PENDAPATAN DAN TINGKAT RESIKO USAHA PENGOLAHAN IKAN CAKALANG BANDA DI KECAMATAN BANDA Income and Risk of Processing Business Cakalang Banda in Banda Districts Willem Talakua Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Program Studi Agribisnis Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Jln. Mr. Chr. Soplanit Poka-Ambon. Tlp. (0911) 3302211
Abstract One of the traditional fish processing business with skipjack (Katsuwonus pelamis) as a raw material and a product of the Moluccas is "salted fish skipjack banda" or often referred to as "cakalang banda". Constraints availability of raw materials and an increase in production costs faced by processors cakalang banda would pose a high risk of doing business, the possibility of adverse conditions. This study therefore aimed to determine the risk level of income and business processing cakalang banda in the district of Banda. Determination of the location of the purposive, and collection of data through observation and interviews as well as secondary data. Through the analysis of income and business risk analysis, the results showed that the processing business cakalang banda in the district of Banda classified as family businesses with average income earned during the year amounting to Rp 950.815/year with a very small level of business risk of the loss, which value of the coefficient of variation (CV) <0.5 and lower profits limit (L)> 0 which means that the tuna processing banda will not experience any loss of production process. Key word: Income, Business Risk, Banda Skipjack Fish.
pengolahan lainnya yang merubah
PENDAHULUAN Usaha
hasil
sama sekali bentuk morfologi bahan
untuk
baku, seperti sosis, bakso, burger,
memproduksi makanan dan bahan
dan nugget ikan. Salah satu usaha
baku industri perikanan. Pengolahan
pengolahan ikan secara tradisional
hasil
tujuan
dengan ikan cakalang (Katsuwonus
meliputi
pelamis) sebagai bahan baku (raw
antara lain pengeringan, pengasinan,
material) dan merupakan produk
pengasapan,
daerah
perikanan
pengolahan bertujuan
perikanan
memproduksi
pengalengan,
untuk
makanan,
pemindangan, dan
kegiatan
Maluku
adalah
cakalang
banda. Produk olahan ini berbentuk
40
fillet daging ikan cakalang yang
ketersediaan
diolah melalui penggaraman dan
huhate (pole and line) dan pancing
dilanjutkan
pengeringan
tonda (hand line) yang masing-
sehingga hasil akhirnya berupa ikan
masing berjumlah 16 unit dan 853
asin
Nendisa
unit. Namun saat ini produksi ikan
asin)
cakalang segar sebagai bahan baku
khas
utama
dengan
kering.
(2013),
ina
Menurut sua
merupakan
(ikan
makanan
alat
penangkapan
menunjukkan
kondisi
masyarakat Maluku yang dibuat
menurun. Data yang diperoleh pada
untuk
Kantor Kecamatan Banda dari tahun
mengantisipasi
datangnya
masa paceklik.
2005
hingga
tahun
2013,
Empat (4) desa di Kecamatan
menunjukkan bahwa produksi ikan
Banda, Kabupaten Maluku Tengah,
cakalang segar menurun dari 5.515
yakni
kg/tahun hingga 1.660 kg/tahun.
desa
Nusantara, Merdeka
Kampung
Rajawali dikenal
Baru,
dan
sebagai
desa sentra
Penurunan
produksi
langsung
dapat
ini
secara
mempengaruhi
produksi pengolahan ikan cakalang
kelangsungan usaha dan pendapatan
banda. Usaha ini ditunjang dengan
pengolah ikan cakalang banda di
potensi sumber daya ikan pelagis
Kecamatan Banda. Menurut Effendi
besar
di
dan Oktariza (2006) bahwa, pada
Kecamatan Banda sebesar 764,55
kawasan industri pengolahan ikan di
ton/tahun pada 0-4 mil laut dan
Bitung,
2.235,80 ton/tahun pada 4-12 mil
pabrik pengolahan perikanan tutup
laut, dan ditunjang pula dengan
(hampir 75% dari total pabrik yang
(cakalang
dan
tuna)
Sulawesi
Utara,
banyak
41
ada) karena kelangkaan bahan baku.
