Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Analisis Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran PKn untuk Meningkatkan Kecakapan Kewarganegaraan Siswa SD 1*
Asnawi, 2T.M. Jamil, 3Ronald Fransyaigu, 3Bunga Mulyahati
1,3
Mahasiswa Program Studi Doktor Pendidikan IPS, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia; 2 Program Studi Doktor Pendidikan IPS, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia; 3 Fakultas Ilmu Keguruan dan Kependidikan, Universitas Samudera, Langsa, Indonesia. *Corresponding Author:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas V SD Negeri 5 Langsa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 5 Langsa. Teknik analisis data yang digunakan terdiri atas tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di SD kelas IV sudah menunjukkan pemahaman yang baik tentang pendekatan saintifik diukur dari desain pembelajaran yang dibuat sudah menggambarkan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran menerapkan langkah pendekatan saintifik yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, sampai mengkomunikasikan tetapi tidak semuanya terkait dengan substansi materi mata pelajaran PKn. Penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PKn sudah memperlihatkan dampak yang cukup positif pada beberapa aspek keterampilan kewarganegaraan siswa terutama pada aspek keterampilan menjawab, bertanya, berdiskusi, dan berpartisipasi aktif. Faktor penghambat implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran PKn adalah terkait dengan mempersiapkan kelengkapan pembelajaran yang relatif lebih lama, serta kendala dalam mengendalikan antusiasme belajar siswa. Faktor penghambat tersebut diminimalisir dengan ketersedian sarana dan prasarana yang memadai, sharing antar guru, serta kepemimpinan dan kebijakan kepala sekolah.. Kata Kunci: Pendekatan Santifik, PKn, Kecakapan Kewarganegaraan Pendahuluan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bagian dari Program Pendidikan IPS (PIPS) yaitu mata pelajaran yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003). Sapriya dkk (2009) “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program pendidikan IPS khusus atau mata pelajaran yang memiliki tujuan utama untuk mendidik siswa agar menjadi warga negara yang baik, demokratis dan bertanggung jawab”. Ternyata untuk mencapai tujuan dan harapan di tersebut tidak mudah. Terdapat beberapa hambatan dalam pembelajaran PKn. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran PKn di beberapa Sekolah Dasar (SD) dalam upaya membentuk kepribadian dan moral siswa dinilai belum optimal. B64
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Dampak dari globalisasi, komunikasi, dan internet yang semakin cepat menjadikan dunia tanpa batas. Efendi & Setiadi (2010) mengatakan bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi disamping menambah pengetahuan, juga berdampak negatif, seperti televisi, film, internet dan sebagainya, menyebarkan gaya hidup konsumtif, nilai-nilai dan etika kesopanan semakin hilang. Pornografi dan pornoaksi, serta tayangan lain yang tidak mendidik membentuk individu-individu menjadi tidak beradab. Degradasi moral tersebut mempertontonkan gagalnya peran sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dan sebagai salah satu pranata kontrol sosial. Praksis pendidikan yang terjadi di kelas-kelas tidak lebih dari latihan-latihan skolastik, seperti mengenal, membandingkan, melatih, dan menghapal, yakni kemampuan kognitif yang sangat sederhana, di tingkat paling rendah (Surachmad, dkk, 2003). Rendahnya kreatifitas guru dalam pengelolaan proses pembelajaran dan padatnya muatan kurikulum juga diduga menjadi faktor penyebabnya. Pengelolaan proses pembelajaran yang kurang efektif akan menyebabkan kurang bermaknanya konsep-konsep yang diajarkan. Selain itu, selama ini PKn masih dianggap sebagai pelajaran yang mementingkan hafalan semata, bukan untuk berpikir kreatif, kritis, dan analitis. Berdasarkan temuan permasalahan di atas, sejatinya diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran PKn. Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran tentu diperlukan pendekatan mengajar yang dipandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar siswa (Sagala, 2008). Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan ilmiah yang berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan saintifik (scientific approach) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu (Kemendikbud, 2013). Pendekatan saintifik (scientific approach), selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking/ HOT). Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan kecakapan kewarganegaran siswa SD. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus dengan menggunakan alur atau model yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, B65
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
2005). Model ini melakukan 4 kegiatan dalarn PTK yang terjadi pada setiap siklus, yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe) dan refleksi (reflect). Studi Pendahuluan Studi pendahuluan atau refleksi awal dilakukan dengan mengamati proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn yang sudah dilakukan selama ini. Dari hasil studi pendahuluan diidentifikasi masalah pembelajaran PKn di kelas V SD. Dari hasil observasi tersebut diketahui permasalahan yang dihadapi siswa, yaitu siswa belum memiliki kecakapan kewarganegsraan dari materi PKn yang sudah berlangsung, atas dasar itu guru merasa kesulitan dalam menentukan pendekatan yang cocok untuk digunakan dalam merancang pembelajaran PKn dalam membentuk kecakapan kewarganegaraan perserta didik. Peneliti dan guru merumuskan permasalahan yang akan diangkat sebagai permasalahan penelitian, yakni melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan pendekatan saintifik. Perencanaan Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Kegiatan ini dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran dengan kegiatan sebagai berikut: (1) Menyusun rancangan pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, memilih dan menetapkan materi, proses pembelajaran, melakukan persiapan dan instruksi, diskusi, serta evaluasi pendekatan saintifik; (2) menyusun alat perekam data berupa pedoman observasi, dan dokumentasi; dan (3) mendiskusikan dengan guru kelas tentang tata cara pengumpulan data dalam pelaksanaan observasi saat kegiatan dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengambilan data. Pelaksanaan Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dalam materi PKn. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh guru kelas sebagai guru praktisi dan peneliti sebagai observer didampingi teman sejawat. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan antara lain: (1) Guru kelas sebagai guru praktisi melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pendekatan saintifik sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat. (2) Observer melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi, yang terdapat dalam lampiran. (3) Peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. Fokus tindakan pada tahap pelaksanaan setiap siklus berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan strategi pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkahnya. Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran PKn dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh observer pada waktu guru praktisi melaksanakan tindakan pembelajaran. Peneliti dan guru kelas dalam kegiatan ini berusaha mengenal, merekam dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran. Keseluruhan hasil pengamatan direkap dalam bentuk lembaran observasi. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai tiap siklus. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil
B66
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
pengamatan ini kemudian didiskusikan perencanaan siklus berikutnya.
dengan
guru
dan
diadakan
refleksi
untuk
Refleksi Refleksi diartikan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang terjadi, yang telah dihasilkan tidak atau belum tuntas pada langkah sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan melakukan tindakan berikutnya. Refleksi diadakan setiap satu kali tindakan berakhir. Dalam tahap ini peneliti dan observer mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hasil yang dicapai pada tindakan yang dilakukan pada siklus I menjadi pedoman untuk melakukan tindakan pada siklus II. Kekurangan pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Apabila proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan, tetapi hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Hasil dan Pembahasan Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran PKn meliputi mengamati silabus yang akan dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompe¬tensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembela¬jaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Hasil studi dokumentasi terhadap RPP yang dirancang oleh peneliti dan guru kelas V SD Negeri 5 Langsa terungkap bahwa untuk langkah-langkah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, sampai mengkomunikasikan tidak dicantumkan secara berurutan dalam langkah keseluruhan dari pembelajaran PKn. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, setiap guru berkewajiban menyusun perencanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat dilakukan secara menyenangkan dan mampu memotivasi siswa dalam belajar. Dilihat dari hasil obeservasi kecakapan kewarganegaraan (civic skills) siswa kelas V SD Negeri 5 Langsa sudah tampak perkembangannya. Sesuai dengan tujuannya pendidikan mempunyai misi untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah. Dampak pendekatan saintifik dalam pembelajaran PKn terhadap kecakapan kewarganegaraan (civic skills) siswa juga dapat terlihat dari hasil wawancara dengan seorang guru dan juga dari hasil pengamatan langsung peneliti terhadap 40 orang siswa dan guru di SD Negeri 5 Langsa guru ternyata sejalan dengan pengamatan langsung peneliti terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran yang kesimpulan tersebut terhadap dapat dijabarkan sebagai berikut: pertama, berdasarkan terungkap bahwa ada perubahan terhadap kecerdasan kewarganegaraan siswa setelah menerapkan pendekatan saintifik ini. Walaupun semua guru juga menyatakan bahwa dampak itu belum terlalu drastis terlihat. Adapun perubahan yang paling signifikan terlihat menurut guru adalah dalam keterampilan menjawab, bertanya, dan berdiskusi. Sementara untuk berpikir kritis, rasional, bertindak secara cerdas, serta mencari konsensus baru terlihat pada beberapa orang siswa saja. Kedua, setelah dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran didapati temuan yang hampir sama yakni untuk keterampilan bertanya, menjawab, berdiskusi, dan menjawab sebagian besar sudah berada pada kategori Mulai Berkembang (MB), bahkan ada yang sudah Membudaya (MY) pada beberapa orang siswa. Sementara itu untuk berpikir kritis dan berpikir kreatif sebagian besar baru berada pada kategori Mulai Terlihat (MT) pada siswa. Selanjutnya untuk civic skills siswa dalam hal bertanggungjawab, 15 orang siswa sudah berada pada tahap Mulai Berkembang(MB), 11 orang siswa bahkan sudah Membudaya(MY), B67
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
namun 11 orang siswa baru pada tahap Mulai Terlihat (MT), dan ada 3 orang siswa belum memperlihatkan tanda-tanda bertanggung-jawab (Belum Terlihat). Selanjutnya untuk civic skills siswa dalam hal bertindak secara cerdas, 11 orang siswa sudah berada pada tahap Mulai Berkembang(MB), 15 orang siswa bahkan sudah Membudaya (MY), namun 11 orang siswa baru pada tahap Mulai Terlihat (MT), dan ada 3 orang siswa belum memperlihatkan tanda bertindak cerdas (Belum Terlihat). Terakhir yaitu dalam hal mencari keputusan bersama atau mencari konsensus yang terlihat selama siswa belajar 15 orang siswa sudah berada pada tahap Mulai Berkembang (MB), 11 orang siswa bahkan sudah Membudaya (MY), namun 11 orang siswa baru pada tahap Mulai Terlihat (BT), dan ada 3 orang siswa belum memperlihatkan tanda-tanda siswa mampu membuat keputusan bersama/ mencari konsensus. Kesimpulan Penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PKn sudah memperlihatkan dampak yang menunjukkan tren yang cukup positif pada beberapa aspek keterampilan kewarganegaraan siswa terutama pada aspek keterampilan menjawab, bertanya, berdiskusi, dan berpartisipasi aktif, yang ditandai dengan siswa terlihat lebih kritis, lebih antusias, dalam bertanya, lebih menggunakan kecerdasan berpikir selama proses pembelajaran berlangsung. Ucapan Terimakasih Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini terutama kepada LPPM-PM Universitas Samudra, Ketua Program Doktor Pendidikan IPS Unsyiah, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Lota Langsa, Kepala Sekolah dan Guru Wali Kelas V SD Negeri 5 Langsa Daftar Pustaka Ananda, R. (2014). Analisis Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Kasus di Kelas IV SD Islam Ibnu Sina dan Kelas III SD laboratorium UPI CIbiru). Tesis Magister pada Prodi Pendidikan Dasar UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Ango, M.L. (2002). “Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context”. International Journal of Educolog. Vol 16, (1), 11-30. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI. Jakarta: BSNP. Budimansyah. (2008). “Pendidikan Demokrasi sebagai Konteks Civic Education di Negara Berkembang”. Jurnal Pendidikan Kewaganegaraan. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana UPI. Chapin, J.R. and Messick, R.G. (1989). Elementary Social Studies: A Practical Guide. New York: Longman. Cogan, J.J. (1999). Citizenship for The 21 Century: An International Perspective on Education. London: Cogan Page Efendi, Ridwan & Setiadi, Eli M. (2010). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press. Lazim, M. (2013). Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://p4tksbjogja.com/index.php?option=com_content&view=article &id=386:penerapan-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran [diakses 30 November 2015].
B68
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (SNP) Unsyiah 2017, April 13, 2017, Banda Aceh, Indonesia
Mulyasana, D. (2006). Manusia dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Perubahan. Pendidikan Nilai dan Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (menyambut 70 tahun Prof. Drs. H.A Kosasih Djahiri). Bandung: Lab. PKn FPIPS UPI. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud. Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. _______. (2003). Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Menyelesaikan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Afabeta. Sapriya. dkk. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: UPI Press. _______. (2009). Pembelajaran Kewarganegaraan. Bandung: UPI Press. Sapriya dan Winataputra, U.S. (2004). Pendidikan Kewarganegaraan: Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI. Somantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wiriaatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Yunita. (2009). Hubungan Antara Karakteristik Responden, Kebiasaan Makan dan Minum Serta Pemakaian NSAID dengan Terjadinya Gastritis pada Mahasiswa Kedokteran. [Online]. Tersedia: http://adln.lib.unair.ac.id/. [Diakses 25 Mei 2014
B69