q 6 3 9 6
MENYONGSONG
siuü Tim l y i i i i Dl SALA - SURAKARTA
MENJELANG I AKAN DILAKSANAKANNYA I M U K T A M A R M U H A M M A D I Y A H 43 BANDAACEH
PAK A.R. FACHRUDDIN
I
MENYONGSONG
SIDANG
TANWIR
MUHAMMADIYAH
Dl S A L A - S U R A K A R T A
MENYONGSONG
SIDANG TANWIR MUHAMMADIYAH D l S A L A -SURAKARTA
M E NJ E L A N G AKAN DILAKSANAKANNYA M U K T A M A R M U H A M M A D I Y A H 43 Dl BANDA ACEH
OLEH : PAK A.R. FACHRUDDIN
i
14 Februari 1 9 1 6 - 14 Februari
1994
DAFTAR
ISI
Kala Penganiar
ix
Mu'lamar Muhammadiyah ke - 43 di Banda Acch
1
Pak A.R. Saja
14
Muhammadiyah 82 Tahun Dengan Sementara Liku-likunya
17
Semoga Menjadi Bckal Bagi Saudara-Saudara yang Ingin Memimpin Muhammadiyah Masa-masa Mendatang
27
Perjuangan K.H. Achmad Dahlan Scbelum Mendirikan Muhammadiyah
37
Sistem Pengiriman Guru-guru
44
Posisi Tangan Waktu I'tidal
5C
A.R. Fachruddin dan Pokok-pokok Pemikiran Dakwahnya
5S
I.
&
Purwaka
II. Propaganda
9C
III. Jalan Propaganda
91
IV. Paling Mudah
105
V.
11*
Islam dan Sistem Propaganda
VI. Bagaimana Seharusnya Khotimah
12
z
12*
KATA
JUJU
UJVinUlUOUIVUii, ^
PENGANTAR
. I V H U J J
uw^
- M
J
saya menyebut peristiwa yang tengah terjadi, atau baru terjadi ataupun yang insya Allah tidak lama lagi akan terjadi, walaupun semuanya yang saya sebutkan itu tak ada hubungannya dengan hal-hal yang saya ingin kemukakan pada naskah ringkas tersebut. Adapun yang akan saya sebutkan untuk kali ini: 1. Waktu saya memulai menulis naskah ringkas ini, kebetulan pada hari Sabtu Pahing tanggal 4 Rabi'ulakhir 1415 bertepatan dengan tanggal 10 September 1994, persis hari berangkatnya ananda H . Ardjani Asdinardju Executif Sekretaris PP, berangkat dari Yogyakarta menuju ke Pecangaan Jepara ke rumah calon mertuanya untuk Sabtu malamnya diijabkan dengan calon isterinya. ± Siangnya jam ix
scpuluh, telpon kepada saya (pada hari Sabtu ini tadi) minta pamit, karena menurut katanya, kemarin sore datang ke rumah, tetapi saya sedang istirahat. 2. Hari Selasa tanggal 23 Agustus 1994, saya ke Jakarta ditemani isteri saya dan anak saya putra nomer enam yang bernama F a u z i menuju R u m a h Sakit Islam P K U Muhammadiyah Cempaka Putih Jakarta. Adapun asal mulanya, pada hari Jum'at 19 Agustus 1994/12 Rabi'ulawwal 1415 saya masuk eek up ke R S . P K U Muhammadiyah Yogyakarta. Hari Sabtu 20 A j u s t u s kebetulan di kantor P P . Muhammadiyah ada Sidang Pleno, Bapak-bapak anggota Sidang Pleno terutama yang datang dari Jakarta, datang memerlukan menengok saya. Karena kebetulan seperti yang sama-sama baru saja kita tahu, hari Selasa tanggal 28 Juni 1994 Ustaadz K . H . Ahmad A z h a r B a s y i r K e t u a P P . M u h a m m a d i y a h periode 1990/1995 meninggal dunia, yang semua kita benar-benar terkejut, karena selama ini sebelumnya kita hanya mendengar sehatnya, dan baru saja pulang dari haji tahun ini yang beliau dijadikan W a k i l A m i r u l Haj tahun 1994 ini. Selama ini tidak pernah mendengar sakitnya. Bahkan hanya mendengar terbang ke sini, terbang ke sana seolah-olah tak ada henti-hentinya. Saudara Doktor Watik Pratiknya dan Sdr. Dr. Sugiat yang bersama Bapak-bapak A n g g o t a P P . Muhammadiyah yang menengok saya, lalu melihat status saya hasil pemeriksaan eek up itu lalu menganjurkan saya supaya ke Jakarta dengan pernyataan bahwa di Rumah Sakit Islam P K U Muhammadiyah Cempaka Putih lebih lengkap, baik dokter-dokternya maupun perabotannya. Dan sayapun menyatakan kesanggupan saya dengan saya nyatakan, Baik, insya A l l a h . Dan nyatanya hari Senin 23 Agustus 1994 sayapun berangkat seperti yang telah saya katakan di atas. Pada tanggal 23 Agustus 1994 seperti yang sudah saya nyatakan, dengan ditemani isteri saya St. Qomariyah dan anak saya dr. Fauzi ± jam 8.50 dengan pesawat Sempati A i r dari Bandara Adisucipto berangkat ke Jakarta. Sampai Cengkareng Bandara
Sukamo Hatta ± jam 9.50, dan keluar dari pesawat setelah selcsai mengurus bagasi ± jam 11.00. Dijemput anak saya Drs. Sutrisno Muhdam dan Luthfi Pumomo. Terus menuju Rumah Sakit Islam Jakarta dan persis Adzan Dzuhur sampai dan terus masuk ke Kamar Mina nomer 8 yang memang sudah disiapkan. Alhamdulillah selamat, tak ada halangan suatu apa. Saya berada di Kamar Mina nomer 8 itu mulai tanggal 23 Agustus 1994 sampai dengan tanggal 1 September 1994 ± sepuluh hari. Sekeluar saya dari RSIJ saya kembali istirahat di rumah ananda Drs. H . Sutrisno Muhdam Cipulir Gang Amsar No. 7. Kebayoran Lama. Di Cipulir ± selama tujuh hari, karena tanggal 7 September saya kembali ke rumah Cik Di Tiro No. 23 Yogyakarta. Selama di Kamar Mina Nomer 8 saya didatangi Dokter Pujiraharjo, Dokter Kusairi, Dr. Yusuf, Dokter Bambang, Dokter Syafruddin, Dokier Fadlilah, Dr. Munawwar. Mungkin masih ada nama dokter lagi yang belum saya sebutkan. Adapun Dokter Sanusi sedang pergi ke Amerika. Sedangkan Dr. H. Subki Abdulkadir juga menengok saya. Selama saya bermalam di Kamar Mina Delapan, banyak mendapatkan kunjungan, dari Bapak H . Fahmy Chatib, S.E., Bapak Ir. H . Sanusi, Bapak H.M.S. Prodjokusumo bersama Ibu. Dr. Sugiat bersama para Dokter yang kebetulan selesai mendatangi pengajian para Dokter. Bapak Fathurrohman dan rombongan dari Malang yang ada hubungannya dengan Muktamar P.P.P., Sdr. H . Suratman H M beserta Bapak H. Ali Asikin bersama Ibu Asikin. Juga Ibu Dokter Prastowo Ibu ananda Palupi Mahasiswi Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sdr. H . Mukhtar Afrudi Anggota Pimpiann Wilayah merangkap Anggota DPR Daerah Bengkulu. Ustadz H . A . Rasyid Thalib dan Bapak Drs. H . Dja'far Murod Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang. Bapak H . Abdurrohman bin H . Qosim dengan rombongannya. Bapak Drs. H . Muh. Hanan Muhtarom. Ir. Wierdan, Drs. Suwardi Ketua Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jakarta Raya. Drs. H . M . Noor Widjojo beserta Ibu Noor Widjojo. Dr. H . Malihah Mu'ammal Muharrom, xi
Ny. Karimah Haiban H S , Ibu H . W a s i l a h B a r o z i , N y . Hadiroh Ahmad Muhsin, St. Wasingah, Dra. Maisun Lcgowo. Bapak H . A . dan Wahab Rajab beserta Ibu dari Ujung Pandang, yang tinggal di Jakarta Timur. M u n g k i n Bapak-bapak/Ibu-ibu ada yang tahu bahwa saya mempunyai anak: 1. Wasilah Sutrisno Muhdam tinggal di C i p u l i r Kcbayoran Lama, mengajar di S D Negeri. Mempunyai teman Guru-guru Puteri, juga ada yang putera sama-sama menengok saya. 2. Luthfi Purnomo yang mengajar di Pcrguruan A l A z h a r Kemang yang tinggal di Bintaro Selatan di depan Kantor Kelurahan Rengas Bintaro Selatan. 3. Farchan yang bekerja di kantor B . K . P . M . dan tinggalnya di Depok Tengah II. A d a sementara teman-teman anak saya Farchan tersebut ada pula yang lalu berombongan menengok saya di kamar Mina Delapan tersebut. D i samping itu kemenakan-kemenakan saya bahkan ada yang kepemah cucu saya, yang mendengar kalau saya dirawat di M i n a Delapan ada saja yang lalu menengok saya. Adapun maqsudul a'dzom yang ingin saya tulis pada naskah sekarang ini ialah menghadapi Sidang T a n w i r pada bulan Desember 1994 yang akan datang ini yang dimaksudkan untuk menghadapi Muktamar Muhammadiyah ke-43 di aceh insya-Allah. Di samping itu secara kebetulan Sdr. saya seamal perjuangan Muhammadiyah, Sdr. H . Bakri Syujak, putra Bp. K . H . Syujak pada hari Jum'at 4-11-1994/30 Jumadilawwal 1415 jam 14.00 siang meninggal dunia - A l l a h u m m a g h f i r l a h u warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu - Semoga mendapatkan Husnul Chotimah. Saya ikut sertakan j u g a tulisan-tulisan saya yang sudah-sudah j u g a tulisan-tulisan penulis dari Suara Masjid dan dari majalah Risalah dan dari tulisan-tulisan yang insya A l l a h tidak bertentangan dengan maksud-maksud ajaran Rasulullah s.a.w.
xii
Mudah-mudahan naskah kccil i n i ada manfaatnya bagi para putra-putri angkatan Muda Muhammadiyah Aisyiyah kita, yang kita harapkan untuk dapat melcstarikan gcrak langkah Muhammadiyah yang menuju tercapainya tujuan Muhammadiyah ialah yang dalam mencgakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam schingga tcrcapai masyarakat Islam Utama, yang adil dan makmur mendapatkan ridla A l l a h di atas negara dan masyarakat Republik Indonesia yang berdasar Pancasila dan U n d a n g - U n d a n » Dasar 1945. Insya A l l a h . Semoga. Wassalamu'alaikum wr. wb.
Yogyakarta, e
/
10 September 1994 4 R . Akhir
1415
Pak A R . Fachruddin.
Catatan:
Waktu saya menulis naskah ini umur saya sudah tujuh puluh delapan tahun. St. Qomariyah isteri saya ± tujuh puluh empat tahun Anak saya St. Wasilah Sutrisno ± lima puluh satu tahun. Syukriyanto Kholifah ± empat puluh sembilan tahun. St. Zahanah Sadikin ± empat puluh tujuh tahun. Luthfi Purnomo Barkah Setyawati ± empat puluh lima tahun. Farchan Tatik Budihartati ± empat puluh tiga tahun. Fauzi Uun llmiyati ± empat puluh tahun. S Wasthiyah Agus Purwantoro ± tiga puluh delapan tahun. xiii
MU'TAMAR MUHAMMADIYAH DI B A N D A A C E H
KE-43
Sebelum saya menggembirakan kcpada para keluarga M u h a m m a d i y a h , mengapa Mu'tamar M u h a m m a d i y a h ini kita putuskan untuk ditempatkan di Banda Aceh. Lebih dahulu ingin saya menyampaikan asal muasalnya nama Muktamar, dan mulai kapan Muhammadiyah menggunakan kata-kata Mu'tamar untuk menamai "Musyawarah Besarnya". Pada zaman Muhammadiyah masih dipimpin langsung oleh K . H . A h m a d Dahlan, musyawarah tersebut diadakan setiap akhir tahun dan dinamakan Algemene Leden Vergadering atau Jaarvergadering, atau kalau bahasa kita Indonesia Rapat Anggota Tahunan. Waktu itu diketuai oleh Bapak K . H . A h m a d Dahlan. Dengan demikian dapat diperhitungkan mulai tahun 1912 s/d. tahun 1923 ada sebelas kali. K . H . Ahmad Dahlan wafat pada tahun 1923. Sesudah zaman K . H . A h m a d Dahlan, Ketua Hoofd Bestuur Muhammadiyah beralih pada K . H . Ibrahim, mulai tahun 1923 s/d. 1933. M u s y a w a r a h tersebut di zaman K . H . Ibrahim dinamakan C O N G R E S . M u l a i Congres ke X V di Surabaya pada tahun 1926. Lalu Congres ke X V I di Pekalongan atau di Pekajangan pada tahun 1927. L a l u Congres ke tujuhbelas bertempat di Yogyakarta pada tahun 1928. Congres ke 17 itu diadakan pembaharuan atau pergantian anggota Hoofd Bestuur yang sembilan orang itu. Congres yang sambil mengadakan pembaharuan anggota Hoofd Bestuur tersebut lalu dinamakan Congres Besar atau Congres Agung. Congres ke 18 tahun 1929 di Solo. Pada Congres ke 18 di Solo para Utusan dari Daerah-daerah Karesidenan dianjurkan memakai pakaian Kebesaran Daerah masing-masing. Congres ke 19 tahun 1930 bertempat di Bukit Tinggi dan ditenarkan dengan Congres di M i n a n g k a b a u . K o n s u l 1
Muhammadiyah Minangkabau Buya A R . St. Mansur. Congres ke 20 tahun 1931 Congres Besar/Agung bertempat di Yogyakarta dan pemilihan Ketua Hoofd Bestuur masih kembali kepada K . H . Ibrahim lagi. Congres ke 21 tahun 1932 bertempat di Makassar, sekarang bernama Ujung Pandang. Konsul Muhammadiyah Makassar Bapak K . H . Hassan Corong. Congres kc 22 tahun 1933 bertempat di Semarang pada zamannya Konsul Muhammadiyah Semarang dipimpin oleh Bapak R. Dzul Karnain. Congres ke 23 tahun 1934 Congres Besar/Agung bertempat di Yogyakarta, bcrsamaan tcrpilihnya Bapak K . H . Hisyam menjadi Ketua Hoofd Bestuur Muhammadiyah, berhubung sebelum itu K . H . Ibrahim sudah wafat. Congres ke 24 Tahun 1935 bertempat di Banjarmasin. Pada Congres Banjarmasin inilah diputuskannya, bahwa untuk meningkatkan derajat ummat Islam khususnya Ummat M u h a m m a d i y a h , diputuskannya Sidang-sidang atau rapat-rapat Muhammadiyah harus menepati w a k l u . K o n s u l M u h a m m a d i y a h Banjarmasin B p . H . Zamzam Aidid. Congres ke 25 tahun 1936 di B e t a w i . Congres i n i diterkenalkan dengan Congres sepcrempat abad, yang waktu itu Konsul Muhammadiyah Betawi Bapak Kartasudarma, kakak Bapak Sarjono. Congres ke 26 tahun 1937 Congres Besar/Agung kembali bertempat di Yogyakarta dan bernama Congres Besar, karena ada pembaharuan A n g g o t a H o o f d Bestuur M u h a m m a d i y a h yang sembilan orang itu. Pada Congres ke 26 inilah ada perobahan besar. Hanya saja tidak disebarluaskan dalam koran. Pada Congres tersebut ada anggota-anggota yang mendapat suara terbanyak, tidak mau ditetapkan menjadi anggota Hoofd Bestuur. D a n ada beberapa
2
anggota-anggota H o o f d Bestuur yang sepuh-sepuh terpaksa mengundurkan diri sesudah pemilihan. Dan Ketua Hoofd Bestuur untuk periode 1937—1940 ditetapkan K . H . M a s Mansur yang dari Konsul Muhammadiyah Surabaya, yang sebenarnya tidak terpilih menjadi Calon anggota P P . yang sembilan orang. Congres ke 27 bertempat di Kota M a l a n g pada tahun 1938. Konsul Muhammadiyah Malang Bp. A . R . C . Salim. Trioya H . Nur Yasin dan Angku Rajab G a m i . Congres ke 28 bertempat di Kota Medan Sumatera Utara. Pada waktu itu sedang harum-harumnya nama K . H . Mas Mansur. Konsul Muhammadiyah Sumatera Utara pada waktu itu H . R . Muhammad Said yang baru saja meninggalkan gaji 350 gulden (Tigaratus limapuluh gulden) sebagai seorang pegawai B o m e o Sumatera Matschoppey ( B O R S U M A Y ) . Sedangkan Ketua Panitia Congres pada waktu itu Haji A b d u l M a l i k K a r i m A m r u l l a h yang mulai tenar-tenarnya nama H A M K A berhubung cerita romannya Tenggelamnya K a p a l V a n D e r w y k yang dimuat dalam Majallah Pedoman Masyarakat yang dipimpinnya. Waktu itu tahun 1939. Congres ke 29 Congres Besar/Agung kembali ke A l u n - A l u n Utara Yogyakarta. Waktu itu ditempatkan di sebelah Timur. Tahun 1940. Zaman Penjajahan Belanda Izin berdirinya Muhammadiyah, dinamakan Rechtpersoon. Menurut keterangan mereka yang tahu, lama rechtpersoon itu selama dua puluh sembilan tahun. Kalau berjalan baik, maka i z i n itu berlaku terus. D a n alhamdulillah, Muhammadiyah berjalan wajar, maka mestinya insya A l l a h dapat meneruskan gerak langkahnya berdasar A n g g a r a n Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya. Congres ke 30. Rencananya tahun 1941 ditempatkan di P U R W O K E R T O Banyumas. K o n s u l M u h a m m a d i y a h Banyumas pada waktu akan menerima Congres ke 30 itu Bapak K . H . A b u Daldiri. Namun secara kebetulan tanda-tanda Perang Dunia kedua sudah m u l a i . Negeri Belanda oleh Jerman sudah mulai dibom.
3
Karena itu Pcmerintah Hindia Belanda sudah mulai mengumumkan adanya Staat V a n Beleg atau keadaan Bahaya, atau Negara dalam keadaan pcrang. Karena itu walaupun Bangunan Gedung Congres ke 30 itu sudah mulai didirikan, bantuan-bantuan bcrupa keperluan Congres sudah sama didatangkan oleh Cabang-cabang sckitar Banyumas, namun Congres ke 30 tctap tidak dapat dilangsungkan.
Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah niscaya tidak akan terjadi. Tanggal S A T U M A R E T 1942 Balatentara D a i N i p p o n menginjakkan k a k i n y a dari R E M B A N G , Jawa T i m u r tanggal S E M B I L A N M A R E T , Pemerintah Hindia Belanda yang Gubernur Jendralnya Charda van Starkenborch dan yang Panglimanya T e r Porten mengangkat bendera putih tanda bertekuk lutut kepada Balatentara Dai Nippon. Balatentara Dai Nippon menjajah Indonesia, mulai Satu Maret 1942 s/d. Indonesia Merdeka. Proklamasi Indonesia Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Dengan demikian penjajahan Jepang resminya mulai tanggal 9 Maret 1942, 9 Maret 1943, 9 Maret 1944, 9 Maret 1945, 16 Agustus 1945 habis ± hanya tiga setengah tahun. Walaupun hanya tiga setengah tahun namun kurban, baik harta benda, maupun putra-putri Indonesia tidak terhitung entah berapa ratus ribu j i w a tidak terhitungkan. Putra-putri yang menjadi korban menjadi romusha, ataupun yang mati dalam peperangan, tak terhitung.
MUHAMMADIYAH S E L A M A DI Z A M A N JEPANG Balatentara Jepang termasuk Balatentara fasis. Muhammadiyah hampir tidak dapat berjalan, dalam arti gerak melaksanakan ajaran Islam. Anggaran Dasar Muhammadiyah dirobah menurut maunya
4
Jepang. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah K . H . Mas Mansur diambil oleh Pemerintah Jepang dijadikan anggota Empat Serangkai (Bung K a m o , Bung Hatta, K i Hajar Dewantara dan K . H . Mas M a n sur). Pusat Tenaga Rakyat di bawah Pemerintah Balatentara Jepang, K . H . Mas Mansur sampai menderita sakit dan pada tahun 1945 diganti oleh K i Bagus Hadikusumo. Empat Serangkai Pusat Tenaga Rakyat barulah bubar setelah Jepang dibom atom oleh Amerika. Dan dengan keberanian para pejoang bangsa kita Indonesia, Bung K a m o dan Bung Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Seingat saya pada zaman Jepang M u h a m m a d i y a h tidak mengadakan Congres. Ingat-ingatan, hanya mengadakan Silaturrahmi seluruh Tanah Jawa. Dan secara ingat-ingatan, pada masa akhir tahun 1941 atau pada awal tahun 1942 pada pertemuan Silaturrahmi Hoofd Bestuur Muhammadiyah, sudah memberikan pesan, kalaukalau, (siapa tahu) hubungan kita terputus, maka kepada para Konsul Muhammadiyah diberikan wewenang untuk bertindak sendiri-sendiri (dengan musyawarah bersama staf Konsulat Muhammadiyah di tiaptiap Daerah Karesidenan) untuk secara bijaksana melestarikan gerak Muhammadiyah. Dan kalau tidak salah ingatan saya, kepada Abuya a.r. Sutan Mansur waktu itu diserahi untuk mengadakan pengawasan Pimpinan Muhammadiyah di seluruh Sumatera. Hoofd Bestuur pada periode itu, kalau tidak salah terdiri dari kelanjutan keputusan Kongres ke 29 tahun 1940, dengan ada tambahan-tambahan K . H . M a s Mansur, K i Bagus Hadikusuma, K . H . Yunus Anis, K . H . Farid Ma'ruf, H . Abdul Hamid B K N , H . Basiran Noto, Mas Abdullah, R . H . M . Duri Dahlan, H . Hasyim, H . Muhadi, K . H . Ahmad Badawi. Sampai Congres ke 30 yang rencananya di Purwokerto itulah nama Congres itu sudah berakhir. Dan musyawarah pada zaman Indonesia Merdeka setelah 17 Agustus 1945, musyawarah tersebut bcrganti dengan nama Mu'tamar, diambil dari ayat "Wa'tamiru bil ma'ru-f'. 5
Kata-kata "Mu'tamar" d i m u l a i pada Mu'tamar kc 31 di Yogyakarta dipimpin oleh K i Bagus Hadikusuma pada tahun 1951 bertempat di Gcdung Notoprajan Yogyakarta. Dan mulai Mu'tamar kc 31 itu. Mu'tamar dilaksanakan tiga tahun sckali, dan setiap Mu'tamar diadakan pergantian atau pembaharuan anggota Pimpinan Pusat. Kata-kata Pimpinan Pusat menjadi pengganli kata-kata Hoofd Bestuur. Dengan demikian tidak ada lagi kata-kata Congres Besar/Agung sudah berganti dengan "Mu'tamar". Mu'tamar kc 32 bertempat di Purwokeno pada tahun 1953. sementara itu Muhammadiyah sudah ditinggalkan oleh Bapak K i Bagus Hadikusuma yang sudah meninggal sebelum Mu'tamar Purwokeno, namun bcliau sudah mcninggalkan pokok-pokok pikiran yang terumuskan menjadi Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang sudah dibahas dan disempurnakan pada Sidang Tanwir di Yogyakarta yang waktu itu anggota Pcmbahas dan Penyempurna Muqaddimah Anggaran Dasar tersebut antara lain Pak Hamka, Pak Zen Djambek, Pak Farid Ma'ruf, Pak K a s m a n Singodimedjo dan lain-lain, dilaksanakan di Yogyakarta sebelum Mu'tamar Purwokeno.
KETUA PIMPINAN PUSAT TANPA
PEMILIHAN
Muhammadiyah mulai zaman K . H . A h m a d Dahlan, yang secara resminya Ketua Pimpinan Pusatnya yang tanpa pemilihan : 1. Pada Kongres ke 26 tahun 1937 di Yogyakarta, K . H . Anis ayah Bapak K . H . M . Y u n u s yang suara pemilihannya terbanyak, tidak mau ditetapkan menjadi anggota P P . Sedangkan yang sepuh-sepuh Bapak K . H . Hisyam, K . H . Mukhtardan K . H . Syujak, memakai kebijaksanaan semua yang tiga orang sesepuh tersebut sama mengundurkan diri. Dan karena semuanya itu, maka Sidang Majlis T a n w i r memutuskan K . H . M a s M a n s u r yang Konsul M u h a m m a d i y a h Surabaya supaya ditetapkan menjadi
6
Voorsittcr Hoofd Bestuur Muhammadiyah periode 1937 — 1940. (Masih zaman Pcnjajahan Belanda) 2. Pada Mu'tamar Muhammadiyah ke 32 di Purwokeno tahun 1953 yang sembilan orang hasil pemilihan Mu'tamar tersebut, kalau tidak salah terdiri dari K . H . A . Badawi, K . H . Farid Ma'ruf, K . H . Yunus Anis, Dr. H . Syamsuddin, M r . R . H . A . Kasmat, M r . M . K a s m a n Singodimedjo, H . M . Djindar T a m i m i . H . H a s y i m . Bcrhubung sembilan orang tersebut scmuanya tidak ada yang sanggup menjadi Ketua, maka waktu itu K . H . Faqih Usman mengusulkan diadakan perobahan anggaran dasar, diadakan tambahan yang isi perobahannya ringkasnya di mana perlu dapat diadakan tambahan anggota yang di luar pemilihan Mu'tamar. Pada waktu itu Mu'tamar sekaligus diundang sebagai Mu'tamar luar biasa untuk mengesahkan perobahan Anggaran Dasar. Sesudah Mu'tamar diundang sebagai Mu'tamar luar biasa, perobahan Anggaran Dasar (tambahan fasal tersebut) lalu disahkan. Sesudah tambahan Anggaran Dasar tersebut disahkan, maka K . H . Faqih Usman lalu mengusulkan Abuya A . R . Sutan Mansur yang ditetapkan menjadi Ketua PP. M u h a m m a d i y a h periode 1953 — 1956. Untuk itu Bapak K . H . Mukhtar selaku sesepuh dan Penasehat P P . M u h a m m a d i y a h untuk memanggil dan menganjurkan Abuya A . R . Sutan Mansur untuk memenuhi keputusan tersebut. Bapak K . H . Mukhtar pun lalu memanggil Abuya A . r . Sutan Mansur selaku Konsul Muhammadiyah Minangkabau atau Sumatera Barat. Bapak K . H . Mukhtar menjelaskan, berhubung Saudara-saudara yang terpilih oleh Mu'tamar Purwokeno ini semuanya tidak ada yang sanggup menjadi Ketua P P . Muhammadiyah, tetapi semuanya menyetujui Angku St. Mansur yang menjadi Ketuanya, maka saya selaku Penasehat P P . M u h a m m a d i y a h secara mudahnya
7
memutuskan Angku A R . St. Mansur, hendaklah memimpin PP. Muhammadiyah seluruh Indonesia ini untuk masa jabatan 1953 s/d. 1956. Setelah terjadi wawancara antara K . H . Mukhtar dan Abuya A . R . St. Mansur, pada akhirnya A b u y a A R . St. Mansur menyanggupi menjadi Ketua P P . Muhammadiyah pada masa jabatan 1953 s/d. 1956. Mu'tamar pun menyetujui. Dan seketika itu juga Abuya A R . St. Mansur mencetuskan Khitlah sccara spontan pada waktu itu, yaitu: 1. Seluruh warga dan keluarga Muhammadiyah mcrebut jiwa khosyyah kepada Allah. 2. Muhammadiyah, ' A i s y i y a h , Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ' A i s y i y a h haruslah dapat mewujudkan satu gerak dan langkahnya, jangan sendiri-sendiri. 3. Seluruh warga dan keluarga M u h a m m a d i y a h harus melaksanakan Akhlaq Shalat Jama'ah. Adapun A . R . Fachruddin yang bukan orang asli Kauman itu lain lagi bentuknya. Waktu itu Mu'tamar Muhammadiyah ke 37 di Y o g y a k a r t a telah memutuskan 9 orang c a l o n anggota P P . Muhammadiyah yang Ketuanya sudah jelas ialah Bapak K . H . Faqih Usman - dan anggotanya A . R . Fachruddin, H . M . Djindar T a m i m y , Prof. D R . H . R o s y i d i , Prof. D R . H a m k a . Prof. H . K a s m a n Singodimedjo, D r . H . K u s n a d i , Ir. H . M . Sanusi, Drs. M u h . Djazman, H . Hasyim. Waktu Mu'tamar berlangsung, K . H . Faqih Usman tidak dapat ikut serta, karena sakit. Setelah Mu'tamar selesai, maka delapan orang yang terpilih bersama-sama berangkat ke Jakarta untuk bersama-sama dengan Bapak K . H . Faqih Usman akan menyusun komposisi dan mengatur program kerja selama satu masa jabatan. Pada waktu delapan orang mendatangi rumah Bapak K . H . Faqih Usman Jalan Subang N o . 9, Bapak K . H . Faqih Usman dapat menemui kita yang delapan orang dengan berjalan-jalan dan ketawa tersenyum, hanya saja tidak dapat bicara, suaranya tidak keluar.
8
Rupanya Bapak K . H . Faqih Usman sudah menyiapkan surat pamit scbanyak semua anggota Pimpinan Pusat yang delapan orang itu. Adapun isi surat pamit tersebut isinya kurang lebih berbunyi: Berhubung sakit saya, saya akan berobat ke negeri Belanda. Berobat saya ini akan dibeayai oleh Saudara Mintareja, S . H . Menteri Sosial Republik Indonesia. Selama saya berobat, pimpinan sehari-hari untuk di Yogyakarta saya percayakan Sdr. A . R . Fachruddin dan Sdr. H . M . Djindar Tamimy. Dan untuk di Jakarta saya percayakan kepada Sdr. Profesor D R . H . Rosyidi dan Profesor D R . Hamka. Demikianlah secara ringkasnya surat pamit Bapak K . H . Faqih Usman. Dan pada hari Kamisnya ± waktu dzuhur, beliau wafat Inna Lillahi wainna ilaihi ro-ji'un. Abuya A . R . Sutan Mansur sorenya ta'ziyah ke jalan Subang 9, lalu berkata di hadapan Profesor Hamka dan Dr. H . Kusnadi. Yang meninggal ini bukan Faqih Usman pribadi, tetapi Faqih Usman imam ummat M u h a m m a d i y a h seluruh Indonesia, karena sudah diputuskan oleh Mu'tamar Muhammadiyah baru saja selesai. Karena itu Faqih Usman, harus digantikan dahulu sebelum dikebumikan. Saya Penasehat P P . M u h a m m a d i y a h . K a l a u nasehat saya tidak dipakai, lebih baik saya jangan dijadikan Penasehat P P lagi. Bapak Prof. H a m k a dan Bapak Dr. H . Kusnadi mendatangi kami para anggota P P yang sedang istirahat di Menteng Raya 62 dan Bapak Prof. Hamka menyampaikan apa yang dikatakan oleh A b u y a A R . Sutan Mansur dan terus menyatakan berdasar surat pamit Bapak K . H . Faqih Usman, yang berhubung wafatnya K . H . Faqih Usman maka surat pamit tadi seolah-olah berubah menjadi surat wasiyat, maka saya usulkan Sdr. A . R . Fachruddin yang menjadi pengganti Bapak K . H . Faqih Usman. Tanpa dimusyawarahkan lagi Pak Prof. Hamka terus menjabat tangan saya, menyalami sambil mengatakan "selamat ber'amal". Bapak-bapak yang lainpun terus ikut menyalami saya. Hanya Pak Djindarlah yang menyatakan, baiknya dan menurut A R T Pak A . R . ini kita tetapkan sebagai Pejabat Ketua, sampai kelak
9
diputuskan oleh Sidang Tanwir yang akan datang. Sidang Tanwir di Ponorogo pada tahun 1969 dengan aklamasi menetapkan A.R. Fachruddin selaku Ketua sampai tahun 1971. Pada Mu'tamar ke 38 di Ujung Pandang tahun 1971 memutuskan A.R. Fachruddin Ketua P.P. sampai tahun 1974. Pada Mu'tamar ke 39 di Padang tahun 1974/1975, menetapkan A.R. Fachruddin masih selaku Ketua sampai tahun 1977/1978. Pada Mu'tamar kc 40 di Surabaya pada tahun 1978, A . R . Fachruddin ditetapkan selaku Ketua PP. Muhammadiyah sampai padatahun 1981. Pada Mu'tamar ke 41 di Sala Surakarta pada tahun 1985, yang pembukaannya diresmikan oleh Bapak Presiden Suharto. A . R . Fachruddin masih ditetapkan lagi selaku Ketua PP. Muhammadiyah sampai pada tahun 1990. Masa jabatan yang semula tiga tahun, lalu diperpanjang menjadi lima tahun. Diberlakukan mulai sesudah Mu'tamar ke 41 yang dilaksanakan di Sala Surakarta. Pada Mu'tamar ke 42 di Yogyakarta tahun 1990 A . R . Fachruddin oleh Persyarikatan, diizinkan mengundurkan diri dari Ketua PP. Muhammadiyah, dan digantikan oleh Ustadz K . H . Ahmad Azhar Basyir seorang ulama besar putra Bapak K . H . Basyir Mahfudz masih kemenakan almarhum Bapak K . H . Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah. Namun
Apapunyang dikehendaki Allah, itulah yang pasti terlaksana (terjadi) dan apapun yang tidak dikehendaki Allah, itulah yang tidak akan terjadi. A l Ustaadz K . H . Ahmad Azhar yang pada Mu'tamar ke 42 ditetapkan menjadi Ketua PP. Muhammadiyah masa jabatan 1990—1995, yang setiap hari seolah-olah, tak henti-hentinya naik 10
pesawat terbang, untuk mendatangi Muhammadiyah yang diperlukan/ memerlukan, tiba-tiba pada tanggal 28 Juni 1994 hari Selasa Subuh, bcliau dipanggil oleh A l l a h , justru setelah pulang dari pergi haji selaku W a k i l Amirul Haj tahun 1994.
TAHUN
1953,
PERMULAAN
Pimpinan Muhammadiyah Daerah Istimewa Aceh pada tahun 1953 oleh Ustaadz A b d u h Syam, dengan mempunyai staf orang tua yaitu Bapak Idham atau A n g k u Idham karena beliau berasal dari Pariaman Sumatera Barat. Mengundang A b u y a A . R . Sutan Mansur selaku K e t u a P P . M u h a m m a d i y a h yang baru ditetapkan pada Mu'tamar ke 32 pada tahun 1953 di Purwokerto dan baru saja pindah sekeluarga di Yogyakarta, untuk mengisi pada Musyawarah Wilayah Daerah Istimewa Aceh yang bertempat di Blangpidie A c e h Selatan. Bupati Aceh Selatan waktu itu Bapak Kamarusyid. Namun lain yang ditembak lain yang kena. A b u y a A . R . Sutan Mansur, karena baru saja pindah di Yogya, berhalangan, Bapak-bapak yang lainpun berhalangan. Tiba-tiba A . R . Fachruddin yang tahun 1953 itu belum menjadi anggota P.P., masih menjadi anggota " D z a w i l Qurba" P.P. Muhammadiyah, oleh A b u y a A . R . Sutan M a n s u r ditanya, bagaimana kalau A . R . yang diutus? A . R . Fachruddin, waktu itu menjawab, kalau diperintahkan, A . R . menyatakan "Sami'na waatho'na" berarti sanggup saja insya-Allah. Karena jawaban A . R . demikian, maka oleh A b u y a A . R . Sutan Mansur, ditetapkanlah A . R . Fachruddin sebagai Utusan P . P . Muhammadiyah untuk mendatangi Musyawarah Aceh di Blangpidie 11
Aceh Selatan itu. Walaupun kcdatangan A . R . Fachruddin memarig mengejutkan para anggota P i m p i n a n M u h a m m a d i y a h Daerah Istimewa A c e h . Y a n g diundang A b u y a A . R . Sutan M a n s u r . sedangkan yang diutus A . R . Fachruddin. Namun A l h a m d u l i l l a h , setelah Angku Idham menanyakan macam-macam pertanyaan, oleh A . R . Fachruddin mendapat jawaban yang cukup melegakan para anggota P i m p i n a n , maka A . R . Fachruddinpun diterima selaku Utusan P.P. M u h a m m a d i y a h menggantikan A b u A . R . Sutan Mansur. Secara kebetulan pada tahun 1953 itu A b u Daud Bireuh sedang beraksi mengadakan pembcrontakan kepada Pemerintah Daerah Aceh. Sesudah kedatangan A . R . Fachruddin di Blangpidie itu lalu secara langsung A . R . Fachruddin pernah diundang ke Aceh. Bahkan setelah Pimpinan M u h a m m a d i y a h berganti dari Ustaadz M u h . Abduh, kepada Ustaadz Tengku Dja'far Hanafiah, dan juga setelah A b u Daud Bireuh berhenti memberontak, A . R . Fachruddin pun dua tiga kali ke A c e h , bahkan pernah A . R . Fachruddin dipertemukan dengan A b u Daud Bireuh. D a n akhir-akhir ini setelah A . R . Fachruddin selaku Ketua P . P . M u h a m m a d i y a h , pernah bertemu dengan Menteri Bustanil A r i f i n dan juga dengan Profesor Ibrahim Hasan yang Gubernur Aceh pada waktu itu. M e n g e t a h u i secara l a n g s u n g , dapat m e l i h a t gerak Muhammadiyah di Blangpidie, gerak Muhammadiyah di Meulaboh, gerak Muhammadiyah di Lhokseumawe, gerak Muhammadiyah di Banda A c e h , gerak M u h a m m a d i y a h di A c e h Utara, juga dapat berwawancara dengan A b u Daud Bireuh setelah berhenti dari pemberontakannya dan setelah dapat berbincang-bincang dengan Gubernur Aceh waktu itu Bapak Prof. Ibrahim Hasan, dan setelah mendengarkan bagaimana cerita banyak Bapak Idham, Bapak Tengku Dja'far Hanafiah mengenai kesempatan A b u Daud Bireuh kepada Muhammadiyah, maka benarlah cerita orang, bahwa belum meluasnya Muhammadiyah ke daerah A c e h itu, karena dahulu pada tahun-tahun permulaan perkembangan Muhammadiyah pada waktu itu, karena oleh Pemerintah penjajah Belanda, M u h a m m a d i y a h
12
diserahkan kepada para T E U K U , yang menjadi pegawai pada Pemerintah Belanda pada waktu itu yang oleh putera-putera Aceh pada masa itu dipandang sebagai anthek-anthek dan sebagai begondal-begondal Belanda. Dan Belanda sudah dapat memperkirakan, andai kata Putera A c e h asli dapat menerima Muhammadiyah, j i w a permusuhannya terhadap B e l a n d a n i s c a y a bertambah berkobar-kobar dan menyala-nyala. Demikianlah, akal-akal licik Belanda, berusaha untuk menghalang-halangi agar Muhammadiyah jangan sampai diterima oleh Putera-putera Aceh Asli. Atas dasar semua yang sudah kita sebutkan di muka, maka justru: 1. Untuk perkembangan dan pendalaman Ajaran Islam yang bersumber kepada Al-Qur'an dan Sunnah. 2. Untuk keselamatan dan kebahagiaan bangsa dan Negara R e p u b l i k Indonesia yang berdasar P a n c a s i l a dan Undang-Undang Dasar 1945 jasmani ruhani, lahir dan bathin. 3. Untuk kelestarian dan pemerataan ke Muhammadiyahan. M a k a i n s y a A l l a h akan besar sekali manfa'atnya kalau Mu'tamar Muhammadiyah ke 43 ditempatkan di Banda Aceh yang selama ini dikenal dengan Serambi Mekkah itu. Semoga A l l a h Y a n g M a h a Kuasa lagi M a h a tahu akan segala-galanya akan berkenan melimpahkan rahmat, barokah dan kemudahan. A m i n ya Robbal 'a-lami-n. A m i n ya Muji-bas Sa-ili-n.
13
Pak
A . R . Saja
Bcbcrapa tahun yang lalu, scingat saya mulai ± tahun 1950, mulai saya tinggal di K a m p u n g K a u m a n Y o g y a k a r t a , saya memasyarakalkan nama saya dengan nama Pak A . R . Nama lengkap saya : Abdur Rozzaq banyak teman-teman kenalan saya memanggil saya Durajak atau Dulrajak. Tahun ± 1950 saya sudah bekerja pada Kantor Jawatan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta berkantor di Kepatihan yang waktu itu dikepalai oleh Bapak Profesor K . H . Faricd Ma'ruf. Saya bukan asli anak Kauman Yogyakarta. A y a h saya mulai tahun 1927/1928 sudah menetap terkcnalnya di desa Bleberan Kalurahan Banaran Kccamatan Galur Brosot Kabupatcn Adikarto Kulon Progo Daerah Projo Pakualaman. A y a h saya memang orang Desa tersebut. Orang-orang desa tersebut kalau memanggil ayah saya K i y a i Haji Fachruddin bin K i y a i Syahid. Adapun ibu saya N y a i Fachruddin anak dari K . H . Idris dahulu kabarnya Penghulu Masjid Pakualaman ± pada tahun 1920-an. Saya memang bukan orang Kauman Yogyakarta. Hanya saja. Ibu saya pada waktu mudanya pernah mempunyai suami Bapak H . M u h . dan Kauman. Mempunyai anak yang pertama bernama St. Asmah yang setelah dewasa bersuami dengan H . Tamim Dari bin K . H . Dja'far Kauman. St. Asmah dengan H . T a m i m D a n ini mempunyai anak : l . H . Dans Tamim: 2. H . M . Djindar Tamimy; 3. Prof. Dra. H . St. Baroroh Baricd. Ibu
saya tersebut, setelah mempunyai anak St. A s m a h
tersebut. lalu berpisah, kembali kc Pakualaman ikut Bapak K . H . Idris, mehjanda. 14
Konon ceritanya Bapak K . H . Fachruddin yang dari Bleberan itu menjadi L u r a h N a i b diangkat oleh Gusti W a k i l Pakualaman sebelum jumenengnya K G . Paku A l a m ke VII karena masih timur belum dewasa, pemerintahan diasto Gusti W a k i l tersebut. M u n g k i n mengantornya dengan Penghulu K . H . Idris ayah ibu saya yang waktu itu menjanda. Dan menurut cerita, karena isteri Bapak K . H . Fachruddin yang sepuh tidak mau diajak hidup di kota itu, mungkin dan karena beliau sering melihat Ibu yang menjanda itulah, kemungkinan oleh K . H . Idris, Bapak diijabkan dengan ibu saya itu. Dengan perkawinan antara K . H . Fachruddin dengan Nyai Maimunah yang menjanda, yang lalu menjadi N y a i Fachruddin itu lalu melahirkan mbakyu-mbakyu saya St. Waqi'ah (Ny. Abdulkadir di Blawong), St. U m i R o h m a h ( N y . M u h . Dalhar Srandakan), St. Zuhriyah terakhir ( N y . M u h . Daerobi), saya Pak A . R . , M u h . Zaenuddin Luqman, dan ada lagi adik saya yang meninggal masih kecil M . Dja'ar, M . Hadi dan ada lagi yang lahir kembar dan meninggal masih kecil. Y a n g seluruhnya Ibu saya dengan Bapak K . H . Fachruddin ini mempunyai sepuluh orang anak, jadi sebelas orang anak dengan mbakyu saya yang tertua, lain bapak, yaitu mbakyu Asmah. Dan sekarang i n i , pada waktu menulis naskah ini tinggal seorang saya sendiri, Pak A . R . i n i . Adapun cucu Beliau seluruhnya, dari mbakyu Asmah tiga orang, dari N y . A b d u l Kadir lima orang. Dari N y . H . Dalhar lima orang. Dari N y . H . Zuhriyah tujuh orang. Dari Pak A . R . tujuh orang. Dari Sdr. Luqman dua orang.
15
L A G U K E B A N G K I T A N U M M A T I S L A M SE DUNIA
16
M U H A M M A D I Y A H 82 T A H U N DENGAN
SEMENTARA
LIKU-LIKUNYA
Periode Ketua - ketua 1.
K.H.A. Dahlan pertama-tama.
pendiri
dan
Ketua
vang
Masa perintisan. Masa Babat alas. K . H . A . Dahlan. Tahun 1900 - san Mulai mengadakan pengajian-pengajian dengan bermacam-macam nama : Menanamkan Tauhid Mumi. Menjauhkan taqlid kepada madzhab. Kembali kepada Al-Quran dan Sunnah. Meninggalkan bid'ah. Meninggalkan adat kebiasaan. Merubah Qiblat. Hari raya dengan falak. Menyantuni fakir miskin dan yatim. Menanamkan jihad fi sabilillah dengan hana benda dan tenaga. Menanamkan Islam dengan jama'ah. Menanamkan penting dan perlunya da'wah Islam amar ma'ruf nahi munkar. Memberikan pengajian Islam Qur'an dan Hadits kepada Calon-calon Guru, Calon-calon Bupati dan orang-orang terpelajar. K . H . A . Dahlan tahu pentingnya berorganisasi. Memasuki Budi Utomo 1908. Memasuki Syarekat Islam. 17
K . H . A . Dahlan tahun 1912. Secara resmi mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Membasmi kebodohan. Kemunduran. Kejorokan. Kemiskinan. Mengatur Muhammadiyah secara moderen. Di zaman Kiyai munculnya Bagian-bagian Tabligh, Sekolahan, P . K . O . , 'Aisyiyah, Hizbul Wathon. Seluruhnya semasa 21 tahun. K . H . A . Dahlan mengadakan ungkapan yang bernilai tandas seperti : Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah. Agama Islam mustahil dicabut oleh Allah dari dunia sebelum kiyamat, tetapi tidak mustahil dicabut dari negara kita Indonesia. Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu. Ungkapan terakhir ini lahirnya melalui Nyai H . Ahmad Dahlan, diteruskan oleh K . H . M . Yunus Anis. Itupun lahirnya dipermukaan masyarakat Muhammadiyah baru setelah ada proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila. K . H . A . Dahlan selama perintisannya itu mendapat bantuan dari K . H . Fachruddin adik K . H . Syujak, dari K . H . Hisyam, dari K . H . Mukhtar, dari K . H . Syujak, K . H . Ibrahim. Itulah yang terkenal. Sedangkan yang lain-lain juga ada seperti dari R . H . Syarkowi, H . Ahmad Narju dan lain-lain. Untungnya juga tidak mendapatkan rintangan dari Sri Sultan Hamengku Buwono Ingkang Jumeneng ke VIII. K . H . A . Dahlan pernah menyampaikan tabligh ke Islaman kepada Gubernur Jendral. K . H . A . Dahlan tahu kegigihan kegiatan Agama Kresten, namun beliau bermain mendekatkan diri dengan Pemimpin-pemimpinnya yang terkenal dengan Dominie Bakker. 18
Dan Kiyai seolah-olah menyekolahkan salah seorang pembantunya, Bp. K . H . Zaini adik K i Bagus Hari Kusuma, dalam soal ilmu ke Krestenan, dengan maksud untuk melayani orang-orang Kresten. 2.
K . H . Ibrahim - Mulai tahun 1923 - 1933. K . H . Ibrahim memang oleh K . H . A . Dahlan sudah diketahui kealimannya, karena memang pernah mukim beberapa tahun di Makkah. Setelah menerima kepemimpinan dari Kiyai Dahlan, mulai menertibkan keagamaan para warga muhammadiyah ke dalam. Gerakan Adzakirin. Adzakirat. Memperhebat Walasrinya 'Aisyiyah. D i zaman K . H . Ibrahim, Muhammadiyah dengan mendapat keterangannya M u s l i m terpelajar, berani mengambil Subsidi Pemerintah Belanda. Muhammadiyah mulai keluar dari Yogya dengan "Congres"nya, mulai dari Surabaya tahun 1926, Pekalongan Pekajangan tahun 1927 dan seterusnya. Juga mulai mengirim Guru-guru/Muballigh-muballigh keluar Daerah, terutama keluar Yogya. Di zaman K . H . Ibrahim mulai adanya Khitanan Massal ( tahun 1924 ), juga mulai adanya Kongres Murid sekolah Muhammadiyah, walaupun bukan musyawarahnya. Hanya berkumpulnya. Adanya perlombaan-perlombaan pidato, olah raga, pameran gambar / lukisan anak-anak. Zaman K . H . Ibrahim inilah, Hoofd Bestuur Muhammadiyah melakukan bersama-sama amar ma'ruf nahi munkar kepada pribadi-pribadi Pimpinan Syarekat Islam dalam akan debat perpecahannya antara H.O.S. Cokroaminoto cs. dan K . H . Agus Salim cs. di Gedung Adidarmo Pakualaman. Namun oleh yang bersangkutan tidak diterima. Hoofd Bestuur Muhammadiyah secara
19
dcmonstratif meninggalkan rapai tersebut. 3.
K . H . H i s y a m - M u l a i tahun
1933 - 1937
Mcmajukan Sckolah-sekolah Muhammadiyah. S D , S M P , S M A , mcndapatkan Subsidi Pemerintah. Berdirinya Sekolah-sekolah Guru N o r m a l s c h o o l , H . I . K . , Inhcmschc M u l o . M c m p c r b a n y a k tanpa subsidi Madrasah Diniyah, Wustho, Tabligh School. Diperhcbatnya M u ' a l l i m i n . D i zaman K . H . Hisyam ini, munculnya Penolong Haji Indonesia ( P.H.I. ) yang diketuai oleh K . H . Syujak. Kcmajuan s e k o l a h - s e k o l a h M u h a m m a d i y a h yang sangat menonjol di daerah Y o g y a k a r t a dan Surakarta terutama. 4.
K . H . M a s M a n s u r - M u l a i tahun
1937 - 1942.
D i zaman ini digembirakannya pengajian para pengurus, para anggota Pimpinan Pusat. Dirumuskannya Langkah dua belas. Memperdalam iman. Memperluas faham A g a m a . Menyatukan langkah antara M u hammadiyah dengan Bagian-bagiannya. Intiqod ( zelf koreksi ). K i y a i mempraktekkan keikhlasan pengorbanannya untuk M u h a m m a d i y a h dengan m e l c p a s k a n n y a tawaran Pemerintah Belanda Empat ratus empat puluh delapan gulden, rumah, air, listrik bebas, dan fasilitas lainnya. H . R . M o h . Said meninggalkan F350 ( T i g a ratus lima puluh gulden ). Hasan D i n menua Bung Karno meiepaskan Dua ratus lima puluh gulden. Tom Olie Gorontalo meiepaskan pangkat Rajanya. 5.
K i B a g u s H a d i k u s u m a . 1942 - 1953. ( S e l a m a sebelas tahun ). Sesungguhnya zaman ini mestinya masih K . H . M a s Mansur. Tetapi dengan datangnya Balatentara Jepang, K . H . M a s Mansur
20
ditarik dengan paksa bersama-sama Ir. Soekarno, Drs. M u h . Hatta dan K i Hajar Dewantara. Muhammadiyah ditinggalkan, lalu diganti oleh K i Bagus Hadikusuma. Tentara Jepang melakukan Seikerei menyembah dewa matahari, dan mewajibkan Bangsa Indonesia berbual demikian. K i Bagus menentangnya dengan terang-terangan. K . H . Mas Mansur tidak kuat, sakit, sampai akhimya wafat. K i Bagus menghadapi zaman jepang. Menghadapi persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia merdeka, K i Bagus ter- keluar perkataannya bahwa yang merdeka dari penjajahan barulah bangsa Indonesia. K i Bagus turut serta menghadapi Kemerdekaan, zaman menetapkan Pancasila, dan menetapkan Undang-Undang Dasar 1945. Muhammadiyah mengalami berdirinya satu-satunya Partai politik Islam Masyumi sampai Masyumi membubarkan dirinya ± pada tahun 1960 zaman Presiden Soekarno. Walaupun Muhammadiyah, dari segi da'wah ternyata rugi, namun tetap menyatukan diri, sampai Masyumi membubarkan diri. 6.
Abuya H.A.R. Sutan Mansur. Memangku jabatan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mulai tahun 1953 - 1959. Melalui Mu'tamar Muhammadiyah Palembang. Keluarga Muhammadiyah banyak centang perenang, karena suasana politik, jalan lïkiran pemimpin-pemimpin Muhammadiyah terpecah-pecah karena berbeda-bedanya pandangan politiknya. Buya A.R. Sutan Mansur berusaha menyatukannya.
7.
K . H . M . Yunus Anis. Tahun 1959 - 1962. Masih dalam usaha menyatukan centang perenangnya 21
ummat M u h a m m a d i y a h . U s a h a m e n g a d a k a n pendekatan Muhammadiyah dengan Pemerintahan Soekarno yang sudah banyak dipengaruhi oleh Panai K o m u n i s Indonesia A i d i t . Walaupun kc-Islaman Bung Karno sejak terbina oleh Ustaadz A . Hasan Bandung sampai setelah menjadi suami Fatmawati puteri Hasan D i n , tidak meragukan, namun karena keuletan P K I A i d i t menggelutinya sampai-sampai Muhammadiyah berusaha mendekati dan menariknya secara sungguh-sungguh. D i zaman B p . H . M . Yunus A n i s i n i l a h diusahakan m e l a h i r k a n R u m u s a n Kepribadian Muhammadiyah yang diketuai oleh K . H . Faqih Usman dan yang diputuskan pada Mu'tamar Setengah Abad di Jakarta. 8.
K.H.A.
Badavvi. 1962
-
1965.
Periode ini periode yang Muhammadiyah benar-benar dalam kesulitan. Muhammadiyah tetap mempertahankan diri selaku Gerakan Da'wah Islam amar ma'ruf nahi munkar. Presiden Soekarno dengan terus terang menyatakan dirinya Muhammadiyah. Tetapi karena dirangkul oleh P K I A i d i t , Soekamo memusuhi pemimpin-pemimpin Muhammadiyah yang M a s y u m i . A l h a m d u l i l l a h A l l a h m a s i h menjaga kesatuan Muhammadiyah dan jati dirinya yang Qur'an dan H a ditsnya itu. 9.
K.H.A.
Badawi.
1965
-
1968.
Periode ini M u h a m m a d i y a h masih meneruskan k e s u l i t a n n y a , menjaga k e p r i b a d i a n n y a . Tetapi pemerintah Soekarno masih sangat kuat dipengaruhi P K I A i d i t . Pada Periode inilah ada istilah pemain kelas berat, pemain kelas bulu. K.H.A. Badawi sampai mempertaruhkan kepercayaan, kesungguh-sungguhan keimanannya 22
kepada Allah. Para pemain kelas berat, alhamdulillah dapat menerima. Prof. Abd. Qahhar Mudzakkir, Prof. Hamka. Prof. Rasyidi, Dr. Syamsuddin, Prof. Kasman Singodimedjo, K . H . Faqih Usman. Dr. H. Ali Akbar. A.R. Sutan Mansur. 10.
K . H . Faqih Usman. 1968 - Satu minggu.
11.
A . R . Fachruddin. 1968 - 1971 ( 3 tahun ). Memurnikan Muhammadiyah selaku Gerakan Da'wah Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
12.
A . R . Fachruddin. 1971 - 1974/1975 ( 4 tahun ) Memurnikan Gerakan Da'wah Islam Nahi Munkar dan mengusahakan kerjasama dengan Orde Baru Soeharto.
13.
A . R . Fachruddin. 1974/1975 - 1978 ( 4 tahun ) Memurnikan kepribadian Muhammadiyah dengan mempererat kerjasama dengan Orde Baru Soeharto.
14.
A . R . Fachruddin. 1978 - 1985 ( 7 tahun ) Masih dalam usaha memurnikan sebagai Gerakan Da'wah Islam Amar Ma'ruf Nahi Munkar dan menjaga utuhnya kerjasama dengan Orde Baru Soeharto.
15.
A . R . Fachruddin. 1985 - 1990 ( 5 tahun ) Mulai menampilkan Angkatan Muda Cendekiawan.
23
Mars Muktamar Muhammadiyah Ke • 43
24
MARS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE 43 DI BANDA ACEH
25
Mars Mu'tamar Muhammadiyah Ke 43 di Aceh serambi Mekah
26
SEMOGA MENJADI BEKAL BAGI SAUDARA-SAUDARA YANG INGIN M E M I M P I N M U H A M M A D I Y A H DI M A S A - M A S A MENDATANG
Saya A . R . Fachruddin, yang sekarang ini sudah berumur 78 tahun (14 Februari 1916 s/d. 14 Februari 1994 ditambah Maret, A p r i l , M e i , Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November). Yang mulai tahun 1935 menjadi Guru Muhammadiyah yang berarti sudah mempunyai pengalaman sedikit-scdikit memimpin Muhammadiyah, dari yang Ranting sampai yang di Pimpinan Pusat. Berarti dari tahun 1935 s/d. tahun 1994 sekarang ini ± lima puluh sembilan tahun. Dengan tidak ada maksud untuk bersombong-sombong, hanya dengan maksud sekedar untuk berjelas-jelas. 1935 1942 1945 1960
s/d. s/d. s/d. s/d.
1942. 1945. 1960. 1990.
Zaman Zaman Zaman Zaman
Penjajahan Belanda Penjajahan Tentara Jepang Merdeka Orde Soekarno Merdeka Orde Soeharto.
Para Pimpinan Muhammadiyah yang saya ketahui sementara riwayat hidupnya antara lain:
K . H . Ahmad Dahlan yang pendiri Muhammadiyah. Saya tahu sedikit-sedikit riwayat hidup K H A . Dahlan itu dari cerita-cerita yang dicerita-ceritakan oleh ayah dan ibu saya, yaitu K . H . Fachruddin yang menjadi suami ibu saya Nyai Maemunah/Nyai Fachruddin dan selama saya bertetangga dengan Bapak-bapak K . H . Syujak, K . H . - Mukhtar, K . H . Wasul Dja'far, dan selama saya banyak mendapat * cerita-cerita dari Bapak-bapak Pemimpin Muhammadiyah lainnya. 2. K . H . Syuja'; 3. K . H . M u k h t a r ; 4. K . H . H i s y a m ; 5. K i Bagus 27
Hadikusuma; 6. K . H . Z a i n i . ahli Kristologi; 7. Ustadz H . A s l a m Zainuddin; 8. Jendral Sudirman; 9. Jendral Sarbini; 10. K . H . Ahmad Badawi; 11. K . H . M . Yunus Anis; 12. K . H . R . Hadjid; 13. K . H . Mas Mansur; 14. A b u y a H . A . R . St. Mansur; 15. Prof. K . H . Abdul Kahar M u d z a k k i r ; 16. Prof. K . H . Faricd Ma'ruf; 17. K . H . Hasyim; 18. R. Mulyadi Djojomartono dari Solo; 19. K . H . Asnawi Hadisiswoyo; 20. Ustaadz H . M u h . M u a m m a l ; 21. K . H . Dalhar B K N ; 22. H . A b d . Hamid B K N ; 23. H . M . W a z i r Nuri; 24. Dan lain-lain yang termasuk para Senior/Sesepuh dalam Muhammadiyah. Dari pelajaran para P i m p i n a n / S c n i o r para S c s c p u h Muhammadiyah, juga dari hasil mcmbaca kitab Tarikh para Nabi khususnya Tarikh Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wasallam, maka dalam salah satu pcrtemuan para peserta Kursus Kader M u h a m m a d i y a h , saya pernah berbicara, untuk bekal bagi Saudara-saudara yang ingin m e m i m p i n M u h a m m a d i y a h , saya membcrikan garis-garis kepemimpinan antara lain: Memimpin, mengclola, menggerakkan Muhammadiyah, harus difahami, bahwa yang dipimpinkan, yang digerakkan, bukan sekedar organisasinya, tetapi justru yang dipimpinkan itu adalah Agama Allah A g a m a Islam yang berdasar A l - Q u r ' a n dan Sunnah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam. Seperti halnya Rasulullah memimpinkan Agama Islam kepada para sahabat-sahabatnya waktu itu. tidak pcmah menyempumakan interestnya sendiri. A g a m a Islam yang dipimpinkan, harus murni dari A l l a h . Jangan dicampuri. Betul-betul semua yang dari wahyu A l l a h . Wama 'alaina Mal balagh. Begitulah Rasulullah Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam. Saudara-saudara yang akan memimpinkan Muhammadiyah, juga tidak benar kalau dicampuri dengan interestnya pribadi-pribadi sendiri. Karena itu siapapun yang mau memimpin Muhammadiyah, haruslah yang pertama niyatnya ikhlas karena A l l a h . B u k a n untuk mencari kcdudukan, keduniaan atau mencari kekayaan atau karena lain-lainnya yang sifatnya keduniaan.
28
Karena memimpin, menggerakkan Muhammadiyah itu pada hakekatnya memimpin dan menggerakkan A g a m a Islam yang berdasar dan dikembalikan kepada Al-Qur'an dan hadits atau Sunnah yang sohih, maka K i y a i H . Ahmad Dahlan sampai pcmah berucap: Hidup-hidupilah
Muhammadiyah
danjangan mencari hidup di
Muhammadiyah. Apakah karena ucapan Pendiri Muhammadiyah i n i , lalu Guru-guru Muhammadiyah, Dokter dan Karyawan-karyawan dalam Rumah Sakit Muhammadiyah, tidak boleh menerima gaji? Apakah karena Ucapan Pendiri M u h a m m a d i y a h yang demikian itu, lalu Anggota-anggota Muhammadiyah tidak dibenarkan menjadi anggota D P R , menjadi anggota M P R , menjadi anggota D P A , atau menjadi Bupati, menjadi Danrem, menjadi Pangdam, menjadi Gubernur, menjadi Duta Besar, menjadi M e n t e r i , dan sebagainya dan sebagainya? Apakah Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah tidak boleh menerima gaji? Muballigh/Muballighat dalam Muhammadiyah, dalam ' A i s y i y a h , dalam Pemuda M u h a m m a d i y a h , Nasyi'atul 'Aisyiyah tidak dibenarkan menerima ongkos jalan? Lalu apa harus jalan kaki? Tidak dibenarkan naik mobil, naik Kereta A p i ? N a i k Pesawat Terbang? A p a begitu? Menurut cerita Bapak K . H . Syujak, sejak zaman K . H . A . D a h l a n , M u b a l l i g h - m u b a l l i g h y a n g diutus b e r t a b l i g h ke tempat-tempat di luar Yogyakarta juga tentu diberi ongkos jalan. Dengan d e m i k i a n jelas, bahwa "jangan cari hidup dalam Muhammadiyah" yang diungkapkan oleh Bapak K . H . A . Dahlan yang Pendiri Muhammadiyah itu bukan dimaksudkan, untuk serta gratis-gratisan itu. N a m u n yang jelas, juga jangan sampai warga M u h a m m a d i y a h secara gegabah menggunakan harta m i l i k Muhammadiyah yang pada umumnya harta milik Muhammadiyah hasil dari wakaf, atau infaq dari para warga Muhammadiyah bahkan banyak juga harta yang berasal dari para yang simpati kepada Muhammadiyah. Dan K i y a h i Dahlan mengajak kepada para warga Muhammadiyah mengorbankan sebahagian harta uangnya untuk
29
mcmbiayai gerak dan jalannya Muhammadiyah. Dan yang demikian itu oleh Kiyai dijelaskan. asal ikhlas, termasuk ibadat kepada Allah dan hebatnya Kiyai sendiri benar-benar memberi contoh kepada para warganya, dengan menginfakkan scbagian hana uangnya. Dengan demikian menggerakkan atau mcngelola Muhammadiyah, pada hakekatnya mengelola atau menggerakkan Agama Allah, Agama Islam. Kiyai H . Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah yang dimulai pada tanggal Delapan Dzulhijjah tahun 1330 Hijriyah. pada hakekatnya adalah menggerakkan Agama Islam yang bersumber pada A l - Q u r ' a n dan Sunnah. Hakekatnya menggerakkan atau menghidupkan Al-Qur'an dan Sunnah. karena K i y a i Dahlan pada waktu itu tahu benar bahwa Al-Qur'an dan Sunnah boleh dikatakan telah mati. Memang A g a m a Islam masih ada, tetapi Islam yang tinggal namanya. Islam sudah bercampur dengan adat kebiasaan yang macam-macam, bercampur dengan macam-macam takhayyul, dengan macam-macam khurafat dan dengan macam-macam bid'ah, walaupun dengan berselubung dengan kebudayaan, berselubung dengan kesenian dan lain-lain sebagainya. Dan . . . . K . H . A . Dahlan menginginkan dihidupkannya A g a m a Islam yang murni yang kembali bersumber Al-Qur'an dan Sunnah itu. Oleh karena itu, mengelola atau menggerakkan Muhammadiyah, tidak semata-mata menggerakkan atau mengelola organisasinya, melainkan mengelola atau menggerakkan "Agama Islamnya". Itulah sebabnya maka untuk ber Muhammadiyah, diperlukan benar-benar rasa ke Ikhlasan, semata-mata karena A l l a h dan supaya diniatkan untuk beribadat kepada Allah. Mengelola atau menggerakkan M u h a m m a d i y a h memang memerlukan cara-cara atau ilmu-ilmu sekarang. Seperti umpamanya dalam Khittah keputusan Muktamar Palembang diputuskan: Dengan organisasi teratur M u h a m m a d i y a h menjadi kuat. Dengan administrasi yang tertib, M u h a m m a d i y a h terjaga daripada fïtnah. Menggerakkan atau mengelola M u h a m m a d i y a h memerlukan 30
rasa "Keprihatinan" yang didasarkan atas rasa "tanggung jawab kepada Allah". R a s u l u l l a h sallallahu 'alaihi wasallam dalam soal rasa keprihatinan itu benar-benar menjadi contoh utama. Walaupun kita tahu bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam oleh Allah memang diciptakan untuk menjadi contoh utama dalam segala hal.
Sungguh ada untuk kamu dalam jiwa dan pribadi Muhammad Rasulullah itu merupakan contoh yang bagus bagi siapa yang mengharapkan keridlaan Allah dan pada hari akhir dan senantiasa ingat kepada Allah sepanjang masa = AlAhzab 21 = A l l a h menyifati keprihatinan Rasulullah untuk ummatnya dengan sabdanya:
Sungguh telah datang kepada kamu seorang Rasul Utusan Allah darijenis kamu yang sangat berat baginya hal-hal yang menyusahkan kamu, sangat besar keinginannya untuk keselamatan kamu dan kepada mereka yang beriman, sangat kasih sayang. At-Taubah 128.
31
Maka jika mereka itu berpalirig, maka katakanlah cukuplah bagiku Allah. Tidak ada yang sebenarnya patut disembah kccuali Allah. Kepada Allah aku berserah diri dan Allah itu Tuhan yang mempunvai 'arasy yang agung. At-Taubah a\at 129. Pada ayal 128 Surat Taubat, A l l a h mcnjelaskan bahwa keprihatinan Rasulullah yang benar-benar mendalam, memprihatinkan ummat manusia jangan sampai celaka, jangan sampai susah sengsara dan Rasulullah benar-benar prihatin bagaimana supaya ummat manusia ini mcndapalkan kebahagiaan. Dua keprihatinan tersebut "jangan sampai ummat manusia celaka" dan bagaimana "agar ummat manusia berbahagia". Semuanya itu didasarkan atas rasa "rouf" dan "rohiem". K . H . A . Dahlan mendirikan Muhammadiyah karena didorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam, karena kc-Islaman bangsa Indonesia pada masa itu, kc-Islaman yang tidak kembali kepada kitab Suci A l - Q u r ' a n , tidak kembali kepada jejak dan perilaku Rasul Utusan A l l a h yang Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam itu. K i y a i prihatin, bangsa Indonesia yang waktu itu kurang lebih 40 juta, yang mayoritas beragama Islam itu dijajah Belanda yang Kristen itu. K i y a i prihatin, bangsa Indonesia yang karena ke-Islaman yang tidak benar itu menjadi bodoh, mundur, tidak berkemajuan sehingga kalah dengan bangsa Belanda yang tidak banyak itu. K i y a i prihatin karena bangsa Indonesia yang mayoritas muslim itu mudah terpecah-pecah, mudah diadu domba oleh penjajah Belanda pada waktu itu. K i y a i prihatin, sampai-sampai pernah bertegas-tegas: Memang tidak mungkin Islam lenyap dari dunia sebelum kiyamat. Tetapi bukan hal yang mustahil, kalau Islam dapat terhapus dari Indonesia, seperti Islam di Spanyol dan lain-lain. K i y a i prihatin, sampai-sampai beliau pernah berwasiat " A k u
32
lilipkan Muhammadiyah ini kcpadamu" tcntunya dengan harapan supaya kiia-kita ini meneruskan mcnycbar luaskan Agama Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah ini. K i y a i Dahlan karena keprihatinannya kepada anak cucu, sampai naschatnya terhadap dirinya ditulis pada dinding yang apabila beliau berbaring terletang, dapat membacanya. Atau juga ditempclkan pada meja tulisnya, hingga setiap beliau duduk di situ beliau dapat membacanya. Adapun nasehatnya itu menurut riwayat K i y a i H . A . Badawi almarhum, berbunyi:
Diterjemahkan bebas: Hai Dahlan, sungguh telah nampak bahaya yang dahsyat, peristiwa-peristiwa yang mengerikan telah berada di haadpanmu. Tidak boleh tidak, engkau pasti berhadapan
dengannya.
M u n g k i n engkau terlepas dari malapetaka itu, tetapi mungkin pula terjerumus binasa. Hai Dahlan. Coba bayangkanlah apa dayamu di kala engkau menghadap dengan sendirimu di hadlirat A l l a h . Sedang di kala itu di mukamu telah tersedia = Maut, kepastian menghadapmu ke hadlirat A l l a h - perhitungan yang memutuskan nasibmu terakhir - Syurga dan juga Neraka. Nah, kenangkanlah olehmu kepada perhatian yang telah 33
mcndekali engkau, dari scgala pcristiwa-peristiwa yang ada di mukamu. Dan tinggalkanlah semua yang mempengaruhi j i w a m u . BulaLkanlah pcrhalianmu hanya kepada Allah semata-mata. Wassalam. Saudara-saudara yang berbahagia. Y a n g Pimpinan ataupun yang Anggota Muhammadiyah. yang 'Aisyiyah, yang Pcmuda, yang Nasyiah, yang Majelis-majclis, yang Ortom-ortom, yang Dosendosen, yang Guru-guru, yang Ikatan M a h a s i s w a , yang Ikatan Remaja, yang Tapak Suci Putra Muhammadiyah. Kalau yang Rasulullah Nabi M u h a m m a d sallallahu 'alaihi wasallam memang demikian mendalamnya keprihatinannya. Bahkan yang hanya Kiyai Dahlan saja begitu jelas dan nyata keprihatinannya, sampai-sampai harta kekayaannya dikorbankan, bahkan hidupnya saja dipertaruhkan, justru karena keprihatinannya, memikirkan Agama Islam, Agama Allah. Lalu bagaimanakah kita yang mendapat titipan Muhammadiyah yang dari Kiyai Dahlan ini. Lalu bagaimana? Untuk akhir makalah ini: 1. Marilah mengikuti keprihatinan Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam memprihatinkan Saudara-saudara kita sesama muslim : K i t a prihatinkan tauhidnya, ibadahnya, akhlaq Islamiyahnya, yang masih dekat-dekat kepada laku-laku syirik, laku-laku takhayyul, laku-laku khurafat, laku-laku bid'ah dan sebagainya. Kepada mereka jangan dimaki-maki, jangan dimarah-marahi. Tetapi kita prihatinkan, kita ajak dan kita do'akan. 2. M a r i l a h kita mengikuti keprihatinan K i y a i Dahlan, kita prihatinkan Saudara-saudara kita sesama warga Muhammadiyah, 'Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul 'Aisyiyah, Guru-guru Muhammadiyah, Dosen dosen Perguruan T i n g g i Muhammadiyah, kita prihatinkan ke Muhammadiyahannya. 34
3. Kita prihatinkan para keluarga kita para sanak saudara kita, para tetangga kita yang sedang terbujuk ikut-ikut beragama Kristen. Marilah kita prihatinkan, semoga Allah melimpahkan petunjuknya, lekas kembali kepada A g a m a A l l a h , Agama Islam yang bersumber Al-Qur'an dan Sunnah. Jangan kita marahi mereka, marilah kita ajak, marilah kita do'akan. 4. Marilah kita prihatinkan remaja-remaja kita yang kita harapkan menjadi penyambung dan penyempurna sejarah kehidupan sejarah kemegahan dan kejayaan ummat, bangsa dan negara Pancasila kita, justru kini banyak yang terlanda oleh kebcjatan dan moral kenakalan yang diakibatkan derasnya kebudayaankebudayaan serba benda yang materialistis itu. • Sebagai penutup marilah kita m e m ó h o n kepada A l l a h dengan mengambil barokahnya amal-amal kita yang ikhlas yang kita laksanakan selama i n i , semoga A l l a h berkenan mengabulkan permohonan kita. A m i n Y a Robbal 'a-lamin.
35
Dengan menyebut A s m a A l l a h yang Maha Rahman dan yang Maha R a h i m . Segala puji hanyalah untuk A l l a h Tuhan Pcncipta Pemelihara dan Pengclola alam semesta. Puji-pujian sclaras dengan banyaknya nikmat-nikmatnya dan yang sesuai dengan bertambahtambahnya nikmat A l l a h . Y a A l l a h ya Tuhan k a m i , hanya untukmulah segala puji sesuai dengan kemuliaan/keluhuran pribadiMu dan kebcsaran/keagungan kekuasaanMu. Y a Allah ya Tuhan kami, kami telah banyak menganiaya diri kami. Apabila Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, pastil ah kami menjadi mereka yang merugi. Y a Allah ya Tuhan kami, janganlah kiranya Engkau menyiksa kami, di saat kami lupa ataupun di saat kami tcrsalah. Y a A l l a h ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami, beban berat seperti yang Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum k a m i . Dan janganlah Engkau bebankan hal-hal yang kami tidak mampu memikulnya. Maafkanlah kami. Ampunilah kami. Kasihanilah kami. Engkaulah Pelindung kami. Dan tolonglah kami untuk mengalahkan mereka yang kafir. Y a Allah ya Tuhan kami. Ampunilah kami. Kasihanilah kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami mengalahkan mereka yang dzalim. Y a A l l a h ya Tuhan kami, karuniakanlah kami dan isteri-isteri kami dan keturunan-keturunan kami, yang menyenangkan kami dan jadikanlah kami untuk mereka yang bertaqwa kepadaMu, menjadi pimpinan. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari s i s i M u . Sungguh Engkaulah, Allah yang M a h a Pemberi. Semoga A l l a h melimpahkan salawat kebaikan kepada N a b i Muhammad, kepada para keluarganya, kepada para
sahabatnya
semuanya. Subha-na rabbika, rabbil izzati 'amma yasifun, wasala-mun'alah mursali-nawalhamdu lilla-hi rabbil 'a-lami-n. 36
P E R J U A N G A N K . H .A H M A D D A H L A N S E B E L U M MENDIRIKAN MUHAMMADIYAH Dikutip dari tulisan : Sutrisno Kutojo dan Drs. Mardanas Safwan Pencrbit Angkasa Bandung
Sesudah K.H. Ahmad Dahlan k e m b a l i dari M a k k a h , p i k i r a n n y a telah dipenuhi oleh cita-cita pembaharuan dalam penyebaran Islam. Timbullah niatnya untuk menyebarkan cita-cita itu di Indonesia, K.H. Ahmad Dahlan berkata, "Kemunduran Islam di Indonesia berasal dari masyarakat sendiri. Ajaran lama masih kuat dianut. Bercampur baur dengan kepercayaan lainnya, sehingga ajaran Islam yang murni menjadi pudar dan kabur." M e m a n g banyak hal-hal dalam masyarakat waktu itu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misalnya: memuja-muja makam, dan meminta-minta rezeki pada tempat yang dianggap keramat. Padahal seorang pemeluk agama Islam harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapat kemajuan. Usahanya itu harus berdasarkan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Pemurah. K.H. Ahmad Dahlan juga tidak menyukai susunan masyarakat di Jawa waktu itu. Perbedaan antara kaum bangsawan dengan rakyat biasa memang terlalu besar. Padahal agama Islam menganjurkan persamaan di antara umat manusia. Manusia itu dilahirkan sama. Yang membedakan derajat seseorang dari yang lain ialah amalannya yang baik. Terhadap penjajahan K.H. Ahmad Dahlan juga tidak suka. 37
Pemerintah Hindia Belanda seringkali menghalang-halangi bcrkcmbangnya agama Islam, lagi pula penjajahan antar bangsa tidak cocok dengan ajaran Islam. A g a m a Islam menganjurkan supaya bangsa-bangsa di dunia hidup rukun. K.H. Ahmad Dahlan mengakui, bahwa umat Islam masih terbelakang. Beliau selalu menganjurkan. "Kita harus berusaha pendidikan,
lebih giat. Kita
kemasyarakatan
harus
dan keadaan
memajukan
ekonomi
dan
kebudayaan." Gagasan ini selalu dikemukakannya kepada murid-muridnya. Mereka juga disuruh mempelajari buah pikiran tokoh pembaharuan Islam, M o h . Abduh, yang ditulis dalam majallah A l Manar. Majalah A l M a n a r ini dilarang oleh Pemerintah H i n d i a Belanda untuk diedarkan di Indonesia. Alasannya sudah jelas. Pemerintah Hindia Belanda khawatir kalau-kalau bangsa Indonesia terpengaruh dan menjadi maju. Tetapi dengan jalan sembunyi-sembunyi majalah ini sampai juga di Indonesia. K.H. Ahmad Dahlan dan murid-muridnya dengan tekun mengikuti isi dan semangatnya. Pada suatu saat K.H Ahmad Dahlan merasa sudah tiba waktunya untuk bertindak. Pembaharuan harus dimulai. Apakah yang beliau kerjakan? K.H. Ahmad Dahlan berkata, "Ketahuilah, ar ah kiblat mesjid-mesjid di tanah air kita sebenarnya belum tepat. Demikian pula dengan Mesjid Besar Yogyakarta. Perlu segera diubah arak kiblatnya". Memang benar, selama itu mesjid-mesjid kita menghadap ke timur. Jadi orang bersembahyang lurus menghadap ke barat. H a l itu tidak betul, karena menurut ilmu falak, arah kiblat dari Pulau Jawa ke M a k k a h , seharusnya condong kira-kira 2 4 derajat ke utara. K.H. Ahmad Dahlan bukan hanya b e r b i c a r a . Ia k u m p u l k a n murid-muridnya dan mulailah mereka bekerja membuat garis-garis shaf batu di dalam masjid. D e n g a n d e m i k i a n orang akan bersembahyang tepat menurut kiblat. Tindakan K.H. Ahmad Dahlan ini menimbulkan kegemparan. Kanjeng Penghulu Kamaludiningrat 1 / 2
38
bctul-bclul merasa jengkcl dan mcmerintahkan agar mesjid yang dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan menurut cara yang scbcnarnya, dibongkar pada waktu malam hari pada bulan Ramadhan, K.H. Ahmad Dahlan merasa kecewa. la berkata, "Bagaimana umat kita ini? Sudahlah jelas ar ah kiblat dari Yogyakarta ke Makkah itu tidak lurus ke barat, melainkan agak condong ke utara. Apakah kita akan tenggelam terus menerus dalam anggapan yang salah? Lebih baik saya segera meninggalkan Yogyakarta saja!" Tetapi atas pengaruh dari kakaknya K . H . Saleh, maka ia dapat disabarkan. Kakaknya berkata, "Tidak perlu berkecil hati hai Dahlan, membangun langgar yang baru lagi".
akan
kubantu
Tindakan K.H. Ahmad Dahlan melawan arus kekolotan dari pemeluk agama Islam di Yogyakarta ini menghadapi tantangan yang berat. Walaupun begitu ia tidak mundur, K.H. Ahmad Dahlan tetap melaksanakan cita-citanya. T i a p pembaharuan pasti menghadapi tantangan. Seorang p e m i m p i n justru harus tabah menghadapi tantangan. Tindakan K.H. Ahmad Dahlan temyata benar. Masyarakat lama-lama dapat menerima. Karena itu banyak surau dan masjid lain mengikuti mengubah arah kiblat. Peristiwa lain yang menyebabkan nama K.H. Ahmad Dahlan makin dikenal ialah tentang penentuan hari raya Idul F i t r i . Pada waktu itu menurut kebiasaan lama, hari raya Idul Fitri jatuh bersamaan dengan perayaan Garebeg di Yogyakarta. Dalam upacara yang bersamaan itu yang menonjol bukan hari raya Idul Fitri, tapi perayaan Garebeg. Sudah tentu itu tidak sesuai. K.H. Ahmad Dahlan berkata, "Hari raya Idul Fitri tidak dapat disamakan dengan hari raya Garebeg. Masing-masing mempunyai nilainya sendiri-sendiri. Idul Fitri adalah hari raya Islam, sedang Garebeg adalah hari raya adat. Keduanya tidak selalu dapat dirayakan pada hari yang sama, kalau
39
memang tidak tepat waktunya". Suatu kctika, menurut pcrhitungan K.H. Ahmad Dahlan, hari raya Idul Fitri tidak sama waktunya dengan Garebeg. Tetapi bcrbcda satu hari. Tanpa takut, pada malam hari K.H. Ahmad Dahlan menghadap Sultan Yogyakana di Keraton. Dahlan membentangkan buah pikirannya. Ia mengetengahkan hasil ilmu hisabnya kepada Sultan. Setelah memulai tukar pikiran, akhimya Sultan memahami pendapat Dahlan i n i . Sultan mengizinkan hari raya Idul Fitri dilaksanakan besok dan perayaan Garebeg dilaksanakan lusanya. Kcdua perayaan itu tidak disamakan seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, karena memang waktunya tidak bersamaan. Bcrlainan dengan kebanyakan ulama sebelumnya, maka K.H. Ahmad Dahlan lebih banyak menggunakan ilmu pengetahuan dan akal dalam kehidupan agama. Ia memakai ilmu hisab yang lebih ilmiah dan modern untuk menentukan hari raya Idul Fitri yaitu tanggal 1 Syawal Hijriyah. Masyarakat menghargai sikap yang berdasarkan ilmu pengetahuan, karena lebih dekat pada kebenaran. K.H. Ahmad Dahlan setapak demi setapak mau dengan cita-cita dan keyakinannya. Umat Islam harus dibawa kepada ajaran dan cara Islam yang sebenarnya. Kebiasaan yang bertentangan dengan Islam supaya ditinggalkan. Perjuangannya menunjukkan hasil, K.H. Ahmad Dahlan terus melanjutkan usahanya. Sudah kita ketahui, bahwa K . H . Ahmad Dahlan juga giat berdagang batik. Kesempatan untuk berdagang ke daerah-daerah di Jawa dan luar Jawa juga dipergunakannya untuk berdakwah atau mengembangkan agama Islam. D i tempat-tempat yang dikunjunginya ia selalu disambut hangat. Banyak orang mendengarkan uraian dan tablighnya itu. Cita-cita pembaharuannya sudah mulai diketahui oleh banyak orang. L a m a - l a m a semakin diresapi dan dirasakan manfa'atnya. M e r e k a menerima dan menyokong usaha Dahlan. Pengikut-pengikut Dahlan secara tidak sadar telah tersebar di seluruh Indonesia. Kader-kader pembaharuan telah terbentuk, atas usaha K.H. Ahmad Dahlan.
40
Sebagai muballigh, K.H. Ahmad Dahlan sangat mcrasakan pentingnya pendidikan. Bukankah melalui pendidikan cita-citanya akan cepat diterima oleh anak-anak muda? Dahlan kemudian bcnisaha agar pelajaran agama juga diberikan di sekolah negen, la berusaha sekuat-kuatnya. A k h i m y a Pemerintah mengabulkan keinginan K.H. Ahmad Dahlan i n i . Ia mulai mengajar agama kepada anak-anak sekolah ncgeri, misalnya: di Sekolah Guru, di Jetis Yogyakana. Ia juga mengajar pelajar-pelajar Sekolah Pamong Praja (O.S. V . I . A . ) di Magelang dan tempat-tempat lain di Jawa. Dahlan mengajarkan agama Islam dan tidak lupa menyebarkan cita-cita pembaharuannya. Sctahap demi setahap cita-cita ini meresap di kalangan kaum terpelajar Indonesia yang beragama Islam. Mereka merasakan betapa pentingnya gagasan i n i , apabila umat Islam di Indonesia ingin mendapat kemajuan. K.H. Ahmad Dahlan juga menyampaikan agama Islam dan cita-cita pembaharuan ini kepada calon-calon pemegang jabatan penting dalam masyarakat. Begitupun kepada teman-teman sejawat dan guru-guru mengaji. Dahlan menyampaikan cita-citanya ini kepada ulama-ulama terkenal. Ia datangi ulama-ulama dan ia bentangkan gagasan pembaharuan itu dengan sungguh-sungguh. Menyiarkan cita-cita pembaharuan, apalagi pembaharuan dalam agama, sama sekali tidak mudah. Amat banyak rintangannya. Amat banyak pihak yang menantang. Pernah H. Ahmad Dahlan diancam akan dianiaya bilamana berani meneruskan cita-citanya. Tetapi K.H. Ahmad Dahlan tetap tabah dan tawakal. Ia selalu berpendirian "Berani karena benar". Terhadap ancaman itu, K.H. Ahmad Dahlan menjawab, "Kalau orang durhaka sampai berani seperti demikian, mengapa kita yang membawa kebenaran menyiarkan agama Islam takut kepada mereka? Kita mesti berangkat juga dan memberi pengajaran kepada mereka!" K.H. Ahmad Dahlan bersama isterinya lalu berangkat untuk bertabligh. Tuhan melindunginya dan tidak ada kejadian apa-apa.
41
Bahkan di tcmpat itu banyak orang menjadi pengikutnya. K.H. Ahmad Dahlan adalah scorang pcmimpin yang ulct, tabah, sabar dan ikhlas berkorban. Banyak ulama-ulama dari daerah lain yang mengikuti gagasan K.H. Ahmad Dahlan. yaitu ulama-ulama dari : Surabaya, J o m b a n g , G r e s i k . Pasuruan, R e m b a n g , K u d u s , Semarang, Pckalongan, Purwokeno. Solo, Priangan dan Jakarta. K.H. Ahmad Dahlan mengadakan musyawarah dan tukar pikiran dengan mereka. Dahlan mempunyai kemauan yang bcnar untuk m e n y i a r k a n agama Islam dan m e n g e m b a n g k a n c i t a - c i t a pembaharuan. Agama Islam harus dikcmbalikan kepada apa yang dikehendaki oleh Qur'an dan Hadits. H. Ahmad Dahlan sebagaimana p e m i m p i n - p e m i m p i n Indonesia lainnya juga dipengaruhi oleh scmangat nasionalisme. Semangat nasionalisme atau kebangsaan, menghendaki agar Indonesia lepas dari belenggu penjajahan. Tuntutan nasionalisme ini mulai menggema dengan bangunnya perkumpulan-perkumpulan kebangsaan seperti : Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 M e i 1908 oleh Sutomo. Kemudian berdiri pula Sarikat Islam (SI) yang dipimpin oleh H . O . S . Cokroaminoto. Para p c m i m p i n Indonesia menyambut baik perkumpulan kebangsaan i n i , termasuk K . H . Ahmad Dahlan. D a h l a n segera memasuki B u d i U t o m o , dan mengajak kawan-kawan yang lain memasuki organisasi i n i , K.H. Ahmad Dahlan kemudian terpilih sebagai anggota pengurus Budi Utomo Cabang Yogyakarta. Dahlan ikut mengembangkan Budi Utomo di Yogyakarta. Ia berpendidikan "Semangat pembaharuan Islam harus berdampingan dengan semangat kebangsaan untuk mencapai Indonesia merdeka". Kemudian K.H. Ahmad Dahlan juga memasuki sarekat Islam, yang m e m b a w a k a n semangat n a s i o n a l i s m e berdasarkan cita-cita Islam. Dahlan aktif dalam organisasi ini, karena sesuai pula dengan cita-citanya. D i a kemudian terpilih menjadi anggota pengurus dan penasehat dari Sarekat Islam. Selain daripada itu K.H. Ahmad Dahlan juga memasuki organisasi jami'atul Khair.
42
Dalam organisasi ini ia juga terpilih menjadi anggota pengurus. Dahlan menganjurkan kepada murid-muridnya agar memasuki pcrkumpulan-perkumpulan dan partai-partai politik, menurut kemampuan dan bakat masing-masing. Dalam memasuki perkumpulan-perkumpulan itu hendaknya diambil manfa'at yang dapat disumbangkan bagi kemajuan agama Islam. Gerakan pembaharuan Islam dan nasionalime Indonesia harus bckerjasama mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Nasionalisme menentang penjajahan dan Islam juga menentang penjajahan. Penjajahan menimbulkan kemelaratan dan kemiskinan. Kemiskinan adalah musuh dari umat Islam. Kemiskinan dapat menimbulkan kekufuran dan menjauhkan manusia dari ajaran agama.
43
SISTEM PENGIRIMAN GURU-GURU ke C a b a n g - C a b a n » y a n g m e m i n t a
Pada zaman M u h a m m a d i y a h diketuai oleh Bapak K . H . Ibrahim (1923/1933) Muhammadiyah sudah mulai mengcmbang keluar ke daerah-daerah di luar Yogyakarta. Kalau rapat tahunan di zaman K . H . A h m a d Dahlan yang waktu itu dinamakan yaar vergadering atau Algemene leden vergadering dan tcmpatnya di Yogya terus-terusan. M u l a i tahun 1926 berganti nama "Kongres Muhammadiyah kc 15 ditempatkan di Surabaya. Tahun 1927, Kongres Muhammadiyah ke 16 benempat di Pekajangan Pekalongan - Kongres kc 17 bertempat di Yogyakarta Karena Kongres ke 17 di Yogyakarta pada tahun 1928 diadakan pembaharuan atau pergantian anggota/Hoofd Bestuur (sekarang Pimpinan Pusat) lalu dinamakan Kongres A g u n g . Dan seterusnya setiap tiga tahun bertempat di Yogyakarta dan dinamakan Kongres Agung, perganlian/pembaharuan anggota Pimpinan Pusat. Tahun 1928 Kongres Agung di Yogyakarta - Tahun 1929 Kongres di S a l a , Surakarta - T a h u n 1930 di B u k i t tinggi Minangkabau - Tahun 1931 Kongres Agung di Yogyakarta - Tahun 1932 di Makassar - Tahun 1933 di Semarang - Tahun 1934 Kongres A g u n g di Y o g y a k a r t a - T a h u n 1935 K o n g r e s di Banjarmasin - T a h u n 1936 Kongres Setengah A b a d di Betawi Jakarta - Tahun 1937 Kongres Agung di Yogyakarta - Tahun 1938 Kongres ke 27 di M a l a n g - tahun 1939 Kongres ke 28 di M e d a n Kongres ke 29 K o n g r e s A g u n g di Y o g y a k a r t a , h a b i s n y a Rechtpersoon perhimpunan. 44
Pimpinan Pusat Muhammadiyah zaman K . H . Ibrahim dan dilcruskan zaman dikctuai oleh Bp. K . H . Hisyam mulai mengirim Guru-guru M u h a m m a d i y a h ke Daerah atau Cabang yang memerlukan, yang sanggup membcrikan pcmondokan dan gaji setiap bulannya menurut kemampuan. K . H . Ibrahim tahun 1923 s/d. 1933. K . H . Hisyam tahun 1933 s/d. 1937. 1. Pada tahun 1928 H . Abdul Malik K a r i m Amrullah dikirim ke Makassar. ( H A M K A ) . 2. Tahun 1930 M . Bazar Ma'ruf dari Mu'allimien Yogyakarta dikirim ke Circbon, sampai mendapat isteri di Pckalongan.' 3. Tahun 1930 M . Djaiz dari Yogyakarta dari M u ' a l l i m i e n dikirim ke Merauke Irian Java. 4. Tahun 1930 Raden Himam dari Trayu K u l o n Progo dikirim ke Gorontalo. 5. Tahun 1930 M . Daud Butuh Kulon Progo dari Mu'allimien dikirim ke Banyuwangi. 6. Tahun 1930 Ibu Badilah zuber Kauman Yogyakarta dikirim ke Bengkulu. 7. Tahun 1930 R. M u h . Badroni Kauman Yogyakarta dari Tabligh School dikirim ke Karangdapo Bengkulu. 8. Tahun 1929/1930 M . Mahjub K a u m a n Mu'allimien dikirim ke Alabiu Kalimantan Selatan.
Yogyakarta
9. Tahun 1930 R. Wuhaib Syarkowi Kauman Yogyakarta Mu'allimien dikirim ke Sampit Palangka Raya. 10. Tahun 1930 R . Zainuddin Fanani Gontor Tabligh School ke Pagar Alam Palembang. 11. R. Sutopo A b d . R o u f Pakualaman Pare-parc Sulawesi Selatan tahun 1930.
Ponorogo
M u ' a l l i m i e n kc
12. M . M u a m m a l Kauman Mu'allimien pada tahun 1929/1930
45
kc Alabiu Kalimantan Selatan. 13. M . Habib Kauman Yogyakarta M u ' a l l i m i e n pada tahun 1932 Merauke Irian Jaya. 14. H . Abdulgani Dwijosuparto Kauman Yogyakarta H . l . K . Muhammadiyah ke Manggala Lampung. Tahun 1930. 15. Tahun 1932/1933 H . M . Daim Kauman M u ' a l l i m i e n kc Tubohan Palcmbang. 16. Tahun 1932/1933 M . A s d i Nardju Kauman M u ' a l l i m i e n ke Tubohan Palembang. 17. Pada Tahun 1933 M . Ismail Kotagede M u ' a l l i m i e n kc Medan. 18. Tahun 1933 Abdul M a l i k M u n i r T u r i p Wates Kulonprogo Mu'allimien ke Bintuhan Bengkulu. 19. Tahun 1934 M . Bajuri Butuh Kulon Progo M u ' a l l i m i e n ke Banyuwangi. 20. Tahun
1933 M . A k h i y a t K a u m a n M u ' a l l i m i e n ke
Gorontalo Sulawesi Utara. 21. Tahun 1934 R . Human Kauman Mu'allimien ke Tais Lais Bengkulu. 22. Tahun
1933/1934 M . Dahlan M u n g g o n i
Kotagede
Mu'allimien ke Amurang Menado Sulawesi Utara. 23. Tahun 1933 M . Djamal Dahlan Kauman M u ' a l l i m i e n ke Plaju Palembang. 24. Tahun 1933 M . Haron Dahlan Kauman M u ' a l l i m i e n ke Gorontalo Sulawesi Utara. 25. Tahun 1933 M . A k h i y a r Anis ke Plaju Palembang. 26. Tahun 1935 Dimyathi Dahlan M i n g i n Godean Mu'allimien ke Kuala Kapuas Kalimantan Selatan.
46
27. Tahun 1934 M . Zuchal Kusumo Kauman Mu'allimien kc Jombang Jawa Timur. 28. Tahun 1937/1938 M . D j u w a i n i K e d u n g Banteng Muballighin Tabligh School ke Kuala Kapuas Kalimantan Selatan. 29. Tahun 1938/1939 M . Bakri Syujak Kauman Mu'allimien ke Alabiu Kalimantan Selatan. 30. Tahun 1931 Dawami Sujak Mu'allimien dikirim ke Curup Bengkulu. 31. Tahun 1935 M . Daris T a m i m M u ' a l l i m i e n dikirim ke Talang Bal ai Palembang. 32. Tahun 1935 M . Dulaila Hisjam M u ' a l l i m i e n dikirim ke Talang Balai Palembang. 33. Tahun 1932 M . B a k r i Syarbini Kauman M u ' a l l i m i e n ke Talang Balai Palembang. 34. Tahun 1932 Djazari Mukhtar Tabligh School ke Talang Balai Palembang. 35. Tahun 1935 M . Dulaila Hisjam M u ' a l l i m i e n dikirim ke Kertapati Palembang. 36. Surip Azhari Kalasan M u ' a l l i m i e n pada tahun 1935 ke Kertapati Palembang. 37. H . Dawam R o z i Brosot K u l o n Progo Mu'allimien dikirim ke Talang Balai Palembang tahun 1935. 38. Tahun 1935 A . R . Fachruddin Brosot Kulonprogo dikirim ke Talang Balai Palembang. 39. Tahun 1932/1933 N a i m Syarbini K l a t e n M u ' a l l i m i e n dikirim ke Sungai Pinang Palembang. 40. Tahun 1936 M . Salamuddin T u r i p Wates K u l o n Progo dikirim Tubohan Palembang. 41. Tahun 1935 Hasan Basri Karangkajen T a b l i g h School dikirim ke Plaju Palembang. 47
42. Tahun 1936 Djuraimi Dahlan M i n g i n Godcan Mu'allimien dikirim ke Mariana Sungai Gerong Palembang. 43. Tahun 1936 M . Djasuri Hamid Kauman Mu'allimien ke Bengkulu. 44. Tahun 1935 Damanhuri Uyas Kauman Mu'allimien kc Napal Putih Bengkulu. 45. Tahun 1935 M a r z u k i Dja'far Karangkemasan Godean Tabligh School kc Bengkulu. 46. Tahun 1935 R . Sudiyono Wirobrajan M u ' a l l i m i e n ke Bengkulu Palaksiring. 47. Tahun 1935 Damanhuri Saleh Pakualaman Walfajri kc Krui Palembang. 48. Tahun 1931/1932 Muhajir A n w a r Suronatan Mu'allimien ke Bengkulu. 49. T a h u n 1931/1932 M . S u m i y a t Y a s i n Mu'allimien dikirim ke Ulak Paoeh Sekayu Palembang.
Bumiayu
50. Tahun 1937 R. Umar Afandi Wates K u l o n Progo dikirim ke Sulawesi Utara. 51. Pada tahun 1939 A . Rauf (Arhatta) Mu'allimien dikirim ke Cirebon. 52. Pada tahun 1938 A b d . R o h i m Pakem H . I . K . dikirim ke Banjarmasin. 53. Pada tahun 1932 Muhtar Zaili Brosot Darul Ulum dikirim ke Sukaraja Ogan Uir Palembang. 54. Pada tahun 1933 Masyhud A r i f i n Wanapeti Darul Ulum Sewugalur dikirim ke Arisan Gading Palembang. 55. Pada tahun 1937 R. Semangun Handel School Sala dikirim ke Sekayu Palembang. 56. Pada tahun 1938 M . Bakri Syahid Suronatan Mu'allimien dikirim ke Sekayu Palembang.
48
57. Pada tahun 1937 Abukotsin Darul Ulum dikirim kc Talang Balai Tanjung Raja Palembang. 58. R . A . Maryadi Jatinom Sala Handel School pada tahun 1938 di Ulak Paceh Sekayu Palembang. 59. Tahun 1939 Syamsuri Madiun Mu'allimien di Ulak Paceh Sekayu Palembang. 60. Tahun 1939 R. Abdullah Butuh Darul Ulum dikirim ke Danau Cala Sekayu Palembang. 61. Tahun 1931 R. U m a r K a h l i l Borobudur M u ' a l l i m i e n dikirim ke Tanjungsakti Pagar A l a m . 62. Pada tahun 1933 R . A . S y a f ï i e Kemetiran Tabligh School dikirim kc Bengkulu. M u n g k i n masih banyak yang belum tercatat karena catatan pengiriman Guru-guru tersebut tertulis pada Sekretariat Majlis Pcngajaran, yang karena adanya clash (perang Kolonial) yang kedua dan lain-lain, lalu tidak terbereskan. K e m u d i a n sekarang i n i , dapatkah atau masih perlukah Pimpinan Pusat M u h a m m a d i y a h mengirimkan Guru-guru atau M u b a l l i g h i n - m u b a l l i g h i n ataupun Muballighat-muballighat ke Cabang-cabang, untuk dapat membangkitkan semangat berjuang dan berkurban menegakkan M u h a m m a d i y a h di tempat-tempat yang memang masih perlu dibantu kebangkitannya? Pimpinan memikirkannya.
Pusat
Muhammadiyah
sekarang
semoga
49
POSISI T A N G A N W A K T U I ' T I D A L oleh : H . 0 . Syamsudin Diambil dari "Risalah" Sya'ban 1407 H .
A d a pertanyaan, bagaimana cara mcletakkan tangan di waktu berdiri i'tidal? Apakah kedua tangan itu dilepaskan ke bawah, atau sedekap seperti di waktu berdiri setelah takbieratul-ihram 0
I'tidal, ialah berdiri setelah ruku'. Dalam masalah ini ada dua pendapat: Yakni A dan B . Pendapat A mengatakan bahwa posisi tangan pada waktu I'tidal itu sedekap di dada, tangan yang kanan diletakkan di atas tangan yang kiri. Alasannya ialah:
Dari Sahal bin Sa'ad, ia berkata: "Manusia diperintahkan (Nabi Saw.) supaya meletakkan tangannya yang kanan atas lengan kirinya di waktu shalat". (H.R. Al-Bukhari) (Fathul-Baari: 2-152. Al-Bukhari: 1-180. Fathur-Rabbani: 3-173).
50
Dari Ghadif bin Harits, ia berkata: "Aku tidak lupa dari kejadian-kejadian sama sekali. Sesungguhnya aku telah melihat Rasulullah Saw. meletakkan tangan kanannya atas tangan kirinya dalam shalat". (H.R. Ahmad). (Sunan Ahmad: 4—105. F.R. 3—173. Mx: 2—104).
Aku pernah mendengar Nabiyullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya kami golongan Nabi-nabi yang diperintah untuk melekaskan buka puasa, melembatkan sahur dan meletakkan tangan yang kanan atas tangan yang kiri di dalam shalat". (H.R. Ath-Thabarani, dalam Majmauz-Zawaid: 105).
Aku pernah melihat Nabi Saw. meletakkan tangan kanannya atas tangan kirinya dalam shalat". (H.R. Ahmad, FR: 3—772. Ibnu Majah 809. Turmudzi: 252). Aku pernah shalat bersama Rasulullah Saw. dan beliau meletakkan tangan kanannya atas tangan kirinya di dada. (H.r. Ibnu Huzaimah 749). Dalam hadïts-hadits di atas tidak diterangkan di bagian mana saja kita harus sedekap meletakkan tangan kanan atas tangan kiri. Kalau berpegang kepada keumuman hadits-hadits itu maka kita harus meletakkan tangan:
51
a. Sesudah takbiratul-ihram sampai ruku'. b. D i waktu ruku' c. D i waktu berdiri bangkit dari ruku', i'tidal d. Dalam sujud c. D i waktu duduk setelah bangkit dari sujud pertama dan kcdua f. Dalam duduk at-tahiyyat awwal dan akhir. Tetapi ada beberapa hadits dan riwayat yang memberi pengecualian. Yakni: a. Dalam ruku' diperintahkan meletakkan kedua tangan di atas lutut (S.R. Turmudzi, Ahmad dan A b u Daud). b. Dalam sujud diperintah bersujud atas tujuh anggota badan, termasuk tangan. (S.R. Bukhari). c. Dalam duduk setelah bangkit dari sujud diperintah duduk At-Tahiyyat. (Muslim). d. D a l a m duduk A t - T a h i y y a t a w w a l atau A t - T a h i y y a t akhir dipenntah meletakkan tangan atas paha dan lutut. Setelah kita ketahui pengecalian tersebut, maka meletakkan tangan di dada itu, adalah di waktu berdiri saja. Sedangkan berdiri dalam shalat itu ada empat macam, yaitu: 1. 2. 3. 4.
Sesudah Takbiratul-Diram Sesudah bangkit dari ruku' (I'tidal) Sesudah bangkit dari sujud raka'at pertama dan raka'at ketiga Dan berdiri sesudah duduk At-Tahiyyat awwal. Tentang meletakkan tangan atas dada sesudah takbiratul-ihram
itu, kita sama-sama sudah maklum. (R. Muslim). Tentang bangun dari sujud, lalu berdiri dan bangun dari At-Tahiyyat awwal, lalu berdiri, harus meletakkan tangan atas dada itu, juga sudah kita ketahui. (r. M u s l i m dan lainnya). Bagaimana "meletakkan tangan" sesudah bangkit dari ruku'? D i atas sudah saya katakan, bahwa sesudah bangkit dari ruku' kita menggantungkan kedua tangan. Keterangan dari Nabi Saw. tentang ini sama sekali tidak ada. Oleh karena itu, seharusnya kita berpegang
52
kepada hadits-hadits tersebut di atas. Yaitu: ketika bangkit dari ruku' harus meletakkan tangan kanan atas tangan k i r i , di dada, karena hadits-hadits tersebut tidak menentukan letak tangan sebelum ruku' atau sesudah ruku'; hadits itu adalah umum. Masalah ini sudah dikemukakan oleh Syaikh bin Baaz dalam Majallah Rabithah A l - A l a m i l Islamy no. 10 tahun ke 11, terbitan 1393, halaman 77 dan dalam risalahnya "Tsalatsu Masail dan Fish-Shalah" halaman 18; isinya sama. Bandingkan dengan kitab-kitab: Shifatu Shalatin-N'abi Saw., halaman 144, Fathul-Baari: 2-152 dan Umdatul-Qari: 5-278). Pendapat B . Saya (B) sependapal dengan (A) dalam hal menetapkan tangan dalam beberapa tempat, kecuali dalam hal meletakkan tangan di waktu I'tidal.
/. Dari Abu Humaid As-Sa'idy: Rasulullah Saw. apabila beliau hendak mendirikan shalat, beliau berdiri tegak (tangannya tidak sedekap). Dan ia berkata: "Nabi mengucapkan Allahu Akbar" lalu ruku', kemudian beliau 53
tegak, tidak menundukkan kepalanya dan tidak pula mendo'akannya,, lalu ia meletakkan kedua tangannya di atas lutut, kemudian mengucapkan: "Sami'allahu liman hamidah" sambil mengangkat kedua tangannya dan tegak kembali, sehingga semua tulang kembali kepada tempatnya dengan lurus. Beliau turun ke bumi untuk sujud, serta mengucapkan Allahu Akbar, lalu ia merenggangkan kedua tangannya dan kedua ketiaknya dan melemaskan jari-jari kedua kakinya, beliau melipat kaki kirinya, lalu duduk di atas kaki kirinya, beliau kemudian tegak, sehingga tulang-tulangnya kembali pada tempatnya dengan lurus. Setelah itu beliau turun sujud membaca allahu Akbar, kemudian beliau lipat kakinya dan duduk dengan tegak, sehingga kembali tulang-tulangnya pada tempatnya, lalu bangkit. (H.R. Ibnu Huzaimah no. 587, Ibnu Hibban 1858, FR: 3—154). Dan hadils tersebut ada kata-kata:
Apabila Rasulullah hendak shalat, beliau tegak berdiri. Kata-kata "I'tidala Qaiman" yang dilakukan oleh Rasulullah sebelum shalat jelas tanpa sedekap (tangan lepas ke bawah). Istilah "I'tidala" selain dipakai di luar shalat, juga dipakai di dalam shalat, seperti di kala ruku', bangkit dari ruku', sujud, duduk antara dua sujud dan di kala tahiyyat, semuanya menggunakan kalimah "i'tidala", dan semuanya mempunyai pengertian yang sama, yaitu tegak tanpa sedekap. Keterangan-keterangan yang bertalian dengan sedekap, baik bersifat perintah atau berita perlu kita teliti dengan seksama. Kapan keterangan tersebut harus dilaksanakan. Keterangan-keterangan tersebut bersifat umum, perlu dicari takhsisnya. Rasulullah bersabda: 54
2. Dari Wah bin Hujrin, ia pernah melihat Nabi Saw. mengangkat kedua tangannya, ketika beliau masuk shalat dan bertakbir, kemudian beliau melipatkan bajunya, lalu meletakkan tangan kanannya atas tangan kirinya. Maka ketika beliau hendak ruku' beliau mengeluarkan dua tangannya, lalu mengangkatnya dan bertakbir, barulah beliau ruku'. Tatkala mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah", beliau mengangkat kedua tangannya. Di kala sujud beliau bersujud di antara dua telapak tangannya. (H.R. Ahmad dan Muslim). Dengan keterangan tersebut jelas, bahwa sedekap meletakkan tangan yang kanan atas yang kiri itu, setelah takbiratul-ihram, sampai mengangkat tangan di kala akan ruku'. Setelah itu, ada keteranganketerangan yang khusus, antara lain:
3. Apabila engkau hendak shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Qur'an yang mudah bagimu, kemudian ruku'lah sampai bisa thuma'ninah pada waktu ruku', kemudian bangkitlah dari ruku' sampai tegak berdiri, kemudian sujud, sampai bisa thuma'ninah bersujud, kemudian bangkitlah dari sujud, sampai bisa thuma'ninah dalam duduk (antara dua 55
sujud), kemudian sujudlah, sampai bisa thuma'ninah dalam sujud, kemudian laksanakanlah hal-hal itu pada shalatmu seluruhnya. (H.R. Al-Bukhari: 1—154). Dalam keterangan di atas ada kata-kata "Hatta ta'tadila qaiman", ariinya setelah bangkit dari ruku' itu harus tegak berdiri (bukan sedekap), seperti kita berdiri tegak tanpa sedekap di kala hendak shalat:
Apabila hendak shalat, beliau tegak berdiri dilepas ke bawah, tidak sedekap.
jelas tangan
Dalam masalah i'tidal digunakan beberapa istilah, antara lain: "I'tidala Qaiman. Intashaba Qaiman, lstawa Qaiman", yang kesemuanya mempunyai arti sama, ialah "Lurus/tegak berdiri" (tidak sedekap). Dengan istilah-istilah tersebut, sebenarnya sudah cukup menunjukkan tidak adanya sedekap dalam i'tidal. Jika istilah tersebut mau diartikan dengan arti yang lain, harus cukup alasan yang tegas, yang menunjang kepada pembelotan ma'na. Al-Ustadz A . Hasan B a n g i l , Ulama yang cukup teliti dalam masalah hukum, menjelaskan dalam kitab Pelajaran Shalatnya halaman 35 tahun 1348. Cara bangkit dari ruku' "Angkat badan sambil mengangkat tangan sampai ke batas bahu, serta hadapkan kedua tangan itu ke Qiblat, lantas lepaskan tangan itu tergantung. Berdiri dengan meiepaskan tangan tergantung itu dinamakan berdiri i'tidal". Pendapat A . Hasan tadi cocok dengan sabda Rasulullah. Syaikh A l - B a a n y dalam kitabnya " F i Shifati shalatin-Nabi 145" mengatakan: "Sedekap dalam i'tidal itu tidak ada hadits yang shahih atau dha'if, dan tidak diperbuat oleh Shahabat". Jadi hadits-hadits yang memerintahkan sedekap itu hanya berlaku pada waktu sebelum ruku' saja, sebab di tempat-tempat lainnya seperti di waktu ruku', i'tidal, sujud dan seterusnya ada perintah-perintah yang khusus. 56
Sclanjutnya Rasulullah bcrsabda:
4. Dari Abu Humaid As-Sa'idy dan beliau mengangkat dua tangannya dan tegak, sehingga kembali seluruh tulang pada tempatnya dengan lurus (H.R. Al-Khamsah, An-Nasai).
5. Dari Rifa'ah bin Rafi', ia berkata, telah bersabda Rasulullah Saw.: "Makajika engkau mengangkat kepalamu, luruskanlah tulang belakangmu (punggung) sehingga tulang-tulang itu kembali kepada sendi-sendinya. Dengan keterangan-keterangan tersebut, jelaslah bahwa di kala i'tidal itu seluruh badan harus lurus tegak, sehingga semua tulang: tulang punggung, tulang kaki, tulang leher dan tulang-tulang tangan, semuanya harus berada pada tempatnya dengan lurus tidak sedekap. Kalau sedekap berarti tulang tangan tidak berada pada tempatnya. Kesimpulan: 1. Rasulullah Saw. di kala shalat, meletakkan tangan kanan di atas tangan k i r i n y a . Y a k n i setelah takbiratul-ihram sampai mengangkat tangan akan ruku'. Begitu pula pada raka'at-raka'at berikutnya. 2. Keterangan-keterangan yang bertalian dengan sedekap hanya berlaku pada waktu: a. Berdiri sesudah takbiratul-ihram sampai hendak ruku' b. Berdiri sesudah sujud dan berdiri sesudah tahiyyat awwal.
57
3. Adapun pada waktu ruku', i'tidal, sujud, duduk antara dua sujud dan duduk tasyahhud, itu semua harus dikecualikan dari perintah sedekap, karena dalam hal tersebut sudah ada ketentuan khusus, yaitu tctap sedekap.*** Dinukil dari: Majalah Bulanan : Risalah No. 1 T h . X X V Rajab — Sya'ban 1407 H/III — 1987
58
A.R. FACHRUDDIN DAN P O K O K - P O K O K PEMIKIRAN DAKWAHNYA Dituiis oleh : IDA N U R F A I Z A H dalam skripsinva IAIN W A L I S O N G O Tahun 1933 Tulisan ini diambil dari Skripsi Sdri. I D A N U R F A I Z A H . mahasiswi
IAIN
W A L I S O N G O Semarang pada tahun 1933. T u l i s a n - t u l i s a n seperti K . H . atau tulisan-tulisan yang sifatnya m c m u j i
saya,
sengaja saya hilangkan, sesuai dengan T u l i s a n Pak A R . saja. D e m i k i a n l a h sekedar untuk d i m a k l u m i oleh para pembaca.
A. Riwayat Singkat A . R . Fachruddin
AR. Fachruddin dilahirkan di Purwanggan Yogyakarta pada tanggal 14 Pebruari 1916. Nama lengkapnya adalah Abdur Rozaq Fachruddin, tetapi lebih akrabnya dipanggil Pak AR. Fachruddin, adalah putra mantan Lurah Naib Pakualaman Yogyakarta. A R . Fachruddin dikenal luas oleh masyarakat terutama anggota organisasi Muhammadiyah. AR. Fachruddin dikenal bukan saja sebagai tokoh seorang agamawan (Kyai) tetapi juga dikenal sebagai seorang guru dan tokoh organisasi yang kapasitasnya sangat disegani. Untuk lebih mengenal tokoh yang satu ini baiknya penulis uraikan secara singkat, sejarah pendidikan, pengalaman organisasi dan aktivitas dakwahnya. Hal ini dimaksud agar kita dapat memetik pelajaran dan contoh dari tokoh ini sebagai bahan perbandingan, di samping untuk memperbanyak khasanah tokoh pelaku dakwah Islam di Indonesia. L Pendidikan Sosok AR. Fachruddin ini boleh dikatakan sosok yang matang 59
dalam dunia pendidikan. Pendidikan dasar ditcmpuhnya melalui standar school Muhammadiyah di Bausasran K o d i a Yogyakarta sampai kelas II (dua). Kemudian, pindah di sekolah yang sama di Prenggan Kotagede Yogyakarta hingga tamat pada tahun 1928. Di samping mengenyam pendidikan di sekolah umum A R . Fachruddin juga bclajar di Madrasah M u ' a l l i m i n Muhammadiyah sambil mcrangkap di Madrasah Wusiho Muhammadiyah malam hari, dan Darul ' U l u m (Sekolah Guru) Muhammadiyah di Scwugalur. Brosot dan Madrasah Muballighin Muhammadiyah III (tiga). ) 1
2. Organisasi Setelah menyelesaikan studi atau sekolahnya A R . Fachruddin kemudian terjun dalam organisasi Muhammadiyah. Mula-mula A R . Fachruddin menjadi guru S D M u h a m m a d i y a h dan Wustho M u ' a l l i m i n Muhammadiyah di Talang Balai Tanjung Raja Ogan Komering Ilir ( O K I ) Sumatera Selatan pada tahun 1935. Tiga tahun setelah itu A R . Fachruddin mengajar di tingkat pendidikan yang sama di Ulakpace M u s i Ilir Sekayu Palembang hingga tahun 1941, HIS M u h a m m a d i y a h Sungai Lais-Sungai Gerong Palembang hingga 1942. Kemudian pindah lagi di M u a r a Meranjat Tanjung Raja Ogan Komering Ilir hingga 1944. 2)
Setelah mengembara selama ± 10 tahun, A R . Fachruddin kembali ke Pulau Jawa dan menjadi guru sekolah Muhammadiyah Sewu Galur Brosot Kulonprogo Yogyakarta hingga tahun 1946. D i sela-sela kesibukannya sebagai guru, A R . Fachruddin bergabung dengan pasukan Hizbullah Y o n 39 di bawah Pimpinan H . Dawam Rozi. AR. Menjawab. Kumpulan Tanya Jawab Pembaca Dengan Pak A R , D i Harian Kedaulaian Rakyat, PT. B P . Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, 1990, tanpa halaman Vlbid.
60
Di samping aktif sebagai kader Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan dan bergabung dengan pasukan HizbuUah, A R . Fachruddin juga aktif kepengurusan atau induk organisasi Muhammadiyah. Hal ini tentu sangat wajar karena pengalaman dan loyalitas yang d i m i l i k i n y a , tentu berguna bagi pergerakan Muhammadiyah. Jabatan di organisasi M u h a m m a d i y a h yang mula-mula dipercayakan kepadanya adalah Ketua Pimpinan Muhammadiyah Daerah K o d i a Yogyakarta (1950—1951). K a r i r kepemimpinannya temyata terus melaju. Setelah sukses m e m i m p i n Daerah K o d i a Yogyakarta, A R . Fachruddin kemudian dipercayai menjadi Ketua Pimpinan M u h a m m a d i y a h W i l a y a h Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1952—1953). Selesai memangku Ketua Wilayah Propinsi D I Y , A R . Fachruddin kemudian menjadi anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah (1953—1956). Setelah itu menjabat sebagai W a k i l Ketua P P . Muhammadiyah (1956—1968). Karir organisasi kemudian mencapai puncaknya, yaitu dipercayai warga Muhammadiyah sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah di tahun 1968 hingga 1990.
3. Pekerjaan dan Aktivitas Dakwah D i samping aktif di organisasi M u h a m m a d i y a h A R . Fachruddin juga aktif di pemerintahan yakni sebagai Pegawai Negeri S i p i l ( P N S ) dan tenaga edukatif. K a r i r sebagai pegawai negeri dimulai ketika menjadi K a m i t u w o K e l u r a h a n Banaran Galur Kulonprogo (1946—1947). Ajun Penghulu Kabupaten Adikarto di Wates K u l o n p r o g o , K e p a l a K a n t o r Urusan A g a m a ( K U A ) Kabupaten Kulonprogo di Sentoio (1948—1950). Selama 9 tahun kemudian (1950—1959) menjadi Pegawai Jawatan Agama Propinsi D I Y yang berkantor di Kepatihan. Setelah itu tepatnya pada tahun 1959 pindah ke Semarang. D i Semarang A R . Fachruddin ikut aktif menjadi Dosen Luar Biasa untuk bidang studi Islamologi di Unisula (Universitas Islam Sultan Agung), Fakultas
61
Kcguruan Ilmu Pendidikan ( F K I P ) U N D I P . D i Semarang A R . Fachruddin mcnjabat sebagai Kcpala Kantor Pcncrangan Agama Propinsi JawaTengah hingga tahun 1964. Pada tahun 1964 kembali ke Yogyakana mcnjabat sebagai Kepala Kantor Penerangan Agama Propinsi D I Y hingga pensiun tahun 1972. K i n i setelah pensiun sebagai abdi negara dan masyarakat scna tidak lagi menjadi Ketua P P Muhammadiyah, A R . Fachruddin tctap aktif dalam organisasi Muhammadiyah tcrutama di Lcmbaga Majlis Tablighnya. D i samping itu beliau aktif berdakwah di bcrbagai tcmpat dan media. Media dakwah yang digunakan A R . Fachruddin berdakwahnya sangat bcrvariasi mulai dari ccramah biasa sampai menggunakan media elektronik seperti radio dan T V . Buah pikiran dan gagasannya tcrutama dalam pembinaan aqidah ummat serta kemaslahatan ummat dikenal sangat luas khususnya bagi kalangan warga Muhammadiyah, sudah tidak asing lagi. Paling tidak ada empat buah karya A R . Fachruddin yang sudah diterbitkan. 1. A R . Fachruddin menjawab k u m p u l a n Tanya-Jawab Pembaca dengannya di Harian Kedaulatan Rakyat. 2. Soal-Jawab yang ringan-ringan (dalam bahasa Jawa) dan kini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 3. A R . Fachruddin menjawab 274 permasalahan dalam Islam, Terbitan SI Press, Yogyakarta. 4. Dan Pak A R . Menjawab Terbitan Suara Muhammadiyah. Demikian sekilas tentang aktivitas, pendidikan dan karir sosok yang dikenal sebagai tokoh pemikir organisasi, organisatoris, K y a i (da'i) dan abdi bangsa dan masyarakat. K i n i A R . Fachruddin hidup berbahagia bersama istrinya yang tercinta Siti Qomariyah yang dinikahinya pada tahun 1938 dan tujuh orang anak putra-putri, di kediamannya Jalan Cik D i Tiro N o . 23 Yogyakarta.
62
B. Aktivitas Dakwah A R . Fachruddin A R . Fachruddin scbagaimana diungkapkan dalam riwayat singkatnya adalah seorang guru, abdi negara (Pegawai Negeri), tokoh organisatoris dan seorang da'i yang cukup terkenal. Sebagai seorang da'i A R . Fachruddin tentu memiliki aktivitas dakwah. Dalam pada itu, apa yang menjadi panggilan hidupnya, sehingga dakwah merupakan bagian dari kehidupannya yang terpenting. 1. Dasar Bcrdakwah Berdakwah atau menyampaikan risalah Islam kepada ummat manusia merupakan salah satu kewajiban ummat Islam. Demikian juga halnya dengan A R . Fachruddin. Bagi A R . Fachruddin dakwah merupakan kesatuan hidup yang organik. A r t i n y a bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Seruan A l - Q u r ' a n sebagaimana termaktub dalam An-Nahl ayat 125:
surat
Artinya : "Serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentan siapa yang tersesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" ?>
Qur'an dan Terjemahannya. Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Surat An-Nahl ayat 125.
63
Dan Hadits Nabi yang bcrbunyi :
Artinya: "Sampaikanlah ajaran Islam walaupun satu ayat" Ayat Al-Qur'an dan Hadits di atas merupakan salah satu dasar utama panggilan dakwah A R . Fachruddin mcnurutnya ' ayat dan hadits di atas merupakan perintah bagi sctiap muslim untuk berdakwah. Oleh karena itu hampir seluruh kchidupan saya, saya curahkan dalam kegiatan dakwah, untuk memenuhi panggilan atau kewajiban dari Al-Qur'an dan Hadits tersebut. 4
5)
2. Ruang Lingkup Aktivitas Dakwah A R . Fachruddin A k t u a l i s a s i kegiatan d a k w a h A R . F a c h r u d d i n , pada hakekatnya mengikuti jejak N a b i Muhammad Saw., yaitu lebih menitik beratkan pada pemahaman aqidah, akhlak, baru kemudian diajarkan ibadah terutama sholat. H a l itu dimaksudkan agar umat Islam dalam melaksanakan ibadah tidak goyah dan merupakan panggilan dari keimanan dan bukan paksaan. Untuk mewujudkan tujuan dakwah yang demikian A R . Fachruddin dalam aplikasi d a k w a h n y a , membuat semacam pentahapan-pentahapan dakwah. Tahap pertama, disampaikan materi Islam yang ringan-ringan dan mudah dicerna. Tahap berikutnya dikenalkan secara bertahap tentang dasar-dasar aqidah Islam. Setelah itu dirasakan baik, maka tahap berikutnya disampaikan makna akhlak dalam Islam, dan kemudian barulah diajarkan masalah-masalah ibadah seperti sholat.
^Hasil Wawancara Dengan Pak AR. Fachruddin, tanggal 19 Agustus 1992, di Yogyakarta. )lbid.
5
64
Pcntahapan-pcnyampaian matcri dakwah yang demikian menurut A R . Fachruddin terutama untuk menghindari agar mad'u dimaksudkan tidak merasa berat. D i samping itu agar tidak terjadi kejenuhan dan antipati terhadap Islam, "Masyarakat Indonesia walaupun mayoritas M u s l i m , tetapi masih membutuhkan dakwah Islam yang ringan-ringan dan mudah dicerna. ) 6
3.1. Media Elcktronik Aktivitas dakwah Islam A R . Fachruddin bervariasi dan menggunakan langgam dakwah multidialog. D i antara aktivitas dakwah yang dilakukan A R . Fachruddin adalah melalui media elcktronik. Media elektronik yang dimaksud di sini adalah radio dan T V . Bentuk aktivitas dakwah A R . Fachruddin pada media elektronik berupa Radio, terpusat pada Radio Republik Indonesia (RRI) Nusantara II Yogyakarta. ) 7
Materi yang disajikan adalah soal jawab permasalahan yang meliputi antara lain : -
Riwayat hidup Nabi Muhammad Saw. Asal usul Sekaten Amal dan Hmu dalam Islam Soal Ukhuwah Islamiyah Kandungan Al-Qur'an Tuntunan shalat dan Rumah tangga Sakinah.
Kegiatan ini dilaksanakan pada setiap hari Kamis dan Jum'at sore, dengan menggunakan metode tanya jawab, ceramah dan dialog tidak langsung, dengan obyek dakwahnya, yakni para pemirsa yang mengirim surat atau pertanyaan soal ke-Islaman di R R I Nusantara II Yogyakarta. ^PakAR Menjawab halaman pengantar.
PT. BP. Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, 1990,
Tanya Jawab yang Ringan-ringan,
P D . Hidayat, Yogyakarta,
1990, hlm. 3.
65
Scdangkan di Tclevisi, A R . Fachruddin mengisi acara mimbar A g a m a Islam, di T V R 1 Slasiun Y o g y a k a r t a , antara tahun 1975—1985 sctiap bulan sekali, yakni pada malam Jum'at selama 20 mcnit. Dalam mimbar Islam inipun A R . Fachruddin menyampaikan materi dakwah yang berkaitan dengan pengetahuan, aqidah, akhlak dan amal ibadah dalam Islam, dengan menggunakan metodc ceramah, tanya jawab dan dialog. 8)
3.2. Media Cetak Media lain yang digunakan oleh A R . Fachruddin adalah media cetak. Media cetak yang dimaksud di sini adalah koran, dan majalah. Yaitu Harian Kedaulatan Rakyat ( K R ) Yogyakarta, dan Majalah D w i Mingguan Suara Muhammadiyah. Di Harian Kedaulatan Rakyat A R . Fachruddin mengisi soal tanya jawab antara A R . Fachruddin dengan pembaca K R . Adapun materi yang disajikan berkisar pada persoalan, aqidah, perkawinan, shalat, puasa, zakat, infaq, sodaqoh, keluarga sampai pada persoalan perbankan. D i samping mengisi ruang tanya jawab setiap hari K a m i s di Harian Kedaulatan Rakyat ( K R ) Y o g y a k a r t a , A R . Fachruddin mengisi dan mengasuh ruang tanya jawab masalah-masalah ke-Islaman di Majalah D w i M i n g g u a n Suara M u h a m m a d i y a h . Walaupun isinya hampir sama dengan di Harian Kedaulatan Rakyat, tetapi pembahasannya lebih mendalam pada majalah Suara Muhammadiyah. H a l ini dikarenakan pembaca yang homogen, j i k a dibandingkan dengan Harian Umum Kedaulatan Rakyat. Ruang lingkup aktivitas dakwah A R . Fachruddin tidak hanya terpusat pada kedua media tersebut, tetapi juga tersebar di berbagai media, seperti media Jama'ah di rumah, pembinaan ke-Islaman di organisai Muhammadiyah. Dalam pada itu juga, terintegrasi pada
alaman. 4.
66
kegiatan Muhammadiyah itu sendiri. Materi dan bentuk dakwah dalam konteks ini tergantung pada program dan sasaran dari pergcrakan Muhammadiyah itu sendiri. Tapi yang jelas, apapun aktivitas dakwah dan pemikiran Islam di M u h a m m a d i y a h tidak dapat dipisahkan dengan pergcrakan Muhammadiyah itu sendiri. Demikianlah untuk sckedar paparan singkat mengenai aktivitas dakwah praktis A R . Fachruddin terutama untuk masyarakat sccara umum, sudah tentu masih banyak yang belum mendapat sorotan yang memadai dalam tulisan i n i . Tapi ada yang terungkap dalam bahasan ini, merupakan bagian terpenting dari aktivitas dakwah A R . Fachruddin.
C . Pokok-pokok Pemikiran Dakwah A R . Fachruddin 1. Materi Dakwah Dalam pembahasan mengenai pokok-pokok pemikiran dakwah A R . Fachruddin, khususnya dalam aspek materi dakwahnya, penulis hanya membahas pada persoalan pokok. Yaitu pemumian Tauhid, Fungsionalisasi zakat dan kemaslahatan ummat. Pemilihan atau pengklasifikasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa ketiga persoalan itulah yang paling banyak dibahas A R . Fachruddin. Dalam pada itu, ketiga persoalan itu pulalah yang menurut hernat penulis sangat relevan untuk dikaitkan dengan pemikiran dakwah Islam khususnya dalam menghadapi problematika keummatan dewasa ini.
a). Pemumian Tauhid D a l a m bahasan aktivitas dakwah A R . Fachruddin telah diketengahkan bahwa tauhid merupakan prioritas utama materi d a k w a h A R . F a c h r u d d i n . M e m a n g dalam p e m i k i r a n A R . Fachruddin, tauhid adalah hal utama yang harus dimengerti, dipahami dan dihayati oleh ummat Islam.
67
Fokus utama pemikiran tauhid A R . Fachruddin adalah soal pemumian tauhid itu sendiri. Ia membagi dua tauhid. Yaitu tauhid murni dan tauhid syirik. Tauhid murni adalah tauhid yang diyakini dan dihayati tanpa menyekutukan A l l a h dengan apa dan siapapun. ) Tauhid demikian diindikasikan atau ditunjukkan oleh sikap tidak ragu sedikitpun terhadap kekuasaan A l l a h . Tidak sombong dan tidak gila sanjungan. 9
Sedangkan tauhid syirik adalah tauhid yang masih ditumpangi oleh kcraguan dan kepercayaan kepada yang lain selain Allah Swt. Indikasi atau tanda-tanda tauhid syirik menurul A R . Fachruddin tidak saja dalam bentuk menyembah kubur, pohon besar, dan Nyai Ratu K i d u l , tetapi juga seseorang yang berbuat untuk mendapat sanjungan dari orang lain itu sudah termasuk indikasi tauhid syirik. ^ 10
Lebih jauh, A R . Fachruddin mcnjelaskan bahwa tauhid syirik adalah tauhid yang masih bercampur baur dengan kcyakinankeyakinan dan keragu-raguan manusia atas kekuatan lain selain Allah Swt. Dalam kaitannya ini, beliau memberi contoh tentang apakah ruh orang sudah meninggal itu dapat memasuki orang yang masih hidup? Dalam Islam, ruh orang yang telah meninggal dunia itu bertempat di alam barzah. Kalau ruh itu baik bertempat di 'IUiyun, dan scbaliknya ruh yang tidak baik tidak bertempat di 'Illiyun. Tetapi jelas ruh orang yang sudah meninggal itu tidak mengembara di dunia apalagi sampai memasuki orang-orang yang masih h i d u p . n )
Adapun yang terdapat pada orang-orang yang masih hidup, itu bukan ruh tetapi mungkin J i n . K a r e n a itu kalau ada orang kesurupan, bukan karena ia sedang kemasukan ruh, tetapi mungkin
AR. Menjawab: Yogyakarta, 1992, hlm. 29. hbid,
l0
Ï^Pak hlm. 4.
68
274 Permasalahan Dalam Islam, Sipress,
hlm. 30. AR. Menjawab, PT. B P . Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, 1990,
kemasukan Jin. Misalnya Jalangkung. Jalangkung itu sesungguhnya yang memasuki bukan ruh, tetapi Jin. Pada contoh lain, ia menjelaskan bahwa yang termasuk juga indikasi tauhid syirik, yaitu semisal ada seorang yang berdagang, tetapi dalam perjalanan dagangannya ia jatuh bangkrut karena sistem manajemen atau tcmpamya yang kurang strategis, lantas kemudian ia percaya jatuh bangkrutnya dagangan yang ia m i l i k i karena "dijatuhkan" orang lain. Kemudian ia lantas menemui orang yang dianggap pintcr (dukun) untuk mengobati atau mengatasinya. Realisasi kerja yang d e m i k i a n , menurut Pak A R . Fachruddin merupakan salah satu bentuk dari tauhid syirik. D i samping itu, orang yang datang kepada orang yang dianggap pintar untuk tujuan penyembuhan penyakit tanpa ragu-ragu atau bahkan telah menyangsikan keyakinannya kepada A l l a h juga termasuk perbuatan tauhid syirik. Karena dalam Islam, seseorang yang mengaku M u s l i m mohon harus dipusatkan kepada Allah tanpa perantara apapun, dan siapapun. M o h o n kepada yang selain A l l a h , bagaimanapun bentuknya, tetap bisa menjatuhkan kepada perbuatan syirik. Walaupun orang tersebut masih tetap menjalankan shalat dan lain-lainnya. ) 12
Pemumian tauhid yang disampaikan A R . Fachruddin dalam dakwahnya, memang tidak disampaikan secara tegas dan radikal, tetapi secara persuasif. H a l itu terlihat jelas misalnya, jawabannya atas pertanyaan responden yang menyatakan "pertolongan K y a i " . Zaman modem seperti sekarang ini tidak menghambat kebiasaan orang yang mempunyai k e i n g i n a n tertentu untuk meminta pertolongan kepada K y a i yang terkenal, agar K y a i tersebut meminta kepada A l l a h atas terkabulnya keinginan orang bersangkutan. Apakah cara demikian dibenarkan Islam? Dalam hal ini A R . Fachruddin menjawab sebagai berikut: Jika kedatangan seseorang di atas hanya didasari oleh kepercayaan kepada
^Ibid.,
halaman. 4.
69
Kyai secara wajar tidaklah hal itu terlarang. Seperti halnya dengan kcbiasaan minta do'a rcstu kepada orang tua atau orang dihormati, agar orang tersebut bcrhasil mencapai cita-citanya dan suatu tujuan penting yang baik dengan tetap didasari oleh keyakinan seseorang yang Allahlah yang dapat mcwujudkan keinginan seseorang yang Allah kchendaki. Tapi jika praktek semacam itu didasari oleh suatu keyakinan bahwa Kyai tersebut keramat dan memiliki kemampuan mcwujudkan keinginan seorang, tindakan demikian telah mendekati syirik. ) 13
Jawaban senada juga dapat dijumpai, ketika A R . Fachruddin menjawab penanyaan bagaimana kcdudukan rapal, jimat vang digunakan untuk pengobatan dan kepercayaan diri supaya terhindar dari bencana ditinjau kacamata Islam? Dalam hal i n i , beliau menjawab, "untuk menyelamatkan tauhid, hal semacam itu harus ditinggalkan, tidak usah diamalkan. ) 14
Dan secara lebih jelas, dalam menjawab pertanyaan arti kata menyekutukan T u h a n . A R . F a c h r u d d i n menyebut c o n t o h menyekutukan A l l a h , antara lain mempercayai gunung, sungai, pohon, batu, patung, senjata pusaka, dan sejenisnya yang mempunyai kekuatan dan sifatnya rohani termasuk di dalam orang yang mempercayai batu akik". ) 15
Bagi A R . Fachruddin, tauhid harus berfungsi antara lain mentransformasikan sctiap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih/kurang ideal dalam artian memiliki sifat-sifat mulai yang membebaskan dirinya dari setiap belenggu kehidupan baik yang berasal dari lapangan sosial, politik, ekonomi maupun budaya, yaitu belenggu yang dapat menggoda, menjerumuskan dan mendua (pribadi yang terpecahkan) tauhid murni. ^3)pak AR. Menjawab Yogyakarta, 1992, hlm. 11. 1 4
hlm. 14.
70
Dalam Islam. Sinpress,
W AR. Menjawab, PT. B P . Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta 1990
^Ibid,
l5
274 Permasalahan
hlm. 21.
Bagi manusia tauhid, paling tidak ia harus memcnuhi atribut-atribut antara lain : 1. la memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia berusaha secara maksimal untuk menjalankan pesan dan pcrintah A l l a h sesuai dengan kadar kemampuan yang ada. 2. Ia menolak pedoman hidup yang datang bukan dari A l l a h . Dalam konteks masyarakat manusia pcnolakannya itu berarti cmansipasi dan kebebasan cscnsialnya dari seluruh belenggu buatan manusia, supaya komitmennya pada Allah menjadi utuh dan kukuh. 3. la bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas hidupnya, adat istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya. B i l a dalam penilaiannya ternyata terdapat unsur-unsur syirik dalam arti luas, maka i a selalu bersedia untuk berubah dan mengubah hal-hal itu agar sesuai dengan pesan-pesan Ilahi. Manusia-manusia tauhid adalah progresif karena ia tidak pemah menolak setiap perubahan yang positif. 4. Tujuan hidupnya amat jelas. Ibadatnya, kerja kerasnya hidup dan matinya hanyalah untuk A l l a h semata. Ia tidak pemah terjerat ke dalam nilai-nilai palsu atau hal-hal yang tanpa nilai, sehingga ia tidak pemah mengejar keyakinan, kekuasaan dan kesenangan hidup sebagai tujuan; Sebaliknya, hal-hal tersebut terakhir ini adalah sarana belaka untuk mencapai keridhaan Allah. 5. Manusia tauhid memiliki misi yang jelas tentang kehidupan yang harus dibangunnya bersama-sama manusia lain; suatu kehidupan yang harmonis antara manusia dengan Tuhannya, dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri. Pada gilirannya, misi tersebut mendorongnya untuk mengubah dan membangun dunia dan masyarakat sekeliling, sehingga, kewajiban untuk menata masyarakat yang
71
jumud dan mcmbangun masyarakat baru dipandang sebagai misi utama sepanjang hidup". ) 16
b). Fungsionalisasi Zakat Pemikiran /.akai A R . Fachruddin boleh dikatakan lebih banyak atau dapat dibagi ke dalam tiga bagian utama. Pertama, mengenai perluasan kcwajiban zakat. Kedua, soal pengclolaan zakai. dan ketiga, mengenai pcmanfaatan zakat. Dalam soal perluasan kewajiban zakat, A R . Fachruddin lebih banyak membahas tentang hasil, materi atau tanaman yang memiliki kualitas tinggi, seperti kopi, cengkeh, lada dan lain-lain. Kemudian mclakukan analogi dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam A l - Q u r ' a n , dan hadits, kemudian menetapkan kadar atau besar nisabnya. Menurutnya, tanaman-tanaman berkualitas tinggi, di samping kurma, dan padi, seperti yang terdapat di Indonesia, misalnya cengkeh, lada dan kopi, dikenakan wajib zakat, kalau sudah sampai nisabnya. Adapun nisabnya adalah setara dengan harga nisab padi. ) 17
Pendapat demikian didasarkan atas keterangan hadits:
^Terjemahan Bebas Dari Hasil Wawancara Dengan AR. Fachrudd tanggal 19 Agustus 1992, Yogyakarta. 1
Fachruddin Menjawab 274 Permasalahan Dalam Islam, Sinpress, Yogyakarta, 1992, hlm. 108.
72
Artinya : "Menilik hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad serta Ahli Sunah dari Ibnu 'Umar, menerangkan bahwa Nabi Muhammad Saw, bersabda: Pada tanaman yang tersiram hujan dari langit dan mata air atau yang digenangi air selokan, dikenakan zakat seperti sepersepuluhnya, sedang bagi tanaman yang disiram dengan sarana pengairan, seperduapuluh". Berdasarkan hadits tersebut bahwa nisab hasil tanaman (kurma) yakni scbesar 5 wasaq (setara dengan 653 atau 750 K g gandum atau bcras), maka nisab tanaman cengkeh dan scjenisnya selain padi adalah setara dengan nisab padi yaitu 653 atau 750 K g . Sesuai ketentuan di atas, maka j i k a harga beras sekarang sekitar R p 500,00 (limaratus rupiah) maka nisab beras (padi) adalah seharga 653 x R p 500,00 = R p 326.500,00 (Tigaratus duapuluh enamribu limaratus rupiah), atau dibulatkan menjadi R p 350.000,00 (Tigaratus limapuluh ribu rupiah). Atau 750 x Rp 500,00 = Rp 375.000,00 (Tigaratus tujuhpuluh limaribu rupiah). Dengan demikian hasil tanaman cengkeh, dan sejenisnya selain padi yang mencapai harga Rp 350.000,00 sudah dipandang mencapai nisab dan wajib dikeluarkan zakatnya. ) 18
Dari uraian di atas, maka pemikiran zakat A R . Fachruddin yang terpenting adalah, di mana beliau mengajak umat Islam untuk meninjau kembali ketentuan-ketentuan wajib zakat yang selama ini ditetapkan. Dalam arti mencari kebenaran-kebenaran hukum atas produk-produk modern seperti Biro Perjalanan, profesi tertentu dan tanaman tertentu yang memiliki kualitas produksi tinggi dan bemilai ekonomi tinggi, selain padi dan kurma yang tertera dalam surat A l - A n ' a m ayat 141: > 19
Wlbid, hlm. 109. )Al-Qur'an
19
dan Terjemahannya,
Yayasan Penyelenggara Pentafsir
Al-Qur'an, Surat Al-An'am, ayat 141.
73
Artinya : "Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak berjunjung, pohon kurma tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya zaitun dan delima yang serupa, dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu),jika berbuah, dan tunaikanlah haknya pada hari memetik hasilnya (kepada fakir miskin), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". Pengkajian ulang terhadap wilayah dan materi serta jenis kewajiban zakat yang selama ini dipraktekkan umat Islam bagi A R . Fachruddin merupakan manifestasi dari realitas problematika keumatan dan makna substansi dari institusi (lembaga) zakat itu sendiri. Artinya, berzakat bukan semata-mata diartikan sebagai manifestasi keimanan kepada A l l a h dan manfaatnya tertuju pada diri sendiri berupa pahala, melainkan juga m e m i l i k i relevansi bagi penciptaan kesejahteraan sosial umat I s l a m . 20)
Jadi singkatnya, tuntutan perluasan kewajiban membayar zakat bagi umat Islam Indonesia di samping merupakan refleksi keimanan terhadap institusi zakat, juga merupakan refleksi tanggung jawab sosial keutamaan dan panggilan perkembangan zaman.
2®)Wawancara Dengan Pak AR, tanggal 19 Agustus 1992.
74
Sedangkan dalam hal pcngelolaan zakat, A R . Fachruddin lebih menekankan kepada pengefektifan distribusi zakat itu sendiri. Dalam artian, pengclolaan zakat haruslah lebih profesional, sehingga pembagian atau pemanfaatan hasil zakat dapat dirasakan, oleh yang berhak menerima zakat. Dalam soal pengclolaan zakat ini menurul A R . Fachruddin perlu dibedakan : Pengclolaan zakat mal (harta) dan zakat fitrah. Zakat mal (harta), sebaiknya disalurkan pada B A Z I Z (Badan A m i l Zakat Infaq dan Shodaqoh). Dan lembaga-lembaga keislaman lain seperti masjid yang di situ terdapat personil pengelola zakat. Sementara pcngelolaan zakat fitrah lebih diarahkan pada obyck zakat itu sendiri. Dalam pada itu, pemanfaatan hasil zakat terutama zakat mal (harta) lebih dititik beratkan pada upaya pembebasan penyakit umat seperti kemiskinan, keterbelakangan dan ketertinggalan. Untuk tujuan d e m i k i a n hasil zakat menurut A R . Fachruddin dapat dibudidayakan. ) Sehingga jasanya dapat dimaksudkan untuk memperbaiki nasib fakir miskin seperti pembelaan pembelian alat-alat produksi (mesin jahit, alat-alat pertanian dan lain-lain), yang dapat memberikan peluang kerja bagi mereka sehingga fakir miskin tersebut dapat meningkatkan pendapatan mereka. 21
M o d e l pemberian bantuan atau pertolongan kepada yang tergolong miskin (yang menerima) zakat dapat dilakukan dengan dua model. 1. Pendekatan Parsial Dalam pendekatan ini pemberian bantuan, modal usaha dan lainnya dilakukan secara langsung dan bersifat insidentil yaitu tergantung tersedianya dana atau jumlah hasil zakat itu sendiri. 2. Pendekatan Struktural. Dalam pendekatan ini pemanfaatan distribusi zakat lebih bersifat
^Pak AR. Fachruddin Menjawab 274 Permasalahan Dalam Islam Sinpress, Yogyakarta, 1992, hlm. 112.
75
kontinyu. Tujuan akhirnya mengangkat golongan miskin dan Icmah agar mereka dapat mengatasi kemiskinannya. Pendekatan ini baru akan dilakukan, manakala sudah diketahui scbab-scbab secara pasti, kenapa miskin, usahanya bangkrut dan lain-lain. Kalau saja, kemiskinan itu discbabkan oleh karena ia tidak punya modal usaha, maka cara mengatasinya adalah dengan membcri bantuan modal usaha. Demikian sctcrusnya. Untuk mcrealisasikan pendekatan struktural ini, menurut A R . Fachruddin memerlukan suatu lembaga Baitul M a l yang kuat, yang dilengkapi dengan tcnaga-tcnaga ahli yang dapat membantu memecahkan masalah-masalah dan problematika keumatan.
c). Kemaslahatan Umat Selain materi pemumian aqidah dan fungsionalisasi zakat, maka materi lain yang banyak ditemui dalam dakwah A R . Fachruddin adalah: Tentang kemaslahatan umat yang dimaksud di sini adalah materi-materi ke-Islaman yang lebih banyak bersentuhan dengan kepentingan-kepentingan intern umat Islam. Materi kemaslahatan umat ini kalau disimak dari pemikiran A R . Fachruddin dimaksudkan sebagai upaya memperkuat identitas kemusliman. Materi ini pada dasarnya sangat luas; meliputi persoalan-persoalan keumatan seperti perkawinan, soal bunga bank, soal pemakai perhiasan, kesenian dan ibadah. Dalam soal perkawinan yang dipersoalkan adalah mengenai status kawin lari. Yaitu kawin yang tidak direstui orang tua. Dalam hal ini A R . Fachruddin mengemukakan bahwa lembaga perkawinan dalam Islam sangat mulia, oleh karena itu sebaik mungkin dihindari percekcokkan dengan orang tua. Kalaupun terjadi, maka yang bersangkutan harus berusaha sekuat tenaga agar pemikahan itu direstui orang ma. Dalam pada itu, mengenai menjalin cinta kasih dan nikah 76
dengan orang bcrlainan agama. A R . FAchruddin tidak menjclaskan secara tegas. Dalam menjawab sebuah penanyaan seorang responden "Bagaimana akibatnya perkawinan dengan lain keyakinan? Bisakah terjamin kerukunan dalam bahtera rumah tangga?". A R . Fachruddin memberi keterangan sebagai bcrikut, "Soal kerukunan rumah tangga itu mungkin saja, karena dapat terbina dengan kasih sayang. Adapun mengenai keyakinan agama itu, hubungannya dengan keyakinankeyakinan agama itu sendiri. Walaupun pasangan suami isteri itu sama keyakinan agamanya pun, tetapi kalau tanpa kasih sayang juga tidak dapat mencgakkan keserasian dalam bcrumah tangga. Hanya saja, kalau pasangan itu sama keyakinan, maka akan lebih memungkinkan akan munculnya kasih sayang. Sebab menurut keyakinan orang beragama, dengan keyakinan itu bisa mengesampingkan rasa-rasa yang lain. Oleh karena itu, Islam sangat menekankan dalam perkawinan berlangsung berdasarkan satu keyakinan, seiman dan se Islam. ) 22
Lebih lanjut dijelaskan bahwa perkawinan dalam Islam tidak hanya untuk kepentingan bcrlainan jenis (suami dan istri), tetapi juga hendaknya membawa kemaslahatan bagi keluarga, saudara dan lingkungan sekitar. H a l lain yang juga termasuk dalam masalah kemaslahatan umum ini adalah soal musik dalam pandangan Islam. Pertanyaan yang diajukan sang penanya adalah : "Benarkah bahwa musik dan nyanyian itu haram dalam ajaran Islam seperti diharamkan khamr? Benarkah suara wanita itu sebagai aurat sehingga dilarang diperdengarkan orang yang bukan muhrimnya? Jika suara wanita sebagai aurat, kenapa dalam lomba M T Q wanita diikutsertakan?" Jawaban yang diberikan A R . Fachruddin atas pertanyaan di atas adalah sebagai berikut : "Rasulullah semasa hidupnya pernah membenarkan Siti Aisyah bersenang-senang pada hari raya dengan
>Pak AR. Menjawab, PT. B P . Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, 1990, hlm. 68. 1T
77
bunyi-bunyian aiau musik tertcniu yang sangat scdcrhana, tidak mclampaui batas". Dalam pada itu. Majlis Tarjih (Ulama-Ulama Muhammadiyah) pemah memutuskan bahwa musik yang dapat mcrangsang kebaikan dan keberanian dibenarkan. Adapun musik atau bunyi-bunyian yang mcrangsang timbulnya hal-hal yang tidak baik, sebaiknya tidak usah dilakukan/didengarkan. Mengenai suara wanita, memang ada laham bahwa aurat wanita itu termasuk juga suara. Oleh karena itu wanita yang memperdengarkan suaranya untuk orang lain d i s e y o g y a k a n secukupnya saja, dan tidak usah tcrlalu dibuat-buat. N a m u n bagi wanita yang mengikuti M T Q itu dibenarkan, karena masih dalam rangka untuk menyiarkan Al-Qur'an. ) 23
Masalah lain adalah soal meminjam dan menabung uang di Bank. Yang dipersoalkan adalah bagaimana tuntunan Islam mengenai kegiatan menabung dan meminjam uang di Bank. Jawaban yang dikemukakan A R . Fachruddin terhadap masalah ini adalah sebagai berikut: "Muktamar Majlis Tarjih di Sidoarjo tahun 1968 menetapkan bahwa bunga Bank m i l i k negara merupakan masalah syubhat. Terhadap masalah yang syubhat sedapat mungkin dihindari kecuali ada alasan lain yang berkaitan dengan kemaslahatan umum sesuai dengan tuntunan Islam. Bank pemerintah d i p a n d a n g sebagai lembaga yang dipergunakan untuk memenuhi kepentingan umum yang sangat kecil kemungkinannya untuk rugi. Dengan demikian tidaklah ada halangan untuk menabung dan meminjam uang pada Bank, j i k a hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup sejalan dengan
^Ibid.
2
78
h l m . 112.
ajaran Islam". ) 24
Persoalan yang berkaitan dengan bank lain adalah soal pemanfaatan bunga bank. Menurut A R . Fachruddin, bunga bank itu hukumnya subhal. Artinya boleh dimanfaatkan, tetapi lebih baik tidak dimanfaatkan. Oleh sebab itu bagi umat Islam yang akan menabung di bank lebih baik diniatkan untuk mengamankan uangnya daripada mencari bunga. ) 25
Pokok pemikiran lain yang masih dalam kemaslahatan umum ini adalah masalah tuntutan ibadah bagi kaum muslimin. Hal-hal yang menjadi kajian pemikiran di sini adalah: Kedudukan jabat tangan dalam Islam, memotong kuku, soal wanita haid, taubat dan ampunan. Mengenai kedudukan jabat tangan dalam Islam, A R . Fachruddin memberi pendapat demikian: Mengenai jabat tangan dalam kasus-kasus seperti pada hari Raya, sesungguhnya tidak kita ketemukan dalam hadits maupun A l - Q u r ' a n . N a m u n demikian kebiasaan di atas dapat dijalankan jika hal itu tidak dipandang sebagai perintah agama dengan konsekuensi m e l a k u k a n atau tidak melakukan, tidak berakibat hukum. Jika kita tidak melakukannya tidaklah hal itu mengakibatkan d o s a . 26)
Mengenai soal wanita yang sedang haid, bolehkah memegang A l - Q u r ' a n atau tidak, A R . Fachruddin memberikan keterangan: Sepanjang untuk keperluan memberikan pelajaran kepada orang lain. wanita yang dalam keadaan datang bulan boleh memegang dan membawa Al-Qur'an. Yang tidak dibenarkan adalah memegang atau membawa A l - Q u r ' a n untuk kepentingan sendiri dengan tujuan mencari pahala dan untuk dirinya sendiri. ) 27
^Pak AR. Fachruddin Menjawab 274 Permasalahan Dalam Islam Sinpress, 1992, hlm. 175. 2
*>Op.Cit, hlm. Hf.
25
">Op.Cit, hlm. 181.
26
hbid,
27
hlm. 117.
79
Itulah untuk mcnycbut bcberapa persoalan yang termasuk dalam kemaslahatan umum yang mendapat sorotan dalam pemikiran dakwah A R . Fachruddin. Pcmbahasan yang dilakukan sangatlah sederhana, dalam arti tidak terlalu mengedepankan nash-nash Al-Qur'an dan hadits. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan para umat Islam untuk memahami Islam.
2. Strategi dan Mctodc Dakwahnya Seperti tergambar dalam materi dakwahnya, maka strategi dakwahnyapun tidak jauh dengan orientasi materi dakwahnya. Strategi dakwah A R . Fachruddin lebih banyak merangkul dan mengayomi umat Islam dari strata yang boleh dibilang awam. Seperti tukang bakso, becak, pedagang kaki lima, atau pedagang kecil. Strategi demikian diambil, mengingat dalam praktck dakwah Islam, masyarakat semacam ini tidak banyak diperhatikan padahal mereka adalah mayoritas dari umat Islam. Sedangkan hak dan keinginan mereka cukup besar untuk mengetahui dan memahami Islam. Sementara itu mereka tidak memiliki modal atau kemampuan intelektual yang cukup untuk memahami Islam dari segi pembahasan yang mendalam. Selain pertimbangan demikian, strategi dakwah demikian diambil, karena lebih praktis dalam artian mereka lebih mudah untuk diajak dan lebih kuat kesadaran untuk melaksanakan Islam. Karena agama bagi mereka bukanlah sesuatu yang dapat dikomoditas, tetapi benar-benar sebagai kebutuhan hidup. Dengan perkataan lain, agama bagi mereka benar-benar untuk memecahkan persoalan hidup dan kebutuhan hidup yang asasi. Dengan strategi obyek d a k w a h yang d e m i k i a n , maka pendekatan dakwahnyapun A R . Fachruddin nampak berbeda dengan pendekatan pada umumnya. D i mana hal pertama-tama yang beliau ajarkan adalah soal aqidah. Menurut pengakuannya, setelah beberapa kali diajarkan aqidah, maka baru kemudian diajarkan shalat dan 80
hal-hal lain. Itupun kalau mereka sudah minta diajarkan shalat atau ibadah yang l a i n . Jika tidak, pcmantapan aqidah lebih banyak ditckankan dalam strategi dakwah A R . Fachruddin. 281
Mengenai metode dakwah, A R . Fachruddin lebih banyak memakai metodc: tanya jawab. ccramah dan dialog, serta metodc tulisan. Dalam prakleknya, ketiga metodc ini sering dilakukan secara screntak. Misalnya metode ceramah, di samping ceramah, beliau juga menggunakan metodc tanya jawab atau dialog. Metode ccramah dan dialog ini lebih banyak digunakan dalam dakwah yang bersifat langsung, terbuka, dan juga mclalui media televisi. Sementara itu, metodc tanya jawab lebih banyak dipergunakan dalam bentuk tulisan melalui media massa, antara lain Harian Kedaulatan Rakyat, Majalah Suara Muhammadiyah, dan Harian Masa Kini. Yang terakhir ini sekarang sudah tidak lagi. Kelebihan A R . F a c h r u d d i n barangkali di mana dalam berdakwah ia sudah menggunakan media massa, elektronik dan menggunakan metode dakwah lewat tulisan. Hal ini amat cocpk sekali dengan era yang kita hadapi, yakni era globalisasi dan informasi.
D. Hambatan-hambatan
Dakwahnya
Dalam pembahasan materi dan strategi dakwah A R . Fachruddin telah dijelaskan bahwa orientasi dakwah A R . Fachruddin lebih berorientasi pada masyarakat awam seperti tukang becak, pedagang kaki l i m a dan orang-orang yang masih dangkal pemahamannya tentang Islam. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode multi d i a l o g , yaitu dialog ide, konscp, gagasan dengan menggunakan metode operasional yang variatif seperti: ceramah dialog dan tulisan.
^Hasil
2
Wawancara dengan AR. FAchruddin,
tanggal 19 Agustus 1992.
81
Sedangkan materi dakwahnya berorientasi pada pemumian aqidah dalam artian bagaimana memantapkan aqidah umat Islam itu sendiri, sehingga kelak ketika ia mcnjalankan ajaran Islam ia tidak lagi tergoda dengan daya tarik aqidah lain. Dalam pada itu juga, fungsionalisasi zakat dan kemaslahatan umat. Formulasi materi dan metode yang demikian bukanlah tidak menimbulkan konsekuensi logis bagi A R . Fachruddin sendiri maupun bagi masa depan dakwah Islam itu sendiri. Untuk mcrcalisasikan formulasi materi, strategi dan meiode dakwah yang demikian dalam kenyataan, terdapat bebcrapa kendala atau hambatan, yang kiranya perlu mendapat perhatian. Hambatan-hambatan dakwah A R . Fachruddin itu kalau diklasifikasikan bisa dikelompokkan menjadi dua hambatan besar. Kedua hambatan besar yang dimaksud adalah :
1. Hambatan Sosio Kultural Umat Hambatan sosio kultural umat ini adalah hambatan yang berasal dari intern umat Islam itu sendiri. Dan kalau dihubungkan dengan hambatan dakwah yang dialami A R . Fachruddin dapat dijelaskan dalam tiga aspek.
1.1. Hambatan Aspek Materi Hambatan dalam aspek materi ini berupa bercampur aduknya kebenaran kebatilan dalam pemahaman umat Islam. Jelasnya terdapat persepsi kembar tentang pemahaman dan penghayatan agama. Satu sisi ia mengakui kebenaran agama, tetapi dalam prakteknya ia masih mempercayai hal-hal lain (kekuatan sakti ruh-ruh). A d a n y a percampur-adukan antara kebenaran dan kebatilan dalam pemahaman dan penghayatan aqidah umat Islam, sangat dirasakan dalam menyampaikan materi dakwah. Sebagai dampaknya, A R . Fachruddin pemah 82
mendapat
ejekan, lemparan batu, ) karena ketidaksenangan obyek (mad'u) dakwahnya dengan materi dakwah yang disampaikan. Selain adanya reaksi keras yang bersifat frontal akibat lain adalah terjadi hambatan dalam dialog antara A R . Fachruddin dengan mad'unya. Satu sisi mad'unya mempercayai persepsi dan pemahamannya, sementara A R . Fachruddin tetap mempenahankan pemahaman yang murni kepada ajaran Islam. Hambatan ini kemudian menimbulkan tarik menarik. sampai batas waktu yang cukup lama. 29
Tapi berkat kesabaran dan kebenaran ajaran yang disampaikan, tahap demi tahap hambatan ini dapat diatasi. Bahkan terjadi kilas balik yang sulit dipercaya, di mana orangnya dulu; mengejek, kini menjadi pelopor dan pimpinan A R . Fachruddin di organisasi Muhammadiyah.
1.2. Aspek Obyek Dakwah Hambatan dalam aspek obyek (mad'u) dakwah ini pada gilirannya bermuara pada kenyataan bahwa mad'u dakwah A R . Fachruddin itu bersifat heteroginitas, baik dalam strata sosial, pendidikan, ekonomi, aliran keagamaan dan juga tingkat konsumsi atau gaya hidup. Keberagaman atau heteroginitas obyek dakwah ini membuat sulitnya dalam membuat matrik materi dakwah dan sulitnya untuk mengukur atau mengevaluasi hasil (out put) dakwah yang disampaikan. ) 30
Kesulitan itu disebabkan oleh beragamnya keinginan. kemauan dan minimnya fasilitas dan kesempatan yang tersedia. Untuk mengantisipasi kendala ini A R . Fachruddin lebih menitik beratkan bagaimana agar umat Islam yang masih awam dalam pemahaman Islam itu tidak lari dari Islam. A k h r i n y a dipilihkannyalah materi dakwah yang tidak banyak menuntut keberatan bagi umat, tetapi d i p i l i h k a n materi dakwah yang
9)\Vawancara AR. Fachruddin, tanggal 19 Agustus 1992.
2
)Wawancara AR. Fachruddin, tanggal 19 Agustus 1992.
DXJ
83
ringan-ringan. Ini dimaksudkan agar umat Islam yang beragama tersebut tidak lari dari Islam. ) 31
1.3. Aspek Pelaku Hambatan dalam aspek pelaku dakwah ini dirasakan karena kurangnya pelaku dakwah yang menitikberatkan pada pengembangan dakwah Islam di kalangan umat Islam yang k e c i l - k e c i l secara ekonomi, dan kurang tcrorganisir, sehingga sangat mcnyulitkan. Hambatan lain, karena keterbatasan waktu yang d i m i l i k i A R . Fachruddin sendiri. Dalam upaya mengatasi masalah ini, ada dua altematif yang dikemukakan A R . Fachruddin. ) Pertama, mengkader da'i-da'i yang l e b i h berorientasi pada pengembangan dakwah dalam masyarakat kecil ini tcrutama dari ormas-ormas keagamaan Islam. 32
Kedua, sudah saatnya diadakannya koordinasi terpadu dari berbagai disiplin ilmu profesi untuk membuat matrik materi dan cara-cara yang ditempuh dalam menjawab problematika dakwah di kalangan umat Islam awam. Dengan altematif demikian, kata A R . Fachruddin kita tidak akan kekurangan da'i dan kekurangan materi dan cara untuk mengatasi problematika dakwah di kalangan umat Islam yang masih awam. 2. Hambatan Struktural Hambatan struktural yang dimaksud dalam tulisan ini adalah hambatan yang berasal dari luar intern, umat Islam sebagaimana dikemukakan dalam hambatan sosio kultural di atas. Hambatan struktural ini pada gilirannya merupakan hambatan global, di mana
)/4#. Fachruddin Menjawab Kumpulan Tanya Jawab Pembaca dengan AR. Fachruddin. Di Harian Kedaulatan Rakyat, Tahun 1990, halaman Kala Pengantar. 31
^Wawancara
84
AR. FAchruddin, tanggal 19 Agustus
1992.
sctiap da'i dan umat Islam pasti menghadapi kenyataan ini. B i l a dihubungkan dengan aktivitas dakwah A R . Fachruddin maka corak dan bentuk hambatan struktural ini tercermin dalam bebcrapa hal. 2.1.
Lemahnya kemampuan umat dalam menguasai media-media dakwah m o d e m seperti media massa baik bcrupa koran maupun majalah, media elcktronik berupa T V , Radio dan Telcpon. Lemahnya penguasaan umat Islam (tcrutama da'i) terhadap media dakwah ini membuat ruang gerak dakwah Islam menjadi sempit.
2.2.
Hambatan kedua ini merupakan implikasi dari hambatan pertama, yaitu kurang mampu umat Islam terutama da'i dalam memanfaatkan media massa dan elektronik sebagai media dakwah. A k i b a t n y a da'i kurang mampu memanfaatkan dakwah Islam melalui media tersebut. Selama i n i , pemanfaatan masih belum maksimal, paling baru dalam bentuk kuliah subuh, mimbar agama Islam, tanya jawab dan sedikit dalam bentuk-bentuk drama. A R . Fachruddin dalam kaitan ini baru mampu memanfaatkan dalam bentuk: T a n y a jawab, mimbar agama dan ceramah. Akibat dari itu, informasi dakwahnya sangat terbatas dan bahkan parsial, dalam artian terbatas pada obyek tertentu dan materi tertentu saja.33)
D e m i k i a n l a h beberapa hambatan dakwah yang dirasakan cukup serius terutama bagi A R . Fachruddin dalam melaksanakan dakwah Islam. Sudah barang tentu hambatan ini juga dirasakan dan dialami oleh para da'i yang lain. Sebab sebagaimana dikemukakan A R . Fachruddin bahwa setiap aksi (gerakan dakwah) pasti diikuti reaksi (menentang). H a l ini barangkali sudah merupakan kodrati yang tidak dapat dihindarkan oleh siapapun yang akan terjun dalam kancah dakwah Islam.
^Wawancara dengan AR. Fachruddin, tanggal 19 Agustus 1992.
85
I.
PURWAKA
Teknik propaganda yang ringan Demi nama Tuhan. Tuhan Pemurah. Tuhan Yang Maha Asih. Wahai, adalah seyogyanya, andaikata ada sekelompok dari pada kamu sekalian, mereka yang sanggup dengan hati dan kuat teguh untuk mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada sesuatu yang terang bagusnya serta mencegah dari segala yang jahat dan sebermula mereka yang demikian itu adalah orang-orang yang jaya beruntung. ( A l i Imran 104 ). Wahai, siapa pulakah yang lebih bagus, yang lebih tinggi mutu nilai perkataannya, dari pada orang yang mengajak berbakti kepada Allah, sedangkan ia adalah orang yang berhati-hati berbuat kebajikan dan (dengan tidak meninggalkan kesopanan, kebijaksanaan, secara tegas) ia berkata, bahwasanya aku ini dari golongan orang-orang yang tunduk menyerah kepada Allah. ( Fussilat 33 ). W a h a i , sebermula tidaklah sama kebaikan itu dengan kejelekkan. Tolaklah kejelekan itu dengan cara yang lebih bagus ( sopan - kebijaksanaan ). Percayalah, bahwa andai kata ada di antaramu dan di antara orang yang jelek perbuatannya itu ada permusuhan, (tetapi dengan kebaikan sikap dan cara penolakanmu itu, maka insya A l l a h terjadilah ) seolah-olah seperti sahabat nan rapat. ( Fussilat 34 ). Tetapi wahai tidaklah akan mendapatkan kemenangan moril yang gilang-gemilang itu kalau bukan mereka yang berhati tabah, kalau bukan mereka yang sabar lagi tahan. Sungguh benar-benar 86
tidak akan mencapai kemenangan nilai yang sebesarlagi mulia itu, kalau bukan mereka yang mempunyai bahagian, kalau bukan mereka berjiwa besar, kalau bukan mereka yang beriman teguh, berhati baja. (Fussilat 35 ). Tuhanku, kepada siapakah aku hendak hunjukkan puji dan sanjung, kalau tidak kepadamu hanya ? Betapa segala puji dan sanjung itu tidak hendak dihunjukkan semata-mata kepada Engkau Yaa Allah; padahal Engkaulah yang menjadikan kami sekalian ummat manusia ini sempurna dengan perlengkapannya, bumi langit dengan seluruh isi-isinya; padahal Engkau Esalah yang mengatur perjalanan bulan, matahari, bintang dan semua cakrawala dengan tak satu pun yang dapat memberikan bantuan untuknya; padahal Engkau T u n g g a l l a h yang mengatur perputaran malam dengan siang, pergantian musim panas dengan dingin, dengan tak seorangpun dapat menggagalkan apabila telah Engkau kehendaki; padahal Engkau sendiri jualah yang telah mengangkat derajat manusia ini mengatasi segala makhluk dan benda, tetapi sebaliknya karena pekertinya pula, maka Engkau jugalah yang berhak menjatuhkan manusia ini ke bawah derajat yang lebih hina dari pada segala makhluk dan benda seluruhnya. Tuhanku, betapa aku tidak hendak memanjatkan puji-pujian, kepada E n g k a u semata-mata, padahal E n g k a u l a h yang telah menuntun, yang telah menunjukkan kepadaku, hingga aku dengan kemurahan dan fadhalmu dapat mencapai petunjuk-petunjuk yang lurus i n i . T u h a n k u , dengan petunjukmu i t u l a h , aku dapat membedakan mana yang sebenarnya lurus dan mana pula yang sebenamya membelok. T u h a n k u , alangkah besar nikmat yang E n g k a u berikan kepadaku, ialah nikmat akal yang aku tak dapat menilai, berapa harga akal itu. Sejak aku berakal, sejak itu pula aku mengenai batas kekuatan panca-inderaku. Tidak semua yang sudah tak kudengar itu telah hilang, karena dengan akal manusia dapat membangkitkan kembali suara yang seolah-oleh telah hilang di angkasa itu. Tidak semua yang dipandang kecil oleh mata itu sebenarnya kecil pula
87
nyatanya. Akalku mengajarkan kepadaku bahwa gunung yang jauh itu sebenarnya seribu kali lebih besar dari padaku, Meski mataku melihat gunung itu mengecil, meski pandangan mataku mengatakan, bahwa jalan kereta api itu semakin jauh, makin mengecil. Yakin aku, aku tak mungkin begitu. Yang demikian itu karena petunjuk akal yang Engkau berikan kepadaku. Wahai alangkah besar nikmatmu Y a a A l l a h . Hanya untuk Engkau saja Y a a A l l a h segala puji dan sanjung. Dibalik itu Oh A l l a h , petunjukmu, cahayamu, Agamamu, itulah merupakan pedoman hidup yang lebih besar lagi nilainya dari pada akal yang Engkau berikan. Tuhanku, sejak aku mengikuti panggilan kasih sayangmu itu, aku kini tahu sebcrapakah sebenarnya kekuatan akal fikir yang kudewa-dewakan semula. Tuhanku, sejak itu aku yakin bahwa berjudi itu mencelakakan, meski akalku mengatakan tidak. Y a k i n aku bahwa khomer itu berbahaya, meski akalku mengatakan, bahwa itu ada faedahnya. Y a k i n aku, bahwa ilmu semata-mata itu berbahaya, mengancam keselamatan seseorang manusia, selama 'ilmu itu tidak diiringi dengan takut kepada Allah. Karena itulah wahai Tuhanku, yakin aku akan firmanmu, bahwa kelak manusia pasti mengakui akan kebenaran petunjukmu. Kalau toh mereka kini belum mengakui, itu hanyalah mereka masih terpesona oleh kecerdasan akal fikir yang sontok dan karena masih terlibat oleh kesenangan-kesenangan palsu yang senantiasa dibisik desuskan oleh nafsu yang menghendaki kepuasan yang tak terbatas. Untuk itu, Tuhanku, aku akan patuh mengikuti petunjukmu. A k u akan syiarkan petunjukmu seluas m u n g k i n , menurut kadar kemampuan yang Engkau limpahkan kepadaku. Tuhanku, aku insyaf. Bahwa mematuhi petunjukmu itu berat. Banyak onak dan duri yang harus aku singkirkan. Banyak lurah yang harus kuturuni. Banyak bukit yang harus kudaki. Tetapi petunjukmu senantiasa m e m b u k a k a n keyakinan kepadaku bahwa dibalik onak dan duri itu, dibalik jurang yang curam
88
mendalam itu, dibalik bukit yang tinggi menengadah itu, aku mendapali kebahagiaan nan kekal abadi. Tuhanku, Engkau tahu seberapa kekuatan diriku, sampai di mana ketabahan jiwaku. Engkau tahu itu, karena Engkaulah yang memberikan kepadaku. Karena itu wahai T u h a n k u , dengan murah dan asihmu, janganlah Engkau siksa aku karena lupa dan keliruku. Janganlah Engkau beratkan juga kepadaku beban, sebagai yang Engkau beratkan kepada orang-orang sebelumku. Janganlah E n g k a u bebankan kepadaku apa yang Engkau tahu bahwa aku tidak terangkat. Tuhanku bimbinglah aku, hasunglah aku, maafkanlah aku, ampunilah aku, Engkaulah Tuhanku dan tolonglah aku untuk mengalahkan kepada mereka yang sengaja menentang akan segala peraturan dan petunjukmu. T u h a n k u , l i m p a h k a n l a h rahmat dan barokah kepada Muhammad s.a.w. itu utusanmu yang terakhir. D i mana ia telah melanjutkan dan menyempurnakan risalah-risalah dari seluruh Nabi dan Rasulmu. Begitu pula limpahkan juga kepada para keluarga Muhammad, para sahabat dan selanjutnya kepada para pengikut dan penegak sunnahnya. A m i n . Y a Robbal 'Alamin. Naskah ringkas yang akan anda baca i n i , asalnya dari diktat waktu Pak A . R . turut mengajar pada Madrasah Darul ulum Muhammadiyah Sawogalur Brosot Galur Adikarto dan juga pada Madrasah Muballigin Muhammadiyah ke II (Madrasah Wussha) dan Madrasah M u b a l l i g h i n M u h a m m a d i y a h ke III (Tablighrohool) Suronatan Yogyakarta, sewaktu Pak A . R . setelah kembali dari Palembang ± pada tahun 1945/1946 dan ketika Pak A . R . pindah tinggal di Kampung Kauman Yogyakarta ± pada tahun 1952/1953. Diktat tersebut ditulis secara popuier menurut kemampuan Pak A . R . jadi bukan naskah yang bentuknya ilmiah. Naskah ini ketika diajarkan oleh Pak A . R . diberinama "Teknik Propaganda" diterangkan secara populer/ringkas.
89
II.
PROPAGANDA
Propaganda sccara mudahnya ialah mengajaknya scsuatu idc kepada orang lain, yang belum selaham dengan ide yang diajakkan itu. Karena itu, maka di sini sengaja kita paksakan propaganda itu dapat kita salin dengan kata-kata da'wah. Ajakan atau panggilan ataupun juga seruan. Dalam dunia kemajuan seperti sekarang ini di mana orang dibcbaskan menganut suatu ide atau suatu agama menurut keyakinannya dan kepercayaannya sendiri-sendiri, maka propaganda itu suatu tindakan yang tidak dapat diabaikan. Propaganda akan tetap menjadi soal yang penting, di mana orang masih bersedia untuk mengamati kepada faham-faham orang lain. Propaganda akan tetap menjadi soal yang penting, selama orang masih luas dadanya, masih j e m i h fikirannya, masih tidak sontok hatinya dan masih besar j i w a pengharapannya. Propaganda akan tetap menjadi soal yang penting, selama orang masih mau mengikuti akal fikiran yang sehat, selama orang masih tetap menghendaki perkembangan kemajuan yang sehat, kemajuan yang tinggi mutu dan nilainya selaras dengan mutu dan nilai manusia itu sendiri. Propaganda itu tetap merupakan soal yang penting, selama orang masih berkemauan menjadi orang, di mana ia menghendaki sesuatu tidak mau m e m p e r k o s a , dan m a s i h m e m b e r i k a n kemerdekaan kepada orang lain. Propaganda itu akan senantiasa penting selama orang masih mau menjadi orang yang berakal dan berfikiran, hingga dalam mengadakan hubungan antara seorang dengan yang lain tidak mau dipaksa dan tidak pula mau memaksa. Tetapi sebaliknya propaganda itu akan jatuh nilainya, akan
90
tidak berarti, kalau orang sudah tidak menghendaki kemerdekaan berfikir lagi. Orang tidak akan menghendaki adanya sistem propaganda, apabila orang telah picik cara berfikimya dan ia sudah menghendaki sistem paksa memaksa. Kalau toh pada waktu itu ada juga propaganda, maka propaganda itu adalah propaganda palsu. Atau propaganda yang hanya akan digunakan menutup, atau untuk mengelabui mata orang banyak dari adanya tindakan paksa sistem itu. Dan bila mana hal yang semacam itu kcjadian, maka yang berlaku bukan lagi undang-undang kebenaran, melainkan undang-undang kekuasaan atau "aku kuasa, mau apa engkau".
III. J A L A N
PROPAGANDA
Jalan propaganda itu banyak. Dari jalan-jalan itu ada yang menghendaki waktu yang agak lama dan ada pula yang maunya dengan waktu pendek saja. Meski demikian pada hakekatnya propaganda itu tentu menghendaki waktu yang lama. Adapun jalan-jalan propaganda atau jalan memasukkan, mengajakkan, menyerukan sesuatu ide itu antaranya dengan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
mengajar ceramah bermusyawarah berdebat berpidato karang-mengarang pameran dan alat-alat visual/hadzriyah perang urat syaraf contoh yang berujud tindakan-tindakan nyata,
dan lain-lain sebagainya, menurut kemajuan atau perkembangan masa.
menurut
91
( 1 ).
MENGAJAR
Mengajar, inilah satu-satunya jalan yang sebaik-baiknya untuk memasukkan sesuatu ide atau faham. Guru yang berideologi pandai benar ia untuk memasukkan ideologinya dengan sangat halus. Karena kehalusan itu, maka dengan amat tidak terasa ideologi itu telah mendarah, mendaging bahkan sampai masuk ke tulang sumsum anak-anak yang diajar itu. Dengan melalui pelajaran berhitung, ilmu bumi, ilmu alam, ilmu hewan, ilmu hayat, bernyanyi, membaca, karang-mengarang dan lain sebagainya, ia dapat memasukkan idenya. Dalam pada itu, tentu saja tak usah diterangkan lagi, bahwa gum yang akan memasukkan ide ( i d e o l o g i ) kepada anak-anak itu, harus m e m i l i k i pengetahuan ilmu pendidikan yang sedalam-dalamnya. Dengan tidak itu, tentu tak mungkin. (2).
CERAMAH
Menurut faham kita, ceramah itu mempunyai sifat yang sedikit agak berbeda dengan pidato biasa. Memang ceramah itu musti dipidatokan, tetapi tidak semua pidato itu berbentuk ceramah. Ceramah pada umumnya tidak mempunyai sifat anjuran atau persemangatan. Tetapi pada pengertian yang sebenarnya, ceramah itu haruslah berbentuk suatu penjelasan ilmiah yang bersifat Objektif. Ceramah yang baik, haruslah mempunyai dasar-dasar pengetahuan. D i a menghendaki kelengkapan dalil-dalil yang nyata yang dapat dibuktikan oleh setiap para pendengar ceramah. Pada akhirnya, ceramah itu harus mempunyai sifat kebebasan bagi yang hendak menyetujui ataupun bagi yang hendak menolak ceramah itu. Jadi tidak terang-terangan bersifat mengajak atau menyerukan.
92
( 3 ).
BERMUSYAWARAH
Bcrmusyawarah itu sama dengan kata-kata berembuk atau berunding. A d a pula daerah yang mempunyai kata-kata sindiran, berunding itu sama dengan beria-ria, bertidak-tidak. Atau boleh juga ada yang mengatakan, bcrmusyawarah itu mencari kata sepakat. Bermusyawarah itu menurut arti yang sebenarnya, ialah bertukar fikiran membanding pertimbangan, untuk mencntukan bersama, apa-apa yang dianggap benar. Jadi secara jelas tegasnya, bermusyawarah itu mencari kebenaran dengan jalan berunding bersama-sama. Oleh karena itu maka bermusyawarah itu menghendaki kesopanan-kesopanan yang cukup. D i antara kesopanan musyawarah itu : 1. Jangan mengganggu keterangan kawan yang sedang menerangkan pendapatnya. 2. Jangan terlalu sering mengadakan interupsi, menyelingi pembicaraan kawan berunding. Karena itu pun bersifat menganggu juga. 3. Jangan menolak kebenaran pendapat dari pada kawan. 4. Jangan menghinakan kepada kawan berunding baik dengan kata-kata maupun dengan tindakan. 5. Dengar dan perhatikanlah keterangan dari kawan berunding itu. Kalau hendak lebih baik lagi, maka : 1. Jangan berunding dengan orang-orang yang saudara merasa segan, atau merasa kalah pengaruhnya. Atau kalau terpaksa tidak dapat Saudara hindarkan, maka dengan tidak menghilangkan kesopanan dalam pergaulan perhubungan ( dengan basa basi yang sempurna ) anggaplah bahwa mereka itu sama-sama anggota permusyawaratan. 2. Jangan bermusyawarah, di waktu Saudara sedang marah.
93
Atau selama Saudara bermusyawarah jangan sampai marah. 4. Jangan pula bermusyawarah, sewaktu Saudara sedang kekenyangan, atau waktu Saudara sangat lapar, begitu pula di waktu Saudara sedang amat letih atau sedang mengantuk benar-benar. 5. Alangkah bertambah baiknya lagi, andai kata Saudara dapat berunding pada tempat yang tidak terganggu oleh suara hiruk pikuk dan sebagainya. Begitu pula hindarkanlah perundingan yang ada di dalam suasana panas. Baik panas udara hawanya, maupun panas suasananya. A d a p u n di waktu berbicara, di waktu mengetengahkan pendapat, mengingat bahwa musyawarah itu untuk menelorkan kata sepakat, untuk mencetuskan kebenaran, maka usahakanlah agar pembicaraan Saudara itu : 1. M e n g g a m b a r k a n bahwa Saudara benar-benar telah memahami akan apa yang tengah dibicarakan atau sedang dipermusyawarahkan itu. 2. Usahakanlah, agar pembicaraan Saudara senantiasa berkisar pada pokok pembicaraan itu. Terlalu keluar dari pada pokok masalah akan menggelisahkan kawan. 3. Kalau Saudara perlu mempergunakan perbandingan (kias ) maka hendaknya perbandingan itu jangan jauh dari pada pokok masalah yang hendak diberi bandingan itu. 4. Usahakan jangan Saudara mempergunakan bahasa yang sekiranya tidak dimengerti/tidak difahami oleh kawan berunding itu. Ataupun juga jangan mempergunakan bahasa atau kata-kata yang membingungkan karena berfaham dua. 5. Sedapat mungkin waktu Saudara mengetengahkan pendapat itu tak usah dengan mematahkan pendapat kawan itu.
94
Cukup kalau Saudara ketengahkan saja apa yang menjadi pendapat Saudara itu. Sedang pertimbangan selanjutnya pada seluruh anggota berunding itu semuanya. Insyaf dan sadarilah bahwa bermusyawarah itu untuk menetapkan kebenaran. Akhirnya diharapkan, agar hasil permusyawaratan itu lebih memuaskan, maka hindarkanlah adanya pengambilan stem. Lebih baik kalau pimpinan permusyawaratan itu dapat menyimpulkan. D i sana-sini dikurangi-ditambahkan. Pendapat A dikurangkan sedikit. pendapat B ditambah sedikit, akhirnya dengan suka rela seluruhnya dapat menyetujui adanya kesimpulan yang satu itu. Andai kata toh terpaksa juga akan diadakan pengambilan stem, maka usahakanlah agar yang kalah stem itu tidak merasa kecewa. D i samping yang kalah stem diusahakan agar jangan kecewa, pun bagi yang menang stemnya jangan menimbulkan aksi-aksi yang kurang mengenakkan bagi yang kalah dengan hinaan atau lainnya. Dan i n i , yang memegang peranan penting adalah pimpinan permusyawaratan itu terutama. Seorang yang beride ( berideologi ) dalam mengetengahkan pendapat itulah merupakan suatu kesempatan untuk menyalurkan ide atau ideologinya. Sudah tentu harus dengan bijaksana sekali. ( 4 ).
BERDEBAT
Berdebat itu juga sejalan dengan bermusyawarah. Tetapi caranya lebih serem. Debat juga bertukar fikiran. Tetapi dengan cara-cara tertentu. Dapat kalau disalin dengan bahasa Indonesia yang lebih mendekati ialah berbantah. Dalam bahasa Arab mujadalah. Pada umumnya debat itu untuk mencari kemenangan pendapat itu. Jadi bukan mencari kebenaran pendapat. Umpamanya saja perdebatan antara Raja Namroedz dengan Nabi Ibrahim a.s. Sewaktu Nabi Ibrahim mengetengahkan keyakinannya dengan boleh digambarkan.
95
"Tuhanku itu Allah. Bukan manusia biasa seperti engkau itu. Tuhanku itu Maha Kuasa. Dapat mematikan dan menghidupkan". Namroedz mendebat. "Saya pun kuasa juga. A k u toh berkuasa mematikan dan menghidupkan". Dengan tidak menanti pertanyaan N a b i Ibrahim l a g i , Namroedz menyuruh pegawainya untuk memajukan dua orang rantai, atau dua orang tahanan. Dengan sikap angkuh dan berlagak menghina. Namroedz berkata: "Hai Ibrahim, lihatlah akan kekuasaanku"! "Kedua orang ini adalah dua orang rantai yang boleh saya hukum menurut kekuasaanku". "Lihatlah! Itu A akan saya matikan. Dia saya hukum bunuh". Kemudian oleh Namroedz diperintahkan kepada Singanegara (Algojo) untuk membunuh A yang dikatakan oleh Namroedz itu. Dan nyatanya A mati terbunuh pula atas perintah Namroedz. Namroedz berkata l a g i : "Nah lihat sendiri. D i a mati. Dan itu hai Ibrahim, si B saya hidupi. H a i kau B , engkau boleh bebas, saya hidupi. Engkau boleh pulang". B . itupun terus mengucapkan terima kasih kepada raja Namroedz dan terus pulang. D i a dihidupi oleh Namroedz, begitu pengakuan Namroedz. "Nah Ibrahim, kaulihat sendiri yaitu B saya hidupi. Dan ia berterima kasih kepadaku, bukan kepada Allahmu. Sebab memang ia mengakui bahwa akulah yang menghidupi padanya". Dengan memahami cara berpikimya Namroedz yang demikian itu, maka Nabi Ibrahim lalu menjawab :
96
"Oh demikian. Baiklah. Nah sekarang demikian. Tuhan Allah itu Maha Kuasa. Dialah yang menerbitkan matahari itu dari timur dan menenggelamkan pada sebelah barat. Kalau engkau memang berkuasa, terbitkanlah matahari itu dari barat dan tenggelamkanlah disebelah timur"! Patah siku Raja Namroedz. Ia terus membungkam, diam dari 1001 bahasa. Ia tak dapat berkutik lagi. Dan Nabi Ibrahim menang dalam perdebatan itu. Dan kemenangan itulah yang dicari, jadi bukan kebenaran. Meskipun kemenangan Nabi Ibrahim itu kemenangan dalam menegakkan kebenaran. Cara berdebat Berdebat adalah mencari kemenangan. Karena itu sifatnya sepeni pertempuran atau pergulatan. Segala yang bernama pertempuran atau pergulatan, segala yang menghendaki kemenangan, maka dengan sendirinya menghendaki penentuan-penentuan siasat atau taktik untuk mencari kemenangan itu. Atau untuk senantiasa berusaha menggulingkan lawannya. Berhubung dengan itu maka, dalam perdebatan harus dicari strategi-strategi yang akan menguntungkan diri sendiri dan dapat merugikan orang lain. Perdebatan merupakan peperangan, meskipun hanya peperangan lidah. Karena itu maka dalam perdebatan orang menggunakan Chid'ah. Atau tipu muslihat. Kerap kali chid'ah atau tipu muslihat itu kejam sekali bentuknya. Dia tidak mengenai maaf. Maklumlah, karena dasarnya memang mencari kemenangan. Kalau hendak dibandingkan dengan bermusyawarah, maka sungguh jauh sekali perbedaannya. Kadang-kadang caranya sangat bertentangan sekali. Satu cara yang merupakan cara yang terpokok dalam berdebat, ialah mengacaukan pendapat atau fikiran musuh. Hal ini merupakan hal 97
yang pokok, karena kekacauan fikiran musuh itu mempermudahkan bagi fihak lainnya. Kalau seorang yang akan mengetengahkan alasan-alasan ini memang menghendki ketenangan dan kejemihan berfikir, padahal fikirannya telah dikacaukan, maka tentu sudah tidak nuchter lagi. Dan apabila itu dapat terjadi, maka kelemahan alasan-alasan itu akan mudah didapat, dengan sendirinya akan mudah pula untuk dipatahkan. Jalan mengacaukan fikiran itu, yaitu apabila orang dipanaskan hatinya. Orang mudah panas hatinya apabila dihinakan, atau disinggung perasaannya. Dalam pertempuran, menyerang itu lebih mudah dari pada mempertahankan. Karena itu dalam perdebatan itu pun usahakanlah agar senantiasa menjadi fihak penyerang dan jangan menjadi fihak yang mempertahankan. Theori penyerangan itu ada saja. Di antaranya menyerang dengan secara bertanya. Dengan menghujani pertanyaan-pertanyaan, akan dapat mengalang-kabutkan fihak yang dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Orang yang lemah cara berfikirnya, di waktu menerima pertanyaan-pertanyaan itu, selalu mengusahakan agar dirinya dapat memberikan jawaban yang tepat. Dan di waktu itu ia akan beranggapan, bahwa apabila ia lulus dapat memberikan jawaban yang tepat itu, ia akan mendapat simpati dari para pendengar atau para hadlirin. Tetapi ia lupa, bahwa mengusahakan jawaban yang tepat dengan secara spontan itu menghendaki kekuatan ingatan dan kekuatan berfikir sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu seorang debatter (seorang ahli debat) ia selalu berusaha agar tidak menjadi orang yang menerima pertanyaan saja. Tetapi dibalikkan, sehingga ia seketika itu menjadi orang yang malah menghujankan pertanyaan-pertanyaan. Hal itu, karena memang pada umumnya lebih mudah bertanya dari pada mengusahakan sesuatu jawaban. Apalagi kalau datangnya
98
pertanyaan-pertanyaan itu bertubi-tubi, mendadak dan menghendaki pula jawaban yang seketika itu juga. Lebih-lebih kalau perdebatan itu di muka orang banyak, tentu lebih menghendaki pemerasanpemerasan otak. Maklumlah, betapapun juga orang tentu senantiasa menjaga prestise. Dalam bermusyawarah orang dikehendaki dan satu sama lain sama menghendaki jangan sampai keluar dari pada pokok-pokok acara. Tetapi dalam perdebatan tidak begitu. Masing-masing hanya saling mengintai di mana letak kelemahan alasan kawan. Kalau mengetahui alasan-alasan yang kuat pada pokok-pokok perdebatan, sedang pada perkataan-perkataan lain ada terdapat kelemahankelemahan itu, maka disengajanya ia tidak mematahkan atau menghantam pada yang kuat itu, melainkan dari kata-kata yang lemah itulah ia mengusahakan serangan-serangan, sehingga dengan itu ia mengharapkan untuk dapat mengelabui mata, membalikkan suasana. Sedangkan alasan-alasan yang kuat itu malahan dibiarkan berlalu begitu saja. Seolah-olah malah dianggap sepi. Demikianlah dengan sepintas lalu, keterangan mengenai teori perdebatan itu. Dalam pada itu kalau sekiranya masih ada jalan lain, lebih baik debat itu tak usah dijalankan saja. Demikian itu kalau terhadap golongan lain. Sebab pada umumnya dalam debat itu tidak pernah mengalahkan lawan, dengan arti bahwa lawan itu terus mau berbalik mengikuti faham lawannya. Melainkan kadang-kadang malahan hanya menambah jauhnya lawan itu dari pada faham yang kita kehendaki. Sungguhpun demikian, teori debat itu benar-benar baik, untuk membiasakan kecepatan berfikir, sehingga memudahkan pemecahan sesuatu soal dengan mempergunakan waktu yang pendek sekali. Berhubung teori debat itu demikian, maka bagi yang sengaja hendak terjun dalam perdebatan, hendaklah ia berbekal tebal perasaan yang seolah-oleh memekakkan telinganya. Orang yang berdebat yang menghendaki kemenangan, sedapat mungkin dapat menguasai hatinya. Jangan sampai hatinya mudah panas, ataupun telinganya 99
mudah marah. Orang perasa angin, orang yang mudah naik darah, janganlah berdebat, akibatnya tidaklah baik. ( 5 ). KARANG -
MENGARANG
Karangan artinya susunan. Mengarang berarti menyusun. Dimaksud dengan kata-kata karang-mengarang ialah pengutaraan isi hati, pengutaraan sesuatu maksud, pengutaraan sesuatu tujuan dengan dituliskan. Pengutaraan isi hati, atau maksud ataupun tujuan, meskipun dengan sendirinya dengan disusun, tetapi tidak dengan ditulis, bukan mengarang namanya. Dalam dunia propaganda, karang-mengarang ini bukanlah suatu peranan yang kecil. D i a . dapat disampaikan ke pelosok-pelosok dengan tidak memerlukan tenaga yang banyak. Dengan karang-mengarang, orang dapat menyampaikan maksud dan tujuannya dengan tidak kalah tajam dan berkobar-kobarnya dengan sesuatu pidato. Dengan amat meresap, seorang pengarang yang mahir dapat menarik para pembaca ke mana yang dimaksudkan. Dengan kita jamin pena seorang penulis yang ulung dapat mengecam dengan begitu tandes. Dengan kepandaian seorang pengarang atau penggubah ia dapat menghasut para pembacanya dengan benar-benar dapat menimbulkan kenyataan-kenyataan yang menggemparkan. Seorang ahli budi dengan kehalusan tulisannya ia dapat menyadarkan seorang pembaca yang kebetulan busuk hatinya dapat berubah menjadi seorang yang baik budi. Sebaliknya seorang pengarang roman yang bersifat sensasionil, kadang-kadang ia dapat mengajak seorang pemuda yang berhati suci dan yang berfikiran masih jernih, dapat berubah menjadi seorang pemuda yang gemar main cowboy-cowboy-an. Demikianlah seterusnya. Harus lebih hati-hati Mengarang, itu harus lebih hati-hati apabila dibanding dengan berpidato umpamanya. Menulis karangan, berarti mengatakan 100
sesuatu yang tidak akan hilang satu dua hari. D i a akan dapat dibaca selama kenas atau tempat tulisan itu belum hancur. Karangan mudah dikontrol, mudah diperiksa dan dapat diulang-ulangi. Tetapi tidaklah demikian kalau orang berpidato. Karena itu sekali lagi, menulis karangan harus lebih bcrhati-hati. Menulis karangan dengan secara gegabah, sama halnya dengan mcngabaikan keselamatan diri sendiri.
Jurusan karangan Menulis karangan berlain-lainan corak atau gayanya. Menurut jurusan apa yang ditulisnya. Lain jurusan, lain pula gayanya. M e n u l i s uraian biasa. M e n u l i s karangan untuk berpidato. Menulis surat biasa. Menulis sajak atau syair. Menulis pekhabaran yang hendak dimuat dalam surat khabar. Menulis untuk buku bacaan anak-anak. Menulis surat permohonan. Menulis surat perdagangan. D a n l a i n sebagainya. K e s e m u a n y a itu adalah mengarang. Kesemuanya itu adalah menyusun, tetapi itu lain-lain coraknya. Berbeda-beda bentuknya dan masing-masing mempunyai gaya satu sama lain tidak sama.
Adakah dapat ? Mengarang ialah mengetengahkan sesuatu maksud atau tujuan dengan ditulis. Kalau pidato mengetengahkan sesuatu maksud atau tujuan dengan lisan. Kalau demikian adakah dapat ditentukan orang yang mahir pidato itu mahir pula menyusun karangan? Dan sebaliknya, adakah dapat dipastikan orang yang ahli menulis karangan juga ahli pula dalam berpidato ? Tidak semuanya demikian. M e m a n g ada yang ahli pidato, tetapi juga lancar pula menarikan penanya. Tidak sedikit orang yang tajam penanya, tetapi ia juga menjadi Singa Podium.
101
Meskipun demikian, tidak berani bahwa semua ahli pidato itu tentu ahli pula menulis. Dan tidak semua orang yang ahli menulis itu pandai pula menjadi seorang redenaar. Masing-masing memang mengharuskan bakat yang tersendiri-tersendiri. Dan masing-masing fungsi ini menghajatkan latihan-latihan yang banyak-banyak pula. (6).
PAMERAN
Untuk mudahnya, kalau Saudara pemah mendengar kata-kata tentoonsteling, exposisi, exhibition, itulah yang dengan bahasa Indonesia sering diucapkan dengan kata-kata pameran. Dalam pameran orang dapat menunjukkan apa-apa yang ingin hendak ditunjukkan. Dengan maksud untuk agar diketahui oleh orang banyak. Dari pengetahuan itu diharapkan untuk dapat menimbulkan rasa keinginan atau setidak-tidaknya rasa pengakuan. Dari rasa keheranan, keta'ajuban, orang akan menjadi ingin atau sekurang-kurangnya mengakui tentang apa yang menjadi maksud bagi orang yang mengadakan pameran itu. Umpamanya saja : Pameran Angkatan Perang. Dan pameran angkatan perang orang dapat melihat bermacam-macamnya senjata, macam-macamnya perlengkapan perang, macam-macamnya alat perhubungan, alat-alat pengangkutan, bom-bom, peluru-peluru beserta dengan bahaya atau kekuatan bom/peluru-peluru itu dan lain sebagainya. D i samping itu diberikan pula keterangan, bahwa angkatan perang kita mempunyai alat ini sekian, mempunyai senjata itu dan begitu seterusnya. A p a kesan yang akan didapat oleh orang-orang yang melihat/menyaksikan ? Mereka akan tercengang. Mereka akan heran. Mereka akan timbul pengakuan bahwa kalau demikian negara kita adalah negara yang kuat angkatan perangnya. Timbul kepercayaan bahwa negara tentu sanggup untuk mengatasi kekacauan-kekacauan yang timbul atau akan timbul di negara kita. Umpama lagi : Pameran Perpustakaan. D i sana ditunjukkan majalah-majalah, surat-surat khabar harian, buku-buku, yang kini
102
diterbitkan dan diusahakan oleh bangsa kita seluruh Indonesia. D i samping itu d i i s i pula dengan b u k u - b u k u , majalah-majalah. surat-surat khabar harian yang dikeluarkan oleh luar negeri dan masuk di negara kita ini. Karena orang melihat betapa perbedaan perpustakaan dalam dan luar negeri itu, maka kesan yang timbul dari orang yang mengunjungi, rasa pengakuan, bahwa negara kita masih perlu mengcjar sekuat-kuatnya mengenai kemajuan dalam karang-mengarang dan teknik keperpustakaan Berhubung dengan itu, maka nyata bahwa Pameran itu pada zaman sekarang ini dapat merupakan satu saluran propaganda yang sebaik-baiknya untuk mempropagandakan sesuatu tujuan tertentu. Dan seorang juru propaganda yang hidup inisiatifnya dan memang banyak akal fikirannya mengenai cara-cara dan daya upaya tentang propaganda, tentulah dapat mempergunakan cara pameran ini untuk sebagai suatu saluran propaganda dari apa yang menjadi ideologinya. ( 7 ). ALAT-ALAT
ATAU
CARA
NADZRIYAH/VISUIL.
Pada waktu ini suatu cara berpropaganda dengan nadzriyah atau visuil. Artinya yang dapat dilihat dengan mata juga. Adapun cara-cara propaganda nadzriyah, yang dapat dilihat dengan mata kepala itu di antaranya juga pameran seperti yang telah di bentangkan di atas tadi. Selain itu ada juga seperti sandiwara, senidrama, wayang beber, wayang kulit, wayang suluh, wayang golek, bioskop-bioskop, gambar-gambar dengan proyektor ( seperti bioskop tetapi perlu dengan penerangan-penerangan ) dan lain-lain sebagainya. Cara-cara yang demikian itu, kalau tidak melupakan asas dan tujuannya, maka hasilnya lebih banyak dapat meresap ke dalam sanubari, dan lebih banyak menjadi ingatan bagi para yang mengunjunginya.
103
Hanya saja sayangnya, bahwa pada umumnya cara-cara yang merupakan tontonan itu, sering dilupakan dan melupakan. Dilupakan, berarti dilupakan apa yang dituju semula. Banyak tambahan-tambahannya, banyak adegan-adegan yang merupakan lelucon atau adegan-adegan yang dimaksudkan untuk menarik perhatian, sehingga pokoknya lalu malah tertutup. Melupakan, berarti bahwa karena sifat-sifat tontonan itu sendiri sering melupakan para penontonnya dari pada maksud dan tujuan tontonan itu. Kalau kita perhatikan, propaganda secara nadzriyah itu sejak zaman dahulupun telah ada. B a i k waktu itu tidak secara langsung diujudkan sebagai saluran propaganda yang tertentu. Mungkin hanya sebagai kebudayaan atau lainnya. Adanya wayang kulit, adalah nyata-nyata suatu tontonan yang mengandung maksud yang dalam sekali. Tetapi itulah, oleh kebanyakan para penontonnya, hanyalah diambil kegembiraan/kesenangannya, bukan wejangan-wejangan yang terkandung di dalamnya. ( 8 ). PERANG
URAT
SYARAF
Pemahkah Saudara mendengar kata-kata perang urat syaraf. Pada hakekatnya perang urat syaraf itu ialah perang propaganda. Dalam hal-hal yang bersifat peperangan, perebutan kemenangan, maka perang propaganda itu sangat besar sekali gunanya. Apabila masyarakat mengalami suasana perang urat syaraf atau perang propaganda, maka di waktu itulah segala pekhabaran harus tidak dapat dipercaya 100 %. Kalau tidak demikian, maka kita sendiri yang berkewajiban dapat mempertimbang-timbangkan segala pekhabaran. Pekhabaran-pekhabaran yang sifatnya khabar biasa, maka itu dapat lebih dipercaya. Sebaliknya pekhabaran dari sumber-sumber atau dari kalangan yang sedang mengadakan pertempuran atau peperangan, baik peperangan letterlijk, maupun
104
peperangan perebutan pengaruh, maka pekhabaran yang demikian harus jangan dipercaya seluruhnya, apabila orang tidak mau salah tubruk. Umpama saja dalam pekhabaran yang mcnyangkut soal peperangan ada dikhabarkan demikian : "Mcnurut berita Kantor Radio B di negeri A , bahwa tentara Kerajaan Misaliana telah dapat dipukul mundur oleh tentara rakyat Entahtiyado dengan begitu hebat. Sehingga tentara Misaliana telah dapat kerugian 150 prajurit yang mati, 2 tank raksasa yang dapat direbut, sedang 5 orang opsir rendah telah dapat dltawan hidup-hidup. Sementara itu dari fihak tentara Entahtiyado hanya 10 orang luka-luka dan 3 orang tertawan dan 2 orang hilang, satu kapal pemburu yang belum kembali ke pangkalannya". Di samping itu ada pula pekhabaran : "Menurut komunike Pimpinan perang front Barat dari Misaliana diberitahukan bahwa pada tgl. 18 A p r i l 1955 jam 15.00, Pasukan Berani Hidup yang dipimpin oleh Jendral Taktahu Malu. K o t a Asalodo telah dapat d i d u d u k i dengan setelah mematahkan pertahanan-pertahanan kota tersebut. Kerugian fihak Pasukan Berani Hidup 2 orang penembak tepat gugur, 15 orang prajurit biasa hilang". Cobalah manakah dari kedua pekhabaran ini yang harus dipercaya ? Tentu sukar sekali bukan ? Begitu jauhnya selisih? Begitu pula pekhabaran yang mengenai soal spionase, umpamanya, maka itu pun sukar pula, untuk diketahui kebenarannya dan sukar juga untuk disangkal kebenaran pekhabaran itu. Pada peperangan urat s y a r a f semacam i t u , para wartawan-wartawan sangat berhati-hati sekali dalam urusan kewartaan. D i waktu itulah, seorang wartawan harus dapat mengabarkan 2 x 2 sama dengan 7 dengan tidak dapat/tidak mudah disangkal. Bahkan pada waktu semacam itu, masyarakat akan dapat mengakui dan membenarkan bahwa 2 x 2 itu memang ada 7. Karena perang urat syaraf itu demikian sifatnya, maka oleh
105
ahli propaganda pun juga menjadi suatu saluran yang amat penting. Dengan system perang urat syaraf semacam itulah, orang akan dapat mengacaukan, menggelisahkan kepada pihak-pihak yang dituju. Sebaliknya krena kepandaian menyusun pekhabaran-pekhabaran sedemikian rupa, hingga dapat menggembirakan dan menimbulkan semangat baru bagi pihak yang telah ditentukan pula. ( 9 ) . CONTOH-CONTOH TINDAKAN YANG DITUNJUKKAN
ATAU
KENYATAAN
Kalau pada propaganda visuil atau da'wah nadzriyah itu memang dapat dilihat dengan mata kepala, hingga memudahkan masuknya pengertian itu kepada mata para penonton, maka contoh-contoh tindakan atau kenyataan-kenyataan yang dapat dibuktikan itu tentu akan lebih mendalam pula akibatnya. Umpama saja seorang pengurus sesuatu organisasi sosial yang ketamuan dari luar daerah ataupun luar negeri. Tamu itu belum mengenai apa pekerjaan organisasi itu. Kemudian oleh Pengurus Organisasi tersebut, tamu itu diajak mengunjungi usaha-usaha organisasi itu. Ditunjukkan sekolah-sekolah yang d i d i r i k a n . Ditunjukkan rumah-rumah yatim yang tengah diurusi. Ditunjukkan gedung perpustakaan yang disediakan kepada rakyat u m u m . Ditunjukkan rumah sakit organisasi itu yang mendapat kunjungan beratus-ratus. Dan lain sebagainya. Apa akibatnya ? Tamu itu dengan sendirinya setelah melihat hasil-hasil usaha organisasi itu tentu setidak-tidaknya akan merasa simpati kepada organisasi tersebut. Dan kalau ia seorang kaya yang berjiwa sosial pula, tentu terus dengan spontan memberikan bantuan bagi kesuburan organisasi itu. Suatu organisasi dengan tidak usah banyak bicara, tetapi terus mengadakan tindakan-tindakan yang nyata untuk memberi bantuan kepada fakir m i s k i n , memberi pertolongan kepada orang-orang terlantar, mendirikan sekolah-sekolah dan lain sebagainya, maka
106
orang akan dapat mengetahui bahwa organisasi itu adalah organisasi yang baik. Dia akan dapat pengikut yang banyak. Sebaliknya seorang Pcmimpin mengatakan akan membela marhaen, akan menolong proletar, akan menjunjung bakul-bakul atau pedagang-pedagang kecil dan lain sebagainya, tetapi sombongnya bukan main, dengan orang desa tak mau kenal, dengan tukang becak senantiasa bcrbantah, urusan upah becak umpamanya, maka tentulah ajakan dan gembar-gembornya itu tidak akan mendapat sambutan dari rakyat. Kalau toh ada rakyat yang mengikuti, itu hanyalah karena belum tahunya saja. Berdasar dengan itu maka kenyataan-kcnyataan itu sungguh baik sekali buahnya untuk propaganda. Orang boleh mengaku patriot negara, pembela nusa dan bangsa penegak keadilan dan keamanan. Mengaku demikian tidak ada halangannya sama sekali. Negeri kita adalah n;gara demokrasi. Menjamin orang berbicara dan mengeluarkan pendapat dan fikirannya. Tetapi, kalau orang telah mengetahui bahwa ia adalah seorang penipu, seorang yang pernah memberontak negaranya sendiri, pernah merobohkan Pemerintah negaranya sendiri, pernah menyembelih bangsanya, pemah membunuh pegawai pemerintah negerinya sendiri, apakah ia akan dipercaya ? Tentu tidak. Yang percaya hanyalah yang belum mengerti. Atau yang dapat diabui matanya. Itulah kepentingan tindakan-tindakan yang nyata. Itulah kepentingan kenyataan-kenyataan dalam fungsinya sebagai saluran propaganda.
IV. PALING M U D A H Dari alat-alat propaganda yang paling mudah ialah dengan ber-PIDATO. Pidato ini gampang sekali. Orang ma bisa. Orang setengah tua dapat. Orang muda dapat. Bahkan anak-anak pun banyak pula yang sudah pandai ber-PIDATO. Asal saja orang itu
107
dapat berbicara. Lancar berkata-kata dan
yang paling perlu
dia mempunyai suara yang dapat/mudah didengar oleh orang banyak. Orang yang keluar dari sekolah rendah dapat. Apalagi kalau sudah pemah sekolah menengah. Lebih-lebih sekolah Menengah Atas atau Perguruan Tinggi. Tentu lebih dapat. Bahkan orang yang B U T A , baik B U T A M A T A atau pun B U T A H U R U F sekalipun, dapat juga berpidato. ( 1 ). APAKAH
ADA ?
Apakah ada sekolah pidato ? Melulu sekolah pidato, menurut setahu kita tak ada. Tetapi pada sekolah-sekolah itu biasanya ada saja lapangan untuk mempelajari berpidato itu. Pada sekolah yang di sana ada organisasi pelajar, di sana pidato itu mempunyai lapangan. Karena pidato itu tak ada sekolahnya, maka pidato itu hanya dari pengalaman saja. Jadi kalau demikian boleh dikatakan bahwa pidato itu sekolahnya hanya pengalaman saja. Berhubung demikian maka tidaklah dapat ditentukan bahwa orang yang banyak pengetahuannya itu pandai pula berpidato. Dan bukan hal yang jarang orang-orang yang buta huruf pandai berpidato melebihi orang-orang yang pengetahuannya banyak sekali. ( 2 ).
PERLUKAH.
A p a k a h orang yang akan m e m a h i r k a n berpidato itu memerlukan bakat ? Tentu saja. Tidak hanya berpidato saja. Semua orang yang hendak memahirkan sesuatu pekerjaan memerlukan bakat. M a u menjadi saudagar. M a u menjadi tukang atau mau menjadi insinyur. M a u menjadi gum atau M a h a G u m . M a u menjadi ahli musik. Semuanya itu memerlukan bakat. Tanpa bakat, pekerjaan itu tidak akan dapat sempuma. ( 3 ). SELAIN
BAKAT
?
Apakah dengan bakat itu saja orang terus pandai berpidato ? Tidak mungkin.
108
Malah sebenarnya orang tidak mudah demikian saja. dapat mengetahui seseorang itu berbakat atau tidak. Untuk itu orang perlu .senantiasa berlatih. Dengan bakatnya, disertai pula rajin berlatih, orang akan mahir dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Segala permulaan. memang sukar. Tetapi mungkinkah kita akan lancar berpidato dengan tidak menempuh permulaan yang sukar itu? Tentu saja tidak mungkin. Dari itu perlu orang membcranikan menempuh titik permulaan yang sukar itu, kemudian bcranikanlah membiasakan dengan melatih diri. Dengan demikian akan dapat lancar. ( 4 ). APA MODAL
BERLATIH
Modal berlatih pidato itu yang pokok, ialah berani. Waktu memulai berpidato dan waktu membiasakannya lebih dahulu hendaklah berhati berani. Jangan takut. Jangan takut ditertawakan. Jangan takut kelim. Jangan takut dicela. Jangan takut diejek. Jangan takut ditegur. Anggaplah, bahwasanya semua itu adalah hal yang biasa. Manusia salah ? Biasa. M a n a ada orang yang tidak pernah salah. K e c e w a ? M a n a di dunia ini yang tidak kecewa ? Takut ditertawakan ? Biarlah orang mentertawakan. T o h lebih baik dari pada marah-marah. Takut diejek ? Yang mengejek itu orang yang masih dangkal. Orang yang dalam budi pekertinya, tentu dapat menilai sesuatu usaha menurut tujuan. B u k a n hanya melihat kelahiran. Dia dapat membedakan antara kulit dan isinya. Karena itu tentu tidak akan mengejek, bahkan menghargai. Oleh karena itu teruslah berlatih ! Terus dan terus. Jangan bosan. Tentu mahir. ( 5 ). MANA
YANG BAIK ?
Pidato itu dapat dikerjakan dengan teks dan dapat pula tidak
109
dengan teks. Mana yang baik ? Tidak ada yang baik semua. Dan tidak ada pula yang jelck semuanya. Sesuatu itu tentu ada baiknya dan ada jeleknya. Dengan teks. Baiknya, bahasanya teratur. W a k t u n y a terbatas. Dapat mcnghindarkan bahasa-bahasa yang sekiranya menyakitkan hati. Atau yang sekiranya dapat kena ranjau. Perlengkapannya tentu lebih baik. Jeleknya, pembicaraan terikat. Kadang-kadang tidak sesuai dengan suasananya. Biasanya teks itu membujur saja. Kalau membacanya kurang bergaya, akan lebih kaku lagi. Tidak dengan teks. Baiknya, tidak terikat. Dapat disesuaikan dengan suasana yang diberi pidato. Waktunya juga tidak terbatas. Kalau waktu hanya sedikit, pidato dipendekkan (singkat). Kalau waktu agak banyak. dapat diperpanjang. Jeleknya, bahasanya sering simpang siur. Kurang dapat menjaga. Sering lupa, hingga ngelantur, karena menuruti suasana. Kesimpulan, semua ada baiknya dan ada jeleknya. Bagi yang sudah biasa, dengan teks atau tidak. sama saja. Sama-sama dapat berhasil baik. Sama-sama dapat dihindarkan dari kejelekan-kejelekan. ( 6 ) . KALAU
MAU BAIK
Kalau mau baik: 1.
Jangan Saudara berpidato di waktu hati Saudara sedang rusuh atau bingung.
2.
Jangan Saudara berpidato, d i waktu Saudara memang tidak melengkapkan perlengkapan Saudara.
3.
Jangan berpidato, kalau sekiranya tidak akan mendapat
110
sambuian yang baik. 4.
Jangan dipidatokan hal-hal yang Saudara sendiri tidak ada kegembiraan memidatokan.
5.
Jangan pidato hal-hal yang tidak selaras dengan suasana. Kecuali kalau Saudara mempunyai keluar biasaan dapat mempcngaruhi massa dengan sehebat-hebatnya.
6.
Jangan berpidato kalau Saudara sendiri sedang letih, payah, lesu. Hingga akan mengakibatkan pidato Saudara tidak menggembirakan.
7.
Berpidatolah dengan bahasa yang mudah difahamkan oleh orang banyak. Boleh Saudara membuat tertawa atau bermaksud menyemangatkan. Tetapi pakailah bahasa yang sopan. Jangan asal bicara saja !
8.
Putuskanlah pidato Saudara, di waktu nampak orang telah jemu mendengarkan.
9.
Janganlah Saudara berpidato seperti orang mengajar anak-anak. Jangan pula marah-marah, padahal Saudara sedang berpidato.
10.
Jangan Saudara teruskan saja pidato Saudara, karena Saudara melihat pendengar nampak gembira. Hentikanlah, scmentara mereka itu belum jemu. Jangan sampai orang sudah jemu, baru Saudara berhenti. Hal itu akan mengurangkan harga pidato yang sudah baik itu.
11.
Jangan Saudara sombong, karena pidato Saudara mendapat sambutan baik. Usahakanlah agar pidato Saudara tetap baik dan bemilai.
12.
Perhatikanlah ! Kebenaran itu tetap benar. Kebaikan itu tetap baik. Tetapi tiap-tiap tempat itu mempunyai kegemaran sendiri-sendiri. Dan ketahuilah bahwa kebenaran itu banyak dan kebaikan itu tidak sedikit. 111
( 7 ). SAUDARA
MAU AKS! ?
Kalau Saudara berpidato, boleh Saudara beraksi. Aksi yang tepat, akan menambah dapat menarik perhatian. Pidato yang dikerjakan membujur saja, tidak dengan aksi, akan tawar. Kurang garam rasanya. Tetapi sebaliknya kalau aksi itu berlebih-lebihan, orang akan mencibirkan bibirnya untuk Saudara. A p a pula kalau hanya aksinya yang ada, sedang isinya tidak ada, tentu malah menjemukan. Hanya saja kalau Saudara mau memakai aksi, beraksilah yang selaras dengan isi pidato Saudara. Kalau Saudara sedang berpidato mengenai budi pekcrti u m p a m a n y a , j a n g a n l a h seperti orang sedang beragitasi. Berkobar-kobar dan berapi-api. Tunjukkanlah gambar orang yang tawadhu', sopan santun, berkata rendah-rendah dan sebagainya. Kalau Saudara seorang l a k i - l a k i dan berpidato di muka wanita-wanita seluruhnya. harus lebih berhati-hati lagi. Kalau aksi Saudara kelim, bukan faedah yang akan berbuah, melainkan fitnah yang akan terjadi. Kalau Saudara seorang wanita dan Saudara berpidato di hadapan kaum laki-laki, Saudara harus lebih berhati-hati. lebih dari pada seorang laki-laki yang berpidato di hadapan wanita. Dengan aksi Saudara, tunjukkanlah bahwa Saudara seorang wanita yang sopan, yang ernstig, tidak mau bergurau-gurau. Berpidatolah dengan zakelijk. Beragitasilah di mana perlu. Berhumorlah di mana patut. Pakailah bahasa yang sopan. Dengan wajah yang sahaja. Dengan pakaian yang sederhana Saudara akan menjadi wanita juru pidato yang terhormat. Tak seorangpun l a k i - l a k i yang akan berani mempermainkan Saudara. A k a n melecehkan Saudara. A k a n menegur-menegur Saudara dengan tidak menentu. Tetapi sekali Saudara layani dalam gaya yang keluar dari kesopanan, laki-laki akan lebih berani lagi. Hati-hatilah !
112
( 8 ). SUPAYA
TERTIB
K A L A U Saudara ingin berpidato dengan tertib : 1. Hendaklah dengan pendahuluan. 2. Hendaklah bertujuan yang tertentu. 3. Hendaklah tujuan itu Saudara bcri keterangan atau tafsiran yang menjelaskan. 4. Hendaklah Saudara adakan kesimpulan atau chulasoh dan pidato Saudara itu. A d a p u n kalau Saudara ingin pidato dengan pidato yang mempunyai keindahan, maka hendaknya susunan kata-kata itu agak menjajak atau mcmaniun (menghampiri susunan sajak atau mendekati susunan pantun). D i samping itu baik juga kalau Saudara selingi pula dengan pantun benar-benar, dengan peri bahasa dengan gurindam dan lain sebagainya. Hal itu perlu pula diselipkan di sini mengingat bahwa pidato itu ada pula yang memasukkan sebagai jenis seni. (9).
KECUAL1
ITU
Kecuali itu, agar gaya Saudara berpidato itu bertambah baik, hendaknya Saudara pun gemar pula memperhatikan pidato orang lain. Hal itu selain menambah baiknya pidato Saudara, pun akan menambah luhurnya budi Saudara. Dengan segala memperhatikan pidato orang lain, Saudara akan mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang utama. 1. Saudara akan dapat menghargai pidato orang lain. 2. Saudara akan merasa, bahwa kalau pidato Saudara diabaikan orang lain Saudara akan berkecil hati, maka tentu kalau orang lain pun demikian juga. 3. Saudara akan merasa kebenaran dari kata-kata. Di atas orang yang
113
pandai itu tentu ada lagi orang yang lebih pandai lagi dari padanya. 4. Saudara akan merasa bahwa mendengarkan, memperhatikan dan memberikan penghargaan kepada orang lain itu berat. Karena itu kalau Saudara berpidato tentu dapat mengira-irakan dan mengukur-ukur. Jangan orang lain dipaksa memberi harga kepada kita sedang kita tidak berhati-hati untuk menonjol-nonjolkan diri kita yang minta dihargai itu. Ketahuilah bahwa yang nama harga du kalau sesuai dengan barangnya. Dengan memperhatikan orang lain ketika berpidato, Saudara akan dapat mencontoh gaya pidato-pidato yang baik. Scbanyak Pemimpin ahli pidato, sebanyak itu pula gayanya. Bung Karno, Bung Hatta, Pak Natsir, Pak H . Agus Salim, Pak Sutan mansur, Pak Hamka, kesemuanya itu ahli pidato. Tetapi lain-lain gayanya. K a l a u Saudara tahu pidato Pak Isa A n s o r i , Pak Sidik Djojosukarto tentu lain lagi. Memang semuanya itu lain-lain dan berbeda-beda. Tidak ada yang sama. Pernahkah Saudara mendengar pidato Pak W a l i A l Fatah ? A t a u k a h Saudara sering mendengarkan pidato Pak A . Goffar Isma'il? Bagaimana kalau dengan pidato Pak Junus Anies ? Apakah juga sama dengan pidato Pak Muljadi Djojomartono ? Lain-lain bukan ? M e m a n g ! M a n a k a h yang baik ? Semua baik. Kalau kebetulan tepat dengan sa'at dan tempatnya. Dan secara kebetulan pula kalau ahli pidato itu tentu dapat menyesuaikan pidatonya dengan waktu dan tempatnya. Cobalah Saudara perhatikan benar-benar! Sesudah itu cobalah berlatih dengan hati-hati ! ( 10
).KECAMAN Kecaman itu salinan dari pada kata-kata kritik. Kalau mau
114
diterangkan dengan secara mudah, mcngccam itu mencela, menunjukkan cela sesuatu. Jadi mengecam im sama dengan mencela. Sekarang cobalah jawab ! Sukakah Saudara itu dicela ? Saya akan menerka. Dan terkaan im tentu bcnar. Asal Saudara tidak mau justa. Dari itu coba jangan justa ! Tentu Saudara tidak suka dicela. Bcnar bukan ? Apakah sebab demikian ? Mengapa terkaan saya benar ? Y a h , saya tahu, sebab Saudara itu sama dengan saya. Sama-sama manusia. Saya sendiri tidak suka dicela. Karena itu saya tahu bahwa Saudara pun tidak suka dicela. Bukankah begitu ? ( 11 ).ADA
DUA MAC AM
Kecaman itu ada dua macam. 1. Kecaman yang merusak. 2. Kecaman perbaikan. Apakah artinya im ? Kecamatan yang merusak, ialah kecaman yang hanya menyakitkan hati yang dikecam saja. D i a yang diperlihatkan hanya jeleknya saja. Sedang cara memperlihatkan kejelekan-kejelekan itu dengan cara yang sangat memanaskan hati pula. Kecaman yang demikian itulah yang dinamakan kecaman perusak atau kecaman pemecah. Kecaman yang demikian tidak akan mendatangkan faedah. Ia hanya menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Pada umumnya yang gemar mengerjakan perbuatan yang demikian itu hanyalah mereka yang rendah budi saja. Adapun kecaman perbaikan ialah kecaman yang bermaksud untuk memperbaiki. Karena itu, biasanya kecaman yang demikian itu tidak hanya memperlihatkan jeleknya saja. Dipujinya yang baik,
115
dihargainya yang bagus, dibenarkannya yang memang benar dan barulah ditunjukkannya kekurangannya. Dan tidak hanya demikian. Di samping menunjukkan kekurangan-kekurangannya, pun masih menunjukkan pula cara menghilangkan kekurangan-kekurangan itu. ( 12 ).LEBIH BIJAKSANA
LAGI
L a i n dari pada itu, maka akan lebih bijaksana lagi kalau bahasa-bahasa yang dipakai itu bahasa yang halus lagi sopan. Dan memang pada umumnya orang-orang yang memberikan kecaman perbaikan itu orang-orang yang memang berbudi. M a k a sudah barang tentu kecaman itu akan berfaedah. ( 13 ).MESKIPUN
DEMIKIAN
Apakah kecaman perbaikan itu tentu diterima baik oleh mereka yang dikecam ? Belum tentu. Kecamannya baik. Susunan bahasanya halus. Houdingnya yang memberi kecaman sopan. M e s k i p u n demikian kalau yang dikecam itu bukan orang yang berbudi, tentu akan berasa sakit pula. Dia tidak akan merasakan kehalusan yang dihadapkan itu. D i a tidak akan menerima pemnjuk-petunjuk yang disodorkan itu. Apa sebabnya ? Sebabnyayang tahu manikam itu hanya Jauhari. Lain tidak. Dari i m kalau Saudara terpaksa berhadapan dengan orang yang demikian, lebih baik diamkan saja ! Sebab terhadap orang yang bodoh, jawab yang sebaik-baiknya itu hanyalah diam. L a i n dari im, tidak ada. ( 14 ).PADA
HAKEKATNYA
Pada hakekatnya, dalam pergaulan hidup i n i kecaman itu memang perlu. Dalam pertanian. Dalam pertukangan. Dalam perdagangan. Dalam dunia pengajaran. Dalam dunia organisasi.
116
Apalagi dalam dunia pemcrintahan. Kecaman im perlu sekali. Dari kecaman yang sehat, dari kecaman yang merupakan perbaikan, dari kecaman-kecaman yang demikian itulah kemajuan ini dapat dicapai. Oleh karena itu orang yang sadar, orang yang insyaf, orang yang tahu akan kemajuan, kecaman itu meskipun pahit, sangatlah dihargakannya. D i a tahu bahwa p i l kina itu pahit. Tetapi ia insyaf, bahwa dari akibat pahitnya kina itulah ia akan sehat. Ia akan terhindar dari serangan malaria. Karena itulah, bagaimanapun pahitnya, namun dengan rela ditelannya juga. Selain dari pada itu orang yang sadar, orang yang tahu benanggung jawab, ia tidak akan segan untuk memberikan kritik atau kecaman kepada hal-hal yang memang patut dikecamnya. D i a b é r a s a bahwa pengecam, adalah seorang dokter umpamanya. D i a operasi di mana yang pjerlu dioperasi. Meskipun tidak berarti bahwa karena perlu dioperasi, lantas tak perlu dibius lebih dahulu. Dioperasi orang yang perlu dioperasi. Tetapi diberinya bius.Hingga orang im musti dihilangi penyakitnya, meskipun ia tidak berasa. Dan itulah dokter yang bijaksana. Pengecam yang bijaksana pun demikian pula lakunya.
V. I S L A M D A N SISTIM -
PROPAGANDA
Islam adalah A g a m a yang oleh A l l a h diuntukkan seluruh manusia. B a i k manusia sejak zaman N a b i N u h , maupun zaman sekarang dan bahkan sampai manusia di zaman yang akan datang. Islam adalah agama yang mempunyai konsepsi perdamaian dunia. Tetapi perlu dimengerti bahwa dasar perdamaian dunia 'ala Islam ini bukanlah dasar yang hendak dipaksakan, melainkan suatu dasar yang disandarkan atau dilaksanakan dengan rasa keinsyafan dan kehendak kesadaran. 117
Islam berpendirian, bahwa sesuatu keyakinan hidup yang dipaksakan itu tidakkah mungkin mendalam ke rongga jiwa manusia. Apa pula kalau ideologi itu bertentangan dengan dasar-dasar dorongan jiwa manusia. Ideologi yang demikian, meskipun dipaksakan dan kemungkinan pada lahirnya telah diikuti benar-benar, tetapi selama ideologi itu bertentangan dengan dasar-dasar dorongan jiwa ( fithrah ), pada suatu ketika dengan sebab-sebab yang mungkin tidak diketahui, tentu akan meletus. Dasar-dasar dorongan jiwa itu tentu akan keluar. Dan kalau itu telah keluar, sedang selama ini tertahan, maka cetusan im tentu menggelora dan menghebat. Karena itu, maka Islam sendiri tidaklah memaksakan kepada orang-orang yang belum Islam. La - ikroha fiddi - n. Qod tabayyanar - rusydu minal ghoyyi. Tidak ada paksaan di dalam agama. Sungguh telah jelas/tegas untuk petunjuk kebenaran dengan kesesatan. ( 1 ). UNTUK ITU Untuk itu maka tidak ada jalan lain yang lebih baik kecuali dengan sistim propaganda. Dan ini oleh Islam dipompakan kepada setiap Muslimin, dengan tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita, rasa wajib untuk menjadi penyiar agama Islam kepada semua golongan dan bangsa, dengan tidak mengenai waktu berhenti. Selama hayat masih ada, jantung masih bergerak, iman masih ada pada hatinya, maka selama im sebaga muslim yang sadar, rasa wajib mempropagandakan Islam, harus masih subur, harus belum mati terputus. Apakah ia harus ber'ilmu sekian, ia baru berkewajiban da'wah, wajib mempropagandakan Islam ? Jawabnya, tidak. Satu ayatpun ia tahu tentang Islam, wajib ia sampaikan kepada orang lain, kepada orang yang belum mengetahui tentang Islam. Di manakah ia dibolehkan berpropaganda ?
118
Di mana saja ia berada. T i d a k saja ia di masjid, ia baru b e r k e w a j i b a n m e m p r o p a g a n d a k a n I s l a m . B a h k a n dalam peralatan-peralatan, di pasar-pasar, di mana saja ada orang yang belum faham tentang Islam, ia berkewajiban mempropagandakannya itu. ( 2 ). DUA MAC AM PAG AR Ada lahir ada bathin. A d a luar ada dalam. Ada bcnar ada salah. Ada baik ada jahat. Kalau orang ditanya, adakah ia mau benar, mau baik, dan mau lurus ? tentu dia dengan tegas, dengan lantang menjawab, bahwa ia memang mau benar mau baik dan mau lurus. Dus, memang orang itu, menghendaki baik. benar dan lurus. Dus kalau demikian. berarti orang itu suka baik, benar dan lurus. Karena itulah, maka orang itu tidak mau dikatakan jahat, salah dan tersesat. Tetapi apakah benar demikian ? Apakah kenyataannya memang begitu ? A p a k a h semua orang itu menuju kepada kebaikan, kebenaran dan kelurusan ? Nyatanya tidak. Tidak semua orang demikian. Apakah sebabnya maka begitu ? Sebab secara kelahiran : 1. Kebenaran, kebaikan dan kelurusan itu dilingkungi oleh pagar duri kesukaran, onak penderitaan, jurang kepayahan dan bukit rintangan dan halangan. 2. Kesalahan, kejahatan dan kesesatan itu dilingkungi oleh kenikmatan, kesenangan, k e i n g i n a n , kegembiraan, kemudahan dan malahan diliputi oleh rasa kepuasan. Apakah masih perlu contoh ? Tentu tidak. Sebab sudah bersuluh siang hari. Kalau tidak itu, yah karena ayam putih terbang siang. Bukankah demikian ?
119
( 3 ) . MENENTANG
BALA',
MENGHADANG
BAHAYA
Kalau demikian orang yang mengerjakan da'wah/propaganda Islam itu, apakah tidak berani menantang bala', menghadap bahaya ? Menantang benar-benar, tentu tidak ! Menghadang betul-betul pun tidak pula. Kita jangan begitu. Jangan kita berda'wah dengan tujuan akan menghadapi bahaya, jangan. Itu tidak boleh. Musuh jangan dicari-cari ! Tetapi sebagai orang yang pemberani, bertemu musuhpun jangan dielakkan. Kalau sekedar berani bcrkasar-kasaran saja, itu adalah soal biasa. Tidak usah orang yang berakal. disuruh mengerjakan. Sedangkan yang tak berakal saja dapat bcrbuat kasar-kasaran. Konon lagi manusia yang berakal, tentu 1000 x dapat. Tetapi yang penting bukannya im. Kalau memang benar-benar orang, kalau memang benar-benar b e r a k a l , coba pandai berhalus-halus apa tidak. Coba diajak bersopan-sopanan, dapat apa nggak ? Baru itu orang. Baru itu berakal. Tak usah kita harus meniru-niru makhluq yang tak berakal. Korban itu harus kita hindarkan. Tetapi kalau sudah datang sa'atnya kita musti berkorban, jangan ragu-ragu lagi. Perlu dengan darah, darah kita korbankan. Perlu dengan harta, harta kita korbankan. Perlu dengan j i w a , j i w a kita korbankan. Itulah korban namanya. B u k a n keburu nafsu. Bukan kebodohan. Bukan main scrampangan. Bukan bunuh diri. Dan itulah rahasia firman Allah : Janganlah kanlkesengsaraan.
kamu terjunkan
diri
kamu kepada
kerusa-
Tetapi sebaliknya, juga jangan penakut. Jangan takut sakit. Jangan takut miskin. Jangan takut payah. Jangan takut sukar. Dan yang p a l i n g a k h i r j a n g a n Saudara takut m a t i , karena mempropagandakan Islam. Karena Saudara menegakkan kebenaran. Karena Saudara mempertahankan kebaikan. Karena Saudara mendirikan keadilan dan kelurusan. Ketahuilah ! Bahwa pencuri yang menjalankan kejahatan itu payah juga. Sukar juga. Kalau kena pukul, sakit juga. Kalau dibui
120
.
susah juga. Dan kalau kebetulan terbunuh, mati juga. Ketahuilah ! B a h w a para pelacur-pelacur l a k i - l a k i atau perempuan, itu sukar juga. Mengeluarkan beaya juga. Lebih banyak beayanya dari pada kalau beristeri. Banyak yang sakit juga. Lebih banyak yang sakit kotor pelacur-pelacur itu, dari pada suami isteri yang baik-baik. Bahkan penderitaannya akibat penyakit raja singa, juga lebih dahsyat. Banyak yang sampai mati pula. Hidup ini memang menderita. Hidup ini memang payah dan susah. Kalau tidak menderita karena kebaikan, tentu menderita pula walaupun karena kejahatan. Kalau tidak sakit karena mengerjakan kebaikan Saudara akan sakit sebab menjalankan kebusukan. Kalau Saudara tidak mati karena membela kebenaran, Saudara pun akan mati juga karena mempertahankan kejahatan. Percayalah ! Perhatikanlah ! ( 4 ). SEJARAH
KHUTBAH
DALAM
ISLAM
Khutbah/Pidato dalam Islam adalah tumbuh dengan waktu yang bersamaan, seolah-olah. Dikatakan demikian, karena sajak wahyu Allah itu disampaikan kepada Rasul-Nya dengan perantaraan Malaikat Jibril, maka sejak itu pula terus diadakan khutbah/pidato. Dengan tidak dipisah-pisahkan cara menganalisa kepada orang yang berpidato, apakah ia telah memperhatikan massa phychologi, sosiologi dan lain sebagainya, namun Rasul-rasul A l l a h itu telah berpidato dengan daya-upaya agar pidato itu mendapat sambutan yang baik. D i mana harus ia berdiri, bagaimana suaranya, bagaimana bahasanya, bagaimana panjang pendeknya waktu, kesemuanya itu telah dapat dikerjakan. Selain dari pada im Syariat Islam im sendiri adalah menetapkan bahwa pidato (khutbah) itu adalah termasuk dari pada syariat yang banyak itu. Khutbah Jum'ah, khutbah H a r i Raya Fithrah, khutbah Hari
121
Raya Qurban, khutbah sembahyang Gerhana, khutbah sembahyang minta hujan. Kesemuanya itu adalah nyata-nyata, bahwa khutbah termasuk syariat-syariat Islam. Dan karena itu, maka kalau orang-orang Islam tentu ada (kebanyakan) yang dapat berkhutbah/pidato, janganlah diherankan. Setiap wilayah sembahyang Jum'ah, tentu ada yang ahli pidato. Sebab, kalau orang mendirikan Jum'ah dengan tak ada yang khutbah tentu tidak mungkin. Oleh karena itu kalau Saudara hendak menjadi orang Islam yang tidak canggung, Saudara harus dapat berkhutbah/pidato. Syukur kalau malah mahir. Tentu akan lebih utama lagi. ( 5 ) . KELENGKAPAN
SYAR'IYAH
Secara peraturan yang dikehendaki oleh hukum Islam orang akan khutbah di waktu-waktu pelaksanaan sembahyang Jum'ah, sembahyang Hari-hari Raya, sembahyang Gerhana, sembahyang minta hujan, maka haruslah ia memenuhi kelengkapannya. Adapun kelengkapan i m : 1. Pada permulaannya bacalah Hamdalah. Artinya hunjukkanlah puji untuk A l l a h . A d a yang mengerjakan kalau pada khutbah Jum'ah dimulai dengan Hamdalah ( Alhamdu-llllah), kalau khutbah sembahyang Hari R a y a dimulai dengan Takbir (Allahu Akbar) sedang kalau khutbah sembahyang Istisqo' (minta hujan) maka dimulai dengan Istighfar (Astaghfirullah). Tetapi menurut beberapa hadits yang sahih, ada diterangkan pada tiap-tiap khutbah baik pada khutbah apapun, Rasulullah s.a.w. tentu memulai dengan Hamdalah. Hanya kalau sedang berkhutbah Hari Raya, beliau memperbanyakkan T a k b i r , sedang pada khutbah sembahyang Istisqo', memperbanyakkan Istighfar. 2. Membaca tasyahud (Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhamrnadar - rasulullah). 3. Membaca salawat (Allahumma
122
solli 'ala Muhammad
wa'ala
AU Muhammad). 4. Membaca ayat-ayat Qur'an utuk Setidak-tidaknya seruan : Ayyuhanna- s, ittaqullah.
berwasiyat.
5. Pada khutbah yang akhir selain apa yang tersebut di atas ditambah do'a untuk Ummat Islam dan do'a lainnya. Lebih baik do'a-do'a itu yang banyak tersebut dalam Al-Qur'an/Hadits ataupun do'a yang selaras. ( 6 ). SEDIKIT PER BED AAN Menurut apa yang ada sekarang ini, khutbah Jum'ah umpamanya, dirupakan lain sifatnya dengan pidato-pidato biasa dalam rapat-rapat. Pidato biasa dalam rapat-rapat, mempunyai kebebasan. Boleh disemangatkan, boleh beragitasi dan malahan memuaskan/menggembirakan apa bila sering-sering ada pula humornya. Tetapi pada khutbah Jum'ah tidaklah demikian. Kalau ada humor, sampai khutbah itu menimbulkan suasana gembira, tertawa dan lain sebagainya, maka itu malah menimbulkan reaksi yang kurang baik. Mereka (umum) tidak rela, kalau dalam suasana khutbah ada bergurau-guruan. Hal ini hendaklah diperhatikan benar-benar. Apa pula kalau khutbah itu di luar kota, atau di tempat-tempat yang ummat Islamnya belum berpandangan luas. Meskipun demikian pada hakekatnya memang lebih baik dan memang seyogyanya, kalau dalam khutbah Jum'ah tak usah dengan tertawa-tertawaan, hingga mungkin menghilangkan kehebatan ibadat Jum'ah ( dan sesamanya). Selain dari pada itu segala per-ibadatan menghendaki kehebatan. Perlu kepada suasana khusyu' dan tawadhu'. Ibadat adalah untuk masa-masa sesudah kita orang semua ini meninggal dunia. D i mana di sana tak akan dapat lagi dikemukakan penyesalan yang bagaimanapun juga. Dan itu maka hebat. Tenang. Khusyu'. Tawadhu'. 123
VI. B A G A I M A N A
SEHARUSNYA
Kalau Saudara menghendaki agar Saudara patut untuk menjadi orang yang mempropagandakan Islam dengan arti kata yang scwajarnya, maka hendaklah Saudara melihat bagaimana para Muballigh-muballigh Islam yang sudah-sudah. A k a n lebih baik lagi kalau Saudara melihat bagaimana pribadi Rasulullah s.a.w. Dan Rasulullah s.a.w. inilah satu-satunya propagandis Islam yang istimewa. Bukankah Muhammad s.a.w. itu khusus diutus oleh A l l a h Subhanahu wata'ala untuk menyampaikan A g a m a n y a kepada segenap ummat manusia. Sifat-sifat dan tindakan-tindakan beliau itu dapat Saudara contoh. Dapat Saudara tauladani. Dapat Saudara tiru. Syaratnya mudah. Dan hanya satu saja. Apakah im ? Apakah Saudara harus pandai ? Ataukah Saudara harus kaya ? Tidak ! Kalau itu sukar. Dan kalau itu syaratnya, belum tentu Saudara dapat. Syaratnya, yaitu asal Saudara M A U . Asal Saudara mau, tentu dapat. Insya A l l a h , Saudara akan mendapat pertolongan dari Allah. Y a k i n saja. Dan yakinlah Saudara ! 1. Mendekatkan diri Muhammad Rasulullah s.a.w. itu selalu mendekatkan diri kepada A l l a h Swt. dengan, memperbanyak 'amal-'amal dan berlaku yang diridlai A l l a h . Beribadat menurut garis-garis yang telah ditentukan A l l a h . Memperbanyak laku-laku utama yang tidak menyalahi ajaran-ajaran A l l a h . Memperbanyak s e m b a h y a n g m a l a m . M e m p e r s e r i n g puasa sunnat. Mearah-arah agar tidak mengucapkan segala sesuatu kecuali yang tidak melanggar syara'.
124
2. Luas dadanya Beliau sangat luas dadanya. Dengan arti kata sabar dan selalu kuat memberi ma'af kepada para pengikut dan sahabat-sahabatnya. 3. Dapat membimbing Kepada para pengikutnya selalu dapat membimbing. Tidak mudah kecewa kepada kawan sahabatnya yang salah tindak annya. 4. Jujur dan boleh dipercaya Segala kata-katanya, tindakan-tindakannya, bahkan sampai hati dan fikirannya, beliau im selalu jujur dan boleh dipercaya. 5. Berani tetapi sopan Beliau itu bersifat berani. Tidak ada rasa takut kepada musuh. Tidak segan kepada orang-orang yang terhormat, atau kepada orang-orang yang oleh umum dianggap sebagai pemimpin. Tidak silau kepada orang-orang yang berpangkat atau orang-orang yang kaya. Tetapi meskipun demikian beliau selalu berlaku sopan. Memberi kehormatan kepada orang-orang yang sepatutnya mendapat penghormatan. Kepada yang besar, beliau tidak berlaku angkuh. Kepada sesama, beliau tidak menghinakan atau menganggap sepi. Yang tua dihormati, yang sama dihargai dan yang kecil disayangi. 6. Sabar dan tidak pernah putus asa Dalam beramar ma'ruf, bemahi munkar beliau sangat sabar dan tabah. Tidak bingung karena halangan, tidak terpesona karena berhasil. Kepada yang mau mengikuti ajakannya disyukuri dan dituntunkan kegembiraannya. Kepada yang belum mau ditunggunya dengan pengharapan yang tak kunjung padam. Tidak mau sekarang, dinantikan besuk. Tidak besuk diharapkan besuk lusa. Demikianlah seterusnya.
125
Kepada musuh ( kalau orang lain menganggap musuh ) beliau do'akan kehadlirat Allah, untuk agar mendapat petunjuknya. Tidak ia benei, dan tidak pula beliau laknati. 7. Selalu menjadi contoh Dalam hal-hal yang beliau ajakkan, selalu menjadi contoh dalam melakukannya. Sedangkan Islam hal-hal yang beliau cegah, selalu menjadi tauladan dalam menjauhinya. 8. Suka memberikan keringanan Kalau memberikan pengajaran, tuntunan dan petunjukpetunjuk, senantiasa memberikan keringanan. Tidak mau memberat-beratkan. 9. Keterangannya tegas Kalau memberikan keterangan, senantiasa tegas. Selain tegas, juga jelas. Tidak jarang Rasulullah s.a.w. memberikan keterangan itu diulang-ulangi sampai tiga kali. 10. Senantiasa bertindak
sungguh-sungguh
Dalam menyampaikan ajaran-ajarannya, Rasulullah s.a.w. senantiasa bertindak sungguh-sungguh - Ernstig - Tidak bercampur bergurau-gurau atau bermain-main. 11. Penting ringkas Sabda Rasulullah : Wama qolla wakafa khoirun mimma katsura waalha. Apa yang sedikit dan telah mencukupi, lebih baik dari pada yang banyak tetapi melupakan. Dan karena itu kalau berkhutbah, tentu singkat tetapi berisi dan menjiwa. Kalau memberi amanat atau wasiat, sepatah dua patah tetapi mendalam dan menghunjam. 12. Tawadhu' Kepada Allah sangat tawadhu'. Sangat merendahkan diri. Bahkan sangat berasa kecil. Sedang kepada para sahabatnya, sangat menunjukkan penghargaannya. Tidak pemah beliau
126
membangga-banggakan akan ke-Nabiannya. 13. Berhati asih Kepada para sahabatnya sangat beliau berhati asih, berhati sayang. Lebih-lebih kepada yang fakir dan menderita, nampak besar perhatian beliau. Kepada para budak, kepada orang-orang yang oleh umum discbut "wong cilik" Nabi sangat memperhatikan kehidupan lahir balhinnya. Kepada orang-orang yang demikian im, Nabi selalu menggembirakan dan menghasung. 14. Tidak suka memberikan hukum jahat Kalau ada hal-hal yang mungkin menimbulkan fitnah, beliau sangat berhati-hati sekali. Penyelidikannya teliti benar. Tidak mudah melemparkan tuduhan-tuduhan yang kurang baik apa lagi tuduhan yang memang tidak baik. Akan menjatuhkan hukum sangat berhati-hati sekali. Apa pula kalau ada hubungannya dengan 'amal ibadat, maka lebih berhati-hati lagi. pendek kata tidak berlaku gegabah. 15. Memberikan kepuasan Dalam hubungan pelajaran Agama, dalam hubungan mu'amallah, Rasulullah s.a.w. selalu nampak daya-upayanya untuk memberikan kepada setiap orang yang bersangkutan. Demikianlah Saudara, sementara tindakan dan sifat-sifat Rasulullah s.a.w. yang kalau Saudara mau tentu dapat menyontohnya Saudara tidak mungkin menerima wahyu, Saudara tidak mungkin mempunyai mu'jizat, tetapi Saudara mungkin untuk dapat menyontoh laku-laku Rasulullah itu, asal sekali lagi, Saudara mau. Faedah yang pertama-tama Saudara peroleh kalau Saudara mengikuti jejak Rasulullah s.a.w. Saudara akan dicintai Allah, akan diberi ampunan oleh Allah, suatu hal yang tidak setiap orang mencapainya apabila tidak dikehendaki Allah. Adapun sukses atau tidak, baiklah kita ikuti ; Wama 'alaina
127
Mal balagh. Tidaklah kewajiban kami kecuali sekedar menyampaikan saja. Sampai di sini risalah ini kita akhiri Mudah-mudahan ada juga faedahnya. Amin Ya Robbal 'a-lami-n KHOTIMAH
Pembaca, dengan ma'unah Allah, saya selesaikan risalah kecil ini. Saya insyaf, bahwa masih banyak kekurangan dan kekecewaan. Tetapi Saudara Yang Terhormat, yakin saya, bahwa Saudara tidaklah akan memandang risalah ini dari sudut kekurangan dan kekecewaannya. Bahkan harapan saya, Saudara akan melihat dari sudut manfa'at dan faedahnya. Di samping itu, tentulah akan menambah kegirangan dan kesyukuran saya, andai kata Saudara akan sudi menunjukkan kesalahan dan kekurangan yang terdapat risalah ini, hingga bila kelak diperlukan dapatlah petunjuk Saudara itu akan menambah kesempumaanrisalahini. Kehadlirat Allah saya bersyukur, sedangkan kepada para pembaca saya sampaikan banyak-banyak terima kasih. Akhirnya, dengan sepenuh hati saya berdo'a semoga risalah kecil ini besar juga faedahnya bagi pemuda-pemuda kita terutama yang sanggup menjadi pendukung dan pembela Islam, Agama Allah yang sepatutnya untuk menjadi ikutan ummat manusia. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan salam kepada Rasulullah s.a.w. Begitupun para keluarganya, pengikutnva. dan para pembela dan pendukung Sunnahnya. Amin Ya Robbal 'a-lami-n
128
Dicctak oleh : P.D. Hidayat Yogyakarta