usaha tani selalu dihadapkan dengan
Selain faktor bahan baku, kenaikan
situasi resiko. Sumber resiko yang
harga
penting
faktor
produksi
yang
adalah
fluktuasi
hasil
digunakan dalam usaha pengolahan
produksi dan harga. Resiko timbul
ikan cakalang banda di Kecamatan
karena adanya ketidakpastian yang
Banda
pada
mengakibatkan
atau
seseorang mengenai kemampuannya
berdampak
kenaikan
biaya
pula produksi
keragu-raguan
meningkatnya pengeluaran usaha.
untuk
Menurut Widodo dan Syukri (2005),
terhadap hasil yang akan dicapai di
biaya yang dikeluarkan lebih rendah
masa mendatang. Dengan demikian,
dari harga penjualan, produsen akan
penelitian
mendapatkan
mengetahui
Sebaliknya,
keuntungan. jika
biaya
meramalkan
ini
kemungkinan
bertujuan
besarnya
untuk
pendapatan
proses
yang diperoleh dan tingkat resiko
produksi lebih besar dari harga jual,
usaha pengolahan ikan cakalang
produsen akan mengalami kerugian.
banda di Kecamatan Banda.
Kendala ketersediaan bahan baku dan peningkatan biaya produksi
METODOLOGI PENELITIAN
yang
1. Tempat dan Waktu Penelitian
dihadapai
pengolah
ikan
cakalang banda akan menimbulkan
Penelitian ini dilaksanakan di
tingginya resiko dalam menjalankan
Kecamatan
Banda
Kabupaten
usaha, yakni kemungkinan terjadi
Maluku Tengah (Gambar 1) pada
kondisi merugi. Menurut Maryam
bulan Desember tahun 2013 hingga
dan Suprapti (2008), pada kegiatan
Mei 2014. Lokasi penelitian dipilih
42
secara purposive atau sengaja dengan
pengolahan
pertimbangan
cakalang banda.
tersebut
bahwa
di
terdapat
lokasi
dan
produksi
ikan
aktivitas
Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5c/Banda_Islands_en.png.
Gambar 1. Lokasi Penelitian 2. Populasi
dan
Metode
setiap tahun, yakni sebesar sembilan
Pengambilan Sampel Sebagai
populasi
yang aktif menjalankan usahanya
dalam
belas (19) unit usaha. Sedangkan
penelitian ini adalah unit usaha
sampel
yang
pengolahan ikan cakalang banda
keseluruhan
diambil jumlah
meliputi populasi,
43
sehingga terdapat 19 sampel unit usaha pengolahan ikan cakalang
4. Metode Analisis Data
banda di Kecamatan Banda yang
Data yang diperoleh dianalisa
terwakili oleh pemilik usaha sebagai
dengan menggunaan persamaan
responden. Menurut Kartini (1990),
sebagai berikut:
populasi
berjumlah
orang/satuan
10
seyogyanya
–
100
diambil
100%.
a) Pendapatan Untuk mengetahui pendapatan usaha pengolahan ikan cakalang banda,
3. Metode Pengumpulan Data Data
yang
dikumpulkan,
dihitung
dengan
persamaan menurut Soekartawai (2006), yaitu: π = TR – TC.
meliputi data primer dan sekunder.
Dimana:
Data
melalui
π = Pendapatan usaha (Rp); TR
wawancara secara langsung terhadap
= Total penerimaan (Rp); TC
responden yang menjadi sasaran
= Total biaya (Rp).
primer
penelitian
diperoleh
dengan
menggunakan
daftar pertanyaan (kuisioner), dan pengamatan terhadap
secara obyek
yang
langsung diteliti,
Dengan: TR = Q x P; dan TC = TVC + TFC. Dimana:
sedangkan data sekunder diperoleh
Q
=
Jumlah
produksi
ikan
dari instansi terkait dan berbagai
cakalang banda (kg); P = Harga
sumber-sumber pustaka yang ada
ikan
cakalang
kaitannya dengan penelitian ini.
(Rp/kg);
TVC = Total biaya
banda
44
variabel (Rp); TFC = Total biaya
diukur dengan koefisien variasi
tetap (Rp).
(CV)
dan
batas
bawah
keuntungan (L). Rumus koefisien variasi adalah:
b) Tingkat Resiko Usaha Risiko dapat dihitung dengan
CV =
V E
menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan baku
Semakin besar nilai koefisien
(standar
variasi
deviation),
secara
menunjukkan
bahwa
matematis dirumuskan sebagai
risiko yang harus ditanggung
berikut:
produsen Ei - E n-1
V=
semakin
besar
dibanding dengan pendapatan/
2
keuntungannya.
Dimana:
Batas bawah keuntungan (L)
V = Simpangan baku usaha
menunjukkan
pengolahan ikan cakalang banda;
terendah yang mungkin diterima
Ei
oleh
=
Pendapatan
usaha
produsen.
nilai
nominal
Rumus
batas
pengolahan ikan cakalang banda
bawah keuntungan adalah: L = E
yang diterima tiap responden
– 2V.
(Rp); E = Keuntungan rata-rata
Dimana:
usaha pengolahan ikan asin (Rp);
L = Batas bawah keuntungan
n = Jumlah responden.
usaha pengolahan ikan asin (Rp)
Hubungan
antara
simpangan
baku dengan keuntungan rata-rata
E = Keuntungan rata-rata usaha pengolahan ikan asin (Rp)
45
V = Simpangan baku usaha
menyatakan
pengolahan ikan asin (Rp)
modal
Apabila nilai L ≥ 0, maka
kemungkinan
produsen tidak akan mengalami
kerugian.
kerugian. Sebaliknya jika nilai L
Nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0
< 0 maka dapat disimpulkan
menyatakan
bahwa
proses
tidak akan mengalami kerugian
produksi ada peluang kerugian
dan nilai CV > 0,5 atau L < 0
yang akan dialami produsen.
berarti ada peluang kerugian
Besarnya
yang
dalam
setiap
keuntungan
yang
diharapkan (E) menggambarkan
aman
yang
akan
tidaknya
ditanam
dari
mendapatkan
bahwa
produsen
dialami
produsen
(Hernanto, 1993).
jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh produsen dalam setiap
HASIL DAN PEMBAHASAN
periode
1. Karakteristik Usaha
nilai
produksi. V
Sedangkan
(simpangan
baku)
Usaha
pengolahan
ikan
merupakan
besarnya
fluktuasi
cakalang banda di Kecamatan Banda
keuntungan
yang
mungkin
yang
memproduksi
cakalang
merupakan besarnya risiko yang
digolongkan sebagai usaha keluarga
harus
(home
oleh
para
(Gambar
ikan
diperoleh atau dengan kata lain
ditanggung
banda
produk
industry).
2)
Dasar
produsen. Nilai koefisien variasi
penggolongan ini dapat dilihat dari
dan batas bawah keuntungan (L)
sarana
secara
tidak
prasarana
pengolahan,
langsung
46
permodalan,
dan
produksi
yang
dijabarkan berikut ini:
Gambar 2. Produk Ikan Cakalang banda a) Sarana
dan
Prasarana
plastik
Pengolahan Sarana
pengolahan
digunakan
sebagai tempat penjemuran ikan;
terdiri
atas:
yang
bahan
ikan
Selanjutnya
cakalang segar sebagai bahan
ukuran
baku;
garam
pengawet
sebagai
kemasan
pengepak
produk.
konstruksi bangunan
atau
dan tempat
sebagai
bahan
pengolahan umumnya bervariasi.
rasa;
loyang
Dinding bangunan terbuat dari
sebagai
kayu/papan
dan
(tong/baskom)
atau
wadah/tempat perendaman ikan;
Kemudian
pisau untuk memotong ikan dalam
semen atau tanah, dan beratapkan
bentuk filet; penumbuk (lesung)
seng atau daun gaba-gaba/atap.
digunakan untuk menghaluskan
Ukuran
garam;
sebagai
adalah 5 x 7 m, minimal adalah 3
wadah/tempat untuk meletakan
x 3 m, dengan kekuatan bangunan
ikan
antara 5 – 10 tahun. Seluruh
nyuri
saat
dijemur;
para-para
lantai
bambu.
maksimal
terbuat
dari
bangunan
47
aktivitas pengolahan mulai dari
investasi sebesar Rp.3.422.106,-
pemotongan bahan baku ikan
dan modal kerja Rp.592.105,-.
hingga penyimpanan produk ikan cakalang
banda
maupun
c) Aktivitas Produksi dan Volume
penyimpanan sarana pengolahan
Produksi
berada
ruangan
Jumlah aktivitas produksi dan
bangunan pengolahan ini. Selain
volume produksi pengolahan ikan
itu
respoden
cakalang banda per tahun oleh
bangunan
setiap responden berbeda-beda.
dalam
sebagian
satu
besar
menggunakan
pengolahan tersebut sebagai dapur
Pada
tahun
untuk keluarga.
aktivitas
2013,
produksi
rata-rata pengolahan
ikan cakalang banda per tahun sebanyak 3 kali, dimana aktivitas
b) Permodalan Penggunaan modal terbagi atas
produksi tertinggi oleh responden
modal investasi dan modal kerja.
sebesar 9 kali/tahun dan terendah
Seluruh
modal
hanya
modal
kerja
investasi unit
dan usaha
sekali
Sedangkan
per
rata-rata
tahun. volume
pengolahan ikan cakalang banda
produksi ikan cakalang banda
di Kecamatan Banda berasal dari
yang dihasilkan oleh responden
modal sendiri. Rata-rata modal
dari jumlah aktivitas produksi
yang harus dikeluarkan pada awal
pengolahan
ini
memulai usaha adalah sebesar
kg/tahun,
dimana
Rp.4.014.211,- terdiri atas modal
produksi tertinggi oleh responden
sebesar
76
volume
48
sebesar
383
kg/tahun,
dan
biaya variabel dan biaya tetap.
terendah sebesar 42 kg/tahun.
Komponen biaya variabel yang
Sehingga rata-rata total volume
dikeluarkan
produksi ikan cakalang banda di
pembelian
Kecamatan Banda pada tahun
cakalang segar dengan ukuran 4-7
2013 mencapai 1.439 kg/tahun.
kg/ekor, garam sebagai pengawet,
Tinggi
aktivitas
plastik untuk kemasan, upah pikul
produksi dan volume produksi ini
dan pemotongan ikan cakalang,
bergantung
ketersediaan
biaya pemasaran, biaya untuk
bahan baku ikan cakalang segar
membayar listrik atau air, serta
dengan ukuran 4-7 kg/ekor. Hasil
biaya tidak terduga. Sedangkan
wawancara menunjukkan bahwa,
komponen biaya tetap meliputi:
sebagian
besar
biaya pajak, biaya perawatan,
melakukan
aktivitas
rendahnya
pada
responden produksi
biaya
adalah bahan
biaya
baku
penyusutan,
dan
ikan
biaya
pada waktu bulan April, Mei,
bunga modal. Adapun besarnya
Oktober, dan Nopember.
biaya variabel dan biaya tetap yang
dikeluarkan
responden
d) Biaya Produksi
oleh
selama
setiap setahun
Untuk memperoleh pendapatan
bervariasi, dimana rata-rata biaya
atau keuntungan usaha, responden
varibel
harus mengeluarkan biaya selama
Rp.2.815.888/tahun
aktivitas
tetap sebesar Rp.804.947/tahun,
produksi
usaha
berlangsung yang terdiri atas:
dengan
sebesar
total
dan
rata-rata
biaya
biaya
49
produksi selama setahun sebesar
Rp.3.620.835/tahun (Tabel 1).
Tabel 1. Biaya Produksi per Tahun Usaha Pengolahan Ikan Cakalang Banda Di Kecamatan Banda Biaya Variabel (Rp/Tahun) 1. 1.586.801 2. 2.865.949 3. 14.446.904 4. 2.909.574 5. 1.817.018 6. 2.341.357 7. 2.155.798 8. 2.253.921 9. 2.244.859 10. 1.677.675 11. 2.734.105 12. 2.075.188 13. 1.652.675 14. 2.591.217 15. 1.791.736 16. 1.702.675 17. 2.069.859 18. 2.053.328 19. 2.531.231 Min 1.586.801 Max 14.446.904 Rataan 2.815.888 Persentase (%) 77,8 Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Res.
2. Penerimaan dan Pendapatan
Biaya Tetap (Rp/Tahun) 618.000 693.000 2.378.000 610.000 636.000 678.000 653.000 568.000 615.000 608.000 917.000 887.000 750.000 830.000 779.000 701.000 979.000 701.000 693.000 568.000 2.378.000 804.947 22,2
Biaya Total (Rp/Tahun) 2.204.801 3.558.949 16.824.904 3.519.574 2.453.018 3.019.357 2.808.798 2.821.921 2.859.859 2.285.675 3.651.105 2.962.188 2.402.675 3.421.217 2.570.736 2.403.675 3.048.859 2.754.328 3.224.231 2.204.801 16.824.904 3.620.835 -
dan harga ikan cakalang banda per
Tabel 2 menunjukkan bahwa,
kg sebesar Rp.60.000/kg. Besarnya
rata-rata penerimaan dan pendapatan
penerimaan dan pendapatan yang
unit usaha pengolahan ikan cakalang
diterima
banda masing-masing adalah sebesar
bervariasi, dimana responden ketiga
Rp.4.544.790/tahun
sebesar
memperoleh besar penerimaan dan
Rp.950,815/tahun, dengan rata-rata
pendapatan tertinggi, yakni sebesar
volume produksi sebesar 76 kg/tahun
Rp.22.965.693/tahun,
dan
oleh
setiap
responden
dan
50
Rp.6,140,789/tahun, responden
sedangkan
pertama
memperoleh
Tabel 2 menunjukkan juga, bahwa
dalam
setiap
aktivitas
besar penerimaan terendah, yakni
produksi pengolahan ikan cakalang
sebesar
banda
Rp.2.500.709/tahun,
Rp.295,907/tahun.
dan
Kondisi
ini
(1
dilakukan
kali
produksi)
responden
akan
disebabkan oleh volume produksi
memperoleh
yang dihasilkan responden ketiga
sebesar Rp.256.180,- atau terendah
mencapai 383 kg/tahun, sedangkan
sebesar Rp.122.839,- dan tertinggi
responden
pertama
Rp.682.310,-. Pendapatan ini tidak
produksinya
hanya
kg/tahun.
Menurut
volume sebesar
42
Widodo
dan
rata-rata
yang
pendapatan
jauh berbeda dengan pendapatan di
Kecamatan
Pandan,
Syukri (2005), semakin besar output
Kabupaten
Tapanuli
Tengah
(produksi)
pula
Sumatera Utara sebesar Rp.710.900,-
jumlah penjualan, itu berarti semakin
tiap aktivitas pengolahan (Hendrik,
besar penerimaan produsen.
2010).
semakin
besar
ikan
Tabel 2. Penerimaan Dan Pendapatan Unit Usaha Pengolahan Ikan Cakalang Banda Di Kecamatan Banda.
Res. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Produksi (Kg/Tahun)
Harga (Rp/Kg)
42 73 383 74 50 66 55 64
60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000
Penerimaan Biaya Total Pendapatan (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) 2.500.709 4.363.482 22.965.693 4.465.551 2.985.540 3.980.720 3.317.267 3.827.616
2.204.801 3.558.949 16.824.904 3.519.574 2.453.018 3.019.357 2.808.798 2.821.921
295.907 804.532 6.140.789 945.978 532.522 961.363 508.469 1.005.695
Pendapatan Tiap Aktivitas (Rp) 295.907 268.177 682.310 236.494 266.261 320.454 254.235 251.424
51
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Min Max Rataan Jumlah
60 47 77 58 47 67 51 47 51 57 71 42 383 76 1.448
60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 -
3.572.441 2.806.918 4.593.139 3.483.130 2.806.918 4.018.996 3.062.092 2.806.918 3.062.092 3.444.854 4.286.929 2.500.709 22.965.693 4.544.790 86.861.355
2.859.859 2.285.675 3.651.105 2.962.188 2.402.675 3.421.217 2.570.736 2.403.675 3.048.859 2.754.328 3.224.231 2.204.801 16.824.904 3.620.835
712.582 521.243 942.034 520.942 404.243 597.780 491.356 403.243 523.582 690.526 1.062.698 295.907 6.140.789 950.815
237.527 260.622 235.509 173.647 134.748 298.890 122.839 201.622 130.896 230.175 265.675 122.839 682.310 256.180
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
pendapatan yang diperoleh sebesar
3. Resiko Usaha Data pendapatan responden tiap
melakukan
aktivitas
Rp.25.524,-
(Tabel
3).
Nilai
usaha
koefisien variasi dan batas bawah
pengolahan ikan cakalang banda
keuntungan pada usaha pengolahan
pada Tabel 2 digunakan untuk
ikan cakalang banda di Kecamatan
menganalisis tingkat resiko usaha
Banda tersebut menunjukkan bahwa
pengolahan ikan cakalang banda di
CV < 0,5 dan L > 0, yang berarti
Kecamatan Banda. Nilai simpangan
bahwa
baku
deviation)
mengalami kerugian dalam setiap
pendapatan responden adalah sebesar
proses produksi yang dijalankan. Hal
Rp.113,727,-. Dari nilai simpangan
ini
baku dan nilai rata-rata pendapatan
pengolahan ikan cakalang banda di
diperoleh
variasi
Kecamatan Banda tidak memiliki
usaha pengolahan ikan cakalang
risiko yang tinggi untuk dijalankan.
banda sebesar 0,45, dan batas bawah
Batas bawah pendapatan sebesar
(standard
nilai
koefisien
responden
menunjukkan
tidak
bahwa
akan
usaha
52
Rp.25.524,- (pada posisi positif)
Kecamatan Banda. Kemudian sifat
menunjukkan
responden
produk ikan cakalang banda yang
pengolah ikan cakalang banda di
dapat bertahan lama memungkinkan
Kecamatan Banda minimal akan
dapat dijual/dipasarkan lagi apabila
memperoleh
produk tidak terjual habis dalam satu
bahwa,
pendapatan
usaha
sebesar Rp.25.524,- (tidak merugi).
hari
proses
penjualan/pemasaran.
Tingkat resiko usaha yang
Menurut Buckle et al, (1985) dalam
tidak tinggi (rendah) didukung oleh
Sari (2011), ikan asin dapat bertahan
ketersediaan bahan baku utama yakni
dalam kondisi baik selama 2 – 3
ikan cakalang segar dan garam yang
bulan pada suhu di bawah 10ºC.
mudah di peroleh oleh responden di
Tabel 3. Resiko dan Batas Bawah Pendapatan Usaha Pengolahan Ikan Cakalang Banda Di Kecamatan Banda No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Rata-rata pendapatan Simpangan baku Koefisien variasi (CV) Batas bawah pendapatan (L)
Nilai Rp 252.978 Rp 113.727 0,45 Rp 25.524
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
digolongkan keluarga
KESIMPULAN Dari
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa:
selama
1) Usaha pengolahan ikan cakalang banda
di
Kecamatan
pendapatan
Banda
sebagai
usaha
dengan
rata-rata
yang
diperoleh
setahun
adalah
Rp.950.815/tahun, dimana tiap aktivitas
pengolahan
yang
53
dilakukan akan memperoleh ratarata
pendapatan
sebesar
Rp.256.180,-. 2) Tingkat resiko usaha pengolahan ikan
cakalang
banda
di
Kecamatan Banda sangat kecil dari adanya kerugian dengan nilai koefisien variasi (CV) < 0,5 dan batas bawah keuntungan (L) > 0 yang berarti bahwa pengolah tidak akan mengalami kerugian dari tiap proses produksi yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Effendi, I., dan W. Oktariza, 2006. Manajemen Agribinis Perikanan.Penebar Swadaya, Jakarta. Hendrik, 2010. Analisis Usaha Pengolahan Ikan Asin di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatera Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru. Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta. Kartini K., 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Maryam, S., dan Suprapti, 2008. Studi Banding Resiko Ekonomi Usahatani Pepaya Varietas Thailand dan Hawaii. Jurnal EPP Vol. 5 No.1 tahun 2008, Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda. Nendisa, S., 2013. Pengaruh Penambahan Pediococcus Acidilactici F11 Sebagai Kultur Starter Terhadap Kualitas Ikan Asin (Ina Sua) Bae (Lutjanus Malabaricus). Ekosains, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam (PPLHSDA) Universitas Pattimura, Ambon. Sari, 2011. Analisis Usaha Pengolahan Ikan Asin di Kabupaten Cilacap. Skripsi Pada Program Studi Agrobisnis, Jurusan Ekonomi Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Widodo, U., dan A. Syukri, 2005. Manajemen Usaha Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Jakarta.
54