Kecamatan Banda
Banda tidak hanya merupakan Icon Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah tetapi juga Provinsi Maluku. Potensi kepariwisataan sangatlah variatif, baik wisata sejarah, wisata budaya maupun wisata bahari.Bukti sejarah Para pahlawan Nasional dapat dijumpai di sana bahkan masih merupakan objek wisata yang handal dan tidak dimiliki oleh Daerah lain di Indonesia. Bukti fisik sejarah yang kokoh berdiri seperti benteng – benteng peninggalan Belanda pada masa perdagangan rempah – rempah-pun masih eksis. Selain wisata budaya yang secara turun – temurun dijaga kelestariannya, potensi budaya setempat bahkan telah terinventarisir sebagai event kepariwisataan Maluku Tengah.Potensi wisata tersebut tersebar pada beberapa lokasi
ISTANA MINI Istana Mini adalah sebuah bangunan peninggalan penjajah Belanda yang dibangun pada tahun 1611 oleh penguasa VOC Belanda pertama dan selanjutnya dipakai oleh Gubernur VOC Belanda, Jenderal Jan Pietersooncen pada tahun 1621. tempat ini berhadapan dengan jalan Zonnegat dengan benteng belgica yang besar melatarbelakangi bukit Tabaleku. Sebuah replica besar di tempat ini dibangun pada tahun 1612. Sejak zaman kemerdekaan, tempat ini digunakan sebagai istana Presiden RI. Istana Negara saat ini dibangun sesuai dengan layout Istana Mini yang ada di Banda.Fisik bangunan dilengkapi dengan pilar-pilar beton. Selain itu pada bagian samping istana terdapat 8 (delapan ) bilik yang dipakai sebagai quest house.
PATUNG WILLEM
III
Patung ini terletak pada kebun Istana Mini. Patung perunggu yang besar dari Stadhouder Willem III Belanda. Terdapat pula prasasti pada Abad ke – 19 selama 35 tahun oleh Residen Rutger Martens Schwabbing. Prasasti ini ditanggali 1 september 1831. Pemiliknya telah meninggal pada 12 April 1832 menurut catatan sejarah Belanda. Masyarakat menyebut tempat ini Spok, karena menurut mereka Prasasti tersebut dibuat oleh orang yang sama, karena hal ini diketahui setelah orang tersebut meninggal. Pengunjung dapat mencapai tempat ini dengan ,menempuh perjalanan
10 menit dari lokasi pelabuhan.
BENTENG BELGICA Benteng Belgica dibangun pada tahun 1611 oleh Gubernur Jenderal pertama di Pulau Banda yakni Pieter Both yang berpengalaman sebagai seorang kapten Angkatan Laut dan pedagang. Ia membangun benteng tersebut di tempat yang seharusnya di bangun benteng Nassau. Hingga Saat ini benteng tersebut telah mengalami pemugaran, tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemugaran benteng melalui bantuan Menhankam RI yang pelaksanaannya dimulai pada bulan Maret sampai dengan Desember 1991, oleh Depdikbud RI di bawah pengawasan Kepala Bidang Musjarla Drs. Max. A. Manuputty, bekerjasama dengan Yayasan warisan Budaya Banda yang diketuai oleh Bpk. Des Alwi. Diskripsi lokasi menggambarkan benteng Belgica dilengkapi dengan pos jaga, pos pengintai 5 buah, 2 rumah tahanan/penjara, bilik nginap para tentara, sumur, disamping
meriam yang tinggal 5 buah. Upaya untuk melestarikan asset ini dilakukan dengan melakukan rehab bangunan maupun pembangunan rumah penjaga benteng/juru pelihara benca cagar budaya pada tahun 1997.
SyntekExifImageTitle
BENTENG NASSAU Benteng Nassau sering dinamakan dengan Kastel Beneden yang dibangun pada saat kedatangan Belanda di Pulau Banda. Benteng Nassau dibangun oleh Admiral Verhoven pada tahun 1607 – 1609. Sebagai Sisa – sisa pembangunan Portugis, Verhoven tidak pernah melihat keseluruhan Benteng ini karena ia terbunuh dalam upaya pembebasan masyarakat Banda di tahun 1609.Benteng ini secara fisik telah runtuh, yang tinggal hanya puing – puing bangunan dan salah satu gerbang yang mulai rapuh termakan usia. Benteng ini dilengkapi dengan tangga bawah tanah yang tersembunyi yang menghubungkannya dengan Benteng Belgica pada tempat yang agak berbukit. Fakta sejarah mengungkap bahwa Jan Pietersooncoen, seorang pelaut dibawah pemerintahan Admiral Verhoeven, diculik dalam penyerbuan sedangkan Verhoeven tidak. Pada tahun 1621 Coen kembali ke Pulau Banda sebagai Gubernur Jenderal VOC. Dan melakukan pembalasan terhadap kekejian yang dilakukan terhadapnya pada tahun 1609. Pada saat itu, ia membawa 80 – 100 orang Missionaris Jepang. Peristiwa pembunuhan di Banda terjadi di depan Benteng Nassau ( tanggal 8 May 1621), dimana 6 pasukan pedang Jepang memenggal kepala dan 44 orang kaya Banda. Beberapa orang
berkata bahwa hanya ada 42 orang yang kemudian tinggal lima karena 2 orang melarikan diri (Wattimena dan Makatitta) melarikan diri.
GEREJA TUA Gereja Tua ini dibangun pada tahun 1852 sebagai pengganti Kerk Hollandisch yang telah hancur pada saat gempa bumi. Gereja yang dibangun pada tahun 1600 ini merupakan kebanggaan bagi kota Naira. Jadwal ibadah diatur sebagai beriku : untuk ibadah Minggu, waktu pagi biasanya dipimpin oleh Pendeta belanda sedangakan pada sore hari dipimpin oleh Melayu. Bangunan gereja dibangun dengan menggunakan batu granit pada lantai gedung Pada bagian lantai gedung terdapat makam orang Belanda dan para pekerja orang Banda yang bekerja sebelumnya. Selain itu terdapat pula beberapa buah Alkitab yang ditemukan pada Abad ke – 18. Pada bagian depan pintu gereja terdapat prasasti tua VOC. Demikian halnya lonceng gereja yang terbuat dari perunggu, yang diyakini bahwa lonceng tersebut hanya ada 4 buah di dunia.
RUMAH PENINGGALAN BUNG HATTA Sebagai rumah peninggalan tokoh proklamator RI, gedung bersejarah ini dilestarikan oleh yayasan Budaya Banda. Letaknya 50 meter dari tempat VOC. Ini adalah rumah pengasingan Bung Hatta pada tahun 1945. Bukti sejarah masih terpelihara hingga kini. Bilik ruangan kerja, ruang tamu yang dilengkapi dengan seperangkat perlengkapan ruangan seperti meja dan kursi tamu, lemari),selain itu terdapat pula ruang tidur, serambi belang maupun ruang makan, lay outnya tidak diubah, bahkan foto – foto dan kaca mata Bung Hatta masih tersusun rapih dalam lemari di ruang tamu, demikian halnya setelan jas, kemeja masih tergantung rapih di lemari. Gedung ini dilengkapi dengan ruang belajar
yang didalamnya
terdapat meja dan kursi serta papan tulis. Semuanya tertata rapih. Pada ruang belajar terdapat lemari buku dan meja marmer. Pelestarian benda cagar budaya ini telah dilakukan melalui pemugaran yang dilakukan oleh Departemen pendidikan dan Kebudayaan kanwil Provinsi maluku . Pada prasasti pemugaran tertulis : Hasil pemugaran rumah pengasingan Bung Hatta di Banda Naira. Mulai dipugar tahun 1980, selesai dipugar 1983 . Diresmikan tanggal 20 Oktober 1985.Oleh Dirjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Banda Naira, 20 Oktober 1983.Prof.Dr.haryati Soedibyo.
RUMAH PENGASINGAN SUTAN SYAHRIR Sutan Syahrir lahir di Padang Panjang Sumatera Barat 5 Maret
1909, Syahrir bersama Hatta sebagai Pendiri PNI yang melakukan gerakan revolusioner sehingga mengancam Pemerintah Kolonial Belanda maka mereka memenjarakan Hatta, Syahrir dan beberapa pimpinan PNI ke Boven-Digoel selama hampir setahun dan dipindahkan ke Banda Naira. Bersama dengan sejumlah Tokoh Nasional diasingkan ke Banda pada tanggal 17 februari 1936 dan Sutan Syahrir ditempatkan di rumah ini. Rumah ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda
RUMAH BUDAYA Rumah Budaya dibangun pada masa penjajahan Belanda dan sekarang digunakan sebagai tempat penyimpanan benda peninggalan penjajahan Belanda yang terawat dengan baik. Sekarang rumah ini difungsikan sebagai Museum Budaya
RUMAH PENGASINGAN CIPTO MANGUNKUSUMO Rumah
DR.
Cipto Mangunkusumo terletak sekitar 200 m di sebelah Timur Istana Mini dan termasuk dalam wilayah Administrasi Desa Dwiwarna. Rumah ini pernah dihuni oleh Bung Hatta dan Bung Syahrir selama satu minggu, sebelum kedua tokoh itu menyewa rumah pengasingan tersendiri. Bangunan ini telah dipugar pada tahun 1992 oleh Balai Derektorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala.
RUMAH PENGASINGAN IWA KUSUMA SOEMANTRI Rumah ini merupakan tempat kediaman Iwa Kusuma Soemantri pada masa pembuangan / pengasingannya di Banda Naira pada Tahun 1936. Rumah ini sekarang telah digunakan masyarakat sebagai tempat tinggal mereka.
RUMAH CAPTAIN CHRISTOPHER COOLE Rumah Captain C. Colle ini adalah merupakan tempat dimana terjadinya penandatanganan perjanjian Penyerahan Pulau Manhattan dari Belanda kepada Inggris dan penyerahan Pulau Rhun dari Inggris kepada Belanda.
BENTENG REVANGE Benteng Revenge atau Benteng Ay dibangun pada tahun 1616 dengan dilengkapi senjata dan meriam yang berasal dari salah satu kapal Belanda. Lokasi Benteng Revenge menjulang tinggi di pulau Ay, sehingga dapat dilihat dari kejauhan dan ketika kapal mendekati pulau tersebut, para penjaga di Benteng Revenge bahkan dapat mengirim sinyal ke Benteng Belgica.
BENTENG
HOLLANDIA
Benteng terletak di Lonthoir, salah satu Negeri Pulau Banda.benteng ini dibangun pada tahun 1642. benteng ini berhadapan dengan tempat Gubernur jenderal VOC, seberang selat Zonnegat. Dahulunya bernama benteng Lonthoir, kemudian Dr. Pieter Vlak menggantinya dengan nama Benteng Hollandia.benteng ini dibangun dengan maksud untuk mengontrol lalulintas laut antara Naira dan Lonthoir khususnya memonitor perdagangan pala dan bunga pala. Benteng ini dapat dicapai dengan menapaki anak tangga di desa Lonthoir 260 buah anak tangga, melewati kediaman mandor- mandor dan kuburan Belanda pada abad 18. Salah satu Kuburan mandor dibuat untuk orang Banda kelahiran keluarga Belanda dari mandor Lantzius.Benteng yang dibangun di atas bukit ini, Kondisi fisiknya mulai rapuh. Dari tempat ini kita dapat melihat pemandangan pantai yng indah serta gunung api Banda yang ditumbuhi pepohonan hijau, membentuk Pulau Gunung api.
RUMAH PERKENIR / MANDOR Rumah perkenir/ tempat kediaman mandor, yang terdapat di Lonthoir, sekarang digunakan sebagai kantor administrasi Negeri. Lokasi ini juga dapat dicapai dengan menempuh perjalanan menapaki 260 anak tangga. Tangga ini di bangun pada masa pemerintahan Belanda dan selanjutnya telah diperbaiki oleh masyarakat setempat karena merupakan akses yang menghubungkan Lonthoir Pantai dengan Negeri Lonthoir yang letaknya diperbukitan. Salah seorang laksamana Belanda yang datang ke Lonthoir pada tahun 1623 adalah Pieter Van den Broeke.Laksamana ini memiliki lahan yang luas di Lonthoir. Ia menikah dengan wanita Banda dan keturunannya ada hingga saat ini, dan merekalah yang menjaga lahannya tersebut.
BENTENG
CONCORDIA Benteng ini terdapat di Negeri Wayer, di bagian
Timur Lonthoir. Selama masa kejayaan perdagangan rempah – rempah, benteng ini dipakai sebagai menara pengawas bagi seluruh lahan di bagian timur lonthoir. Secara fisik kondidis benteng, membutuhkan pemeliharaan.
PERIGI KERAMAT Perigi keramat dianggap sakral oleh masyarakat Pulau Banda. Kedalamannya mencapai 7 meter. Letaknya di bukit,
atau 90 meter dari permukaan laut.dengan menapaki 130 anak tangga, kita mencapai tempat ini di Lonthoir. Tradisi yang biasanya dilakukan masyarakat adalah Upacara Pembersihan Perigi.Hari terakhir pembersihan yaitu pada tahun 1989, Prosesi pembersihan dilengkapi dengan 99 depa kain putih yang digunakan penduduk. Upacara ini dilakukan untuk memperingati kematian 33 Imam Islam . Suatu hari sekelompok tentara belanda dan pedagang dalam keadaan mabuk bersama masyarakat desa. Penduduik membawa mereka ke batu karang dan mendorong mereka ke laut. Tak seorangpun tahu apa yang terjadi dengan tentara belanda dan Para pedagang tersebut. Tetapi kemudian seseorang menemukan jenasah mereka di laut dan memberikan laporan kepada penguasa Belanda di Naira. Penguasa Belanda sangat marah dan ke – 33 Imam Islam tersebut dimasukkan ke dalam sumur/perigi. Kemudian penduduk menamakan karang dimana mereka membuang para pemabuk tersebut dengan nama Batu Belanda.. Perigi/sumur tersebut ada hingga kini, dan masyarakat setempat menggunakannya untuk mengambil air minum dan kebutuhan lain.Namun sebelum digunakan, maka setelah peristiwa pembunuhan 33 Imam Islam tersebut, jenasah mereka diangkat dengan menggunakan kain putih. Untuk melmperingati kematian 33 Imam Islam tersebut, masyarakat melakukan tradisi pembersihan sumur .
KUBURAN NONA LANTZIUS
Nona Lantzius adalah saudara dari Lantzius seorang Mandor. Ia lahir di Naira pada 26 april 1874. Pada bagian belakang kuburnya terdapat prasasti Belanda, yang mengatakan bahwa ia lahir di Naira pada tanggal 26 april 1874 dan meninggal pada tanggal 29 Juni 1887 di Gravenhage ( Belanda ) setelah di operasi. Dikuburkan di sana sementara pada tanggal 2July, pada tanggal 29 September diangklat lagi dan di bawa ke Amsterdam, diterbangkan ke Danish Fregat ‘Claus’ .Pada tanggal 21 Oktober sampai di Ijmuiden ; tiba pada 17 Pebruari 1888; Pada Tanggal 22 Pebruari 1888 di kuburkan di sini. Kuburannya di buat oleh Laurent Phillips & Co., Hague di Holland & pada akhirnya di Lonthoir. Memorial wanita ini yang ada di luar Negeri hampir 4 bulan mencapai tempat akhir dan tempat perhentian abadi di Pulau Lonthoir dimana Ia lahir dan tumbuh dewasa. Kuburannya di Lonthoir di kenal dengan nama Nona Lonzius.
BATU BERDARAH Batu Berdarah ini merupakan tempat perjanjian antara penjajah dengan masyarakat Lonthoir demi mencapai kesepakatan damai dengan menggunakan darah.
KUBUR SATU JINGKAL Kubur Satu Jingkal. Nama sebenarnya Kabong Kacong tempat ini juga dipercaya dapat membawa berkah bagi orang yang berkunjung disitu dan mempunyai tujuan baik.
KOTA MARAK LONTHOIR Bekas Umpak Masjid Tua Kota Marak Lonthoir di lokasi tersebut dulunya terdapat masjid Tua yang digunakan sebagai tempat sembahyang bagi masyarakat namun hingga saat ini yang tinggal hanya bekas Umpak Masjid yang dirawat oleh masyarakat setempat sebagai tempat bersejarah.
BEKAS UMPAK MASJID TUA Bekas Umpak Masjid Tua Kota Marak Lonthoir di lokasi tersebut dulunya terdapat masjid Tua yang digunakan sebagai tempat sembahyang bagi masyarakat namun hingga saat ini yang tinggal hanya bekas Umpak Masjid yang dirawat oleh masyarakat setempat sebagai tempat bersejarah.
PANTAI NAILAKA
gambar pulau nailaka dan pulau rhun pantai ini terletak di salah satu pulau yang bernama pulau Rhun, pasirnya yang putih dan lautnya seperti kristal uniknya pantai itu terlihat terpisah ketika air pasang , begitupun sebaliknya ketika air surut barulah pulau rhun dan nailaka kembali tersambung/terhubung dan masih banyak lagi keunikan di pulau ini. konon katanya pulau ini lebih mahal dari new york katanya orang tua tua sih, maka dari itu pulau ini dulunya di beri nama madi huninheten , amazing bukan
PANTAI PASIR TALIU TIGA
gambar pasir taliu tiga nah pantai yang satu ini ada di satu pulau, dulunya pernah di huni oleh mantan wapres kita drs.Moh Hatta, makanya pulau itu di beri nama pulau hatta, pasir yang begitu putih dan halus dan terumbu karam seakan akan terlihat seperti hutan dan panoramanya seperti sepotong surga dan masih banyak tentang ulau ini ma’lum pengetik dari blog ini berasal dari pulau ini (pulau hatta)
Pantai Malole
Sarana Akomodasi Wisata : https://www.scribd.com/document/323912245/Petunjuk-Hotel-di-Ke c-Banda