PENDAHULUAN Internet adalah jaringan komputer di seluruh dunia yang menghubungkan ratusan bahkan ribuan jaringan yang lebih kecil, misalnya jaringan pendidikan, komersial, nirlaba, militer, dan bahkan individu[1]. Teknologi internet berkembang dengan cepat setiap tahunnya baik dari sisi hardware, software dan metode dalam melakukan transmisi data. Wireless Networking merupakan teknologi yang dapat menghubungkan komputer untuk saling berkomunikasi dengan menggunakan potokol standar tanpa menggunakan kabel sebagai media transmisi[2]. Wireless Local Area Network (WLAN) adalah sistem komunikasi data yang fleksibel sebagai alternatif dari Local Area Network (LAN) kabel dalam sebuah gedung atau kampus. WLAN menggunakan gelombang elektromagnetik dalam melakukan transimisi data sehingga pengguna dapat melakukan koneksi ke jaringan internet tanpa mengganggu mobilitas. Kantor Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan salah satu area yang memiliki kebutuhan koneksi
internet guna
mendukung sistem akademik baik untuk staff pengajar, mahasiswa dan pegawai untuk menunaikan tugas dan tanggung jawab serta kebutuhan dari tiap orang yang berada pada area kantor fakultas sehingga teknologi WLAN merupakan teknologi yang tepat untuk diimplementasikan supaya dapat terkoneksi dengan internet baik dengan menggunakan laptop, telepon genggam dan peralatan lainnya yang mendukung koneksi teknologi wireless. Penerapan teknologi WLAN harus memiliki sebuah standar layanan atau yang dikenal sebagai Quality of Services (QoS). QoS adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan trafik yang melewatinya[3]. Terdapat beberapa parameter yang dipakai untuk menentukan kualitas dari jaringan WLAN diantaranya throughput, packet loss, delay, dan jitter. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Quality Of Service (QoS) Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) (Studi Kasus : Hotspot Kantor Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana), untuk menganalisa jaringan di area cakupan WLAN kantor fakultas teknologi informasi menggunakan Wireshark sebagai tools utama dan tools lainnya untuk mengukur parameter QoS.
2
Penelitian ini bertujuan memberikan evaluasi dengan mengukur kinerja terhadap layanan Hotspot di area cakupan kantor fakultas teknologi informasi, bagi akademisi, penelitian ini bertujuan menambah koleksi jurnal dan refererensi penelitan fakultas teknologi informasi. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah melakukan analisa kinerja pada jaringan WLAN area cakupan kantor FTI universitas kristen satya UKSW dan masalah perbaikan pada jaringan, dengan perhitungan kinerja berdasarkan throughput, delay, jitter dan packet loss.
1. Kajian Pustaka Penelitian sebelumnya dengan judul Analisis QoS (Quality Of Services) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura) yang dilakukan oleh Yanto (2013) merupakan penelitian yang dilakukan pada jaringan internet kampus menggunakan parameter QoS. Hasil dari penelitian tersebut adalah Universitas Tanjungpura memiliki predikat <95% berdasarkan standar TIPHON sehingga memiliki predikat kurang memuaskan[4]. Wireles Local Area Network (WLAN) adalah jaringan lokal yang sifatnya hampir sama dengan jaringan LAN (Local Area Network) [5], perbedaan antara kedua jaringan ini terletak pada : a) WLAN memakai gelombang radio sebagai physical layer-nya. b) WLAN menggunakan MAC CSMA/CA (Carrier Access Collision Avoidance) sedangkan LAN menggunakan CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access Collision Detection). c) WLAN mendukung pengguna yang bersifat mobile, sedangkan LAN tidak. Standar WLAN yang ditetapkan IEEE dimulai pada tahun 1980 dan kemudian mencapai titik loncatan kemajuan teknologi pada tahun 1997 dengan mempublikasikan standar 802.11. Standar 802.11 memiliki kecepatan data sebesar 1 sampai 2 Mbps dan terus meningkat setiap tahunnya, beberapa revisi selanjutnya dicatat dengan adanya tanda penambahan huruf adalah 802.11a, 802.11b dan 802.11g. Standar 802.11a, adalah model awal yang dibuat untuk umum. Menggunakan kecepatan 54 Mbps dan dapat mentransfer data double dari data tipe 802.11g dengan kemampuan bandwidth 72 Mbps atau 108 Mbps. Perancangan signal 802.11a jauh dari gangguan seperti oven microwave atau cordless phone.
3
Sementara pada stadar 802.11b yang menggunakan frekuensi 2.4 GHz memiliki transmisi standar dengan kecepatan 11 Mbps atau rata-rata 5Mbps [6]. Quality of Service adalah efek kolektif dari kinerja layanan yang menentukan derajat kepuasan seorang pengguna terhadap suatu layanan[2]. Quality of Service (QoS) : “the collective effect of service performance which determines the degree of satisfaction of a user of the service”. International Telecomunication Union [7]. Berdasarkan dua definisi diatas, dapat disimpulkan QoS adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter, dan delay dapat dilihat pada Tabel 1 [7]. Tabel 1 Indeks Parameter QoS
Nilai
Persentase
Indeks
3,8 – 4,0
95 – 100
Sangat Memuaskan
3,0 – 3,7
75 – 94,75
Memuaskan
2,0 – 2,9
50 – 74,75
Kurang Memuaskan
1 – 1,99
25 – 49,75
Buruk
Parameter QoS adalah bandwidth, jitter, delay, packet loss, dan throughput, MOS (Mean Opinion Score), echo cancelation, dan PDD (Post-Dial Delay), sedangkan bagian dari parameter QoS antara lain : Throughtput, throughtput sendiri dapat diartikan sebagai kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughtput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Seperti Tabel 2 [7]. Tabel 2 Indeks Throughtput
Kategori Throughtput
Throughtput
Indeks
Sangat Bagus
100 %
4
Bagus
75 %
3
Sedang
50 %
2
Buruk
< 25 %
1
4
Persamaan untuk menghitung throughtput adalah :
Parameter kedua dalam QoS yaitu Delay, delay merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari source ke destination. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media jaringan, dan kongesti. Nilai delay berdasarkan TIPHON dapat dilihat dalam Tabel 3 [7]. Tabel 3 Delay
Kategori Delay
Besar Delay
Indeks
Sangat Bagus
< 150 ms
4
Bagus
150 s/d 300 ms
3
Sedang
300 s/d 450 ms
2
Buruk
>450 ms
1
Persamaan untuk menghitung delay adalah :
Parameter berikut ialah Jitter atau variasi kedatangan yang diakibatkan oleh panjangnnya antrian, waktu pengelolaan data, dan juga waktu penggabungan paket-paket data dalam perjalanan suatu paket data jitter berhubungan erat dengan delay yang terjadi pada transmisi jaringan, pada Tabel 4 menunjukan jitter menurut standar TIPHON [7]. Tabel 4 Jitter
Kategori Degredasi
Peak Jitter
Indeks
Sangat Bagus
0 ms
4
Bagus
0 s/d 75 ms
3
Sedang
75 s/d 125 ms
2
Buruk
125 s/d 225 ms
1
Persamaan untuk menghitung jitter adalah :
5
Total variasi delay diperoleh dari persamaan : Total variasi delay = Delay – Rata-rata Delay Packet loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan, seperti pada Tabel 5 packet loss menurut standar TIPHON [7]. Tabel 5 Packet loss
Kategori Degredasi
Packet Loss
Indeks
Sangat Bagus
0
4
Bagus
3%
3
Sedang
15%
2
Buruk
25%
1
Wireshark merupakan tools atau freeware yang dipakai dalam melakukan pengamatan jaringan internet. Terdapat berbagai protokol yang telah disediakan wireshark. Pengamatan terhadap protokol-protokol tertentu dapat dilakukan dengan melakukan konfigurasi pada wireshark [8]. 2. Metodologi Penelitan
Gambar 1 Langkah-langkah Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode action research, seperti pada Gambar 1. Tahapan dalam metode action research ini adalah: 1) Melakukan diagnosa (Diagnosing) Melakukan diagnosa dapat dilakukan dengan cara login atau masuk kedalam jaringan area cakupan hotspot kantor FTI (seluruh lantai bangunan). Diagnosa dilakukan dengan menggunakan tools wireshark untuk dilakukan pengamatan.
6
2) Membuat Rencana Tindakan (Action Planning) Rencana tindakan dengan melakukan konfigurasi pada tools wireshark, pengaturan protokol dan berbagai pengaturan lainnya dilakukan dalam wireshark yang selanjutnya dipakai dalam mengukur berbagai paramater QoS jaringan hotspot. 3) Melakukan Tindakan (Action Taking) Tahapan melakukan tindakan adalah tahapan di mana semua paket data yang ditransmisikan melalui jaringan hotspot kantor FTI UKSW, tindakan pengamatan arus jaringan dilakukan dengan mengamati protokol TCP dan UDP. Traffic jaringan akan direkam dengan menggunakan wireshark berdasarkan protokol yang sudah konfigurasi untuk selanjutnya dianalisa. 4) Melakukan evaluasi (Evaluating) Tahapan ini merupakan lanjutan dari hasil tindakan pada tahapan sebelumnya akan dianalisa dengan menghitung berbagai parameter QoS. Hasil dari analisa jaringan hotspot kantor fakultas selanjutnya akan dibandingkan dengan standar TIPHON untuk diketahui seberapa besar persentase quality of service dalam jaringan. 5) Pembelajaran (Learning) Analisa yang dilakukan pada tahap sebelumnya akan dilakukan penarikan kesimpulan tentang Quality of Services jaringan hotspot area cakupan kantor FTI UKSW, untuk selajutnya menjadi masukan bagi administrator jaringan yang bertanggung jawab terhadap kualitas jaringan.
3. Analisa dan Pembahasan
Gambar 2 Topologi Jaringan FTI UKSW
7
Berdasarkan topologi jaringan pada gambar 2 diatas [9], alokasi bandwith jaringan FTI UKSW dapat dilihat pada tabel 6. Pembagian bandwidth up to 10 Mb pada kantor fakultas serta lab RX, lab E dan CTC sesuai dengan kebutuhan serta prioritas yang diperlukan pada gedung tersebut. Tabel 6 Bandwith Jaringan FTI UKSW
No
Gedung
Bandwith
1
Kanfak FTI
10 Mb*
2
Lab RX
10 Mb*
3
Lab E
10 Mb*
4
CTC
10 Mb*
5
Hotspot
3 Mb
Total
15 Mb
Keterangan : tanda (*) pada tabel adalah up to.
Gambar 3 Capture protokol TCP dan UDP
Pada penelitian ini, perhitungan QoS dilakukan pada jaringan hotspot kantor FTI. Analisa Quality of Services dilakukan dengan menghitung nilai setiap parameter pada dua protokol tcp dan udp dengan menggunakan wireshark seperti yang terlihat pada gambar 3 diatas, aplikasi wireshark akan meng-capture paket data masing-masing protokol dalam dua babak waktu, pertama pada jam ramai yaitu pada pukul (09.00-14.00) dan kedua pada jam sepi (14.00-17.00). Alasan penulis membagi dalam dua babak waktu yaitu untuk melihat apakah ada perbedaan yang terjadi pada hasil perhitungan QoS sehingga pada akhir dari penelitian ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat kepada administrator jaringan.
8
Parameter delay, packet loss, throughput, dan jitter akan digunakan sebagai indikator QoS pada protokol udp dan tcp. Perhitungan Parameter Qos Protokol TCP Delay Tabel 7 Analisa parameter delay protokol TCP
Percobaan
Hari Pertama JR JS
Hari Kedua JR
JS
Indeks TIPHON
1
17.4797 m/s
12.2357 m/s
16.8678 m/s
12.1448 m/s
4
2
15.9065 m/s
11.1345 m/s
15.3497 m/s
11.0517 m/s
4
3
14.4749 m/s
10.1324 m/s
15.6870 m/s
11.2946 m/s
4
4
13.8954 m/s
9.72715 m/s
14.5063 m/s
10.4445 m/s
4
5
16.2561 m/s
11.3792 m/s
15.0123 m/s
12.3101 m/s
4
Pada Tabel 7 merupakan hasil perhitungan dari pada parameter QoS dalam hal ini yaitu delay didapatkan hasil pada jam ramai lebih tinggi delay terjadi dibandingkan dengan jam sepi, dan hasil puncak tertinggi dari pada hasil penelitian ini yaitu terjadi pada hari pertama percobaan pertama yaitu sebesar 17.4797 m/s dan hasil ini tidak berpengaruh pada kondisi layanan internet khususnya terhadap protokol TCP, sedangkan hasil terendah dari hasil perhitungan delay ini terjadi pada hari pertama dan terjadi pada penelitian jam sepi percobaan ke 4 yaitu sebesar 9.72715 m/s. Tabel diatas juga menjelaskan rata-rata nilai delay dari lima percobaan atau capture data pada hari pertama dan hari kedua dalam dua babak waktu. Nilai rata-rata delay jaringan WLAN adalah < 150 ms berdasarkan standar TIPHON dengan indeks 4 dengan kategori degradasi maka dapat dikatakan sangat memuaskan. Sedangkan untuk melihat perhitungan dalam grafik dapat di lihat pada gambar 4 dibawah.
