PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SAMPAH DI DUA TPS YANG BERBEDA (Pasar Rengasdengklok & Pasar Ujung Berung) Laporan Hasil Observasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang merupakan tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan dosen pengampu Dosen
: Drs. R. Ading Pramadi, MS
Assisten
: Meti Maspupah, M.Pd
Disusun oleh: Aan Amilah
(1211206002)
Cep Zaki
(1210206020)
Jaenudin
(1211206038)
Kukuh Masdhin (1211206040) IV/A
JURUSAN PEND. MIPA PRODI PEND. BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim..... Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan semesta alam Allah SWT. Berkat izinnya akhirnya laporan hasil observasi ini dapat tersusun. Solawat beserta salam juga tetap terlimpah pada sang revolusi Islam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Kami selaku penyusun dan tim observasi menghaturkan terimakasih kepada pihakpihak yang terlibat dalam observasi ini yang telah membantu dalam
mencari berbagai
referensi tempat dan memberikan saran dalam penyusunan laporan hasil observasi ini sehingga akhirnya laporan hasil observasi ini dapat tersusun dengan baik dan sistematik. Observasi yang telah kami lakukan ke dua Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang berbeda yaitu di TPS Pasar Rengasdengklok dan TPS Pasar Ujung Berung diharapkan dapat menjadi sampel di beberapa TPS di setiap daerah yang letaknya dekat dengan pasar tradisional.
Bandung, Maret 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar
............................................................................................................ i
Daftar Isi
............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................................. iii B. Rumusan Masalah ............................................................................................ iv C. Tujuan Masalah ................................................................................................ iv BAB II KAJIAN TEORI A. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 1 B. Argumentasi ..................................................................................................... 9 C. Hasil Observasi ................................................................................................ 10 BAB III PENUTUP A. Saran
............................................................................................................ 18
B. Implikasi ............................................................................................................ 19 C. Solusi
............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem tempat pembuangan akhir (TPA) yang beroperasi saat ini sudah tidak relevan lagi dengan pertambahan penduduk yang pesat, dan lahan kota yang semakin sempit. Pembuangan yang dilakukan dengan pembuangan sampah terbuka dan di tempat terbuka juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Selain itu yang paling dirugikan dan selama ini tidak dirasakan oleh masyarakat adalah telah dikeluarkannya miliaran rupiah untuk mengelola TPA (Tiwow, et. al., 2003). Peningkatan volume sampah menyebabkan kebutuhan lahan penimbunan di TPA semakin meningkat. Cukup sulit memperoleh lahan yang luas dan memenuhi syarat-syarat untuk TPA di kota, sehingga TPA terpaksa ditempatkan di pinggiran kota atau bahkan di luar kota. Hal tersebut mengakibatkan jarak TPS yang umumnya dekat dengan sumber timbulan terhadap TPA cukup jauh waktu tempuhnya (time trip) dan biaya transportasi yang dibutuhkan lebih besar akiba jauhnya jarak tersebut (Wiranegara, 2002). Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di perkotaan adalah dengan pengelolaan sampah terpadu. Seperti yang tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Berbicara mengenai sampah, maka kami selaku mahasiswa ingin mengetahui langsung bagaimana kondisi di dua TPS yang berbeda yaitu di TPS Rengasdengklok dan TPS Ujung Berung. Karena banyaknya keluhan-keluhan dari masyarakat sekitar yang merasa terganggu oleh adanya ke dua TPS terebut. Maka dari hal itu kami melakukan observasi pada tanggal 24 Maret 2013 di TPS iii
Rengasdengklok dan 30 Maret 2013 di TPS Ujung Berung, obsevasi kami lakukan selain melihat kondisi lingkungan secara langsung kami juga mewawancarai warga disekitarnya guna mendapatkan data yang akurat dan ingin mengetahui pencemaran apa saja yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat sekitar.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami dapat merumuskan beberapa permasalahan menjadi beberapa poin pertanyaan, diantaranya adalah: 1.
Bagaimana kondisi nyata/sesungguhnya TPS rengasdengklok dan TPS Ujung Berung?
2.
Adakah pengolahan sampah yang dilakukan oleh pihak PEMDA sekitar demi menjaga stabilitas lingkungan?
3.
Apa saja yang dikeluhkan warga sekitar mengenai pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya TPS tersebut?
C. Tujuan Dari beberapa rumusan masalah diatas, maka kami memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1.
Mengetahui kondisi nyata/sesungguhnya di TPS rengasdengklok dan TPS Ujung Berung?
2.
Mengetahui da atau tidaknya pengolahan sampah yang dilakukan oleh pihak PEMDA sekitar demi menjaga stabilitas lingkungan.
3.
Mengetahui keluhan apa saja yang dikeluhkan warga sekitar mengenai pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya TPS tersebut.
iv
BAB II KAJIAN TEORI A. Identifikasi Masalah 1. Pengertian Sampah dan Dampaknya Sampah adalah sebagian dari benda-benda atau hasil-hasil yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, dan harus dibuang, sedemikian rupa sehhingga tidak mengganggu kelangsungan hidup. Perkembangan dalam pembangkitan jumlah sampah terutam disebabkan oleh perubahan berbagai tingkat dan struktur konsumsi dan produksi, sampah kota dan sampah industri merupakan bagian yang terpenting dalam hal ini. Sampah adalah semua jenis buangan/ kotoran padat yang berasal antara lain dari rumah tinggal, perkotaan, rumah penginapn, hotel, rumah makan, restoran, pasar, bangunan umum, pabrik, industri, termasuk piung-puing/sisa-sisa bahan-bahan bangunan dan besi tua (bekas) kendaraan bermotor dan lain-lain yang sejenis. Sampah mengandung berbagai bahan pencemar seperti: pencemar dari biologis seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dan sebagainnya baik yang patogen maupun yang tidak, pencemaran anorganik seperti kaleng, kaca, besi, paku, plastik, kain dan sebagainya. Pencemar bahan toksik (beracun) seperti sisa-sisa obat, baterai, asbes, dan sebagainnya. Yang perlu mendapatkan perhatian adalah sampah/limbah dari rumah sakit dan poloklinik yang seharusnya dibuang ke tempat khusus, limbah dari tempat ini mengandung berbagai macam kuman dan penyakit yang berpotensi menyebar kelingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk mencegah terjadinya pencemaran perlu diupayakan adanya organisasi pembuangan sampah akan menentukan tempat pembuangan sampah dan manajemen pembuangan sampah.
