PENDAHULUAN Teologi merupakan ilmu yang membahas tentang ajaran- ajaran dasar dari sesuatu agama, setiap orang ingin mengetahui seluk beluk dari agamanya, ilmu teologi diperlukan untuk mengetahui itu, karena didalam teologi akan memberikan seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan kepada landasan kuat, sehingga tidak mudah terombang- ambing oleh peredaran zaman.1 Didalam teologi islam kita dapat belajar tentang paham-paham tentang aliran-aliran dalam
islam,
di
dalam
islam
terdapat
aliran-aliran
seperti,
Khawarij,
Murji’ah,
qoddariyah,jabbariyah,mu’tazilah,asy’ariyah, syiah, dan lain sebagainya. Syi’ah merupakan salah satu aliran Teologi Islam yang memiliki banyak pengikut terutama di wilayah-wilayah pendukung Ali bin Tholib yakni di daerah Iran dan Irak, aliran ini juga berkembang di daerah Asia termasuk di negara Indonesia. Aliran sangat menarik untuk dipelajari selain karena mereka memiliki pengikut yang banyak, aliran ini memiliki sekte-sekte yang banyak dalam aliran mereka, yang dimana sekte-sekte tersebut banyak, yang terkadang memiliki pandangan yang berbeda terhadap konsep imamiyah dan haybah,tanasukh, ruju’,dan lain- lain. Golongan syi’ah terdiri dari lima kelompok besar: al Kisaniyah, az Zaidiyah, al Imamiyah, al Ghullat, dan al Isma’iliyyah. Sebagaian mereka dalam bidang teologi ada yang lebih cenderung ke aliran Mu’tazilah, sebagian yang lain ke Ahlussunah, dan sebagian lagi cenderung ke tasybih (penyeamaan tuhan dengan makhluk).2 Dengan adanya sebab-sebab yang tadi telah disebutkan maka semakin menambah keinginan untuk mempelajari aliran syi’ah lebih dalam. Ada bebrapa hal dapat dibahas dalam aliran ini. Di dalam tulisan ini akan dibahas tentang pengertian aliran syi’ah,bagaimana proses terbentuknya aliran syi’ah, sekte-sekte yang ada di dalamnya, serta paham-paham yang dianut dan tokoh-tokoh sekte-sekte dalam aliran syi’ah. Sehingga nantinya dapat difahami tentang aliran syi’ah dan sekte-sekte yang ada di dalamnya.
1
Harun nasution, Teologi Islam, Jakarta: UI Press,1986,hal ix Prof. Asywadie Syukur, Lc, Al Milal wa An Nihal, Surabaya: Bina Ilmu, hal 124
2
1 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
PEMBAHASAN A. Pengertian Aliran Syi’ah dan Sejarah Terbentuknya Syi’ah Aliran syi’ah adalah kelompok masyarakat yang menjadi pendukung Ali bin AbiThalib. Mereka berpendapat bahwa ‘Ali bin bi Thalib adalah imam dan khalifah yang ditetapkan melalui nash (wahyu) dan wasiat Rosuulloh. Mereka beranggapan bahwa imamah (kepemimpinan) tidak boleh keluar dari keturunan ‘Ali bin Abi Tholib.3 Sebab-sebab kelahiran syi’ah karena adanya paham bahwa tidak ada pemimpin setelah Rosululloh kecuali ‘Ali bin Abi Tholib dan keturunanya, hal ini disebutkan dalam beberapa hadist yang dimiliki oleh orang-orang syi’ah seperti, Nabi mengatakan kepada semua keluarganya terhadap ‘Ali :” ini pewarisku, wazirku, wasiatku, dan khalifahku untukmu, sesudah aku mati, dengarlah perkataanya, taatilah segala perintahnya.” Mereka menta’wilkan bahwa hadist-hadist tersebut Nabi telah menentukan wilayah dan khalifahnya kepada ‘Ali dan tidak kepada yang lainya.4 Sejarah lahirnya syi’ah memiliki bebrapa pendapat dalam menentukan masa lahirnya. Diantaranya adalah: Dalam kitab Al madzahibul islamiyyah, diterangkan oleh Abu Zahrah, bahwa dia berkata lahirnya syi’ah itu adalah suatu madzhab politik islam yang paling tua, lahir pada masa pemerintahan Utsman, kemudian tumbuh dan bertambah serta tersebar dalam masa pemerintahan ‘Ali bin Abi Thalib. Dia menerangkan bahwa Madzhab syi’ah lahir pada perang Jamal dan bersamaan dengan lahirnya golongan khawarij. Dalam kitab lain yang berjudul “‘Ali wa Banuhu” yang dikarang oleh Thaha Husain diterangkan bahwa, madzhab syi’ah merupakan sebuah madzhab siasah yang teratur dibelakang ‘Ali dan Anaknya dan lahir pada masa pemerintahan Hasan bin Ali. Muhammad jawad Mughniyah berpendapat lain soal masa lahirmya Syi’ah, ia berkata bahwa lahirnya syi’ah bersamaan dengan lahir nash nabi tentang keangkatan ‘Ali menjadi Khalifah. B. Sekte-sekte dalam Aliran Syi’ah dan Pahamnya. Dalam aliran syi’ah terdapat banyak sekte yang dikelompokkan dalam 5 kelompok besar yakni: Al Kisaniyah, Az Zaidiyah, Al Imamiyah, Al Ghullat, dan Al Isma’iliyyah. 1. Al Kisaniyyyah Pendiri kelompok Kisaniyah adalah Kisan bin umarah, yang dahulu pernah belajar kepada Muhammad bin hanafiyyah, sehingga kisan dinilai memiliki ilmu pengetahuan yang banyak yang 3 4
