PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT DENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) (Skripsi)
Oleh : Mafiana Annisya
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRACT DETECTING FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT WITH ANALYSIS OF FRAUD DIAMOND (Empirical Study on Service Companies in Property and Real Estate Sector Listed in the Indonesian Stock Exchange on the Period of 2010– 2014) By MAFIANA ANNISYA The objective of this research is to analyzed factors of fraudulent financial statement with fraud diamond that develop by Wolfe and Hermanson (2004). This research is to analyzed influence of variable pressure which proxied by financial stability, external pressure,and financial target, opportunity which proxied by nature of industry, razionalization which proxied by audit opinion, and capability which proxied by change of directors with fraudulent financial statement. The sample used in this research are 27 companies of property and real estate sector that listed in Indonesian Stock Exchange on the period 2010– 2014. The type data that used are secondary data, from the annual reports of companiessample. Data testing instrument uses SPSS 21 software, that consist of descriptive statistic analyzes, classical assumption test, multiple linear regression, determination coefficient test, simultaneous significant test, and significant parameters individually test. The result of this research showed that financial stability variable that measured with change in total asset ratio has positive influence on the fraudulent financial statement. The research does not prove that external pressure variable which measured with leverage ratio, financial target which measured with return on asset, nature of industry which measured with change in inventory ratio, audit opinion which measured by obtaining unqualified opinion with explanatory languange, and capability which measured with change of directors has an influence on the fraudulent financial statement.
Keyword:Fraud, Fraud Diamond, Fraudulent Financial Statement
ABSTRAK PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT DENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) Oleh MAFIANA ANNISYA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor kecurangan laporan keuangan dengan analisis fraud diamond yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004). Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel pressure dengan proksi financial stability, external pressure, financial target, opportunity dengan proksi nature of industry, razionalization dengan proksi opini audit, dan capability dengan proksi pergantian direksi terhadap fraudulent financial statement. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 27 perusahaan sektor properti dan real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan yang dijadikan sampel. Alat uji data menggunakan software SPSS 21 meliputi analisis deskriptif, uji asumsi klasisk, regresi linear berganda, uji koefisien determinasi, uji signifikansi simultan, dan uji signifikan parameter individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel financial stability yang diukur dengan rasio perubahan total aset terbukti berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement. Penelitian ini tidak membuktikan variabel external pressure yang diukur dengan rasio leverage, financial target yang diukur dengan return on asset, nature of industry yang diukur dengan rasio perubahan persediaan,opini audit yang diukur dengan diperolehnya opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas, dan capablity yang diukur dengan perubahan direksi berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.
Kata Kunci: Fraud, Fraud Diamond, Fraudulent Financial Statement
PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT DENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Oleh MAFIANA ANNISYA
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tangerang, 29 Nopember 1994 merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Amat Kadir dan Ibu Yasnidar. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Pasar Kemis pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pasar Kemis pada tahun 2009, kemudian melanjukan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Gadingrejo dan lulus pada tahun 2012. Penulis terdaftar sebgai mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP) pada tahun 2012. Selama menjalani perkuliahan, penulis mengikuti organisasi EEC (Economic English Club) sebagai new member periode 2012-2013 dan board 3rddivision periode 2013-2014, HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi dan Pajak) sebagai anggota aktif, KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) sebagai anggota, dan FAM Indonesia (Forum Aktif Menulis) sebagai anggota.
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada: Kedua orang tua tercinta, bapak dan mama, atas doa, kasih sayang, pengorbanan, dukungan, nasihat, saran, dan segala hal yang telah diberikan selama ini. Adikku, sepupuku atas doa, bantuan, dukungan, keceriaan, dorongan semangat yang selalu diberikan. Seluruh keluarga besarku, saudara-saudaraku, kakek, nenek, paman dan bibi yang selalu memberikan doa, dukungan, saran, tenaga, dalam proses meraih pendidikan ini. Tak lupa kepada sahabat dan teman – teman seperjuangan yang selalu menemani dan menjalanin proses ini bersama, baik suka maupun duka. Serta almamaterku tercita, Universitas Lampung.
MOTO
“Wa man jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi.” “Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6). Kejeniusan adalah 1% Inspirasi dan 99% Kerja Keras (Thomas Alfa Edison).
Kehidupan itu tidak selamanya nyaman, tetap fokus dan siapkan diri agar mejadi pribadi yang lebih baik (Anonim).
SANWACANA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “PENDETEKSIAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT DENGAN ANALISIS FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)” merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi pada program studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung beserta staf. 2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. 3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, serta sebagai pembimbing pendamping atas kesediaannya memberikan waktu untuk membimbing, memberikan saran, kritik, dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing utama atas kesediaannya memberikan waktu untuk membimbing, memberikan saran, kritik, semangat, dan ilmu yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., CA., CPA. selaku penguji utama, atas saran dan kritik yang membangun agar penulis dapat membuat skripsi yang lebih baik.
6. Bapak Harsono Edwin Puspita, S.E., M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan, nasihat dan bantuannya selama ini. 7. Seluruh bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas ilmu pengetahuan, wawasan baik teori maupun praktik, bantuan, dan motivasi yang telah diberikan. 8. Kepada staf (Pak Sobari, Mas Leman, Mbak Tina, Mas Ruli, Mpok Aini, Mas Yogi, dan staf lainnya) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini khususnya terkait dengan perihal akademik. 9. Papa (Amat Kadir) tercinta untuk segala doa, dukungan, nasihat, motivasi dan perjuangan yang papa berikan hingga saat ini. Terima kasih papa telah menjadi orang tua yang menuntun dan memberikan kepercayaan kepadaku. 10. Mama (Yasnidar) tercinta untuk segala doa setiap sujud, motivasi, kasih sayang, perhatian, pengorbanan, tenaga, nasihat, dan waktu mama yang sangat berharga selalu menemaniku didalam kondisi apapun. Terima kasih mama atas semua hal yang mama telah berikan kepadaku. 11. Adikku (Ilham Cahyadi) tersayang untuk segala semangat, canda, tawa, yang menghiburku dan menemani selama ini. 12. Keluarga tercinta, Mbah Sukri, Mbah Ira, Kakek Maas, Nenek Ros, om, tante, bude pakde, Ibu Rini, sepupu-sepupuku, Gege, Inas, Puput, Ega, Sheila Amelia, Sheila Kartika, Kanatakia, atas dukungan dan doa yang kalian berikan kepadaku. 13. Sahabat – sahabat terbaikku Intan, Sakinah, Pipit, Heni, Wulan, Fitri, Herna, Ika, Jannah, Fitriana, Novelin, Ridwan, Robert, Aziz, Ori, Abin, Wahyu, yang berproses bersama demi meraih gelar sarjana dan ahli madya. Sahabat SMA, Arifa, Meva dan teman – teman IPS 1 lainnya yang selalu menemani dalam keluh kesah, canda tawa, berbagi cerita hingga saat ini. 14. Teman – teman akuntansi 2012 yang selalu berusaha dan sedang berjuang meraih gelar sarjananya, Mia, Evi, Puji, Sri, Mutia, Desi, Hiday, Dwi Ast, Ani, Puspita, Citra, Elvi, Didi, Fatkhur, Esa, Siti, Ferly, Fatur, Wayan,
Donny, Liana, Eva, Dwi Sut, Hanif, Opi, Nurul, Widia, Shaumi, Tiwi, Umi, Friska, Nadia, Esti, Ersya, Mahipal, Trida, Agung, Ori, Rexi, Ica dan lainnya. 15. Teman – teman seperjuangan di EEC, Hanum, Yunita, Kiki, Elia, Sindi, Iin, Rizki, Khafi, Ageng, Anggie, Clau, Winy, Ferryansyah, seluruh board EEC tahun 2013-2014 lainnya, dan Kakak – kakak presidum dan expert staff yang luar biasa sabar, berbagi ilmu dan terus memotivasi, Kak Dilla, Kak Sonia, Kak Ega, Kak Kaka, Kak Ega Nemara, Kak Faris, Kak Arif, Kak Surya, Kak Lae, Kak Iwan, Kak Ayu, Kak Okti, Kak Yeti dan kakak – kakak yang luar biasa lainnya. 16. Kakak tingkat yang selalu memberikan dukungan dan sarannya, Kak Yuni. Kak Dara, Kak Viona, Kak Agung, Kak Ivonna, Kak Nanda, Kak Roy, Kak Umai, Mbak Fitri, Kak Viana, Mbak Wahyu, Mbak Indah, dan yang lainnya. 17. Adik – adik yang selalu memberi semangat Desvita, Ria, Fegy, Titis, Rahmi, Eva, Ilham, Okvita, Venny, dan adik – adik lainnya, terus nikmati dan jalanin proses perkuliahan dengan baik. 18. Temen – Temen dan keluarga KKN Desa Kesuma Dadi Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah, Endah, Kur, Dian, Silpi, Dea, Randi, Ian, Fildan, Okem, atas kerjasama dan motivasinya. Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan, sehingga memerlukan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan literatur bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya.
Bandar Lampung, Mei 2016 Penulis
Mafiana Annisya
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
I.PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 8 1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 9 1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9 1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.............11 2.1 Landasan Teori ...........................................................................................11 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory).......................................................11 2.1.2 Konsep Kecurangan (Fraud) ..............................................................12 2.1.3 Teori Fraud Triangel..........................................................................14 2.1.3.1 Tekanan (Pressure) ................................................................14 2.1.3.2 Kesempatan (Opportunity).....................................................16 2.1.3.3 Rasionalisasi (Rationalization) ..............................................17 2.1.4 Teori Fraud Diamond.........................................................................18 2.1.4.1 Kemampuan (Capability).......................................................19 2.1.5 Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement) ..20 2.2 Penelitian Terdahulu....................................................................................21 2.3 Model Penelitian..........................................................................................23
2.4 Pengembangan Hipotesis.............................................................................25 III.METODOLOGI PENELITIAN .................................................................33 3.1 Populasi dan Sampel....................................................................................33 3.2 Data Penelitian.............................................................................................34 3.2.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................................34 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................35 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Data Variabel..................................35 3.3.1 Variabel Dependen .............................................................................36 3.3.1.1 Kualitas Akrual(Accrual Quality) ..........................................36 3.3.1.2 Kinerja Keuangan (Financial Performance)..........................37 3.3.2 Variabel Independen...........................................................................38 3.4 Metode Analisis Data ..................................................................................41 3.4.1 Statistik Deskriptif ..............................................................................41 3.4.2 Uji Asumsi Klasik ..............................................................................42 3.4.2.1 Uji Normalitas ........................................................................42 3.4.2.2 Uji Multikolinearitas ..............................................................43 3.4.2.3 Uji Autokorelasi .....................................................................43 3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas...........................................................44 3.4.3 Uji Hipotesis .......................................................................................45 3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ....................................................47 3.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).............................47 3.4.3.3 Uji SignifikanParameter Individual (Uji Statistik t) ..............48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................49 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ..........................................................................49 4.2 Analisis Data................................................................................................50 4.2.1Statistik Deskriptif ...............................................................................50 4.2.2 Uji Asumsi Klasik ..............................................................................53 4.2.2.1 Uji Normalitas ........................................................................53 4.2.2.2Uji Multkolinearitas ................................................................55 4.2.2.3Uji Autokorelasi ......................................................................56 4.2.2.4Uji Heteroskedastisitas............................................................57
ii
4.2.3 Uji Hipotesis .......................................................................................59 4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ..............................................59 4.2.3.2Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)..............................60 4.2.3.3Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ..............61 4.2.3.4Analisis Regresi Berganda ......................................................62 4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis...................................................................63 4.2.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) ........................................63 4.2.4.2Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)............................................64 4.2.4.3Pengujian Hipotesis Ketiga(Ha3) ............................................64 4.2.4.4Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4)........................................64 4.2.4.5Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5) ..........................................65 4.2.4.6Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6).........................................65 4.3 Pembahasan .................................................................................................66 V. KESIMPULAN, KETERBATASAN,DAN SARAN ...................................75 5.1 Kesimpulan ..................................................................................................75 5.2 Keterbatasan Penelitian ...............................................................................77 5.3 Saran ............................................................................................................78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Kasus kecurangan yang terjadi diberbagai negara ..................................... 3 2.1 Klasifikasi fraud menurut Albercht etal (2011) ........................................13 2.2 Penelitian terdahulu...................................................................................22 4.1 Pemilihan sampel ......................................................................................49 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .....................................................................50 4.3 Hasil Uji Kolmogorv-Smirnov (1-Sample K-S) .........................................54 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................55 4.5 Hasil Uji Autokorelasi...............................................................................56 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ...............................................58 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) ...................................................58 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)........................................................59 4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ......................................60 4.10 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t).....................61 4.11 Hasil Uji Hipotesis Regresi Berganda.....................................................63
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Fraud Triangel ..........................................................................................14 2.2 Fraud Diamond .........................................................................................19 2.3 Model Penelitian .......................................................................................24 4.1 Hasil Uji Normalitas..................................................................................54 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................................57
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2
Data Perhitungan Financial stability (ACHANGE) 2010-2014
Lampiran 3
Data Perhitungan External Pressure (LEV) 2010-2014
Lampiran 4
Data Perhitungan Financial Target (ROA) 2010-2014
Lampiran 5
Data Perhitungan Nature Of Industry (INVENTORY) 20102014
Lampiran 6
Data Opini Audit (AO) 2010-2014
Lampiran 7
Data Pergantian Direksi (DCHANGE) 2010-2014
Lampiran 8
Data Perhitungan Fraudulent Financial Statement (F-SCORE) 2010-2014
Lampiran 9
Data Perhitungan Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Lampiran 10
Data Perhitungan Heteroskedastisitas (Uji Park)
Lampiran 11
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 12
Hasil Uji Normalitas
Lampiran 13
Hasil Uji Multikolonieritas
Lampiran 14
Hasil Uji Autokorelasi
Lampiran 15
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 16
Hasil Uji Hipotesis
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai organisasi mulai dari nirlaba hingga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, memiliki potensi untuk terindikasi melakukan berbagai penyimpangan. Penyimpangan yang terjadi dapat bersifat material dan merugikan pihak – pihak berkepentingan, seperti kecurangan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Taylor dan Glezen (1994) dalam Ratmono et al. (2014) yang mendefinisikan financial statement fraud sebagai suatu kesengajaan atau kelalaian berupa tindakan disengaja ataupun tidak disengaja yang mengakibatkan kekeliruan bersifat material sehingga laporan keuangan mengandung informasi yang menyesatkan.
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dalam Report to the Nations on Occupational Fraud and Abuse (2014) menemukan sekitar 77 % kecurangan dilakukan oleh individu melalui departemen seperti akuntansi, operasi, penjualan, eksekutif atau manajemen tingkat atas, layanan konsumen, pembelian dan keuangan. Selain itu, terjadi peningkatan pada sebagian besar jenis fraud salah satunya pada kecurangan laporan keuangan sebesar 9,0 %, meningkat dari tahun 2012 yang hanya 7,6 % (ACFE, 2012). Angka ini tidak terlalu besar jika
2
dibandingkan dengan penyalahgunaan aset yang mencapai 85,4 %, tetapi kecurangan laporan keuangan menyebabkan dampak keuangan terbesar. Hal ini akan mengakibatkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak relevan dan tidak dapat diandalkan. Informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pihak eksternal dan internal perusahaan, serta dapat berpotensi munculnya pihak yang merasa dirugikan.
Kecurangan (fraud) dilatarbelakangi oleh tujuan untuk mempermudah pencapaian keinganan pelaku seperti memperoleh keutungan pribadi. Menurut Association of Certified Fraud Examinners (2002) bahwa kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat tidak baik kepada individu, entitas atau pihak lain. ACFE (2014) mencatat ada 1.483 kasus kecurangan di berbagai negara dengan mayoritas kecurangan dilakukan oleh staff, karyawan, dan tingkat manajerial dengan persentasi, karyawan sebesar 42%, Manager 36 %, Pemilik dan Executive 19 %.
Saat ini kasus kecurangan di Indonesia yang perlu menjadi perhatian salah satunya adalah dari sektor properti dan real estate. Hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya pengembang proyek yang membangun berbagai macam hunian seperti, perumahan, kawasan apartemen dan lain sebagainya. Semakin berkembangnya suatu sektor, seperti sektor properti dan real estate mendorong adanya kemungkinan terjadi kecurangan (fraud).
Menurut Sudaryatmo sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terjadi peningkatan pada pengaduan kasus hukum sektor properti oleh konsumen
3
ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, dan kasus pada sektor ini telah berada diurutan kedua setelah sektor keuangan dan perbankan (Tribun Timur, 2015). Berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terdapat 157 kasus pengaduan sektor properti yang ditujukan kepada sekitar 100 pengembang. Dari keseluruhan kasus terdapat 17 jenis keluhan, seperti pengembang ingkar janji, keterlambatan serah terima unit bangunan, keterlambatan serah terima sertifikat, pengembalian dana yang tidak segera diselesaikan, ketersediaan fasilitas khusus dan umum, perbedaan kualitas, spesifikasi, dan desain tata letak bangunan, perjanjian pengikatan jual beli, akta jual beli dan hak guna bangunan, iuran pengelola lingkungan, penjadwalan ulang cicilan, tanah properti yang dijual mengalami sengketa, perbedaan luas selisih bangunan, promo brosur yang tidak sesuai, keanggotaan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun, pelayanan yang tidak memuaskan, dan keluhan lainnya (kompas.com, 2015). Peningkatan kasus pada sektor ini sebesar 12,7 % dari tahun 2013 yang hanya 121 kasus, mengindikasi perlunya pengawasan terhadap potensi kecurangan di sektor ini.
Adapun beberapa contoh kasus kecurangan (fraud) yang terjadi di berbagai negara yaitu: Tabel 1.1 Kasus kecurangan yang terjadi di berbagai negara Negara Indonesia
Perusahaan Sentul City
Kasus Ditetapkan direktur utama, sebagai tersangka korupsi, terkait kasus konversi hutan di Kabupaten Bogor. Selain itu, tahun 2005 perusahaan ini digugat pailit oleh konsumennya Azelia Birrer terkait keterlambatan serah terima untuk obyek perikatan jual beli berupa tanah dan bangunan di klaster R-21, perumahan Sentul City, Bogor yang telah dibayar lunas oleh
4
Indonesia
Bank BNI
Indonesia
PT Kimia Farma
Indonesia
PT Broadband Multimedia
Amerika Serikat
Enron
Amerika Serikat
Health South Corporation
Amerika Serikat
Tyco
Amerika Serikat
Jepang
Pakistan
konsumen (Kompas.com, diakses 20 September 2015). Kasus L/C fiktif dan pembobolan di beberapa cabang BNI (Gusnardi, 2012). Pada 31 Desember 2001 PT Kimia Farma melakukan kecurangan laporan keuangan yang berupa salah saji laba bersih untuk periode 31 Desember 2001. Perusahaan ini juga melakukan pencatatan ganda atas penjualan dua unit usaha. Perusahaan ini memanipulasi data keuangan dan laporan keuangannya dengan tujuan untuk menunjukkan keadaan keuangan perusahaan tetap baik dan stabil (kompasiana.com, diakses 16 September 2015). kasus PT Broadband Multimedia yang melakukan penjaminan atas utang kepada Bank Lippo dan Bank Mayapada yang dilakukan tanpa seizin RUPS (Hukum Online, diakses 19 September 2015). Terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan senilai lebih dari 1 miliar US$ dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Penghancuran dokumen yang berkaitan dengan kebangkrutan Enron (Kompasiana, diakses 16 September 2015). Overstated pendapatan hingga US $ 1,4 miliar selama empat tahun (Detik Finance, diakses 15 September 2015).
