PENDAHULUAN
Usaha kecil mempunyai potensi maupun peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dinilai oleh berbagai kalangan pernah berperan sebagai “katup pengaman” pada masa krisis ekonomi tahun 1997-an, UMKM ini tetap memiliki potensi dan peran yang strategis dan besar untuk ikut serta mempercepat perubahan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang mendukung yang menunjukkan bahwa UMKM tersebut cukup dominan dalam menyokong perekonomian Indonesia, diantaranya adalah jumlah industri yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar, dan juga UMKM memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB). Mengingat mempunyai peran yang sangat besar, usaha kecil ini harus tetap dikembangkan, dan harus saling memperkuat antara usaha yang kecil dengan usaha yang besar dalam rangka pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun sampai saat ini, UMKM masih menghadapi masalah yang krusial, yakni sangat kecilnya modal yang mereka miliki untuk mengembangakan usahanya (Sitompul, 2006). Melihat kondisi tersebut pemerintah turut ambil bagian dengan mencanangkan program yang disebut dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).KUR merupakan kredit atau pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.KUR disini merupakan program dari pemerintah, namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari bank.Sekarang ini sudah banyak perbankan yang ikut ambil bagian dalam mengembangakan UMKM ini,
1
banyak diantaranya yang menerapkan sistem kredit untuk membantu permodalan dalam membangun usaha tersebut. Berbagai usaha juga telah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menunjang pemberian kredit pada UMKM, salah satunya adalah dari segi demand, dengan melakukan penguatan lembaga pendamping UMKM melalui peningkatan capacity building dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian yang menunjang pemberian kredit pada UMKM tersebut (Setyobudi, 2007). Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak CEMSED UKSW (2012), di kota Salatiga terdapat sebanyak 295 industri makanan ringan. Usaha dalam bidang industri makanan ringan sudah banyak ditemukan, karena memang dalam bidang ini banyak dibutuhkan oleh masyarakat luas dan laba yang didapat juga lumayan besar. Namun modal yang dimiliki pengusaha skala kecil dan menengah seringkali terbatas, oleh karena itu diharapkan pemerintah dan perbankan ikut turut ambil bagian dalam hal penyaluran dana dalam bentuk kredit. Menurut Bank Indonesia, pemberian kredit untuk pengembangan usaha makanan ringan ini cukup prospektif dan aman bagi perbankan, karena dari usaha ini tercipta lapangan kerja yang cukup banyak yang mengelola usaha dalam bidang industri dan distribusi. (
[email protected]). Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meminimalisir resiko kredit adalah dengan melakukan analisis 5C (Character, Capacity, Capital, Condition of Economy, dan Collateral) terhadap nasabah (Feriyanto, 2006). Faktor C yang paling dominan dalam analisis tersebut adalah Character, yang tentunya sangat penting untuk didalami oleh analis kredit sebelum memberikan kredit.Character tersebut merupakan penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.Walaupun seseorang memiliki kondisi usaha yang sama, dan aset yang sama, namun jika memiliki karakter yang berbeda,
2
maka dalam hal pemenuhan kewajiban kredit tersebut juga akan berbeda pula. Sehingga dalam hal ini faktor karakter yang paling penting untuk diperhatikan. Dalam hal pengambilan keputusan keuangan individu banyak dipengaruhi oleh faktor- faktor psikologis dan sosial yang salah satunya adalah aspek personality traits.Penelitian Mc Kenna, dkk (2003) dalam Ika (2011) perihal hubungan tipe psikologi dengan pengambilan keputusan menunjukan bahwa pengambilan keputusan keuangan, faktor psikologis sering menjadi dasar pijakan. Faktor psikologis ini salah satunya menyangkut tentang karakter kepribadian (personality traits).Costa dan McCrae (1992) dalam Mastuti (2005) memperkenalkan dimensi kepribadian yang dikenal sebagai Five Factor Model, yang meliputi
neuroticism,
extraversion,
openness
to
experience,
agreeableness,
dan
conscientiousness.Kepribadian dapat diartikan sebagai pola tingkah laku, cara berpikir, dan emosi khusus dan relatif tetap yang ditunjukkan seseorang. Faktor yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial. Ada penelitian terdahulu yang membahas personality traits yang telah diteliti oleh Meviana (2010) tentang pengaruh personality traits terhadap perilaku penyalahgunaan penggunaan kartu kredit dengan impulsiveness sebagai variabel intervening. Penggunaan kartu kredit disini juga merupakan salah satu keputusan keuangan.Seseorang memilih menggunakan kartu kredit tersebut dengan benar atau tidak, seringkali dipengaruhi aspek psikologis kepribadian mereka.Dari penelitian tersebut dapat dilihat ternyata variabel conscientiousness, agreeableness, dan openness to experience tidak terbukti mempengaruhi penyalahan penggunaan kartu kredit. Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa persoalan penelitiannya adalah :
3
1. Apakah neuroticism berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada pengusaha industri makanan ringan di Salatiga? 2. Apakah extraversion berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada pengusaha industri makanan ringan di Salatiga? 3. Apakah openness to experience berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada pengusaha industri makanan ringan di Salatiga? 4. Apakah agreeableness berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada pengusaha industri makanan ringan di Salatiga? 5. Apakah conscientiousness berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit pada pengusaha industri makanan ringan di Salatiga? Manfaat penelitian ini adalah agar para analis kredit yang akan mencari calon debitur untuk lebih mempertimbangakan variabel- variabel apa saja yang menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan kredit.