Asywadie Syukur, Op.cit.Hlm 124 Abu Bakar Aceh, Perbandingan Madzhab Syi’ah Rasionalisme dalam Islam,Semarang: Ramadhani,1980. Hlm 14
2 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
mencakup segala macam pengetahuan, baik pengetahuan takwil maupun pengetahuan batin, baik pengetahuan fisik maupun pengetahuan yang non fisik.5 Aliran ini lahir atas latar belakang adanya perpindahan hak imamat setelah wafatnya Al Hussain ibn Ali kepada puteranya yakni ‘Ali Zainul Abidin (w. 94 H/713 M),yang tidak disetujui oleh Kisan bin umarah, yang beliau juga merupakan tokoh dimuliakan di kuffah pada masa itu. Ia berpendirian bahwa hak imamat mestinya jatuh kepada putra ketiga Ali Bin Abi thalib yang bernama Muhammad bin hanafiyyah. Pendapat ini memiliki pengikut yang banyak sehingga lahirlah aliran Kisaniyah didalam kalangan sekte aliran syi’ah.6 Mereka berpendapat bahwa agama merupakan ketaatan kepada Imam, karena imam dapat menakwilkan ajaran pokok agama seperti, sholat, puasa, dan haji. Bahkan sebagian dari mereka ada yang meninggalkan perintah agama dan merasa cukup dengan menaati para imam, namun sebagian lagi kelihatanya lemah dalam hal keyakinan terhadap hari kiamat dan sebagian lainya menganut aliran hulul (roh ketuhanan masuk kedalam tubuh manusia), tanasukh (roh berpindah dari satu tubuh ke tubuh yang lain), dan ruj’ah (hidup kembali di dunia ini setelah mati ), sebagian lagi berpendapat bahwa imam tertentu tidak mati (ghoib), dan dia akan kembali ke dunia dan sesudah kembali ke dunia,dia akan mati. Ada pendapat lain bahwa imam boleh saja dari luar keturunan ‘Ali tetapi kemudian kembali kepada keturunan ‘Ali. Jadi sekte ini berpendapat bahwa agama merupakan ketaatan kepada imam, dan barang siapa yang tidak taat maka ia bukan orang yang beragama. Dalam kitab Al Milal W An Nihal, sekte ini terbagi lagi menjada beberpa golongan, yakni : Al Mukhtariyah, Al Hasyimiyyah, Al bayaniyyah, dan Al Rizamiyah. a. Al Mukhtariyya Al muhktariyyah merupakan kelompok syi’ah yang mengikuti ajaran Mukhtar ibn Abi Ubaid Ats-Tsakafi. Awalnya Mukhtar seorang Khawarij lalu berubah menjadi pengikut Az zubairiyyah dan akhirnya mengikuti syi’ah dan Al kisaniyyah. Pokok-pokok dalam golongan ini ada dua hal: 1.) Menyandarkan ilmu dan dakwahnya kepada ajaran Muhammad ibn Hanafiyyah, tetapi Muhammad ibn Hanafiyyah melepaskan diri dari mukhtar ketika ia mendengar mukhtar menyampaikan kepada orang banyak bahwa dia yang mengajarkan dan menjadi guru dakwahnya. Muhammad ibn hanafiyyah menolak pengakuan dari mukhtar dan tidak membenarkan bid’ah yang dikemukakan mukhtar, dengan cara menakwilkan ajaran sehingga bisa menyesatkan orang banyak.Mukhtar sengaja menyandarkan ajaranya kepada 5 6
Asywadie Syukur. Op.cit.Hlm 124. Jousuf Sou’yb, Pertumbuhan dan Perkembangan Aliran Sekta Syi’ah, Jakarta: Pustaka Alhusna,1982.Hlm 79
3 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
Muhammad ibn hanafiyyah agar orang lain tertarik pada ajaranya. Hal ini disebabkan karena Muhammad ibn hanafiyyah merupakan seseorang yang sangat dikagumi dan dicintai masyarakat banyak karena ilmu pengetahuanya yang luas,ketinggian ma’rifatnya kepada Allah, memiliki pemikiran-pemikiran yang cemerlang, mengetahui tentang kelebihan ilmu pengetahuanya, tetapi dia sendiri lebih suka menyendiri dan tidak suka disanjung serta dipuji. 2.) Balas dendam atas kematian Hussain ibn Ali.Karena keinginanys untuk balas dendam atas kematian Hussain ibn ‘Ali dia dan pengikutnya pun berjuang siang dan malam untuk memerangi orang yang terlibat di dalam pembunuhan Hussain. b. Al Hasyimiyah Al Hasyimiyyah merupakan
pengikut Abu Hasyim ibn Muhammad Ibn Hanafiyyah.