CEO dan CFO tyco telah melakukan pinjaman yang tak disetujui pemegang saham perusahaan lebih dari US$ 150 juta (Detik Finance, diakses 15 September 2015). Worldcom Total pengeluaran operasional normal senilai US $ 3,8 miliar yang seharusnya dicatat sebagai pengeluaran untuk tahun keuangan berlangsung, diperlakukan sebagai investasi dan dihitung untuk bertahun-tahun. Tahun 2001 memanipulasi keuntungan US $ 1,3Miliar (Detik Finance, diakses 15 September 2015). Kanebo Menggelembungkan keuntungan sebesar US $ 2 Limited miliar lebih dari lima tahun periode (bizcovering.com, diakses 16 September 2015). Bank of Credit Skandal keuangan dengan kecurangan sekitar and Commerce US $ 20 miliar. Lebih dari US $ 13 miliar dana International tidak tercatat. Tuduhan lainnya yaitu money laundering, penyelundupan, penjualan teknologi
5
nuklir, dan lain – lain (bizcovering.com, diakses 16 September 2015). India Satyam Overstated nilai piutang semesar US $ 100 Computer miliar dan mencatat kewajiban lebih rendah dari Servces yang seharusnya sebesar US $ 250 miliar yang dilakukan untuk kepentingan pribadi pendiri perusahaan (bizcovering.com, diakses 16 September 2015). Amerika Waste Laba yang meningkat sebesar US $ 17 miliar Utara Management, dengan menambah masa manfaat penyusutan Inc untuk aset tetap pada tahun 2002 (bizcovering.com, diakses 16 September 2015). Sumber : beberapa literatur penelitian dan media online
Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan (Skousen et al., 2009). Menurut Australian Audit Standard (AUS) dalam Brennan and McGrath (2007) fraudulent financial reporting adalah salah saji yang disengaja termasuk kelalaian jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan. Sehingga, kecurangan laporan keuangan dapat dikatakan sebagai kegiatan baik disengaja maupun tidak disengaja dengan menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, sehingga menghasilkan informasi yang dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan tersebut. Kecurangan laporan keuangan sulit dideteksi, karena memiliki berbagai motivasi dibalik tindakan yang dilakukan (Brennan and McGrath, 2007).
Secara umum, kecurangan (fraud) akan selalu terjadi ketika tidak adanya pencegahan dan pendeteksian sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara dalam mendeteksi kecurangan seperti segitiga kecurangan (fraud triangel) dan segiempat kecurangan (fraud diamond).
6
Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) mengemukakan tiga kondisi berupa kerangka untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang mempengaruhi tindakan kecurangan yaitu pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi) yang disebut sebagai fraud triangle. Selanjutnya Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang telah ditemukan oleh Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) dengan kemampuan (capability), sehingga empat kondisi tersebut dinamakan fraud diamond.
Pada dasarnya fraud tidak akan muncul bilamana seseorang memiliki kemampuan dengan disertai kontrol diri yang baik. Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk melaksanakan setiap detail dari penipuan. Elemen kemampuan ini dapat digunakan untuk menilai risiko kecurangan, dikarenakan posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan dalam memafaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan, orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat akan cukup cerdas untuk memanfaatkan kelemahan pengendalian internal, fungsi, akses wewenang untuk keuntungannya, serta orang yang tepat dan memiliki ego yang kuat, serta keyakinan bahwa dia tidak akan terdeteksi melakukan kecurangan (Wolfe dan Hermanson, 2004).
Pada penelitian ini peneliti mencoba mendeteksi kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement) dengan menggunakan fraud diamond. Peneliti mengadopsi penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh fraud risk factor
7
menurut fraud diamond yaitu Pressure, Opportunity, Rationalization dan Capability terhadap Financial Statement Fraud. Penelitian tersebut menggunakan delapan variabel proksi independen yaitu financial targets, financial stability, external pressure, nature of industry, innefective monitoring, change in auditor, rationalization, capability. Adapun sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur selama tiga tahun periode pengamatan dari tahun 2010 – 2012. Variabel – variabel ini diuji dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan variabel financial stability yang diproksikan dengan leverage ratio, variabel nature of industry yang diproksikan dengan rasio perubahan piutang dan variabel razionalization yang diproksian dengan rasio perubahan total akrual, terbukti berpengaruh terhadap financial statement fraud.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada jumlah variabel, sampel, dan periode pengamatan. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk meneliti faktor – faktor yang masih belum konsisten dari penelitian – penelitian sebelumnya untuk memengaruhi seseorang dalam melakukan fraud. Pada penelitian ini menggunakan enam variabel proksi independen yaitu stabilitas keuangan (financial stability), tekanan eksternal (external pressure), target keuangan (financial target), kondisi industri (nature of industry), opini audit dan pergantian direksi. Variabel proksi tersebut mewakili variabel independen dalam fraud diamond yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), rasionalisasi (rationalization), dan kemampuan (capability).
8
Periode pengamatan yang peneliti lakukan yaitu lima tahun dari tahun 2010 – 2014 dengan sampel perusahaan jasa sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut –turut dalam periode pengamatan. Peneliti memilih sektor tersebut dikarenakan semakin banyaknya kasus terkait dengan sektor properti seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pendeteksian Fraudulent Financial Statement dengan Analisis Fraud Diamond (Studi Empiris Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2014).”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah financial stability berpengaruh terhadap fraudulent financial statement ? 2. Apakah external pressure sebagai berpengaruh terhadap fraudulent financial statement ? 3. Apakah financial target berpengaruh terhadap fraudulent financial statement ? 4. Apakah nature of industry berpengaruh terhadap fraudulent financial statement ? 5. Apakah opini audit berpengaruh terhadap fraudulent financial statement? 6. Apakah pergantian direksi berpengaruh terhadap fraudulent financial statement ?
9
1.3 Batasan Masalah Penelitian ini hanya meneliti faktor – faktor yang mempengaruhi farudulent financial statement dengan proksi dari fraud diamond yaitu pressure (financial target, financial stability, external pressure), opportunity (nature of industry), rationalization (opini audit) , dan capability ( pergantian direksi). Penelitian ini dibatasi pada perusahaan jasa sektor properti dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia secara berkelanjutan dari tahun 2010 – 2014.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh financial stability terhadap fraudulent financial statement. 2. Untuk mengetahui pengaruh external pressure terhadap fraudulent financial statement. 3. Untuk mengetahui pengaruh financial target terhadap fraudulent financial statement. 4. Untuk mengetahui pengaruh nature of industry terhadap fraudulent financial statement. 5. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap fraudulent financial statement. 6. Untuk mengetahui pengaruh pergantian direksi terhadap fraudulent financial statement.
10
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis
Manfaat yang dikontribusikan adalah digunakannya fraud diamond dalam mendeteksi tingkat kecurangan laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini menunjukkan variabel fraud diamond yang berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement).
1.5.2
Manfaat Praktis
Menjadi acuan dalam menilai tingkat fraudulent financial statement pada sebuah perusahaan, serta dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai kecurangan laporan keuangan.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan timbul karena adanya kontrak antara prinsipal dan agen dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Sesuai dengan perjanjian tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa keputusan akan memberikan kewenangan untuk agen. Pada praktiknya manajer perusahaan yang berperan sebagai agen dengan tanggung jawab meningkatkan keuntungan para pemilik (principal), tapi manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraannya (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Ketika manajer memiliki kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraannya, dapat memungkinkan agent tidak bertindak sesuai kepentingan principal.
Perbedaan kepentingan tersebut dapat mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan antara agent dan principal yang memicu adanya biaya agensi. Jensen dan Meckling membagi biaya agensi menjadi tiga jenis yaitu (a) monitoring cost adalah biaya untuk memonitoring perilaku agen, (b) bonding cost adalah biaya untuk membuat dan menyesuaikan kepentingan agent dan principal dalam satu
12
kontrak; (c) residual cost adalah adanya kemungkinan agent membuat beberapa keputusan yang tidak sepenuhnya untuk kepentingan prinsipal (Godfrey et al., 2010:363). Berdasarkan penjelasan teori agensi tersebut, manajer sebagai pihak yang akan menerima kompensasi keuangan dengan syarat yang menyertai hubungan tersebut, maka diharapkan dapat memaksimalkan kinerja atas kewenangan yang telah diberikan oleh principal. Hal tersebut dilakukan agar agent dapat bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukannya kepada principal. Principal membutuhkan peningkatan kinerja keuangan suatu perusahaan, karena terkait dengan harapan untuk tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi mereka.
2.1.2 Konsep Kecurangan (Fraud)
Kecurangan merupakan suatu tindakan menyimpang berupa penerapan perilaku negatif yang sering terjadi di kehidupan masyarakat, termasuk dalam berbagai bidang pekerjaan. Hal yang mendorong seseorang melakukan kecurangan biasanya karena adanya hambatan dalam pencapaian suatu tujuan yang dapat dipermudah dengan melakukan tindakan kecurangan tersebut. Albrecht et al. (2011) mengatakan : Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity can devise,which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representations.
Berdasarkan pendapat Albrecht et al. (2011) dapat dikatakan bahwa fraud adalah tindakan bersifat umum dan mencakup beragam makna berupa cara cerdik seseorang yang dirancang untuk mendapatkan keuntungan dengan penyajian yang
13
salah. Selain itu menurut Albrecht et al. (2011) fraud diklasifikasikan menjadi lima jenis, yang digambarkan dalam tabel berikut ini: Tabel 2.1 Klasifikasi fraud menurut Albrecht et al. (2011) No Jenis Fraud 1. Employee embezzlement atau occupational fraud
Korban Pimpinan
2.
Management fraud Stockholders dan pengguna laporan keuangan
3.
Investment scams
4.
Vendor fraud
5.
Customer fraud
Pelaku Karyawan
Penjelasan Pencurian yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh karyawan kepada perusahaan.
Manajemen puncak
Manajemen puncak memberikan informasi yang bias dalam laporan keuangan.
Investor
Perseorangan Melakukan kebohongan investasi dengan menanam modal. Perusahaan Organisasi Perusahaan yang membeli atau mengeluarkan tarif barang atau jasa perusahaan yang mahal dalam yang menjual hal pengiriman barang atau barang. jasa Organisasi atau Pelanggan Pelanggan perusahaan yang menjual barang atau jasa
Sumber: Albrecht et al. (2011)
The Association of Certified Fraud Examiner (2002) mendefinisikan fraud sebagai penggunaan kedudukan seseorang untuk memperkaya diri melalui penyalahgunaan yang disengaja atau kesalahan penggunaan sumber daya seperti aset organisasi. ACFE juga membagi tiga kategori fraud yaitu: a.
Penyelewengan Aset (Asset Missapropriation), contohnya adalah penggelapan pendapatan, pencurian persediaan, penyalahgunaan aset
14
perusahaaan b.
Korupsi (Corruption), merupakan tindakan penipuan yang memanfaatkan wewenang untuk memperoleh keuntungan bagi diri sendiri atau beberapa pihak terkait
c.
Pernyataan yang Salah (Fraudulent Missatement) merupakan tindakan yang dilakukan biasanya terkait dengan pemalsuan laporan keuangan.
2.1.3 Teori Fraud Triangel
Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) mencetuskan fraud triangel yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyebab terjadinya kecurangan. Gambar 2.1 Fraud Triangel
Fraud Triangel
Adapun tiga elemen yang menjadi penyebab terjadinya kecurangan (fraud) seperti yang tertera pada gambar diatas, yaitu :
2.1.3.1 Tekanan (pressure)
Shelton (2014) menyatakan bahwa tekanan adalah motivasi seseorang untuk melakukan penipuan, biasanya karena beban keuangan. Tekanan juga dapat
15
dikatakan sebagai keinginan atau intuisi seseorang yang terdesak melakukan kejahatan. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008) terdapat beberapa kondisi terkait dengan tekanan yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:
1.
Stabilitas Keuangan (financial stability)
Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008) dijelaskan bahwa manajer menghadapi tekanan untuk melakukan kecurangan dan manipulasi laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan profitabilitas perusahaannya terancam kondisi ekonomi, industri, dan situasi lainnya. Selain itu, bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan. Loebbecke dan Bell dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi perusahaan yang mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata industri, memungkinan manajemen untuk manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan. Beasley et al. dalam Skousen et al. (2008) mengatakan salah satu upaya memanipulasi laporan keuangan adalah terkait dengan pertumbuhan aset. Oleh karena itu, rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel stabilitas keuangan (financial stability). Skousen et al. (2008) juga membuktikan pendapat tersebut bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan, maka kemungkinan dilakukannya kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan semakin tinggi.
2.
Tekanan Eksternal (external pressure)
Skousen et al. (2008) mengatakan sumber tekanan eksternal salah satunya adalah
16
dengan kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau memenuhi persyaratan utang. Selain itu, manajer juga dimungkinkan memiliki tekanan untuk mendapatkan tambahan utang atau modal. Sehingga dapat digunakan rasio leverage yaitu debt to asset ratio dalam variabel proxy ini.
3.
Kebutuhan Keuangan Pribadi (personal financial need)
Dunn (2004) dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi bahwa manajemen maupun direksi perusahaan cenderung akan memanipulasi keadaan keuangannya untuk kebutuhan pribadinya, dan dapat mengancam kondisi perusahaan.
4.
Target Keuangan (financial target)
Skousen et al. (2008) mengatakan return on total aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional secara luas digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aset telah digunakan. ROA sering digunakan dalam menilai manajer kinerja.
2.1.3.2 Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan adalah kondisi yang memungkinkan untuk dilakukannya suatu kejahatan. Shelton (2014) menyatakan kesempatan adalah metode kejahatan yang bisa dilakukan, seperti beban keuangan. Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008) terdapat beberapa kondisi terkait dengan kesempatan yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:
1. Kondisi industri Loebbecke et al., (1989) dalam Skousen et al. (2008) mengamati sejumlah penipuan melibatkan piutang dan persediaan. Selain itu, Summers dan Sweeney (1998) dalam Skousen et al., (2008) memperkirakan catatan piutang tak tertagih
17
dan persediaan usang dapat digunakan manajemen untuk mengidentifikasi manipulasi laporan keuangan.
2. Ineffective of monitoring Dun dkk.(2004) dalam Skousen et al. (2008) mengatakan bahwa perusahaan yang melakukan fraud secara konsisten memiliki lebih sedikit anggota dewan komisaris eksternal dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan penipuan. Oleh karena itu, dapat menggunakan BDOUT untuk mengetahui persentase anggota dewan komisaris eksternal. Penelitian yang dilakukan Skousen et al. (2008) menunjukan bahwa rasio dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.
3. Struktur Organisasional Dun dkk., (2004) dalam Skousen et al. (2008) menyimpulkan bahwa CEO dengan kedudukannya dapat mendominasi pengambilan keputusan. Struktur organisasi dapat memberikan gambaran pengendalian internal dan arus hubungan vertikal maupun horizontal pihak – pihak yang bertanggungjawab dalam perusahaan.
2.1.3.3 Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi merupakan elemen ketiga dari fraud triange dan paling sulit diukur (Skousen et al., 2008). Rasionalisasi adalah sikap yang memperbolehkan seseorang melakukan kecurangan, dan menganggap tindakannya tersebut tidaklah salah. Mereka yang terlibat dalam penipuan laporan keuangan mampu merasionalisasi tindakan penipuan secara konsisten dengan mereka kode etik
18
mereka (Suyanto, 2009). Ada beberapa kondisi terkait dengan kesempatan yang mengakibatkan seseorang untuk melakukan kecurangan yaitu:
1. Auditor Change Shelton (2014) mengatakan rasionalisasi adalah bagaiman membenarkan pikirannya dalam melakukan tindakan kejahatan. Loebbecke et al. (1989) dalam Skousen et al. (2008) menunjukkan kejadian kegagalan audit dan peningkatan litigasi segera setelah perubahan auditor, sehingga perubahan auditor digunakan untuk mengukur rasionalisasi.
2. Opini audit Skousen et al. (2008) berpendapat bahwa rasionalisasi adalah faktor yang masih sulit untuk dideteksi. Auditor dapat memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.. Francis dan Krishnan (1999) dalam Skousen et al. (2008) menggunakan opini audit sebagai proksi dari rasionalisasi. Hal tersebut karena rasionalisasi mengindikasikan pembenaran atas kesalahan yang dilakukan.
2.1.4 Teori Fraud Diamond
Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang ditemukan oleh Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) berupa faktor – faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan kecurangan, dengan elemen kemampuan (capability). Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk
19
melaksanakan setiap detail dari penipuan. Berikut ini gambaran dari fraud diamond yaitu : Gambar 2.2 Fraud Diamond Opportunity
Pressure
Rationalization
Capability 2.1.4.1 Kemampuan (capability)
Wolfe dan Hermanson (2004) bahwa posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan dalam memafaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan. Adapun sifat-sifat yang dijelaskan Wolfe dan Hermanson (2004) terkait elemen kemampuan (capability) dalam tindakan pelaku kecurangan yaitu:
1.
Position/function
Posisi seseorang dalam organisasi dapat memberikan kemampuan dalam memafaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan. Seseorang yang memiliki jabatan tinggi akan berpengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau lingkungan.
2.
Brains
Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman kemampuan yang tepat akan cukup cerdas untuk memanfaatkan kelemahan pengendalian internal, fungsi, akses wewenang untuk keuntungannya.
20
3.
Confidence / ego
Pelaku kecurangan memiliki ego yang kuat dan keyakinan bahwa dia tidak akan terdeteksi melakukan kecurangan. Ciri kepribadian ini adalah egois, percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri.
4.
Coercion skills
Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau menyembunyikan penipuan. Pelaku ini merupakan pribadi yang persuasif dan dapat meyakinkan orang lain untuk bekerja sama dalam penipuan.
5.
Effective lying
Perilaku kecurangan yang sukses membutuhkan kebohongan yang efektif dan konsisten. Ketika menghindari deteksi, individu harus mampu berbohong meyakinkan, dan harus melacak cerita secara keseluruhan.
6. Immunity to stress Individu harus mampu mengendalikan stress karena menyembunyikan fraud dalam Waktu yang lama menimbulkan stress.
2.1.5 Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement)
Kecurangan laporan keuangan adalah tindakan yang disengaja yang menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan. Sementara Sihombing dan Rahardjo (2014) Kecurangan laporan keuangan merupakan kesengajaan ataupun kelalaian dalam laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kelalaian atau kesengajaan ini sifatnya material sehingga dapat memengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pihak yang berkepentingan.
21
Menurut Australian Audit Standard (AUS) dalam Brennan and McGrath (2007) Fraudulent financial reporting adalah salah saji yang disengaja termasuk kelalaian jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna laporan keuangan.
Menurut Wells (2011) dalam Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan bahwa kecurangan laporan keuangan mencakup beberapa modus antara lain : 1.
