PENDAHULUAN
Latar Belakang Tanah Ultisol tersebar di berbagai daerah di Indonesia, d a n d i p e r k i r a k a n me n d u d u k i h a mpi r 3 0 % d a r i s e l u r u h d a t a r a n d i Indonesia(Darmawi jaya, 1992). Tanah Ultisol memiliki sifat fisik dan kimia yang kurang balk, dimana KTK, KB, bahan organik tanah, stabilitas agregat tanah, kandungan unsur hara N, P, dan K, pH tanah yang rendah, kejenuhan Al tinggi, rentensi P tinggi (Hardjowigeno, 1993, Sanchez dan Salinaz, 1891). Disamping itu, kepekaon terhadap erosi juga besar karena stabilitas agregat tanah yang buruk. Kesuburan tanah yang rendah tersebut salah satu penyebabnya adalahkarena intensifikasi
pertanian
kits
telah
berjalan
puluhan
tahun
lamanyadengan penggunaan agrochemical yang berlebihan dan tidak terkontrol seperti pupuk buatan, pestisida dan ZPT (Rusman, 2001). Dengan meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia sintetis, maka polusi tanah dan lingkungan serta bahaya kontaminasi produk-produk pertanian menjadi persoalan besar. Selanjutnya peluang untuk tercemarnya air tanah sangat tinggi dan terjadi kehilangan hara melalui air perkolasi. Untuk itu diperlukan usaha-usaha untuk mencegah degradasi tanah yang cepat sehubungan dengan pertanian masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Greenland (1984) dalam rusman (1993), mengatakan bahwa tanah-tanah yang mempunyai liat dengan aktivitas rendah dicirikan oleh kapasitas daya pegang air yang rendah. baya pegang air di daerah pertanian selalu rendah yaitu antara 2 sampai 5 cm dari cadangan air tersedia, dimana Ultisol tersebut tergolong pads tanah denga n kandungan liat yang aktifitas rendah. Akibatnya 7 sampai 10 hari tidak ada hujan selama periode pertumbuhan, tanaman akan mengalami kekeringan bahkan untuk tanaman jagung 3 sampai 4 hari tidak ada hujan, tanaman jagung telah mengalami sekaman air. Ultisol termasuk ke dalam golongan tanah yang mempunyai daya pegang air yang rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan bahan organik Ultisol tergolong rendah sampaisangat rendah. 5edangkan bahan organik ini penting dalam memperbaiki kesubuhan fisik tanah Ultisol. Menurut Bohn (1985), bahan organik mempunyai kemampuan menyerap air 80-90% dari berat totalnya. Penambahan bahan organik ke dalam tanah terutama pads tanah yang mempunyai kadar liat yang tinggi dapat memperbaiki struktur tanah yang menjadi lebih lemah, distribusi ruang pori menjacli lebih merata dan kapasitas memegang air meningkat. Disamping itu, pemakaian pupuk clan pestisida yang tinggi pada sistim pertanian konvensional, telah menibulkan dampak negatif terhadap kesehatan lingkungan tanah pertanian. Sehubungan dengan ha) itu pula dicobakan tehnologi yang ramah lingkungan, seperti pemakaian Zeolit. Selanjutnya dinyatakan oleh Rusman (1993), bahwa pada dekade terakhir ini perlu dilakukan suatu bentuk tehnologi alternatif untuk produksi pertanian yang lebih produktif lagi yang mampu melestarikan lingkungan dari ancaman kerusakan karena pemakaian tehnologi itu sendiri. Bentuk tehnologi alternatif itu harus mempunyai ciri-ciri lebih produktif dari tehnologi sebelumnya, mampu menjaga kelestarian alam dan lingkungan dan hanya
Universitas Sumatera Utara
