PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA
MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan otot dapat dibagi dalam dua macam : 1. jaringan otot polos, 2. jaringan otot seranlintang Jaringan otot polos terdiri atas seI-sel yang panjang. Berkerutnya jaringan otot-otot ini tidak di bawah pengaruh kehendak dan tidak timbul perasaan lelah setelah bekerja. Jaringan otot seralintang tidak terdiri atas sel-sel tersendiri tetapi sel-sel itu sudah bersatu menjadi syncytium dan membentuk suatu serabut. Jaringan otot seran lintang terdapat : 1. Di jantung di mana serabut-serabut itu bercabang-cabang dan berhubungan satu dengan yang lan. Di sini jaringan otot itu tidak di bawah pengaruh kehendak. 2. Pada otot-otot yang menggerakkan tulang-tulang ialah otot-otot rangka. Otot-otot ini ada di bawah pengaruh kehendak. Otot-otot inilah yang menyusun alat gerak aktif. Jaringan otot rangka Serabut-serabut dari jaringan otot ini tergabung dalam berkas-berkas, dan berkas ini tergabung lagi berkas-berkas yang lebih besar dan seterusnya. Oleh karena selubung jaringan pengikat dengan serabut-serabut yang berjalan spiral, ialah perimysium internum, sehingga terjadi otot atau musculus. Otot ini dalam keadaan istirahat tetap dalam keadaan tegang, tidak pernah sama sekali lemah. Ketegangan ini disebut tonus. Satu otot (musculus) terdiri atas : 1. Bagian urat pada kedua ujungnya yang terdirii dari jaringan pengikat yang kuat, dan disebut tendo. 2. Bagian daging yang tersusun dari serabut-serabut otot-otot, yang ada ditengah-tengah dan disebut venter. Tiap musculus diliputi oleh lapisan jaringan yang disebut fascia propria atau perymisium externum. Satu gerombolan musculus dapat diliputi oleh satu fascia yang disebut fascia communis. Akhirnya otot-otot dari satu bagian anggota dapat bersamasama diliputi oleh satu fascia yang disebut fascia generalis, misalnya di lengan atas, fascia branchii. Tendo terdri atas serabut-serabut yang disebut lanjutan-lanjutan dari saerabut-serabut reticulin dri sarcolemna. Dugaan ini disokong oleh penemuan bahwa dengan mikroskop electron, fibra otot berhenti pada ujung otot. Serabut-serabut kolagen di dalam tendo Universitas Gadjah Mada
1
tersusun di dalam berkas-berkas. Di antara berkas-berkas yang terkecil terdapat barisanbarisan fibroblast kira-kira columnair, pada potongan melintang ia berbentuk stellaat. Lanjutan-lanjutannya
berhubungan
dengan
lanjutan-lanjutan fibroblast-fibroblast
lain.
Perimysium dari otot melanjutkan diri ke dalam perimysium yang membungkus berkasberkas yang besar da seluruh tendo. Musculus pada umumnya terbentang di antara dua tulang yang dapat bergerak satu terhadap yang lain. Tempat perlekatan yang tidak bergerak, ialah pada umumnya pada bagian proximal, disebut punctum fixum, ini dipandang origonnya (pangkalnya) dari musculus itu. Tendo yang melekat di sini disebut caput (kepala). Tempat perlekatan dari ujung yang lain disebut punctum mobile (tempat yang bergerak). Punctum mobile yang dipandang insertio (tujuan) dari musculus itu. Tendo yang melekat di sini disebut cauda (ekor). Punctum fixum dapat menjadi punctum mobile dan sebaliknya. ARTICULATIO TEMPORO MANDIBULARIS 1. Hubungan antara os mandibulare dan os temporale Hubungan antara os mandibulare dan os temporale ialah articulatio mandibularis yang dibentuk oleh processus condy- loideus mandibularis dan fossa mandibularis ossis temporalis, dengan tuberculum articulare. Morphologis articulatio ini ialah suatu articulatio ellipsoidea dimana axis panjang dan kedua articulatmo saling memotong di sebelah frontal dan foramen occipale magnum dan membuat sudut terbuka ke frontal dari 145o – 160o. Facies articularis ditutupi oleh jaringan fibrosa dengan sedikit cartilago. Ada satu discus articularis yang tersusun dari jaringan fibrosa. Tepi dorsalnya ialah tebal. Capsule articularis berbentuk sebagai corong, pada ujung cranial lebar dan melekat pada os temporal mengelingi fossa mandibularis, caudal melekat pada collum mandibulae caudal dari processus condyloideus. Discus articularis melekat kepada capsula. Ligamenta yang memperkuat articulatio ini ialah : a. ligamentum collaterale mediale yang melekat di tepi cartilago articularis sebelah medial. b. Iigamentum collaterale lateral atau Iigamentum tempromandibulare yang pergi dari tuberculum articulare sebelah lateral ke collum mandibulae sebelah dorsal melalui sebelah lateralnya. c. ligamentum sphenomandibulare yang terdapat di luar capsula, sebelah medial persendian, dan pergi dari spina angularis ossis sphenoidalis ke facies medialis ramus mandibula pada dan dekat lingula mandibulae, setelah bercabang dua. d. ligamnetum stylomandibulare, yang pergi dari processus styloideus ke angulus mandibulae. Universitas Gadjah Mada
2
Gerakan yang mungkin di dalam anticulatio mandibularis ialah kombinasi dari pergeseran frontal-occipital dan rotasi terhadap axis transversal pada kedua articulation mandibularis. Ini terjadi pada membuka dan menutup mulut. Pada keadaan istirahat, ialah di mana otot-otot pengunyah tidak berkonyraksi tetapi dengan tonus biasa, gigi-gigi atas dan bawah merapat, processus condyloideus terdapat pada dinding belakang tuberculum articulare. Bila mulut dibuka dari keadaan oklusi ke keadaan istirahat gerakan yang dilakukan ialah hampIr hanya terdapat axis tranversal. Bila mulut dibuka terus terjadi gerakan ke frontal dari processus condyloideus mandibulae beserta discus articularis ke luar dari fossa mandibularis sehingga terdapat pada teberculum articulare. Pada menutup mulut prossus condyloideus beserta discus articularis bergeser ke occipital dan masuk ke dalam fossa rcularis, disertai dengan rotasi. Gerakan ke frontal dihambat oleh capsula articularis sebelah occipital. Membuka mulut dihambat oleh otot-otot yang menutup mulut. Membuka mulut dengan hanya rotasi terhadap axis transversal dapat dilakukan sampai 2/3 dan pembukaan maksimal, kemudian ramus mandibulae terbentur kepada processus mastoideus. Kecuali gerakan menggeser dan rotasi pada membuka mulut ada juga gerakan rotasi terhadap axis cranoicaudal dari processus condyloideus terhadap discus articulans. Axis ini berjalan tepat occipital dan processus condyloideus. Gerakan ini dilakukan saling bergantian pada articulatio kanan dan kiri, sehingga jika dilakukan sebelah kiri, processus condyloideus kanan menggeser ke frontal dan kembali ke occipital. Gerakan ini terjadi pada mengunyah. 2. Otot-otot yang menyebabkan gerakan di dalam articulatio mandibulanis. a.
Otot-otot yang menyebabkan menutup mulut, ialah otot-otot yang melalul axis transversal di sebelah ventral: -
m. masseter
-
m. temporalis
-
m. pterygoideus internus
M. masseter origo
: - arcus zygomaticus
insertio
: - Angubis mandibulae, dataran lateral - ramus mandibulae
M. temporalis origo
: - linea temporalis inferior dan tulang di caudalnya
insertio
: - processus coronoideus mandibulae
Serabut-serabut yang jalannya sagital menarik processus coronoideus ke arah occipital sehingga processus condyloideus masuk ke dalam fossa mandibularis. Universitas Gadjah Mada
3
M. pterygo/deus internus Origo
: - fossa pterygoidea - processus pyramidalis ossis palatini - facies lnfratemporalis maxillae
Insertion : - dataran medial angulus mandibulae b.
Otot-otot yang menyebabkan membuka mulut, pada ketika os hyoideum dieratkan ialah mandibula ke caudal: -
m. mylohyoideus
-
m. digastricus
-
m. geniohyoideus
m. mylohyoideus origo
: - linea mylohyoidea mandibulae
insertion
: - suatu raphae yang berjalan dari tempat caudal dari spina mentalis
mandibulae di linea mediana ke corpus ossis hyoidei di linea mediana (raphe mylohyoidea) - corpus ossis hyoidea Pada keadaan tersebut di atas insertion menjadi punctum fixum. M. digastricus origo
: - venter posterior : lricisa mastoidea; - venter posterior kemudian menjadi tendo yang dieratkan kepada corpus ossis hyoidei dengan suatu jirat dan jaringan pengikat; - venter anterior : pada tendo tersebut
insertio
: - venter anterior fossa digastrica mandibulae
M. geniohyoideus origo
: - caput superius; - crista Infratemporalis alae magnae ossis - fades intratemporalis sphencidalis - caput inferius:
insertio
•
dataran lateral lamina lateralis processus pterygoidei
•
processus pyramidalis ossis palatini
•
facies infratemporalis condyloidei mandibulae
: - fovea pterygoidea processus condytoidei mandibulae
Universitas Gadjah Mada
4
TES FORMATIF: 1. Jaringan otot dibagi dalam 2 macam, sebutkan! 2. Sebutkan bagian-bagian yang membentuk sebuah otot! 3. Sebutkanlah otot-otot yang dapat menggerakan mulut untuk membuka dan menutup! 4. Jelaskan perbedaan kondisi di dalam mulut dalam keadaan istirahat dan oklusi!
PENILAIAN DAN UMPAN BALIK: Apabila anda dapat menjawab semua soal di atas maka anda dapat melanjutkan ke bab selanjutnya. Apabila anda hanya dapat menjawab 2 soal dan keempat soal, maka anda bisa mengulangi bab ini.
TINDAK LANJUT: Apabila anda masih kurang jelas, maka anda dapat membaca buku pedoman yang tercantum pada daftar pustaka.
Universitas Gadjah Mada
5