15
PENDAHULUAN
Latar Belakang Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan lingkungan baik di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan kualitas tanah dan di perairan menjadi faktor kualitas perairan pada suatu lingkungan. Odum (1997) menyatakan bahwa bahan organik dalam jumlah tertentu akan berguna bagi perairan, tetapi apabila jumlah yang masuk melebihi daya dukung perairan maka akan mengganggu perairan tersebut berupa pendangkalan dan penurunan kualitas air. Kandungan bahan organik di perairan akan mengalami fluktuasi yang disebabkan bervariasinya jumlah masukan baik dari domestik, pertanian, industri maupun sumber lainnya. Peningkatan kandungan bahan organik di perairan akan dapat disebabkan dari buangan dari rumah tangga, pertanian, industri, hujan, dan aliran air permukaan. Bahan organik yang tinggi akan mempengaruhi tingkat keseimbangan perairan. Bahan organik yang mengendap di dasar perairan memberi pengaruh terhadap kelangsungan sumber makanan bagi organisme bentik, sehingga jumlah dan laju pertambahannya dalam sedimen mempunyai pengaruh terhadap populasi organisme dasar. Substrat yang kaya akan bahan organik biasanya didukung oleh melimpahnya fauna deposit feeder seperti siput atau gastropoda. Menurut Zulkifli (2009) tingginya kandungan bahan organik akan mempengaruhi kelimpahan organisme. Hal ini dikarenakan terdapat organisme-organisme tertentu yang tahan terhadap tingginya kandungan bahan organik, sehingga dominansi oleh spesies
Universitas Sumatera Utara
16
tertentu dapat terjadi. Dikaitkan dengan kandungan oksigen terlarut di perairan yang berperan dalam proses perombakan bahan organik yang memerlukan oksigen. Semakin banyak jumlah bahan organik yang terlarut maka akan mengakibatkan nilai pH menurun karena konsentrasi CO2 semakin meningkat akibat
aktivitas
mikroba
dalam
menguraikan
bahan
organik
sehingga
menyebabkan kandungan oksigen terlarut (DO) semakin menurun. Kualitas air di ekosistem rawa sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia di sekitarnya. Kandungan bahan organik dalam perairan akan mengalami peningkatan yang disebabkan buangan dari rumah tangga, pertanian, industri, hujan, dan aliran air permukaan. Rawa Kongsi merupakan salah satu ekosistem rawa tergenang di Desa Marindal Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Rawa Kongsi memiliki luas area ± 6000 m2 (0,6 ha) dengan debit arus air yang mengikuti arah angin. Perairan rawa merupakan perairan dangkal dan penuh tumbuhan air, memiliki fluktuasi tahunan (musim hujan - musim kemarau) dan umumnya tawar, serta memiliki manfaat dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan. Rawa Kongsi memiliki organisme ikan tawar seperti ikan sepat rawa dan ikan nila yang banyak dipancing oleh masyarakat sekitar sehingga pada tahun 2014 dilakukan penelitian oleh Hadi Syahputra terkait studi komposisi makanan ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Pallas) yang menunjukkan jenis makanan serta luas relung ikan sepat rawa. Aktivitas masyarakat di sekitar kawasan Rawa Kongsi akan menyebabkan perubahan kondisi fisika - kimia perairan dan berpengaruh pada kandungan bahan organiknya. Sejauh ini informasi mengenai profil bahan organik di dasar perairan Rawa Kongsi masih belum diketahui. Oleh karena itu penulis merasa pentingnya
Universitas Sumatera Utara
17
mengkaji kandungan bahan organik di dasar perairan rawa khususnya kandungan nitrogen dan fosfor total sehingga mampu memberikan informasi tentang kesuburan rawa tersebut. Perumusan Masalah Bahan organik yang mengendap di dasar perairan memberi pengaruh terhadap kelangsungan sumber makanan bagi organisme bentik. Tingginya kandungan
bahan
organik
akan
mempengaruhi
kelimpahan
organisme.
Kandungan bahan organik akan berfluktuasi seiring dengan bervariasinya jumlah masukan ke dalam perairan. Kegiatan aktivitas masyarakat di Rawa Kongsi Desa Marindal Kabupaten Patumbak menjadi indikator penyebab melimpahnya bahan organik. Peningkatan kandungan bahan organik di perairan akan meningkatkan kebutuhan oksigen untuk dekomposisi yang akan menurunkan kadar oksigen terlarut. Maka diketahui masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah kandungan bahan organik pada perairan Rawa Kongsi Kecamatan Marindal Kabupaten Patumbak? 2. Bagaimanakah hubungan bahan organik dilihat dari sediaan nutrien, nitrogen dan fosfor?
Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Rawa Kongsi dengan memilih stasiun berdasarkan ekologi dan karakteristik kegiatan yang dibagi menjadi 4 stasiun. Berdasarkan keempat karakteristik ini dapat diasumsikan terdapat perbedaan bahan organik di dasar perairan Rawa Kongsi tersebut. Pengamatan kondisi lingkungan perairan rawa dapat dilihat dengan mengetahui hasil dari kandungan
Universitas Sumatera Utara
18
bahan organik, tekstur dan pH tanah serta pengukuran parameter fisika dan kimia airnya sehingga dapat ditentukan tingkat kesuburan perairan rawa tersebut. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Perairan Rawa Aktivitas Masyarakat
Pemancingan
Peternakan
Rumah Tangga
Pertanian
Kondisi Lingkungan
Parameter Fisika dan Kimia
Kandungan Bahan Organik
Tekstur Tanah dan pH Tanah
Tingkat Kesuburan Perairan
Strategi Pengelolaan : batasan penelitian : manfaat penelitian Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tujuan Penelitian 1. Untuk mengkaji kandungan bahan organik dasar perairan Rawa Kongsi Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. 2. Untuk menganalisis pengaruh hubungan bahan organik dengan ketersediaan nutrien nitrogen dan fosfor di perairan Rawa Kongsi Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
19
Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai kajian bahan organik dasar perairan rawa dan sebagai data awal dalam mengetahui tingkat kesuburan perairan Rawa Kongsi Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara