Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BERDASARKAN KAJIAN TEORI PSIKOLOGI BELAJAR Oleh: Rudi Susilana Heli Ihsan Universitas Pendidikan Indonesia Email :
[email protected]
Abstract. The 2013 Curriculum offers a few new things, one of which is the emphasis on the application of the scientific approach. The scientific approach in 2013 Curriculum includes five core activities consisting of several activities as follows: observing, asking, doing, reasoning or associating, and communicating (drawing conclusion, presenting). This paper tries to describe the results of the theoretical studies of psychology of learning about activities developed in the scientific approach and formulate some conclusions that are expected to provide "reinforcement" to the implementers of 2013 Curriculum in various educational units. Keywords: Scientific Approach, 2013 Curriculum Implementation, Psychology of Learning Theory. Abstrak. Ada beberapa hal baru dalam pengembangan dan implementasi Kurikulum 2013, salah satunya adalah adanya penekanan penerapan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 meliputi lima kegiatan inti yang terdiri atas beberapa kegiatan berikut, yaitu: mengamati, menanya, melakukan, menalar atau mengasosiasikan, dan mengomunikasikan (membuat kesimpulan, mempresentasikan). Paparan ini mencoba memaparkan hasil kajian teori psikologi belajar tentang kegiatankegiatan yang dikembangkan dalam pendekatan saintifik dan merumuskan beberapa simpulan yang diharapkan dapat memberikan "penguatan" kepada para implementator Kurikulum 2013 yang ada di berbagai satuan pendidikan. Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, Implementasi Kurikulum 2013, Teori Psikologi Belajar.
saintifik, sehingga dapat dikatakan jika
A. PENDAHULUAN Salahsatu ditekankan
hal pada
yang
banyak
implementasi
Kurikulum 2013 adalah penggunaan pendekatan pembelajaran.
saintifik Pendekatan
dalam ini
guru
tidak
menerapkan
kegiatan-
kegiatan dalam pendekatan saintifik, berarti
guru
tersebut
"tidak
melaksanakan" Kurikulum 2013. Paparan ini tidak dimaksudkan dan
sebetulnya bukan barang baru, tetapi
tidak
"diprioritaskan" untuk dilakukan. Pada
"keharusan"
implementasi Kurikulum 2013, guru
melaksanakan pembelajaran dengan
"diwajibkan"
melaksanakan
pendekatan saintifik. Paparan ini hanya
kegiatan yang ada dalam pendekatan
ingin menyajikan suatu kajian kecil
untuk
ingin
memperdebatkan seorang
guru
183 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
tentang kegiatan-kegiatan yang ada
para pembaca diharapkan dapat terlebih
dalam pendekatan saintifik dari kajian
dahulu
psikologi belajar.
berikut.
memahami
konsep-konsep
Harapan penulis, jika kajian ini
Belajar adalah perubahan yang
dapat dipahami dan rasional untuk
relatif permanen didalam perilaku yang
dilakukan, maka lakukanlah dengan
terjadi karena praktek yang diperkuat
sebaik-baiknya
(Kimble,
dalam
mengimplemnetasikan
rangka
1961).
Belajar
diukur
Kurikulum
berdasarkan perubahan perilaku. Hasil
2013. Jika kajian ini dianggap tidak
belajar harus selalu diartikan sebagai
rasional, maka kaji kembali, dan
perilaku atau tindakan yang dapat
lakukanlah
untuk
diamati. Setelah belajar, pembelajar
menemukan kegiatan-kegiatan yang
akan mampu melakukan sesuatu yang
dapat membantu guru agar dapat
sebelumnya
memfasilitasi pembelajaran yang lebih
sebelum
bermutu bagi para anak didiknya.
belajar yang tertuju kepada perilaku itu
yang
terbaik
Kajian ini akan disajikan dalam dua
paparan, yang pertama
akan
memaparkan tentang konsep dasar belajar
dan
yang
kedua
akan
memaparkan kegiatan-kegiatan dalam pendekatan saintifik berdasakan kajian psikologi belajar. Semoga berguna dan menjadi amal yang bermanfaat. B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar Belajar Definisi belajar
tidak
mereka
bisa
dilakukan
belajar.
Definisi
selanjutnya berubah seiring dengan kajian-kajian atau datangnya teori-teori baru
tentang
kemudian,
belajar.
diartikan
tidak
Belajar, hanya
terbatas pada perilaku tetapi juga terjadi pada proses sebelum terjadinya perubahan perilaku. Apa itu sebelum terjadi perubahan perilaku? Potensi perilaku. Learning ...as any relatively permanent change in an organism’s behavioral reportoire that occurs as a result of of exeperiences (Wiitig, 1981:2). Behavioral repertoire yang
Untuk memahami konsep dara belajar yang dipaparkan selanjutnya,
dimaksud dalam definisi itu adalah potensi perilaku.
184 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
Seorang pembelajar bisa jadi tidak menunjukkan
perubahan
perilaku
sebagai
hasil
atau
akibat
dari
pengalaman dan mendahului perubahan
karena dia belum ada kesempatan atau
perilaku.
Jika
waktu untuk menunjukkan perubahan
bentuk
variabel
perilaku itu. Dia tidak memperlihatkan
penelitian,
perubahan
intervening atau variabel perantara
perilakunya
untuk
bisa
digambarkan
belajar
variabel
dalam
dalam
sebuah
adalah
variabel
diamati bukan berarti dia tidak bisa,
antara
independen
dan
tidak tahu, atau tidak mampu atau dia
dependen. Sebagai variabel independen
tidak belajar. Jadi definisi belajar
dan dependen adalah pengalaman dan
berkembang menjadi suatu yang terjadi
perubahan perilaku (Hegenhahn, 2010).
Variabel Independen
Variabel Intervening
Variabel Dependen
Pengalaman Independen
Belajar
Perubahan Perilaku
Gambar 1 Keterkaitan antara pengalaman, belajar, dan perubahan perilaku. Pengalaman
adalah
aktivitas-
yang mempengaruhi potensi perilaku
aktivitas yang dilakukan pembelajar,
atau perilaku menjadi meningkat atau
seperti praktik penguatan, hubungan
semakin kuat (Cherry, tt). Misalnya,
antara stimulus dan respons, atau
anak mampu membaca buku, kemudian
akuisisi informasi (Hegenhahn, 2010).
anak diberi hadiah agar semakin minat
Perubahan
terlihat
membaca buku. Penguatan ada dua
disebut sebagai tindakan atau performa
yaitu penguatan positif dan penguatan
(Wiitig, 1981:2).
negatif.
perilaku
yang
Praktik penguatan adalah peristiwa apapun yang mampu meningkatkan atau menjaga kekuatan respons...any event that increases or maintains the strength of response (Wittig,1981:78). Jadi penguatan adalah segala sesuatu
Penguatan
positif
adalah
menghadirkan sesuatu agar respons meningkat. memberi
Misalnya, tugas
kedua
guru
akan
jika
tugas
pertama selesai. Contoh di atas adalah contoh penguatan positif. Sementara penguatan
negatif
adalah
menghilangkan sesuatu agar respons 185 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
meningkat. Misalnya, seorang guru
pengalaman mempengaruhi belajar dan
menugaskan pekerjaan rumah kepada
belajar mempengaruhi perilaku. Akan
para siswa, jika para siswa tidak
dikaji mana kegiatan dalam pendekatan
menyelesaikan pekerjaan rumah maka
saintifik
kuis tidak diberikan oleh guru sehingga
pengalaman?, pengalaman yang terjadi
nilai
berupa pengalaman apa? Mana yang
yang
dimiliki
oleh
siswa
berkurang (Cherry, tt). Akuisisi
melibatkan
yang
merupakan
merupakan hasil belajar? dan apakah
informasi
pemerolehan
ini
adalah
informasi pengingatan
yang informasi
terdapat perubahan perilaku dalam pendekatan saintifik ini? Dalam pendekatan saintifik ada
dalam sistem saraf....acquisition is a
beberapa
process that involves experiencing
Observing, Questioning, Associating,
something with that experience leading
Experimenting,
to the development of an ensuing trace
Conclusing,
of ensuing trace of the event in the
adalah proses mengamati suatu fakta.
nervous
organism
Questioning adalah proses menanyakan
(Wittig, A.F.,1981:78). Jadi, masukan
atau membuat hipotesis segala sesuatu
informasi yang kemudian diproses oleh
seputar fakta yang diamati. Associating
otak disebut sebagai akuisisi informasi.
adalah
Sementara
asosiasi
system
of
memori
the
adalah
proses
tahap/
kegiatan,
yaitu:
Processing,
Presenting.
menalar
atau
antara
Observing
melakukan
yang
diketahui
mengingat yang dilakukan oleh otak
sebelumnya dengan apa yang baru
yang dibuktikan dengan diucapkan,
diketahui.
ditulis, dan sebagainya.
menguji pertanyaan-pertanyaan atau
2. Kajian
Pembelajaran
berdasarkan
Teori
Saintifik Psikologi
Belajar
Experimenting
hipotesis
yang
questioning. kegiatan
Untuk mengaji metode saintifik
diperoleh
muncul
untuk
pengetahuan
yang
dari
empat
proses adalah
sebelumnya.
Conclusing
digunakan analisis proses belajar yang
merumuskan
atau
telah
pengetahuan
di
atas,
yaitu:
adalah
dilakukan
dalam proses pembelajaran ini akan
dipaparkan
dalam
Processing
yang
merumuskan
adalah
yang
menyimpulkan diperoleh.
186 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
Presenting
adalah
menyajikan
pengetahuan yang diperoleh kepada
dilakukan.Apa
Vigotsky
Dalam kerangka proses belajar kegiatan yang merupakan
manifestasi
bahwa
menyatakan
lingkungan
atau
kebudayaan yang dimiliki oleh
yaitu
lingkungan dimana seseorang
associating,
hidup adalah yang membentuk
experimenting, dan processing. Satu
pengetahuan orang itu tentang
kegiatan adalah hasil belajar, yaitu:
dunia
conclusing, dan satu kegiatan terakhir
Santrock, 2011). Orang akan
adalah
mengetahui suatu pengetahuan
observing,
pengalaman,
diamati
adalah awal apa yang dipelajari.
orang lain.
berbagai
yang
questioning,
perubahan
perilaku
atau
performa, yaitu: presenting. 1.
(Ormrord,
karena
2008;
pengetahuan
itu
disampaikan
Observing (Mengamati)
oleh
lingkungannya kepadanya atau
Observasi adalah kegiatan
dia
mengamati
bagaimana
paling utama dari manusia.
lingkungannya
Observasi adalah ujung tombak
pengetahuan itu.
pengetahuan manusia. Manusia
menurut
dengan inderanya mengamati
2008) anak-anak mengonstruksi
lingkungan sekitar baik alam
pengetahuan
maupun lingkungan sosial dan
berdasarkan pengalaman. Anak-
kebudayaan untuk membentuk
anak
pengetahuan yang akan menjadi
pengalaman-pengalaman
modal
mereka
dia
bertahan
dalam
menciptakan
Piaget
Selain itu (Ormrord,
mereka
menggabungkan
dari
penggalan-
hidup. Semakin dia memahami
penggalan fakta yang mereka
dan
lingkungan
amati. Dari situ anak akan
dia
akan
memahami
semakin bertahan (Hergenhahn,
pandangan
2010). Menurut Guthrie (1959),
kerja dunia di sekitar mereka.
apa-apa
akan
Menurut Piaget juga anak-anak
menjadi sinyal apa-apa yang
adalah pembelajar yang aktif
mengetahui
sekitarnya
maka
yang
dilihat
atau
memiliki
bagaimana
cara
187 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
yang
selalu
tertarik
untuk
tentang
pengetahuan
mengamati
agar
bisa
berupa
mamahami
dunia.
Jadi
alam dan perilaku manusia atau
pengamatan adalah awal mula
kebudayaan. Obyek alam yang
pembentukan
pengetahuan
diamati
contohnya
mereka. Observasi ini termasuk
bandul
yang
dalam
dibawah.
Sementara
contoh
manusia
atau
pengalaman
akuisisi
informasi.
perilaku
Obyek merujuk
pengetahuan
bisa
observasi definisi
tentang
adalah dijelaskan
kebudayaan adalah kemampuan
jika
seorang penyanyi yang sedang
Vigotsky
tampil diatas panggung.
. Gambar 2. Proses belajar melalui pengamatan Seorang
siswa
tengah
lebih lama bandulannya dalam
mengamati dua bandul. Dari
satu kali bandulan daripada
pengamatan
bandul ke dua.
ini
ada
tiga
informasi yang diterima anak itu terhadap dua bandul yang berbeda
itu.
Dua-duanya
memiliki berat bandul yang sama
yaitu
100g.
Bandul
2.
Questioning
(Menanya-
Bertanya) Menurut Piaget, anak-anak seringkali
mengalami
pertama memiliki panjang tali
ekuilibrium atau keseimbangan
bandul
karena
daripada
yang
lebih
bandul
panjang kedua.
Disamping itu bandul pertama
mereka
menafsirkan
dan
mampu merespons
peristiwa-peristiwa atau fakta-
188 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
fakta
yang
temui
anak itu ketika mengamati dua
dengan
pengalaman-
bandul tersebut adalah mengapa
pengalaman
sebelumnya.
bandul
Pengalaman
mereka
sebelumnya
pertama
lebih
lama
ini
daripada bandul kedua? Apakah
disebut sebagai skema. “Skema
periode (waktu yang ditempuh
adalah potensi untuk bertindak
dalam satu bandulan) bandul
dengan
pertama
cara
tertentu”(Hegenhahn, 2010:314).
Akan
tetapi
yang
bisa
diajukan
untuk
anak-anak
dipecahkan adalah panjang tali
kondisi
mempengaruhi tingkat periode
mengalami disekuilibrium
atau
ketidakseimbangan. Disekuilibrium ini dialami jika skema atau pengalaman yang sebelumnya
mampu
oleh
panjang tali? Dan hipotesis
seringkali
dimiliki
disebabkan
tidak
menafsirkan,
bandulan. 3.
Associating Menurut Piaget (Ormrord, 2008), anak-anak memahami suatu
fakta
atau
peristiwa
memahami, atau merespons apa
berdasarkan pengalaman yang
yang
Ketika
dimiliki sebelumnya. Apa-apa
mereka mengalami ini maka
yang ditangkap oleh indera atau
mereka
diamati
diamatinya.
akan
mengajukan
akan
dipikir
atau
yang
dinalar untuk memahami fakta
jika pertanyaan-pertanyaan itu
itu. Gabungan fakta-fakta dan
terjawab maka mereka tidak
konsep-konsep baru dan lama
akan mengalami disekuilibrium
akan
lagi.
konsep atau pengetahuan baru
pertanyaan-pertanyaan
Proses
perubahan
membentuk
disekuilibrium ke ekuilibrium
lagi.
maupun
berpikir
sebaliknya
disebut
sebagai ekuilibrasi. Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan oleh
konsep-
Kemampuan anak-anak tergantung
kepada
perkembangan
kognitifnya.
Semakin
tinggi
usia
semakin
bisa
anak
menggunakan
analisis yang kompleks. Jadi
189 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
obyek yang diamati atau yang
pengajuan pertanyaan, anak-
akan
anak
dipelajari
harus
akan
mencoba
memperhatikan perkembangan
menjawabnya dengan menalar
kognitif mereka. Pada usia lebih
pengetahuan lama dan baru.
muda
obyek
Mereka akan membuat konsep
pengamatan yang rumit dan
baru yang sekiranya sesuai
kompleks.
dengan apa yang diamatinya.
jangan
diberi
Dalam proses penalaran ini terjadi proses selecting dan connecting, dua istilah yang dibuat oleh tokoh Psikologi Belajar Thorndike (Hegenhahn, 2010). Siswa akan melakukan selecting yaitu memilih-milih hal-hal
yang
menarik
atau
berbeda dari apa yang diamati. Setelah
menemukan
hal-hal
yang berbeda atau yang sama maka siswa akan melakukan connecting hal-hal
itu
pengetahuan
atau
mengaitkan
menjadi
suatu
baru.
Proses
selecting yang terjadi adalah
Pertanyaan: mengapa bandul pertama lebih lama periodenya dari
bandul
dijawab
kedua?
dengan
Akan
mengamati
fakta bahwa ada perbedaan panjang tali bandul antara dua bandul
sehingga
mereka
memilih panjang tali sebagai variabel yang menentukan lama atau tidaknya bandulan. Dari pengamatan bahwa bandul yang talinya lebih panjang ternyata lebih lama waktu bandulnya sementara tali bandul yang lebih pendek gerakannya lebih cepat atau pendek.
siswa mengamati bahwa ada
Untuk sementara mereka
dua hal yang menarik atau
akan memahami atau membuat
berbeda antara dua bandul itu
konsep atau pengetahuan bahwa
yaitu panjang tali dan gerakan
semakin panjang bandul akan
bandul.
semakin
Setelah
anak-anak
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan
dalam
kegiatan
memperlambat
gerakan bandul. Pemahaman ini akan membuat siswa siap untuk melakukan suatu tindakan jika
190 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
menemui kondisi yang sama.
melatih apa yang dipahami
Kesiapan
sebelumnya. Latihan ini akan
siswa
mempengaruhi
ini
hasil
sangat belajar.
memperkuat
proses
Menurut Thorndike pembelajar
belajar. Dengan latihan ini akan
yang siap untuk melakukan
semakin memperkuat koneksi
suatu
akan
antara stimulus dan respons.
menghasilkan rasa puas setelah
Semakin sering terjadi koneksi
melakukan
antara stimulus dan respons
tindakan
maka
tindakan
itu.
“Apabila satu unit konduksi
maka
siap untuk menyalurkan (to
memperkuat memori.
conduct),
maka
penyaluran
dengannya akan memuaskan” (Gergenhahn, 2010:64) 4.
semakin
Experimenting
dalam
pengalaman
belajar. Throndike dan Guthrie membuat
teori
yang
sama
bahwa praktik atau latihan akan meningatkan
performa.
“Koneksi antara stimulus dan respons akan menguat
saat
dipakai.
Dengan
kata
lain,
melatih
koneksi
(hubungan)
antara
situasi
mengstimulasi
yang
dengan
respons
akan
koneksi
antara
suatu
memperkuat keduanya”
(Gergenhahn, 2010:65). Untuk itu sangatlah penting untuk siswa
Dalam
mempraktikkan
atau
semakin
eksperimen
ini
siswa
ingin
membuktikan
apakah
benar
panjang
adalah
Praktik atau latihan sangat penting
akan
variabel
tali yang
mempengaruhi gerak bandul. Dalam eksprimen ini siswa bisa membuat satu bandul lagi yang talinya
lebih
panjang
dari
bandul pertama atau yang lebih pendek
dari
bandul
bandul
kedua. Misalnya saja siswa membuat bandul ketiga yang talinya
lebih
panjang
dari
bandul pertama. Setelah itu bandul
ketiga
ini
dicoba
dibandulkan dan diamati atau diukur apakah bandul ketiga ini lebih lama dari bandul pertama. Jika hasilnya bandul ketiga ini lebih lama maka pemahaman sebelumnya
bahwa
semakin
191 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
panjang
tali
bandul
semakin
lama
akan
guru
dalam
bandulannya
pembelajaran kolaboratif sangat
akan terbukti dalam eksperimen
penting karena guru adalah
ini.
orang
Sekali
lagi
siswa
yang
menguasai
mengalami sebuah pengalaman
pengetahuan lebih baik dari
baru dari sebelumnya yang
siswa,
semakin
memiliki peran penting yang
memperkuat
pemahaman
siswa
tentang
bandul. 5.
Sekalipun
teman
sebaya
juga
berbeda. Guru akan sangat tepat jika anak sedang dihadapkan pada tugas-tugas atau prosedur
Processing
yang yang kompleks (Gauvian
Processing adalah kegiatan
dalam
merumuskan pengetahuan yang
Sementara
dialami
teman
sebelumnya.
Perumusan
pengetahuan
ini
Ormrord,
2008).
belajar
dengan
sebaya
memiliki
manfaat-manfaat
sebagai
dilakukan secara kolaboratif.
berikut:
1)
diskusi
Pembelajaran
dengan
teman-teman
yang
perspektif
yang
memiliki
kolaboratif
dengan
kelebihan daripada
memiliki
pembelajaran lainnya. Dalam
beragam
pembelajaran kolaboratif siswa
menguasai pemahaman yang
akan
apakah
lengkap tentang suatu topik, 2)
pengetahuan yang dimilikinya
kendati bisa jadi diskusi itu
sama dengan teman atau guru.
akan
Pembelajaran
ketidaksetujuan, anak-anak bisa
menguji
membawa
ini siswa
akan kepada
maka
ada
siswa
perdebatan
menginternalisasi
akan
atau
proses
pemahaman yang sama dengan
argumentasi tersebut sehingga
lingkungannya. Sesuai dengan
memperoleh kemampuan untuk
pendapat
Vigotsky
bahwa
melihat situasi-situasi lain dari
kognitif
berasal
beragam sudut pandang, 3)
kemampuan dari
relasi
sosial
dan
anak
seringkali
mampu
dipengaruhi oleh sosiokultural
menyelesaikan tugas-tugas yang
(Santrock, 2011).
lebih sulit saat mereka bekerja
192 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
bersama-sama alih-alih bekerja
proses belajar. Sekalipun ini
sendiri,
masuk
4)
mempelajari
anak-anak
dalam kegiatannya bisa menjadi
sosial yang bernilai, misalnya,
sebuah pengalaman belajar baru
bagaimana merencanakan suatu
karena
kegiatan bersama, bagaimana
aktivitasnya
mengkoordinasikan peran yang
penguatan. Dalam kegiatan ini
berbeda-beda, dan sebagainya,
siswa menyajikan laporan atau
ketika mengerjakan tugas-tugas
menampilkan
kognitif bersama rekan-rekan
presentasi
sebayanya
belajarnya. Penyajian laporan
(Gauvain
dalam
ada
penguatan-
dalam
lisan
bentuk
dari
hasil
feedback ini adalah penguatan.
pengetahuan
adalah
yang
diperoleh
setelah siswa menjalani proses pengalaman
belajar.
Pengetahuan
inilah
potensi
disebut perilaku
(Hegenhahn, 2010). Potensi ini akan
aktivitas-
feedback oleh guru. Nilai dan
Conclusing
sebagai
dalam
oleh siswa akan diberi nilai atau
Kesimpulan
mendorong
muculnya
perilaku pada saat yang tepat atau dibutuhkan. 7.
perilaku,
perilaku-perilaku
Ormrod, 2008). 6.
perubahan
yang
adalah
bisa
peristiwa
menjaga
atau
meningkatkan respons. Penguatan ada dua, yaitu penguatan positif dan negatif. Dengan
penguatan
ini
diharapkan
motivasi
dan
kemampuan
siswa
akan
bertahan lama. Pemberian nilai yang memuaskan siswa atau
Presenting Presenting
Penguatan
feedback yang baik misalnya adalah
tahap
akhir dari proses belajar dalam pendekatan saintifik. Presenting inilah yang disebut perilaku belajar atau perubahan perilaku yang terjadi setelah menjalani
pujian adalah penguatan positif. Penguatan positif adalah ... “involves
the
addition
of
something
to
increase
a
response, such as giving a bit of candy to a child after she cleans
193 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
up her room” (Cherry, tt).
memicu muncul dan terciptanya
Sementara
jelek
berbagai pengalaman belajar
atau
yang diperoleh siswa dengan
nilai
adalah
yang
punishment
hukuman yang bertujuan agar
melibatkan
kemampuannya yang jelek itu
indera, fisik, dan psikis siswa
tidak muncul lagi di masa yang
sehingga
akan datang. Atau motivasi
mengembangkan
belajarnya yang rendah akan
potensi yang dimilikinya.
meningkat tinggi.
Ini
menjadi
motivasi
disebut
Positive
yaitu
memberi
Punishment,
hukuman agar perilaku yang tidak diinginkan "menghilang“ Dengan nilai yang baik ini,
panca
membantu berbagai
2. Penerapan pendekatan saintifik dapat
membantu
guru
mengembangkan pembelajaran
kegiatan yang
lebih
bervariasi untuk memfasilitasi siswa
mengoptimalkan
diharapkan peserta didik tetap
pengembangan
semangat
dimilikinya sehingga membantu
atau
semakin
meningkat motivasi belajarnya.
mengoptimalkan
Menurut
hasil belajarnya.
Thorndike
(Hegenhahn,2010) perilaku
yang
diinginkan
sebuah benar
jika
atau diberi
penguatan berupa penghargaan maka akan menjadi kebiasaan.
Berdasarkan hasil kajian psikologis di dapat
potensi
yang
perolehan
3. Penerapan pendekatan saintifik dalam implementasi Kurikulum 2013, selain dapat membantu menciptakan
pembelajaran
yang memenuhi standar proses sehingga dapat meningkatkan
C. SIMPULAN
atas,
seluruh
dirumuskan
beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
kualitas
pembelajaran
yang
dilaksanakan oleh guru, juga dapat tujuan
membantu
pencapaian
pembelajaran
dan
1. Kegiatan-kegiatan
yang
pendidikan yang utuh, meliputi:
dikembangkan
dalam
sikap (sikap religius dan sikap
pendekatan
saintifik
dapat
194 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.2, Juni 2014
sosial),
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Psikologi
(Buku
asli
diterbitkan tahun 2004)
Diterima
dari
http://psychology.about.com. Hegenhahn, B.R. & Olson, M.H., (2010), Theories of Learning (7th ed.) (Wibowo B.S.,T, Terj.), (Buku
asli
diterbitkan tahun 2008) Kemdikbud., (2013), Modul Pelatihan Guru; Implementasi Kurikulum 2013.
Santrock,
J.W
.,(2011),
Pendidikan
conditioning
and
Psikologi
(Wibowo
B.S.,T,
Terj.), Jakarta:Kencana. (Buku asli diterbitkan tahun 2004) Snow, Richard E.& Jackson, Douglas N.,
(1993),
Conative
Assessment
of
Constructs
for
Educational
Research
and
Evaluation:
A
Catalogue.
California: NCRESST. Wittig, A.F.,(1981),
Kimble, G.A., (1961). Hilgard and Marquis’
(2008),
Jakarta:Erlangga.
Cherry, K ., (tt) What is Reinforcement.
Kencana
J.E.,
Pendidikan, (Indianti, W, Terj.).
D. DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:
Ormrod,
Psychology of
Learning, New York:McGrawHill Book Company.
learning (2nd ed.) Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
195 Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar