PENATAAN PERMUKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN Ev i Eka Nurcahyanti, Surjono, Eddi Basuki Kurniawan Jl. M ay jen Hary ono 167 M alang 65145, In d on es ia Telp . 62-341-5 678 86; Fax. 62- 341- 551 430; Telex. 318 73 Un ib raw IA Email:
[email protected]
ABSTRAK Permukiman nelayan Puger memiliki potensi perikanan dan pariwisata bahari yang seharusnya mampu menarik minat orang untuk berkunjung ke sana. Akan tetapi, ternyata permukiman nelayan Puger terlihat kotor dan kumuh. Kondisi kekumuhan tersebut dapat memburuk apabila tidak segera ditangani dan orang menjadi kurang berminat untuk berkunjung. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi karakteristik permukiman, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman, dan menyusun arahan penataan permukiman nelayan Puger. Karakteristik permukiman meliputi karakteristik fisik dasar dan karakteristik kekumuhan permukiman yang terdiri dari pengidentifikasian variabel kekumuhan dan penilaian tingkat kekumuhan. Karakteristik fisik dasar diidentifikasi menggunakan metode analisis deskriptif untuk menggambarkan potensi serta permasalahan terkait topografi, geologi, hidrologi, klimatologi, dan kondi si oseanografi. Variabel kekumuhan diidentifikasi menggunakan metode analisis deskriptif yang diperjelas dengan fotomapping dan tingkat kekumuhan dinilai berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan. Selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman diidentifikasi menggunakan analisis faktor terhadap variabel yang menyebabkan kondisi kumuh ringan hingga sangat kumuh. Pada akhir penelitian arahan penataan permukiman nelayan Puger disusun berdasarkan hasil identifikasi karakteri stik permukiman dan faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman. Arahan penataan permukiman nelayan Puger meliputi perbaikan dan peningkatan kondisi jalan, penambahan ruang terbuka, penyediaan bantuan perumahan dengan sistem kredit di luar perumahan eksisting, pembuatan WC dengan tangki septik komunal, pengelolaan sampah secara mandiri, peningkatan pendapatan masyarakat, pemberian kredit perumahan bagi masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri, serta penanggulangan bencana banjir. Kata kunci :Arahan penataan, Permukiman nelayan, Kumuh ABSTRACT Puger’s fisherman settlement has fishery and maritime tourism potentials. These potential s should attract people to visit Puger’s fisherman settlement. Unfortunately, Puger’s fisherman settlement is seen dirty and slum. This slum condition can be worse if there is no effort to handle it then no visitors will see the settlement. Therefore, the objectives of this research are to identify settlement characteristics, to identify factors which influence settlement planning guidelines, and to prepare planning guidelines of Puger’s fisherman settlement. Settlement characteristics consists of basic physical characteristics and slum characteristics which consist of slum variables identification and slum rating evaluation. Basic physical characteristics are identified by using descriptive analysis method to describe the potential and problem of topography, geology, hidrology, climatology, and oceanography conditions. Slum variables are identified by using descriptive analysis method and photomapping, slum rating is evaluated according to Slum Rating Evaluation Guideline. At next step, factors which influence settlement planning guidelines are identified by using factor analysis toward variables which cause slum condition. At the end of this research, planning guidelines of Puger’s fisherman settlement are prepared according to identification of settlement characteristics and factors which influence settlement planning guidelines. Planning guidelines of Puger’s fisherman settlement consist of roadwork; provision of openspace, housing credit, toilet with communal septic tank; waste management; increase community income; and flood prevention. Keyword: Planning guidelines, Fisherman settlement, Slum
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
41
PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN
PENDAHULUAN Desa Puger Kulon dan Puger Wetan terletak di pesisir selatan Pulau Jawa. Oleh karena itu, Desa Puger Kulon dan Puger Wetan memiliki potensi perikanan dan pariwisata bahari (Pemerintah Kabupaten Jember, 2007). Selain memiliki potensi yang dapat mendatangkan keuntungan, berdasarkan Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2006-2008 diketahui bahwa Desa Puger Kulon dan Puger Wetan juga beresiko dilanda banjir dan dihantam gelombang laut. Potensi perikanan pada Desa Puger Kulon dan Puger Wetan mampu mendorong berkembangnya kegiatan perikanan. Hal ini didukung kebijakan Revisi RTRW Kabupaten Jember Tahun 2004-2014 yang mengarahkan Desa Puger Kulon dan Puger Wetan untuk ditopang oleh industri perikanan laut dan keberadaan pelabuhan perikanan. Berkembangnya kegiatan perikanan di Desa Puger Kulon dan Puger Wetan memunculkan sebuah permukiman yang 45,78% penduduknya pada tahun 2006 bermata pencaharian sebagai nelayan (Pemerintah Kabupaten Jember, 2007). Permukiman tersebut menunjang kegiatan fungsi kelautan dan perikanan sehingga dapat disebut sebagai permukiman nelayan sesuai dengan Pasal 1 Permenpera No. 15 Tahun 2006. Pada permukiman nelayan Puger selain terdapat rumah-rumah dengan segala fasilitas umum permukiman, juga terdapat fasilitas penunjang kegiatan nelayan, seperti PPI dan tempat wisata Pantai Puger. Masyarakat permukiman nelayan Puger juga mengadakan larung sesaji setiap tanggal 15 Suro. Keunikan permukiman nelayan Puger seharusnya bisa menarik minat orang untuk berkunjung, melihat aktivitas nelayan hingga berbelanja di TPI yang menjadi bagian dari PPI, tetapi ternyata permukiman nelayan Puger khususnya TPI-nya terlihat kotor dan kumuh (Indarto, 2008). Permasalahan kekumuhan yang ditemukan pada permukiman nelayan Puger adalah sebagai berikut 1. Permukiman nelayan Puger khususnya TPInya terlihat kotor dan kumuh. 2. Intensitas bangunan tinggi, terutama di bagian timur-selatan permukiman. 3. Sampah berserakan dan menimbulkan bau tidak sedap. 4. Sebagian besar saluran drainase non dan semi permanen yang terbuka dijadikan tempat
42
membuang sampah sehingga ketika hujan sering terjadi genangan bahkan banjir. 5. Jalan pada kawasan permukiman nelayan yang berupa jalan sirtu dan jalan tanah saat hujan menjadi becek. Kondisi permukiman nelayan Puger yang kumuh dengan potensi dan keunikan yang ada di dalamnya dapat memburuk apabila tidak segera ditangani dan orang menjadi kurang berminat untuk berkunjung padahal Pemerintah Kabupaten Jember akan membawa Puger menuju kawasan industri pariwisata. Hal tersebut didukung Pasal 3 Permenpera No. 15 Tahun 2006 melatarbelakangi peneliti untuk (1) mengidentifikasi karakteristik permukiman nelayan Puger, (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger, dan (3) menyusun arahan penataan permukiman nelayan Puger. METODE PENELITIAN Secara umum dapat dijelaskan bahwa penelitian Arahan Penataan Permukiman Nelayan Puger Ditinjau dari Aspek Kekumuhan menggunakan metode analisis deskriptif-evaluatif untuk menjawab setiap rumusan masalah. 1. Karakteristik permukiman nelayan Puger meliputi karakteristik fisik dasar dan karakteristik kekumuhan permukiman. Karakteristik fisik dasar permukiman dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif untuk menggambarkan potensi dan masalah terkait topografi, geologi, hidrologi, klimatologi, dan kondisi oseanografi. Karakteristik kekumuhan permukiman yang terdiri dari identifikasi setiap variabel kekumuhan dan penilaian tingkat kekumuhan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif – evaluatif. Identifikasi setiap variabel kekumuhan dijelaskan menggunakan metode analisis deskriptif yang diperjelas dengan fotomapping, sedangkan tingkat kekumuhan ditentukan berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger ditentukan melalui analisis faktor terhadap variabel dari hasil penilaian kekumuhan yang menyebabkan kondisi kumuh ringan hingga sangat kumuh. 3. Arahan penataan permukiman nelayan Puger disusun berdasarkan hasil identifikasi karakteristik permukiman dan faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman. Hal-hal yang akan ditata adalah hal-hal yang