Pemalsuan, pengubahan, atau manipulasi catatan keuangan, dokumen pendukung atau transaksi bisnis.
2.
Penghilangan yang disengaja atas peristiwa, transaksi, akun, atau informasi signifikan lainnya sebagai sumber dari penyajian laporan keuangan.
3.
Penerapan yang salah dan disengaja terhadap prinsip akuntansi, kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur, mengakui, melaporkan dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan transaksi bisnis.
4.
Penghilangan yang disengaja terhadap informasi yang seharusnya disajikan dan diungkapkan menyangkut prinsip dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam membuat laporan keuangan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai kecurangan (fraud) telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Hanya saja untuk penelitian terkait dengan fraud diamond belum banyak dilakukan. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang dipaparkan dalam tabel dibawah ini:
22
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No
1.
2.
3.
4.
Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Kennedy Samuel Sihombing dan Shiddiq Nur Rahardjo (2014)
Judul Penelitian
Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Tahun 20102012.
Hasil Penelitian
Variabel financial stability , variabel external pressure, variabel nature of industry dan rationalization terbukti berpengaruh terhadap financial statement fraud. Namun, penelitian ini tidak membuktikan bahwa variabel financial, variabel innefective monitoring ,change in auditor, dan perubahan direksi memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud. Skousen et al. Detecting And Lima dari delapan variabel proxy Predicting Financial tekanan berpengaruh signifikan (2008) Statement Fraud: terhadap pendeteksian fraud. Dua The Effectiveness Of dari lima variabel kesempatan The Fraud Traingle berpengaruh signifikan terhadap And Sas No. 99. pendeteksian fraud. Sedangkan untuk variabel rasionalisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian fraud. Austin M. Shelton Analysis of Delapan dari semua tes yang Capabilities Attributed melakukan menolak hipotesis nol: (2014) to the Fraud Diamond. positioning versus coercion, intelligence versus ego, intelligence versus deceit, ego versus coercion, ego versus stress management, coercion versus deceit, coercion versus stress management, and deceit versus stress management. Richardson et al. Accrual Reliability, Beberapa kategori akrual yang Earnings Persistence telah diabaikan oleh (2004) penelitian sebelumnya memiliki And Stock Prices. keandalan yang sangat rendah. Besarnya yang security mispricing yang berkaitan dengan akrual secara signifikan lebih besar daripada yang didokumentasikan oleh Sloan (1996).
23
5. Martantya dan Daljono (2013)
Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang.
6 Susmita Ardiyani dan Nanik Sri Utaminingsih (2015)
Analisis Determinan Financial Statement Melalui Pendekatan Fraud Triangle.
Perhitungan akrual yang ditemukan oleh Richardson et,al. menjadi yang paling handal. Arus kas bebas merupakan kombinasi dari arus kas aktual ditambah akrual pembiayaan yang relatif handal. Variabel stabilitas keuangan dan variabel target keuangan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Sedangkan Variabel tekanan eksternal, variabel kepemilikan manajerial, dan variabel efektivitas pengawasan terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Variabel ukuran perusahaan tidak dapat dijadikan kontrol dalam mendeteksi kemungkinan adanya kecurangan laporan keuangan. Variabel external pressure, variabel nature of industry, variabel rasionalisasi, kualitas audit juga tidak berpengaruh Terhadap financial statement fraud.Hasil dari pengujian variabel kontrol yaitu variabel umur perusahaan dan total aset tidak mampu mendeteksi terjadinya financial statement fraud.
Berasal dari berbagai sumber penelitian 2.3 Model Penelitian
Perancangan model penelitian bertujuan agar lebih memahami konsep penelitian dan arah dari hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan gambaran tentang variabel proksi independen financial stability , external pressure, financial target,
24
nature of industry, opini audit, dan pergantian direksi (CEO) memengaruhi variabel dependen yaitu kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statements). Berikut ini model penelitian yang digunakan oleh peneliti:
Gambar 2.3 Model Penelitian
TEKANAN (Pressure) Financial Stability(X1) External Pressure (X2) Financial Target (X3)
(+) (+)
PELUANG (Opportunity)
(+)
FRAUDULENT FINANCIAL
Nature Of Industry(X4)
(+)
RASIONALISASI (Rationalization)
(+)
Opini Audit (X5)
KEMAMPUAN (Capability) Pergantian Direksi(X6)
(+)
STATEMENT
(+)
25
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh financial stability sebagai variabel proksi pertama pressure terhadap fraudulent financial statement
Kondisi perusahaan yang tidak stabil akan menimbulkan tekanan bagi manajemen karena terjadinya penurunan kinerja perusahaan dan menghambat aliran dana investasi di tahun mendatang. Kondisi tersebut menunjukan perusahaan dalam kondisi tidak stabil karena tidak mampu memaksimalkan aset yang dimiliki serta tidak dapat menggunakan sumber dana investasi secara efisien (Ratmono dkk, 2014). Menurut SAS No. 99 dalam Skousen et al. (2008) dijelaskan bahwa manajer menghadapi tekanan untuk melakukan kecurangan dan manipulasi laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan profitabilitas perusahaannya terancam kondisi ekonomi, industri, dan situasi lainnya. Loebbecke dan Bell dalam Skousen et al. (2008) mengindikasi perusahaan yang mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata industri, memungkinan manajemen untuk manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) membuktikan bahwa pertumbuhan aset yang cepat secara positif berpengaruh kemungkinan terjadinya kecurangan. Pada penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014), menunjukkan bahwa financial stability yang diproksikan dengan perubahan total aset (ACHANGE) terbukti berpengaruh terhadap financial statement fraud. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan yaitu: Ha1: Financial stability berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.
26
2.4.2 Pengaruh external pressure sebagai variabel proksi kedua pressure terhadap fraudulent financial statement
Skousen et al.(2008) mengatakan sumber tekanan eksternal salah satunya adalah dengan kemampuan perusahaan dalam membayar utang atau memenuhi persyaratan utang. Selain itu, manajer juga dimungkinkan memiliki tekanan untuk mendapatkan tambahan utang atau modal. Hal ini juga diungkapkan oleh Ardiyani dan Utaminingsih (2015) yang mengatakan external pressure merupakan kemampuan untuk memenuhi pertukaran- persyaratan pencatatan, membayar utang, atau memenuhi utang perjanjian diakui secara luas yang berasal dari pihak eksternal. External Pressure dihitung menggunakan leverage ratio, yaitu rasio total utang dibagi dengan total aset (debt to assets ratio).
Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) dan Martantya dan Daljono (2013) membuktikan bahwa external pressure tidak berpengaruh terhadap kecurangan. Hal ini didukung oleh Ardiyani dan Utaminingsih (2015) external pressure yang diproksikan dengan menggunakan proksi leverage ratio tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan bahwa external pressure memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.
Ketika perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka perusahaan itu memiliki utang yang besar dan berdampak pada risiko kerugian lebih besar, namun ada kesempatan untuk memperoleh laba yang lebih besar (Kasmir, 2013:152). Ketika perusahaan memiliki utang yang besar maka berpotensi munculnya kecurangan dalam pelaporan dikarenakan perusahaan perlu memiliki
27
laba yang tinggi guna meyakinkan kreditor bahwa mereka mampu membayar utangnya. Manajemen perusahaan juga akan merasa tertekan dengan risiko kredit yang tinggi seiiring dengan tingginya rasio leverage yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, semakin sulit bagi perusahaan memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang – utangnya dengan asset yang dimiliki (Kasmir, 2013:156). Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian yaitu: Ha2: External pressure berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.
2.4.3 Pengaruh financial target sebagai variabel proksi ketiga pressure terhadap fraudulent financial statement
Pihak manajer berusaha untuk meningkatkan kinerjanya guna mencapai berbagai target perusahaan, salah satunya adalah target keuangan. Skousen et al. (2008) mengatakan Return on total aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional secara luas digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aset telah digunakan. Hal ini didukung oleh Kasmir (2013:202) yang mengatakan ROA adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah yang digunakan perusahaan. ROA aktual yang telah dicapai tahun sebelumnya akan digunakan manajemen untuk menetapkan target keuangan pada tahun – tahun berikutnya (Martantya dan Daljono, 2013). Sehingga ROA dapat digunakan dalam menilai kinerja manajemen. Oleh karena itu, ROA digunakan sebagai proksi variabel financial target.
28
Penelitian Skousen et al. (2008) tidak menguatkan bukti bahwa return on assets (ROA) berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Hasil ini didukung oleh penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang mengatakan bahwa variabel financial target yang diproksikan dengan ROA tidak berpengaruh terhadap fianancial statement fraud.
Semakin tinggi ROA maka semakin baik kinerja manajemen, yang artinya keseluruhan operasi perusahaan telah efektif. Hal ini tersebut dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan, sehingga dapat meningkatkan nilai saham. Hanya saja, dalam meningkatan kinerjanya dengan menargetkan ROA lebih tinggi memungkinkan manajemen melakukan kecurangan laporan keuangan berupa manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha3: Financial Targets berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.
2.4.4 Pengaruh nature of industry sebagai variabel proksi opportunity terhadap fraudulent financial statement
Penilaian estimasi seperti persediaan yang sudah usang dan piutang tak tertagih memungkinkan manajemen untuk melakukan manipulasi, seperti memanipulasi umur ekonomis aset. Hal ini sesuai dengan pendapat Summers dan Sweeney (1998) dalam Skousen et al. (2008) akun persediaan dan piutang dapat digunakan untuk mengidentifikasi manipulasi laporan keuangan. Loebbecke et al., (1989) dalam Skousen et al. (2008) mengamati sejumlah penipuan melibatkan piutang dan inventaris. Ardiyani dan Utaminingsih (2015)
29
mengatakan Persediaan merupakan aktiva lancar yang rentan dengan pencurian dan kecurangan karena persediaan dalam suatu perusahaan biasanya dalam jumlah yang besar serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi.
Penelitian Ardiyani dan Utaminingsih (2015) menyatakan variabel nature of industry dengan proksi persediaan ( inventory) tidak memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud. Sedangkan penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) menyatakan nature of industry berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti memilih perubahan persediaan (INVENTORY) pada penjualan selama lima tahun. Oleh karena itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha4: Nature of Industry berpengaruh positif terhadap fraudulent financial statement.
2.4.5 Pengaruh opini audit sebagai variabel proksi rationalization terhadap fraudulent financial statement
Rasionalisasi adalah sikap yang memperbolehkan seseorang melakukan kecurangan, dan menganggap tindakannya dalam melakukan suatu tindakan kejahatan tidaklah salah. Shelton (2014) mengatakan rasionalisasi adalah bagaimana membenarkan pikirannya dalam melakukan tindakan kejahatan. Menurut Skousen et al. (2009) rasionalisasi adalah faktor yang sulit untuk diukur untuk mendeteksi kecurangan seperti manajemen laba.
30
Manajemen laba adalah proses pembuatan keputusan manajemen yang membuka jalan terhadap dorongan atau pemahaman manajemen atas istilah yang mungkin menuntun pada kecurangan laporan keuangan (Skousen et al., 2008). Hanya saja auditor lebih mentolerir usaha klien untuk mengelola laba dari waktu ke waktu (Varmer, 2003 dalam Fimanaya dan Syafruddin, 2014). Hal ini didukung oleh pernyataan Sukirman dan Sari (2013) yaitu pihak auditor eksternal perlu mengidentifikasi dan mempertimbangkan faktor – faktor risiko yang menyebabkan klien audit mereka melakukan tindakan kecurangan. Auditor dapat memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas. Opini tersebut merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba (Fimanaya dan Syafruddin, 2014). Hal ini memungkinkan manajemen untuk bersikap rasionalisasi atau menganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah salah, dikarenakan telah ditolerir oleh auditor melalui bahasa penjelas tersebut dalam opininya.
Penelitian Fimanaya dan Syafruddin (2014) menyatakan bahwa opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemungkinan kecurangan pada laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian Suyanto (2009) menyatakan rasionalisasi dengan variabel proksi opini audit tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba menggunakan hipotesis yang berpengaruh positif untuk membuktikan rasionalisasi berpengaruh terhadap
31
kecurangan laporan keuangan. Maka hipotesis yang diajukan untuk membuktikan hasil penelitian ini adalah: Ha5 : Opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas berpengaruh positif terhadap Fraudulent Financial Statement.
2.4.6
Pengaruh pergantian direksi sebagai variabel proksi capability terhadap fraudulent financial statement
Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang ditemukan oleh Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) berupa faktor – faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan kecurangan, dengan elemen kemampuan (capability). Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa penipuan tidak akan terjadi tanpa orang yang tepat dengan kemampuan yang tepat untuk melaksanakan setiap detail dari penipuan. Capability artinya upaya seseorang dalam melakukan tindak kecurangan demi tercapainya tujuan tertentu. Adapun sifat-sifat yang dijelaskan Wolfe dan Hermanson (2004) terkait elemen kemampuan (capability) dalam tindakan pelaku kecurangan yaitu capability seperti: position /function,brains, confidence/ego, coercion skills, effective lying dan immunity to stress. Berdasarkan sifat – sifat yang dikemukakan Wolfe dan Hermanson (2004) tersebut, maka posisi CEO, direksi, maupun kepala divisi lainnya menjadi yang paling sesuai dengan karakteristik tersebut. Posisi CEO, direksi, maupun kepala divisi lainnya dapat menjadi faktor penentu terjadinya kecurangan, dengan memanfaatkan posisinya yang dapat memengaruhi orang lain guna memperlancar tindakan kecurangannya.
32
Perubahan direksi adalah penyerahan wewenang dari direksi lama kepada direksi baru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja manajemen sebelumnya. Namun, perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud (Hanifa dan Laksono, 2015). Sihombing dan Rahardjo (2014) menggunakan perubahan direksi sebagai proksi dari capability (kemampuan) untuk mengetahui indikasi terjadinya financial statement fraud. Perubahan direksi dapat menimbulkan kinerja awal yang tidak maksimal karena membutuhkan waktu untuk beradaptasi (Sihombing dan Rahardjo, 2014). Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ha6: Pergantian direksi berpengaruh positif terhadap kecurangan fraudulent financial statement
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Menurut Indriantoro (2000), populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan bagian atau elemen dari populasi yang akan diteliti dan memiliki karakteristik dari populasi itu. Populasi dalam penelitian adalah seluruh perusahaan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pemilihan sample menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan tujuan penelitian dengan pertimbangan khusus. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan jasa sektor properti dan real estate. Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan sampel yaitu : 1. Perusahaan yang memiliki konsistensi tergolong sub sektor properti dan real estate berturut – turut selama periode tahun 2010 – 2014. 2. Perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia berturut – turut selama periode tahun 2010 – 2014. 3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam website perusahaan atau website BEI selama periode 2010 – 2014 yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
34
4. Perusahaan yang mengalami laba selama periode pengamatan. 5. Perusahaan yang mengungkapkan data – data berkaitan dengan variabel penelitian dan tersedia secara lengkap. 6. Perusahaan yang tidak delisting selama periode pengamatan. 7. Perusahaan yang sahamnya masih aktif diperdagangkan selama periode pengamatan. 8. Perusahaan yang memiliki laporan auditan setiap tahunnya.
3.2 Data Penelitian
3.2.1
Jenis dan Sumber Data
Sumber data digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media prantara atau diperoleh dari pihak lain (Indriantoro, 2000). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Jenis data penelitian ini adalah data dokumenter yaitu jenis data yang berupa fakta, jurnal, surat – surat, notulen hasil rapat, memo, dalam bentuk laporan program (Indriantoro, 2000). Dalam penelitian ini, data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang digunakan merupakan perusahaan jasa sektor properti dan real estate selama periode pengamatan secara konsisten yang telah dipilih sebagai sampel penelitian.
35
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang landasan teori penelitian dan mendapatkan data-data yang diperlukan peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa: 1. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah Metode pengumpulan data dengan mengumpulkan data sekunder dan seluruh informasi untuk menyelesaikan masalah (Indriantoro, 2000). Metode ini diperoleh dari penelusuran data media elektronik dan berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dari media elektronik berupa laporan keuangan auditan dan annual report perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan dijadikan sampel. Selain itu, digunakan juga studi pustaka untuk mengumpulkan jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Studi pustaka Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengolah literatur, artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu, maupun media tulis lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini (Indriantoro, 2000).
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Data Variabel
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen yang merupakan komponen fraud diamond dengan fraudulent financial statement. Penelitian ini menggunakan angka-angka sebagai indikator penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian, sehingga penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menganalisis tujuh variabel yang terdiri dari
36
enam variabel proksi independen dan satu variabel dependen. Definisi dan operasionalisasi masing-masing variabel akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah fraudulent financial statement. Fraudulent financial statement adalah tindakan yang disengaja yang menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek dari audit.
Penelitian ini mendeteksi kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement) dengan menggunakan fraud score model sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Dechow et al. (2007). Komponen variabel pada F-Score meliputi dua hal yang dapat dilihat di laporan keuangan, yaitu accrual quality yang diproksikan dengan RSST accrual, financial performance yang diproksikan dengan perubahan pada akun piutang, perubahan pada akun persediaan, perubahan pada akun penjualan tunai, perubahan pada EBIT. Model F-Score merupakan penjumlahan dari dua variabel yaitu kualitas akrual dan kinerja keuangan (Skousen dan Twedt, 2009), dapat digambarkan dalam persamaan berikut: F-Score
= Accrual Quality + Financial Performance
3.3.1.1 Kualitas Akrual (Accrual Quality)
Dasar akrual dalam laporan keuangan memberikan peluang untuk manajer memanipulasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang mereka
37
inginkan (Dechow et al., 2007). Kualitas akrual diproksikan dengan RSST akrual (Richardson et al., 2004) yaitu dengan mendefinisikan semua perubahan non-kas dan non-ekuitas dalam suatu neraca perusahaan sebagai akrual dan membedakan karakteristik keandalan working capital (WC), non-current operating (NCO) dan financial accrual (FIN) serta komponen aset dan kewajiban dalam jenis akrual. Kualitas akrual diukur melalui RSST akrual dengan menghitung perubahan aset lancar (tidak termasuk kas), dikurangi perubahan dalam kewajiban lancar (tidak termasuk utang jangka pendek) dan penyusutan, juga memperhitungkan perubahan long-term operating assets dan long-term operating liabilities. Model perhitungannya:
Keterangan: WC (Working Capital)
= (Current Assets – Current Liability)
NCO (Non Current Operating Accrual)= (Total Assets – Current Assets – Invesment and Advances) – (Total Liabilities– Current Liabilities – Long Term Debt) FIN (Financial Accrual )
= Total Investment – Total Liabilities
ATS (Average Total Assets)
= (Beginning Total Assets + End Total Assets): 2
3.3.1.2 Kinerja Keuangan (Financial Performance) Financial performance dari suatu laporan keuangan dianggap mampu memprediksi terjadinya kecurangan laporan keuangan (Skosen dan Twedt, 2009). model perhitungannya yaitu:
38
Financial performance = change in receivable + change in inventories + change in cash sales + change in earnings Keterangan:
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang dikembangkan dari keempat komponen fraud diamond.. Keempat komponen fraud diamond yaitu pressure, opportunity, rationalization dan capability tidak dapat diteliti secara langsung, oleh karena itu diperlukan variabel yang kemudian dikembangkan dengan proksi-proksi tertentu untuk mengukurnya (Skousen et al., 2008), sebagai berikut : 1. Financial Stability Skousen et al. (2008) membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan, maka kemungkinan dilakukannya kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan semakin tinggi, rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel stabilitas keuangan (financial stability). Dalam penelitian ini,
39
stabilitas keuangan diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE), yang dihitung dengan rumus:
2. External Pressure
External Pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Untuk mengatasi tekanan tersebut perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal (Skousen et al., 2008). Oleh karena itu external pressure pada penelitian ini diproksikan dengan rasio leverage (LEV). Rasio leverage dihitung dengan rumus Debt to Assets Ratio (Kasmir, 2013) yaitu:
3.
Financial Target
Return on Asset dijadikan sebagai proksi untuk variabel financial targets dalam penelitian ini. Return on Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan (Skousen dkk., 2008). ROA (Kasmir, 2013) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
40
4.
Nature of Industry
Nature of Industry merupakan keadaan ideal suatu perusahaan dalam industri. Summers dan Sweeney (1998) dalam Skousen et al. (2008) mencatat bahwa akun piutang dan persediaan memerlukan penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak tertagihnya piutang. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Rasio Total Persediaan sebagai proksi dari Nature of Industri yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
5.
Opini Audit
Menurut Skousen et al. (2009) rasionalisasi adalah faktor yang sulit untuk diukur. Hal ini merupakan pembenaran terhadap tindakan yang dilakukan. Auditor dapat memberikan beberapa opini atas perusahaan yang diauditnya sesuai dengan kondisi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu opini auditor yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian dengan kalimat penjelas. Opini tersebut merupakan bentuk tolerir dari auditor atas manajemen laba (Fimanaya dan Syafruddin, 2014). Hal ini memungkinkan manajemen untuk bersikap rasionalisasi atau menganggap kesalahan yang dibuatnya tidaklah salah, dikarenakan telah ditolerir oleh auditor dalam kalimat penjelas tersebut dalam opininya. Oleh karena itu, penelitian ini memproksikan rationalization dengan opini audit (AO) yang diukur yang diukur dengan variabel dummy. Apabila perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
41
penjelas selama periode 2010-2014 maka diberi kode 1, dan apabila perusahaan yang mendapat selain opini tersebut maka diberi kode 0.
6. Capability
Capability yang dimiliki seseorang dalam perusahaan akan mempengaruhi kemungkinan seseorang melakukan fraud. Wolfe dan Hermanson (2004) mengemukakan bahwa perubahan direksi akan dapat menyebabkan stress period yang berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud. Oleh karena itu penelitian ini memproksikan capability dengan pergantian direksi perusahaan (DCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy. Apabila terdapat perubahan direksi perusahaan selama periode 2010-2014 maka diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan direksi perusahaan selama periode 2010-2014 maka diberi kode 0.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2013:19). Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar pengambilan keputusan. Statistika deskriptif mempunyai tujuan untuk mempelajari pengumpulan, penyusunan, penyajian data dan penarikan kesimpulan suatu penelitian secara numerik (Ery dkk., 2015). Analisis deskriptif pada penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi data dari variabel dependen berupa kecurangan laporan
42
keuangan, serta variabel independen berupa komponen dari fraud diamond yakni, pressure, opportunity, rationalization dan capability.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian analisis regeresi berganda diharuskan untuk memenuhi beberapa asumsi agar dapat digunakan atau diaplikasikan (Supriyadi, 2014:71). Pengujian asumsi ini menggunakan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan ujistatistik (Ghozali, 2013:160).
a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Menurut Ghozali (2013) dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah : 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
43
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresu tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik Uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2013:164). Persyaratan data normal jika probability atau p > 0,05 pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (Supriyadi, 2014) . Nilai uji kolmogorov-smirnov > 0,05 berarti data terdistribusi normal. Jika nilai uji kolmogorov-smirnov < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.
3.4.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013:15). Menurut Ghozali (2013) salah satu untuk mengetahui ada/tidaknya multikolonieritas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance) (Ghozali, 2013:106). Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, berarti terjadi multikolonieritas, sedangkan nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, berarti tidak terjadi multikolonieritas.
3.4.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
44
periode t -1 (sebelumnya) (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu dan berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013). Penelitian ini akan mendeteksi autokorelasi dengan Uji Run test. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (Ghozali, 2013:120). Jika hasil test menunjukan nilai signifikansi 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi.
3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Model regresi yang baik adalah mengalami homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji statistik . Pada penelitian ini menggunakan pengujian:
a. Melihat Grafik Plot Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat grafik plot, jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang membentuk pola tertentu dan teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika gambaran pola menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y menandakan tidak adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
45
b. Uji Statistik Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah uji glejser dan uji park. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual independe terhadap variabel independen (Gujarati, 2013 dalam Ghozali, 2013:142). Jika hasil uji glejser menunjukkan nilai signifikansi melebihi 0,05 maka dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas Ghozali, 2013:143). Uji Park dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai Ln kuadrat residual (LnU2i) (Suliyanto, 2011:102). Jika hasil tersebut menunjukkan nilai signifikansi melebihi 0,05 maka dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:142).
3.4.3
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (Sihombing dan Rahardjo, 2014): 1. Menentukan laporan keuangan yang dijadikan objek penelitian. 2. Menghitung proksi dari masing–masing variabel sesuai dengan cara ukur yang telah dijelaskan. 3. Melakukan uji regresi linear berganda terhadap model dengan tahapan– tahapan yang telah dijelaskan di atas.
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi liner berganda dengan menggunakan software SPSS Statistics. Menurut Yamin dan Kurniawan (2009:82) asumsi yang mendasari dalam analisis regresi adalah: a. Residu mengikuti fungsi distribusi mormal. b. Varians residu konstan untuk setiap data pengamatan (homoskedastisitas).
46
c. Tidak terdapat autokorelasi antara residu untuk setiap data pengamatan. d. Tidak terdapat masalah multikolonieritas antara variabel independen.
Dalam uji hipotesis ini akan menguji hipotesis dari kerangka teoritis penelitian. Pengujian Ha1, Ha2, Ha3, Ha4, Ha5, dan Ha6 menggunakan analisis regresi linear berganda. Dasar penggunaan regresi linear berganda adalah skema satu variabel dependen dihubungkan dengan dua atau lebih varaiabel independen (Ery dkk., 2015:91). Hubungan antara kecurangan laporan keuangan dan proksi dari fraud diamond dengan model regresi linear berganda adalah: F-SCORE
= β0 + β1 ACHANGE + β2LEV + β3ROA + β4INVENTORY + β5 AO+ β6DCHANGE + e
Keterangan: β0
= Koefisien regresi konstanta
β1,2,3,4,5,6,
= Koefisien regresi masing - masing proksi
F-Score
= Fraudulent Financial Statement
ACHANGE
= Rasio perubahan total aset
LEV
= Rasio total kewajiban per total asset
ROA
= Rasio pengembalian investasi
INVENTORY
= Rasio perubahan persediaan
AO
= Opini Audit
DCHANGE
= Pergantian direksi
e
= error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai Goodness of fit. Secara statistik, nilai Goodness of fit dapat diukur dari
47
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H 0 diterima (Ghozali, 2013:97). 3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) digunakan utuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen , dengan nilai koefisiensi determinasi antara nol dan satu (Ghozali, 2013:97). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97). Nilai adjusted R2 dapat digunakan pula untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik, karena nilai adjusted R2 dapat naik dan turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali, 2013:97). Standard error of the estimate merupakan penyimpangan antara persamaan regresi dengan nilai dependen riilnya, semakin kecil nilai Standard error of the estimate, semakin baik persamaan regresi tersebut sebagai alat prediksi (Suliyanto, 2011:64). 3.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji Statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Dalam menguji hipotesis ini digunakan kriteria
48
pengambilan keputusan yaitu jika nilai F menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak, artinya semua variabel independen serentak dan siginifikan memengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. 3.4.3.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Apabila nilai signifikansi < 0,05 atau 5% dan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, apabila nilai t hitung > nilai t tabel maka suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
75
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 27 perusahaan sektor properti dan real estate periode 2010- 2014 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Financial stability merupakan variabel proksi pertama dari variabel pressure dihitung dengan menggunakan rasio perubahan total aset berpengaruh positif signifikan terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pada rasio perubahan total aset akan menaikkan risiko terjadinya fraudulent financial statement, dengan kata lain kenaikan rasio perubahan total aset dapat menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan untuk melakukan kecurangan dalam kondisi keuangan yang tidak stabil. 2. Eksternal pressure merupakan variabel proksi kedua dari variabel pressure dihitung dengan menggunakan rasio leverage yaitu debt to assets ratio tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini dikarenakan pihak manajemen mampu membayar utang perusahaan sehingga leveragenya rendah, dan pihak manajer perusahaan dapat mencari tambahan modal lain, selain dengan melakukan perjanjian utang.
76
3. Financial target merupakan variabel proksi ketiga dari variabel pressure dihitung dengan menggunakan rasio return on assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan pada rasio return on assets (ROA) tidak menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan, dikarenakan kenaikan tersebut diiringi dengan peningkatan mutu operasional, sehingga tidak menjadi tekanan bagi pihak manajemen perusahaan ketika ingin meningkatkan profitabilitas perusahaan. 4. Nature of industry merupakan variabel proksi dari variabel opportunity dihitung dengan menggunakan rasio perubahan persediaan tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau penurunan rasio perubahan persediaan tidak berpengaruh bagi pihak manajemen perusahaan untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. 5.
Opini audit merupakan variabel proksi variabel rationalization diukur dengan melihat diperoleh atau tidaknya opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini menunjukkan diperoleh atau tidaknya opini audit tersebut, tidak mempengaruhi kemungkinan dilakukannya rasionalisasai atas kecurangan pada laporan keuangan oleh pihak manajemen perusahaan.
6. Pergantian direksi merupakan proksi dari variabel capability diukur dengan melihat ada atau tidaknya pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap risiko fraudulent financial statement. Hal ini menunjukkan
77
bahwa pergantian direksi tidak dimanfaatkan sebagai kemampunnya untuk melakukan kecurangan atas laporan keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut: 1. Sampel dari penelitian yang digunakan hanya pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Variabel independen yang digunakan sebagai variabel proksi opportunity, ratonalization, dan capability hanya terbatas pada satu variabel. 3. Sedikitnya sumber referensi untuk pengambilan keputusan pada variabel opportunity, terutama dengan menggunakan variabel proksi nature of industry yang dihitung dengan rasio perubahan persediaan. 4. Peneliti mengunakan F-Score untuk mengukur fraudulent financial statement, namun perhitungan ini masih jarang digunakan sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. 5. Variabel rationalization diukur dengan menggunakan proksi opini audit merupakan variabel dummy, sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. 6. Variabel capability diukur dengan menggunakan proksi pergantian direksi merupakan variabel dummy, sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat, hal ini dikarenakan peneliti belum menemukan proksi yang lebih spesifik dan akurat hasil perhitungannya untuk mendeteksi kecurangan.
78
6.3 Saran
Saran yang dapat peneliti diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dari beberapa sektor lain seperti pertambangan, kimia, dan sektor lainnya, sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal. 2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel proksi lain yang dapat digunakan untuk mengetahui variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap risiko terjadinya fraudulent financial statement. 3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mencari lebih banyak sumber referensi lainnya, seperti literatur luar negeri. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan alat ukur F-score, namun disertai dengan pencarian referensi yang lebih banyak. 5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menemukan variabel lain untuk mengukur variabel rationaliztion dan capability, dan menggunakan metode lain seperti wawancara untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat Albrecht, W. S., Albrecht, C.O., Albrecht , C.C. and Zimbelman, Mark F. 2011. Fraud Examination 4th Edition. Cengage Learning : Mason, Ohio USA. American Institute of Certified Public Accountants. 2002. Statement on Auditing Standards. Diakses dari http://www.aicpa.org/research/standards/auditattest/downloadabledocumen ts/au-00316.pdf pada tanggal 17 Juni 2015. Ardiyani,Susmita dan Utaminingsih, Nanik Sri. 2015. Analisis Determinan Financial Statement Melalui Pendekatan Fraud Triangel. Accounting Analysis Journal. Vol 4 No 1.Universitas Negeri Semarang. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2002. Report to Nation. Diakses dari http://faculty.som.yale.edu/shyamsunder/FinancialFraud/2002%20Report %20on%20Fraud.pdf pada tanggal 15 September 2015. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2012. Report to Nation. Diakses dari https://www.acfe.com/uploadedFiles/ACFE_Website/Content/rttn/2012report-to-nations.pdf pada tanggal 17 September 2015. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2014. Report to Nation. Diakses dari http://www.acfe.com/rttn/docs/2014-report-to-nations.pdf pada tanggal 25 September 2015. Bizcovering. 2009. 10 Major Accounting Scandals. Diakses dari http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/ pada tanggal 16 September 2015. Brennan, Niamh M. and McGrath, Mary. 2007. Financial Statement Fraud: Incidents, Methods and Motives. Australian Accounting Review, 17 (2) (42) (July): 49-61. Cressey, D. R. 1953. Other People’s Money. Montclair, NJ: Patterson Smith,
pp.1-300. Dechow, Patricia M., et al. 2007. Predicting material accounting misstatements. Working Paper. University of California, Berkele. Available at http://ssrn.com/abstract=997483. Dechow, Patricia M., et al. 2011. Detecting Earning Management : A New Approach. Working Paper. Berkeley: University of California. Detik Finance. Delapan Kasus Penipuan Saham Terbesar Sepanjang Sejarah. Diakses dari http://finance.detik.com/read/2012/06/11/073614/1937612/6/8/8-kasuspenipuan-saham-terbesar-sepanjang-sejarah pada tanggal 15 September 2015. Enterprise, Jubilee. 2014. SPSS untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Fimanaya, Fira dan Syafruddin, Muchamad. 2014. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2011). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 03, No. 03, halaman 1 -11. ISSN (Online): 2337-3806. Gbegi dan Adebisi. 2013. The New Fraud Diamond Model- How Can It Help Forensic Accountants In Fraud Investigation In Nigeria?. European Journal of Accounting Auditing and Fiancé Research Vol.1, No. 4, pp.129138. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21, Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Godfrey, Jayne, et al. 2010. Accounting Theory. Singapore: Craft Print International Ltd. Gusnardi. 2012. Peran Forensic Accounting dalam Pencegahan Fraud. Pekbis Jurnal, Vol 4, No.1, Hal 17-25. Pekanbaru. Hanifa, Septia Ismah dan Laksito, Herry. 2015. Pengaruh Fraud Indicator Terhadap Fraudulent Financial Statement: Studi Empiris pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2013. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 04, No. 04, halaman 1-15. ISSN (Online): 2337-3806. Hidayat, Anwar. 2103.Uji PARK. Diakses dari http://www.statistikian.com/2013/01/uji-park.html pada tanggal 13 Maret 2016.
Hukum Online. Dua Emiten BEJ Langgar Peraturan Bentur Kepentingan. Diakses dari http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol6854/dua-emiten-bejlanggar-peraturan-benturan-kepentingan pada tanggal 19 September 2015. HS, Ery, dkk. 2015. Belajar Cepat Analisis Statistika Parametik dan Non Parametik dengan SPSS. Yogyakarta: CV Andi Offset. Indriantoro, Nur. 2000. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Jansen, Michael C. and Meckling , William H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol 3, No 4, pp. 305-306. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kompas.com. Catat, Ini 10 Pengembang yang Kerap Diadukan Konsumen. Diakses dari http://multiparadigma.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/034.pdf pada tanggal 20 September 2015. Kompas.com. Sentul City, “Cuan”, dan Kasus Korupsi. Diakses dari http://properti.kompas.com/read/2014/10/02/085540721/Sentul.City.Cuan.d an.Kasus.Korupsi pada tanggal 20 September 2015. Kompasiana. Bangkrutnya Perusahaan Amerika, Penyebabnya Sederhana. Diakses dari http://www.kompasiana.com/reflus/bangkrutnya-perusahaanamerika-penyebabnya-sederhana_55004b06a33311a8725109d2 pada tanggal 16 September 2015. Kompasiana. Kasus Kimia Farma. Diakses dari http://www.kompasiana.com/www.bobotoh_pas20.com/kasus-kimia-farmaetika-bisnis_5535b4d46ea8349b26da42eb pada tanggal 16 September 2015. Martantya dan Daljono. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui faktor Risiko Tekanan dan Peluang. Diponegoro Journal Of Accounting, Vol.2 No 2. Ratmono,Dwi, D. Yuvita Avrie dan Purwanto, Agus. 2014. Dapatkah Teori Fraud Triangel Menjelaskan Kecurangan dalam Laporan Keuangan.SNA 17 Mataram. Universitas Mataram:Lombok Diakses dari http://multiparadigma.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/034.pdf pada tanggal 29 September 2015. Richardson et al. 2004. Accrual Reliability, Ernings Persistance and Stock Prices. Santoso, Singgih. 2015. Menguasai SPSS 22. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in Financial Economis, Vol. 13, h. 53-81. Shelton, Austin. 2014. Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud Diamond. Undergraduate Honors These.Paper 21. availabel at http://dc.etsu.edu/honors/213 pada 25 September 2015. Sihombing, Kennedy Samuel dan Rahardjo, Shiddiq Nur. 2014. Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2012. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 03 No. 02. ISSN (Online): 2337-3806. Skousen, C. J. and Twedt, Brady James. 2009. Fraud in Emerging Markets :A Cross Country Analysis. http://ssrn.com/abstract=1340586 pada 24 September 2015. Skousen, C. J., Smith, K. R. and Wright, C. J. 2008. Detecting and Predecting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS 99. http://ssrn.com/abstract=1295494 pada 20 September 2015. Sukirman dan Sari, Maylia Pramono. 2013. Model Deteksi Kecurangan Berbasis Fraud Triangel (Studi Kasus Pada Perusahaan Publik di Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 09, No. 02. Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV Andi Offset. Supriyadi,Edy. 2014. SPSS + Amos. In Media. Suyanto. 2009. Fraudulent Financial Statement Evidence from Statement on Auditing Standard No. 99. Gajah Mada International Journal of Business, Vol. 11, No. 01, Halaman 117-144. Tribun Timur. Hati – Hati Kasus Properti Terbanyak Kedua Setelah Perbankan. Diakses dari http://makassar.tribunnews.com/2015/01/04/sekali-lagi-hatihati-beli-properti-ini-masalahnya.pada tanggal 18 September 2015. Ujiyantho, Muh. Arif dan Pramuka, Bambang Agus. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar. Nursani dan Irianto. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa: Dimensi Fraud Diamond. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 2 (2). Malang:Universitas Brawijaya.
Winarto, Edy, dkk. 2015. Panduan Dasar SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Wolfe, David T. and Hermanson, Dana R. 2004. The Fraud Diamond: Considering theFour Elements of Fraud. CPA Journal. Vol 74 Issue 12, page 38. Yamin,Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2009. SPSS Complete:Teknik Analisis Statistika Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek. _____.Laporan Keuangan Tahunan. Diakses dari http://www.idx.co.id/.