memerlukan masukan rendah (low input), seperti pemakaian zeolit. Pemupukan merupakan alternatif yang umum dilakukan u n t u k meningkatkan kwalitas lahan yang selanjutnya meningkatkan produksi tanaman. Pemanfaatan zeolit dalam sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk konvensional clan efisiensi pemanfaatan sumber air serta meningkatkan produksi pertanian baik kwalitas maupun kwantitasnya. Kebutuhan jagung di Indonesia setiap tahunnya meningkat, clan merupakan salah sate sumber bahan makanan bagi rakyat Indonesia. Saat ini kebutuhan jagung belum terpenuhi karena masih rendahnya produksi dari hasil-hasil pertanian. Sejalan dengan peningkatan populasi penduduk yang diikuti dengan peningkatan kebutuhan jagung, maka perluasan areal pertanian juga meningkat. Karena lahan-lahan subur semakin berkurang maka penambahan areal pertanian terpaksa diarahkan kepada pemanfaatan lahan-lahan yang miskin hara, seperti Ultisol. bengan demikian perlu diusahakan perbaikan-perbaikan kesuburan dari tanahnya yaitu dengan pemakaian zeolit dan kompos yang dapat sekaligus memperbaiki sifat fisik dari tanah, dimana agregat tanah menjadi stabil, tats udara dan air tanah menjadi balk, serta unsur-unsur hara akan menjadi tersedia bagi tanaman. Hasil penelitian Rusman (1993) menunjukkan bahwa pemberian mineral zeolit dan limbah bahan organik pads Ultisol Lubuk Mintarum dapat meningkatkan pH tanah, basa-basa tersedia, KTK dan P t e r s e d i a , d a n mempengaruhi beberapa sifat fisik tanah. Hasil penelitian Tampubolon (2002), juga menunjukkan bahwa pemberian zeolit pads tanah Typic Paleudult, dapat menurunkan kadar Al-dd tanah secara nyata, sehingga diharapkan nantinya serapan P akan meningkat oleh tanaman.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas perlu dilakukan penelitian untuk mempelajari sejauh mans sistem masukan rendah (low input) melalui pemanfaatan zeolit dan kompos dapat memperbaiki beberapa sifat fisik tanah Typic Paleudult dan serapan P tanaman.
Peranan bahan organik dalam memperbaiki sifat fisik tanah di antaranya
1) Merangsang granulasi tanah 2) Menurunkan plastisitas tanah don kohesi tanah don 3) Meningkatkan kemampuan menahan air (Suhardjo, Soepartini dan Kurnia, 1993). Terhadap sifat kimia, peranannya antara lain 1) Meningkatkan kapasitas tukar kation. 2) Sebagai penyedia hara N, P don 5 Berta berbagai kation lain (Buckman Bardy, 1980). Di samping itu bahan organik (kompos) jugs meningkatkan efisiensi pemupukan NPK. M e n u r u t S t e v e n s o n ( 1 9 8 2 ) , k e l a r u t a n P a n o r g a n i k d e n g a n penambahan bahan organik dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 ) Pembebasan P dari Ca - P, Fe - P dan Al - P melalui reaksi asam organik khelat organik lainnya, dengan mekanisme reaksi sebagai berikut : CaX 2 .3Ca(PO 4 ) 2 + Khelat (X = OH atau F) 2)
PO 4 2 - + kompleks Larut Ca – khelat
Humat menyelimuti sesquioksida dan menyangga pengikatan P oleh tanah.
Universitas Sumatera Utara
3)
Pembentukan asam karbonat dari gas
C O2
hasil dekomposisi dan air
yang melarutkan Ca dan Mg-fosfat. 4)
Membentuk P - Humat. di samping itu hasil dekomposisi kompos berupa asam fulfat dan asam humat
berkemampuan pula untuk menekan aktivitas oksida dan hidroksida Fe dan Al dalam menjerep fosfat dari dalam tanah. Proses ini mengurangi tingkat jerapan dan mempertahankan fosfat tetap berada dalam larutan tanah dalam benluk tersedia (Uehara dan Gillman, 1981; Bumaya dan Naylor, 1988).
Perumusan Masalah Tanah Typic Paleudult memiliki tingkat kesuburan fisik yang rendah terutama rendahnya stabilitas agregat tanah sehingga erodibilitasnya tinggi, daya memegang air yang rendah, sehingga tanaman menjadi kekurangan air. bisamping itu kejenuhan Al tinggi, sehingga ketersediaan P menjadi rendah, mempunyai koloid list yang pasif dan kecil sekali peranannya dalam pertukaran ion, karena koloidnya hampir tidak memiliki muatan negatif, (Adiwiganda, 1991). Dengan demikian perlu pemanfaatan Zeolit dan Kompos dalam perbaikan sifat-sifat tanah tersebut, karena diketahui bahwa beberapa sifat Zeolit dan kompos adalah sebagai penambah muatan negatif, daya serap air yang tinggi, mempunyai KTK yang tinggi dan lugs permukaan yang tinggi. Disamping itu dapat menambah beberapa unsur hara, shingga dapat diharapkan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber air, jugs dapat meningkatkan mutu dan kwalitas hasil, sekaligus dapat mengurangi polusi tanah dan lingkungan. Juga Zeolit dan Kompos dapat memantapkan agregat, sehingga dapat meningkatkan daya pegang air oleh tanah. Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mempelajari pengaruh Zeolit terhadap beberapa sifat fisik tanah don serapan P tanaman jagung pads tanah Typic Paleudult. 2. Untuk mempelajari pengaruh Kompos terhadap beberapa sifat fisik tanah don serapan P tanaman jagung pada tanah Typic Paleudult. 3. Untuk memepelajari interoksi Zeolit don Kompos terhadap beberapa sifat fisik tanah dan serapan P tanaman jagung pada Typic Paleudult. Kerangka Konseptual Peningkatan produk tana ma n di Indonesia dihadapkan pada beberapa kendala, kareno sebagian besar lahan kering yang menjadi sasaran perluasan areal tanaman terdiri dari lahan marginal yang kurang subur don bereaksi masam. Salah satu ordo tanah yang mendominasai lahan kering bereaksi masam adalah Ultisol (Soil Survey Staff, 1996) dengan kesubururan kima yang rendah, don kesuburan fisik yang juga tergolong rendah. Kompos merupakan senyawa organik yang telah mengalami proses dekomposisi mikroorganisme sehingga mengalami perubahan nisbah C/N yang mendekati nisbah C/N tanah. Kompos tidak saja mengandung nutrisi, namun juga mengandung senyawa organik yang berguna bagiperbaikan struktur tanah terutama pads kondisi tanah tropis (Gumbira, 1996). Kompos juga dapat meningkatkan kapasitas menyimpan air yang balk dari tonah. Sedangkan zeolit, disamping dapat memperbaiki sifat kimia tanah, juga dapat meningkatkan agregasi tanah sehingga tanah menjadi stabil. Bertitik tolak dari pemikiran diatas diperkirakan bahwa bahon-bahan Zeolit don Kompos dapat memperbaiki beberapa sifat fisik tanah Typic Paleudult, yang ramah lingkungan Hipotesis Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1. Pemberian Zeolit dapat memeperbaiki sifat fisik tonah Typic Paleudult don meningkatkan serapan P tanaman jagung. 2. Pemberian Kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah Typic Paleudult don meningkatkan serapan P tanaman jagung. 3. Interoksi Zeolit don Kompos dapat memperbaiki sifat fisik tanah Typic Paleudult don meningkatkan serapan P tanaman jagung.
Kegunaan Penelitian 1. Penelitian ini untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pads Program Ilmu Tanah Pasca sarjana USU medan. 2. Sebagai upaya dasar yang dapat diuji lebih lanjut pads percobaanpercobaan lapangan untuk meningkatkan produktivitas tanah Typic Paleudult.
Universitas Sumatera Utara