STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN Aprizal Ramadhani1, Ahmad Perwira Mulia Tarigan2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1Kampus USU Medan Email:
[email protected] Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1Kampus USU Medan Email:
[email protected]
1
ABSTRAK Salah satu penyumbang sampah terbesar dalam kehidupan adalah pasar tradisional. Oleh karena itu harus dilakukan pengelolaan dan pengolahan untuk mengurangi dampak yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengelolaan sampah di salah satu pasar di kota medan, yaitu Pasar Setia Budi, dengan melihat potensi sampah yang ada, serta cara pengolahan dan pemanfaatan sampah yang mungkin dilakukan dapat bernilai ekonomis. Dari penelitian akhirnya diketahui bahwa sampah di pasar setia budi, terdiri dari 68,90% sampah organik dan 31,10% sampah anorganik, dari jumlah ini sangat berpotensi untuk dilakukan pengolahan sampah menjadi kompos dan berbagai jenis kerajinan yang bernilai ekonomis dan sangat baik dilakukan investasi yang akan menghasilkan keuntungan. Hasil analisa ekonomi kelayakan usaha pengolahan kompos adalah: Total Modal Investasi: Rp.125.500.000, total Biaya Produksi: Rp. 69.065.000, hasil Penjualan: Rp. 91.800.000, Net Present Value (NPV) = Rp. 287.628.097,80, Return on Investment (ROI): 1,29%, Return on Assets (ROA): 15,97 % , Payback Period (PBP) = 2,18 tahun, Internal Rate of Return (IRR): 45%. Sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, sampah di pasar Setia Budi sangat berpotensi untuk dilakukan pengolahan, dan layak untuk didirikan sarana pengolahan kompos. Kata Kunci: Sampah pasar, pengelolaan, pengolahan, kompos
ABSTRACT One of the biggest contributors to waste in life is the traditional market. Therefore the management and processing must be done to mitigate the effects. This study aims to identify and study the waste management in one of the markets in the city field, namely Setia Budi Market, by looking at the potential of existing waste, as well as the processing and utilization of waste that can be done economically valuable. From the study it was found that the trash in favor loyal market, consisting of 68.90% of organic waste and inorganic waste 31.10%, of this amount has the potential to do the processing waste into compost and many kinds of crafts economically valuable and very well done investment that will generate profits. Results of the economic analysis of the feasibility of composting are: Total Capital Investment: Rp. 125.5 million, total Production Cost: Rp. 69.065 million, the result Sales: Rp. 91.8 million, Net Present Value (NPV) = Rp.287,628,097.80, Return on Investment (ROI): 1.29%, Return on Assets (ROA): 15.97%, Payback Period (PBP) = 2.18 years, the Internal Rate of Return (IRR): 45 %. So the results of this study concluded that, in the trash Setia Budi market has the potential to do the processing, and feasible to set up composting facilities. Keywords: Garbage market, management, processing, composting
1
1. Pendahuluan Latar Belakang Salah satu penyumbang sampah terbesar dalam kehidupan adalah pasar tradisional. Sampah pasar memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah dari perumahan. Komposisi sampah pasar lebih dominan sampah organik. Sampah-sampah plastik jumlahnya lebih sedikit daripada sampah dari perumahan. Apalagi jika sampahnya berasal dari pasar sayur atau pasar buah. Limbahnya akan lebih banyak sampah organik. Akibat besarnya jumlah sampah di pasar tradisional ini sering sekali ditemukan banyaknya timbulan sampah yang di hasilkan dari aktivitas di pasar tersebut, hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi penjual, pengelola pasar maupun masyarakat, di mana timbulan sampah yang di hasilkan setiap harinya akan mengganggu kesehatan, kebersihan dan mencemari lingkungan. Mengacu pada UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, salah satu cara yang efektif dalam mengurangi jumlah timbulan sampah dari sumbernya di antaranya berupa memanfaatkan kembali sampah organik menjadi kompos, di mana sekarang petani juga lebih senang menngunakan kompos dari pada pupuk kimia yang dapat merusak kondisi asli tanah. Salah satu bentuk pengelolaan sampah pasar yang telah dilakukan adalah dengan mengolah sampah organik pasar menjadi kompos, dimana hal ini telah dilaksanakan oleh Pasar Bunder yang berada di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Pasar Bunder ini bahkan telah terpilih sebagai salah satu Pasar Sehat tingkat nasional dari Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, Kabupaten Sragen menjadi daerah proyek percontohan nasional untuk pengolahan sampah pasar menjadi kompos. Perumusan Masalah • •
Rumusan masalah dalam studi pengelolaan sampah pasar ini adalah : Bagaimana pola pengelolaan persampahan yang baik di pasar tradisional Setia budi Medan? Bagaimana potensi pemanfaatan kembali/ pengolahan sampah pasar di Pasar Setia budi Medan?
Batasan Penelitian Pada tugas akhir ini, penulis membatasi masalah agar tujuan penulisan tidak meluas dan mengaburkan inti pembahasan, yaitu: • Sistem Pengelolaan Sampah yang akan diteliti difokuskan pada sampah pasar yang berada di lingkungan Pasar Tradisional Setia Budi Medan. • Mengkaji dan mempelajari konsep pengolahan sampah Pasar Tradisional Setia Budi Medan. • Menghitung potensi ekonomi dari sampah yang bersumber dari pengolahan sampah pasar di Pasar Tradisional Setia Budi Medan. Tujuan Penelitian Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari mengenai pengelolaan sampah pasar di pasar Setia Budi Kota Medan, dengan melihat kondisi timbulan sampah yang ada, jumlah volume sampah, jenis sampah, cara pengolahan dan pemanfaatan sampah, seperti pengomposan maupun bentuk olahan lainnya sehingga menjadi bernilai ekonomi yang nantinya bisa dikembangkan dalam skala besar. 2. Tinjauan Pustaka Pengelolaan Pengelolaan sampah merupakan suatu aliran kegiatan yang dimulai dari sumber penghasil sampah. Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan untuk dimusnahkan. Atau sebelumnya dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan volume dan berat sampah(Sumiati,2011). Teknik operasional pengelolaan sampah pasar ini terdiri dari kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pembuangan akhir harus bersifat terpadu. Bila salah satu kegiatan tersebut putus atau tidak tertangani dengan baik maka akan menimbulkan
2
masalah kesehatan, banjir/genangan, pencemaran air tanah dan sebagainya(Damanhuri,2010) .Sistem operasional persampahan saat ini dapat di bagi 2 yaitu, bagian hulu dan hilir. Operasi bagian hulu merupakan pewadahan oleh sumber sampah dan pengumpulan sampah sedangkan di bagian hilir berupa pengangkutan dan pembuangan akhir sampah. Pengumpulan sampah di pemukiman pasar dilakukan oleh gerobak yang selanjutnya membawa sampah ke TPS. Dari sini sampah akan diangkut oleh dump truk menuju TPA. Pengumpulan sampah dari jalan dan tempat umum dilakukan oleh truk secara langsung mengangkut sampah ke TPA. Pengolahan Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran,pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan. (SNI T-13-1990-F). Adapun teknik pengolahan sampah adalah sebagai berikut : •
Pengomposan (Composting), Pengomposan adalah suatu cara pengolahan sampah organic dengan memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses pematangan). Pengomposan dilakukan terhadap sampah organik. • Pembakaran sampah, Pembakaran sampah dapat dilakukan pada suatu tempat, misalnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun demikian pembakaran ini sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang akhirnya akan menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik dilakukan disuatu instalasi pembakaran, yaitu dengan menggunakan insinerator, namun pembakaran menggunakan incinerator memerlukan biaya yang mahal. • Recycling, Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas, plastik, karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sehingga dapat digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk semula. • Reuse, Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama dengan recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. • Reduce, Adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnya tidakn menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan. Dalam penelitian ini yang menjadi pembahasan adalah pengolahan dengan metode pengomposan.
