No.2 Juni 2010
VOLUME 22
Halaman 176182
PENCAK SlLAT DALAM TAR1 WIRENG Dl SURAKARTA Mathias Supriyanto*
ABSTRACT Royal traditional arts are generally influenced by the power of the king. An example is Bedhaya Anglirmendhung. This royal traditional dance has a heroic theme. It depicts the fight of Raden Mas Said (Mangkunegara I) against Pangeran Mangkubumi I. In addion to this dance, them are many others which have heroic themes such as Wireng dance. In this type of dance, some of the dance compositions include two types of 'pencak silat' movements: stylized movements and pure movements as found in Bogis dance.
Key Words: Wireng, heroic, pencak silot
Kehidupan seni tradisi yang berada di lingkungan kraton pada umumnya dipengaruhi deh kekuasaan raja. Oleh sebab itu, hasil karyasenitradisi banyakdiresapideh situasi raja pada zamannya. Salah satu contoh adalah karya tari Bedhaya Anglirmendhung, tari ini bertema keprajuritan. Bedhap Anglirmendhung merupakan penggambaran situasi dari perjuangan Raden Mas Said yang bergelatMangkunegara Idalam peperanganmelawan Pdngeran Mangkubumi. Selain BedhayaAnglirmendhung, kiranya masih banyak karya tari di Mangkunegaran bertema keprajuritanatau kepahlilwanan. Untuk jenis tari %g, beberapa komposisi tarinya menggunakan gerak pencak silat. Dalam tari Wireng, tampak ada dua bentuk gerak pencak silat, yaitu gerak pencak silat yang sudah mengalami stilisasi dan gerak pencak silat yang masih murni (wadag), seperti tari Bogis. Kata Kunci: Wireng, heroik, pencak silat
PENGANTAR
Surakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa yang banyak memiliki jenis seni tradisional, seperti karawitan, tari, pedalangan, seni rupa, kesusasteraan, batik, dan pencak silat. Salah satu jenis seni tradisional di Surakarta,yaitu pencaksilat, terrnasuk seni tradisi yang telah lama berkembang di Indonesia dan
bahkan menjadi salah satu bentuk seni bela diri di Nusantara. Pencak silat kaya akan nilai-nilai kehidupanyang terkait dengan pembinaanjiwa dan raga. Pada dasamya p e a k silat memiliki dua peran yang saling erat bemubungan, yaitu sebagai salah satu jenis seni dan cabang olahraga.
-
SW PengajarJumsanTari lnstitut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
A
W?lW&re, W. 22, No. 2 JunJ2010: 176-182
bnyak dipengaruhi oleh situasi penguasa pada Eamannya. Ragampencak silat dalam tari tradisi dapat dibagi dalam 2 (dua) kategori, yaitu gerak pencak silat yang dalam penggunaannya sudah distilisasi dan gerak pencak silat yang dalam penggunaannya tidak mengalami stilisasi, dengan kata lain gerak pencak silat digunakan secara murni (wadag).
nggarakanupacaratradisidi lingkungm kraton, seorang raja selalu dikawal oleh prajurit Selain pengawal raja yang disebut Penyutr~~. itu, pada saat-saat hari raya orang Belanda, biasanya raja akan bertamu kepada residen. Dalam kesempatanini, raja diiringi oleh prajurit panyutra bersenjatakan panah d.an busur yang berjalan seraya menari-nari(Clara, 1991:31). lhwal prajurit pengawal raja ini disinggung pula dalam beberapa tulisan, di antaranya dalam penelitian Nanuk Rahayu (1993) yang berjudul"Tan Tradisi Keraton Surakarta" Dalam karya ini disebutkan,
LKTAR BELAKANG TIMBULNYA PENCAK SILAT DALAM TAR1 WlRENG Tidak jelas, sejak kapan pencak silat *Semulaistilahwireng digumtkan untuk menyedigunakan sebagai salah satu sumber perbutkan prajurit pengawal raja pada saat sinebendaharaan gerakan dalam tari tradisional, waka - prajurit tersebut senantiasa mengadaterutama dalam tari Wireng. Tidak terdapat kan demonstrasi berolah senjata perang di catatan tertulis maupun sumber yang memhadapan rajanya. Dalam BabadIan Mek8rfng beritakan mengenai ha1 ini. Namun, dapat Djoget Djawiditerangkan, wireng atau beksern merupakan tarian yang bertema perang, herdiduga keberadaan ragam gerak pencak silat fungsi sebagai pengawal raja, sudah ada sejak dalam tari Wireng telah mengalami perkemzaman Pajang dan Mataram (Rahayu, 1993: bangan yang cukup lama. Ada beberapa 78)." petunjuk yang dapat memberikan gambaran Tulisan lain yang menyinggung tan' kepramunculnya gerakan pencaksilat dalam tarian. juritan juga diperoleh oleh Clara dengan Penelusuranyang dilakukan oleh Clara (1991: 54) menunjukkan keterkaitan seni beladiri merujuk tulisan karya Pigeaud (1938). Clara dengan tari keprajuritan sudah ada sejak menjelaskan bahwa: "Menurut tradisi Yogyakarta, semua tari perang Jaman Jawa Kuna. Mengutip karya N.J. Krom laki-laki mendapat sebutan beksan. Sedang (1926 : 352-353, dalam Clara, 1991:54), menurut tradisi Surakarta, diadakan pempeneliti tari Jawa itu menyatakan : bedaan antara wireng, yaitu tarian perang "Bahwasanya seni bela diri dan tari keprajuritan ini disebut-sebut di dalam banyak karya sastra Jawa Kuno dan JawaTengahan (misalnyadalam Pararaton dan Kidung Sunda), merupakan petunjuk bahwa keduaduanya pastilah sudah sangat lama dikenal di Jawa, baik di desa-desa maupundi keraton. Dalam uraian Kromtentang salah satu bagian Pararaton bisa kita peroleh petunjuk, bahwa bentuk-bentuk kesenianseperti itu dipergelarkan tidak hanya sebagai hiburan semata-mata, tetapi juga berperan sebagai petunjuk tentang kekuatan raja. Persis seperti dalam ha1tari-tarian keprajuritan, penceritaan tentang peperangan antara dua pasukan di dalam bagian ini 'diperkecil menjadi perang tanding antara dua panglimaw
Perkembangan tari keprajuritan menjadi bbih dipahami dari catatan yang dibuat semasa Jaman Kolonial. Disebutkan, ketika disele-
keprajuritan, dan pethilan, ........ Kata Wireng barangkali berasal dari kata prawira "jantanm/ prawira", sepasukan prajurit hamba raja, yang khusus dilatih di dalam kiat peperangan dan tari perang." (Pigeaud 1938:300, dalam Clara, 199132)
Uraian di atas menunjukanbahwa wimng atau beksan merupakanbrian yang diilhami dari adanya prajurit pengawal raja pada saat mengadakan demonstrasi &ah ssnjata pemng di hadapanraja. Setanjubya, diungkapkanbdwa pada saat Kangjeng Sunan Paku Buwana X kembali dari Sitihinggit menuju keraton selalu dikawal deh hberapa pr%&rit bersenjata. Para prajurit tersebut berbiwb brjajar di sebslah kin' dan kanan raja dengan menari. Dari pen'sthrvsl semacam ini, kiranya bhirlah yang dinamakan tan keprajuritan.
Maridi. Kedw W id mnggunakn tameng, pedang dm wabng. Wain & uritan, muncul berbagai komposisi tari terwujud dalam bri Prwirag uritan di kedua kraton Surakarta, yaiki diwun deh S. N@mn. Tad nanan d m Mangkunegaran. Di antara tari kan prajurit yang seBang bertatih permg, uritan yang terkenal di 1stMangku- dengan menggunakan senjata tamer@dm n yaitu tari Bandayuda. Tad ini ditarikan pedang. Bentuk tari tunggal yaslg bin ua atau empat penari hki-laki dengan gaya yang tebih halus adalah k r i Pamu ta tameng (perisai)dm tongkat pendek. Manggdodibyo, karya S. Mgalhan yang db bangan tan keprajuritan hi oleh Clara susun s e k htahun 1971.Tarian ininen~~igwna-. kan senjtata kwis dan &adhap. Kaya bri , 199157) dikatakan bahwa: "Popularitas tari-tarian keprajurltan meng- Pamungk Manggobdibyuini@ a m dil&rekibatkan lahimyaberbagaimaicapn koreoguafi, belakangi dari karp&aqa yang terdaRulu, wringkali digubah atas pcwintah raja ateu sep@i yang dibdtakan dalam -rat S a h bangsawan, diantaranya misalnya: beksan miruda yang berbunyi sehgai berikut : Berawal dari gerakan prajurit pengawal
,
,yang kemudianberkembangmenjaditari
,
,. Bandabaya, Bandayuda, Bandawala, dan
Bandawasa, yang digubah dalam abad kesembilan belas di keraton Paku Alaman Ybgyakarta (Mardjb, 1976). Palingtidak *ah ' dl antara beksantersebut ditatas, yaitu beksan . Bandayuda, juga dipergelarkan di keraton Mmgkunegarandi SurakaM.
"tng aahadeging Kataton lng Jenggalo, Prabu
I'
anamakake mnjata, kapmtraa pasma rakk pambeksane"(Kamajaya, 1981:In). 'Pada masa Kraton & m o , Pmbu lfwrrbu Amiluhur berkenan menciptakan tetri untuk putra-putranya, beiupak&mpUari mermbtiwva keris dan dhadhap, mta brupa IcetrmpHren berperang menggunakan senjata, ymg diserasikandengan pola lantai tari~ya.'
brmasuk paling terkmal ialah tgri Wireng .Tan Lawung diSumbrbMridaridua yaitu b k n Wireng Lawung Ageng, tarikan oleh empat orang laki-taki bern besar- dengan gaya yang gagah dan Beberapa tulisan yang teiah dipparkan di mngat; dan beksan Wireng LawungAlit, kan deh empat bran$" lakiiaki yang atas menunjukanadanyd keteikah antaratari kan lebih ramping, dengan gayayang perang atau tad keprajuritan dengan adanya ILIS. Tan Lawungini ditatikandengan ber- unsur-unsur gerak pencak silat dalam tari tombak (Clara, 1991:55). Sebagairnana tradisional di Sumkarh. Pencak silat pada intinya merupakan isebut di atas, jumlah penad yang relatif benluk bela din'. Artinya, pecak s'W adakh sebenarnya uk memperbhankan diri terhadap ngumngan. Stmula Dalamtad tradis'mal, sikap ini biasaakan penggamba kan dakm w k a n yang 9c~1rhgbii dua regu pasuketn, k lagi sea* visual. Urrsur gemkan hanya menampilkan psncak dlat yang m n r p upaya ~ pertahanyang menjadi represe rn &tau mrangan sucM mengalami pmms n. Contoh proses raduksi ini & i i &u di-gayawk$nWmgga tern oleh tan Handago &q& dern an yang ktsih temW darn Wkat Wa!a s e p d m i -karya tari baru yang me perbar dari tradbianal an dari tari keprajuritan, betakarigan dirnmbeberpfpg menjadi tan tunggai, antara laintari Eka dan PrawiraWatang yang digubaholeh tradiianal Surakarta. Sebagian Btmar M
ien ib-4
.UIC Ian
l i k ~ n aicti l
Kesamaandalam unswsfmktur kompcsbi m c a k silat dan tari d a ~ adilihat t dari Per-
k b i n y a terdiri atas urutan: a) d a m pemt pada tari w i m g yang tmbnnya : a) beksan, b) beksan, dan c)mundw beksan. @ samping itu, benhlk sajian kaduanya juga masangan, dan bentuk a i a n kebmpok, di @darntari W h n g juga terdapat tad tunggal ggkan d e h satu orang), tari hrpasangkt,den tari kelompok. $, Ada perbedaanantara pencak skit dan tsti
rujukanbri,pet& d man atp2u komograff3r pm&i W a j a v p e ~ sitat dm alirzln pencak 8itatDya. P e ~ ~ h m
silat untuk me*gerak pencak silat untuk
dalam m
dari beberaps gerak psRc#kgilat d&i h m a i alin, kmmtmWm bn, k silat mnaaunakan dan keharrnonisangemk dan irama.
ti, gerakan serangan dan menghindar lakan yang komposisinya sudah diatur ai dengan koreografi tari (Sedyawati,
sedangkan ddam
Sejumlah karya tari tradisional yang didptakandi dalam lingkungantmbdr kratun, dalam ha1inl &ton KasunananSurakiErta dan ssctikitb9nwdm 81 Ilngkun6~mp.Di ternbut addah jmis
mmawnum rkya b e r t pemg ~ am kejmijutitanI HJ inl terilh~tWSdari peperkemhnwn j d s tari Mfang. Vari ini barasai dart gemkan wm pengd npampsaj tradisional kraton itu lalu betkemberngmcanjsdi yerang, mengalak, dan mngintai, tari yang berrsifatkeprajuritan. Sersunggwhrtya, erakan tersebut telah melalui seorang penari kraton pada dasarnya jugp