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Evi Eka Nurcahyanti, Surjono, Eddi Basuki Kurniawan
menyebabkan kekumuhan dan menurut masyarakat permukiman nelayan Puger perlu dan penting untuk ditata. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Permukiman Nelayan Puger Hasil penilaian kekumuhan menunjukkan hanya 13 indikator dari 29 indikator yang menyebabkan kekumuhan pada permukiman nelayan Puger mulai kumuh ringan hingga sangat kumuh, yaitu Status penguasaan bangunan Jumlah KK yang menempati bangunan bukan milik sendiri adalah 2.700 KK di Desa Puger Kulon dan 290 KK di Desa Puger Wetan. Adanya KK yang belum mempunyai rumah sendiri dan menumpang pada orang tua/ saudara akan mempengaruhi tingkat penggunaan luas lantai bangunan. Frekuensi bencana banjir Bencana banjir akibat meluapnya Sungai Bedadung pernah melanda Desa Puger Wetan pada Januari dan Maret 2006 serta akhir Februari 2009. Tingkat penggunaan luas lantai bangunan Tingkat penggunaan luas lantai bangunan 234 rumah yang tersebar pada Dusun Mandaran I dan Mandaran II, Desa Puger Kulon serta Dusun Mandaran, Desa Puger Wetan dapat mencapai 2 m2 / orang sehingga 234 rumah tersebut tidak sehat. Kondisi sanitasi lingkungan 11 % KK masih menggunakan jamban sistem cemplung yang dibuat di atas lubang galian tanah dengan tutup sesek atau lembaran anyaman bambu.Meskipun belum dilengkapi tangki septik, jamban dianggap layak karena dapat meminimalisir penyebaran penyakit akibat kebiasaan masyarakat buang air di sembarang tempat.Akan tetapi, jamban belum sepenuhnya sehat dan dapat mencegah penyebaran penyakit, seperti diare. Kondisi persampahan 84 % KK menimbun sampah kemudian membakar/ membuang sampah ke sungai, selokan, maupun dekat dermaga.Pengelolaan sampah rumah tangga secara tradisional oleh masyarakat dapat terus memperburuk kondisi lingkungan. Kondisi jalan 36 % jalan dalam kondisi tidak baik (mengalami pengelupasan perkerasan sampai berlubang sehingga berpotensi menimbulkan genangan saat hujan atau belum diperkeras
sehingga becek saat hujan).Kondisi jalan yang tidak baik dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bahkan menghambat pergerakan pengguna jalan. Besarnya ruang terbuka Ruang terbuka pada permukiman nelayan Puger berupa sarana olahraga dan alun-alun serta makam dengan luas 4,0 Ha di Desa Puger Kulon dan 1,2 Ha di Desa Puger Wetan. Luas ruang terbuka tersebut hanya 6 % dari luas perumahan pada permukiman nelayan Puger padahal ruang terbuka yang dibutuhkan adalah > 10 %. Tingkat kepadatan penduduk Tingkat kepadatan penduduk pada permukiman nelayan Puger adalah 262 jiwa/ Ha.Tingkat kepadatan penduduk mempengaruhi kondisi sanitasi lingkungan, pengelolaan persampahan, dan kondisi drainase karena semakin besar jumlah penduduk, maka semakin banyak limbah yang dihasilkan.Limbah penduduk yang belum dikelola dengan baik mengakibatkan tekanan terhadap daya dukung fisik lingkungan yang selanjutnya menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Jumlah KK per rumah Jumlah KK per rumah pada permukiman nelayan Puger adalah 2 KK/ rumah dengan jumlah KK per rumah di Desa Puger Kulon dapat mencapai 3 KK/ rumah. Terdapatnya lebih dari 1 KK dalam 1 rumah mengakibatkan tingkat penggunaan luas lantai bangunan dapat bernilai 2 m2 / orang di Dusun Mandaran I dan Mandaran II, Desa Puger Kulon serta Dusun Mandaran, Desa Puger Wetan juga menyebabkan tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi hingga mencapai 262 jiwa/ Ha. Tingkat kemiskinan Prosentase KK yang miskin pada permukiman nelayan Puger adalah 31 %. Kemiskinan pada permukiman nelayan Puger mengakibatkan 2.990 KK belum bisa memiliki rumah sendiri sehingga menyebabkan tingkat penggunaan luas lantai bangunan dapat mencapai 2 m2 / orang, 1 % rumah masih semi permanen sehingga kurang memenuhi kebutuhan minimal keamanan dan keselamatan bangunan serta kurang sehat dan kurang nyaman bagi penghuninya, 11 % KK masih menggunakan jamban sistem cemplung yang belum sepenuhnya sehat dan dapat mencegah penyebaran penyakit, serta 6 % balita berstatus gizi kurang baik dan buruk. Tingkat pendapatan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
43
PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN
63 % penduduk yang bekerja sebagai buruh berpendapatan di bawah UMK Jember atau kurang dari Rp 770.000,00.Hal tersebut mengindikasikan rendahnya tingkat daya beli masyarakat dan tingginya tingkat kemiskinan. Tingkat pendidikan 49 % penduduk usia 10 tahun ke atas tidak menamatkan pendidikan dasar 9 tahun (hingga setingkat SLTP). Hal tersebut mencerminkan kurangnya kemampuan penduduk untuk mengakses berbagai sumberdaya bagi peningkatan kualitas permukiman. Tingkat kerawanan keamanan Selama tahun 2008 terjadi 2 kali pencurian di Desa Puger Wetan dengan pelaku penduduk di luar permukiman nelayan Puger.Adanya kejadian tindak kriminal terkait dengan kinerja siskamling yang mana kinerja siskamling di Desa Puger Kulon maupun Puger Wetan belum optimal. Kemudian hasil pemeringkatan kekumuhan adalah 2,1375 yang menunjukkan bahwa tingkat kekumuhan permukiman ne layan Puger adalah kumuh ringan. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penataan Permukiman Nelayan Puger Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger berdasarkan hasil analisis faktor adalah (1) faktor prasarana jalan, sarana ruang terbuka, dan kepadatan penduduk dengan pengaruh sebesar 27,196 % terhadap penataan permukiman yang terdiri dari variabel kondisi jalan, besarnya ruang terbuka, dan tingkat kepadatan penduduk, (2) faktor kondisi limbah dan tingkat kemiskinan dengan pengaruh terhadap penataan permukiman sebesar 15,524 % yang meliputi variabel kondisi sanitasi lingkungan, kondisi persampahan, dan tingkat kemiskinan, serta (3) faktor status penguasaan bangunan dan bencana banjir dengan pengaruh sebesar 13,245 % terhadap penataan permukiman yang terdiri dari variabel status penguasaan bangunan, frekuensi bencana banjir, dan jumlah KK per rumah. 3. Arahan Penataan Permukiman Nelayan Puger Arahan penataan permukiman nelayan Puger meliputi Arahan penataan prasarana jalan, sarana ruang terbuka, dan kepadatan penduduk Perbaikan jalan aspal sepanjang 2,25 km di Desa Puger Kulon dan 2,50 km di Desa Puger Wetan yang mengalami pengelupasan hingga berlubang serta peningkatan kondisi jalan
44
sirtu sepanjang 2,70 km dan jalan tanah sepanjang 7,50 km yang belum mengalami perkerasan. Penambahan ruang terbuka berupa jalur hijau di sepanjang jalan, sempadan sungai, sekitar tambak, serta jalur hijau di sekitar pelabuhan dan Pantai Puger. Penyediaan bantuan perumahan dengan sistem kredit di luar perumahan eksisting untuk 700 KK yang menempati 234 rumah tidak layak huni dengan lokasi perumahan sesuai rencana pembangunan perumahan nelayan Puger. Bantuan perumahan juga diberikan pada 131 KK yang rumahnya berada pada daerah sempadan sungai dengan lokasi perumahan di RW 6 Dusun Krajan II Desa Puger Kulon. Arahan pengelolaan limbah dan penurunan tingkat kemiskinan Pembuatan WC dengan tangki septik komunal untuk mengganti jamban sistem cemplung melalui pendekatan CLTS (Community Lead Total Sanitation) didukung dana dari pemerintah. Tangki septik komunal yang diperlukan berjumlah 18 unit untuk Desa Puger Kulon dan 14 unit untuk Desa Puger Wetan. Pengelolaan sampah secara mandiri melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk sampah non-B3 dan disposal dengan caralandfill untuk sampah B3. Pengelolaan sampah dikoordinir oleh masing-masing RW dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui peningkatan pengolahan perikanan, pemfungsian Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger, penangkapan ikan dengan tidak menggunakan bahan berbahaya dan beracun, pengelolaan sampah, dan peningkatan pengelolaan pariwisata. Arahan penataan status penguasaan bangunan dan penanggulangan bencana banjir Membantu masyarakat memiliki rumah sendiri melalui kredit perumahan dengan sasaran 675 KK yang belum memiliki rumah sendiri serta termasuk kategori Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Lokasi pembangunan perumahan adalah RW 5 Dusun Krajan II dan RW 6 Dusun Mandaran I, Desa Puger Kulon. Penanggulangan bencana banjir akibat meluapnya Sungai Bedadung melalui pengerukan sungai, penerapan konsep eko-hidrolika, pengelolaan sampah, pembuatan lubang resapan biopori.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Gambar 3. Skema dan lokasi jalur hijau di sempadan sungai di luar wilayah perumahan
