PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia adalah negara yang mempunyai wilayah perairan laut dan perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara ASEAN lainnya. Sumber daya alam ini salah satunya menghasilkan ikan dan hasil perikanan lainnya. Oleh karenanya, akhir-akhir ini pemerintah sangat mengintensifkan usaha penangkapan dan budidaya ikan dalam upaya mendapatkan pemasukan devisa yang lebih besar. Namun, usaha tersebut akan menjadi tidak berguna jika tidak dibarengi dengan peningkatan pengetahuan tentang penanganan ikan setelah penangkapan dan pemanenan (Junianto, 2003). Perikanan Indonesia yang ditopang oleh sumber dayanya yang besar telah mampu menyumbangkan iuran cukup besar nilainya selama jangka waktu Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama. Pembangunan perikanan Indonesia dalam tahapannya menuju modernisasi dimulai awalnya sejak dilancarkannya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama, sejak saat itu, pemanfaatan berbagai sumber daya ikan melalui penangkapan dan budidaya telah diolah dan diawet dengan menerapkan teknologi (Ilyas, 1993). Jenis ikan yang hidup diseluruh perairan mencapai jutaan jenis, tetapi yang hidup di perairan darat diperkirakan hanya sekitar 500 jenis. Ikan termasuk kelas Pisces
yang
merupakan
kelas
terbesar
dalam
golongan
Vertebrata
(Djuwanah, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beberapa keuntungan komparatif bagi kegiatan perikanan, terutama dengan luasnya perairan teritorial
Universitas Sumatera Utara
dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia mencapai sekitar 5,8 juta km2. potensi sumber daya hayati perairan Indonesia apabila dimanfaatkan secara optimalkan dengan memperhatikan kaidah-kaidah tata laksana perikanan yang bertangung
jawab
dapat
menjadi
tumpuan
bagi
pembangunan
sektor
perekonomian Indonesia melalui peningkatan perolehan devisa, penyedia pangan (protein hewani) dan lapangan kerja (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1999). Perikanan laut Indonesia dicirikan oleh tiga karakteristik utama, yakni yang berkaitan dengan sumber daya ikan yang bersifat multi-jenis, penangkapan yang bersifat multi alat tangkap dan usaha perikanan yang bersifat skala kecil. Interaksi dari ketiganya dapat berupa: 1) Interaksi biologis (misalnya melalui hubungan mangsa-pemangsa, kompetisi atas makanan dan/atau ruang) 2) Interaksi teknis (misalnya penggunaan satu jenis alat tangkap tertentu tidak saja menangkap spesies target) 3) Interaksi ekonomis (misalnya terjadi antar kelompok nelayan dengan skala usaha berbeda yang menangkap spesies yang sama di area yang sama atau berbeda). (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1999). Populasi ikan bersifat dinamis baik dalam jumlah biomassa maupun jumlah individunya sebagai reaksi terhadap tekanan penangkapan maupun terhadap perubahan lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan pengkajian stok ikan pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui dinamika populasi ikan sebagai respons terhadap kegiatan penangkapan dan terhadap faktor-faktor lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya hasil pengkajian tersebut dapat digunakan sebagai dasar kebijakan dalam pengembangan dan pengelolaan perikanan misalnya terhadap penambahan armada penangkapan, penentuan besarnya kuota hasil tangkapan (catch quota), peningkatan produksi, peningkatan pendapatan nelayan dan/atau
devisa, dll.
(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1999). Propinsi Sumatera Utara memiliki unit-unit pengolahan ikan rebus, dimana ikan-ikan sebagai bahan baku diperoleh kabupaten/ kota disekitar unit-unit pengolahan. Unit pengolahan menurut kabupaten/ kota Medan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1: Jumlah Kelompok Pengolahan Ikan Rebus di Kota Medan Tahun 2007 No. Kecamatan Jumlah (kelompok) 1.
Kec. Medan Polonia
10
2.
Kec. Medan Amplas
7
3.
Kec. Medan Barat
7
4.
Kec. Medan Tuntungan
5
5.
Kec. Medan Belawan
4
6.
Kec. Medan Labuhan
2
Total
35
Sumber: Dinas Perikanan Dan Kelautan Kota Medan, 2008
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah unit pengolahan ikan rebus dikota Medan adalah 35 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari beberapa KK (kepala keluarga) yaitu antara 8-10 KK. Selain itu, ada juga yang mengusahakan pengolahan ikan rebus ini per keluarga atau dengan kata lain tidak berkelompok.
Universitas Sumatera Utara
Soekartawi (1991) menyatakan bahwa, dalam rangka meningkatkan nilai tambah maka perlu didorong kearah produk pengolahan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengolahan hasil yang baik yang dilakukan produsen dapat meningkatkan nilai tambah dan mampu menerobos pasar. Berdasarkan keterangan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis usaha pengolahan ikan rebus di Lingkungan 9 Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat Kota Medan.
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem pengolahan ikan rebus didaerah penelitian? 2. Bagaimana komponen biaya produksi dalam usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian? 3. Bagaimana nilai tambah usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian? 4. Apakah usaha pengolahan ikan rebus layak atau tidak layak diusahakan didaerah penelitian? 5. Apa masalah yang dihadapi dalam usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian? 6. Bagaimana upaya mengatasi masalah yang dihadapi dalam usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penulisan Dari permasalahan diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sistem pengolahan ikan rebus didaerah penelitian. 2. Untuk mengetahui komponen biaya produksi dalam usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian. 3. Untuk mengetahui nilai tambah usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian. 4. Untuk mengetahui usaha pengolahan ikan rebus layak atau tidak layak diusahakan didaerah penelitian. 5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian. 6. Untuk mengetahui upaya mengatasi masalah yang dihadapi dalam usaha pengolahan ikan rebus didaerah penelitian.
Kegunaan Penulisan 1. Sebagai
bahan
informasi
bagi
pengusaha
ikan
rebus
dalam
mengembangkan usahanya. 2. Sebagai bahan dan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara