PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi nosokomial atau disebut juga “hospital acquired infection “ dapat didefinisikan sebagai suatu infeksi yang didapat oleh pasien di rumah sakit yang diyakini sebagai penyebab lain dari keadaan yang diderita pasien. Infeksi tersebut diperoleh di rumah sakit atau pada fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, yang mana infeksi tersebut tidak dialami pasien pada saat awal perawatan. Hal ini juga termasuk infeksi yang diperoleh di rumah sakit akan tetapi timbulnya setelah pasien pulang dari perawatan (WHO, 2002) Alireza (2011) melakukan penelitian di Ahvaz, Iran pada tujuh rumah sakit termasuk rumah sakit pendidikan. Penelitian dilakukan pada bulan April 2006 sampai Januari 2007, terhadap 1.208 sampel 1.156 sampel apusan kapas basah, 8 sampel air dialisa dan 44 sampel air bekas cuci tangan) yang diambil dari alat medis dan permukaan benda-benda di rumah sakit. Sampling lingkungan dilakukan di tempat yang berbeda-beda, yaitu kamar operasi, unit perawatan intensif, bangsal ortopedi/ bedah, unit neonatal, dapur dan ruang dialisa. Dan dilakukan evaluasi kontaminasi bakteri dari tangan pegawai dan beberapa peralatan medis. Semua sampel permukaan benda-benda diambil setelah dekontaminasi. Hasil penelitian didapatkan 57% dari sampel positif dan lebih dari 10 spesies yang terisolasi. Staphylococcus coagulase negatif (36,1%) dan Klebsiella pneumonia (8,9%) adalah isolat dominan antara bakteri Gram positif dan Gram negatif, dimana dari tangan pegawai (79,5%), ruang dapur (71,4%) ruang staf
1
(61,1%) dan peralatan (57,8%) adalah tempat yang paling terinfeksi. Gram negatif enterik basil (50%) didapat dari pegawai pelayanan makanan dan Gram positif coccus (46,6%) merupakan isolat dominan dari spesimen tangan tenaga medis. (Alireza, 2011) Infeksi pernapasan merupakan salah satu infeksi nosokomial yang paling sering terjadi. Pneumonia nosokomial adalah infeksi nosokomial nomor dua yang paling sering di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, Center for Disease Control and prevention (CDC) secara kasar memperkirakan 1,7 juta infeksi yang berhubungan dengan rumah sakit dari segala jenis mikroorganisme termasuk bakteri, jamur dan virus. Semua sumber patogen potensial di sistem pernapasan harus diidentifikasi dan dihilangkan untuk menurunkan resiko terinfeksinya pasien. Peralatan terapi pernapasan (respiratory care equipment) termasuk ventilator, humidifier dan nebulizer telah diidentifikasi sebagai perantara potensial yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial yang berat jika alat-alat tersebut terkolonisasi oleh jamur atau bakteri. Oksigen medis merupakan suatu gas kering yang membutuhkan humidifikasi untuk mencegah cedera pada mukosa sistem respirasi. Oxygen humidifiers melembabkan oksigen medis dengan cara melewatkan oksigen melalui reservoir yang berisi air. Jika air di dalam reservoir tersebut terkontaminasi oleh bakteri, bakteri tersebut dapat terinhalasi oleh pasien, sehingga menyebabkan pneumonia nosokomial. Moiraghi et al melaporkan 5 pasien yang mengalami pneumonia nosokomial yang berat yang berasal dari oksigen humidifier yang diisi dengan menggunakan air keran yang terkontaminasi oleh Legionella pneumophila. (Jadhav et al, 2013)
2
Reusable humidifier, dan prefilled disposable humidifier oksigen biasanya digunakan untuk melembabkan oksigen yang dihirup oleh pasien. Pada humidifier jenis ini, oksigen dilewatkan di bawah batas cairan melalui suatu alat dan menghasilkan sejumlah besar gelembung oksigen, yang kemudian memasuki selang penghantaran oksigen. Alat ini disebut juga sebagai pelembab gelembung (bubble humidifier) yang menghasilkan sejumlah besar aerosol dengan diameter kurang dari 5 mikrometer. Jika aerosol tersebut membawa patogen, patogen dapat secara langsung dihirup ke dalam saluran pernapasan dan berpotensi untuk memacu infeksi pulmoner. Penggunaan jangka panjang dari humidifier ini dihubungkan dengan peningkatan risiko kontaminasi bakterial. Beberapa laporan menunjukkan kontaminasi bakterial oleh mikroaerosol pada buble humidifier. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan kontaminasi bakteri adalah tidak adekuatnya kebersihan tangan petugas kesehatan saat menangani peralatan, peralatan pernapasan yang terinfeksi, oksigen dari wall outlet yang terkontaminasi, serta adanya kontaminasi retrograd dari respirasi pasien. (Yamashita et al, 2004) Peralatan perawatan pernapasan yang terkontaminasi dapat menimbulkan infeksi nosokomial melalui dua rute. Yang pertama, alat tersebut bertindak sebagai reservoir untuk mikroorganisme, terutama bacilli gram negative. Alat yang mengandung cairan seperti nebulizer dan humidifier dapat menjadi sangat terkontaminasi oleh bakteri dan jamur yang mampu berkembang biak di air. Patogen tersebut kemudian menyebar ke pasien melalui aerosolisasi di ruangan. Yang kedua, peralatan yang terkontaminasi tersebut dapat langsung menghantarkan mikroorganisme ke saluran napas. (Jadhav et al, 2013) 3
Infeksi saluran pernapasan bagian bawah berkontribusi terhadap sekitar 20% dari keseluruhan infeksi nosokomial dan menjadi perhatian khusus karena angka mortalitasnya
yang tinggi hingga
mencapai
50%.
Peralatan respirasi
yang
terkontaminasi telah ditekankan dalam transmisi organisme penyebab pneumonia nosokomial melalui pembentukkan aerosol. Wadah air untuk pelembaban oksigen dan nebulizer memiliki potensi untuk terkontaminasi oleh bakteri
hidrofilik seperti
Legionella dan Pseudomonas, yang dapat menyebabkan infeksi yang serius terutama pada
pasien-pasien
immunocompromised.
Reusable
oxygen
humidifiers
telah
dihubungkan dengan lonjakkan kejadian pneumonia nosokomial. Kontaminasi biasanya terjadi melalui kontak tangan saat penyusunan alat atau pengisian kembali setelah proses disinfeksi.(Henderson, 1993) Kobayashi et al, 2006 meneliti pertumbuhan bakterial pada air di reservoir reusable dalam sistem humidifikasi oksigen menemukan bahwa pertumbuhan kuman dapat terjadi bahkan sejak hari pertama penggunaan reusable water humidifier. Pedoman CDC untuk pencegahan pneumonia nosokomial merekomendasikan untuk penggunaan dan perawatan reusable humidifier oksigen dengan mengikuti instruksi dari pabrikan yang mengeluarkan alat tersebut. Namun tidak terdapat suatu protokol yang jelas mengenai prosedur desinfeksi dan sterilisasi alat tersebut. Dampak pneumonia nosokomial baik secara klinis maupun finansial yang besar menyebabkan hal ini merupakan masalah yang penting. Tindakan pencegahan dapat mengurangi
insidensi
pneumonia
nosokomial
dengan
mencegah
transmisi
mikroorganisme yang patogenik ke pasien dengan jalan mencegah terjadinya kolonisasi 4
di tempat reservoirnya. Aktivitas pengendalian infeksi seharusnya menekankan pada penegakkan pedoman dan kebijakan pencegahan yang sesuai serta pendidikan yang berkelanjutan terhadap pekerja pelayanan kesehatan untuk mempertahankan suatu pemenuhan yang optimal terhadap praktek pencegahan. (Jadhav et al, 2013) Belum terdapat suatu studi yang dilakukan mengenai kontaminasi air pada penggunaan reusable humidifier di ruang pulih sadar GBST RSUP Dr Sardjito, dimana alat tersebut digunakan secara berulang pada beberapa pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui uji kontaminasi bakterial pada reservoir aquadest reusable oksigen humidifier di ruang pulih sadar GBST RSUP Dr Sardjito, apakah terjadi kontaminasi bakterial pada reservoir aquadest tersebut, pada hari ke berapa kontaminasi terjadi,sehingga dapat menjadi bahan rekomendasi untuk penggunaan reusable oxygen humidifier terutama di ruang pulih sadar dan di bangsal. B. Masalah penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Oksigen medis merupakan suatu gas kering yang membutuhkan humidifikasi untuk mencegah cedera pada mukosa sistem respirasi. Pengisian reservoir dilakukan dengan menggunakan aquadest steril. Penggunaan jangka panjang dari humidifier ini dihubungkan dengan peningkatan risiko kontaminasi bakterial. Standar Prosedur Operasional RSUP Dr Sardjito untuk pengelolaan pasca anesthesia dan sedasi di ruang pulih menyatakan bahwa pemberian oksigen dengan nasal kanul atau face mask diberikan sampai pasien pulih kesadaran penuh oleh penanggung jawab ruang pulih. Hal ini membawa risiko penggunaan berulang (multi-patient use) dari oxygen 5
humidifier. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan kontaminasi bakteri adalah tidak adekuatnya kebersihan tangan petugas kesehatan saat menangani peralatan, peralatan pernapasan yang terinfeksi, oksigen dari wall outlet yang terkontaminasi, serta adanya kontaminasi retrograd dari respirasi pasien. Jika air di dalam reservoir tersebut terkontaminasi oleh bakteri, bakteri tersebut dapat terinhalasi oleh pasien, sehingga menyebabkan pneumonia nosokomial C. Pertanyaan penelitian Apakah terdapat perbedaan angka kejadian kontaminasi bakteri pada aquadest di reservoir reusable oxygen humidifier setelah penggunaan 1 dan 2 hari di ruang pulih sadar GBST RSUP Dr. Sardjito pada penggunaan multi pasien dibandingkan dengan aquadest di reservoir reusable oxygen humidifier yang tidak digunakan pada pasien?
D. Tujuan penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan angka kejadian kontaminasi bakteri pada aquadest di reservoir reusable oxygen humidifier setelah penggunaan 1 dan 2 hari di ruang pulih sadar GBST
RSUP
Dr. Sardjito pada penggunaan multi pasien
dibandingkan dengan aquadest di reservoir reusable oxygen humidifier yang tidak digunakan pada pasien.
6
E. Manfaat penelitian Dengan mengetahui perbandingan angka kejadian kontaminasi
bakteri pada
aquadest di reservoir reusable oxygen humidifier setelah penggunaan 1 dan 2 hari di ruang pulih sadar GBST
RSUP
Dr. Sardjito pada penggunaan multi-pasien
dibandingkan dengan aquadest di reservoir reusable oxygen humidifier yang tidak digunakan pada pasien, dapat dijadikan sebagai masukan untuk evaluasi standar pemakaian reusable oksigen humidifier khususnya di ruang pulih sadar RSUP Dr Sardjito. F. Keaslian penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai kontaminasi bakteri pada aquadest di reservoir reusable oxygen humidifier di ruang pulih sadar GBST RSUP Dr. Sardjito pada penggunaan multi-pasien belum pernah dilakukan.
7
Table 1.1 Penelitian tentang kontaminasi bakterial yang pernah dilakukan Penulis Lu-xia, et al (2005)
Design penelitian W 340 Kohort retrospektif
Yamashita, K et al (2005)
N
12
Jadhav, S et 70 al (2013)
Tujuan penelitian
Meneliti tentang hubungan antara bakteri yang diisolasi dari botol humidifkasi oksigen di ICU dan infeksi saluran pernapasan Kohort Mengevaluasi dan prospektif membandingkan angka kontaminasi pada prefilled disposable dan reusable oxygen humidifier di ICU, hingga pemakaian selama 56 hari, tidak digunakan pada pasien. Studi case- Menentukan angka control kolonisasi oleh bakteri dan jamur dari alat respirasi dan signifikansi peran disinfeksi
8
Hasil Infeksi saluran pernapasan sangat mungkin berhubungan terhadap komsentrasi bakterial pada botol humidifikasi oksigen Di ICU, kontaminasi bakteri tidak terjadi pada O2 humidifier bahkan setelah hari ke 56 penggunaan secara berkelanjutan, namun kontaminasi debu terjadi pada reusable O2 humidifiers
Sebelum dilakukan disinfeksi menunjukkan bahwa angka kolonisasi jamur sebesar 78% dan bakteri 87%, setelah dilakukan disinfeksi dengan ethanol 70% dan kontrol yang ketat terhadap higienitas tangan, kolonisasi jamur menjadi 15% dan angka kolonisasi bakterial 12%