PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOGNITIF PADA SISWA SD
Siti Rohmi Yuliati
Abstrak, Banyaknya sorotan dari masyarakat
terhadap mutu proses dan hasil dari kualitas
pendidikan menjadikan kita yang berkecimpung di dalamnya merasa terpanggil untuk mencoba menanggulangi. Hal itu terjadi juga di tingkat pendidikan dasar (SD) dan pada mata pelajaran matematika yang sampai saat ini masih menjadi mata pelajaran yang dipermasalahkan dari semua sudut pandang, mulai dari proses sampai pada hasil pembelajaran, mulai dari anak didik, guru dan bahkan orang tua. Penyebab dari keadaan di atas disebabkan banyak hal, misalnya: kurangnya pemahaman materi dari para guru SD, kurangnya variasi dalam mengajarkan matematika, kesalahan pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan topik-topik pembelajaran, dan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dari permasalahan dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kognitif, melalui tindakan-tindakan dalam suatu siklus. Dimana seluruh proses tindakan (siklus) terdiri dari tahapan: diagnose, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan refleks. Dalam penelitian ini hanya digunakan satu siklus dengan dua kali kegiatan refleksi. Dari dua kali refleksi didapatkan hasil yang masih harus disempurnakan dalam kesempatan lain, sebab dilihat dari peningkatan hasil belajar sebelum dimulai penelitian adalah 4,56 menjadi 6,48 pada refleksi pertama dan 7,68 pada refleksi kedua. Sedangkan kegiatan pembelajaran kognitif yang dicobakan pada dua kali refleksi, aspek kognitif yang sudah dilampaui baru pada aspek mengetahui dan menerapkan pada refleksi pertama dan aspek memahami pada refleksi kedua pada materi bilangan di klas 2 sekolah dasar.
Kata Kunci: Matematika, Pembelajaran, Kognitif
pernah luput dari komentar, kritikan dan
LATAR BELAKANG Kebutuhan akan tetap berlangsungnya
bahkan
cercaan
dari
masyarakat,
mulai
suatu proses pembelajaran dan keberhasilan
masyarakat awam, masyarakat yang peduli
hasil belajar yang berkualitas dalam masa
dan
sekarang
tidak
pendidikan dasar, sampai pada para pakar dan
terkecuali di jenjang pendidikan sekolah dasar
praktisi pendidikan. Mereka banyak menyorot
(SD). Proses pembelajaraan di SD hampir tidak
tentang lemahnya sistem pengelolaan, kinerja
ini
sangat
diharapkan,
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
selalu
mengikuti
perkembangan
89
para pengelola, kurang profesionalnya para
bilangan khususnya di kelas awal kurang dapat
guru
para
diterima oleh si anak, hal itu dimungkinkan
lemahnya
karena kurang konkritnya penyajian konsep-
dan
juga
siswanya.
rendahnya
Komentar
lulusan
tentang
pemahaman dan pengetahuan beberapa mata
konsep yang diberikan.
pelajaran, salah satunya mata pelajaran yang
Menurut Beau Fly Jones, guru sebagai
banyak mendapatkan sorotan dari masyarakat
orang yang membuat dan merancang strategi
adalah mata pelajaran matematika. Dari hasil
belajar harus membuat keputusan tentang:
penelitian
yang
What, When dan How dalam proses belajar
dikehendaki oleh Guru, Siswa dan Orang Tua
mengajar (2005,22). What berkenaan dengan
(2008,13-17)
hampir
cara membuat keputusan tentang materi-materi
sebagian besar anak sekolah dasar, para
apa yang akan diperlukan dalam pembelajaran
orang
gurunya
termasuk
isi,
pelajaran
mengajar.
How
tentang
matematika
menunjukkan
tua
dan
berpendapat
bahwa,
bahkan
bahwa
SD
para
mata
keterampilan berkenaan
dan
strategi
dengan
cara
matematika di sekolah dasar dirasakan cukup
membuat keputusaan tentang prosedur yang
berat, sulit dipelajari, dimengerti dan dipahami,
diperlukan sesuai dengan strategi yang sudah
sehingga mereka takut dengan matematika .
ditentukan. When berkenaan dengan cara
Banyak faktor keadaan
yang menyebabkan
membuat keputusan tentang kondisi yang
seperti itu, misalnya: kurangnya
cocok untuk dipraktekkan serta sesuai dengan
pemahaman
materi
dari
kurangnya
variasi
matematika,
kesalahan
para
dalam
guru
SD,
mengajarkan
pemilihan
metode
strategi dan pemilihan prosedur dalam proses belajar mengajar. Meskipun
diakui bahwa tidak ada
mangajar yang sesuai dengan topik-topik
metode pembelajaran yang secara eksklusif
pembelajaran, dan sesuai dengan karakteristik
diunggulkan,
siswa sekolah dasar.