9
Gambar 4 Grafik Delay pada Protokol TCP
Throughput Tabel 8 Analisa Parameter Throughput Protokol TCP
Percobaan
Hari Pertama
Hari Kedua
Indeks JS
TIPHON
JR
JS
JR
1
94,98 %
99,98 %
88,98 %
92,30 %
4
2
93,92 %
98,97 %
88,88 %
91,98 %
4
3
89,94 %
99,91 %
83,93 %
90,88 %
4
4
88,95 %
99,01 %
87,93 %
90,96 %
4
5
92,94 %
99,94 %
90,94 %
92,97 %
4
Tabel 8 diatas menunjukan rata-rata nilai throughput dalam lima percobaan atau capture data pada hari pertama dan hari kedua dalam dua babak waktu. Rata-rata persentase throughput hari pertama pada jam ramai adalah 92,146 % dan rata-rata persentase nilai pada jam sepi adalah 99,562 %. Pada proses capture di hari kedua rata-rata nilai throughput di jam ramai adalah 88,132% dan rata-rata throughput pada jam sepi adalah 91,798 %, sehingga dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai keseluruhan throughput pada jaringan WLAN adalah 92,90 % dengan indeks TIPHON 4 dan kategori degredasi sangat memuaskan, untuk tampilan dalam grafik dapat dilihat pada Gambar 5. 10
Gambar 5 Grafik Throughput pada Protokol TCP
Jitter Tabel 9 analisa parameter jitter protokol TCP
Percobaan
Hari Pertama JR JS
Hari Kedua JR JS
Indeks TIPHON
1
0
0
4.012
0
3
2
0.18
0
2.01
0
3
3
0.47
0
7.323
0
3
4
0.57
0
0.332
0
3
5
0
0
2.221
0
3
Tabel 9 diatas memberikan penjelasan mengenai panjangnya waktu antrian dan juga waktu penghimpunan ulang paket-paket diakhir perjalanan jitter, di hari pertama rata-rata nilai jiiter adalah 0,119 ms, pada hari kedua rata-rata nilai jitter di jam ramai dan jam sepi adalah 1,589 ms dengan nilai rata-rata keseluruhan adalah TIPHON jaringan WLAN untuk parameter jitter adalah 8.5428 m/s dengan degradasi bagus. Untuk tampilan dalam grafik dapat dilihat pada gambar 6.
11
Gambar 6 Grafik Jitter Pada Protokol TCP
Packet loss Tabel 10 Analisa Parameter packet loss Protokol TCP
Hari Pertama Percobaan
Hari Kedua
Indeks
JR
JS
JR
JS
TIPHON
1
0
0
0
0
4
2
0
0
0
0
4
3
0
0
0
0
4
4
0
0
0
0
4
5 0 0 0 0 4 Pada tabel 10 diatas untuk packet loss protokol TCP didapatkan hasil 0 dikarenakan kondisi jaringan untuk mendukung trafik browsing dikirimkan dan diterima semua packet data sehingga tidak terjadi kehilangan packet yang kemudian di mungkinkan dengan tidak adanya penumpukan packet pada jaringan hal ini dikarenkan hasil pada throughput protokol TCP sangat memuaskan dan delay yang terjadi kecil sehingga mendukung tidak adanya paket yang hilang pada saat komunikasi data. Sehingga rata-rata nilai indeks TIPHON jaringan WLAN untuk parameter packet loss adalah 4 dengan degredasi sangat bagus.
12
Perhitungan Parameter Qos Protokol UDP Delay Tabel 11 Analisa Parameter Delay Protokol UDP
Percobaan
Hari Pertama
Hari Kedua JR
Indeks JS
TIPHON
JR
JS
1
156,642 m/s
141,220 m/s
396,365 m/s
177.08 m/s
3
2
159,065 m/s
137,345 m/s
408,566 m/s
188.78 m/s
3
3
136,749 m/s
100,080 m/s
414,445 m/s
105.68 m/s
3
4
183.841 m/s
119,445 m/s
383,765 m/s
194.54 m/s
3
5
172,615 m/s
101,256 m/s
322,665 m/s
200 m/s
3
Tabel 11 diatas menunjukan hasil perhitungan delay pada protokol UDP, dari hasil yang didapat pada hari kedua jam ramai terjadi lonjakan delay sebesar 414,445 m/s. Sehingga secara keseluruhan delay pada protokol UDP adalah dengan rata-rata delay yang tejadi pada jam ramai hari pertama adalah 161,7824 m/s dan pada jam sepi 119,8692 m/s. Pada hari kedua, rata-rata nilai delay adalah 385,62 m/s pada jam ramai dan 173,216 m/s pada jam sepi, sehingga nilai total rata-rata delay pada protokol UDP adalah 210.0072 m/s dengan indeks TIPHON 3 dengan predikat bagus, dalam grafik dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 7 Grafik delay pada Protokol UDP
13
Throughput Tabel 12 Analisa Parameter Throughput Protokol UDP
Percobaan
Hari Pertama
Hari Kedua
JR
JR
JS
JS
Indeks TIPHON
1
7,56%
8,66%
1,70% 6,23%
1
2
7,76%
8,32%
1,79% 6,88%
1
3
6,93%
7,88%
2,00% 5,96%
1
4
7,44%
7,92%
1,90% 6,76%
1
5
8,23%
8,96%
1,66% 5,98%
1
Tabel 12 di atas menjelaskan rata-rata nilai throughput dari lima percobaan atau capture data pada hari pertama dan hari kedua dalam dua babak waktu. Rata-rata persentase throughput hari pertama pada jam ramai adalah 7,58% dan rata-rata persentase nilai pada jam sepi adalah 8,35%. Pada proses capture di hari kedua rata-rata nilai throughput di jam ramai adalah 1,81% dan rata-rata throughput pada jam sepi adalah 6,36%, sehingga dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai keseluruhan throughput pada jaringan WLAN adalah 6,03% dengan indeks TIPHON 1 dan kategori degredasi buruk, dikatakan buruk dikarenakan presentaasi throughput sebenarnya yaitu 100% yang mana hasil yang didapatkan kurang dari 10 % sehingga berdasarkan standar TIPHON mendapat nilai buruk.
Gambar 8Grafik Parameter Throughput Protokol UDP
14
Jitter Tabel 13 Analisa parameter Jitter protokol UDP
Percobaan
Hari Pertama JR JS
Hari Kedua JR JS
Indeks TIPHON
1
0
0
8.694
0
3
2
0.48
0
8.693
124.83
3
3
0.704
0
17.059
0
3
4
1.034
0
3.851
0
3
5
1.345
0
7.427
0
3
Tabel 13 diatas memberikan penjelasan mengenai panjangnya waktu antrian dan juga waktu penghimpunan ulang paket-paket diakhir perjalanan jitter, di hari pertama rata-rata nilai jiiter adalah 0,36 ms, pada hari kedua rata-rata nilai jitter di jam ramai dan jam sepi adalah 17,05 ms dengan nilai rata-rata keseluruhan adalah TIPHON jaringan WLAN untuk parameter jitter adalah 8.70585 m/s dengan degradasi bagus. Packet Loss Tabel 14 Analisa parameter packet loss pada protokol UDP
Percobaan
Hari Pertama
Hari Kedua
Indeks
JR
JS
JR
JS
TIPHON
1
0
0
0
0
4
2
0
0
0
0
4
3
0
0
0
0
4
4
0
0
0
0
4
5
0
0
0
0
4
Tabel 14 diatas merupakan parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukan jumlah total paket yang hilang karena collision dan congestion, di hari pertama, rata-rata nilai packet loss adalah 0 ms, pada hari kedua terjadi hal yang sama pada jam ramai
15
dan jam sepi, rata-rata nilai indeks TIPHON jaringan WLAN untuk parameter packet loss adalah 4 dengan degredasi sangat bagus. Analisa Quality Of Services Berdasarkan Indeks Setiap Parameter Dengan Standar TIPHON Tabel 15 QoS Jaringan WLAN FTI berdasarkan indeks parameter.