3. Metodologi Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Setia budi Medan. Penelitian yang dilakukan menyangkut tahapan studi literatur, persiapan alat, pengukuran langsung di lapangan dan pengumpulan data dengan melakukan wawancara beberapa pihak terkait. Hasil penelitian kemudian dianalisa dan disajikan secara deskriptif. Alat dan Bahan Penelitian Peralatan dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut: • Timbangan. • Kotak Kayu (20x20x50)cm3 • Meteran. • Sekop dan sarung tangan. Sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah sampah yang berasal dari Pasar Setia Budi Medan. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini dengan mengambil informasi pasar
3
dengan melakukan wawancara kepada pihak terkait dengan metode random sampling dan purposive sampling serta melakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah di Pasar Setia Budi dengan cara pengukuran langsung sebagai berikut: • Tentukan lokasi pengambilan sampel/ contoh. • Siapkan peralatan • Lakukan penganbilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah sebagai berikut: o Catat jumlah unit masing-masing penghasil sampah, atau TPS o Timbang bak pengukur 500 Liter (100 cm x 50 cm x 100 cm) o Ambil sampah dari tempat pengumpulan/ TPS masukkan ke bak pengukur. o Hentak 3 kali bak sampel tadi, dengan cara mengangkat setinggi 20 cm, lalu jatuhkan ke tanah. o Ukur dan catat volume sampah (Vs) o Ukur dan catat berat sampah (Bs) o Pilah sampel berdasarkan komponen komposisi sampah. o Timbang dan catat masing-masing komponen komposisi sampah. 4. Hasil dan Pembahasan Pola Pengelolaan Pasar Pasar Setia Budi Tanjung Rejo di kelola oleh pihak swasta/ pribadi. Pasar setia budi ini dikelola oleh dua pihak swasta. Namun, dalam pengelolaannya tidak jauh bebrbeda. Pengelola pada pasar ini umumnya bertugas untuk menjaga kebersihan dan melakukan pengutipan retribusi biaya sampah harian kepada pedagang. Untuk urusan kebersihan, pengelola mempekerjakan 3 orang petugas yang bertugas untuk menyapu dan mengumpulkan sampah dari masing-masing pedagang dan dikumpulkan pada wadah pembuangan sampah sementara pada pasar, untuk kemudian diangkut oleh petugas pengangkut, yaitu dari Dinas kebersihan Kota Medan. Pengangkutan dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari. Sarana Peralatan Sarana dan peralatan adalah yang digunakan oleh pedagang maupun pengelola dalam melakukan pengelolaan sampah dalam aktifitas sehari-hari. Adapun sarana peralatan itu secara umum adalah sebagai berikut: • Tempat penyimpanan sampah sementara, merupakan kantong plastic ataupun wadah yang bisa dipindahkan. • Alat pengumpul, berupa sapu, sekop dan garpu sampah. • Alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan sepatu boots. • Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) • Alat Pengangkutan sampah, berupa truck sampah yang dikelola oleh dinas kebersihan kota Medan. Pewadahan Pewadahan merupakan tempat penyimpanan sampah sementara yang ada disiapkan di pasar sebelum diangkut oleh petugas kebersihan, di Pasar setia budi pedagang bertanggung jawab untuk menyediakan pewadahan sampah ditiap-tiap kiosnya (individual). Adapun bentuk pewadahan yang digunakan para pedagang adalah karung, plastik, maupun kerangjang yang terbuat dari rotan. Secara umum, pasar yang ada di kota Medan menerapkan hal yang sama seperti ini dalam pewadahan sampahnya. Namun sistem pewadahan seperti ini sering kali menimbulkan masalah, karena wadah yang disediakan pedagang tidak efektif untuk menampung jumlah sampah yang dihasilkan. Sehingga sampah yang tidak bisa ditampung wadah yang mereka sediakan hanya ditumpuk disebelah wadah yang ada, bahkan tidak sedikit yang berserakan, maka dalam hal ini sangat diperlukan peran dari pengelola pasar untuk dapat mengatasinya. Kondisi pewadahan seperti ini juga diterapkan di pasar Bunder Sragen yang dikenal sebagai pasar percontohan di Indonesia, di pasar Bunder selain wadah yang disediakan masing-masing pedagang, juga ada wadah yang telah disiapkan oleh pengelola pasar tersebut, dan sudah ada
4
dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik di sumbernya. Sehingga jika dilakukan pengolahan akan mengurangi biaya untuk pemilahan sampahnya. Menurut G. Ichobanoglous (1977). Pewadahan sampah yang baik adalah pewadahan yang harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu sebagai berikut: • Tempat dari bahan kedap air, tidak mudah dilobangi tikus dan memiliki pemukaan yang halus pada bagian dalamnya. • Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan di tutup tanpa mengotori tangan. • Mudah diisi dan dikosongkan serta bisa diangkat oleh satu orang apabila penuh. • Wadah yang menampung sampah tidak boleh lebih dari 3 hari. • Gampang dijangkau oleh pemakai ataupun petugas pengumpul sampah. • Untuk mencapai hal tersebut sebaiknya pihak pengelola pasar menyediakan wadah yang memenuhi kriteria tersebut, serta dilakukan pemilahan sampah di sumbernya sehingga sampah yang ada akan lebih mudah dalam pengelolaannya. Pengumpulan Pengumpulan adalah kegiatan mengumpulkan sampah dari tiap-tiap kios pedagang, yang sebelumnya sudah ditempatkan pada wadah yang telah disediakan. Pengumpulan sampah dilakukan setiap hari mulai pukul 07.00 wib dan 17.00 wib yang dibagi atas dua shift kerja, dimana yang pertama pada pukul 07.00-8.00 WIB dan kedua pada pukul 17.00-18.00 WIB yang menjadi tanggung jawab petugas kebersihan pasar Setia budi Medan. Pengumpulan dilakukan menggunakan gerobak dorong yang mengangkat keranjang sampah yang telah berisi sampah dari para pedagang, yang dilakukn sebanyak 9-12 ritasi perhari. Sampah-sampah yang telah dikumpulkan ini selanjutnya dipindahkan ke tempat pembuangan sementara di pasar setia budi Medan agar nantinya lebih mudah dalam pengangkutannnya. Sistem pengumpulan sampah di pasar ini sudah dapat dikatakan cukup baik, karena dilakukan dua kali dalam sehari, hal ini menjadikan kebersihan pasar lebih terjaga. Namun demikian, jika dibandingkan pada pasar Bunder maka masih harus dilakukan peningkatan dalam hal pengumpulan tersebut. Jika Pasar Setia Budi ini mengumpulkan sampah yang dihasilkan hanya dua kali dalam sehari, maka pasar Bunder melakukan pengumpulan sampah satu jam sekali, maka jelaslah jika tingkat kebersihan pasar jauh berbeda. Hal ini penting ditiru oleh para pengelola pasar yang ada di tempat-tempat lain sehingga dapat menciptakan pasar yang sehat. Pengangkutan Sampah yang telah dikumpulkan akan di pindahkan ketempat pembuangan sementara (TPS) yang terletak diluar kios-kios pedagang agar memudahkan proses pengangkutan oleh petugas Dinas Kebersihan Kota Medan, yang dilakukan pagi dan sore hari. Truk akan mengangkut sampah yang ada di tempat pembuangan sementara untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir di TPA Namo bintang. Pengangkutan pertama dilakukan pukul 09.00 Wib, dan pengangkutan kedua dilakukan diatas pukul 18.00 Wib setiap harinya. Pengangkutan sampah ke TPA ini dilakukan hanya dalam satu ritasi saja, karena petugas pengangkut menggunakan truck berukuran 6 m3, sehingga dapat menampung seluruh volume sampah yang dihasilkan oleh pasar tersebut. Maka pada proses pengangkutan ini, jumlah ritasi pengangkutan sampah ke TPA sudah cukup memenuhi syarat kelayakan untuk mengatasi penumpukan sampah yang ada di TPS, terutama untuk mengangkut sampah yang dihasilkan oleh pasar. Pengolahan dan pemanfaatan kembali Pengolahan dan pemanfaatan kembali yang dimaksud disini adalah pemanfaatan kembali sampah pada pasar Setia Budi Tanjung Rejo ini, pada penelitian ini sampah yang akan diolah difokuskan pada sampah organik yang dapat diolah menjadi kompos. Sebaiknya sampah yang dihasilkan dari aktifitas pedagang harus diolah terlebih dahulu sebelum diangkut ke TPA. Hal ini bertujuan agar sampah yang dihasilkan tersebut bisa lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis sehingga, selain memngurangi dampak masalah sampah yang ditimbulkan dapat juga menjadi penghasilan tambahan bagi pihak pengelola sebagai mana yang telah diterapkan di Pasar Bunder Sragen. Namun saat ini, di pasar Setia Budi belum ada tindak upaya pengolahan maupun pemanfaatan kembali yang dilakukan, hal ini terjadi akibat kekurangfahaman pihak pengelola tentang bagaimana menghasilkan
5
atau mengolah sampah pasar yang ada. Salah satu tindakan yang tepat dalam pengolahan sampah pasar ini adalah dengan menjadikannya kompos. Karena lebih dari 60% sampah yang dihasilkan di pasar ini adalah sampah organik. Menurut percobaan yang dilakukan compos centre USU dalam satu kali pengolahan sampah dapat menghasilkan kompos sebesar 30-40 persen, dari berat sampah di awal. Sehingga jika semakin banyak sampah organik pada suatu pasar,maka potensi kompos yang dihasilkan akan semakin banyak pula. Disamping pengolahan sampah organik, dapat pula dilakukan pengolahan sampah anorganik, dalam hal ini dapat dilakukan dalam bentuk daur ulang, maupun pemanfaatan kembali bahan-bahan yang masih layak untuk dipakai. Analisa Potensi Ekonomi Pengolahan Sampah Organik Pasar. Pada pembahasan sebelumnya, telah disinggung bahwa sampah pasar memiliki potensi untuk diolah dan menghasilkan nilai jual yang dapat menambah penghasilan bagi pengelolanya. Dan salah satu cara yang umum dilakukan adalah pengolahan sampah organik menjadi kompos. Untuk itu, pada penelitian ini potensi ekonomi yang akan diteliti terkait dengan usaha pengolahan sampah organik pasar menjadi produk pupuk kompos. Sebelum masuk pada analisa pengolahan sampah, perlu diketahui hal yang mempengaruhi terjadinya timbunan sampah. Yaitu: •
Jenis Sampah, Jenis sampah yang dihasilkan oleh pedagang adalah sisa dari barang dagangan seperti sayuran, buah yang sudah rusak atau membusuk dan tidak layak untuk dijual lagi, serta hasil-hasil sisa dagangan seperti limbah ikan, daging, maupun plastik- plastik kemasan. Berikut disajikan tabel mengenai jenis sampah di Pasar Setia budi Medan (Tabel.1). Tabel 1. Komponen komposisi pasar setia budi medan. No Jenis sampah 1
Organik - Sayuran - Buah - Ikan, ayam, daging dll Non Organik - Plastik - Kertas - Kaca - Kayu dll
2
Total
Berat
%
359.4169 kg 203.7565 kg 120.3968 kg 35.2636 kg 164.705 kg 74.4916 kg 50.1306 kg 12.1544 kg 25.6130 kg 521.65 kg
68.90 39.06 23.08 6.76 31.10 14.28 9.61 2.33 4.91 100
Sumber: pengamatan dilapangan.
•
Volume, dan berat timbulan sampah, data mengenai timbulan sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif pengelolaan persampahan yang baik (Tabel.2). Tabel 2. Volume harian rata-rata sampah pasar setiabudi medan Hari Tanggal Hari Ke1 14 Jan 2013 Senin 2
15 Jan 2013
3 4
Volume Sampah Pasar (m3) 4.716
Selasa
4.323
16 Jan 2013
Rabu
3.930
17 Jan 2013
Kamis
3.734
5
18 Jan 2013
Jumat
3.734
6
19 Jan 2013
Sabtu
4.716
6
7
20 Jan 2013
minggu
4.515
8
21 Jan 2013
Senin
4.323
Volume Harian Rata-Rata Sumber: pengamatan dilapangan.
4.429
Tabel 3. Berat harian rata-rata sampah pasar setia budi medan Hari Tanggal Hari Berat Sampah Pasar (kg) Ke1 14 Jan 2013 Senin 595.24 2
15 Jan 2013
Selasa
431.52
3
16 Jan 2013
Rabu
440.22
4
17 Jan 2013
Kamis
453.44
5
18 Jan 2013
Jumat
565.44
6
19 Jan 2013
Sabtu
634.66
7
20 Jan 2013
Minggu
600.58
8
21 Jan 2013
Senin
452.12
Berat Harian Rata-Rata Sumber: pengamatan dilapangan.
521.65
Dari hasil pengukuran yang didapat, maka kita bisa menghitung sejauh mana potensikompos yang dihasilkan dari sampah tersebut. Berdasarkan percobaan pengolahan yang pernah dilakukan di Compos Center USU, dengan menggunakan sampel 100 kg sampah pasar Setia budi Medan, didapat 40-50% kompos. Sehingga mengacu pada percobaan di atas, direncanakan pengolahan sampah untuk sampah setia budi Medan dengan data sebagai berikut: • Kapasitas produksi pupuk kompos organik dengan kualitas terbaik (berasal dari sampah sayuran). Estimasi bahwa kompos yang dihasilkan sebesar 50% dari sampah organik yang dihasilkan. Maka, banyaknya pupuk kompos yang bisa dihasilkan dari 203,7565 kg per harinya adalah 101,8783 kg ? 102 kg atau sekitar 36.720 kg/tahun. Lama proyek 5 tahun. • Umur pakai peralatan utama 5 tahun, dan peralatan pendukung 2 tahun. • Bahan baku kompos yang digunakan adalah berasal dari sampah organik berupa sayuran yang dihasilkan pasar. • Harga jual pupuk organik kompos Rp 2000,00 s.d Rp. 3000/kg. Selanjutnya diperlukan analisis ekonomi mengenai kelayakan suatu usaha. Analisis dilakukan untuk mengetahui nilai titik impas dari suatu usaha, dan kapan modal yang dikeluarkan bisa kembali. Berikut diberikan analisis ekonomi untuk usaha pembuatan kompos (Tabel.4). Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Investasi Biaya Investasi ( Fixed Cost)
Harga
Biaya Pembangunan Sarana
• •
Sewa Lahan
Rp.50.000.000,00
Pembuatan Kantor
Rp.15.000.000,00
Pembuatan Sarana Pengolahan Lahan Penampungan awal Tempat Pemilahan dan Pencacahan
Rp.20.000.000,00
7
• • • • • •
Lahan Pengomposan Tempat Pengayakan Tempat Pengemasan Gudang Lahan Pembakaran Residu Penampungan Lindi Biaya Peralatan Utama Mesin Pencacah Sampah Organik
Rp.20,000,000.00
Mesin Pengayak
Rp.18,000,000.00
Biaya Peralatan Pendukung Mesin Jahit Karung
Rp.650,000.00
Mesin Sealer
Rp.600,000.00
Cangkul
Rp.200.000,00
Garpu/ Garukan Sekop
Rp.200.000,00 Rp.200,000.00
Termometer
Rp.100,000.00
Alat Semprot
Rp.100,000.00
Timbangan
Rp.200,000.00
Total Biaya Investasi
Rp125,250,000.00
Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan untuk memproduksi pupuk kompos per harinya dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6 berikut: 1.
Biaya Variabel Tabel 5. Perhitungan biaya variabel Biaya Variabel Tenaga Kerja (4 orang @ Rp 30.000,00) BBM (2 Liter @ Rp 4500,00) Bioaktivator Listrik dan Air Kemasan Total Biaya Variabel per Hari Total Biaya Variabel per Tahun
2.
Harga Rp120,000.00 Rp9,000.00 Rp15,000.00 Rp15,000.00 Rp10,000.00 Rp169,000.00 Rp60,840,000.00
Biaya Tetap Tabel 6. Perhitungan biaya tetap Beban Penyusutan 0.2
Biaya per Tahun Rp4,000,000.00
Penyusutan mesin pengayak
0.2
Rp3,600,000.00
Penyusutan mesin jahit karung
0.5
Rp325,000.00
Penyusutan mesin sealer
0.5
Rp300,000.00
Depresiasi Penyustan mesin pencacah
Total Biaya Tetap per Hari
Rp22,800.00
Total Biaya Tetap per Tahun
Rp8,225,000.00
Maka, total biaya operasional perhari= Rp.191.000,00 Total biaya produksi pertahun= Rp. 69.065.000,00
8
Jika, mampu di produksi kompos sebanyak 102 kg/hari maka, biaya produksi kompos perhari adalah sebesar= Rp. 191.000,00 / 102 = Rp.1872,55 per kg Berikutnya gambaran hasil harga pokok penjualan, laba dan rugi, serta cashflow di tunjukkan pada table 7,8, dan 9. Tabel.7. Proyeksi Harga pokok penjualan (HPP) NO 1
Bahan (Rp) Upah Pekerja (Rp) Depresiasi (Rp) Harga Pokok Penjualan (Rp) Kapaitas produksi (kg) HPP perhari (Rp)
2 3
Tahun Ke-
Uraian
I
II
III
IV
V
17.640.000
17.640.000
17.640.000
17.640.000