alternatif
Seperti diketahui bersama bahwa, guru
akan
tetapi
dalam
penggunaan
sebagai
mengatasi
metode
tersebut,
suatu
kesulitan guru
cenderung menggunakan metode ceramah
diharapkan menyadari perlunya merencanakan
dan mencatat contoh-contoh soal dari hampir
suatu metode yang tepat bagi siswanya dan
semua
sesuai dengan materi yang akan diberikannya.
topik
bahasan
untuk
mengejar
selesainya materi yang sudah ditargetkan
Pendekatan
dalam setiap segmen/waktu tertentu. Padahal
salah satu pilihan yang perlu dipertimbangkan.
untuk
menanamkan
konsep-konsep
pembelajaran kognitif menjadi
Pembelajaran
kognitif
yang
menitik
matematika pada siswa sekolah dasar perlu
beratkan pada keadaan dan kondisi para
dilakukan suatu kegiatan belajar yang bersifat
siswanya,
konkrit dengan berbuat sebelum mengerti dan
menurut Donalt (2006,52), didasarkan pada:
tidak hanya menghafal dan mengingat saja. Demikian pula
pada
penyampaian materi
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
proses
pemberian
materinya
1. Kemahiran mengenai konsep-konsep yang baru ditemukan 89
2. Penguraian
konsep-konsep
yang
telah ada
bahwa pembelajaran matematika di sekolah
3. Pengembangan memakai
strategi
untuk
dasar masih dibawah harapan (2008, 27). Hal
konsep-konsep
dalam
ini sesuai dengan pendapat Van De Walle
situasi yang dialami maupun tidak. Alternatif ini menurut Herman Hudoyo didasarkan
pada
Beberapa hasil penelitian ditemukan
pertimbangan
bahwa keberhasilan proses belajar mengajar matematika sekolah dasar
selain ditentukan
bahwa
oleh peran guru juga penguasaan bahan ajar
matematika merupakan konsep yang bersifat
yang akan disampaikan serta metode mengajar
abstrak, artinya hanya ada dalam pikiran
yang dipilihnya (1987,17).
manusia, tidak dapat dipegang atau dilihat, dilain pihak siswa-siswa sekolah dasar cara
2. Ruang
Lingkup
dan
Konsep-konsep
berfikirnya masih lebih pada pola berfikir yang
pada Materi Pembelaran Matematika
induktif (1998,14), maka adalah wajar bahwa
Kelas Awal Sekolah Dasar
siswa-siswa sekolah dasar belum kuat daya
Ruang
lingkup
pembelajaran
abstraksinya. Hal ini sesuai dengan endapat
matematika di sekolah dasar seperti tercantum
Piaget bahwa anak yang taraf berfikirnya masih
pada kurikulum tahun 2006 adalah terdiri dari
pada tahap operasional konkrit, yaitu antara 7-
kemahiran
13 tahun
materi
tidak
akan dapat
memahami
matematika dan diikuti dengan pembelajaran
(Diknas,
2006),
konsep-konsep matematika jika tidak dibantu
kemahiran matematika mencakup: kemampuan
dengan obyek-obyek yang konkrit (1974,17).
penalaran, komunikasi, pemecahan masalah,
Hal-hal tersebut di atas terjadi pula
keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap
hampir di semua sekolah dasar di wilayah
menghargai kegunaan matematika, sedangkan
Pondok
standart
Ranggon
Jakarta
Timur,
dimana
kompetensi
dari
materi
bilangan
kondisi daerah tersebut masih di bawah rata-
adalah menggunakan konsep bilangan cacah
rata dalam hal pembelajaran dan proses
dan pecahan dalam pemecahan masalah.
belajar mengajarnya. Hal ini penulis ketahui pada saat diadakan survey lapangan.
Dengan demikian setiap guru sekolah dasar ditantang untuk dapat mengajar dengan
Berdasarkan latar belakang masalah di
membantu siswa memperoleh pengertian dan
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
keterampilan dalam mempelajari matematika
ini adalah: Apakah model pembelajaran kognitif
untuk
dapat membantu guru dalam pembelajaran di
sehari-hari, disamping harus mempunyai sikap
kelas awal ?
yang positif sehingga murid sanggup untuk
dapat
menghadapi
diterapkan
masa
dalam
depan
kehidupan
dengan
penuh
LANDASAN TEORI
percaya diri. Reidesel (1996,15) menyarankan,
1. Mata Pelajaran Matematika di Sekolah
agar
Dasar Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
anak
menaruh
kepercayaan
positif
terhadap matematika, maka: a. Perintahkan 89
siswa-siswa untuk menyelesaikan soal-soal
Piaget
dengan berbagai macam cara yang berbeda-
ranahnya, yaitu Ranah Kognitif, Affektif dan
beda, mendiskusikan dan beradu argumentasi
Psikomotor (1981:7). Untuk itu tujuan yang
mengenai
hendak
solusi
mereka.
b.
Biasakan
harus
diperhatikan
dicapai
dalam
perkembangan
aspek
kognitif
ini
melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengapa
tentunya harus membawa ke pemikiran tentang
kepada anak. c. Jangan cepat menyerah
materi yang tepat adalah lebih penting.
terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa tentang keluhannya terhadap matematika.
Strategi pembelajaran kognitif menurut Gagne (1992,70) adalah sebuah skill kognitif dan panduan proses internal dalam belajar dan
3. Hakikat Anak Kelas Awal Sekolah Dasar Perkembangan anak kelas awal sekolah
berfikir, objeknya sangat jelas yaitu proses kognitif
dari
pelajar dan
mempunyai efek
dasar mempunyai karakteristik sebagai berikut:
penting atas kualitas diperoleh suatu informasi
Perkembangan fisik
baru.
Menurut Purnami, anak usia 6-8 tahun sangat
menurut Donald (1996,52) akan melalui dua
aktif dan banyak bergerak meskipun tubuhnya
tahap, yaitu: Tahap pemberian konsep baru
belum
yang
matang,
aktifitas
fisiknya
amat
Sedangkan konsep belajar kognitif
dihubungkan
dengan
konsep-konsep
mempengaruhi perkembangan kognitif anak
yang sudah diketahui sebelumnya dan tahap
1995,93). Sehingga dalam mempelajari suatu
pengembangan
konsep akan lebih baik hasilnya bila anak
diperbaiki dengan memberikan instruksi pada
mengalami sendiri, mengerjakan sendiri apa
siswa-siswa untuk membangun pengetahuan
yang dipelajari. Pendapat tersebut didukung
dasar mereka sendiri.
strategi-strategi
kognitif
oleh Zulkifli yang menyatakan bahwa, anak
Terdapat 6 asumsi tentang bagaimana
yang sehat pertumbuhannya akan senang
siswa belajar sesuai dengan proses kognitifnya
bergerak, selalu giat dan berbuat sesuatu
menurut
(2008,26).
bergantung pada orientasi tujuan, belajar
Perkembangan Kognitif
adalah menghubungkan informasi baru dengan
Beau
Fly
Jones,
yaitu:
Belajar
Perkembangan kognitif menurut Piaget
pengetahuan yang sudah ada, belajar adalah
dalam Peter Sutherland (1992,12) melalui
pengorganisasian pengetahuan, belajar adalah
tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap Sensori
strategi, belajar terjadi pada tahap-tahap &
Motorik (0-2 Tahun) 2. Tahap Pra Operasional
berulang-ulang,
Konkrit (2-7 tahun)
kemauan (2006,84).
Konkrit
(7-11
3. Tahap Operasional
tahun) 4. Tahap Formal
Guru
belajar
dapat
dipengaruhi
membantu
oleh
mengatasi
Operasional (11 tahun ke atas).
kesulitan siswa dalam mempelajari konsep
Pembelajaran Kognitif
bilangan yang sesuai dengan karakteristik anak
Seperti kita ketahui bersama bahwa
yang menurut Joyce dan Weil (1980,1) adalah
pada diri seorang individu seperti dikatakan
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
89
untuk membentuk, merancang bahan-bahan
dimungkinkan untuk mengetahui keberhasilan
pengajaran dan membimbing pengajaran di
dari suatu bentuk pembelajaran (1997:11).
kelas. Salah satu metode yang cocok untuk pelajaran
matematika
adalah
model
5. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis
pemerolehan konsep yang dikembangkan oleh Brunner
dalam
Moedjiono,
model
Terdapat sejumlah alat dan teknik
pemerolehan konsep mengajar yang dirancang
pengumpulan data yang dipergunakan dalam
untuk
penelitian ini, diantaranya: (1) Wawancara (2)
mendapatkan
suatu
yaitu
Data
konsep
baru
(2002,124).
Observasi (3) Analisis Situasi (4) Catatan
Dari uraian pada kajian teori di atas,
Lapangan (5) Tes.
Sedangkan analisis data
maka yang dimaksud dengan pembelajaran
disesuaikan dengan bentuk pelaksanaan yang
kognitif dalam penelitian ini adalah: Proses
menjadi
belajar bagi siswa yang didasarkan pada
pengembangan model pembelajaran kognitif
kemampuan
dengan alat peraga tentang suatu konsep
secara
awal
siswa
sistematik
berulang-ulang
dan
yang
diorganisir
dilakukan
bergantung
fokus
sasaran,
yaitu
dengan
secara
materi bilangan pada siswa kelas awal dan
pada kemauan
akan dianalisis secara deskriptif agar dapat
siswa dan sesuai dengan strategi belajar pada
memberikan
gambaran
jelas
mengenai
anak usia sekolah dasar.
pelaksanaan tahapan-tahapan pembelajaran yang terjadi baik mengenai kegiatan guru maupun siswa.
4. Metode Pelaksanaan Untuk
memperbaiki
kualitas
pembelajaran dapat dilakukan suatu bentuk pembelajaran,
dengan
melalui
6.
tindakan-
Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan
kegiatan
menggambarkan
tindakan di dalamnya. Dimana seluruh proses
bahwa “Action researt as a cirsle of activities.
tindakan
Each cicle consisted in analiys, fac-findinng or
terdiri
dari
tahapan:
diagnose,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan refleksi
(Elliott,
1996,12).
Karena
pada
dasarnya kajian terhadap permasalahan praktis yang
bersifat
situasional
dan
evaluated and reflecting”.
7.
Trianggulasi
kontekstual
dengan menentukan tindakan yang tepat
Trianggulasi
dalam
penelitian
ini
digunakan sumber data dari lapangan, peneliti,
Kegiatan ini nantinya dilakukan dengan
metode
dan
teori
dimana
semua
bahan
satu kali putaran dengan catatan pada tahap
tersebut di sesuaikan dengan apa yang ada di
refleksi sebanyak 2 kali dan dilakukan suatu
lapangan
tindakan
penelitian tindakan (1998,6).
berupa
penerapan
model
berdasarkan
pada
ciri
pokok
pembelajaran dengan pendekatan kognitif, ini 8. Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
Teknik Penulisan Laporan 89
Penulisan laporan pada penelitian ini adalah berdasarkan pada bentuk penelitian
berhasil, anak aktif tanpa meninggalkan tujuan yang hendak dicapai.
kualitatif sbb: a. Deskripsi data pra survey. b.
Kendala-kendala yang masih terlihat
Pengembangan model pembelajaran kognitif
pada tampilan pertama adalah, strategi yang
dengan
digunakan masih kurang fleksibel, penguasaan
menggunakan
alat
peraga.
c.
Interpretasi data.
kelas belum bisa diatasi sehingga situasi terasa gaduh, pada pemakaian alat peraga
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Blok
1.
Deskripsi Data Pra-Survai
keberhasilannya, ini terbukti dari beberapa
Aspek-aspek yang dikaji pada tahap pra-
pertanyaan dan soal yang diberikan oleh guru,
survai adalah: Faktor Guru, siswa, sumber
baik kepada individu maupun pada kelompok.
belajar, media pembelajaran, fasilitas sekolah.
Akan tetapi untuk penggunaan alat peraga
Rata-rata
Abakus dan Kantong Bilangan beberapa anak
nilai
hasil
belajar
siswa
yang
berjumlah 42 sebesar 4,56.
Dienes
sudah
terlihat
tingkat
masih terlihat kurang tingkat pemahamannya, anak hanya senang dengan permainan itu
2.
akan tapi kurang memahami makna dan fungsi
Refleksi Tampilan Pertama Model
pembelajaran
kognitif
dari alat peraga itu.
Dua aspek tingkat
menggunakan alat peraga untuk mengajarkan
kognitif, yaitu mengetahui dan menerapkan
konsep bilangan kepada anak kelas dua
relatif sudah dapat terlihat keberhasilannya,
memberikan suatu masukan dan nuansa baru
akan tetapi
bagi
proses
nampak. Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar
pembelajarannya lebih pada permainan dan
siswa masih belum seperti yang diharapkan,
penggunaan alat peraga, ini sesuai dengan
yaitu 6,48.
guru
dan
siswa.
Sebab
karakteristik anak yang masih senang bermain.
aspek memahami masih belum
Berdasarkan pertama
temuan-temuan tersebut
perlu
pada
Terlihat semua anak senang dan ikut ambil
tampilan
adanya
bagian dalam proses pembelajaran, sepintas
perbaikan dalam strategi mengajar guru untuk
terlihat bahwa anak mulai senang dengan
tampilan selanjutnya.
pelajaran matematika. Pada disain perencanaan secara garis
3. Refleksi Tampilan Kedua
besar cukup sistematis antara materi yang
Proses dan hasil belajar pada tampilan
akan diajarkan dengan alokasi waktu. Akan
kedua mengalami kemajuan dari tampilan
tetapi karena belum terbiasanya pemberian
pertama.
model
suasana
dengan lebih baik dan lancar, suasana kelas
menjadi ramai. Hal ini dapat dimaklumi, sebab
lebih terkondisikan walaupun masih terlihat
bentuk kegiatan yang cenderung bermain,
ramai dan berisik, akan tetapi terfokus pada
akan
kegiatan pembelajaran. Anak mulai dapat
pembelajaran
tetapi
proses
ini,
maka
pembelajaran
relatif
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
Kegiatan
belajar
siswa
berjalan
89
memahami
cara
penggunaan
dan
juga
mengajar merupakan modal yang cukup bagi
kegunaan serta fungsi dari alat peraga Abakus
keberhasilan
suatu
pembelajaran
dan Kantong bilangan. Aspek memahami
menghiraukan
faktor
psikologis anak
konsep bilangan dan nilai tempat sudah terlihat
menganggap dirinya sudah sempurna dalam
berhasil dikuasai anak.
segala
Kesulitan yang masih dirasakan pada
hal.
Akibatnya
mengembangkan
dan
tidak
mencobakan
suatu
waktu untuk pelaksanaan model pembelajaran
Pembelajaran terkesan sebagai suatu kegiatan
kognitif
ini
yang rutin, monoton serta sasaran akhir dari
membutuhkan waktu yang relatif banyak. Pada
suatu pembelajaran hanya bertumpu pada
saat
untuk
siswa. Jika siswa dapat mengerjakan soal-soal
berhasilnya hanya satu topik pembahasan
yang diberikan oleh guru itu dirasakan sudah
dengan diikuti berhasilnya tujuan yang telah
cukup. Peranan guru yang dominan dan
direncanakan,
kali
terpusat sebagai sumber informasi bagi siswa,
pertemuan. Padahal dalam program catur
sedangkan siswa berperan sebagai penerima
wulan yang telah ada, maka topik bahasan
informasi saja. Dampak lebih jauh lagi adalah
bilangan dan lambangnya serta nilai tempat
dapat mempengaruhi kualitas belajar yang
bilangan antara 301 – 500 hanya disediakan
dihasilkan,
waktu satu kali pertemuan. Sedangkan nilai
awam dan siswa sendiri akan selalu sama,
rata-rata hasil belajar siswa adalah 7,68.
yaitu bahwa pelajaran matematika adalah
pelaksanaan
peraga
penelitian
membutuhkan
ini,
tiga
bahkan
lain
mau
model
alat
yang
dan
tampilan kedua ini adalah bahwa, alokasi
menggunakan
pembelajaran
guru
tanpa
tanggapan
(baru).
masyarakat
Hal inilah yang menjadikan hampir
pelajaran yang sulit, berat dan menakutkan,
semua guru-guru sekolah dasar segan untuk
sehingga tidak disenangi dan bahkan dihindari
menggunakan alat peraga, karena banyaknya
oleh hampir semua siswa.
waktu yang diperlukan, disamping keadaan kelas
yang
cenderung
seolah
tidak
Penelitian ini dilaksanakan dengan guru sebagai sasaran utama. Sebab faktor-
terkondisikan, sementara materi yang harus
faktor
disampaikan
mengikuti dengan sendirinya, karena memang
terlalu
banyak
(guru
hanya
dan
aspek-aspek
dalam
waktu yang telah ditentukan).
memegang kunci dari semuanya.
4. Interpretasi Data Hasil Penelitian
5. Proses Pengembangan Model
Guru mengajarkan
proses
lain
mengejar target selesainya materi pada kurun
Data Pra-Survey
suatu
yang
pembelajaran,
akan
guru
Perencanaan Pembelajaran menganggap
konsep-konsep
bahwa
Jika dilihat dari faktor guru, siswa serta
matematika
fasilitas di lapangan untuk penelitian ini, maka
cukup dengan disiplin keras yang diberlakukan
perencanaan
pada anak, jika anak diam pada waktu guru
yang
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
sangat
pembelajaran penting
menjadi
dan
faktor
menentukan 89
keberhasilan. Disisi lain, melihat kenyataan
disamping
tentang saratnya tugas dari guru berkenaan
melihat indikator proses belajar siswa.
dengan
tugas
perencanaan, kurikuler,
administrasi,
koordinator
dan
kegiatan
guru
untuk
pembuatan
kegiatan yang
memudahkan
lain,
ekstra maka
b.
Organisasi Materi Pelajaran
mengembangkan suatu model pembelajaran
Pada dasarnya guru dituntut untuk dapat
memang dirasa berat. Oleh karena itu perlu
mengorganisir
disusun suatu perencanaan yang sederhana,
dapat mempermudah belajar siswa tapi
fleksibel
dapat
juga
untuk
aktivitas siswa seperti yang dituntut dalam
dan
digunakan
sistematis sebagai
sehingga pedoman
materi
sekaligus
pelajaran
dapat
yang
meningkatkan
mengajarkan konsep-konsep dasar pelajaran
model pembelajaran kognitif.
matematika. Misalnya:
organisasi materi pelajaran yang baik,
a.
siswa didorong untuk dapat memproses
Standart Kompetensi Mengacu
pada
langkah-langkah
Melalui
informasi secara tidak langsung dari guru
pendekatan pembelajaran yang bersifat
saja
deduktif serta didasari oleh teori yang ada
mendapatkan melalui alat peraga dan
dalam
sumber belajar yang lain.
mengembangkan
keterampilan
kognitif siswa, maka rumusan dari tujuan pembelajaran
khusus
selain
bersifat
c.
tetapi
siswa
juga
berusaha
Langkah-langkah Pembelajaran Pembelajaran
berorientasi
pada
operasional juga harus mengarah pada
sistematika dan kemampuan yang akan
pembentukan keterampilan kognitif siswa
dicapai dan tujuan yang direncanakan,
khususnya
mengetahui,
maka tiap langkah kegiatan pembelajaran
memahami dan menerapkan yang dapat
harus selalu mengarah pada tujuan.
dibantu dengan penggunaan alat peraga.
Meskipun
Memperhatikan
perkembangan
pembelajaran kognitif mengacu pada 6
kognitif dan karakteristik siswa kelas awal,
asumsi tentang proses belajar siswa
maka
mengembangkan
(seperti diuraikan di atas), maka dengan
kemampuan berfikir siswa walau hanya
memperhatikan karakteristik siswa kelas
pada aspek mengerti, memahami dan
awal, ternyata kegiatan belajar pada
menerapkan suatu konsep baru. Dengan
setiap tahapan pembelajaran memerlukan
rumusan yang lebih rinci dan sistematis
beberapa modifikasi dan pengembangan.
dalam menentukan tujuan pembelajaran
Pada
khusus
dilaksanakan,
terlihat
gambaran yang lebih jelas mengenai
peningkatan
prosesnya.
sasaran akhir dari tujuan pembelajaran,
pertama memang kelihatan siswa dapat
kemampuan
tidak
kondisi
mudah
akan
dapat
memberikan
dua
pada
tampilan
intinya
yang
model
sudah
kecenderungan Tampilan
mengerti dan menerapkan penggunaan Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
89
dan manfaat dan alat peraga untuk
tampilan, ternyata diperlukan pengembangan
menjelaskan konsep bilangan, walaupun
beberapa jenis kegiatan belajar siswa untuk 6
aspek memahami tentang penggunaan,
asumsi pokok tentang bagaimana siswa belajar
manfaat serta kegunaan
agar
mempermudah
belajar
siswa
dalam
masih belum dapat dilampaui. Akan tetapi
menerapkan model pembelajaran kognitif yang
perubahan terlihat pada tampilan kedua
menggunakan alat peraga.
yang sudah dapat diketahui perubahan
a.
pada
tingkat
kognitif
siswa
dengan
Penyajian Data Pemberian
contoh
adalah
langkah
dilampauinya aspek memahami konsep-
pertama dalam metode pembelajaran ini,
konsep bilangan yang dibantu dengan alat
sebab
peraga Abakus dan Kantong Bilangan.
bilangan maka daya kognitif siswa akan
Hal ini menunjukkan bahwa sistematika
terangsang,
dari
selanjutnya adalah ditampilkannya alat
langkah-langkah
sangat
d.
alat peraga
penting
dan
pembalajaran dominan
dengan
melalui
contoh-contoh
kemudian
langkah
dalam
peraga sesuai dengan contoh bilangan
melaksanakan suatu pembelajaran dan
yang diberikan. Setelah melihat beberapa
khususnya dalam
alat peraga, maka anak akan tertarik
menerapkan
model
pembelajaran kognitif ini.
ddengan permainan itu. Pada saat itulah
Evaluasi
penjelasan tentang konsep-konsep yang
Evaluasi dirumuskan unntuk mengetahui
terkandung pada tampilan itu dilakukan
sejauh
oleh guru
mana
sasaran
indikator
pembelajaran dapat dikuasai oleh siswa
b.
Pengetesan Penerimaan Pembelajaran
yang pada akhirnya dapat memberikan
Kognitif
gambaran
Pada
tingkat
keberhasilan
dalam mengajar.
guru
Dengan
tahap
dihadapkan
ini pada
siswa
tidak
hanya
kemampuan
untuk
menyusun model perencanaan yang baik,
mengerti, memahami dan menerapkan
sederhana,
tentang fungsi, penggunaan dan manfaat
dengan
sistematis
sendirinya
dan
guru
fleksibel
akan
dapat
alat peraga dalam penjelasan konsep
memahami dan akhirnya dapat menyusun
bilangan yang sudah diberikan oleh guru,
suatu instrumen evaluasi yang sesuai
akan tetapi anak dapat menjawab soal-
dengan faktor-faktor pendukung lainnya.
soal yang diberikan oleh guru dengan cara mem-peragakan kembali alat peraga
6.
yang tersedia.
Pelaksanaan Pembelajaran Meskipun
langkah-langkah
pokok
Memasuki kegiatan ini, kemampuan mulai
pembelajaran tetap mengikuti prinsip-prinsip
nampak semakin variatif. Akan tetapi
yang terdapat dalam teori, tetapi berdasarkan
pada
refleksi
dirangsang lagi proses berfikirnya dengan
pengembangan
model
pada
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
tiap
umumnya
siswa
mulai
lebih
89
lebih
memvariasikan
soal-soal
dan
peraga. Untuk itu rumusan dari tujuan
penggunaan alat peraga yang lain.
pembelajaran
khusus
memberikan
gambaran
kegiatan-kegiatan c.
belajar
terhadap yang
Langkah ini merupakan langkah terakhir
menjadi sasaran evaluasi selama proses
dari model pembelajaran kognitif.
pembelajaran berlangsung.
ini
guru
mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan
yang
Untuk
mencapai
dan
harus
dilakukan
langkah
siswa
agar
Analisis Strategi Berfikir
Pada
oleh
dibuat
sekaligus
penguasaan
suatu
bersifat
konsep pada tingkat operasional konkrit,
mengungkapkan kemampuan siswa untuk
hanya pada aspek memahami, mengerti
mentransfer konsep bilangan yang sudah
dan mengaplikasikannya selama proses
diberikan guru dengan menerapkannya
pembelajaran.
melalui penggunaan alat peraga untuk
penguasaan konsep ini dioperasionalkan
kemudian dapat mengaplikasikan dalam
ke
kehidupan sehari-hari.
belajar yang harus dilakukan dan dikuasai
Pada tahap ini guru semakin menguatkan
oleh tiap siswa secara penuh.
perannya yang tidak lagi sebagai sumber informasi
tapi
mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan
yang
dapat
merangsang proses berfikir siswa.
b.
dalam
Tingkatan-tingkatan
indikator-indikator
kegiatan
Evaluasi Hasil Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan
belajar
siswa
dalam
memahami/menguasai konsep bilangan yang sudah diberikan oleh guru pada
7.
akhir pembelajaran. Sasaran dari evaluasi
Evaluasi Model Pembelajaran Terdapat dua macam evaluasi yang
dapat
dikembangkan
untuk
mengetahui
ini sebetulnya sama dengan evaluasi proses akan tetapi proses berfikir siswa
keberhasilan model pembelajaran kognitif ini,
tidak
yaitu:
sebab dilakukan pada akhir pembelajaran.
a.
Evaluasi Proses
Oleh karena itu yang diungkapkan dalam
Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui
evaluasi ini indikator yang berkenaan
keberhasilan
dengan hasil belajarnya saja. Meskipun
pemahaman
dan
dapat
diikuti
penguasaan konsep berhitung melalui
demikian,
perkembangan
keberhasilan siswa secara kualitatif akan
proses
befikir
siswa
selama mengikuti pembelajaran. Dalam
untuk
perkembangannya,
mengetahui
tingkat
lebih tepat digunakan evaluasi hasil.
penelitian ini evaluasi proses dilakukan secara
lisan
memberikan
begitu konsep
mendemonstrasikan
guru
selesai
Penutup
bilangan
dan
Memperhatikan berbagai karakteristik
penggunaan
alat
yang ada di lapangan, model pembelajaran
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
89
kognitif
sebagai
mempunyai maupun
ciri
hasil
pengembangan
tersendiri
pelaksanaannya.
dihasilkan
dari
dalam
ini
kemampuan berpikir yang telah ditentukan.
desain
Melalui rancangan yang demikian, guru tampak
Disain
pengembangan
yang
lebih
mudah
untuk
mengarahkan
proses
model,
berpikir siswa, mulai dari tingkatan yang
mempunyai bentuk dan susunan yang lebih
sederhana sampai pada merumuskan kembali
sederhana,
serta
definisi suatu konsep dengan kata-kata sendiri.
didalamnya mengandung komponen tujuan,
Setiap kegiatan siswa memiliki sasaran yang
prosedur pembelajaran dan evaluasi dengan
jelas dan terarah, karena setiap langkahnya
sasaran dan sistimatika yang sama yaitu
tidak lepas dari kegiatan evaluatif, sehingga
berorientasi pada peningkatan keterampilan
guru tidak lagi berperan sebagai pusat atau
berpikir siswa. Komponen organisasi materi
sumber
pelajaran mengandung karakteristik yang rinci
pembimbing, fasilitator dan evaluator.
fleksibel
dan
sistimatis,
informasi
tapi
lebih
sebagai
dan tegas, terpola pada bentuk definisi suatu konsep dan langkah penyelesaiannya. Pada
disain
hasil
pengembangan,
semua komponen dituangkan dalam bentuk indikator kegiatan yang lebih rinci, sehingga siswa tidak secara paksa memasuki tahapan berpikir berikutnya, tapi dengan bimbingan guru melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat hierarkhis dan terstruktur, yaitu dari kegiatan yang
sederhana
sampai
pada
tingkat
DAFTAR PUSTAKA Jones, Beau Fly. Strategic Teaching and Learning: Cognitif Instruction in The Content Areas. New York: Pergamon, 1995. Plomp, Tjerd and Donald P. Elly. International Encyclopedia of Educational Technology. New York: Pergamon, 1996. Herman Hudoyo. Pembelajaran Matematika SD. Yogyakarta: Tiga Serangkai, 1978. Piaget. How Children Learn Mathematics. New York: Mac Millan, 1974. Elliott J. Aaction Researt for Educational Change. Buckingham: Open University, 1996. Rachman Natawijaya. Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP Bandung, 1997. Siswoyo Hardjodipuro. Action Researt. Jakarta: IKIP Jakarta, 1997. Lexy Moleong. Proposal Penelitian Kualitatif. Jakarta: Program Pascasarjana IKIP Jakarta, 1998. Rusgianto, Penelitian Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1998. Well, Van De and John R., Elementary School Mathematics Teaching Developmentally. (New York: Longman, 1987. P.G., Herbert. The Development of Mathematical Thingking. New York: Academic Press, 1984. Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populai. Jakarta: Sinar Harapan, 1985. Erman Suherman and Winata Putra. Strategi Belajar Mengajar Matematika, Modul PGMT Jakarta: Depdikbud, 1997. Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
89
Campbell, Linda. Teaching & Learning through Multiple Intelegences. Massachusetts: Allyn and Bacon, 1996. Reidesel, C. Aalan , James E. Schwartz and Douglas H. Clements. Teaching Elementry School Mathematic. Boston: Allyn and Bacon, 1996. Zulkifli. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993. Elida Prayitno. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPTK, 1992/1993. Zulkifli. Psikologi Perkembangn. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986. Sutherland, Peter. Cognitif Development Today: Piaget and His Critics. London: Paul Chapman Publishing Ltd, 1992. Bloom, Benyamin S, et. al. Taxonomy of Educational Objectives: Cognitive Domain. New York: Longman Inc., 1981. Gagne, Robert M., Leslie J. Briggs and Walter W. Wager. Principles of Instructional Design. San Dieg:Rinehart and Winston Inc., 1992. Ruce, Joyce and Weil Marsha. Models of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall Inc.,1980. Moedjiono dan Moh Dimyati. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti, 1991/1992.
Daftar Riwayat Hidup Peneliti : Dra. Hj. Siti Rohmi Y, M.Pd adalah dosen PGSD FIP UNJ
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
89
Jurnal Ilmiah PGSD Vol.III No.1 April 2011
89