Menurutt kelompok golongan ini, imamah berpindah dari Muhammad ibn Hanafiyyah kepada putranya yang bernama Abu Hasyim mereka berpendapat bahwa Abu Hasyim telah menerima pelimpahan ilmu rahasia dan mengetahui bukan saja kepada yang dhahir tetapi juga kepada yang batin.Sepeninggalan Abu Hasyim para pengikutnya berbeda pendapat. Kelompok pertama, menurut mereka Abu Hasyim mewasiatkan kepada putranya yaitu Muhammad ibn Ali ibn Abdulloh ibn Abbas dan keturunanya bahwa kekhalifaan berpindah kepada bani Abbasiah. Kelompok kedua, berpendapat bahwa kepemimpinan sesudah Abu Hasyim berpindah kepada keponakanya yakni Al Hassan ibn Ali ibn Muhammad ibn Hanafiyyah. Kelompok ketiga, berpendapat bahwa imamah tidak pernah berpindah kepada keponakanya Al Hassan, tetapi di wasiatkan kepada saudaranya yang bernama ‘Ali bin Muhammad, kemudian ‘Ali mewasiatkan kepada putranya Al Hassan. Kelompok keempat, mengatakan bahwa Abu hasyim mewasiatkan kepada Abdulloh ibn Amr ibn Al Kindi lalu berpindah lagi kepada keturunan Ibn Hasyim kepada keturunan Abdulloh. c. Al Bayaniyyah Al Bayaniyyah adalah para pengikut Bayan ibn Sam’an At Tamimi, menurut mereka imamah berpindah dari Abu Hasyim kepada Bayan ibn Sam’an At tamimi. Kelompok ini termasuk kelompok syi;ah yang ekstrim, karena mereka mengakui ‘Ali ibn Abi Thalib adalah Tuhan, karena menurut mereka Tuhan telah masuk kepada tubuh Ali dan bersatu dengan ‘Ali. Kemudian
4 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
mereka juga mengakui bahwa Bayan merupakan bagian dari roh tuhan yang masuk kedalam tubuh melalui tanasukh. d. Ar rizamiyyah Ar Rizamiyyah merupakan pengikut Rizam ibn Rizam, yang berpendapat bahwa imamah berpindah dari ‘Ali ibn Abi Thalib kepada putranya Muhammad, kemudian kepada putranya Muhammad yakni Abu Hasyim, kemudian dari Abu Hasyim berpindah lagi kepada Ali Ibn Abdulloh Ibn Abbas melalui wasiat, lalu berpindah lagi kepada Muhammad ibn Ali yang diwasiatkan lagi untuk putranya yang bernama Ibrahim. 2. Az Zaidiyyah Az zaidiyyah merupakan pengikut dari Zaid ibn Hussain ibn Ali ibn Abi Thalib. Mereka berpendapat bahwa imamah hanya berada ditangan keturunanya Fatimah dan tidak ada selain mereka. Mereka membolehkan adanya dua imam pada dua daerah yang telah memenuhi syarat dan kedu imamnya pun yang sah dan wajib ditaati. Menurut Zaid ibn Ali, boleh saja mengangkat seorang imam yang belum memenuhi syarat maksimal sekalipun ada yang telah memenuhi syarat maksimal. Lalu ketika orang-orang syi’ah dari kuffah mendengar alasan Zaid ibn Ali, mereka menolak pendapat Zaid ibn Ali dan dikemudian hari kelompok ini dinamakan Al Rafidah, yaitu kelompok yang menolak. Lalu Zaid mati terbunuh di Kuffah oleh Hisyam ibn Abdul Al Malik akibat pengakuanya menjadi imam. Kemudian digantikan oleh Yahya ibn Zaid yang terbunuh juga di daerah jurjan oleh gubernurnya, kemudian kedudukanya digantikan oleh Muhammad dan Ibrahim yang keduanya juga terbunuh, Muhammad dibunuh di Madinah oleh Isa ibn Mahan, kemudian Ibrahim dibunuh di bashrah karena perintah khalifah al Manshur. Zaidiyah mendapat sebuah tekanan berat dari pihak penguasa sampai muncul di Khurasan yang bernama Nashir Al Athrusy, tetapi ia bersembunyi meninggalkan tuntutanya menjadi seorang imam, lalu dia berangkat ke negeri dailam dan pegunungan, namun penduduknya belum menganut agama islam. Setelah mereka memeluk islam sesuai dengan ajaran madzhab zaidiyah lalu semenjak itupun di daerah itu aliran zaidiyah itu muncul dan berkembang. Namun muncul imam zaidiyyah itu silih berganti dan ajaranya berbeda dengan ajaran nenek moyang. Kemudian kelompok zaidiyyah ini terbagi menjadi tiga kelompok : 1). Al Jarudiyyah 2).