17.640.000
43.200.000
43.200.000
43.200.000
43.200.000
43.200.000
8.225000
8.225000
8.225000
8.225000
8.225000
69.065.000
69.065.000
69.065.000
69.065.000
69.065.000
36.720
36.720
36.720
36.720
36.720
1.872,55
1.872,55
1.872,55
1.872,55
1.872,55
Tabel. 8. Proyeksi Laba/ Rugi Tahun keNo
Uraian I
1
Penjualan (Rp)
II
III
IV
V
91.800.000
91.800.000
91.800.000
91.800.000
91.800.000
68.760.000
68.760.000
68.760.000
2
HPP (Rp)
68.760.000
68.760.000
3
Laba kotor (Rp)
23.040.000
23.040.000
23.040.000
23.040.000
23.040.000
4
Adm/Pemasaran (Rp)
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.000.000
5
Laba operasi Bersih
22.040.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
6
Bunga Pinjaman (Rp)
-
-
-
-
-
7
Pph
-
-
-
-
-
Laba bersih (Rp)
22.040.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
8
Tabel 9. Proyeksi Cash Flow Tahun Kas keluar (Rp) Depresiasi (Rp) Ke0 125.500.000
Laba bersih (Rp)
Kas Masuk (Rp)
Cash flow (Rp) 125.500.000
1
8.225.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
2
8.225.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
3
8.225.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
4
8.225.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
5
8.225.000
22.040.000
22.040.000
22.040.000
Untuk analisis lebih jauh dari kelayakan investasi berdasarkan kapasistas aktual maka dilakukan perhitungan NVP (Net Present Value), IRR (Internal Rate Of Return) dan BCR (Benefit Cost Ratio) •
Net Present Value (NPV)
9
Pada perhitungan NPV, suku bunga yang digunakan berdasarkan suku bunga yang berlaku umum saat ini, yakni 5 %. Maka, perhitungan NPV adalah sebagai berikut: NPV = SbPVpendapatan – SbPVpengeluaran Menghitung (Present Value) per tahun: PV (laba tahun ke-n) = Laba tahun ke-n ……………………………………………………………(1) ( 1+r)n PV1 = 20.990.476,19, PV2 = 19.990.929,71, PV3 = 19.038.980,67, PV4 = 18.132.362,54 PV5 = 17.268.916,71
Jadi, NPV NPV
•
= 95.421.664,82 (P/A, i%, n) – 125.500.000 = 95.421.664,82 (4,3295) – 125.500.000 = 287.628.097,8
Internal Rate of Return (IRR)
IRR berupa tingkat bunga pada saat NPV=0 IRR = PVbenefit - PVcost = 0 ……………………………………………………………………(2) Menghitung IRR, NPV = 95.421.664,82 (P/A, i%, n) – 125.500.000 = 0 = 95.421,664,82 (P/A, i%,5) = 125.500.000 (P/A, i%,5) = 1,86 Dari table nilai faktor bunga, didapat i = 45%, Lebih besar daripada discount rate 5% Layak. Benefit Cost Ratio (B/C) Usaha pengolahan sampah organik pasar ini dikatakan layak dan memberikan manfaat jika nilai B/C > 0. B/C
= Keuntungan / Total Biaya ………………………………………………………...(3) = 287.628.097,8 / 125.500.000 = 2,29.
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan sampah organik pasar ini berdasarkan B/C layak untuk direalisasikan. Payback Period (PBP) Payback period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha tersebut dapat kembali. PBP = Nilai Investasi / Keuntungan…………………………………………………..….(4) = 125.500.000,00 / 287.628.097,8 x 5 tahun = 2,18 tahun
•
Analisis Pulang Pokok / Break Event Point (BEP) BEP ini merupakan titik impas usaha, dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha pengolahan limbah organik pasar (pembuatan pupuk organic) tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. Biaya Investasi ( Fixed Cost )= Rp 125.500.000 Biaya Operasional Produksi= Rp 191.000,00/hari = Rp 1.872,55/kg. Harga Jual Pupuk Kompos= Rp 2.500,00/kg. Pupuk kompos organik yang dihasilkan adalah 102 kg/hari atau 36.720 kg/tahun. Maka, Titik Impas Produksi, BEP =
………………………………………..........(5)
10
=
= Rp. 1957,03 /hari.