LANDASAN TEORI
Personality Traits Menurut Shane dan Glimmow (2003), kepribadian merupakan pola tingkah laku, cara berpikir, dan emosi khusus relatif tetap yang ditunjukkan seseorang. Sedangkan kepribadian (personality) menurut Robbins (1996) adalah organisasi dinamis di dalam masing- masing dan sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungannya.Kepribadian disini muncul karena adanya faktor keturunan, lingkungan dan juga dipengaruhi oleh situasi dimana mereka tinggal (Robbins, 1996). Costa dan McCrae (1992) dalam Mastuti (2005) memperkenalkan lima dimensi kepribadian yang lebih dikenal dengan nama Five Factor Model, yang meliputi neuroticism,
4
extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Dalam penelitian ini akan membahas pengaruh antara personality traits dengan pengambilan keputusan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah pada industri makanan ringan yang ada di kota Salatiga. Menurut
Costa dan McCrae menyatakan bahwa neuroticism merupakan suatu
kecenderungan untuk mengalami emosi yang tidak menyenangkan dengan muda h, seperti kemarahan,kecemasan, depresi, atau kerentanan. Seseorang dengan kemantapan emosional yang positif akan cenderung lebih tenang, bergairah dan merasa aman. Sedangkan seseorang dengan emosional yang negatif akan cenderung tertekan, gelisah, tidak a man, dan sulit untuk berpikir jernih dalam membuat keputusan. Dimensi kepribadian extraversion dalam Robbins (2001)lebih menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungannya dengan sosial. Kaum extraversionakan cenderung ramah dan terbuka serta akan mempunyai banyak waktu untuk membangun sebuah relasi di masyarakat yang ada di sekitar mereka. Openness to experience merupakan dimensi kepribadian dimana seseorang yang terobsesi oleh hal- hal baru yang mana belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Seseorang dengan tipe kepribadian yang seperti ini akan cenderung menjadi imajinatif dan intelek (Robbins, 2001). Agreeableness diartikan sebagai dimensi kepribadian yang lebih cenderung untuk tunduk kepada orang lain. Orang dengan kepribadian yang seperti ini tergolong orang yang percaya kepada orang lain, dan bahkan menganggap rendah kemampuan dirinya sendiri dibanding dengan orang lain (Robbins, 2001). Menurut Costa dan McCrae (1992) dalam Robbins (2001), menyatakan bahwa seseorang dengan dimensi kepribadian conscientiousnessakan menunjukkan sikap disiplin diri, bertindak patuh, dan cenderung untuk melakukan sesuatu yang telah direncanakan
5
daripada bertindak spontan. Dengan kepribadian tersebut, orang dengan tipe seperti ini akancenderung lebih bertanggung jawab dengan apa yang sedang dikerjakannya, dan pasti ingin mencapai prestasi.
Pengambilan Keputusan Kredit Menurut Kasmir (2008), kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti percaya, yaitu pemberi kredit percaya kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Sedangkan
unsur - unsur kredit menurut Suyatno (1993) ada beberapa macam,
diantaranya adalah : a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang dan jasa akan benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrasepsi yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan diterima sebagai akibat adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrasepsi yang akan diterima di kemudian hari. d. Prestasi, yaitu objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk barang atau jasa.
Personality Traits terhadap Pengambilan Keputusan Kredit
6
Seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa seseorang akan cenderung mengambil keputusan kredit berdasarkan tipe kepribadiannya. Kemudian Costa dan McCrae (1992) dalam Mastuti (2005) memperkenalkan lima dimensi kepribadian yang lebih dikenal dengan nama Five Factor Model, yang meliputi neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. Neuroticism menilai kestabilan emosi individu, atau dapat pula diartikan sebagai kecenderungan untuk
mengalami emosi negatif,
seperti marah,
kecemasan,
atau
depresi.Seseorang dengan tipe kepribadian neuroticism cenderung menafsirkan keadaan sebagai ancaman bagi dirinya.Pada saat memiliki masalah-masalah pribadi, orang ini sulit untuk berfikir jernih bahkan seringkali salah dalam membuat keputusan. Menurut Farzanepey (2006) dalam penelitiannya mengenai pengambilan keputusan investasi, menyatakan bahwa seseorang dengan kepribadian neuroticism, cenderung kurang memiliki metode- metode yang cukup kuat untuk menyelesaikan apa yang menjadi tujuan mereka. Neuroticism lebih cenderung untuk menyendiri dan memendam masalahnya sendiri, dan tidak untuk membangun relasi dengan masyarakat sekitarnya. Tipe orang dengan kepribadian seperti ini kemungkinan tidak akan mengambil kredit, karena tipe orang neuroticism inikurang memiliki metode yang cukup kuat. Sehingga apabila ada kesulitan keuangan untuk mengembangkan usahanya, mereka akan menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa meminta bantuan kepada pihak ketiga.
H1 :
Seseorang yang memiliki kepribadian neuroticism akan cenderung tidak mengambil kredit
Extraversion dalam Robbins (2001)lebih menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungannya dengan masyarakat. Orang dengan tipe seperti ini akan cenderung senang
7
untuk bergaul dengan sesama disekitarnya, sehingga memiliki relasi yang cukup luas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Peterson (2001) mengenai pengambilan keputusan investasi, orang dengan kepribadian extraversionakan cenderung lebih suka untuk mengambil resiko. Mereka mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan eksternal dan tidak mengambil keputusan sesuai dengan hasil evaluasi mereka sendiri (Sadi, 2011). Orang-orang dengan tipe kepribadian extraversion kemungkinan akan mengambil kredit tersebut. Dilihat dari penelitian yang sebelumnya, mereka cenderung suka mengambil resiko, dan hanya mempertimbangkan segalanya berdasarkan faktor eksternal saja. Dari kredit yang didapat, mereka hanya berfikir untuk mengembangkan usahanya agar semakin maju, namun tidak untuk resiko-resiko yang akan dihadapi kedepannya.
H2 :
Seseorang yang memiliki kepribadian extraversion akan cenderung menggunakan kredit
Openness to experience merupakan dimensi kepribadian dimana seseorang yang terobsesi oleh hal- hal baru yang mana belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka cenderung lebih kreatif, mengerti apa yang mereka lakukan, dan juga memegang keyakinan yang tidak konvensional. Penelitian mengenai investasi, menyatakan mereka memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan yang lain, dan tipe seperti ini cenderung senang dengan keuntungan yang tinggi (Peterson, 2011).Menurut Mayfield dan Perdue (2008) menyatakan bahwa orang dengan kepribadian seperti ini senang dengan investasi jangka panjang mapun investasi jangka pendek. Orang-orang dengan kepribadian seperti ini akan cenderung lebih suka mengambil kredit, karena tipe openness to experience senang dengan hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan dan mengejar keuntungan yang tinggi. Dengan kredit yang didapatkan, tipe
8
orang seperti ini akan lebih senang untuk mengembangkan usahanya, dan dengan begitu mereka berharap akan mendapat keuntungan yang tinggi pula di masa yang akan datang.
H3 :
Seseorang yang memiliki kepribadian openness to experience akan cenderung menggunakan kredit
Agreeableness diartikan sebagai dimensi kepribadian yang lebih cenderung untuk tunduk kepada orang lain. Mereka umumnya lebih senang untuk membantu orang lain. Dalam penelitian mengenai pengambilan investasi, yang dilakukan oleh Peterson (2011), menyatakan bahwa orang dengan kepribadian seperti ini senang membeli sahamnya pada saat harga rendah, dan menjualnya kembali disaat harga kembali meningkat.Tipe kepribadian seperti ini cenderung mengikuti trend. Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peterson (2011) tersebut,
tipe
agreeablenessakan lebih senang untuk mengambil kredit tersebut. Tipe orang-orang seperti ini lebih menghargai pendapat orang lain dibandingkan dirinya sendiri.
H4 :
Seseorang yang memiliki kepribadian agreeableness akan cenderung menggunakan kredit
Conscientiousnessakan lebih sering untuk mendengarkan kata hati dan mengejar apa yang ingin menjadi tujuan mereka secara terarah. Penelitian yang dilakukan oleh Pirog dan Roberts (2007), orang dengan karakter seperti ini diharapkan lebih teliti pada penggunaan kartu kreditnya seperti mereview laporan keuangannya setiap bulan. Orang dengan tipe kepribadian conscientiousnessakan lebih suka untuk mengambil kredit. Karena mereka merupakan pribadi yang segala sesuatunya memiliki perencanaan dan
9
terarah, mereka dapat mengatur kredit yang didapat dengan sebaik mungkin dengan perencanaan yang matang.
H5 :
Seseorang
yang
memiliki
kepribadian
conscientiousness
akan
cenderung
menggunakan kredit
Model Hipotesis Berdasarkan pembahasan diatas dapat digambarkan dalam model sebagai berikut :
Neuroticism H1 Extraversion H2 + Openness to Experience
H3 +
Pengambilan Keputusan Kredit
H4 + Agreeableness H5 + Conscientiousness
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti. Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi. Pada
10
penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak pada industri makanan ringan di kota Salatiga, dengan jumlah sebesar 295. Sedangkan sampelnya adalah produsen makanan ringan yang produknya dijual di daerah jalan Jendral Sudirman Salatiga (Pasar Raya I, Pasar Raya II, Pasar Pagi, Toko makanan), dan juga produsen yang tergabung dalam paguyuban ”KOMPAK” Salatiga. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah, purposive sampling. Dengan syarat bahwa, sampel yang akan diwawancarai memang memiliki informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Penyebaran kuisioner ini juga dibantu dari pihak CEMSED FEB UKSW Salatiga, yaitu dengan membantu penulis untuk dapat datang pada hari Selasa, 21 Februari 2012 ke pertemuan bulanan yang dilakukan oleh paguyuban ”KOMPAK”, yang merupakan gabungan produsen-produsen makanan ringan yang ada di kota Salatiga. Dalam penelitian ini juga dibantu dari pihak Bank Mandiri, Bernadetta Rudyasworo selaku Kepala Cabang Mandiri Salatiga, yang berperan membantu dalam mendapatkan tambahan responden. Kemudian dari pihak Bank Mandiri tersebut, mengenalkan kepada salah satu pengusaha makanan ringan yang juga tergabung dalam salah satu anggota dalam paguyuban Usaha Mikro Kecil Menengah yang ada di kota Salatiga. Dari pengusaha tersebut diperoleh informasi mengenai acara “Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2012 dan Hari Ulang Tahun ke-66 Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) tingkat Jawa Tengah”, yang akan diadakan pada tanggal 16 Maret 2012 di lapangan Pancasila, Salatiga. Dalam acara tersebut, terdapat pameran Usaha Mikro Kecil Menengah, sehingga penulis mendapatkan tambahan responden dari acara tersebut.
Jenis dan Sumbe r Data
11
Jenis data dibagi menjadi dua, yakni data sekunder dan data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, yakni melalui media perantara. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer diperoleh dengan cara membagikan kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai pengambilan keputusan kredit pada beberapa pengusaha UMKM yang ada di kota Salatiga.
Indikator Empirik Indikator empirik ini merupakan gabungan dari beberapa jurnal yang sudah disesuaikan isinya, yakni dari penelitian oleh Peterson (2011); Bean (2010); dan Mastuti (2005). Tabel 1. Indikator Empirik Personality Traits Personality Traits
Neuroticism
Definisi
Indikator Empirik
Neuroticism menilai tentang
-
mudah cemas
kestabilan dan ketidak stabilan
-
mudah marah
emosi individu, atau dapat pula
-
mudah depresi
diartikan sebagai kemampuan
-
kurangnya kontrol diri
-
senang bergaul
-
ramah
-
terbuka
-
memiliki relasi luas
-
memiliki semangat
seseorang dalam menahan stress
Extraversion lebih menunjukkan Extraversion
tingkat kesenangan seseorang akan hubungannya dengan sosial
12
tinggi -
optimis
-
senang memimpin
Personality Traits
Openness to experience
Definisi
Indikator Empirik -
senang berimajinasi
Openness to experience
-
memiliki ide- ide baru
merupakan dimensi kepribadian
-
senang berpetualang
dimana seseorang yang terobsesi
-
senang dengan
oleh hal-hal baru yang mana
kebebasan
belum pernah mereka lakukan
-
intelektual
sebelumnya.
-
rasa ingin tahu yang tinggi
Agreeableness diartikan sebagai Agreeableness
lain
dimensi kepribadian yang lebih
-
rendah hati
cenderung untuk tunduk kepada
-
senang membantu
orang lain.
-
senang bekerjasama
-
dapat dipercaya
-
teratur
-
rapi
-
disiplin diri
-
berhati- hati
-
tanggung jawab
Conscientiousness lebih sering Conscientiousness
percaya kepada orang
untuk mendengarkan kata hati dan mengejar apa yang ingin menjadi tujuan mereka secara terarah.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik regresi logistik. Teknik statistik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen atau lebih (X) terhadap satu variabel dependen (Y), dengan syarat bahwa variabel dependen 13
merupakan variabel dummy yang hanya punya dua alternatif dan variabel independen mempunyai skala data interval atau ratio. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan kredit, sedangkan variabel independennya adalah neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness.
Dengan model regresi : Ln
p
p = b0 + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 1 p
( 1)
= probabilitas pengusaha UMKM pernah mengambil kredit
b0
= konstanta dari model regresi logistik
b1
= koefisien regresi dari variabel bebas ke – i ; i = 1,2,3,...
x1
= neuroticism
x2
= extraversion
x3
= openness to experience
x4
= agreeableness
x5
=conscientiousness
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, kuisioner digabung dengan penelitian “Aspek Bias Dalam Pengambilan Keputusan Kredit pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Industri Makanan Ringan di kota Salatiga”, yang dilakukan oleh Athalia (2012).
Karakteristik Responden Pada penelitian ini, data populasi yang didapat berasal dari pihak CEMSED FEB UKSW.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 responden, yang terdiri dari produsen makanan ringan yang menjual produknya di jalan Jendral Sudirman Salatiga (Pasar Raya I, 14
Pasar Raya II, Pasar Pagi, Toko makanan) dan juga produsen yang tergabung dalam paguyuban ”KOMPAK” Salatiga. Dari sebanyak 60 pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah industri makanan ringan yang menjadi sampel, sebanyak 11 responden (18%) menunjukkan tidak pernah mengambil kredit, sedangkan sisanya sebesar 49 responden (82%) menunjukkan bahwa pengusaha tersebut pernah mengambil kredit. Dari 49 responden yang pernah mengambil kredit, 36 responden diantaranya bersedia mengungkapkan darimana sumber kredit mereka.Sedangkan sisanya sebesar 13 responden tidak bersedia menyebutkan. Dari data tersebut, dapat diperoleh grafik sebagai berikut :
Grafik 1. Lokasi Pengambilan Kredit
12% BRI 44% 44%
Lembaga Keuangan Lain Non Lembaga Keuangan
Sumber : data primer, 2012
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 60 pengusaha Usaha M ikro Kecil Menengah industri makanan ringan lebih banyak mengambil kredit.Lembaga keuangan yang menjadi sumber kredit untuk usaha mereka sebagian besar diambil di Bank Rakyat Indonesia (BRI), yakni sebesar 44% (16 responden). Sedangkan sebanyak 16 responde n (44%) mengambil di lembaga keuangan lainnya seperti Bank Mandiri, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Danamon, maupun Koperasi yang ada di pasar. Sedangkan terdapat 4 responden (12%) yang mengambil kredit dari non lembaga keuangan, seperti misalnya pinja man dari 15
orang tua maupun pinjaman dari sanak saudara.Alasan mereka lebih banyak mengambil kredit pada Bank Rakyat Indonesia (BRI), dikarenakan bunga yang ditawarkan lebih rendah dibanding perbankan yang lain, serta jaminan yang diberikan lebihmudah dan tidak sulit prosesnya.
Tabel 2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pegawai 1-5 orang pegawai
5 orang pegawai
Total
Pernah mengambil kredit
41
8
49
Tidak pernah mengambil kredit Total
11
0
11
52
8
60
Sumber : data primer, 2012 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 41 responden (84%) yang memiliki pegawai 1 sampai 5 orang, akan cenderung untuk mengambil kredit, dibandingkan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah dengan pegawai lebih dari 5 orang yang memiliki jumlah 8 responden (16%). Pada 60 responden yang diteliti, ditemukan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah dengan jumlah pegawai lebih dari 5 orang, tidak pernah mengambil kredit.
Tabel 3.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Laki- laki
Perempuan
Total
Pernah mengambil kredit
17
32
49
Tidak pernah mengambil kredit
6
5
11
Total
23
37
60
Sumber : data primer, 2012 Dari 49 responden yang pernah mengambil kredit, presentase responden perempuan lebih banyak yakni sebesar 32 responden (65%), dibandingkan dengan laki- laki yang memiliki jumlah sebesar 17 responden (35%). Namun dari responden yang tidak mengambil
16
kredit, jumlah responden wanita tidak berbeda jauh yakni sebesar 5 responden (45%), sedangkan responden laki- laki lebih besar sedikit yakni 6 orang (55%).
Tabel 4.Karakteristik Responden BerdasarkanUsia 21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
50 tahun
Total
Pernah mengambil kredit
8
13
15
13
49
Tidak pernah mengambil kredit
2
4
4
1
11
Total
10
17
19
14
60
Sumber : data primer, 2012 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 4 responden (36%), dengan kelompok usia 31-40 tahun dan 41-50 tahun , tidak pernah mengambil kredit. Sedangkan responden yang pernah mengambil kredit, paling banyak berasal dari kelompok usia 41-50 tahun (15 responden).
Tabel 5.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir SD
SMP
SMA
Sarjana
Total
Pernah mengambil kredit
3
12
19
14
48
Tidak pernah mengambil kredit
1
1
6
1
9
Total
4
13
25
15
57
Sumber : data primer, 2012 Diketahui bahwa sebanyak 3 responden tidak memberikan informasi mengenai pendidikan terakhir mereka. Pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 19 responden (76%) dari total 25 responden dengan pendidikan tingkat SMA lebih banyak mengambil kredit. Kemudian dari 14 responden (93%) dari total 15 responden juga pernah mengambil
17
kredit.Sebanyak 6 responden (55%) dengan pendidikan tingkat SMA, juga tidak pernah mengambil kredit.
Pengolahan Data Hasil regresi logistik dari data yang diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Koefisien Hasil Regresi Logistik B
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
- 0.261
0.116
5.095
1
0.024
0.770
Extraversion
0.132
0.135
0.958
1
0.328
1.141
Openness to experience
0.174
0.141
1.520
1
0.218
1.190
Agreeableness
- 0.444
0.234
3.601
1
0.058
0.641
Conscientiousness
- 0.037
0.169
0.047
1
0.829
0.964
6.848
4.151
2.721
1
0.099
941.949
Step 1a Neuroticism
Constant
Sumber : data yang diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan sebagai berikut : Ln Atau
p 1−p Ln
p = 6.848 − 0.261X1 + 0.132X2 + 0.174X3 − 0.444X4 − 0.037X5 1 −p
= e
6.848 −0.261 X 1 +0.132 X 2 +0.174 X 3 −0.444 X 4 −0.037 X 5
p = 1 −p
e
6.848
×
e
−0.261X 1
×
e
0.132X 2
×
e
0.174X 3
×
e
−0.444X 4
×
e
−0.037X 5
Variabel dikatakan signifikan apabila nilainya kurang dari 0.05 (5%).Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, variabel yang signifikan hanya variabel neuroticism, yakni sebesar 0.024.
18
Tabel 8. Hasil Uji Omnibus Chi-square
Df
Sig.
Step
8.560
5
0.128
Block
8.560
5
0.128
Model
8.560
5
0.128
Step 1
Sumber : data yang diolah dengan SPSS Omnibus Test digunakan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel independen, yaitu secara bersama-sama terhadap variabel dependen.Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai χ2 Goodness of fit test sebesar 8.560 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.128.Dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, karena nilai signifikansinya lebih besar dari 5%. Nilai Nagelkerke R2 dari model dalam penelitian ini sebesar 0.22 yang berarti variabel dependen personality traits dalam pengambilan keputusan kredit Usaha Mikro Kecil Menengah pada industri makanan ringan di Salatiga dapat dijelaskan oleh variabelitas dari variabel neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness sebesar 21.6%, sedangkan sisanya sebesar 78.4% dijelaskan oleh variabel- variabel lainnya.
Pembahasan Dari hasil kuisioner yang disebarkan kepada 60 pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah industri makanan ringan di kota Salatiga, presentase responden yang pernah mengambil kredit lebih besar. Terdapat sebesar 49 responden (82%) mengambil kredit untuk keperluan pengembangan usaha mereka.Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah faktor psikologis dari pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah makanan ringan berpengaruh pada pengambilan keputusan kredit.Uji signifikansi dari beberapa hipotesis yang diajukan, variabel- variabel extraversion, openness to experienceagreeableness, dan conscientiousness tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan kredit.
19
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap kelima variabel yang ada, hanya variabel neuroticism yang signifikan. Variabel neuroticism memiliki koefisien sebesar -0.261 (𝑒 −0.261 = 0.770), yang berarti setiap kenaikan skor neuroticism sebesar 1 satuan, maka peluang pengambilan kredit akan turun sebesar 0,770. Apabila responden tersebut memiliki kepribadian yang mudah cemas, kurang bisa mengontrol diri, mudah marah, mudah depresi, dan mudah khawatir akan cenderung untuk tidak mengambil kredit. Pada saat tipe orang seperti ini menghadapi masalah dalam kredit, seringkali mereka akan cepat depresi, dan bingung harus melakukan apa untuk mengatasi masalah tersebut. Tipe orang dengan kepribadian seperti ini kurang memiliki metode- metode yang kuat untuk menyelesaikan apa yang menjadi tujan mereka, sehingga mereka akan cenderung untuk tidak mengambil kredit. Sesuai dengan penelitian Farzanepey (2006) dalam Sadi (2011), menyatakan bahwa orang dengan tipe neuroticism lebih cenderung untuk menyendiri dan memendam masalahnya sendiri, tidak untuk membangun relasi dengan masyarakat sekitarnya. Tipe kepribadian seperti ini akan lebih cenderung untuk mengatasi masalah mereka sendiri, tanpa meminta bantuan dari orang ketiga, dalam hal ini adalah bank, koperasi simpan pinjam, atau perbankan lainnya. Variabel extraversion memiliki koefisien sebesar 0.132 (𝑒 0.132 = 1.141), yang berarti setiap kenaikan skor extraversion, maka peluang pengambilan kredit akan naik pula. Hal tersebut sesuai dengan arah hipotesis yang diajukan. Namun variabel extraversion dalam penelitian ini tidak terbukti signifikan, karena memiliki nilai signifikansi lebih dari α, yakni sebesar 0.328. Variabel openness to experience memiliki koefisien sebesar 0.174 (𝑒 0.174 = 1.190), yang berarti setiap kenaikan skor openness to experience, maka peluang pengambilan kredit akan naik. Hal tersebut juga mempunyai arah yang samadengan hipotesis yang telah diajukan
20
sebelumnya, namun juga tidak terbukti signifikan kare na memiliki nilai signifikansi sebesar 0.281. Sedangkan untuk variabel agreeablenessmempunyai arah yang berlawanan dengan hipotesis yang diajukan. Variabel agreeableness memiliki koefisien sebesar -0.444 (𝑒 − 0.444 = 0.641), yang berarti setiap kenaikan skor agreeablenes, maka peluang pengambilan kredit akan turun. Variabel agreeableness memiliki arah yang berlawanan dengan hipotesis, dan juga tidak terbukti signifikan, dengan nilai signifikansi 0.058. Variabel conscientiousness memiliki koefisien sebesar -0.037 (𝑒 −0.037 = 0.964 ), yang berarti setiap kenaikan skor conscientiousness, maka peluang pengambilan kredit akanturu. Hal ini juga berlawanan arah dengan hipotesis yang ada, dan tidak terbukti signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.829. Variabel
extraversion,
openness
to
experience,
agreeableness,
dan
conscientiousnesstersebut tidak berpengaruh pada keputusan pengambilan kredit. Hal tersebut dikarenakan pengusaha tersebut lebih mempertimbangkan keuntungan atau laba yang akan mereka peroleh di masa mendatang. Mereka juga lebih cenderung untuk mencari cara bagaimana agar usaha yang sedang mereka jalani dapat berkembang lebih pesat lagi, sehingga ketika akan mengambil kredit, pertimbangan para pengusaha Usaha Mikro Kec il Menengah tersebut menjadi lebih rasional. Dengan begitu faktor psikologis tidak menjadi faktor penentu utama dalam pengambilan keputusan kredit tersebut.
KESIMPULAN Hasil dari penelitian ini adalah sebanyak 49 responden (82%) menunjukkan bahwa pengusaha tersebut pernah mengambil kredit, dan sisanya sebanyak 11 responden (18%) tidak pernah mengambil kredit. Dari hasil pengujian dengan regresi logistik terhadap
21
beberapa hipotesis yang diajukan, menunjukkan bahwa hanya variabel neuroticism yang signifikan. Sisanya yakni variabel extraversion, openness to experienceagreeableness, dan conscientiousness tidak berpengaruh signifikan dalam keputusan pengambilan kredit pada pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah tersebut. Keempat variabel tersebut dikatakan tidak signifikan karena memiliki α lebih dari 5%. Melalui penelitian ini, diharapkan agar para kreditur yang akan mencari calon debitur untuk tidak hanyamelihat dari karakter debitur itu sendiri, namun juga sebaiknya melakukan variabel lain dari analisis 5Cyakni Capacity,Capital, Condition of Economy, dan Collateral. Hal tersebut untuk lebih meminimalisir resiko kredit. Sehingga kedepannya para kreditur tersebut dapat mengambil keputusan yang benar, supaya antara pengusaha dan lembaga keuangan tersebut tidak ada yang dirugikan satu sama lain.
Keterbatasan Penelitian dan Saran Dalam penelitian ini sulit untuk mencari informasi secara mendalam dari para pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah industri makanan ringan.Hal tersebut dikarenakan lebih banyak kuisioner yang dititipkan pada beberapa toko yang menjual makanan ringan.Sehingga pada saat pengisiannya, lebih tidak bisa dikontrol secara langsung oleh penulis. Diharapkan untuk penelitian mendatang untuk secara langsung bertemu dengan para pengusaha tersebut, sehingga informasi yang diperoleh akan jauh lebih mendalam, dan kesalahan dalam pengisian kuisioner dapat lebih terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA
22
Chaplin, J.P, (2002). Dictionary of Psychology, New York.
Deniz, Engin, (2011). “An Investigation of Decision Making Styles and the Five-Factor Personality Traits With Respect to Attachment Styles”. Educational Sciences : Theory & Practice. Selcuk University.
Feriyanto, Dwi. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pengambilan Kredit Modal Kerja (Studi Kasus di PD. BPR Kabipaten Pati). Skripsi Fakultas Ekonomid Universitas Islam Indonesia.
Goleman, Daniel, (1997). Emotional Intellegence. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
HM Iskandar Soesilo, (2007).“Strategi UMKM Dalam Mengatasi Sistem dan Prosedur Kredit Komersial”.
Kasmir, (2008).Manajemen Perbankan. PT. Rajawali Grafindo Persada, Jakarta.
Mastuti, Endah, (2005). Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five pada Mahasiswa Suku Jawa. INSAN.
Mayfield, Cliff, (2008). “Investment Management and Personality Type”.Financial Services Review 17.
Meviana, Stephanie. 2010. Pengaruh Personality Traits Terhadap Penyalahgunaan Kartu Kredit Dengan Impulsiveness Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Masyarakat
23
di Kota Semarang).Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
Mowen, John C, (1990). Consumer Behavior, Macmillan Publishing Company, New York.
Peterson, Richard, (2011). “The Personality Traits of Successful Investors During the U.S. Stock Market’s Lost Decade of 2000-2010”.
Robbins, Stephen P, (1996). Perilaku Organisasi. PT. Perballindo, Jakarta.
Sadi, Rasoul, (2011). “Behavioral Finance : The Explanation of Investor’s Personality and Perceptual Biases Effect on Financial Decisions”. International Jurnal of Economics and Finance.
Setyobudi, Andang, (2007). “Peran Serta Bank Indonesia DalamPengembangan Usaha Mikro,
Kecil,
dan
Menengah
(UMKM)”.Buletin
Hukum Perbankan
Dan
Kebanksentralan.
Suyatno, Chalik, Sukada, Ananda, Marala, (1992). Dasar-dasar perkreditan.PT gramedia pustaka utama, Jakarta.
Suyatno, Thomas, (1993). Dasar-dasar perkreditan.PT gramedia pustaka utama, Jakarta.
24
Wiharjo, Katarina Kumalasari (2012). Faktor Demografis dan Mental Accounting : Penggunaan Kredit Pada Karyawan Bank Bumi Arta, Tbk. Cabang Surakarta. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
http://id.wikipedia.org/wiki/sampel_(statistika)
http://sanoesi.wordpress.com/2011/09/30/analisa-karakter-sebagai-salah-satu-alatmanajemen-dalam-pengambilan-keputusan-pemberian-kredit/
http://www.saudagar-bugis.com/usaha- mikro-kecil-dan- menengah-umkm- menurut-undangundang-nomor-20-tahun-2008/
http://www.usahamakanan.com/peluang-usaha-kue-basah.html
25