5 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
As Sulaimaniyyah 3). Batriyyah dan Ash- shalihiyyah(kedua kelompok ini berpandangan sangat mirip).7 a. Al Jarudiyyah Al Jarudiyyah merupakan pengikut dari Abu Jarrud Zayyad ibn Abi Zayyad. Dalam pandangan mereka nabi Muhammad Saw di dalam ucapanya menyebutkan sifat imam saja.tidak menyatakan dengan tegas nama imam sesudahnya. Abu Jarrud berbeda pendapat dengan imamanya Zaid ibn Ali yang telah membolehkan adanya imam yang kurang memenuhi syarat meski orang yang mencukupi syarat itu ada. Golongan Jarudiyyah ini memiliki perbedaan pendapat tentang pergantian imamah yakni sebagian dari mereka berpendapat bahwa imamah berpindah dari Ali kepada Al Hassan lau kepada Hussein lalu kepada Ali Ibnu Husain Zain Al Abidin lalu kepada putranya Zaid ibn Ali lalu kepada Imam Muhammad ibn Abdulloh ibn Al Hassan ibn Ali ibn Abi tholib yang mengaku menjadi imam. b. As Sulaimaniyyah As Sulaimaniyyah merupakan pengikut Sulaiman ibn Jarir, pengikut Sulaiman ini berpendapat bahwa imamah ditetapkan melalui kesepakatan umat muslim. Imamah juga dapat terbentuk dengan kesepakatan dari dua orang yang terbaik dari kalangan umat, dapat terjadi pada orang yang kurang memenuhi syarat padahal masih ad orang yang memenuhi syarat. Mereka pun mengakui keabsaham khalifah Abu Bakar dan Umar, padahal Ali massih ada merupakan suatu kesalahan namun tidak sampai pada tingkat fasiq, karena kesalahan itu bersumber dari ijtihad. Mereka mengkafirkan Utsman, Aisyah, Zubair,Talhah,dan Aliran Rafidah karena mereka memberontak terhadap Ali.Mereka memiliki dua pendirian: Pertama, mengenai pendapat bahwa Allah boleh menunda keputusanya, pendapat mereka dikemukakan untuk memperkuat alasan mereka. Kedua, tentang taqiyyah mereka mempergunakan untuk mempertahankan pendirianya apabila mereka berkata tidak sesuai dengan apa yang mereka katakana sehingga melkukan taqiyya untuk mempertahankan pendirianya. Pendapat mereka tentang bolehnya mengangkat imam yang kurang memenuhi syarat itu mengikuti aliran mu’tazilah seperti ja’far ibn Mubasyar. Mereka berpendapat bahwa seorang imam tidak disyaratkan harus orang yang berilmu pengetahuan paling tinggi di masyarakat, namun cukup orang yang jujur, berpindirian kuat, dan bijaksana. 7
Asywadie Syukur. Op.cit.Hlm 134
6 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
c. As Shalihiyyah dan Batriyyah As Shalihiyyah merupakan pengikut Al Hassan Ibn Shalih ibn Hayy (169 H) dan Batriyyah merupakan pengikut Katsir An Nawa’ Al Abtsar. Dari kedua orang ini banyak pandangan yang sama baik dalam masalah agama maupun dalam masalah imamah. Dalam mengenai maslah utsman mereka tidak memberikan komentar apakah dia termasuk orang yang beriman atau kafir. Mengenai masalah kepribadian Ali ibn Abi Thalib, mereka berpendapat bahwa Ali adalah sebaik-baik manusia sesudah Rasululloh, karena yang lebih berhak menjadi imam adalah Ali. Menurut mereka siapa saja dari keturunan Hassan dan Husain yang mengangkat senjata, zuhud, pemberani, maka dia adalah imam yang sah. Dan sebagian dari mereka menambahkan syarat lain, bahwa mukanya selalu berseri-seri dan ceria. Bagi mereka apabila ada dua orang imam yang memenuhi dua syarat diatas maka itulah yang berhak menjadi imam dan yang paling afdhol dan yang paling zuhud. Dan apabila keduanya sama maka didahulukan yang berpendirian kuat dan berpikir jernih. Jikalau keduanya bertolak belakang, maka dikembalikan kepada umat untuk menentukan pilihanya. 