Volurne Il Nomor 7, tuiei2A75
ISSN:2355-5947
HUBUNGAI{ PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN PERILAKU PACARAN PADA REMAJA Dewi Rosaria Amalia, Binti Asrofin, Vivi Desita Rocharirin Akademi KebidEnan Wiyata Mitra Husada Nganjuk lppmwimisada@ gmail. com ABSTRACT Courtship has become a hind of life stile or o new ttfestyle for teens and is a normal thing, but the style of dating teens today hove led to behavior outside the limits, this is beginning to emerge courtship in which linked sexuol behqvior purpose of this study was to deteriine thi relationship knowledge about adolescent reproductive heolth against courtship behavior in adolescents.
This research is analytic cross sectional. The population in this study os many as 72. Samples were tcken by simple random sampling technique a number of 6t respondints. The independent variable is lvtowledge about odolescent reproductive health, while the dependent
variable is the courtship behavior in adolescents. Collecting data using questionnaires. To analltze lntowledge about adolescent reproductive health against courtship behavior in adolescents. used Mann-Witney IJ test with (a: 0.05). The results showed that adolescents mostly good lonwledge and positive behavior that a number of 35 respondents (57.4%0) and a small portion adolescents less lcnowledgeable and positive behavior that is a number 2 respondents (j.3%o). The results of the Mann-Whitney (J test showed significant results with p : 0.000 so that p <0,05 so that H0 rejected and HI accepted. Conclusions from this research is There Relationship lcnowledge on adolescent reproductive he.alth to dating behavior, to the needfor cooperation between all parties, bothfrom parents, health workers, or teachers in schools in an efort to increase lcnowledge of adolescents on adolescent reproductive health, so that young people have an qttitude and responsible behavior related to reproductive health Keywo r ds : A do I e s c e nt Repr o d activ e
.
H e alt h,
C o urts h ip B eh av io r
PENDAHIILUAN Latar Belakang
mengakibatkan dampak buruk bagi remaja, seperti merosotnya prestasi pemuda, hilangnya Pacaran telah menjadi semacam life stile rasa sosial, kurangnya kemandirian atau gaya hidup baru bagi remaja dan (Soetjiningsih,2010:13). merupakan hal yang lumrah. Remaja Menurut WHO Saat ini diperkirakan mengalami perubahan fisik dan psikis yang terdapat 1,2 milyar remaja di seluruh dunia dilaluinya dimana remaja ingin mencoba dan 47% diantaranya telah melalcukan seks karena terdorong rasa ingin tahu mereka yang bebas, sekitar 90 persen remaja tinggal di tinggi, namun gaya pacaran remaja di zaman Negara berkembang, dari jumlah penduduk sekarang telah mengarah pada perilaku yang dunia, 600 juta di antaranya perempuan diluar ba-tas, disinilah mulai muncul masa (Aryanti, 2013 : l). pacaran yang didatamnya terkait perilaku seks Berdasarkan sensus penduduk 2010. BPS (Aryanti, 2013 : l). mencatat ada sekitar 43,4 juta remaja di
remaja lndonesia (18,3 persen penduduk) dengan mengantarkan remaja pada perilaku yang tidak komposisi remaja laki-laki dan perempuan Dampak kebebasan pada
sehat seperti seks bebas atau seks pranikah, relative berimbang (Aryanti, 2013 : l). konsumsi video pomo, kelainan tindakan seks Pada tahun 2010 pernah diliris hasil seperti onani, dan lain sebagainya survey Durex dan hasil Harris
JurnalWimisada
Volume
ll
Nomor 7, Mei2075
ISSN:2fiFl597
Interactive yang menunjukan bahwa usia ratarata kehilangan keperawanan di Indonesia itu sekitar l9,l tahun. Angka usia di Indonesia itu berada di urutan ke 9 dari Negara Asia yang disurvey, yaitu Malaysia (23 tahun), India (22,9 tahun), Singapore (22,g tahun), China (22,1 tahun), Thailand (20,5 tahun), Hongkong (22,2tahwr), Vietnam (19,2 tahun), Jepang (19,4 tahun), dan Taiwan (1g,9 tahun). Namun, angka usia di Indonesia itu masih di atasnya usia rata-rata di 27 negara Eropa yang
sekitar 16 tahun, dengan usia tertinggi di Spanyol yang sekitar 19,2 tahun dan usia terendah Iceland yang sekitar 15,6 tahun, maupun juga di Amerika Serikat yang sekitar 18 tahun (Aryanti, 2013 :2). Data BKKBN menunjukan pada tahun 2010 di Indonesia, remaja yang hilang keperawanannya mencapai 5I%. Remaja perempuan yang kegadisannya sudah hilang: jawa timur 54o/o, Jawa tengah 52o/o, Jawa barat 47yo,. Komisi Perlindungan Anak
Indonesia mendapatkan hasil yang mencengangkan setelah melakukan penelitian di Jawa timur pada tahun 2010: 926/o pelajar itu sudah melakukan kissing, petting dan oral sex, 62%o pernah melakukan hubungan intim, 22.1% siswi SMA pernah melakukan aborsi. Dan menariknya lagi masih menurut BKKBN, usia mulai pacaran adalah 12 tahun (Siauw, 2AB :3).
Berdasarkan
Survey
Kesehatan
Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) DI
Nganjuk
di
dapatkan bahwa remaja mengatakan mempunyai teman yang pemah berhubungan seksual pada usia 14-19 tahun
(perempuan 34,7yo, laki-laki 30,9yo). Sedangkan usia 20-24 tahun (perempuan 48,60 ,laki-laki 46,5 yo ) (Anonim,2012 :2).
Studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan Juli 2015 di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono, berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian siswa hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah, disamping itu pada siswa laki-laki hampir setiap minggu ditemukan siswa yang kedapatan mempunyai video porno pada ponselnya.
JurnalWimisada
Hasil wawancrra yang tetah dilakukan pada 10 sisua tentang kesehatan reproduksi di dapatkan 7 siswa mempunyai pengetahuan kurang tentang kesehatan reproduksi, dan 3
siswa mempunyai pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi.
Remaja mempunyai sifat yang unik, salah-satunya adalah sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan di sekitarnya. Disamping itu remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan seksual, dimana kebutuhan kesehatan seksual tersebut sangat bervariasi (Kusmiran, 20ll : s4). Usia remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. perubahan ini secara psikologis membuat anak-anak usia remaja selalu ingin mencoba tantangan baru yang belum pernah diperoleh di masa kanakkanak. Kecenderungan ingin mencoba hal baru, bahkan cenderung memberontak dari kemapanan, semakin diperparah dengan berbagai informasi dan tayangan media tanpa sensor yang dapat diperoleh dengan berbagai cara (Widyastuti,20l0 : 66). Sebagian kelompok remaja mengalami
kebingungan untuk memahami tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan olehnya, arfiara lain boleh atau tidaknya melakukan pacaran, melakukan onani, nonton bersama atau ciuman. Ada beberapa kenyataan-kenyataan lain yang cukup membingungkan antara apa saja yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan. Kebingungan ini
akan
menimbulkan suatu perilaku seksual yang kurang sehat di kalangan remaja. Perasaan atau berdosa tidak jarang dialami oleh kelompok remaja yang pernah melakukan onani dalam hidupnya. Hal ini di akibatkan adanya pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang di pertentangkan dengan pemahaman agalraa, yang sebenarnya harus saling menyokong (Soetjiningsih, 201 0 : 14). Bila tidak disadari dengan pengetahuan
" cukup, mencoba hal baru yang
yang
berhubungan dengan kesehatan reproduksi
bisa memberikan dampak yang
akan
menghancukan masa depan remaja dan keluarga (Soetjiningsih, 2010 : 15).
q)
ISSN:2355-5947
Volume Il Nomor 1, Mei2015
Kematangan
organ seks
daPat
berpenganrh buruk bila remaja tidak mampu mengendalikan rangsangan seksualnya,
sehingga tergoda untuk melakukan seks pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja'oleh pasangan, khususnya remaja putri, tetapi juga orang fu&, keluarga, bahkan masyarakat
(Soetjining srh, 2010 : 22). Setiap orang yang sudah aktif seksual, baik lakiJaki maupun perempuan, berisiko terluar penyakit kelamin. Perempuan lebih berisiko tertular, karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap penularan IMS. Sayangnya, separuh dari perempuan yang tertular tidak tahu dirinya sudah terinfeksi (Soetj ining srh, 2010 : 22) Sasaran program kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah agar seluruh remaja dan keluarga memiliki pengetahuan kesadaran sikap dan perilaku kesehatan reproduksi . sehingga menjadikan remaja siap sebagai keluarga berkualitas pada tahun 2015 (Widyastuti, 2010 : 13). Mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran sikap dan perilaku remaja dan orang tua agar peduli dan bertanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga, serta pemberian pelaYanan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus (Anonim, 2AI2 :9&)-
Berdasarkan uraian dan data Yang diperoleh diatas, maka penulis tertarik ingin -.tutut* penelitian dan mengambil judul
"Hubungan Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Perilaku Seksual pada remaja di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk"
Tujuan Mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku pacaran pada remaja di SMK Farmasi Katolik
Metodelogi Penelitian
Uji Statistik yang
digunakan untuk kesehatan pengetahuan mengetahui hubungan reproduksi remaja dengan perilaku pacaran pada remaja di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk tahun 2015 peneliti menggunakan uji Mann-IVithneY U. HASIL PENELITIAI\ DAhI PEMBAHASAI\ Hasil Penelitian
Tabel 1: Distribusi Frekuensi
Pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kecamatan Kertosono Ngar uk Tahun 2015 Pengetahuan
Jumlah
Prosentase
Baik Cukup Kurang
38
62,3yo 24,6yo
15
t3.l% t00%
8
6l
Jumlah Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan Tabel I
daPat
diinterpretasikan bahwa responden yang berpengetahuan baik adalah 38 responden (62%), berpengetahuan cukup 15 responden (25%), dan berpengetahuan kurang adalah 8 responden (13%).
Tabel2 : Distribusi Frekuensi perilaku pacaran
di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 Perilaku pacaralr Positif Negatif
Jumlah 46
Prosentase
15
24,6yo 100 %
61 Jumlah Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan
Tabel 2
75,4Vo
daPat
diinterpretasikan bahwa hampir seluruhnya responden berperilaku positif yaitu sejumlah 46 responden Q5,4Y), dan sebagian kecil responden yang berperilaku negatif yaitu sejumlah
1
5 resPond en (24,6Yo).
Wiyata Farma Kertosono, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk tahun 2015'
JurnalWimisada
91
Volume ll Nomor 7, Mei2ATS
tSSN:
Tabel 3 : Uji Mann-Whitney U
positif, dan 15 responden (24,6 %) termasuk pada kategori perilaku pacaran yang negatif. Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
Test Statistics" Pengetahuan
Mann-Whitney U Wilcoxon W
1238.00{
Z
-3.6s7
{symp. Sig. (2ailed)
.000
a. Grouping Variable: perilaku
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney (J dengan menggunakan SPSS 16.0 didapatkan
Asymp. Srg @value): 0,000 sedangkan a, :0,05 Jika P value< 0,05 maka Hr diterima
atau Ho ditolak artinya ada
hubungan pengetahuan tent'ang kesehatan reproduksi remaja terhadap perilaku pacaran pada remaja di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa responden yang berpengetahuan baik adalah 38 responden atau 62,3yo, berpengetahuan cukup 15 responden
atau 24,60A, dan berpengetahuan
kurang
adalah 8 responden atau 13,l%o.
Pengetahuan adalah hasil ..tAhu" penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting unfuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmojo,2010:1). Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku negatif adalah pengetahuan remaj4 Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai medi4 akan tetapi tingkat pengetahuan tidak selalu membawa pengaruh yang positif, semua tergantung bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
positif dan
46
responden (75,4W
termasuk pada kategori perilaku pacaran yang
JurnalWimisada
diamati dan mempuriyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak
(Wawan, 201 I : 48). .._ Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas. Atau dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak lain (Notoatmodjo, 2010 : 55). perilaku pacaran sangat berpengaruh pada kehidupan remaja, dimana remaja yang berperilaku pacaran positif cenderung akan berdampak baik pada diriny4 sedmgkan remaja yang berperilaku negatif cendenmg akan berdampak buruk puta bagi dirinya.
Berdasarkan
Pembahasan
bahwa sejumlah
2355-5947
hasil rrji Mann-Whitney
U
dengan menggunakan SPSS 16.0 didapatkan Asymp. ^Sk (Pvalue): 0,000 sedangkan c :0,05 Jika P value( 0,05 maka Hr diterima atau Ho ditolak artinya ada hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja terhadap perilaku pacaran pada remaja di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farrna Kecarnatan Kertosono Kabupaten Nganjuk.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa : sebagian besar remaja berpengetahuan baik adalah 38 responden (62,3yo), dan perilaku remaja sebagian besar remaja bi:rperilaku pacaran yang positif yakni sejumlah 46 remaja (75,4%). Dari hasil analisis dapat disimpulkan Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dengan perilaku pacaran pada remaja di SMK Farrnasi Katolik
Wiyata Farma Kecamatan
Kertosono
Kabupaten Nganjuk tahun 201 5.
Saran bagi penelitian
selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkan variabel penelitian dan menambah jumlah sampel
92
ISSN:2355-5947
Volume llNomor 7, Mei2075
sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Kenakalan
R€maia. Deoartemen Kesehatan. Jawa Timur.
Ano+im.2Ol3Anglm Kejadian Free'Seks di Jatim. BKKBN. Jawa Timur
Azvtar,
S.
2011. Metodologi
Penelitian.
Yogj akarta: Pustaka Pelaj ar.
Departemen Pendidikan Nasional .z}l3.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Iakarta : Gramedia Pustaka Utama Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta
:
Salemba
Medika Kusmiran. 2012. Psikologt Remaia. Jakana : Balai Pustaka ' Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka CiPta
Jurnal Wimisada
Sarona. 2010. Kesehatan Reprodul<si. Jakarta : Grafindo Persada Sarwono, Sarlito. 2011. Psikologi Remaia. Jakarta : Grafindo Persada Siauw, A. 2013. Gambaran Kenakalan
di Kejuruan Remaja
Sekolah Batik 2
Menengah Suralmrta. STIKes Kusuma Husada Surakarta : Karya Tulis Ilmiah Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Anak
dan
Permasalahannya. Jakarta
:
EGC.
Sugiyono. 2010.'statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Wawan, A., Dewi, M. 2011. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaht Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widyastuty,
Yani. 2011. Kesehatan
Reprodulcsi. YogYakarta Fitramaya. Wiknjosastro, Hanida. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
93
: