Penatalaksanaan Kasus Keguguran Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan serta Kepatuhan pada Standar Pelayanan menjadi Kunci Keberhasilan Asuhan APK
Konsep Kerja Peralatan AVM • Menggunakan tekanan negatif sekitar 1 atmosfir (26 inches/660 mmHg) • Tekanan negatif akan menghisap sisa konsepsi dari dalam kavum uteri • Tekanan negatif disalurkan melalui kanula yang kemudian dirotasikan dan digerakkan maju-mundur sehingga semua mencakup semua dinding dalam kavum uteri
Bagian-Bagian Peralatan AVM • Tabung pengisap (60 ml) dengan toraks pembuat tekanan negatif, dilengkapi dengan ganjal penahan • Cincin penahan toraks (collar stop) agar toraks tidak tercabut dari tabung • Pengatur katub (single/double valves) tekanan vakum yang menyatu dengan konektor kanula • Berbagai diameter kanula dengan sepasang atau satu lubang pengisap di bagian ujungnya • Adaptor kanula
Peralatan AVM
KINERJA KLINIK Penilaian Awal Stabilisasi Kondisi Pasien Evaluasi Medik Persiapan Tindakan/Rujukan Pengendalian Nyeri Evakuasi Sisa Konsepsi dgn aman & efektif Mengenali/menangani komplikasi lanjutan Konseling & Kontrasepsi Pascakeguguran
Perhatikan! • Hasil kajian penilaian awal saat klien datang • Kelayakan kondisi untuk prosedur evakuasi • Kemungkinan penyulit bila usia kehamilan > dari perkiraan, HPHT tak jelas dan uterus besar, usia gestasi > trimester pertama • Kompetensi petugas pelaksana dan kepatuhan terhadap standar pelayanan APK • Tersedianya fasilitas dan rujukan segera untuk penatalaksanaan gawat darurat
Mengurangi risiko infeksi • Cuci tangan sebelum dan setelah bekerja • Gunakan sarung tangan DTT atau steril • Pastikan tabung AVM dalam kondisi bersih dan kanula telah DTT atau steril • Gunakan antiseptik pada porsio dan teknik tanpa sentuh untuk memasukkan kanula • Bekerja secara hati-hati dan hindarkan percikan atau tumpahan darah/sisa konsepsi
Menyiapkan Tekanan Negatif Kunci katup penahan tekanan negatif Pegang tabung vakum di bagian tengahnya Tarik toraks (plunger) hingga ganjalnya terbuka dan tertahan baik pada keping penahan
Persiapan Klien • Siapkan kondisi emosional klien • Minta klien berkemih atau lakukan kateterisasi bila ia tidak mampu untuk melakukannya • Bersihkan perut bawah, area genitalia, lipat paha dengan sabun dan air bersih • Jangan melakukan pencukuran rambut pubis, bila mengganggu lapang pandang lakukan pengguntingan • Pasang alas bokong dan alur darah ke tempat yang telah disediakan
Upaya Menilai Adanya Penyulit • Tentukan arah, besar, dan konsistensi uterus • Perhatikan kondisi vagina dan serviks (kondisi sekret, adanya pus atau cairan berbau, perdarahan > 1 minggu, kondisi sisa konsepsi, gumpalan darah atau jaringan yang terjepit pada serviks atau tertampung dalam vagina, robekan atau adanya benda asing pada bukaan serviks)
Tentukan arah dan besar uterus Antefleksio dan anteversio
Tentukan arah dan besar uterus Retrofleksio dan retroversio
Memasukkan kanula
Mengukur kedalaman dan besar kavum uteri
Menghubungkan kanula dengan tabung AVM
Membuka katup tekanan negatif Tekanan negatif akan segera bekerja saat katup dibuka Perhatikan bahwa sebagian sisa konsepsi akan terhisap bila tabung pengisap berfungsi baik
Aspirasi Sisa Konsepsi
Rotasikan dan gerakkan maju-mundur kanula (tabung pengisap) Sisa konsepsi akan terhisap dan mengisi tabung (tekanan negatif akan hilang bila tabung penuh, terjadi perforasi atau kanula tercabut Adanya busa, rasa bersabut pada dinding uterus atau jepitan serviks pada kanula menunjukkan kavum uteri telah bersih
Lepaskan koneksi kanula dan tabung apabila : Tabung penuh dan akan segera digunakan kembali Prosedur aspirasi telah selesai
Lakukan Pemeriksaan Jaringan Bersihkan darah dari jaringan Lakukan pada alat penyaring dan bila dengan air Perhatikan adanya korionik vili atau massa konsepsi diatas lampu periksa
Segera dekontaminasi dan proses peralatan yang telah terpakai
Asuhan Pascatindakan • Pastikan bahwa prosedur evakuasi telah membersihkan seluruh sisa konsepsi • Observasi keadaan umum dan tanda vital klien minimal 2 jam pascatindakan • Bacakan, jelaskan, dan berikan Asuhan Mandiri atau Instruksi Tertulis untuk klien dan pastikan klien/keluarganya mengerti isinya, kapan melakukan kunjungan ulang atau mencari klinik atau fasilitas kesehatan untuk pertolongan segera