3. Al Imamiyah Al Imamiyah merupakan kelompok syi’ah yang berpendapat bahwa Ali ibn Abi Thalib secara nash dinyatakan sebagai imam bukan hanya sifatnya, bahkan ditunjuk orangnya. Dalam golongan ini, mereka mempermasalahkan tentang imamah, melalui tunjukkan setelah Al Hassan, Al Husain,dan Ali ibn Husain. Masalah tentang imamah ini menyebabkan perselisihan dan perpecahan dikalangan Syi’ah. Sebagian mereka berpendapat bahwa imamiyah dilanjutkan sampai Ja’far As shodiq, dan ada sebagian lainya mengatakan imamah terhenti , karena imam yang terakhir akan muncul kembali dan ada pula yang mengatakan imamiyah akan berlanjut terus. Orang-orang syi’ah imamiyah pada mulanya melaksanakan ajaran imamnya dalam masalah aqidah, tetapi setelah berabad-abad lalu lahirlah imam- imam yang membawa ajaran secara simpang siur dan setiap imam itu membawa ajaran masing- masing, sehingga lahirlah kelompokkelompok sebagai berikut Al Baqiriyyah dan Al Ja’fariyyah, Al waqifah, An Nawusiyah, Al Afthahiyyah, Asy Sumaithiyyah, Al Isma’iliyyah Al Waqifah, Al Musawiyyah dan Al Mufadaiyyah, Al Itsna As Asyiriyyah. a. Al Baqiriyyah dan Al ja’fariyyah al waqifah
7 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
Golongan ini adalah pengikut Muhammad ibn Al baqir Ibn Zain Al Abidin (114 H) dan putranya, Ja’far As Shadiq (148 H). Mereka berpendapat bahwa Muhammad Ibn Al Baqir dan Ja’far adalah imam dan juga ayahnya Zain al Abidin. Tetapi, sebagian lagi berpendapat bahwa imamah terhenti sampai kepada seorang dari keduanya, dan tidak berlanjut sampai keturunan anak-anaknya. Sebagian lagi mengakui bahwa imamah turun sampai kepada anaknya. b. An Nawusiyyah Kelompok An nawusiyyah adalah pengikut seorang yang bernama Nawus. Menurut sebagian orang, dia berasal dari sebuah desa yang bernama Nawus. Menurut kelompok ini, As shaddiq masih hidup dan tidak mati sampai dia muncul sebagai imam Mahdi. Diriwayatkan oleh Abu hamid Az Zuzani bahwa kelompok An Nawusiyyah menganggap Ali masih hidup dan akan ke luar pada hari kiamat dari dalam tanah untuk membawa keadilan ke atas permukaan bumi ini. c. Al Afthahiyyah Menurut kelompok afthahiyyah, imamah berpindah dari As Shaddiq kepada putranya yang bernama ‘Abdullah Al Afthah. Ia adalah kakak kandung ismail dan ibunya bernama Fathimah ibu al Husain ibn al Hasan Ibn Ali dan ia adalah putra tertua as Shadiq. Katanya : imam adalah orang yang duduk di tempat dudukku ini adalah ‘Abdulloh. Imam tidak dimandikan dan tidak disembahyangkan ketika meninggal, cap keimanan tidak diambil darinya dan tidak ada yang melihatnya terkecuali imam dan dialah yang menguasai semua ini, As shadiq pernah menitipkan sesuatu
kepada temanya dan teman disuruh menyerahkanya kepada orang-orang yang
memintanya dan dia akan dijadikan imam. Tidak ada seorang memintanya selain dari ‘Abdulloh karena itu baru meninggal. Setelah tujuh puluh hari meninggal ayahnya dan ketika meninggal tidak meninggal tidak meninggalkan keturunan lelaki. d. As Syumaithiyyah Kelompok ini yang mengikuti ajaran Yahya ibn Abu Syumaith. Menurut mereka ja’far berkata : Teman kamu yang namanya seperti nama Nabi kamu. Sesungguhnya telah berkata ayahnya kepadanya : sesungguhnya anak kamu yang lelaki kunamai dengan namaku ia adalah imam dan imam sesudah aku adalah Muhammad. e. Al Ismailiyyah Al waqifah Mereka berkata : Ismail adalah imam sesudah ja’far melalui nash yang telah disepakati oleh putra-putranya, namun mereka berbeda pendapat tentang kematianya sebelum ayahnya meninggal. Sebagian mereka berpendapat pada saat ayahnya meninggal ia masih hidup, namun dinyatakan ia meninggal hanya taqiyyah dari khalifah khalifah bani Abbasiyah yang mencari-
8 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