Sampah yang terkumpul seharusnya dibuang ke tempat tertentu yang jauh dari pemukiman, jauh dari sumber air dan badan air, ini dimaksudkan agar tidak terjadi dampak berangkai yang merugikan masyarakat. Seharusnya sampah dipilah-pilah sehingga menjadi sampah yang terurai dan yang tidak terurai, sampai yang terurai dapat dijadikan kompos sebagai bahan pupuk sampah yang tidak dapat teruraikan dapat di daur ulang untuk dimanfaatkan kembali. Sampah yang terkumpul dapat dimusnahkan dengan pembakaran sampah, agar tidak menimbulkan pencemaran udara yang serius, proses pembakaran sampah hendaknya dilakukan dalam tungku-tungku bersuhu tinggi dan diadakan penyaringan pada cerobong asapnya. Sampah memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan karena: Sampah merupakan tempat berkembangbiaknya bebragai jenis binatang vektor seperti lalat, tikus dan lain-lain. Pembuangan sampah disembarang tempat dapat terbawa ke selokan sungai menyebabkan pencemaran air dan tersumbatnya saluran air Sampah yang dibuang sembarangan akan menyebabkan pemnadangan yang tidak enak dan mengeluarkan bau busuk. Apabila sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal akan dijadikan dampak positifnya antara lain:
Mengurangi tempat berbiaknya serangga dan binatang pengerat sebagai vektor penyakit.
Mengurangi insidenn penyakit yang berhubungan dengan samapah
Membuna estetika lingkungan
Keadaan lingkungan yang biak akan menghemat pengeluaran devisa
Apabila sampah tidak dikelola dengan baik, akan didapatkan dampak negatif antara lain:
2
Insiden penykit meninggal, misalnya penyakit saluran pernafasan (diare, kolera, tipus), demm berdarah, penyakit kulit dan sebagainya. Potonganpotongan besi, kaleng, kaca dapat melukai anggota tubuh.
Mengganggu estetika lingkungan
Menimbulkan bau, abu dan polusi udara lainnya (bila sampah dibakar)
Sampah yang masuk kedalam air dapat menurunkan kualitas air, mencemari permukaan dan banjir
Bila air jadi asam karena pembusukan sampah, maka akan berakibat dipercepatnya perusakan fasilitas pelayanan masyarakat seperti jalan, jembatan, dan sebagainya.
Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan status keadaan sosial masyarakat di daerah tersebut
Sampah dapat menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan , kesehatan serta kematian dan pencemaran, gangguan tersebut dapat disebutkan sebagai berikut: a. Sampah
dapat
menimbulkan
pencemaran
atau
pengotoran,
pencemaran dapat berupa udara yang kotor karena mengandung gasgas yang terjadi dari perombakan sampah, bau yang tidak enak, daerah yang becek dan kadang-kadan berlumpurnya lebih apabila musim penghujan. b. Sampah bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi tidak sesuai dengan lingkungan yang normal. Dapat menyebabkan kenaikan suhu dan kenaikan pH menjadi terlalu asam atau terlalu basa, keadaan demikian akan menyebabkan terganggunya kehidupan dilingkungan sekitarnya c. Kekurangan oksigen pada daerah pembuangan sampah, keadaan ini disebabkan karena selama proses perombakan sampah menjadi senyawa-senyawa sederhana diperlukan osegen yang diambil dari udara di sekitarnya, bila dibiarkan terus menerus dapat terjadi akibat yang lebih parah, misalnya tanah menjadi gersang (kurus).
3
d. Gas-gas
yang
dihasilkan
selama
degradasi
sampah
dapat
membahayakan kesehatan dan kadang-kadang beracun serta dapat mematikan e. Berbagai penyakit akan timbul dari berbagai sampah yang ditularkan oleh lalat, tikus, anjing atau binatang yang lainnnya. Sampah tidak dapat di golongkan sebagai pemandangan yang nyaman untuk dinikmati. Sampah merupakan segala bentuk buangan padat yang sebagian besar berasal dari aktivitas manusia (domestik). Sampah domestik lebih banyak didominasi oleh bahan organik, meskipun tipe dan komposisinya bervariasi dari satu kota ke kota lainnya, bahkan dari hari ke hari. Sampah merupakan penyebab terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran karena sampah dapat membawa akibat-akibat negatif, baik terhadap kehidupan di sekitarnya, maupun terhadap kehidupan manusia. Pencemaran tersebut mungkin dapat berbentuk rusaknya tanah-tanah pertanian, perikanan, gangguan kehidupan mikroorganisme dan organisme-organisme lainnya di sekitar lokasi sampah. Limbah domestik merupakan campuran yang rumit dari zat-zat bahan mineral dan organik dalam banyak bentuk, termasuk partikel-partikel besar dan kecil benda padat, sisa bahanbahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk koloid dan setengah koloid. Sampah mengandung zat-zat hidup, khususnya bakteri, virus, dan protozoa, dan dengan demikian merupakan wadah yang baik sekali untuk pembiakan jasad-jasad renik. Kebanyakan daripada bakteri itu secara relatif tidak berbahaya namun sebagian dari mereka secara positif berbahaya karena pathogenik. Kadar air sampah adalah sangat tinggi. Benda-benda padat dalam sampah dapat berbentuk organik maupun anorganik. Zat organik dalam sampah terdiri dari bahan-bahan nitrogen, karbohidrat, lemak, dan sabun. Mereka bersifat tidak tetap dan menjadi busuk, mengeluarkan bau tidak sedap. Sifat-sifat khas sampah inilah yang membuat perlunya pembenahan sampah dan menyebabkan kesulitankesulitan yang maha besar dalam pembuangannya. Benda-benda padat anorganik biasanya tidak merugikan.
4
2.
Sumber dan Macamnya Sampah a. Sampah Berasal Dari Pemukiman Terdiri dari sapah pengolahan makanan, daari halaman dan dalam rumah, sisa-sisa minyak, kardus bekas, bekas pembungkus, kertas bekas dan sebagainya. b. Sampah Berasal Dari Daerah Perdagangan Erdiri dari sampah pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri dari kardus-kardus besar, kotak-kotak pembungkus, kertas-kertas koran, pita mesin, sampah makanan dari restoran. c. Sampah Berasal Dari Jalan-Jalan Berasal dari pembersih jalan-jalan, kertas-kertas, plastik, kardus, sobekansobekan, daun-daun dan lain-lain. d. Sampah Berasal Dari Industri Berasal dari pembangunan industri dan segala sampah dari prosess-proses produksi yang terjadi dalam industri, sampah pengepakan barang sampah bahan makanan, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, termasuk sampah industri yang bersiat beracun berbahaya terhadap kesehatan masyarakat. e. Sampah Berasal Dari Pertanian Dan Perkebunan Dapat
berupa
sampah-sampah
yang
berasal
dari
hasil
perkebunan/pertanian, jerami, sisa-sisa sayuran, batang jagung, pohon kacang-kacangan dan lain-lain yang jumlahnya cukup besar sewaku musim panen. f. Sampah Berasal Dari Pertambangan Sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis usaha tambangnya dimana mengndung zat kontaminan yang bila kena hujan dapat menembus dan membawa zat-zat yang berbahaya ke suatu sumber air sehingga mencemari sumber air dan sebagainya. g. Sampah Berasal Dari Gedung-Gedung Dan Perkantoraan Terdiri dari kertas-kertas, karbon, pita mesin tik, penjepit yang bersifat kering dan umumnya mudah terbakar. h. Sampah Berasal Dari Penghancuran
5
Gedung-gedung, pemugaran, bangunan, puing-puing, pipa plastik/besi, paku, kayu, kaca, kaleng dan lain-lain. i.
Sampah Berasal Dari Tempat Umum Tempat hiburan, tempat olahraga, tempat ibadah dan lain-lain berupa kertas, pembungkus, sisa makanan, pastik dan lain-lain.
j.
Sampah Berasal Dari Peternakan Dan Perikanan Dapat berupa kotoran ternak atau sisa-sisa dari makanan, bangkai ikan, sisa makan ikan dan lumpur.
Sampah bila diklasifikasikan berdasarkan sifatnya adalah: a. Berdasarkan Zat Kimia Yang Terkandung Di Dalamnya: - Bersifat anorganik (logam-logam, pecahan, gelas, abu) - Bersifat organik (sisa-sisa makanan, kertas, plastik, daun, sisa sayuran dan buah) b. Berdasarkan Dapat Tidaknya Di Bakar: - Sampah yang mudah terbakar (kertas, karet, plastik, kain, kayu) - Sampah yang tidak dapat dibakar (kaleng, sisa potongan besi, gelas, abu) c. Berdasarkan Dapat Tidaknya Membusuk: - Samph yang sukar membusuk (plastik, kaeng, pechan gela, karet) - Sampah yang mudah membususuk (potongan daging, sisa daun, buah). 3.
Penanganan Sampah Penanganan sampah dapat berbentuk semata-mata membuang sampah atau mengembalikan sampah menjadi bahan-bahan yang bermanfaat. Tahap pertama dalam penangan sampah ialah mengumpulkan sampah dari berbagai tempat ke suatu lokasi pengumpulan, sesudah itu dilakukan pemisahan komponen sampah menurut jenisnya. Samph merupakan suatu baraang yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi dan yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya
6
Dalam menangani pengelolaan sampah meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Pengumpulan Sampah yang akan dibuang harus dikumpulkan lebih dulu dari berbagai tempat asalnya, dengan alat-alat yang sederhana seperti sapu lidi, pengeruk/penggaruk, maka sampah berupa bak sampah, tong sampah dan kotak-kotak sampah dan lain-lain dikumpulkan dengan mengggunakan kendaraaan-kendaraan pengangkut (truk, gerobak, kereta dorong) sampah tersebut diangkut kelokasi pembuangan atau pemanfaatan sampah. Syarat-syarat yang dianjurkan untuk tempat pengumpulan sampah agar memenuhi syarat kesehatan adalah sebagai berikut: - Dibuang diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah. - Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempa masauk sampah dan yang satunya lagi untuk mengeluarkan - Perlu ada lubang ventilasi, tertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya lalat - Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai - Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus - Tempat tersebut mudah dicapai baik oleh masyarakat yang akan mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah. b. Pemisahan Tujuannya adalah untuk memisahkan jenis-jenis sampah yaitu yang berupa daun-daun kertas atau yang tergolong sampah organik dipisahkan dengan sampah yang berupa gelas, keramik, logam plastik (sampah anorganik), apabola sampah dibuang untuk penimbun, maka pemisahan ini perlu dikerjakan. Apabila sampah akan dimanfaatkan menjadi produk-produk berguna maka tahap pemisahan perlu dikerjakan. Pemisahan dikerjakan dua tahap, pertama dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik, tahap kedua dipisahkan berdasarkan jenisnya menurut keperluan. c. Pembakaran
7
Dalam membakar diusahakan harus keadaan apinya berkobar, sehingga sampah bisa langsung habis dilalap api tanpa tersisa sedikit pun. Pembuangan sampah aharus dilakukan di daerah tertntu sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia. d. Penimbunan atau Pembuangan Pekerjaan pembakaran sampah ialah pekerjaan tanpa mengambil manfaat, baik dari sampah maupun hasil pembakarannya. Yang dimaksud pembuangan sampah disini ialah menempatkan sampah pada suatu tempat yang rendah, keudian menimbunnya dengan tanah. Beberapa keuntungan juka sampah ditimbun ialah: -
Tanah yang semula tidak rata dapat dibuat rata
-
Tempat yang semula tidak dapat digunakan, menjadi berfungsi menjadi tempat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya jalan, gedung dan sebagainya.
-
Bila tanah tersebut digunakan untuk pertanian, tanaman tau ditanamai dengan pohon-pohonan akan menjadi tempat yang subur sekali.
-
Akibat-akibat negatif sampat terhadap lingkungan dapat dikendaikan
Lokasi penimbunan sampah perlu diperhatikan dengan seksama. Lokasi sebaiknya jauh dari keramaian kota, atau sekecil mungkin dapat menimbulkan gangguan lingkungan.
e. Pengomposan Sampah Kompos
ialah
hasil
proses
pengomposan,
yaitu
suatu
cara
untuk
mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan yang telah dirombak lebih sederhana dengan mengunakan aktivitas mikrobik, semacam perombakan yang terjadi pada bahan organik dalam tanah oleh bakteri tanah. Pengomposan secara sederhana pada umumnya dikerjakan hanya dengan menumpuk-numpuk sampah kemudian membiarkan beberapa wakt lamanya.
8
Sampah yang terlalu kering akan menyebabkan pengomposan yang lama, bisanya kadar air 48-55%. Pengomposan akan berjalan lama apabila jumlah mikroba pada mulanya sedikit, untuk memperbanyak jumlah mikroba pada awal pengomposan dapat ditambahkan bibit berupa kotoran ternak atau limbah cairan misalnya dari rumah-rumah tangga. Dengan memperbaiki kondisi pengomposan selain akan mendapatkan hasil kompos yang baik juga memperpendek waktu pengomposan menjadi kuranglebih hanya satu bulan saja.
B. Argumentasi Permasalahan pencemaran oleh sampah tidak henti-hentinya terjadi dan menimbulkan permasalahan–permasalahan lingkungan. Terjadinya penumpukan sampah di TPA dan TPS yang tersebar di setiap kota dan daerah itu berbeda, perbedaan itu semata-mata dikarenakan oleh padatnya jumlah penduduk yang idak di imbangi oleh penanggulangan sampah yang tepat. Akibatnya sampah-sampah yang dihasilkan oeh masyarakat menumpuk bahkan menggunung menjadi gunung-gunung sampah. Jika hal tersebut tetap terjadi, maka dapat dipastikan akan mencemari lingkungan sekitarnya. Beberapa pencemaran akan terjadi karena kondisi ini. Seperti akan mencemari udara, air bahkan akan mencemari tanah. Apalagi jika di sekitar TPA atau TPS itu terdapat perumahan penduduk maka akan meluas permasalahannya seperti akan timbulnya beberapa penyait karena kondisi lingkungan yang kotor dan tidak layak. Udara yang tidak seharusnya dihirup karena kotor, air sumur warga yang digunakan untuk melakkan aktifitas sehari-hari akan tercemar seperti air sumur yang keruh dan bau karena meresapnya zat-zat yang berbahaya kedalam tanah yang akhirnya dapat menimbulkan air yang keruh dan kotor di sumur-sumur atau sumber air lainnya yang brasal dari tanah sekitar yang akhirnya menimbulkan penyakit kepada manusia karena mengkonsumsi air yang tidak bersih/tercemar, menghirup udara yang kotor. Selain daripada hal itu gunungan sampah juga dapat menjadi sarang nyamuk untuk berkembang biak karena daerah kotor dan kumuh
9
gampang dihinggapi nyamuk bahkan berbagai jenis nyamuk berkembang biak disana, yang dikhawatirkan adalah nyamuk demam berdarah yang menyerng warga yang rumahnya dekat dengan TPA/TPS tersebut. Jika PEMDA setempat tidak segera mengmbil tindakan untuk pengelolaan limbah sampah ini, dikhawatirkan akan muncul masalah-masalah lain yang ditimbulkan oleh lingkungan yang tercemar ini. PEMDA jangan terlalu lama untuk berfikir karena semakin hari sampah menumpuk dan menggunung yang akhirnya sampai akhirnya menelan banyak korban jiwa maupun rumah, sawah, dan kebun penduduk yang ada di sekitarnya beberapa waktu lalu, mengguncang sekaligus menyadarkan masyarakat, eksekutif maupun pihak legislatif untuk tidak lagi menganggap enteng penanganan sampah. Kejadian yang pernah terjadi di TPA Leuwigajah Bandung pada tahun 2005 lalu karena ledakan gas metana dan juga kondisi sampah disana sudah over load . Kota Bandung yang dulu terkenal kota kembang sekarang telah berubah menjadi Bandung kota sampah karena hal tersebut. Sampah di Bandung kini menjadi masalah yang serius sehingga tidak bisa ditunda-tunda lagi penanganannya. Untuk itu perlunya berbagai pihak terkait, terutama Pemprov Jabar dan pusat untuk segera memfasilitasi sekaligus memberikan back up dana guna menangani permasalahan sampah di Bandung Raya.
C. Hasil Observasi Dari hasil observasi yang telah kelompok kami lakukan ke dua tenpat yaitu di Rengasdengklok-Karawang dan di Ujung Berung-Bandung, sebetulnya tempat tujuan observasi kami adalah TPA Rengasdengklok dan TPA Bandung, tetapi kami tidak berhasil mendatangi ke dua TPA tersebut dikarenakan ada beberapa kendala yang tidak memungkinkan kami untuk melakukan observasi kesana. Tetapi kami mengamati dan melakukan observasi ke dua daerah tersebut, hanya saja loksi yang kami pilih itu adalah TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di Rengasdengklok dan di Ujung Berung. Berdasarkan hasil dari observasi kami ke dua tempat diatas, kami memperole data-data dan informasi mengenai sampahsampah di dua TPS tersebut.
10
TPS Rengasdengklok-Karawang Keadaan TPS di daerah Rengasdengklok Kabupaten Karawang ini yaitu sampah yang dihasilkan dalam sehari di Kecamatan Rengasdengklok adalah 10 ton / hari untuk sampah kering yang terdiri dari sampah rumah tangga, jalan, restoran,toko dan sampah-sampah kering lainnya. Sedangkan untuk sampah basah ini mencapai 5 ton / hari, biasannya yang menyumbang sampah basah paling banyak yaitu di daerah Pasar Tradisional Rengasdengklok. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari salah seorang petugas kebersihan wilayah Rengasdengklok yaitu Bapak Ujang, di dapatkan keterangan bahwa dalam sehari mobil truk sampah yang dikirim dari TPA Jalupang, Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang oleh PEMDA Karawang mencapai 5 truk dalam sehari dengan kapasitas muatan yaitu 3 ton / truk. Jadi dalam sehari sampah di daerah Rengasdengklok mencapai 15 ton / hari. Berdasarkan keterangan petugas kebersihan yang sama bahwa sampah-sampah yang dihasilkan di Kabupaten Karawang yaitu tepatnya di TPA Jalupang Kota Baru Cikampek pada beberapa tahun yang lalu sampah organiknya di olah oleh perusahaan asing milik seorang pengusaha dari negeri ginseng Korea yaitu menjadikan sampah organik menjadi pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah tidak lagi karena ada beberapa hal yang membuat berheninya proses produksi dan akhirnya tidak ada lagi yang mengelola sampah-sampah itu saat ini. Beberapa tahun yang lalu TPA Karawang itu berada di Rengasdengklok, tetapi karena lahannya yang kecil dan di daerah perumahan penduduk akhirnya TPA tesebut di pindahkan ke Jalupang Cikampek karena disana lebih besar tempatnya dan agak jauh dari daerah perumahan penduduk. Namun kini sampah disana sudah sangan menggunung karena tidak adanya yang mengelola sampahsampah tersebut. Sejauh ini belum ada tindakan dari pihak Pemerintah Daerah Karawang mengenai hal itu, begitu penuturan dari salah seorang petugas kebersihan wilayah Rengasdengklok Karawang. Di daerah TPS Rengasdengklok keadaan sampahnya tidak terlalu banyak pada saat kita melakukai survei karena pada saat itu sampah telah diangkut pada siang hari sekitar jam 2 siang. Pengangkutan dilakukan sekali sehari dengan 5 unit ruk sampah. Tetapi ada 11
beberapa keluhan dari warga sekitar yang rumahnya di sekitar TPS. Mereka mengeluhkan bau busuk yang terkadang maasuk kedalam rumah, banyak lalat dan nyamuk. Berdasarkan data yang kami daparkan juga dari referensi internet bahwa Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui Dinas Cipta Karya setempat kewalahan mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir, menyusul tingginya volume sampah di daerah tersebut yang mencapai lebih dari 1.500 kubik per hari. Akibatnya, cukup banyak sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) yang tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Jalupang, Kecamatan Kotabaru, Karawang. Bahkan, sampah menumpuk di sejumlah TPS liar di sekitar Karawang. Kepala Dinas Cipta Karya setempat, Yusuf Abdulgani, Jumat, mengakui saat ini pengangkutan sampah ke TPA Jalupang belum optimal karena minimnya armada pengangkut sampah. Volume sampah di Karawang yang mencapai lebih dari 1.500 kubik per hari, yang terangkut dari TPS ke TPA Jalupang hanya sekitar 400 kubik. "Idealnya, kami memiliki 70 unit armada pengangkut sampah yang mengangkut sampah dari TPS ke TPA sampah Jalung. Tetapi saat ini Pemkab Karawang hanya ada 40 armada," katanya. Ia menilai kepemilikan armada pengangkut sampah yang hanya 40 unit itu masih minim jika dibandingkan dengan luas wilayah Karawang dan kondisi riil volume sampah per hari. Untuk mengatasi masalah TPA Jalupang yang kini sudah mendekati "overload", Pemkab Karawang berencana mengaktifkan TPA Leuwisisir yang berlokasi di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Telukjambe Barat pada 2013. Dalam mempersiapkan pengaktifan TPA sampah Leuwisisir, Yusuf mengaku pihaknya kini tengah mengintensifkan koordinasi ke Dinas Bina Marga dan Pengairan Karawang. Sebab, ada beberapa titik jalan menuju TPA Leuwisisir yang masih perlu diperbaiki. "Jika nanti sudah aktif, maka TPA Leuwisisir akan menjadi TPA sampah kedua setelah TPA Jalupang. Dengan begitu, persoalan sampah di Karawang dapat cepat teratasi," katanya. Menurut dia, sebagai persiapan pengaktifan TPA Leuwisisir, sepanjang tahun 2012 pihaknya melalui Dinas Cipta Karya serta Dinas Bina Marga dan Pengairan setempat sudah melakukan berbagai upaya agar TPA Leuwisisir yang
12
berlokasi di Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, tersebut bisa segera difungsikan. Salah upaya tersebut ialah dengan mengalokasikan anggaran pembangunan jalan di sekitar Kecamatan Telukjambe Barat, yang merupakan akses menuju TPA tersebut. Selain itu juga sudah dilakukan pembahasan mengenai rencana penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPA itu.
Penanganan sampah di Karawang, kata dia, harus sudah ditangani secara serius, bahkan pada tahun depan harus sudah ditangani secara modern permasalahan sampah tersebut. Sehingga tidak akan terjadi penumpukan sampah di wilayah perkotaan sekitar Karawang. "Saya kira rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir itu sudah siap pada tahun depan, dan sudah mendesak untuk segera difungsikan," kata bupati. Penolakan Pengaktifan TPA Leuwisisir Rencana pengaktifan TPA Leuwisisir pada 2013 masih menyisakan "pekerjaan rumah" bagi Pemkab Karawang. Sebab masih bermunculan penolakan terkait akan diaktifkannya TPA tersebut. Beberapa warga yang tinggal di sekitar calon TPA Leuwisisir masih ada yang tidak setuju terhadap rencana pengaktifan TPA sampah di daerahnya, karena dikhawatirkan akan terjadi pencemaran lingkungan. "Warga khawatir jika di daerahnya dibangun TPA akan berdampak terhadap pncemaran lingkungan dan juga dikhawatirkan mengganggu kesehatan warga," kata Saepullah, salah seorang warga Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat. Dikatakannya, warga yang menolak rencana TPA Leuwisisir itu sudah menyampaikan surat keberatan ke pemerintah daerah setempat. Salah satu isi surat tersebut ialah meminta Pemkab Karawang mengkaji ulang rencana pengaktifan TPA Leuwisisir. Menurut dia, walaupun pengelolaan sampah di TPA Leuwisisir tersebut nantinya dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih, warga tetap tidak setuju. Sebab berbagai dampak negatif dari keberadaan TPA sampah itu akan mengganggu warga setempat. Seorang aktivis lokal Karawang, Gufroni, mengatakan, pemerintah daerah seharusnya lebih intensif melakukan sosialisasi tentang rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir. Hal itu perlu agar masyarakat setempat mengetahui bagaimana sebenarnya TPA sampah Leuwisisir tersebut, termasuk di antaranya menyampaikan kepada masyarakat terkait dengan
13
teknologi yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah di TPA Leuwisisir. "Kalau sekarang ada penolakan, kemungkinan itu terjadi akibat kurang matangnya sosialisasi kepada masyarakat setempat," kata dia. Ketua LSM Lodaya Karawang, Nace Permana, menilai perencanaan Pemkab Karawang untuk mengaktifkan TPA Leuwisisir itu kurang matang. Sehingga, walaupun proyek itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu, hingga kini masih ada "riak-riak" penolakan pengaktifan TPA Leuwisisir. Menurut dia, pembangunan TPA sampah Leuwi Sisir itu merupakan proyek yang dikerjakan sejak 2006-2007, tetapi hingga kini belum bisa dimanfaatkan. Hal tersebut diduga karena proyek pembangunan TPA tersebut tidak direncanakan melalui kajian matang dan tidak disusun secara komprehensif. "Kondisi itu sangat disayangkan, karena anggaran proyek pembangunan TPA itu tidak sedikit, mencapai lebih dari Rp18,5 miliar," katanya. Sementara itu, Pemerintah Desa Mekarmulya menegaskan warganya tidak menolak rencana pemerintah daerah setempat yang akan mengaktifkan TPA sampah Leuwisisir, untuk mengurangi beban pada tempat pembuangan akhir Jalupang. Kepala Desa Mekarmulya, Darlim, dalam beberapa kesempatan menyebutkan, sampai saat ini pihaknya belum mendengar dan menerima pengaduan terkait penolakan rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir. Dikatakannya, masyarakat Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, sudah menerima sosialisasi terkait dengan rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir sejak beberapa tahun terakhir. Justru pemerintah desa beserta masyarakat setempat menantikan pengaktifan TPA sampah Leuwisisir tersebut. "Tidak benar ada penolakan rencana pengaktifan TPA Leuwisisir itu. Justru sebaliknya setiap kami mengikuti kegiatan sosialisasi, masyarakat yang sering bertanya kapan TPA itu akan fungsikan. Kemungkinan penolakan bukan berasal dari warga desa kami," kata dia. Ia menegaskan masyarakatnya tidak menolak pengaktifan TPA Leuwisisir. Penolakan itu muncul dari warga Desa Cipayung, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Sebab, lokasi TPA tersebut berada di titik perbatasan antara Karawang - Bekasi.
14
Sementara itu, Ketua DPRD Karawang, Tono Bachtiar, meminta pemerintah daerah setempat serius dalam menangani permasalahan sampah menyusul kondisi TPA sampah Jalupang yang sudah mendekati "over load". "Permasalahan sampah itu persoalan yang berdampak langsung kepada masyarakat atau menjadi persoalan publik. Jadi harus cepat tertangani masalah sampah itu," katanya. Menurut dia, saat ini di Karawang terdapat TPA sampah Jalupang yang kondisinya sudah mendekati "overload". Hal tersebut harus diperhatikan serius. "Jika solusi atas permasalahan sampah itu ialah mengaktifkan TPA Leuwisisir, maka harus Pemkab Karawang harus mempersiapkan secara matang pengaktifan TPA itu," katanya. Hanya ia mengingatkan agar pengaktifan TPA Leuwisisir dibarengi dengan penerapan teknologi pengolahan sampah. Jika di TPA Leuwisisir itu nantinya tidak ada penerapan teknologi pengolahan sampah yang benar, maka DPRD Karawang akan menolak rencana pengaktifan TPA itu. Ia menilai penerapan teknologi tinggi pengolahan sampai di TPA Leuwisisir sudah perlu dilakukan. Dengan demikian, TPA tidak hanya sebagai titik pembuangan sampah, tetapi juga ada aktivitas pengolahan sampah yang menggunakan teknologi tinggi. Sebab berbagai kemungkinan buruk, akan dialami warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi TPA, jika rencana pengaktifan TPA Leuwisisir itu tidak dibarengi dengan penerapan teknologi pengolahan sampah yang baik. Atas hal itu, penerapan teknologi pengolahan sampah sudah menjadi keharusan untuk dilakukan Pemkab Karawang atau pihak ketiga yang nantinya akan mengelola TPA Leuwisisir. TPS Ujung Berung-Bandung TPS ini terletak di pinggir Pasar Ujung Berung. Keadaan TPS ini pada saat kami melakukan survei ternyata masih banyak sampah di TPS ini karena belum diangkut oleh truk pengangkut sampah. Masih ada 2 truk lagi dengan sampah yang begitu menumpuk saking penuhnya truk, sampai sampahsampahnya jatuh lagi ke tanah. Untuk TPS Ujung Berung ini sampahnya diangkut ke TPA Sarimukti di Rajamandala, Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Menurut keterangan dari salah seorang petugas TPS memaparkan bahwa sampah-sampah di Ujung berung diangkut ke TPA Sarimukti Rajamandala. Biasanya dalam sehari 15
sampah yang ada di TPS Uber ini biasanya orang-orang menyebut tempat ini, dibawa ke TPA sebanyak dua kali. Pengangkutan pertama dilakukan pada jam 10 pagi dan pengangkutan yang kedua dilakukan pada sore hari antara jam 4 sampai jam 6 sore. Kondisi TPS Uber ini pada saat kami kesana itu lebih baik menurut keterangan seorang warga di sana yaitu Ibu Eti seorang penjual minuman es kelapa yang letak warungnya itu tepat di depan TPS dan dia sudah berjualan es di tempat itu selama 7 tahun. Keterangannya yaitu di TPS itu sering sampahnya tidak diangkut setiap hari, terkadang 2 minggu bahkan pernah 1 bulan tidak diangkut. Menumpuknya sampah dikarenakan alat berat yang ada di TPA tersebut rusak atau terkadang truknya yang rusak jadi tidak dapat mengangkut sampah setiap hari, belum lagi kalau ada demo masyarakat di sekitar TPA Sarimuktinya yang menyebabkan para sopir diam dan tidak bisa lewat karena jalanan diblokir oleh para demonstran yang menolak TPA tersebut karena mereka meresa terganggu dengan sampah-sampah yang diangkut oleh truk-truk sampah karena sampah-sampah tersebut setiap kali lewat dan melewati rumah mereka begitu tercium bau busuk yang tidak seharusnya mereka hirup. Jadi, jika sampah tak diangkut secara rutin setiap hari maka sampah akan menumpuk di TPS yang akhirnya sampah begitu menumpuk bahkan sampai menumpuk ke badan jalan yang biasa masyarakat gunakan untuk beraktifitas jika mau kepasar atau pun akan lewat. Berdasarkan keterangan Ibu Eti dia mengeluhkan keadaan ini karena menurutnya sebagai seorang penjual minuman yang lokasinya tepat didepan TPS mengaku merasa tidak nyaman karena pembeli sering mengeluhkan bau, terkadang jika sampah tidak diangkut 2 minggu dia bercerita banyak belatung di daerah sekitar TPS tersebut bahkan belatungnya banyak di warung miliknya yang notaben penjual minuman itu harus bersih agar tidak banyak bakteri dan vektor penyakit lainnya. Dia mengeluhkan bau busuk terkadang jika sampah telat diangkut dan sudah mencapai badan jalan dan banyak belatung yang dapat ditemukan disekitar warungnya seain itu lalat hijau juga tidak kalah banyak jika sampah itu sudah benar-benar bnyak dan menumpuk. Dia berharap kepada pemerintah daerah (PEMDA) Kota Bandung untuk lebih memperhatikan lagi masalah sampah sehingga sampah di TPS dapat diangkut
16
setiap hari. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari Pak Ujang yang merupakan petugas TPS di TPS Uber yang sudah bekerja sebagai petugas TPS selama 20 tahun ini menyebutkan bahwa truk sampah yang dikirimkan PEMDA ke TPS itu sebanyak 1 unit truk sampah, tetapi truk itu mengangkut 2-3 kali balik dari TPS Uber ke TPA Rajamandala karena keterbatasan truk. Dia juga memaparkan bahwa sampah yang dihasilkan di TPS itu sebanyak 10 ton / hari. Jika keadaan sampahnya tidak begitu banyak maka truk itu akan mengangkut 2 kali dalam sehari, tetapi jika jumlah sampahnya banyak maka truk akan mengangkut sampah di TPS itu sebanyak 3 kali dalam sehari. Jika sampai sampah itu menumpuk seperti truk sampah tidak datang selama 2 minggu bahkan 1 bulan maka sampah bena-benar banyak dan telah membusuk Pak Ujang ini sampai kewalahan dan akhirnya sering jatuh sakit karena ketidak teraturan truk sampah datang yang akhirnya sampah begitu namyak sampai menempati badan jalan. Selain dari pada hasil observasi kami diatas, berikut ini juga ada referensi internet mengenai TPA di Rajamandala. Berdasarkan pantauan, tumpukan sampah di TPA di Rajamandala tidak hanya terjadi di TPS yang berada di Kota Bandung saja, tetapi juga terjadi di sejumlah TPS yang berada di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi yang juga membuang sampahnya ke TPA di Sarimukti. Seperti di TPS Jalan Gedung Lima Padalarang, Kab Bandung Barat dan di TPS Jalan Raya Cimahi Kota Cimahi, terlihat tumpukan sampah sudah sampai ke badan jalan meski belum mengganggu arus kendaraan yang lewat. Kota Bandung memproduksi sampah 1.800 ton per hari, yang bisa diangkut ke TPA Sarimukti sekitar 1.000 ton sampah atau 200 ritase per hari dengan menggunakan 107 truk. Meski produksi sampah dari Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, tidak sebesar Kota Bandung, namun akibat penutupan ini masyarakat menjadi resah karena sampah yang berada di depan rumah masing-masing semakin menumpuk dan menimbulkan bau busuk.
17
BAB III PENUTUP A. Saran Saran kami untuk permasalahan sampah di TPS maupun TPA Karawang dan Bandung intinya sama karena permasalahan sampah dikedua daerah ini sama yaitu terletak di letak TPA dan cara pengolahan sampah yang baik sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang beresiko yang disebabkan karena sampah. Untuk PEMDA Karawang semoga saja tidak sampai salah pilih dalam pemilihan dan penetapan TPA, tempat harus dipertimbangkan ke semua hal, jangan sampai satu masalah teratasi yaitu tampat sampah tersedia tetapi masalah baru muncul dari masyarakat karena mereka merasa terganggu oleh tindakan yang diambil pemerintah yang akhirnya bermunculan berbagai penyakit dan masalah lain-lain. Pemerintah harus cerdas dalam menyikapi sebuah masalah, jangan sampai satu masalah teratasi tetapi menimbulkan banyak permasalahan lain. Untuk PEMDA Bandung, harus segera mengambil keputusan dan mulai menagnggapi masalah sampah dengan serius karena masalah ini benar-benar telah menjadi masalah yang besar. Sama halnya dengan pemerintah Karawang. Cerdas dalam mengambil dan menentukan keputusan jangan sampai ada hal atau pihak yang harus dikorbankan demi menangani suatu permasalahan. Untuk warga sekitar dan masyarakat seluruhnya pandai-pandailah dalam menggunakan sesuatu, minimalisir segala bentuk kegiatan yang menghasilkan sampah, apa lagi sampah anorganik yang tidak bisa diurai akan menimbulkan permasalahn lingkungan. Sedikit pun sampah yang kita hasilkan maka seperti pepatah “sedikit-sedikit menjadi bukit”. Begitu pula sampah yang kita hasilkan, setelah menjadi bukit maka sulit untuk menanganinya dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menangani itu.
18
B. Implikasi Permasalahan yang timbul diatas ini membuat kita sadar bahawasanya sampah yang kita hasilkan setiap harinya itu ternyata menimbulkan efek negatif yang lebih besar pada lingkungan, sedangkan permasalahan itu tidak mudah untuk mencari solusinya. Maka dari itu khususnya kita sebagai generasi muda dan sebagai orng berpendidikan harus bisa dan peka terhhadap permasalahanpermasalahan itu, hal kecil yang dapat kita lakukan adalah meminimalisir penggunaan barang yang dapat menimbulkan sampah. Karena seperti yang kita tahu saat ini sampah di sekitar kita sudah sangat banyak bahkan sudah membentuk gunung-gunung sampah itu sebetulkan kalau kita kaji lebih dalam lagi karena kebiasaan kita yang sering memandang sampah itu hal yang biasa yang akhirnya kita seenaknya membuang sampah/ menyampah sehingga sampah-sampah itu menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang cukup serius. Sebab akibat disetiap tindakan yang kita lakukan pasti ada walaupun tindakan itu kecil.
C. Solusi Dari permasalahan diatas mengenai sampah seharusnya pemerintah menggunakan cara yang lebih efektif dan tindakan yang lebih cerdas seperti halnya mengolah sampah dengan alat yang memang dikhususkan untuk mengolah sampah menjadi bahan-bahan yang dapat dipakai ulang atau dapat menjadikan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mungkin saja tidak semua sampah dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi, tetapi hal itu dapat meminimalisir menumpuknya sampah di lingkungan. Menggunakan teknologi tinggi (high technology) walau secara pasti negara harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk itu). Mungkin saat ini kita belum bisa membuat teknologi semacam itu dengan alasan keterbatasan alat, bahan dan pastinya biaya, dan untuk sementara kita bisa memesan itu dari negara tetangga seperti Jerman atau Jepang sebagaimana kita ketahui negara-negara tersebut merupakan negara penghasil teknologi modern. Dari pada pemerintah sibuk mencari TPA yang tepat dan mengeluarkan biaya yang besar unuk sampah seperti biaya pembelian lahan TPA, TPS armada untuk
19
mengangkut sampah dan merapikan sampah yang jumlahnya dapat memakan biaya dengan nilai yang sangat tinggi seperti yang akan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Karawang, itu pun tidak akan mengurangi masalah lingkungan meskipun di TPA yang baru. Karena sampah tetaplah sampah jika tidak kita olah, yang terjadi hanya akan membentuk gunungan sampah. Jika hal itu terjadi lagi maka apa yang akan pemerintah lakukan? Akankah membeli lahan baru lagi untuk TPA yang baru? sedangkan itu tidak akan mengurangi sampah yang ada, malah lebih banyak sampah yang terkumpul di beberapa TPA di suatu daerah. Artinya tindakan pemerintah sebetulnya tidak untuk menyelamatkan lingkungan, tetapi malah membuat lingkungan semakin tercemar karena gunungan sampah terdapat dimana-mana sebab TPA pun tersebar dimana-mana dalam suatu daerah.
20
DAFTAR PUSTAKA Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung: Tarsito Mochamad Indrawan. 2007. Biologi Konservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Conservation International. Nasya Fathiras. 2011. Analisis Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir. Bogor: IPB http://www.pdaid.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel &Dkm_ID=20050156&start=40 http://m.pikiran-rakyat.com/node/129906 http://dezia.wordpress.com/tag/tpa-sarimukti/ http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/1422 http://Pemkab
Karawang
kekurangan
armada
pengangkut
sampah
Antaranews.com.htm http:// Pengaktifan TPA Sampah Leuwisisir Karawang Terkatung-katung.htm
-
LAMPIRAN GAMBAR TPS PASAR RENGASDENGKLOK
GAMBAR TPS PASAR UJUNG BERUNG