Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN USAHA KERAJINAN BATIK JAMBI Endriani, Margarettha, NurHasanah Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRAK Kerajinan batik sudah menjadi bagian dari industri kreatif di Indonesia. Batik bila digarap secara profesional dan dengan keterampilan yang tepat, terukur, sesuai dengan selera dan permintaan pasar, niscaya akan dapat menjadi salah satu “ Soko Guru “ baru perekonomian Indonesia yang tengah terpuruk.Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan ciri khasnya masing-masing. Jambi pun demikian. Jambi juga memiliki jenis batik sendiri yang motifnya khas tentang keadaan sekitar Jambi, seperti: tanaman dan hewan sekitar. Selama ini proses pembuatan batik Jambi masih dilakukan secara tradisional,serta warna dan motif yang itu itu saja sehingga harga jualnya relatif rendah. Adanya tren batik yang merebak di masyarakat sedikit banyak berpengaruh atas pertumbuhan Batik Jambi. Kadang kita kalah saing dengan motif batik daerah lain.Selain itu, bahan dasar membuat batik yang belum ada di Jambi, juga membuat biaya produksi menjadi lebih mahal, sehingga harga jual Batik Jambi cenderung mahal.Sementara itu, motif Batik Jambi masih cenderung monoton, dan dari segi artistik masih belum sempurna.Tujuan khusus kegiatan IbPE ini adalah :1). Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produk kerajinan batik Jambi dengan peralatan yang lebih efisien dan berkapasitas lebih tinggi, 2). Memperbaiki proses produksi dengan pengadaan alat yang lebih efisien dan multi fungs, 3). Meningkatkan mutu produk melalui pengembangan desain motif dan desain warna sehingga dapat diterima masyarakat global global, 4). Menata system administrasi dan manajemen sehingga dapat mendukung perluasan pasar secara global. Metode pelaksanaan IbPE berupa pendampingan penerapan Iptek bagi produk berpotensi ekspor ini dilakukan dengan metode pendampingan proses produksi, penyuluhan dan pelatihan administrasi dan pembukuan. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan IbPE ini adalah : 1). Dihasilkan 2 bakcelup agar kapasitas produksi bisa ditingkatkan, 2).Dihasilkannya 2 meja cap untukmeningkatkan volume produksi, 3) Penambahan investasi secara tidak langsung, karena adanya bantuan peralatan dari Perguruan Tinggi pelaksana kegiatan, 4). Peningkatan volume produksi melalui penambahan kapasitas peralatan, 5).Bertambahnya design batik melalui pelatihan pengembangan motif batik, 6) Peningkatan mutu produk kerajinan batik, 7). Dihasilkan buku kas melalui perbaikan administrasi dan manajemen UKM, 8). Peningkatan pengetahuan dan wawasan UKM, 7). Peningkatan jumlah tenaga kerja Key word : batik tulis, batik cap, motif batik, pewarnaan batik, proses membatik PENDAHULUAN Batik merupakan salah satu hasil karya bangsa Indonesia yang sampai saat ini banyak dikagumi oleh berbagai bangsa. Batik merupakan produk budaya Indonesia yang sangat unik dan merupakan kekayaan budaya yang harus dilestarikan dan dibudidayakan. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan lebih mengenalkan batik kepada masyarakat.
Saat ini kerajinan batik sudah menjadi bagian dari industri kreatif di Indonesia. Peluang bisnis sektor industri kreatif yang secara komparatif dan kompetitif mampu memanfaatkan sumber daya alam (SDA) atau potensi daerah di Indonesia. Batik bila digarap secara profesional dan dengan keterampilan yang tepat, terukur, sesuai dengan selera dan permintaan pasar, niscaya akan dapat menjadi salah satu “ Soko Guru “ baru perekonomian Indonesia
Pendampingan Pengembangan dan Peningkatan Usaha Kerajinan Batik Jambi
17
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
yang tengah terpuruk. Dalam tata ekonomiglobal mulai menunjukkan kecenderungan kuat pada potensi akan kreativitas pengolahan produk-produk berbasis warisan budaya dan batik diyakini dapat menjadi semacam deposite tambang baru untuk terus digali, diolah dan dikembangkan sesuai dengan selera konsumen agar dapat mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat atau bangsa Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki batik dengan ciri khasnya masingmasing. Jambi pun demikian. Jambi juga memiliki jenis batik sendiri yang motifnya khas tentang keadaan sekitar Jambi, seperti: tanaman dan hewan sekitar. Corak-corak batik Jambi yang terkenal antara lain: Kepak Lepas, Cendawan, Batang Hari, Gong, Ayam, Matohari, Anggur, Duren Pecah, Kaco Piring, Kupu-Kupu, Pauh, Kembang Duren, Keladi, Angsoduo, Bayam Ginseng, Kapal Sanggat, Atlas, dan lainnya. Batik Jambi terpusat di desa Kota Jambi Seberang (seberang Sungai Batanghari). Di sanalah, terdapat sanggar batik yang merupakan pusat pengrajin batik Jambi. Di daerah ini pula, warga asli Jambi bertempat tinggal. Motif batik Jambi lebih banyak menggambarkan kehidupan disekitar penduduk Jambi seperti motif tanaman, hewan atau kaligrafi. Motif yang terkenal antara lain: Angso Duo, Duren Pecah, Kaco Piring serta Kapal Sanggat. Ragam hias batik Jambi banyak berasal dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di Indonesia, seperti bunga kacapiring dan daun keladi, dan hampir tidak ada batik dengan ragam hias berbentuk fauna. Berdasarkan informasi Dinas Koperindag Kota jambi, diketahui bahwa sedikitnya terdapat 20 UKM pengrajin batik di Kecamatan Pelayangan dan Kecamatan Ulu gedong. Selama ini proses pembuatan batik Jambi masih dilakukan secara tradisional,serta warna dan motif yang itu itu saja sehingga harga jualnya relatif rendah.Adanya tren batik yang merebak di masyarakat sedikit banyak berpengaruh atas pertumbuhan Batik Jambi. Kadang kita
kalah saing dengan motif batik daerah lain.Selain itu, bahan dasar membuat batik yang belum ada di Jambi, juga membuat biaya produksi menjadi lebih mahal, sehingga harga jual Batik Jambi cenderung mahal.Sementara itu, motif Batik Jambi masih cenderung monoton, dan dari segi artistik masih belum sempurna. 1.2. Tujuan Kegiatan IbPE Secara umum tujuan kegiatan IbPE Kerajinan Batik Jambi adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas batik Kota Jambi sebagai komoditas ekspor. Tujuan khusus kegiatan IbPE ini adalah : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produk kerajinan batik Jambi dengan peralatan yang lebih efisien dan berkapasitas lebih tinggi 2. Memperbaiki proses produksi dengan pengadaan alat yang lebih efisien dan multi fungsi 3. Meningkatkan mutu produk melalui pengembangan desain motif dan desain warna sehingga dapat diterima masyarakat global global 4. Menata sistem administrasi dan manajemen sehingga dapat mendukung perluasan pasar secara global. 1.3. Hasil yang diharapkan Melalui program IbPE Kerajinan Batik Jambi diharapkan, UKM dapat meningkatkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksinya sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Selain itu wawasan UKM semakin luas dengan diberikannya pelatihan pewarnaan alami dan pelatihan desain batik modern yang memenuhi selera pasar dan memperluas kemungkinan terciptanya lapangan kerja baru di bidang diversifikasi produk berbahan batik. Melalui pelatihan manajemen organisasi, pelatihan manajemen keuangan dan manajemen pemasaran kinerja UKM semakin meningkat dan terjadi peningkatan kualitas SDM serta efisiensi waktu dan biaya yang dapat membantu UKM dalam mempersiapkan diri untuk bersaing di pasar internasional.
Pendampingan Pengembangan dan Peningkatan Usaha Kerajinan Batik Jambi
18
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
METODE PELASANAAN Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut: 1. Ceramah Metode ceramah digunakan dalam seluruh kegiatan pelatihan yang dilaksanakan, yaitu dalam proses penyampaian materi pelatihan. Disamping itu digunakan juga dalam memberikan motivasi kepada pengrajin batik untuk selalu bertahan dan meningkatkan semangat berusaha sebagai modal utama dalam meningkatkan produktivitas para pengrajin.
materi yang telah didapatkan, tentunya dengan bimbingan pemateri.
2. Diskusi Metode diskusi digunakan dalam seluruh kegiatan pelatihan. Dengan adanya diskusi ini, sebagai media komunikasi saat pelatihan berlangsung sehingga terjadi komunikasi dua arah antara pemateri dan para pengrajin. Disamping itu para pengrajin langsung dapat menanyakan halhal yang belum dipahaminya kepada pemateri, sehingga materi yang dijelaskan dapat diterima atau dipahami dengan maksimal oleh para pengrajin. 3. Demonstrasi Metode demonstrasi digunakan dalam seluruh kegiatan pelatihan dan dalam proses menjelaskan cara pembuatan motif batik baru, cara pembukuan serta cara mengkombinasikan warna-warna alam pada kainmori. Penggunaan metode demonstrasi ini lebih memberikan kemudahan kepada para pengrajin dalam memahami materi yang disampaikan, sehingga para pengrajin lebih cepat dalam menyerap/memahami materi yang disampaikan dan mampu melakukan seperti yang dicontohkan. 4. PraktikLangsung Metode praktik langsung juga digunakan dalam seluruh kegiatan pelatihan dan dalam proses menjelaskan materi. Setelah pemateri menjelaskan dan mendemonstrasikan materi pelatihan, kemudian para pengrajin dipersilahkan praktik langsung mencoba materi yang telah diampaikan. Dengan demikian para pengrajin langsung dapat mengaplikasikan
5. Observasi Metode observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan para pengrajin baik selama proses pelatihan maupun sesudah pelatihan. Pengamatan sesudah pelatihan ditujukan untuk mengetahui dampak dari pelatihan yang telah dilaksanakan terhadap para pengrajin batik UKM I dan UKM II. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk meningkatkan produktivitas para pengrajin Batik Jambi yang tergabung dalam UKM I ”Batik Mawar” di Kelurahan Jelmu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi, dan UKM II “Juafikri Asset Production “. Adapun hasil kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Pelatihan administrasi dan pembukuan sederhana a. Meningkatnya kemampuan, pengetahuan dan semangat wirausaha para pengrajin batik b. Meningkatknya kemampuan yang dimiliki para pengrajin batik dalam menyusun pembukuan usaha. c. Meningkatknya pengetahuan dan kemampuan para pengrajin batik dalam manajemen usaha terutama manajemen pemasaran dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha. d. Para pengrajin mampu mengaplikasikan strategi dalam menentukan harga, sehingga laba dan rugi sangat mudah untuk diketahui. e. Para pengrajin mampu menyusun 3 buku/neraca pembukuan yang rapi, yaitu buku pembelian, buku penjualan, dan neraca laba rugi. f. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dari keseluruhan pengrajin maka sekitar 70% pengrajin telah memiliki kemampuan dalam manajemen usaha.
Pendampingan Pengembangan dan Peningkatan Usaha Kerajinan Batik Jambi
19
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
2. Pelatihan metode pewarnaan batik a. Pengrajin mampu melakukan pewarnaan dengan menggunakan pewarna alami maupun kimia, dengan komposisi dan prosedur yang benar dan aman. b. Pengrajin memiliki pengetahuan tentang berbagai tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. c. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dari keseluruhan pengrajin maka 100% pengrajin telah memiliki kemampuan melakukan pewarnaan dengan benar, baik dengan pewarna alami maupun kimia. 3. Pelatihan pengembangan motif dan design batik a. Pengrajin mampu melakukan pengembangan design-design motif batik sehinggadihasil 10 motif batik hasil pengembangan. b. Memberikan kesadaran kepada pengrajin batik untuk ikut menjaga kelestasian batik Jambi melalui pengembangan motif khas Jambi c. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dari keseluruhan pengrajin maka sekitar 80% pengrajin telah memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pengembangkan motif batik dalam bentuk batik tulisdan batik cap, maupun modifikasi batik tulisdan batik cap. 1. Pelatihanmanajemenpemasaran
a. Pengrajin memiliki kartu nama UKM sebagai salah satu media pemasaran yang efektif dan murah. b. Pengrajin memiliki brosur sebagai media informasi dan komunikasi. c. Tercipta akun Facebook yang dimiliki pengrajin. d. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dari keseluruhan pengrajin maka sekitar 40% pengrajin telah memiliki kemampuan memamasarkan batik sampai ke luar daerah 5. Dihasilkan 2 unit bak celup untuk proses pewarnaan kain mori untuk membatik. Bak celup dibuat secara permanen pada UKM I dan UKM II. Diharapkan dengan adanya penambahan bak celup ini dapat meningkatkan kualitas pencelupan oleh pengrajin dan menambah kapasitas produksi. 6. Dihasilkan 2 unit meja cap yang diperlukan pada proses membuat batik cap. Penambahan meja cap ini diharapkan akan menambah kapasistas produksi batik pada masing - masing UKM. 7. Sikap positif dan motivasi yang tinggi dari para pengrajin selama mengikuti kegiatan. Ini ditunjukkan kehadiran dan minat para pengrajin pada setiap diskusi dan pelatihan.
Tabel 1. Arus Kas UKM Batik Mawar Tahun 2013 Arus Kas Batik Mawar Tahun 2013 (Dalam rupiah X 1000) Juli MASUK Setoran Modal Utang Omset Total masuk
108000 20000 128000
Agustus
20000 20000
Sept
30000 30000
Okt
30000 30000
Nov
30000 30000
Des
30000 30000
Total 108000 170000
KELUAR Pendampingan Pengembangan dan Peningkatan Usaha Kerajinan Batik Jambi
20
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Peralatan Kendaraan operasional Tanah dan bangunan Belanja bahan baku Gaji karyawan Promosi bersama ATK Pemeliharaan Biaya umum Biaya kesejahteraan Penyusutan dan amortasi Lain-lain Total Keluar per bulan
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
34000 14000 43000 4000 700 150 30 10 40 50 125 50 96155
5000 700 150 30 10 40 50 125 50 7155
8000 8000 700 700 150 150 30 30 10 10 40 40 50 50 125 125 50 50 10155 10155
8000 700 150 30 10 40 50 125 50 10155
8000 700 150 30 10 40 50 125 50 10155
34000 14000 43000 41.000 700 900 180 60 240 50 750 300
Arus kas bersih perbulan 31845 12845 22845 22845 22845 22845 Saldo bulan sebelumnya 31845 44690 67535 90380 113225 Sisa kas pada akhir bulan 31485 44690 67535 90380 113225 136070 Tabel 2. Arus Kas UKM Batik Juafikri Asset Production Tahun 2013 Arus KasJuafikri Asset Production Tahun 2013 (Dalam rupiah X 1000) Juli MASUK Setoran Modal Utang Omset
Agustus
121500 30000
30000
Sept
40000
Total masuk
151500 30000 40000
KELUAR Peralatan Kendaraan operasional Tanah dan bangunan Belanja bahan baku Gaji karyawan Promosi bersama ATK Pemeliharaan Biaya umum Biaya kesejahteraan Penyusutan dan amortasi
56000 14000 43000 5000 700 150 30 10 40 50 125
6000 700 150 30 10 40 50 125
10000 700 150 30 10 40 50 125
Okt
40000 40000
10000 700 150 30 10 40 50 125
Nov
Des
Total
40000
40000
121500 220000
40000
40000
10000 700 150 30 10 40 50 125
56000 14000 43000 10000 51.000 700 700 150 900 30 180 10 60 40 240 50 50 125 750
Pendampingan Pengembangan dan Peningkatan Usaha Kerajinan Batik Jambi
21
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Lain-lain Total Keluar bulan
per
Arus kas bersih perbulan Saldo bulan sebelumnya Sisa kas pada akhir bulan
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
50 119155
50 8155
50 12155
50 12155
50 12155
50 12155
33345
21845
27845
27845
27845
27845
-
33345
55190
83035
110880 138725
33345
55190
67535
90380
113225 166570
Arus kas UKM Batik Mawardan UKM JAP disajikan padaTabel 1 danTabel 2.Terlihat bahwa arus pemasukan mulai meningkat setelah bulan Agusts 2013 sampai desember 2013. Hal ini disebabkan karena kedua mitra sudah mendaapatkan tambahan alat produksi sehingga kapasitas produksi bisa meningkat. Disamping itu kedua mitra juga sudah mendapatkan pelatihan pengembangan motif dan manjemen pemasaran yang berdampak terhadap jumlah penjuaalan batik yang diproduksi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pelaksanaan kegiatan program IbPE Kerajinan Batik Jambi pada pengrajin batik UKM I (Batik Mawar) dan UKM II (Juafikri Asset Production) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengrajin batik pada UKM I dan UKM II telah memiliki pengetahuan yang baik terhadap upaya meningkatkan kualitas batik baik dari segi pewarnaan, motif batik dan tampilan yang menarik dan rapi. 2. Pengadaan bak celup sebagai alat bantu produksi yang utama, terutama dalam hal pencelupan. Pencelupan lebih merata dan hasil celupan tidak tumpah kemana - mana. 3. Pengadaan meja cap sebagai salah satu alat prduksi batik cap,.Penambahan meja cap akan menambah volume produksi dan menambah tenaga kerja sehingga kapasitas prduksi akan meningkat. 4. Pengrajin batik sudah mampu membuat pembukuan yang rapi dan
300
terorganisi mulai penambahan bahan baku, penjualan dan menghitung laba. 5. Pengrajin batik sudah memiliki beberapa media pemasaran, seperti akun facebook, kartu nama dan brosur. 6. Pelatihan pengembangan motif batik telah menghasil 10 design motif batik baru pad kedua UKM mitra. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. Sedikit Asal Usul Batik Jambi, Pemerhati Budaya Jambi, Jambi Independen, 11 April 2005 Asikin,Saroni. 2008.Ungkapan Batik di Semarang: Motif Batik Semarang 16, Semarang, Citra Prima Nusantara. Atmojo, Heriyanto Timbol P., D. Eka 2008. Batik Tulis Tradisional Kauman, Solo :Pesona Budaya nan Eksotik, Solo, Tiga Serangkai Doellah, Santosa .2008. Batik, Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo. Danar Hadi Press Doelah, Santosa. 1980. Desain Batik Utama. Solo, Danar Hadi Press. Hasanudin. 2001. Batik Pesisiran; Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri padaRagam Hias Batik, Bandung, Kiblat Buku Utama. Indrojarwo, Baroto T. (2008), Desain Batik ITS, Surabaya, ITS.
Pendampingan Pengembangan dan Peningkatan Usaha Kerajinan Batik Jambi
22
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Volume 29, Nomor 4 Agustus – Desember 2014
Tirta, Iwan. 1996. Batik, A Play of Light and Shades, Jakarta, Gaya Favorit Press. Tirta, Iwan. 2008. Batik, Sebuah Lakon, Jakarta, Gaya Favorit Press.
Pendampingan Pengembangan dan Peningkatan Usaha Kerajinan Batik Jambi
23