BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Fenomena efek day of the week adalah salah satu dari jenis anomali
kalender yang merupakan bukti bertentangan dengan hipotesis pasar yang efisien. Hasil temuan yang dipelopori oleh Cross (1973) dan French (1980) menunjukkan adanya pola imbal hasil tertentu pada pergerakan indeks harga saham berdasarkan hari perdagangan. Temuan anomali pasar adalah bukti yang bertentangan dengan hipotesis pasar efisien bentuk lemah (Copeland, 2005). Dengan asumsi bahwa harga mencerminkan secara segera seluruh informasi masa lalu yang relevan, maka seharusnya tidak terdapat pola imbal hasil tertentu dan semestinya pola imbal hasil sulit diprediksi oleh investor. Namun, hasil temuan beberapa peneliti tidak konsisten dengan argumen tersebut. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fenomena day of the week. Fenomena tersebut terjadi ketika rata-rata imbal hasil tidak sama untuk setiap hari perdagangan dan diikuti pola yang persisten. Penelitian mengenai day of the week di bursa Amerika secara umum menunjukkan adanya pola imbal hasil signifikan pada hari Senin (Cross, 1973; French, 1980; Gibbons dan Hess, 1981; Keim dan Stambaugh, 1984; Lakonishok & Maberly, 1990; Rogalski, 1984) yang disebut sebagai Monday effect. Studistudi tersebut juga menemukan adanya imbal hasil positif pada hari Jumat dan disebut sebagai Weekend effect. Studi yang dilakukan oleh Jaffe dan Westerfield (1985) di beberapa negara, yaitu Amerika, Kanada, Inggris, Australia, dan Jepang memberikan 1
kesimpulan yang berbeda. Rata-rata imbal hasil terendah di Australia dan Jepang justru terjadi pada hari Selasa. Hal ini berbeda dengan hasil temuan sebelumnya di pasar modal Amerika yang umumnya imbal hasil terendah terjadi pada hari Senin. Studi di pasar modal Eropa menemukan pola yang sangat beragam (Alexakis dan Xanthakis, 1995; Berument dan Kiymaz, 2003; Jaffe dan Westerfield, 1985a, 1985b). Di Indonesia, studi yang mengamati efek day of the week telah banyak dilakukan. Studi yang dilakukan oleh Tandelilin dan Algifari (1999) menyimpulkan bahwa tidak terdapat imbal hasil negatif pada hari Senin secara signifikan. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan Cahyaningdyah (2005) yang justru menemukan adanya Monday effect
di pasar modal Indonesia.
Penemuan Monday effect ini juga didukung oleh studi yang dilakukan oleh Sumiyana (2007 dan 2008) dengan menggunakan data intraharian. Studi-studi yang sudah dilakukan di Indonesia belum ada yang berhasil mengungkapkan penyebab terjadinya kecenderungan imbal hasil negatif pada hari Senin maupun imbal hasil postif pada hari Jumat. Argumen French dan Roll (1986) menyatakan bahwa terdapat variansi imbal hasil lebih besar pada hari perdagangan yang diikuti hari libur bursa daripada hari lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, Campbell dan Hentschel (1992) berargumen bahwa peningkatan volatilitas pasar modal akan meningkatkan tingkat imbal hasil yang diharapkan dan membuat harga sekuritas menjadi lebih rendah. Peningkatan volatilitas imbal hasil akan mengakibatkan naiknya tingkat risiko yang dipandang investor sebagai peningkatan ukuran risiko dari suatu aset.
2
Beberapa studi lain kemudian mengamati hubungan pola imbal hasil dan volatilitasnya dengan efek day of the week. Studi yang dilakukan oleh Berument dan Kiymaz (2001), disamping menginvestigasi efek day of the week pada imbal hasil S&P500 antara 1973 dan 1977, juga menganalisis pola volatilitas imbal hasil dengan menggunakan model modifikasi dari GARCH (Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity). Studinya menemukan bahwa rata-rata volatilitas imbal hasil bernilai positif terjadi pada hari Rabu dan negatif pada hari Senin. Berument dan Kiymaz (2003) menggunakan model yang sama untuk menguji pola efek day of the week pada 5 negara untuk mendapatkan bukti yang lebih luas. Hasil penelitian mereka menunjukkan hasil yang bervariasi tiap negara. Namun, secara umum imbal hasil terendah masih terjadi pada hari Senin dan tertinggi pada hari Jumat. Penelitan tersebut juga berhasil membuktikan adanya efek day of the week pada volatilitas imbal hasil. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa pada hari Jumat volatilitas imbal hasil secara statistik lebih tinggi dibandingkan pada hari-hari lainnya. Studi-studi tersebut berargumen bahwa variansi imbal hasil pada pasar saham berubah antar waktu (time varying) dan conditional heteroscedasticty. Penelitian mengenai fenomena day of the week dengan menggunakan metode model ARCH (Autoregressive Conditional Heteroskedasticity) dan modifikasinya sudah dilakukan di negara maju maupun negara berkembang. Namun, saat ini hasil temuan dengan konteks Indonesia (Cahyaningdyah, 2005; Sumiyana, 2007 dan 2008; Tandelilin dan Algifari, 1999) masih memberikan kesimpulan yang beragam. Sampel yang digunakan dalam penelitan sebelumnya hanya terdiri dari beberapa emiten dengan kriteria tertentu sehingga tidak
3
mencerminkan keseluruhan keadaan pasar. Selain itu, metode pengujian yang digunakan masih menggunakan metode kuadrat terkecil (OLS) yang tidak bisa menangkap perubahan variansi data imbal hasil yang berbeda antar waktu. Studistudi tersebut juga masih menggunakan periode pengamatan yang masih relatif pendek dan lemah pada pendekatan metodologi. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab kekurangan tersebut dengan menguji kembali model yang digunakan oleh Berument dan Kiymaz (2001) serta membandingkan dengan temuan studi sebelumnya yang terkait. 1.2.
RUMUSAN MASALAH Permasalahan utama yang akan diteliti adalah adanya pola imbal hasil dan
variansinya akibat pengaruh hari perdagangan. Dengan memperhatikan pola imbal hasil dan variansi indeks, maka rumusan masalah disusun dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap volatilitas imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia? 1.3.
TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh hari perdagangan terhadap imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia.
4
2. Menguji pengaruh hari perdagangan terhadap volatilitas imbal hasil indeks di Bursa Efek Indonesia. 1.4.
MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini antara lain: 1. Kontribusi empiris, penelitan ini akan memberikan tambahan informasi dan konfirmasi terhadap penelitian sebelumnya dan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan tema penelitian yang sama. 2. Kontribusi praktis, bagi investor dan masyarakat penelitian ini akan memberikan informasi mengenai pola imbal hasil dan variansi pada setiap hari perdagangan di pasar modal. Dengan mengetahui pola imbal hasil dan volatilitas yang diprediksi, maka investor bisa menyusun
strategi
dalam
melakukan
transaksi
saham
serta
menyesuaikan portofolio mereka berdasarkan pertimbangan risiko dalam rangka memperoleh imbal hasil abnormal. 1.5.
SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: BAB 1. Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
5
BAB 2. Tinjauan Literatur Bab ini menguraikan teori-teori yang relevan serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini. Bab ini juga berisi pengembangan hipotesis awal penelitian. BAB 3. Metodelogi Penelitian Bab ini mendeskripsikan sampel penelitian, jenis data, prosedur penelitian, model penelitian, metoda analisis data serta alat analisis yang digunakan dalam penelitan ini. BAB 4. Analisis dan Pembahasan Bab ini menjabarkan hasil penelitan, analisis hasil pengujian, serta pembahasan dari hasil analisis data. BAB 5. Kesimpulan dan Saran Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian, kelemahan dan keterbatasan dalam penelitan serta saran untuk penelitan yang terkait di masa mendatang.
6