PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH1)
Rendri Pratama Wahyu Priandhika Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected]
Muhammad Nafik H.R Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email:
[email protected] ABSTRACT: Boarding school is currently experiencing rapid development. this can be evidenced by the increasing number of boarding schools each year are offset by the growing number of students. The method used is qualitative approach with the strategy case study. The collection of data that is passed is the interview to the informan, the leader of Islamic boarding school, the leader of foundation, chairman of the cooperative Islamic boarding school, as well as the collection of secondary data derived from the documents relating to asset management of Annuqayah Islamic boarding school. Research purposes to determine capital asset management in operational independence. The analysis technique used is the technique of manufacture of explanation with narrating the interviews with informants. Results from this study is optimally manage assets can make Annuqayah Islamic boarding school financially independent. Revenues that received from manage assets can assist in building new facilities which has been using grants. Keywords: Assets, Financial Independence, Islamic Boarding School, Annuqayah I.
PENDAHULUAN Pondok
Kementrian Agama Republik Indonesia Pesantren
sebagai
pada tahun pelajaran 2011-2012 yang
lembaga pendidikan keagamaan dalam
mencakup
kaitannya
bahwa jumlah Pondok Pesantren yang
nasional
dengan
sistem
merupakan
menyebutkan
ada di seluruh wilayah Negara Kesatuan
pendidikan dalam satuan pendidikan luar
Republik Indonesia adalah 27.230 Pondok
sekolah yang dilembagakan.
Pesantren.
Pesantren
meliputi
satu
provinsi
jenis
Pendataan
salah
pendidikan
33
mengenai Pondok
Pondok
Keberadaan model
Pondok
Pesantren,
mengilhami
Program Pendidikan Kesetaraan (Paket
pendidikan
A,B, dan C), Program Pendidikan Wajar
bahkan
Dikdas 9 tahun pada Pondok Pesantren
globalisasi
Salafiyah yang dilakukan oleh Direktorat
perubahan. Karenanya banyak pakar,
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
baik lokal maupun internasional melirik
Salafiyah yang dilakukan oleh Direktorat
Pondok Pesantren sebagai bahan kajian.
yang
mampu yang
dan
Pesantren
sistem-sistem
ditemukan
saat
menghadapi menuntut
arus segala
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren 1) Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi dari Rendri Pratama Wahyu Priandhika, NIM: 041114011, yang diuji pada 9 Februari 2016
575
ini,
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
Sifat
ke-Islaman
Indonesiaan
yang
dan
terintegrasi
ke-
menjalankan
kegiatan
dalam
Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren menjadi daya tariknya.
Kebutuhan
Belum lagi kesederhanaan, sistem dan
yang
manhaj
meningkatnya
yang
terkesan
apa
adanya,
meningkat
sehari-hari
Pondok
di
Pesantren
diimbangi
dengan
pengeluaran
Pondok
hubungan kyai dan santri serta keadaan
Pesantren. Oleh karena itu, pendapatan
fisik yang serba sederhana. Peran dan
yang diterima harus mampu menutupi
kiprah
kebutuhan Pondok Pesantren.
Pondok
Pesantren
bagi
masyarakat, Negara dan umat manusia,
Manajemen
tidak bisa dianggap sebelah mata.
yang
keuangan
dalam
tingkat Pondok Pesantren bisa diartikan
Pondok Pesantren memiliki tujuan
sebagai pengelolaan kegiatan-kegiatan
menginginkan
pendidikan
para
santri
agar
yang
berkaitan
dengan
menjadi manusia yang berkepribadian
usaha-usaha untuk mendapatkan dana
Islam
ilmu
yang dibutuhkan oleh pendidikan dan
Islam
usaha-usaha bagaimana menggunakan
yang
sanggup
agamanya
menjadi
dengan mubaligh
dalam masyarakat sekitar melalui ilmu
dana tersebut secara efektif dan efisien.
dan amalnya, serta tujuan khususnya
Tingkat
kemandirian
adalah mempersiapkan para santri untuk
Pondok
menjadi orang alim dalam ilmu agama
perbandingan tingkat jumlah sumbangan
yang
yang didapatkan oleh Pondok Pesantren
diajarkan
bersangkutan
oleh
serta
kyai
yang
mengamalkannya
dengan
dalam masyarakat.
Pesantren
tingkat
bisa
keuangan dilihat
pendapatan
dari
yang
dihasilkan oleh aset-aset yang dimiliki oleh
Perkembangan Pondok Pesantren
Pondok
Pesantren.
Jika
sumber
saat ini bisa dikatakan sangat pesat.
pendapatan yang dimiliki oleh Pondok
Kemajuan
dengan
Pesantren lebih banyak dari pendapatan
meningkatnya kualitas Pondok Pesantren,
yang didapat pihak Pondok Pesantren
baik
dari mengelola aset-aset dibandingkan
ini
dalam
diimbangi
hal
meningkatnya prasarana
kualitas
kualitas serta
pendidikan,
sarana
dan
dengan pendapatan yang berasal dari
meningkatnya
bantuan pihak luar, bisa dikatakan bahwa
kepemilikan aset yang dimiliki oleh Pondok
Pondok
Pesantren.
secara mandiri membiayai kebutuhannya.
Kualitas Pondok Pesantren yang meningkat
seimbang
meningkatnya Pesantren, kebutuhan
Pondok
tersebut
mampu
Aset adalah suatu kekayaan yang
dengan
dimiliki oleh suatu pihak yang berwujud
Pondok
maupun tidak berwujud yang memiliki nilai
meningkatnya
ekonomis, komersial, dan nilai tuka untuk
kebutuhan dengan
Pesantren
Pesantren
maka
membantu tercapainya tujuan.
dibutuhkan dana yang cukup besar untuk
Aset yang dimiliki oleh Pondok Pesantren yang berwujud adalah tanah,
576
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
bangunan,
serta
alat-alat
penunjang
orang kyai, dengan ciri-ciri khas yang
seperti buku dan kitab yang dimiliki. Untuk
bersifat
aset yang tidak berwujud adalah para
dalam segala hal (Pradiyati, 2003:3).
santri
serta
branding
image
Pondok
Ghazali
Pesantren.
1. Pondok
dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan
independen
(2003:14)
membagi
Pelajaran
2007/2008,
jumlah
2. Pondok
Pondok
Pesantren.
Pesantren
Dari
yang
Pesantren
Modern
3. Pondok Pesantren Komprehensif
4.189
tersebar
Tradisional
(Khalafiyah)
Pesantren di Provinsi Jawa Timur sebanyak Pondok
Pesantren
(Salafiyah)
Pondok Pesantren Kemenag RI Tahun
Pondok
serta
Pondok Pesantren menjadi 3 tipe, yaitu:
Berdasarkan data yang didapat
4.189
kharismatik
Sedangkan
di
fungsi
Pondok
Pesantren ada 3, yaitu (Ghazali, 2003:24):
Provinsi Jawa Timur, jumlah santri yang
1. Sebagai Lembaga Pendidikan
ada sebanyak 1.045.928 santri.
2. Sebagai Lembaga Dakwah
Penelitian ini dibuat untuk mengetahui tentang
pengaruh
terhadap
pengelolaan
kemandirian
3. Sebagai Lembaga Sosial
aset
keuangan
Tujuan
di
Pondok
Pesantren
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
Pondok Pesantren Annuqayah. Sehingga
1. Tujuan Umum
dapat diambil manfaat yang mungkin
Membimbing
berguna untuk orang lain.
menjadi manusia yang berkepribadian
II. LANDASAN TEORI
Islam yang sanggup dengan ilmu
Dhofier bahwa
(1994:84)
Pondok
berpendapat
Pesantren
lembaga
pendidikan
untuk
mempelajari,
didik
untuk
agamanya menjadi mubaligh Islam
adalah
tradisional
anak
dalam masyarakat melalui ilmu dan
Islam
amalnya.
memahami,
2. Tujuan Khusus
menghayati, dan mengamalkan ajaran
Mempersiapkan
Islam
pentingya
menjadi orang yang alim dalam ilmu
pedoman
agama yang diajarkan oleh kyai yang
moral
dengan
menekankan
keagamaan
sebagai
perilaku sehari-hari.
para
santri
untuk
bersangkutan serta mengamalkannya
Pondok Pesantren adalah suatu
dalam masyarakat (Arifin, 1995:248).
lembaga pendidikan agama Islam yang
Mulyadi
(2000:84)
berpendapat
tumbuh serta diakui masyarakat sekitar,
bahwa biaya operasional adalah biaya-
dengan sistem asrama (kampus) dimana
biaya yang terjadi untuk mengolah bahan
menerima
baku menjadi produk jadi yang siap untuk
pendidikan
agama
melaui
sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya kedaulatan (leadership)
berada dari seorang
di
dijual.
bawah
Pembiayaan Operasional Pondok
kepemimpinan atau
Pesantren
beberapa
membiayai
577
hampir
semuanya
pengeluaran
di
untuk bidang
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
pendidikan. Karena memang sejatinya
1. Aset Lancar
Pondok Pesantren adalah sebagai tempat
2. Aset Tetap
menimba ilmu.
3. Aset Tidak Berwujud
Sumber dana yang dimiliki oleh
Pengelolaan dalam Kamus Besar
Pondok Pesantren harus bisa dikelola
Bahasa Indonesia (1996) adalah proses
secara baik dan rapi. Hal itu dilakukan
yang
untuk
kebijaksanaan dan tujuan organisasi.
mengatasi
dihadapi
oleh
Pesantren
saat
dikelola
permasalahan kebanyakan ini. Pondok
masyarakat
yang
membantu
merumuskan
Pondok
Dalam proses manajemen terlibat
Pesantren
fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh
secara
seorang manajer atau pimpinan, yaitu
muslim
swadaya. Masalah keterbatasan dana
perencanaan
(planning),
yang membuat Pondok Pesantren sulit
pengorganisasian (organizing), pemimpin
untuk berkembang dan bertahan.
(leading), dan pengawasan (controlling).
Soetopo dan Soemanto (1982:95-
Sugiama (2013:15) mendefinisikan
96) mengatakan bahwa sumber dana
pengelolaan aset sebagai ilmu dan seni
pembiayaan
untuk memandu pengelolaan kekayaan
pendidikan
di
Indonesia
terdiri dari:
yang mencakup proses merencanakan
1. Pemerintah lebih kurang 70%
kebutuhan
2. Orang tua murid lebih kurang 10-24%
menginventarisasi, melakukan legal audit,
3. Masyarakat lebih kurang 5%
menilai,
4. Bantuan lebih kurang 1%
membaharukan
Hanafi
(2003:24)
berpendapat
aset,
mendapatkan,
mengoperasikan, atau
memelihara,
menghapuskan
hingga mengalihkan aset secara efektif
bahwa aset adalah sumber daya yang
dan efisien.
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
Hambali
(2010)
menyebutkan
dari peristiwa masa lalu dan darinya
bahwa ada 5 tujuan manajemen aset,
manfaat
yaitu:
ekonomi
di
masa
depan
diharapkan akan diraih oleh perusahaan.
1. Kejelasan status kepemilikan aset
Pengertian aset dalam Standar
2. Inventarisasi kekayaan daerah dan
Akuntansi Keuangan (SAK) yang dibuat oleh
Ikatan
Akuntan
Indonesia
masa pakai aset
(IAI)
3. Optimasi
penggunaan
didefinisikan sebagai sumber daya yang
pemanfaatan aset
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
4. Pengamanan aset
dari peristiwa masa lalu dan dairmana
5. Dasar penyusunan neraca
manfaat
ekonomi
di
masa
depan
Halim (2007) berpendapat bahwa
diharapkan akan diperoleh perusahaan
kemandirian
(IAI, 2007).
menunjukkan
Sukmalana
dan
(2007:39)
daerah
mengelompokkan aset menjadi 3, yaitu:
keuangan
daerah
kemampuan
pemerintah
dalam
membiayai
sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan
578
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
dan pelayanan kepada masyarakat yang
Pondok
telah
Guluk-Guluk,
membayar
sebagai
pajak
sumber
dan
retribusi
pendapatan
yang
Pesantren
Annuqayah
Kecamatan
Desa
Guluk-Guluk,
Kabupaten Sumenep. Jenis dan Sumber Data
diperlukan daerah. Kemandirian
keuangan
Pondok
Data yang dihimpun oleh peneliti
Pesantren bisa kita lihat dari besarnya
adalah data primer (utama) dan sekunder
jumlah pendapatan yang diterima oleh
(penunjang). Data primer adalah data
Pondok
yang diperoleh langsung dari sumbernya
Pesantren
yang
berasal
dari
bantuan pihak luar dibandingkan dengan
melalui
wawancara
pendapatan
Pondok
Pesantren
yang
diterima
dari
mengelola aset Pondok Pesantren. Kemandirian Pesantren Pondok semua
akan
Pondok
berdampak
positif.
visi
dan
ditetapkan
bisa misi
Annuqayah.
Data
studi kepustakaan yang memuat tentang Pengelolaan
menjalankan yang
tanpa
pihak
sekunder dari penelitian ini diperoleh dari
keuangan
Pesantren
dengan
aset
dan
kemandirian
keuangan Pondok Pesantren. Teknik Penentuan Informan
sudah
mengalami
Penentuan
informan
dalam
ketergantungan terhadap bantuan dari
penelitian ini menggunakan teknik Key
masyarakat, alumni dan pemerintah.
Informan.
Penggunaan
Key
Informan
bertujuan untuk memperoleh informasi III. METODE PENELITIAN
yang
Pendekatan Penelitian
yang
berhubungan
informasi
di
objek
adalah
kualitatif
yang
berhubungan
penelitian
memberikan
penelitian ini adalah studi kasus. Menurut
menjawab masalah penelitian.
(2013:1),
strategi
Studi
yang
pertanyaan
kasus
paling
suatu
penilitian
keterangan
dapat
yang
dapat
Teknik Pengumpulan Data
merupakan cocok
dengan
sehingga
deskriptif. Strategi yang digunakan dalam Yin
objek
penelitian sehingga dapat memperoleh
Dalam penelitian ini, pendekatan gunakan
dengan
bila
Langkah-langkah yang dilakukan
berkenan
dalam
prosedur
pengumpulan
data
dengan how atau why, bila peneliti hanya
adalah:
memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
1. Peneliti melakukan persiapan awal
peristiwa peristiwa yang akan di selidiki
dengan
dan bilamana fokus penelitian terletak
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
pada fenomena kontreporer (masa kini) di
Airlangga untuk izin mewawancarai.
dalam konteks kehidupan nyata.
2. Peneliti
Ruang Lingkup Penelitian
kepada
Ruang lingkup penelitian terbatas
menyiapkan
surat
melakukan pihak
Annuqayah
wawancara
Pondok
yang
dari
Pesantren
berhubungan
memfokuskan pada model pengelolaan
langsung dengan pengelolaan aset.
aset
Setelah
dalam
kemandirian
keuangan
579
melakukan
wawancara
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
tersebut, meminta data keuangan
Namun, untuk aset yang dimiliki oleh
kepada pihak yayasan Annuqayah.
Pondok
Teknik Keabsahan Data
memiliki kewenangan untuk mengelola
Penelitian ini menggunakan teknik
Pesantren
Annuqayah,
yang
adalah Yayasan Annuqayah.
triangulasi dalam pemeriksaan keabsahan
Pondok
Pesantren
Annuqayah
data. Terdapat tiga teknik triangulasi yakni
memiliki beberapa aset yang diantaranya
triangulasi sumber, triangulasi teknik dan
adalah ABC, Annuqayah Business Centre,
triangulasi
pertanahan, kalender.
waktu.
Triangulasi
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Sedangkan
untuk
triangulasi sumber yakni dengan cara
Pesantren
membandingkan
berupa santri dan unit usaha. Unit usaha
dan
mengecek
Daerah,
yang
setiap
melakukan pengecekan ulang sumber
berbeda-beda, tergantung dari kebijakan
dilakukan dengan jalan membandingkan
setiap
hasil
Daerah.
dengan
isi
suatu
dokumen yang berkaitan.
pengasuh
Pondok
Daerah Pesantren
Pondok Pesantren Daerah ada
Teknik Analisis Data Dalam
Pesantren
dimiliki
informasi yang di peroleh. Peneltian ini
wawancara
Pondok
aset
Pondok
yang memiliki unit usaha berupa toko,
penelitian
peneliti
kantin, warung telekomunikasi, penerbit,
pembuatan
rental pengetikan komputer. Namun ada
eksplanasi. Menurut Yin (2013) pembuatan
juga yang tidak memiliki unit usaha.
eksplanasi untuk menjelaskan fenomena
Seperti yang disebutkan oleh Ustad Halimi
atau
yang mengatakan bahwa di Pondok
menggunakan
ini,
teknik
menetapkan
serangkaian
timbal
balik mengenai fenomena tersebut.
Pesantren Daerahnya, tidak memiliki unit
Dari proses analisis ini semua data yang
diperoleh
kembali,
Pengelolaan aset menurut Hastings
dibandingkan
(2010) adalah serangkaian kegiatan yang
sehingga dapat diketahui masing-masing
terkait dengan mengidentifikasi apa saja
bagaimana dampak pengelolaan aset
yang dibutuhkan aset, mengidentifikasi
terhadap
kebutuhan
dihubungkan,
akan
diolah
usaha sama sekali.
dan
kemandirian
keuangan
di
dana,
Pondok Pesantren Annuqayah.
menyediakan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan
Pondok
Pesantren
Annuqayah
sistem
aset
memenuhi tujuan.
Pondok
Pesantren
Pesantren
Daerah
berbeda yang
dengan
lain.
Pondok
berhak
untuk
untuk
aset, logistik aset,
menghapus atau memperbaharui aset sehingga
dimiliki
dukungan
pemeliharaan
memiliki kewenangan untuk mengelola yang
memperoleh
efektif
Pondok masih
belum
dan
efisien
Pesantren mengelola
dapat
Annuqayah aset
secara
mengelola semua aset yang dimiliki oleh
maksimal. Dari total aset yang dimiliki baru
Pondok
sekitar 40% yang sudah dikelola.
Pesantren
Daerah
tersebut.
580
Hal ini
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
didasarkan berdasarkan keterangan yang
supaya
disampaikan oleh Ustad Taufik sebagai
maksimal lagi.
ketua Yayasan Annuqayah dan Ustad
bisa
mengelola
aset
lebih
Dengan mengelola aset secara
Zamiel sebagai ketua Koperasi Pondok
maksimal,
Pesantren Annuqayah.
diterima Pondok Pesantren Annuqayah
Ustad Taufik mengatakan bahwa kurangnya karena
tenaga
mereka
kerja
tidak
akan
disebabkan
maka
semakin
pendapatan
besar.
memberikan
Hal
yang
itu
dampak
akan
terhadap
mendapatkan
terselenggaranya kegiatan-kegiatan yang
upah/gaji yang rutin setiap bulannya.
bertujuan untuk mencapai visi dan misi
Karena mereka lebih bersifat kepada
Pondok Pesantren Annuqayah.
pengabdian untuk Pondok Pesantren.
Walaupun
Pondok
Pesantren
Padahal Nabi Muhammad SAW
Annuqayah baru mengelola aset yang
sudah bersabda dalam Hadits Riwayat
dimiliki sebanyak 40%, pendapatan yang
Ibnu Majah berikut ini,
diterima
dari
mampu
menutupi
biaya
Pondok
Pesantren.
Baik
A’ṭūl’aḥīra ‘ajrahu qabla ‘an yaḥifa ‘araquhu
Pesantren
Artinya: “Berikanlah pekerja upahnya sebelum keringatnya kering” (HR. Ibnu Majah, www.keuangansyariah.lecture.ub.ac.id
mampu
ayat
1
sudah
dengan
termasuk
Pondok
bertindak
curang.
Pesantren
Pondok
sendiri
maupun
biaya
operasional pendapatan
memang
keseluruhan di
membangun
dalamnya sarana
jika
untuk
biaya
yang
adalah
biaya
baru,
Pesantren
Annuqayah
membutuhkan
bantuan
dari
Pondok masih donatur
untuk memenuhinya. V. SIMPULAN
sudah
Berdasarkan
disebutkan dengan jelas bahwa kita tidak boleh
itu
menggunakan
menutupi
Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang” (QS. AlMuthaffifin: 1: DEPAG 2009) atas
menutupi
Namun
disebutkan
Wailul lil-mutaffifin(a)
di
operasional
dimiliki.
ayat
sudah
yang diterima dari mengelola aset yang
bahwa,
Dalam
Annuqayah
aset
Pondok Pesantren Daerah, sama-sama
Bahkan dalam Al-Qur’an Surat AlMuthaffifin
mengelola
pembahasan
yang
telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan
Seharusnya
bahwa Pondok Pesantren Annuqayah
Annuqayah
sudah mampu membiayai kebutuhan
memberikan upah kepada para tenaga
operasional
kerja untuk semakin memotivasi mereka
pendapatan
dengan yang
menggunakan diterima
dari
mengelola aset yang dimiliki. Kebutuhan
581
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
operasional yang berupa biaya listrik, air,
Dhofier,
alat kantor, alat penunjang kegiatan
Zamakhsyari.
Ghazali,
Muhammad
dengan pendapatan yang diterima oleh
Pesantren
Pondok
Jakarta: Prasasti.
mengelola
Annuqayah
aset
dari
Bahri.
Berwawasan
2003.
Lingkungan.
diantaranya
Halim, Abdul. 2007. Seri Bunga Rampai
adalah santri, toko ABC, pertanian, dan
Manajemen Keuangan Daerah Edisi
tambak garam.
Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Aset
yang
Tradisi
Pesantren. Jakarta: LP3ES.
belajar mengajar sudah bisa dipenuhi Pesantren
1994.
yang
dimiliki
Pondok
Hambali. 2010. Inventarisasi Barang Milik
Pesantren Annuqayah belum dikelola
Negara. Bandung: Politeknik Negeri
secara maksimal karena keterbatasan
Bandung.
tenaga kerja. Tenaga kerja yang terbatas disebabkan
karena
tidak
Hanafi, Mamduh, dan Abdul Halim. 2003.
adanya
Analisis Laporan Keuangan Edisi Revisi.
upah/gaji tetap yang diberikan oleh
Yogyakarta:
Pondok Pesantren Annuqayah kepada
percetakan AMP-YKPN.
para tenaga kerja. Pondok
Penerbit
dan
Hastings, Nicholas A. John. 2010. Physical
Pesantren
seharusnya
Annuqayah
Asset Management. Austria: Springer.
mengoptimalkan
pengelolaan
Unit
aset,
karena
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2007.
dengan
Pernyataan
Standar
Akuntansi
mengoptimalkan pengelolaan aset yang
Keuangan (PSAK). Jakarta: Salemba
dimiliki,
Empat.
maka
Annuqayah
Pondok
bisa
Pesantren
menutupi
semua
Mulyadi.
kebutuhan, baik yang berupa kebutuhan
2000.
Akuntansi
Biaya.
Yogyakarta: Aditya Media.
operasional maupun kebutuhan untuk
Pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/5-
sarana dan prasarana.
gab-pontren-madin.pdf (diakses pada tanggal 13 Januari 2016 pukul 20.20)
DAFTAR PUSTAKA Arifin,
Muzayyin.
Pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/pont 1995.
Kapita
Selekta
ren-35a.pdf (diakses pada tanggal 30
Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta:
September 2015 pukul 14.00)
Bumi Aksara.
Pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/pont
Departemen Agama RI. 2009. Syamil AlQur’an
(Al-Qur’an
ren-35b.pdf (diakses pada tanggal 30
Terjemahan
September 2015 oukul 14.00)
Perkata). Bandung: CV Haikal Centre Departemen Kebudayaan.
Pendidikan 1996.
Kamus
Pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/pont
dan
renanalisis.pdf (diakses pada tanggal
Besar
13 Januari 2016 pukul 20.15)
Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta:
Pradiyati,
Balai Pustaka.
Setyorini,
Pemberdayaan
582
dkk.
2003.
Masyarakat
Pola Melalui
Priandhika, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7 Juli 2016: 575-583;PENCAPAIAN KEMANDIRIAN OPERASIONAL MELALUI PENGELOLAAN ASET DI PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH
Pondok Pesantren. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Soetopo, Hendyat, dan Wasty Soemanto. 1982.
Pengantar
Administrasi
Operasional
Pendidikan.
Surabaya:
Usaha Nasional. Sugiama, A. Gima. 2013. Manajemen Aset Pariwisata : Pelayanan Berkualitas agar Wisatawan Puas dan Loyal. Bandung: Guardaya Intimarta. Sukmalana, Soelaiman. 2007. Manajemen Kinerja
(Langkah
Membangun, Evaluasi
Efektif
Mengendalikan,
Kerja).
Jakarta:
untuk dan
Intermedia
Personalia Utama. www.keuangansyariah.lecture.ub.ac.id/? cat=69302 Yin, Robert. 2013. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Rajawali Press
583