ke suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Sistem merupakan suatu totalitas dari bagian-bagiannya yang saling berkaitan. 2.1.2. Ciri-ciri sistem
Adapun batasan yang diberikan terhadap sistem, suatu sistem pada dasarnya ditandai dengan ciri-ciri tertentu sebagaimana diuraikan berikut ini : a. Tujuan Setiap sistem selalu mempunyai tujuan. Misalnya, tujuan suatu lembaga pendidikan ialah untuk memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkannya. b. Fungsi-fungsi Adanya tujuan yang harus dicapai suatu sistem menurut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha tercapainya tujuan tersebut. c. Komponen-komponen Demi terlaksananya masing-masing fungsi yang menunjang usaha tercapainya tujuan, di dalam suatu sistem diperlukan adanya komponen-komponen yang melaksanakan masing-masing fungsi tersebut. d. Interaksi dan Saling Bergantung Komponen-komponen dalam suatu sistem saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain. Kemacetan pada suatu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lain dan sistem secara keseluruhan. e. Dikelilingi oleh Sistem-sistem yang lain Suatu sistem tidak berdiri sendiri. Ia menerima masukan dari sistem- sistem lain tersebut dan pada gilirannya sistem-sistem tersebut menerima keluaran yang dihasilkan oleh sistem tadi.
42
Budianto: Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional
f. Proses Transformasi Setiap sistem mempunyai misi untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Proses ini disebut proses transformasi. g. Efek Sinergestik Setiap sistem memiliki efek sinergistik (pengaruh keterpaduan) yang diperoleh melalui perpaduan yang kokoh dan serasi antara komponen- komponen yang saling menunjang. h. Mekanisme Umpan Balik Setiap sistem memiliki mekanisme umpan balik sebagai fungsi kontrolnya, untuk menjaga mutu sistem. i. Bersifat Relatif Suatu sistem bersifat relatif, sebab tergantung situasi atau lingkup memandangnya. Sebuah sistem bisa dipandang sebagai sub-sistem ; bisa pula dilihat sebagai suatu sistem; atau bahkan supra sistem. 2.1.3. Pendekatan Sistem Cara berpikir dengan mempergunakan konsep sistem disebut pendekatan sistem. Pendekatan sistem adalah suatu proses pencapaian hasil secara efektif dan efisien atas dasar kebutuhankebutuhan yang ada. Proses tersebut meliputi pengidentifikasian kebutuhan dan masalah, alternatif pemecahan masalah, penilaian dan pelaksanaan alternatif serta pemikiran dan revisi terhadap pemecahan masalah. 2.2. Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain dan/atau dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan belajar. Sumbersumber belajar ini diidentifikasi sebagai orang, pesan, bahan, peralatan, teknik dan latar (lingkungan). Proses analisis masalah, penentuan cara pemecahan, pelaksanaan dan evaluasi pemecahan, masalah tersebut tercermin dalam fungsi pengembangan pendidikan dalam bentuk riset-teori, disain, produksi, evaluasi-seleksi, logistik, pemanfaatan dan penyebarluasan/pemanfaatan. Proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi-fungsi tercermin dalam fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi dan pengelolaan personel. Hubungan antara unsur-unsur ini dapat ditunjukkan dalam Model Kawasan Teknologi Pendidikan seperti berikut ini:
43
Budianto: Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional
Fungsi Pengelolaan Pendidikan
Fungsi Pengembangan Pendidikan
Sumber Belajar
Pengelolaan organisasi
Riset-teori Disain Produksi Evaluasi-seleksi Logistik Pemanfaatan (Penyebarluasan)
Pesan Orang Bahan Peralatan Teknik Latar (lingkungan)
Pengelolaan personel
Si-Belajar
Kawasan Teknologi Pendidikan (AECT, 1979, hal. 11) Dari paparan di atas, teknologi pendidikan menggunakan tiga prinsip dasar yaitu : berorientasi pada si-belajar, pendekatan sistem, dan pemanfaatan sumber belajar secara luas dan maksimal. Ketiga prinsip tersebut menyarankan bahwa dalam proses belajar-mengajar, si-belajar hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif. Sedangkan Teknologi Instruksional (pembelajaran) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalahmasalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi instruksional pemecahan masalah itu berupa komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain, atau seleksi, dan dalam pemanfaatan, serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem instruksional yang lengkap. Komponen-komponen ini meliputi : pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar. Proses analisis masalah dan mencari cara pemecahan, implementasi dan evaluasi pemecahan itu diidentifikasi melalui fungsi pengembangan pembelajaran yang meliputi riset-teori, disain, produksi, evaluasi, pemilihan, pemanfaatan, dan penyebar luasan - pemanfaatan. Proses pengerahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi ini diidentifikasi melalui fungsi pengelolaan pembelajaran yang meliputi baik pengelolaan organisasi maupun pengelolaan personel. Hubungan timbal balik antar unsur-unsur ini ditunjukkan dalam model Kawasan Instruksional (Pembelajaran) berikut ini: Fungsi Pengelolaan Pembelajaran
Fungsi Pengembangan Pembelajaran
Komponen Sistem Pembelajaran
Pengelolaan organisasi
Riset-teori Disain Produksi Evaluasi-seleksi Logistik Pemanfaatan (Penyebarluasan)
Pesan Orang Bahan Peralatan Teknik Latar (lingkungan)
Pengelolaan personel
Kawasan Teknologi Pendidikan (AECT, 1979, hal. 11)
44
Si-Belajar
Budianto: Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional
Dari paparan di atas, maka prinsip dasar teknologi instruksional (pembelajaran) dalam upaya pemecahan masalah-masalah belajar adalah sama dengan prinsip dasar dalam Teknologi Penididikan yakni pendekatan sistem, berorientasi pada si belajar, dan pemanfaatan sumber belajar secara maksimal. Karena unsur pokok dalam Teknologi Pendidikan dan Teknologi Instruksional bukanlah peralatan sebagaimana pengertian kebanyakan orang, tetapi lebih memfokuskan pada "belajar dan berbagai sumber yang diperlukan untuk belajar". Kedua unsur ini yakni belajar dan sumber belajar, dalam operasionalnya memerlukan kegiatan, dan unsurunsur inilah yang akhirnya menjelma menjadi tiga prinsip dasar Teknologi Pendidikan dan juga Teknologi Instruksional. Setiap usaha pemecahan masalah yang dilandasi oleh Teknologi Pendidikan selalu dilandasi dengan penerapan prinsip pendekatan sistem artinya masalah-masalah yang dipandang sebagai suatu sistem atau dalam kaitan suatu sistem sehingga penanganan terhadap satu komponen harus mempertimbangkan komponen-komponen lainnya secara integratif. Dari uraian pendekatan sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional di atas maka ada hubungan yang erat antara Teknologi Pendidikan dan juga Teknologi Instruksional karena Teknologi Instruksional merupakan suatu sub-set Teknologi Pendidikan dimana Teknologi Pendidikan sebagai suatu konsep yang lebih makro bergerak dalam semua aspek belajar, sedangkan dalam Teknologi Instruksional sebagai sub-set Teknologi Pendidikan hanya bergerak dalam situasi dimana belajar itu bertujuan dan terkontrol. Jika digambarkan dalam suatu diagram terlihat:
Ket. : TI = Teknologi Instruksional/Pembelajaran TP = Teknologi Pendidikan 2.3. Implikasi Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bahwa pendekatan sistem mempunyai implikasi yang positif untuk berbagai bidang, khususnya dalam bidang Teknologi Pendidikan dan sistem Instruksional. Dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional, implikasi dari pendekatan sistem itu adalah adanya pengembangan model-model Sistem Instruksional.
Model-model Sistem Instruksional yang dikembangkan telah banyak dikemukakan oleh para ahli, yaitu antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Model Briggs Model Banathy Model PPSI Model Kemp. Model Gerlach and Ely Model IPISD Model IDI
Dari model-model sistem Instruksional yang disebutkan di atas, maka pada makalah ini akan dikemukakan salah satu model tersebut yang sejak tahun 1975 sampai dengan sekarang digunakan, yaitu Model Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
45
Budianto: Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional
Model PPSI, adalah salah satu model pengembangan sistem Instruksional yang berorientasi pada "tujuan". Model PPSI terdiri dari 5 (lima) langkah. Langkah pertama sampai dengan langkah ke empat disebut langkah pengembangan, sedangkan langkah kelima disebut langkah pelaksanaan program. Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut:
- Langkah 1: Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus. Perumusan tujuan ini harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: a. Menggunakan istilah yang operasional. b. Berbentuk hasil belajar. c. Berbentuk tingkah laku. d. Hanya ada satu tingkah laku. - Langkah 2: Menentukan alat Evaluasi Pengembangan alat evaluasi ini harus melalui dua tahapan, yaitu: a. Menentukan jenis tes yang akan digunakan, dan b. Menyusun (item soal) untuk menilai masing-masing tujuan instruksional khusus. - Langkah 3: Menentukan kegiatan Belajar. Penentuan kegiatan belajar ini harus memperhatikan hal-hal berikut ini : a. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan. b. Menetapkan kegiatan belajar mana yang perlu dan tidak perlu ditempuh oleh siswa. Kemudian perlu pula dirumuskan pokok-pokok materi pelajaran sesuai dengan jenis-jenis kegiatan belajar yang telah ditetapkan. - Langkah 4: Merencanakan Program Kegiatan Pada langkah ini disusun strategi proses pengajaran, metode pengajaran, dan menyusun proses pelaksanaan evaluasi. - Langkah 5: Melaksanakan Program. Kegiatan-kegiatan langkah ini meliputi: a. Mengadakan prates. b. Menyampaikan materi pelajaran, dan c. Mengadakan pasca tes (evaluasi) Langkah-langkah yang dikemukakan tersebut di atas dapat digambarkan dalam bagan seperti di bawah ini:
46
Budianto: Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional
I. PERUMUSAN TUJUAN 1. Menggunakan istilah yang operasional 2. Berbentuk hasil belajar 3. Berbentuk tingkah laku 4. Hanya ada satu tingkah laku.
III. KEGIATAN BELAJAR 1. Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. 2. Menetapkan kegiatan belajar yang tidak perlu ditempuh. 3. Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh.
II. PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI 1. Menentukan jenis tes yang akan digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan. 2. Menyusun (item soal) untuk menilai masingmasing
IV. PENGEMBANGAN PROGRAM KEGIATAN 1. Merumuskan materi pelajaran 2. Menetapkan metode yang dipakai. 3. Memilih alat pelajaran dan sumber yang dipakai. 4. Menyusun jadwal
V. PELAKSANAAN 1. Mengadakan pretes 2. Menyampaikan materi pelajaran. 3. Mengadakan posttes 4. Perbaikan
3. Kesimpulan Dari keseluruhan uraian dalam pembahasan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Teknologi Pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. 2. Teknologi Pembelajaran adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. 3. Pendekatan sistem adalah suatu proses pencapaian hasil secara efektif dan efisien atas dasar kebutuhan-kebutuhan yang ada. 4. Pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan adalah merupakan salah satu prinsip dasar yang sangat menentukan keberhasilannya dalam memecahkan masalah-masalah belajar. 5. Implikasi pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan dapat dilihat dalam 2 (dua) hal, yaitu :
47
Budianto: Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional
a. Sumber belajar sebagai suatu sistem. Maksudnya, semua komponen sumber belajar baik pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar harus dipandang sebagai satu totalitas yang saling berkaitan satu sama lain, sehingga memiliki efek sinergistik dalam pemecahan masalah-masalah belajar. b. Penerapan model pengembangan sistem pembelajaran. Implikasi dari pendekatan sistem dalam teknologi pendidikan adalah diterapkannya model pengembangan sistem pembelajaran sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
Daftar Pustaka Banathy, H, Bela, Instructional Systems, Fenon Publishers, Inc., Belmont, California, MCMLXVIII. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Terbuka, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V. Buku III C Teknologi Instruksional, Jakarta, 1984/1985. Modhoffir, Teknologi Instruksional sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran, Remaja Karya CV Bandung, 1987. PAU Universitas Terbuka, Defenisi Teknologi Pendidikan, Satuan Tugas Defenisi dan Terminologi AECT, CV. Rajawali, Jakarta, 1986. Soeharto, Karti (dkk), Teknologi Pembelajaran (Pendekatan Sistem, Konsepsi dan Model, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media), "SIC", Surabaya, 1995. Sula, La, Tirtarahardja, Umar, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, Pebraari 2000.
48