Gambar 1. Arahan perbaikan dan peningkatan kondisi jalan
Gambar 4. Skema dan lokasi jalur hijau di sempadan sungai di dalam wilayah perumahan
Gambar 2. Skema dan lokasi jalur hijau di sepanjang jalan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
45
PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN
Gambar 5. Skema dan lokasi jalur hijau di sekitar tambak
Gambar 7. Arahan lokasi pembangunan perumahan (I)
Gambar 6. Skema dan lokasi jalur hijau di sekitar pelabuhan dan Pantai Puger
Gambar 8. Arahan lokasi pembangunan perumahan (II) 46
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010
Gambar 10. Arahan rute pengangkutan sampah
Gambar 9. Penempatan tangki septik komunal dan jaringan perpipaan Gambar 11. Penempatan lubang resapan biopori PENUTUP
4. Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah Saran bagi akademisi Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kebutuhan perumahan serta sarana dan prasarana permukiman yang sesuai dengan jumlah penduduk. Penelitian lanjutan mengenai potensi perikanan Puger diperlukan agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Puger. Dibutuhkan penelitian lanjutan terkait aspek pariwisata untuk mendukung pengembangan pariwisata Puger. Saran bagi pemerintah
Kesimpulan dari penelitian adalah 1. Terdapat 13 indikator dari 29 indikator yang menyebabkan kekumuhan pada permukiman nelayan Puger mulai kumuh ringan hingga sangat kumuh. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penataan permukiman nelayan Puger adalah faktor prasarana jalan, sarana ruang terbuka, dan kepadatan penduduk; faktor kondisi limbah dan tingkat kemiskinan; serta faktor status penguasaan bangunan dan bencana banjir. 3. Arahan penataan permukiman nelayan Puger disusun berdasarkan prioritas kebutuhan dan kepentingan masyarakat serta dibuat sesuai permasalahan dan potensi yang ada. Pemerintah dapat menggunakan informasi dan arahan penataan dari hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan penataan permukiman nelayan Puger. Dibentuk suatu tim penataan permukiman nelayan Puger yang terpadu dan melibatkan dinas terkait, pemerintah kecamatan, perangkat desa, pengurus RW hingga RT, serta dapat berkomunikasi dan menjalin kerja sama yang baik dengan investor dan masyarakat sehingga penataan dapat mencapai tujuan dan sasaran. Pemerintah Kabupaten Jember segera mengambil keputusan sehubungan dengan
PENATAAN PERM UKIMAN NELAYAN PUGER DITINJAU DARI ASPEK KEKUMUHAN
pemfungsian Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger. Pemerintah Kabupaten Jember membantu menyiapkan masyarakat Puger agar dapat berperanserta dalam mengembangkan pariwisata bahari Puger. Saran bagi masyarakat Masyarakat lebih peduli dan berperan aktif dalam menata permukiman nelayan Puger. Masyarakat bersama pemerintah mempertahankan kondisi permukiman yang sudah baik agar tidak memburuk di masa mendatang dan kalau memungkinkan melakukan peningkatan kondisi permukiman tersebut agar menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Indarto. (2008). TPI Puger Terkesan Kumuh. Tabloid Sergap. Mei 2008. http://www.tabloidsergap.info/ (13 November 2008) Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2002). Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Tingkat Kekumuhan. Kementerian Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia. (2006). Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 15 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengembangan Kawasan Nelayan. Pemerintah Kabupaten Jember. (2004). RevisiRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Tahun 2004-2014. _______. (2006). Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2006. _______. (2007). Revisi Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Puger Tahun 20072017. _______. (2007). Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2007. _______. (2008). Rekapitulasi Kejadian Bencana Kabupaten Jember Tahun 2008.
48
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2, Nomor 2, Desember 2010