Protokol UDP Parameter
Pengukuran QoS
Indeks
Delay
3
Memuaskan
Throughput
1
Buruk
Jiter
3
Memuaskan
Packet loss
4
Sangat Memuaskan
Hasil perhitungan indeks parameter QoS protokol UDP jaringan Hotspot FTI adalah seperti digambarkan pada Tabel 15, berdasarkan perhitungan nilai rata-rata setiap parameter, secara keseluruhan jaringan Hotspot khususnya pada penggunaan protokol jaringan UDP mendapat nilai 2,75 dengan indeks kurang memuaskan. Tabel 16 QoS Jaringan WLAN Fakultas Teknologi Informasi berdasarkan indeks parameter.
Protokol TCP Parameter
Pengukuran QoS
Indeks
Delay
4
Sangat Memuaskan
Throughput
4
Sangat Memuaskan
Packet loss
4
Sangat memuaskan
Jitter
4
Sangat Memuaskan
Hasil perhitungan indeks parameter QoS protokol TCP jaringan Hotspot FTI adalah seperti digambarkan pada Tabel 15, berdasarkan perhitungan nilai rata-rata setiap parameter, secara keseluruhan jaringan hotspot khususnya pada penggunaan protokol jaringan TCP mendapat nilai 4 dengan indeks sangat memuaskan.
16
4. Kesimpulan Analisa Quality of Services pada jaringan WLAN area FTI UKSW menggunakan parameter delay dan throughput untuk mengetahui nilai Qos dari protokol TCP dan menggunakan parameter delay ,throughput, packet loss, dan jitter pada protkol UDP. Hasil perhitungan masing-masing protokol menunjukan bahwa protokol TCP pada jaringan WLAN FTI sangat memuaskan dengan indeks 4, sementara protokol UDP yang berjalan pada jaringan WLAN hanya memiliki indeks 2,75
dengan predikat kurang memuaskan, hasil
tersebut didapat dari nilai perhitungan indeks parameter QoS jaringan WLAN dengan membandingkan setiap nilai berdasarkan standar TIPHON. Penulis menyarankan agar perbaikan jaringan dilakukan, berangkat dari penelitian ini khususnya trhroughput yang mendapatkan scoring terendah, sehingga kedepannya jaringan Hotspot jaringan Fakultas Teknologi Informasi dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada user dalam hal ini mahasiswa, dosen serta pegawai dalam rangka menunjang proses akademik dan administrasi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji tentang bagaimana keamanan jaringan WLAN fakultas teknologi informasi.
5. Daftar pustaka [1] Brian K. William dan Swayer Stacey, 2007, Using Information Technology, Pengenalan Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi,Yogyakrta : ANDI. [2] Ningsih,Yuli Kurnia dkk, 2004, ‘Analisis Quality Of Service (Qos) pada Simulasi JaringanMultiprotocol Label Switching Virtual Private Network (Mpls Vpn)’ , JETri, vol.3, no. 2, pp. 33-48. [3] Convery, Sean, 2003. Cisco SAFE: Wireless LAN security in Depth. Cisco System. [4] Yanto, 2013, Analisis QoS (Quality of Services) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus : FakultasTeknik Universitas Tanjungpura)Unversitas Tanjungpura 1:6. [5] Tantri Wulandari, 2010.Wireless LAN. Politeknik Negeri Batam : Paper. [6] Nazi Yaulla, 2013, Analisa Kinerja Jaringan Internet Berbasis Mikrotik, Universitas Budi Luhur : 3. [7] Tiphon 1999, “Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON) General aspects of Quality of Service (QoS)”, DTR/TIPHON-05006 (cb0010cs.PDF).
17
[8] Orzach Yoram, 2013, Network Analysis Using Wireshark Cookbook, Brimingham: Packet Publishing. [9] Delvi Ch Irianto, 2013, Pengukuran Kinerja Jaringan Berdasarkan QoS pada Jaringan Komputer (Studi Kasus: FTI-UKSW), Tugas akhir (TI_672009300_Artikel Ilmiah.PDF).
18