5. Kesimpulan 1. 2.
3. 4.
5.
Dari hasil pengukuran dilapangan Komposisi sampah di pasar setia budi, terdiri dari 68,90% sampah organic dan 31,10% sampah anorganik. Dari pengamatan dan pengukuran timbulan sampah dilapangan didapat hasil: • Volume harian rata-rata adalah 4.2489 m3 • Berat sampah harian rata-rata adalah 521.6525 kg. • Berat sampah Organikharian rata-rata adalah 359.4169 kg (68.9%) • Berat sampah anorganik harian rata-rata adalah 162.2356 kg (31.1%) Menurut percobaan yang dilakukan Compos Centre USU, pengolahan sampah organic pasar akan menghasilkan 30-40% kompos. Berdasarkan analisa ekonomi/ analisa usaha untuk kasus pasar setiabudi tanjung rejo, di dapatkan hasil sebagai berikut: • Kapasitas produksi pupuk kompos organik sebanyak 102 kg/hari atau sekitar 36.720 kgper tahun (1 tahun = 360 hari). • Total biaya produksi pertahun= Rp. 68.760.000,00 • Keuntungan yang dihasilkan dalam setahun sebesar: Rp13.140.000,00. • Total Penerimaan dalam setahun adalah Rp81.900.000,00. • Total Pengeluaran dalam setahun adalah Rp.69.065.000,00. Analisa kelayakan finansial usaha industri pupuk organik kompos: • Berdasarkan hasil perhitungan, Payback Period usaha pupuk organik kompos ini sekitar 2.9 tahun. • Berdasarkan perhitungan, didapat harga R/C adalah 1,186, dimana menunjukkan bahwa usaha pengolahan pupuk kompos organic > 1, dan layak untuk direalisasikan. • Dari hasil perhitungan, menunjukkan bahwa kegiatan pengolahan sampah organik pasar ini berdasarkan B/C > 0, artinya layak untuk direalisasikan. • Berdasarkan analisa kelayakan usaha menggunakan tiga kriteria ekonomi diatas, yaitu Payback Period, Return Cost Ratio, Benefit Cost Ratio, dan Break Event Point, dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan pupuk kompos dari sampah organik pasar layak untuk diterapkan.
. 6. Saran Dari penelitian yang dilaksanakan, ada beberapa hal yang penting untuk menjadi perhatian bagi semua pihak yang terkait, diantaranya: 1. Perlu adanya penanaman kesadaran kepada masyarakat, khususnya para pedagang untuk senantiasa menjaga kebersihan pasar, termasuk membuang sampah pada wadah yang telah disediakan.Pengelola pasar sebaiknya, menyediakan tempat pembuangan/ wadah sampah yang memenuhi kriteria kesehatan yang telah ditetapkan. 2. Setiap petugas, baik itu dari pihak pengelola pasar maupun dari pihak Dinas kebersihan Pemko Medan, harus sama-sama berkoordinasi dalam hal pengelolaan sampah, sehingga permasalahan sampah yang muncul akan segera teratasi. 3. Dari hasil penelitian, sampah pasar yang dihasilkan memiliki potensi ekonomi yang layak untuk diolah, terlebih dalam hal pengomposan. Maka, dalam hal ini, diharapkan pemilik pasar ataupun pengelola bisa membuka peluang bagi para investor yang ingin melakukan pengolahan di pasar tersebut.
11
Daftar Pustaka Damanhuri, Erni dan Tri Padmi. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah, Institut Teknologi Bandung. Bandung Hendry, metode pengumpulan data, http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulandata/. Diakses pada 3 Oktober 2012 Sumiati. 2011. Strategi Pengelolaan Lingkungan Pasar Tradisional Berdasarkan Program Pasar Berseri (Studi Kasus Pasar Bulu Kota Semarang), Universitas Diponegoro. Semarang. Tcobanoglous, G., Hillary, Theisen, and Samuel, Virgil. 1993. Integrated Solid Waste Management : Engineering Principles and Management Issues, McGraw Hill Publishing Company. New York. Yulianto, Adi Budi, dkk. Buku Pedoman Pengolahan Sampah Pasar Terpadu : Konversi Sampah Pasar Menjadi Kompos Berkualitas Tinggi,Yayasan Danamom Peduli. Jakarta
12