Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
SOSIAL EKONOMI PEDAGANG IKAN DI PELABUHAN LAMPULO BANDA ACEH TAHUN 2005-2015 Qadriyansyah, Husaini, Alamsyah Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Banda Aceh, 2005-2015”. Kajian ini di latar belakangi oleh tingkat kesejatrahan sosial ekonomi pedagang ikan di kawasan pelabuhan Lampulo. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: (1) bagaimana tingkat kesejatrahan kehidupan sosial ekonomi pedagang ikan di pelabuhan Lampulo Banda Aceh, 2005-2015, (2) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesejatrahan sosial ekonomi pedagang ikan di pelabuhan Lampulo.Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa: (1) jika di lihat berdasarkan pendapatan ternyata sebagian besar pedagang ikan di pelabuhan Lampulo termasuk kedalam kategori tidak miskin, serta sebagian besar pedagang ikan di pelabuhan Lampulo menjalin hubungan dan interaksi yang baik antara sesame pedagang ikan akibat adanya kebersamaan dan rasa seperjuangan menjadi pedagang ikan. (2) ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kesejatrahan pedagang ikan diantaranya adalah faktor modal, faktor waktu seperti keadaan ikan yang masih segar serta musim atau harga dan yang paling penting adalah faktor kepercayaan. Kata Kunci: Kehidupan Sosial Ekonomi, Pedagang Ikan.
(Unit Pelaksana Teknis Dinas) yang berada di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh. Peluang kerja yang tersedia untuk berdagang sangat besar, dapat dikatakan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang berpotensial memberi peluang kerja untuk mendapatkan sumber penghasilan. Indonesia merupakan Negara Maritim yang kaya akan sumber daya ikan dan kekayaan laut lainnya. Ikan dan kekayaan laut lainnya memiliki prospek yang cukup cerah di pasar dunia. Oleh karena itu, pengusahaan ikan secara komersial cukup menjanjikan keuntungan bagi pedagang ikan (Badhu Nadapda, 2009: 1-2).
PENDAHULUAN Daerah yang merupakan pelabuhan ikan besar untuk kawasan kota Banda Aceh adalah pelabuhan ikan di Desa Lampulo. Lampulo adalah sebuah desa kecil yang terletak di tepi muara Krueng Aceh, kira-kira 2 km dari pusat kota Banda Aceh yang ramai dikunjungi para nelayan dari daerah lain untuk menjual ikan. Adanya fasilitas TPI (Tempat Pelelangan Ikan) menjadikan desa ini sebagai pusat jual beli ikan untuk kawasan Banda Aceh dan sekitarnya (Titi Lestari, 2007:27). Pelabuhan Lampulo Banda Aceh terletak pada posisi geografis 5,576336 N dan 95,323058 E, secara tata kelola operasional merupakan salah satu UPTD 172
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
Dalam hal penyediaan lauk pauk, umumnya masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi ikan baik dari air tawar maupun dari air laut, karena khususnya mengenai kebutuhan akan lauk pauk terutama ikan, masyarakat masih dapat memenuhi kebutuhannya dengan harga yang masih terjangkau di pasar dibandingkan dengan harga daging yang lebih mahal harganya. Menurut Badhu Nadapda (2009:1-2), pemasaran hasil perikanan, dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mempromosikan barang dan jasa dari perikanan agar dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun potensial. Dengan demikian, pemasaran hasil perikanan laut dapat dipahami sebagai kegiatan ekonomi yang membawa atau menyampaikan barang dalam hal ini ikan dari produsen yakni nelayan sampai kepada konsumen baik industry pengelolaan ikan maupun rumah tangga. Aliran akhir dari kegiatan pemasaran ini adalah win-win solution yaitu barang-barang terbeli oleh konsumen. Para pedagang ikan di Pelabuhan Lampulo dalam menjual ikannya sering terjadi perbedaan harga pada tingkat nelayan dengan harga pada tingkat konsumen. Perbedaan ini kadang- kadang sangat besar di mana harga tingkat nelayan lebih rendah, sedangkan harga ikan di tingkat konsumen lebih tinggi atau mahal. Sebagaimana menurut M. Malik M. Thaha, 1984:8), jika diperhatikan sosial ekonomi pedagang ikan di Pelabuhan Lampulo termasuk memadai. Hal ini dapat dilihat dengan keadaan ekonomi rumah tanggal
mereka baik kondisi tempat tinggal maupun pendidikan anak mereka yang senahagian sudah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini menandai hasil yang mereka peroleh dapat memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga mereka. Salah satu tujuan dari pada usaha seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan pokok rumah tangganya. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode sejarah kritis (historis), sebagai metode yang biasa digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan sejarah. Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2007:4), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Sedangkan metode yang digunakan metode sejarah. Sebagaimana menurut Poerwantana (1992: 25), metode sejarah yaitu proses untuk mengkaji dan menguji kebenaran rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau dan menganalisa secara kritis. Adapun teknik pengumpulan data dengan mencari dokumem-dokumen yang akan digunakan dalam penelitian, dokumen berupa data yang tersimpan pada badan perindustrian dan perikanan, data Badan Pusat Statistik (BPS) Banda Aceh. Selanjutnya dilakukan wawancara, dimana sebelum peneliti memulai wawancara, maka ada beberapa soal mengenai persiapan untuk wawancara yang harus di pecahkan lebih dahulu. Soal itu mengenai (1) seleksi individu untuk diwawancarai; 173
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
(2) pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancarai; (3) mengembangkan suasana lancer dalam wawancara, serta usaha untuk menimbulkan pengertian dan bantuan sepenuhnya dari orang yang diwawancarai. Adapun yang akan penulis wawancarai terdiri dari 25 pedagang ikan, 5 toke bangku dan 4 pihak dinas yang mengetahui tentang perkembangan harga ikan. Teknik selanjutnya adalah melakukan observasi (pengamatan). Observasi yang dimaksud disini adalah “deskripsi secara sistematis tentang kejadian dan tingkah laku dalam setting sosial yang dipilih untuk diteliti. Bagian yang di observasi adalah aktivitas pedagang, kehidupan keluarga, aktivitas keluarga yaitu istri, anak, keluarga yang menjadi tanggungannya, peralatan dan kapal nelayan. Dan teknik yang terakhir adalah studi kepustakaan, yang digunakan terutama untuk memperoleh data-data sekunder yang menyangkut dengan kehidupan sosial ekonomi nelayan baik yang ada di Aceh pada umunya dan kawasan pelabuhan Lampuloh pada khususnya. Dalam kegaiatan ini penulis akan mengumpulkan berbagai buku-buku bacaan, majalah, artikel dan hasil-hasil laporan penelitian tentang kehidupan para pedagang.
namun terpisah menjadi tiga desa yaitu Lamdingin, Lampulo dan Mulia, yang semuanya termasuk kedalam Kecamatan Mesjid Raya. Hingga pada tahun 1985 desa Lampulo berubah status tata kota, yaitu dengan terbentuknya Kota madya Banda Aceh dan menjadi salah satu desa yang berada dalam kecamatan Kuta Alam (https://lampulogampong.wordpress). Penduduk desa Lampulo pada umumnya adalah pendatang 55 % yang menetap menjadi penduduk desa Lampulo yang datang dari daerah lain baik dari Kabupaten/Kota dalam provinsi Aceh maupun dari Provinsi lain, dan 45% adalah penduduk asli Lampulo. Mayoritas penduduk Lampulo beragama Islam. Jumlah penduduk desa Lampulo pada akhir tahun 2010 mencapai 2.325 jiwa, yang secara keseluruhannya mencakup dalam 1.385 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar dalam 4 dusun. Pada umumnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan cukup positif, hal ini merupakan gejala umum yang terjadi di desa Lampulo. Ini terbukti rata-rata anak umur sekolah telah dapat menikmati pendidikan, ditunjang pula dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai serta dapat menampung semua anak sekolah. Kondisi tempat tinggal antara lain meliputi status kepemilikan rumah, kondisi bangunan rumah, pemilikan harta benda dan lingkungan tempat tinggal. Kondisi tempat tinggal merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ekonomi suatu keluarga. Karena kondisi tempat tinggal dapat mencerminkan tingkat kesehatan, kemakmuran kesejaterahan penghuninya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Desa Lampulo Banda Aceh Lampulo adalah sebuah pemukiman yang terletak di Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh yang berada pada pinggiran terusan Kreung Aceh yang terhubung hingga kelaut. Awalnya desa ini bernama desa Lampulo Ujung Peunayong, 174
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Banda Aceh Tahun 2005-2015 Jika kita berbicara tentang kehidupan sosial ekonomi, maka terlebih dahulu kita berbicara tentang kebutuhan ekonomi, seperti makanan, pakaian, rumah, kesehatan, pendidikan, tranportasi, atau lebih tepatnya kebutuhan rumah tangga. Faktor yang menentukan tingkat kesejatrahan pedangan ikan di pelabuhan Lampulo tentunya adalah pendapatan dan pengeluaran. Beberapa pedagang ikan di kawasan pelabuhan Lampulo menyatakan lebih memilih menjadi pedagang ikan dikarenakan mereka tidak memiliki lahan persawahan atau tidak memiliki cukup modal untuk membeli peralatan nelayan serta keterampilan tentang masalah penelayanan sementara kebutuhan hidup keluarga semakin hari semakin besar.
Perkembangan Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Pada umumnya pedagang ikan di pelabuhan Lampulo memiliki pendapatan yang berbeda-beda dari hasil penjualaan ikan sehari-hari. Pendapatan yang diperoleh pun pastinya digunakan untuk memenuh kebutuhan keluarga yang semakin tinggi. Setiap tahunnya pasti ada pedagang yang mengeluh tentang pendapatan serta kendala mereka sebagai pedagang ikan, karena sebagaimana kita ketahui pedagang ikan sangat tergantung kepada hasil tangkapan ikan yang diperoleh oleh nelayan. Tentunya terjadi simbiosis mutualisme antara nelayan dan pedagang ikan. Pola dan Cara Pemasaran Ikan di Pelabuhan Lampulo Sebagaimana yang kita ketahui bahwa hasil perikanan adalah termasuk barang yang cepat rusak jika dengan bahan makanan mentah lainya. Karena hasil perikanan adalah organisme hidup yang sangat cocok bagi pertumbuhan bakteri, kegiatan kimiawi sehingga menyebabkan ikan cepat rusak atau mudah membusuk. Faktor mudah rusak ini pulalah yang melatarbelakangin segala tingkah laku para pedagang ikan di pelabuhan Lampulo, semuanya menghedaki ikan harus segera diterima oleh konsumen dalam waktu pendek dan singkat. Keadaan ikan masih segar harganya akan mahal apabila waktunya masih pagi atau baru turun dari kapal nelayan maka situasi seperti ini lah yang dapat memberi keuntungan besar kepada para pedagang ikan di pelabuhan Lampulo. Dari hasil wawancara dengan salah seorang
Pendapatan dan Pengeluaran Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Pendapatan dan pengeluaran mempunyai kaitan yang erat dengan kebutuhan pokok, karena usaha dan kegiatan pedagang ikan pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok kehidupan rumah tangga. Kebutuhan rumah tangga yang dimaksud seperti sandang, pangan dan papan seperti kebutuhan manusia pada umumnya. Jadi apa bila pendapatan tidak sejalan dengan pengeluaran maka tingkat kesejatrahan pedagang ikan dapat di lihat dari kedua aspek tersebut.
175
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
pedagang ikan yang merupakan seorang muge ikan, maka pola pemasaran ikan yang berlaku dan sering digunakan oleh para pedagang ikan adalah sebagai berikut: (1) dari pemilik ikan (produsen) langsung kepembeli eceran (konsumen akhir). Ini jarang terjadi karena konsumen akhir lebih senang menunggu atau membeli ikan dari pedagang eceran atau kepasar langsung, kecuali konsumen akhir yang berada di sekitar daerah produksi ikan; (2) dari produsen dengan perantaraan tukang becak laut kepada toke bangku untuk menjualkannya kepada muge ikan. Pola pemasaran ikan seperti ini hanya berlaku bagi muge ikan; (3) dari produsen langsung kepada para pedagang ikan baik itu muge ikan atau pedagang ikan eceran untuk kemudian dijual secara konsumen akhir atau secara grosir kepada agen grosir; (4) dari produsen dengan perantaraan beberapa muge ikan untuk mengantarkannya kepada toke ikan. Kemudian dari toke ikan dengan perantaraan beberapa muge ikan untuk mengantarkannya kepada toke yang lain atau menjual. Pola pemasaran seperti ini hanya berlaku bagi moge ikan dan grosir ikan.
tingkah laku tertentu. Jika dilihat pola hubungan yang terjadi dalam kaitannya dengan proses penjualan ikan, pada umumnya produsen menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab penjualan ikan kepada toke bangku. Dengan demikian produsen tidak tahu menahu tentang proses yang terjadi dalam penjualan tersebut. Dia hanya menerima hasi bersih dari penjualan itu setelah dipotong prosentase untuk toke bangku sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya. Hubunganhubungan yang bersifat dagang, dapat kita lihat dalam hal persaingan antara mereka yang terkadang cukup seru untuk kita lihat, dimana masing-masing baik antara pedagang ikan dengan pedagang ikan lain, maupun antara pedagang ikan dengan produsen ataupun konsumen akhir. Mereka saling berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan ikan dan atau menjualnya dengan harga yang diinginkan. Persaingan yang berlangsung sengit dan kadang-kadang memakan waktu yang cukup lama ini karena mereka ingin mendapatkan keuntungan yang sebesarbesarnya. Faktor-Faktor Kesejahterahan Sosial Ekonomi Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Menjadi pedagang ikan tentunya bukanlah impian kebanyakan orang, tetapi banyak faktor yang membuat mata pencaharian sebagai pedagang ikan dijalani dengan penuh semangat. Terlebih lagi kebanyakan dari para pedagang ikan di kawasan pelabuhan Lampulo tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi. Sehingga mereka lebih memilih menjadi
Interaksi Sosial, Sikap dan Prilaku Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Pedagang ikan dalam usahanya sebagai pedagang saling berketergantungan baik antara sesama pedagang maupun dengan produsen dan masyarakat pada umumnya. Dalam saling berketergantungan atau saling membutuhkan ini, terjadilah kontak social atau interaksi sosial antara mereka, sehingga dapat menimbulkan pola-pola 176
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
pedagang ikan yang tidak memerlukan ijazah yang tinggi, hanya memerlukan modal yang tidak begitu keras serta kerja keras yang tinggi.
Peran Pemerintah Daerah Aceh terhadap kesejatrahan Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Peran pemerintah daerah tentunya sangat diharapkan oleh para pedagang untuk meningkatkan kesejatrahan pedagang ikan di pelabuhan Lampulo. Peran pemerinntah yang mungkin di butuhkan oleh pedagang ikan seperti: Pertama, sarana dan prasarana akan mempermudah pedagang untuk menjual dagangannya, seperti pembangunan pasar ikan yang layak sehingga para konsumen akan merasa nyaman. Walaupun ada pasar lain seperti pasar Peunayong, yang berada di pusat kota, tetapi masyarakat tetap atusian membeli ikan langsug dari pelabuhan Lampulo. Hal ini dikarenakan harga ikan di Pelabuhan Lampulo lebih murah dari pada harga ikan di pasar peunayong yang melalui mata rantai perdagangan yang panjang. Kedua, pembentukan modal dimana sebuah usaha pastinya membutukan modal uang dalam rangka mengembangkan dan membangun usaha. Begitupun dengan pedagang ikan yang mengharapkan pemerintah bisa membantu meringankan modal produksi pedagang ikan di kawasan Lampulo. Dan ketiga adalah kelembagaan, di maksud dengan kelambagaan di sini adalah kebijakan-kebijakan pemerintah guna mengatur system perekonomian pedagang ikan dan mengatur rantai perdagangan ikan. Ada pun lembaga yang ada di kawasan pelabuhan Lampulo bernama ASPI (Asosiasi Pedagang Ikan). Aspi berperan membantu untuk mengatur pembagian ikan yang berada di kawasan pelabuhan lampulo, hal ini diperlukan agar tidak terjadinya monopoli ikan, sehingga
Hambatan-Hambatan Pedangan Ikan di Pelabuhan Lampulo Sebuah pekerjaan tentunya pasti memiliki kendala yang harus kita selesaikan, baik itu kendala yang kecil atau pun kendala yang besar. Besarnya pendapatan pedagang mereka tergantung kepada berbagai faktor seperti factor modal, waktu dan keadaan ikan serta factor musim dan harga, tetapi faktor kepercayaan adalah yang paling penting. Pertama, faktor Modal dimana setiap usaha pastilah membutuhkan modal, semakin besar modal yang pedagang ikan punya, maka kemungkinan laba yang besar semakin besar untuk diperoleh. Modal yang dimaksud disini adalah tenaga manusia, sumber alam, alat tranportasi yang digunakan serta capital atau uang. Kedua, Faktor waktu dimana keadaan ikan serta musim dan harga. Waktu, keadaan ikan serta musim adalah sebagian dari faktor yang ikut menentukan harga ikan, waktu yang dimaksud adalah jika ikan dijual pada waktu pagi cenderung harganya lebih mahal, sebaliknya semakin siang harganya akan cenderung lebih murah. Ketiga, faktor kepercayaan yang dimaksud kepecyaan adalah sejauh mana seseorang mendapat kepercayaan dari seorang konsumen bahwa ikan yang pedagang tersebut jual tidak akan membuat pembeli kecewa dengan kualialitas ikan yang kita jual.
177
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
para pedagang ikan bisa mendapatkan ikan dari tempat pelelangan untuk di jual kembali kepada konsumen.
bahkan melebihi UMP (upah minimum propinsi) yang di tetapkan oleh pemerintah daerah Aceh. Selain itu berdasarkan data yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa mayoritas pedagang ikan di pelabuhan Lampulo mampu memenuhi kebutuhan barang-barang sekunder dan primer mereka, hal ini membuktikan bahwa tingkat kesejahteraan para pedagang ikan di kawasan pelabuhan Lampulo dapat dikategorikan kedalam tingkat yang baik serta mampu menghadapi proses dinamika kehidupan sosial ekonomi dalam bermasyarakat. Kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan sosial ekonomi pedagang ikan di pelabuhan Lampulo antara lain adalah faktor modal, faktor waktu atau keadaan ikan serta musim dan faktor kepercayaan antara pedagang dengan produsen atau pedagang dengan konsumen. Harga Ikan yang dipasarkan oleh para pedagang ikan ternyata sangat bergantung kepada hasil tangkapan yang diperoleh nelayan di laut maka dengan itu tentunya pasti akan terjalin hubungan sosial yang baik antara para pedagang ikan dengan para produsen penghasil ikan. Masing-masing pedagang ikan mempunyai cara tersendiri bagaimana menentukan harga ikan yang di jual untuk memperoleh laba yang besar, sebagai seorang pedagang tentunya pasti dibekali kemampuan bagaimana cara menarik perhatian konsumen serta konsumen tidak kecewa dengan ikan yang kita perjualbelikan. Faktor persaingan pasar ternyata juga berpegaruh terhadap tingkat kesejahteraan pedagang ikan, karena para pedagang ikan di pelabuhan pastinya akan berlombalomba untuk menjual secara cepat serta
Hubungan Sosial Dalam Masyarakat Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Dalam suatu pekerjaan atau kelompok kerja tertentu akan terjadi interaksi sosial yang merupakan pencerminan hubungan sosial. Ada dua model hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat pedagang ikan di pelabuhan Lampulo yakni: (1) hubungan sosial dalam satu kelompok kerja, hubungan yang lahir dalam satu kelompok kerja pedagang ikan antara lain adanya hubungan kerja antara pedagang ikan dengan pemodal. Hubungan seperti ini lebih mecerminkan antara seorang pimpinan dengan karyawan; dan (2) hubungan Sosial di Luar kelompok kerja, dimana hubungan Sosial di Luar kelompok pedagang ikan dapat terjadi antara satu pedagang ikan dengan pedagang ikan lainnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di lapangan, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang “Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Ikan di Pelabuhan Lampulo Tahun 20052015” sebagai berikut: Pertama, tingkat kesejahteraan kehidupan sosial ekonomi pedagang ikan di pelabuhan Lampulo Banda Jika dilihat dari tingkat pendapatan yang diperoleh oleh para pedagang ikan, ternyata sebagian besar pedagang ikan termasuk kedalam kategori tidak miskin, hal ini dapat kita lihat dari pendapatan per hari pedagang ikan, yang apa bila kita genapkan dalam per bulan setingkat dan 178
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 172- 179
waktu yang baik ketika ikan masih segar dikarenakan apabila ikan masih sangat segar tentunya harga ikan akan melambung tinggi dan pedagang akan memperoleh laba yang besar. DAFTAR PUSTAKA Ardana dkk. 2010. Kajian Sosiologi Penjual Ikan di Pasar Anduonohu Kendari. Kendari: University Haluoleo. Hugiono dan P.K. Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT.Rineka Cipta. M. Thaha Tuanaya dan A. Malik. 1984. Kehidupan Sosial Ekonomi Muge Engkot di Aceh Utara dan Aceh Tengah. Banda Aceh: Pusat Latihan Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Nadapdap, Badhu. 2009. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Ikan di Beberapa Pasar Tradisional di Kota Medan (Studi Kasus: Pasar Sambu, Glugur dan Peringgan). Medan: Fakultas Ekonomi HKBP NOMMENSEN. Titi
Lestari, 2007. Sistem Kerja Tradisional Nelayan Lampulo Banda Aceh. Banda Aceh: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.
(https://dkp.acehprov.go.id/uptd-ppplampulo diakses 20 Desember 2015) (https://hukumonline.com Desember 2015
diakses
23
(https://lampulogampong.wordpress.com diakses 23 Desember 2015
179