PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan internet untuk mencari informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan mesin pencari atau yang biasa dikenal sebagai search engine. Dengan memasukkan sebuah kata atau frase pada search engine, semua halaman situs web yang mengandung kata tersebut akan ditampilkan dan diranking berdasarkan tingkat relevansinya. Hasil survei tahun 2006 oleh AOL dan Henley Centre, sebuah perusahaan penelitian di Inggris, menemukan fakta bahwa 73 persen responden menyatakan bahwa search engine sebagai sumber informasi terpenting ketika mencari sebuah produk atau jasa – sebuah persentase yang lebih tinggi daripada media televisi dan media cetak. Sedangkan menurut survei tahun 2007 oleh sebuah perusahaan data internet comScore menemukan bahwa 60 persen konsumen menggunakan internet sebagai alat bantu pertama untuk mencari bisnis lokal dan 60 persen dari jumlah tersebut melakukan pembelian (Grappone & Couzin 2008). Dengan menempati peringkat teratas pada search engine akan memberikan keuntungan bagi pemilik website dari trafik yang didapatnya terkait nilai Return on Invesment (RoI). Hal ini memicu terjadinya persaingan. Tingkat persaingan tergantung pada seberapa populer suatu kata kunci (keywords) pada pencarian di search engine. Semakin banyak pengguna yang mencari kata kunci tertentu maka semakin tinggi tingkat kompetisi antar website untuk bisa meraih ranking satu atau minimal halaman pertama. Untuk mencapai hal tersebut, sebuah halaman website harus teroptimasi dengan baik pada kata kunci yang dipilih. Metode untuk optimasi halaman website ini dikenal sebagai Search Engine Optimization (SEO). Metode ini digunakan untuk mengoptimasi halaman situs web agar mudah dikenali oleh search engine dan memperoleh ranking teratas dari hasil pencarian untuk kata kunci yang ditargetkan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh iProspect, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang search engine marketing, pada tahun 2006 jumlah pengguna search engine yang melakukan klik pada halaman pertama hasil pencarian mencapai 62 persen dan sebanyak 90 persen melakukan klik pada tiga halaman pertama. Ini menunjukkan bahwa meraih ranking pada halaman pertama penting
untuk meningkatkan trafik pengunjung situs web (Malaga 2007). Tujuan Penelitian ini bertujuan mempelajari dan mengimplementasikan metode Search Engine Optimization (SEO) pada halaman website untuk menaikkan jumlah pengunjung situs web (web traffic). Ruang Lingkup Batasan-batasan adalah: 1 2
pada
penelitian
ini
Penerapan difokuskan pada search engine Google.co.id. Metode yang digunakan akan diterapkan pada situs web infobeasiswa.org.
TINJAUAN PUSTAKA Internet Internet merupakan jaringan global yang terdiri dari orang, komputer dan informasi elektronik yang terhubung di seluruh dunia oleh protokol umum untuk berkomunikasi satu sama lain (Max & Stickle 1997). Diperkirakan bahwa internet terdiri dari jutaan webserver, mengandung miliaran halaman web yang dilihat oleh jutaan pengguna internet di seluruh dunia. Mengingat tingkat di mana website diciptakan dan atau dihilangkan, hampir mustahil untuk tahu persis di mana untuk menemukan informasi tertentu. Namun, search engine menawarkan bantuan dalam membantu pengguna untuk menemukan informasi yang relevan (Machill et al. 2003 dalam Visser et al. 2006). World Wide Web World Wide Web (WWW) adalah tempat penyimpanan hypertext terbesar dan terluas. Dokumen hypertext tersebut mengandung teks yang didalamnya terdapat hyperlink menuju dokumen lain untuk didistribusikan melalui web. Saat ini terdapat jutaan dokumen web yang dibuat oleh jutaan orang yang terhubung dalam jaringan komputer yang luas melalui kabel telepon, fiber optik, dan modem radio (Chakrabarti 2003). World Wide Web merupakan aplikasi yang dijalankan di internet dan merupakan salah satu yang paling populer dari semua aplikasi internet. WWW pertama kali dikembangkan dengan tujuan pertukaran dokumen antar peneliti dan ahli ilmu
2
pengetahuan yang secara fisik berlokasi di tempat yang berbeda (Godbole et al. 2003). HTML HyperText Markup Language (HTML) adalah bahasa spesial yang dibuat untuk halaman web. File yang dibuat menggunakan HTML pada dasarnya hanya mengandung teks saja. Pada saat ini HTML memungkinkan gambar, suara, dan video. Spesifikasi baru membuat HTML lebih menarik dan interaktif. Ini terutama untuk penambahan multimedia ke dalam halaman web (Godbole et al. 2003). Search Engine Search engine adalah sebuah database dari halaman web (disebut index); sebuah metode untuk menemukan halaman-halaman web dan mengindeksnya; dan merupakan cara untuk mencari database tersebut. Search engine menggunakan robot (biasa disebut sebagai spider) yang akan menelusuri setiap hyperlink untuk menemukan halaman web baru kemudian diindeks dan disimpan dalam database (Malaga 2007). Search engine adalah alat pencarian utama yang digunakan untuk temu kembali informasi di internet (Spink & Xu 2000 dalam Kritzinger & Weideman 2009). Search engine saat ini dikelompokkan ke dalam dua jenis sumber yang berbeda yaitu 'spider-based' atau 'crawler-based' search engine (dikenal sebagai search engine) dan 'human-based' search engine (dikenal sebagai web directory) (Chambers 2005). Saat ini terdapat beberapa perusahaan search engine yang menyediakan layanan pencarian dokumen di internet, diantaranya adalah Google, Yahoo!, dan MSN (sekarang Bing). Gambar 1 menunjukkan data survei comScrore pada tahun 2009 dimana Google merupakan search engine yang paling banyak digunakan untuk aktivitas penelusuran kata kunci di internet (Kritzinger & Weideman 2009).
Gambar 1 Pangsa pasar search engine.
PageRank Search engine Google memiliki dua fitur penting yang membantunya memberikan hasil perankingan dengan presisi tinggi. Pertama, memanfaatkan struktur link untuk menghitung peringkat kualitas setiap halaman web. Peringkat ini disebut PageRank. Kedua, Google menggunakan link untuk meningkatkan hasil pencarian (Brin & Page 1998). PageRank adalah metode Google untuk mengukur seberapa penting suatu halaman web. Ketika semua faktor-faktor lain seperti Judul dan kata kunci diperhitungkan, Google menggunakan PageRank untuk menyesuaikan hasil sehingga situs web yang dianggap lebih "penting" akan muncul di halaman hasil pencarian yang sesuai (Riding & Shishigin 2002). Algoritme Google PageRank membantu peringkat situs web sesuai dengan jumlah inlinks dan kualitas link tersebut. Pada umumnya, semakin tinggi nilai PageRank suatu situs web, semakin tinggi juga peringkatnya pada search engine. Brin & Page (1998) mendefinisikan PageRank sebagai berikut: Misalkan halaman A mempunyai T1 ...Tn halaman-halaman yang memberi link. Parameter d ditetapkan sebagai faktor damping yang diberi nilai antara 0-1. Biasanya d diberi nilai 0.85. Jika C(A) dinyatakan sebagai jumlah link keluar dari halaman A, maka PageRank halaman A dapat didefinisikan dengan persamaan: PR (T1 ) PR(Tn ) PR( A) = (1 − d ) + d + ... + C (Tn ) C (T1 )
Toolbar Google PageRank menyediakan fitur tampilan "sebuah indikasi PageRank" untuk halaman web yang dikunjungi. Skor PageRank pada Google toolbar adalah nilai integer dari 0 (terendah) hingga 10 (tertinggi). Nilai PageRank suatu website dapat meningkat jika terdapat website lain dengan PageRank tinggi memberi link ke website tersebut (Google Toolbar 2010). Nilai PageRank yang tinggi untuk halaman web tidak menjamin bahwa halaman web tersebut muncul dengan ranking tinggi dalam daftar hasil pencarian. Para ahli dalam bidang search engine optimization menekankan bahwa faktor-faktor “On-page”, seperti penempatan dan frekuensi kata-kata penting, harus dipertimbangkan ketika mengembangkan halaman web yang baik. (Riding & Shishigin 2002).
3
Indexing Sebagai pusat kalatog, web menawarkan berbagai alat pencarian, masing-masing dengan basis datanya, kemampuan mencari dan metode menampilkan hasil. Alih-alih memperbaiki masalah dengan mudah menemukan informasi yang relevan, hal ini justru menyebabkan pengguna bingung dan frustrasi (Visser et al. 2006). Search engine bekerja dengan menggunakan sebuah komponen utama yaitu crawler atau robot atau spider yang bertugas mengunjungi situs-situs web dan mengindeksnya dengan cara yang telah ditetapkan. Aktivitas ini biasa disebut dengan crawling atau spidering (Grappone & Couzin 2008). Indeks tersebut diperbarui secara berkala baik dengan editor manusia atau oleh crawler. Keduanya, baik manusia dan crawler hanya mengumpulkan informasi dari situssitus baru dengan mengunjungi situs sebanyak mungkin, dan kemudian membangun informasi tersebut ke dalam indeks (Weideman 2005 dalam Visser et al. 2006). Website Visibility Website visibility didefinisikan sebagai kemudahan search engine crawler dalam menemukan dan mengindeks halaman tertentu pada web. Sebuah halaman web dengan visibilitas yang rendah akan menjadi sulit untuk ditemukan, dan sekali ditemukan, tidak akan mudah bagi crawler dalam mengindeks teks pada halaman web. Website visibility dianggap sebagai bagian penting untuk tercapainya misi suatu situs web (Weideman 2007). Isi yang berkualitas, penggunaan meta tags, dan menghindari penggunaan frame, flash, dan grafis yang tidak berlebihan merupakan elemen-elemen penting untuk meningkatkan website visibility (Weideman 2007). Tabel 1 menunjukkan 10 elemenelemen yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan website visibility yang dimodelkan oleh Chambers (2005).
Tabel 1 Model Chambers No.
1 2 3 4 5
Leading Visbility Elements Inclusion of meta-tags Hypertext / Anchor text No Flash or fewer than 50% of content No Visible Link Spamming Prominent Link
Rank
1,5 2 3 4 4,5
Popularity No Frames Prominent Domain Names Prominent Headings No Banner Advertising Prominent HTML Naming conventions
6 7 8 9 10
5 7 7 8 10
Kolom “Rank” pada tabel 1 menunjukkan nilai penting setiap elemen. Nilai yang lebih rendah mempunyai arti penting yang lebih tinggi (lower figure = higher rank). Visser (2007) mengembangkan model Chambers dengan memberi klasifikasi pada elemen-elemen website visibility menjadi empat kategori yaitu elemen yang wajib disertakan (“Essentials”), boleh ditambahkan (“Extras”), sebaiknya dihindari (“Cautions”) dan harus dihindari (“Dangers”). Gambar 2 menunjukkan model Visser untuk website visibility. Website Visibility
Essentials
Extras
Cautions
Dangers
Website Content
Keywords Placement Proximity Frequency
Domain names HTML naming conventions
Flash
Link spam
Images
Metatags
JavaScript
Hypertext/ anchor text
Videos
Link popularity
Spamming
Frame
Text spam
AVOID
Headings IMPLEMENT
Gambar 2 Model Visser. Visser et al. (2006) mendefinisikan beberapa faktor atau elemen yang mempengaruhi website visibility antara lain: • Keywords Terdapat tiga aspek penting untuk dipertimbangkan mengenai kata kunci (keywords) dan isi dari sebuah halaman web. Pertama adalah penempatan kata kunci (keyword placement), dimana halaman web harus mencakup kata kunci dalam judul utama dan area lainnya. Kata kunci harus terkonsentrasi ke arah atas dan disebarkan ke bagian bawah sebuah halaman web. Kedua, kedekatan kata
4
•
•
•
•
kunci (keyword proximity) yang didefinisikan sebagai seberapa dekat kata kunci satu sama lain pada halaman web. Ketiga adalah frekuensi kata kunci (keyword frequency), di mana kata kunci lebih sering ditampilkan dalam halaman web, sehingga search engine mungkin mempertimbangkan bahwa halaman web relevan dengan kata kunci tersebut. Namun, penggunaan kata kunci terlalu banyak bisa mengakibatkan hukuman (banning) dari search engine dengan tidak merankingnya sama sekali (Chambers 2005). Title tags Title tags harus mengandung kata kunci dan mendeskripsikan konten sebagai bagian dari halaman web. Hal ini bisa membantu meningkatkan ranking website pada search engine. Jumlah karakter yang disarankan pada sebuah title tags sebaiknya tidak melebihi 80 karakter (George 2005 dalam Visser et al. 2006). Meta-description tag Google (2008) dalam panduannya tentang Search Engine Optimization menyatakan bahwa meta description penting karena mungkin akan digunakan sebagai snippet untuk halaman web. Snippet muncul di bawah judul dan di atas URL pada hasil pencarian. Thurow (2003) berpendapat bahwa meta description halaman web dapat membantu untuk menjadi lebih terlihat relevan dengan kata kunci. Ia juga menyarankan bahwa kata kunci tidak boleh diulang dan kalimat atau frase seharusnya tidak lebih dari 250 karakter secara total. Meta-header tag Search engine menganggap header tag sangat penting sebagai penjelasan topik suatu halaman. Dalam HTML ada enam ukuran header yang berbeda, H1 menjadi ukuran terbesar dan H6 menjadi yang terkecil. H1 sangat menonjol pada halaman Web dan umumnya berisi informasi deskriptif tentang halaman web. Oleh karena itu search engine memberikan bobot nilai yang besar dan penekanan pada kata-kata yang digunakan di H1. Links Anchor teks sering disebut sebagai hypertext link atau link, yang biasanya terdiri dari kata-kata yang digarisbawahi oleh web browser, yang menyediakan akses ke halaman web lain. Pengembang web harus menciptakan link yang
menyertakan kata kunci bertarget yang menggambarkan tujuan (George 2005 dalam Visser et al. 2006). Hal ini tidak hanya membantu membaca navigasi, tetapi juga meningkatkan kerapatan kata kunci (keyword density), yang pada gilirannya akan meningkatkan visibilitas situs (Thurow 2003). Ada dua jenis link: internal dan external. Internal link menghubungkan satu halaman web dengan halaman lainnya dalam domain yang sama. Situs-situs Web berkualitas tinggi yang mengandung link internal dikombinasikan dengan konten yang baik secara radikal dapat meningkatkan ranking halaman web tersebut di halaman hasil mesin pencari. External link menghubungkan satu situs web dengan web lain. Jika website A mengandung external link ke website B, maka website B mendapatkan inbound link atau backlink atau inlink dari website A. Link seperti ini disukai oleh search engine sebagai parameter dari kualitas dan kepercayaan terhadap konten sebuah website. Konsep ini dikenal dengan nama link popularity. Jika terdapat 25 link yang mengarah ke suatu website secara signifikan, maka dapat meningkatkan Search Engine Ranking Positions (SERPs) website tersebut. 25 link ini harus mempunyai kualitas yang tinggi, link dari 25 website yang biasa-biasa saja (mediocre websites) tidak akan berpengaruh banyak pada SERPs (Thurow 2003). Search Engine Optimization (SEO) Meningkatkan visibilitas situs web (website visibility) adalah suatu aspek utama yang membuat situs web menempati peringkat tinggi di search engine. Proses peningkatan visibilitas situs web disebut sebagai Search Engine Optimization (SEO), yaitu sebuah proses dengan melakukan desain atau modifikasi website untuk meningkatkan peringkat pada halaman hasil pencarian di search engine. Proses ini mencakup manipulasi lusinan atau bahkan ratusan elemen pada situs web. Beberapa elemen yang digunakan oleh search engine untuk menentukan perankingan hasil pencarian, namun tidak terbatas pada umur situs web, adalah seberapa sering konten baru yang ditambahkan, perbandingan kata kunci yang digunakan dengan banyaknya kata dalam konten (keyword density), dan kualitas dari jumlah eksternal website yang memberi link
5
pada situs web (Sullivan 2003 dalam Malaga 2007). Dilihat dari cara dan etika yang digunakan, ada beberapa teknik SEO untuk meningkatkan visibilitas dan ranking sebuah website pada search engine, antara lain White Hat Methods dan Black Hat Methods. Teknik White Hat mengacu pada cara-cara yang etis dan mengikuti aturan main yang ditetapkan oleh search engine. Teknik Black Hat merupakan cara yang tidak etis dengan tujuan memanipulasi search engine. Yang termasuk teknik ini antara lain search engine spamming, bait switching, tiny text and doorway pages. Penerapan teknik Black Hat dapat mengakibatkan banning website dari search engine (Weideman 2007). Malaga (2007) mendefinisikan SEO ke dalam tiga tahap pendekatan yaitu indexing, on-page optimization, dan backlinks. Indexing merupakan proses untuk membuat sebuah situs ditambahkan dalam search engine. Onpage optimization mencakup elemen-elemen dari website visibility yang bisa dimanipulasi langsung oleh pengembang website seperti penggunaan meta tags, title, dan keywords di dalam konten. Selain keduanya, backlinks atau inbound links atau link popularity merupakan salah satu faktor paling penting yang digunakan oleh search engine untuk menentukan perankingan. Backlinks menjadi aktor utama dalam indexing dimana search engine spiders akan mengikuti link untuk menemukan halaman website baru. Malaga (2007) menyimpulkan conceptual framework dalam SEO untuk mendatangkan trafik seperti disajikan pada Gambar 3. Sedangkan pada Gambar 4 ditunjukkan bahwa jumlah inlinks atau backlinks menjadi faktor terpenting dalam SEO untuk memperoleh ranking tertinggi pada search engine (Kritzinger & Weideman 2009).
Gambar 3 Conceptual Framework.
Gambar 4 The Weideman model: relative magnitude of positive elements’ scores. Web Traffic Web traffic adalah jumlah data yang dikirim dan diterima oleh pengunjung situs web. Dengan kata lain web traffic merupakan ukuran banyaknya pengunjung situs web (Zao & Xu 2007). Pengukuran trafik suatu web (web analytics) melibatkan analisis file log yang dihasilkan oleh server HTTP di lingkungan server web. Web log akan mencatat setiap trafik yang datang dari berbagai sumber baik dari search engine, direct traffic, dan referrer (Dominic et al. 2001).
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini akan dilakukan tiga tahapan SEO (indexing, on-page optimization, dan backlinks) dengan menggunakan metode Action Research Cycle (ARC). Action Research dikenal dengan banyak nama lain, termasuk penelitian partisipatif, penyelidikan kolaboratif, penelitian emansipatoris, dan tindakan belajar. Secara sederhana, Action Research adalah "learning by doing" sekelompok orang yang mengidentifikasi suatu masalah dan melakukan tindakan hingga mencapai hasil yang diharapkan (O’Brien, 1998). Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa lima tahapan dalam Action Research Cycle (Susman & Evered 1978), yaitu Diagnosa (Diagnosing), Perencanaan Tindakan (Action Planning), Pengambilan Tindakan (Taking Action), Evaluasi (Evaluating), dan Pembelajaran (Specifying