PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN FRAUD 1
AGENDA • FRAUD DAN PERAN AUDITOR • PENCEGAHAN FRAUD • PENDETEKSIAN FRAUD
2
FRAUD DAN PERAN AUDITOR
3
Fraud Tree Classification System
©2008 by the Association of Certified Fraud Examiners, Inc.
4 PAGAR PENGAMAN Pengawasan selalu menjadi tumpuan kesalahan!
2
1
3
4
Values
Kualitas Pengendalian Intern Peran Pengawas Internal
Peran Pengawas Eksternal Etika, Moral , Budaya Kerja , Culture,
5
The question is : Where were the auditors ?????
APA KERJAMU HAI AUDITOR ?
6
Harapan publik atas tugas dan tanggung jawab profesional Pengawas/Auditor terlampau tinggi.
Auditor semestinya dapat mengetahui fraud dimana saja, kapan saja, baik di dalam catatan pembukuan maupun diluar pembukuan. 7
Harapan publik tersebut tidak seratus persen dapat dipenuhi oleh pengawas/auditor • Persepsi publik tidak realistis • Tidak seorangpun auditor dapat menjamin harapan publik • Fraud merupakan masalah penting dan sensitif bagi manajemen 8
Treadway Commission (National Commission on Fraudulent Financial Reporting) • • • •
Komite audit independen (mandatory independent audit committee) menggunakan direktur dari luar organisasi. Piagam tertulis (written charter) yang menetapkan tugas dan tanggung jawab dari komite audit. Komite audit harus mempunyai sumberdaya dan wewenang yang memadai untuk mengemban tanggungjawabnya. Komite audit harus memperoleh semua informasi tentang organisasi, waspada, dan efektif.
STATEMENT ON AUDITING STANDARDS (SAS) NO. 99 Menekankan perlunya auditor menerapkan professional skepticism dan mengidentifikasi risiko kecurangan dengan :
Melakukan brainstorming Bertanya kepada ke manajemen Melaksanakan prosedur analitis.
Fraud Risk Factors Misstatement from fraudulent financial reporting
Faktor risiko karena karakteristik manajemen dan pengaruhnya terhadap lingkungan pengendalian. Faktor risiko karena kondisi industri Faktor risiko berhubungan dengan karakteristik operasi dan stabilitas keuangan.
Penggelapan asset Faktor risiko kerentanan atau kemudahan aset yang bersangkutan diselewengkan (uang kas jumlah besar, aset berharga mudah dijual, persediaan berharga dan sebagainya). Faktor risiko berkaitan dengan pengendalian intern.
STATEMENTS ON AUDITING STANDARDS (SAS) NO 82
setiap audit harus meningkatkan prospek dalam mendeteksi kecurangan. melakukan tes detail atau prosedur substantif secara akurat, dengan tidak menyandarkan diri terhadap tes pengendalian Dalam melakukan audit memasukkan unsur dadakan (surprise)
Prevention: Eliminate the Motivation and/or Opportunity to Commit Fraud
14
MENGAPA PERLU PENCEGAHAN? • Manajemen bertanggung jawab atas pengendalian • Internal kontrol didefinisikan secara luas. • Corporate Sentecing Guidelines: Memberikan insentif pengurangan skor hukuman Apabila melaporkan kejahatan fraud Menerapkan program pencegahan. 15
PROGRAM DAN PENGENDALIAN • • • • •
LINGKUNGAN PENGENDALIAN RISK ASSESSMENT CONTROL ACTIVITIES INFORMATION DAN COMMUNICATION MONITORING 16
Kecenderungan seseorang untuk melakukan fraud (tindak kriminal) ditentukan oleh persepsinya terhadap ‘risiko dan manfaat’ (risk and rewards)
17
What are the 3 activities fundamental to prevent fraud? • Create and Maintain a Culture of Honesty & high ethics, • Evaluating Antifraud Processes and Controls • Developing oversight process 18
“An Honesty Driven Culture Involves Developing a Positive Work Environment”
19
What 6 factors are crucial in creating a culture of honesty and integrity? Discipline
6 Confirmation
Employees Training
5
1
4
Tone at the Top
2
Create positive workplace Environment
3 Hiring & promoting employees 20
What does “tone at the top” mean? 1. Developing & Promoting a Company Code of Ethics 2. Walk the Talk
21
Create positive workplace Environment • Pengakuan dan sistem penghargaan (reward) sesuai dengan sasaran dan hasil kinerja. • Kesempatan yang sama bagi seluruh pegawai • Team berorientasi kebijakan pengambilan keputusan kolaborasi • Program kompensasi secara profesional • Pelatihan secara profesional dan prioritas organisasi dalam pengembangan karier. 22
Hiring & promoting employees • Investigasi atas latar belakang individu yang dipertimbangkan untuk jabatan atau promosi khususnya jabatan yang memerlukan kepercayaan. • Chek dan rechek pendidikan, sejarah pekerjaan, dan referensi pribadi kandidat • Pelatihan secara rutin untuk seluruh pegawai mengenai nilai-nilai organisasi dan aturan perilaku. 23
Hiring & promoting employees • Dalam reviu kinerja reguler termasuk di antaranya evaluasi kontribusi pegawai/individu dalam mengembangkan lingkungan kerja yang positif sesuai dengan nilai-nilai dan standar perilaku. • Terus-menerus melakukan evaluasi objektif atas kepatuhan terhadap nilai-nilai organisasi dan standar perilaku, dan setiap pelanggaran ditangani segera.
24
Employees Training • Tugasnya untuk menyampaikan masalah-masalah tertentu • Daftar jenis masalah, termasuk kecurangan yang terjadi dan yang dicurigai harus dikomunikasikan dan kalau perlu diberi contoh yang spesifik • Informasi bagaimana mengomunikasikan masalah tersebut. 25
CONFIRMATION Seluruh pegawai termasuk manajemen senior dan fungsi keuangan, dan bidangbidang yang rentan terhadap perilaku tidak etis (penjualan, pembelian dan marketing) hendaknya menandatangani aturan perilaku minimal setahun sekali sebagai penegasan atas persetujuannya. 26
DISCIPLINE
Cara menangani kecurangan memberikan pesan yang tegas mengenai kebijakan pencegahan pada seluruh perusahaan.
• Investigasi yang lengkap segera dilakukan. • Tindakan yang tepat dan konsisten diambil terhadap seluruh pelaku. • Pengendalian yang relevan dinilai dan ditingkatkan • Komunikasi dan pelatihan dilaksanakan untuk menegakkan nilai-nilai perusahaan, aturan perilaku dan kesadaran pegawai. 27
Evaluating Antifraud Processes and Controls Kecurangan tidak akan terjadi tanpa persepsi adanya kesempatan dan menyembunyikan perbuatannya. Organisasi hendaknya proaktif mengurangi kesempatan dengan: (1) mengidentifikasi risiko kecurangan, (2) mengambil tindakan mengurangi risiko yang diidentifikasi, (3) implementasi dan monitoring pengendalian internal / preventif dan detektif serta tindakan pencegahan lainnya. 28
Implementing and Monitoring Appropriate Internal Controls Pengendalian internal yang efektif termasuk dikembangkannya lingkungan pengendalian, sistem informasi yang efektif dan aman, aktivitas pengendalian dan monitoring.
Manajemen mengevaluasi implementasi pengendalian internal yang berkaitan dengan bidangbidang yang merupakan risiko lebih tinggi dari tindakan kecurangan, termasuk proses penyusunan laporan keuangan.
Developing oversight process Untuk mencegah dan menangkal kecurangan secara efektif, entitas hendaknya memiliki fungsi pengawasan yang tepat. Pengawasan dalam berbagai jenis dan bentuk ini dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak. 30
DEVELOPING AN APPROPRIATE OVERSIGHT PROCESS Audit Committee or Board of Directors Management Internal Auditors Independent Auditors
KOMITE AUDIT Menilai apakah manajemen telah mengidentifikasi risiko kecurangan, termasuk implementasi program tindakan anti kecurangan.
Pengawasan yang aktif oleh Komite Audit menegaskan komitmen manajemen menciptakan budaya anti kecurangan atau tidak ada toleransi bagi kecurangan (zero tolerance approach).
MANAGEMENT Manajemen bertanggung jawab mengawasi dan mengatur aktivitas yang dilakukan pegawai Manajemen bertanggung jawab dalam penyusunan laporan keuangan, menetapkan dan menjaga pengendalian internal
INTERNAL AUDITOR 1. Internal auditor mengevaluasi atau menaksir risiko kecurangan dan pengendaliannya guna pemberian saran tindak aksi mengurangi risiko dan meningkatkan pengendalian. 2. Penaksiran risiko berfungsi sebagai dasar penyusunan rencana pemeriksaan dan pengetesan pengendalian internal. 3. Internal auditor secara proaktif melakukan audit untuk meneliti adanya korupsi, penggelapan aset dan kecurangan dalam penyusunan laporan keuangan.
INDEPENDENT AUDITOR Auditor independen membantu manajemen dan Dewan Komisaris (Komite Audit) dengan penilaian atas proses identifikasi, penaksiran, dan respons terhadap risiko kecurangan.
DETECTION FRAUD
Risiko terjadinya kecurangan akan dapat mengurangi reputasi atau mengurangi kemampuan perusahaan
manajemen menyusun tindakan dalam menangkal kemungkinan terjadinya kecurangan
RISK ASSESSMENT AND FRAUD Penaksiran risiko merupakan alat pengambilan keputusan yang membantu pemilihan berbagai kemungkinan dan menetapkan pilihan yang paling menguntungkan (the greatest payoff). Tiga elemen penaksiran risiko: 1. MENGIDENTIFIKASI, 2. MENGUKUR, 3. MEMPRIORITASKAN.
Characteristics of Fraud Opportunities Kecurangan tertentu memiliki risiko lebih tinggi jika mengandung satu atau lebih karakteristik
IDENTIFIKASI RISIKO • Mengidentifikasi proses-proses mana saja yang memiliki risiko kecurangan. • Dengan mengidentifikasi risiko, pimpinan dapat mengonsentrasikan kegiatannya pada area yang memiliki lebih banyak risiko kecurangan inherent. Secara praktis model tersebut merupakan langkah awal yang mudah untuk mendeteksi dan menangani kecurangan.
PENGUKURAN RISIKO Salah satu metode pengukuran risiko kecurangan adalah menetapkan faktor yang dapat diobservasi dan indikator terukur dari besaran kecurangan, termasuk analisis akibat kecurangan.
TEKNIK PENGELOLAAN RISIKO 1. 2. 3. 4. 5.
Penghindaran risiko Diversifikasi risiko Pengendalian risiko Membagi risiko Transfer risiko
• Pendeteksian kecurangan meliputi identifikasi symptoms yang sering mengindikasikan kecurangan baik yang sedang, akan, atau telah terjadi kecurangan. • Sedangkan investigasi kecurangan meliputi penentuan siapa yang melakukan, modus operandi, kapan kecurangan tersebut dilakukan, apa motivasinya, dan berapa jumlah uang atau aset lainnya yang diambil.
Inductive Methode • Menggunakan commercial data-mining software, seperti Audit Command Language (ACL), untuk melihat kejanggalan-kejanggalan dalam data base. • Menggunakan Digital Analysis: analytical review (spt menggunakan Benford’s Law), untuk menemukan adanya kemungkinan terjadinya kejanggalan atau yang tidak biasa dalam akuntansi.
Deductive Methode • Memperoleh pengertian tentang bisnis dan kegiatan organisasi; • Memperoleh pengertian kecurangan yang dapat terjadi; • Menentukan gejala kecurangan yang dapat dilakukan; • Menggunakan data base dan sistim informasi untuk mencari gejala-gejala kecurangan; • Tindak lanjuti gejala tersebut.
Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud). • Analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam persentase. • Analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentase-persentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan. • Analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan.
Asset Misappropriation (Penyalahgunaan aset) Pemahaman yang tepat atas pengendalian intern yang baik dalam pos-pos tersebut akan sangat membantu dalam melaksanakan pendeteksian kecurangan.
Asset Misappropriation (Penyalahgunaan aset) 1. 2. 3. 4.
Analytical review Statistic sampling Vendor or outsider complaints Site visit – observation
Elemen dalam struktur pengendalian intern yang perlu diperhatikan dengan baik, yaitu Lingkungan pengendalian, Sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian,
Corruption • • • • • •
The Big Spender The Gift taker The Odd couple The Rule breaker The Complainer The Genuine need
• The gift bearer • The Sleaze factor • The too Successful bidder • Poor quality, higher prices • The one-person operation
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI (PENDEKATAN 3 PILAR : PIE) 1. PREVENTIF: Mendisain dan mengaplikasikan Sistem Pengendalian Internal (SPI/Internal control) yang bebas dari loophole Sehingga mampu menghilangkan kesempatan (mencegah dan menangkal) terjadi korupsi.
2. INVESTIGATIF: Suatu upaya investigasi yang dilakukan untuk menjerat dan memenjarakan pelaku korupsi sesuai dengan hukum yang berlaku.
3. EDUKATIF: Upaya peningkatan kepedulian, kesadaran individu/masyarakat didalam atau diluar organisasi akan bahaya korupsi, Sehingga akan senantiasa menjauhi dari perbuatan korupsi. 1/29/2016
Fraud & Combatting Corruption
Slide - 50
PERATURAN PERUNDANGAN PENDUKUNG PEMBERANTASAN KORUPSI UNDANG-UNDANG : • No.28/1999 : Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN • No.31/1999 : Pemberantasan TPK • No.20/2001 : Perubahan atas UU 31/1999 • No 10/2010 : TP Pencucian Uang • No.30/2002 : Komisi Pemberantasan TPK
1/29/2016
Fraud & Combatting Corruption
Slide - 51