carinya, ia pernah menghadiri suatu ceramah dan disaksikan oleh gubernur Al Manshur di Madinah. Sebagian lagi yang mengatakan ia mengatakan ia memang meninggal dan nash tidak mungkin berlaku surut namun nash itu menunjukkan bahwa imamah akan berada di tangan putra – putranya yang ditunjuk oleh nash dan tidak boleh orang lain. Maka imam sesudah Ismail adalah Muhammad ibn ismail dan mereka berpendapat-berpendapat bahwa imamh terhenti sampai kepada Muhammad ibn ismail dan menurut mereka ia akan muncul kembali sesudah menghilang. Di antaranya lagi berpendapat bahwa imamah tetap berlanjut namun tidak dikenal kemudian akan muncul kembali, mereka yang berpendapat demikian adalah Al bathiniyyah yang penulis akan kemukakan secara khusus pendapat-pendapat mereka. Namun dapat dikatakan kelompok ini berpendapat bahwa imamah terhenti sampai Ismail ibn ja’far atau Muhammad ibn Ismail. Dan kelompok ismailiyyah yang terkenal di antaranya Al Bathiniyyah yang mempunyai ajaran khusus. f.
Al Musawwiyah dan Al Mufadhaiyah Kelompok ini hanya satu yang mengakui bahwa Musa ibn Ja’far secara nash dengan menyebut namnaya. Ja;far As shadiq berkata tentang dirinya : orang yang ketujuh dari kamu adalam pemimpin kamu dan dia juga dinamakan “ Sahibu at Taurat” Sebagaimana diketahui bahwa orang-orang syi’ah berbeda pendapat tentang keturunan Ja’far Ash Shadiq tidak meninggal dan ia akan hidup hidup kembali sekalipun hanya sebentar. Sesudah Ja’far As shadiq putranya Musa yang memgang urusan imamah dan segala urusan dikembalikan kepadanya dan juga ia didukung oleh beberapa pemimpin syi’ah yang di antaranya Al Mufadhal ibn Umar, Zurarah ibn ‘Ayyan dan Ammar Al Sabathi. Ketika musa menyatakan dirinya menjadi imam, ia ditangkap atas perintah khalifah Harun Al rasyid dan ditahan di madinah dirumah Isa ibn ja’far, kemudian dibawa ke Baghdad dan ditahan di rumah Sindi ibn Syabik. Menurut cerita orang bahwa Yahya ibn Khlaid Ibn barmah yang membubuhi racun dibuah kurma karena racun itu ia meninngal dalam tahanan. Ia dikuburkan dipemakaman quraisy di Baghdad.
g. Al itsna ‘Asyariyah (Imam Dua Belas) Al Itsna ‘Asy’ariyyah adalah kelompok yang berpendapat bahwa Musa Al Kazhim memang telah meninggal. Kelompok ini juga disebut Al qath’iyyah. Menurut mereka imamah berpindah (dari Musa Al Kazhim) kepada putranya, ‘ Ali Ridha, yang terbunuh di Thus, kemudian Ali Ridha digantikan oleh Muhammad Taqi al jawad, yang meninggal dan dikuburkan di pemakaman Baghdad. Sesudah itu al Jawad digamtikan oleh Hasan Al Askari Az Zaki sebagai imam dan ketika meninggal digantikan oleh Muhammad Qa’im Muntazar atau Muhammad Mahdi Muntazar atau yang biasa disebut Imam Mahdi. Imam Mahdi adalah orang yang menjadi imam ke dua 9 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
belas mereka. Mereka mempercayai adanya al Mahdiyat yang bermakna perihal Al mahdi, Al Raj’at yang bermakna :kedatangan kembali. Mereka percaya bahwa Hasan AlAskar yang lenyap pada masa kemelut pemeberontakan kaum zangi, menurut mereka ia adalah imamMahdi yang akan kembali menjelang kiamat dan membangun kerajaan ilhai,8 Ada perbedaan pendapat tentang Imam kedua belas ini, sehingga memunculkan banyak pendapat diantara mereka sendiri.mereka mengakui imamh Al Hasan juga terpecah-pecah menjadi sebelas kelompok kecil. 4. Al Ghaliyyah (Ekstrem) Al Ghaliyyah adalah golongan ekstrem yang berlebihan dalam menshifati para imam yang akhirnya menghilangkan sifat kemanusiaan imam pada diri imam sendiri. Mereka menempatkan kedudukan imam sama dengan tuhan, bahkan terkadang mereka menyerupakan salah seorang imam dengan tuhan. Dan kadang-kadang mereka samakan dengan Makhluk, mereka sangat berlebihan dan keyakinan ini tumbuh dari madzhab hulul,Inkarnasi,Yahudi, Nasrani. Orang yahudi menyamakan Tuhan dengan manusia, orang Nasrani menyamakan Manusia dengan Tuhan. Ajaran Syi’ah yang ekstrem berkiar pada empat hal : (1) Tasybih,(2) Al Bad’u,(3) Ar Ruj’ah, (4) At Tanasukh (inkarnasi). Syi’ah yang ekstrem ini terdiri dari sebelas kelompok: Petama As Sabaiyyah yang mengikuti ajaran ‘Abdullah ibn Saba’ yang pernah berkata pada Ali “ engkau, engkau yakni engkau adalah Tuhan.”Karena ucapan iniia diasingkan ke Madain. Ia berkata “ Ali tidak meninggal karena pada dirinya terdapat unsur ketuhanan yang tidak mungkin Musnah. Karena itu Ali berada diatas awan : petir sebagai suaranya, kilat sebagai senyumanya dan dia akan turun kembali kembali ke dunia ini pada saat dunia dilanda kejahatan dan ketidak adilan. Kedua, Kelompok Kamiliyyahn keyakinan kelompok ini bersumber pada ajaran kamil yang mengkafirkan semua sahabat yang tidak membaiat Ali ibn Abi tholib. Ia berlebihan dalam memberikan sifat imam yang katanya imamah adalah nur (cahaya) yang berpindah dari seorang ke orang lain, menurutnya perpindahan ini terjadi saat orang itu meninggal. Ketiga, Al Alabiyah, adalah kelompok yang mengikuti ajaran Al alba Ibn Zara’il Dusi. Menurut sebagian penulis sejarah, Al alba berasal dari suku Al Asadi ndia mengagungkan Ali melenihi Nabi Muhammad saw.menurutnya Allah mengutus Muhammad yakni Ali, dan Ali 8
Jouesoef Sou’yb, Op.cit. Hlm48-49
10 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
sendiri adalah Tuhan.dia mencela Nabi Muhammad karena menurutnya, Muhammad diperintahkan untuk mengajaka orang agar beriman kepadda Ali malah justru sebaliknya, Muhammad mengajak orang agar beriman kepada dirinya sendiri, kelompok ini juga disennut dengan kelompok Az zamimah. Keempat, kelompok Al Mughiriyyah adalah kelompok yang menganut ajaran Ak Mughiriyyah ibn said Al Ajali. Menurutnya imamah sesudah Muhammad al Husain adalah Muhammad ibn abdullahibn al Hassan ibn Al hasan , dia mengaku sebagai Nabi yang menghalalkan yang haram, melebihkan Ali dari yang lainya dengan alas an yang tidak masuk akal. Kelompok kelima adalah kelompok Al manshuriyyah yang berasal dari ajaran Abu Manshur Al Ajali
yang pada mulanya menyatakanya dirinya sebagai imam dan ,mengajak orang untuk
membaiatnya. Abd al manshur berpendapat bahwa Ali ibn abi thalib adalah Kusuf (gerhana) yang jatuh dari langit yang dimaksud Allah. Katanya kerasulan tidak akan terputus dan surga adalah nama seseorang yang memerintahkan dan pada waktu itu untuk yang menaatinnya ialah imam. Dan sedangkan untuk neraka sendiri merupakan nama dari yang memerintahkan untuk kita memusuhi imam. Kelompok ke enam, Al khatabiyyah kelompok ini dipelopori olehAbu khottob Muhammad ibn Abi Zaibab al Asadi Al Ajdah dia merupakan bekas budak bani Asad. Pada awalnya dia sangat memuji abu Abdulloh ibn Muhammad ashiddiq menurut ajaran Abu Al khottob para imam juga para nabi adalah tuhan. Dia mengatakan bahwa Ja;far ibn Muhammad adalah Tuhan. Dan ia juga mengatakan bahwa nenek moyangnya terdahulu juga Tuhan. Kelompok ke tujuh, Al kayaliyah, yang mengikuti ajaran Ahmad Ibn kayyal. Dia begitu terkenal sebagai propogandis ahlu al bait. Dia diduga mengaku imam yang tersembunyi ( Mastur). Dalam ajaranya setiap yang ada di ufuk, mempunyai jiwa karenanya ia mengetahui rahasia kedua ala mini. Kelompok ke delapan, Al Hisyamiyyah, yaitu kelompok yang disandarkan kepada dua orang yang bernama Hisyam. Hisyam pertama Hisyam ibn al Hakkam dia menganut aliran Tasybih Hisyam kedua adalah Hisyam ibn salim Al Juwaliki dia berpendapat mirip dengan aliran tasybih. Kelompok ke Sembilan, adalah kelompok an numaniyah dia merupakan kelompok pengikut Muhammad ibn Numan abi Ja’far Al Ahwal, dia dijuluki Syaithon At Thaq dan pengikutnyapun dijuluki Syaithaniyyah. Syaithan At Thaq dan kebanyakan pengikur Ar rafidhah 11 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
berkata sesungguhnya, Allah mengetahui dengan zat Nya bukan Jahil, namun Allah baru mengetahui segala sesuatu setelah diadakan atau diinginkanya. Kelompok ke sepuluh merupakan kelompok Yunusiyah yang mengikuti ajaran Yunus ibn Abdurrahman Al Qumi. Dia merupakan bekas budak keluarga Yaqtin. Menurut dia malaikat yang memikul Arsy dan Allah berada diatas Arsy. Kelompok ke Sebelas, yaitu kelompok An Nushairiyyah san Al ishaqiyah mereka ini termasuk kelompok syiah ekstrim mereka memiliki propagandis yang telah menyebar luaskan ajaranya, dan mempertahankan ajaranya. Tetapi mereka berbeda pendapat mengenai pemakaian nama tuhan untuk para imam dari keluarga ahlu al bait. Dia berkata: penjelmaan rahani kedalam tubuh jasmani suatu hal yang tidak mungkin dipukiri, baik pada sisi kebaikan seperti: penjelmaan malaikat jibril dalam bentuk manusia atau pada sisi kejahatan seperti penjelmaan syaithan menjadi manusia yang mendorong untuk berbuat jahat, penjelmaan jin dalam bentuk manusia yang dapat berbicara dengan bahasanya manusia dan demikian juga Allah menjelma menjadi Manusia. 5. Imamiyah Telah dikemukakan bahwa isma’iliyyah berbeda dengan syi’ah itsna Asy ariyah dan juga berbeda dengan musawiyyah. Dia mengakui imamah ismail ibn Ja’far ialah putra ja’far as shaddiq yang menurut mereka dietetapkan sebgai imam menurut takdir Allah dan menurut mereka ja’far As shaddiq tidak pernah kawin dengan seorang wanita dan tidak pernah pula mengambil jariyah selama ibu ismail hidup, tetapi mereka berbeda pendapat tentang kematian ismail di masa ayahnya masih hidup. Ada yang mengatakan ismail meninggal lebih dahulu, ada yang mengatakan lagi ismail tidak meninggal, tetpi ia dinyatakan meninggal karena taqiyah agar terhindar dari musuh-musuhnya. Menurut mereka menjadi iamam setelah ismail adalah Muhammad ibn ismail yang bilanganya genap tujuh dan bilangan tujuh ini jatuh pada ismail , menurut mereka imam-imam yang berkisar pada angka tujuh itu dikarenakan jumlah hari dalam seminggu tujuh, langit berlapis tujuh, dan planet ada tujuh buah. Menurut pendapat isnmailiyyah siapa yang meninggal tidak meninggal di masanya sama kematianya seperti kematian orang jahiliyyah. Dan Ismailiyyah nama yang masyhur adalah al Bathiniyyah dan gelar ini diberikan sesuai dengan ajaran yang mengatakan setiap sesuatu ada lahir dan batinya dan setiap ayat ada takwilnya.
12 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -
KESIMPULAN Syi’ah dikelompokkan ke dalam lima golongan besar : 1. Al Kisaniyyah, yang didalamnya memiliki sekte-sekte yakni al Mukhtariyyah, Al Hasyimiyyah, Al Bayaniyyah, dan Al Rizamiyyah. 2. Az Zaydiyyah, yang didalamnya memiliki sekte-sekte yakni al jarudiyyah, as Sulaimaniyah dan Ashalihiyyah serta Al Bathriyyah. 3. Al Imamiyyah, yang didalamnya memiliki sekte sekte yakni al baqiriyyah dan al ja;fariyyah, Al waqifah, annawusiyyah, Al afthahiyyah, asy syumaithiyyah, Al Isma;iliyyah al waqifah,dan Al Musawiyyah dan al Mufadhaiyah,dan Al itsna Asy ariyah 4. Al Ghaliyah memiliki sekte-sekte seperti As sabaiyah, Al kamiliyyah, Al Alabiyyah, Al Mughiriyyah, Al Manshuriyyah, Al khathabiyyah,
Al kayaliyah, Al hisyamiyyah, An
nu;maniyyyah, Yunusiyyah, An Nusyairiyyah dan Al ishaqiyyah. 5. Isma’iliyyah.
13 |I l m u T a u h i d - s y i a h d a n a j a r a n y a -