PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA
MURABAHAH DI KJKS BINAMA SEMARANG TAHUN 2011
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh: SUYUTI 092503071
PROGRAM D.3 PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG
2012
i
Dr. H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag Jl. Mahoni Beringin Indah
Ngaliyan Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eks Hal
: Naskah Tugas Akhir (TA)
An. Sdr. Suyuti
Assalamu‘alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah Tugas Akhir Saudara :
Nama
: Suyuti
NIM
: 092503071
Judul
:
PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI KJKS BINAMA SEMARANG TAHUN 2011
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudara tersebut dapat segera diujikan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu‘alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Mohamad Arja Imroni, M. Ag NIP. 19690709 199703 1 001
ii
iii
MOTTO
B erusaha m enjadi m utiara dim anapun kita berada N iat, K erjakan, Berusaha, N ikmati dan B ersyukur K esuksesan bukan dilihat dari m ateri tapi dilihat bagaim ana kita bisa berm anfaat bagi orang lain
iv
PERSEMBAHAN
-
Allah dan Rasulullah SAW
-
Bapakku dan Ibuku
-
Semua
Guru-guruku
yang
telah
memberikan
ilmu
ilmunya dengan ikhlas. -
Kakakku,
saudaraku
dan
ponaanku
yang
telah
memberikan arti kehidupan bagiku. -
Buat
teman-temanku
yang
kekompakan.
v
selalu
menciptakan
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa tugas akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga tugas akhir ini tidak berisi satupun pemikiran-pemikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Deklarator
Suyuti
vi
April 2012
ABSTRAKSI
Murabahah adalah penjulan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang dimasukan ke dalam harga jual barang tersebutSecara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Penyelesaian yang dilakukan oleh KJKS untuk penyelesaian pembiayaan bermasalah ini, tergantung pada besarnya pembiayaan yang dihadapi serta sebabsebab terjadinya kemacetan Apabila pembiayaan itu masih dapat diharapkan akan berjalan baik kembali, maka dari pihak KJKS dapat memberikan keringanankeringanan. Apabila usahanya masih baik tetapi untuk memperbaiki kondisi usahanya perlu tambahan dana, KJKS dapat memberikan bantuan tambahan dana. Tetapi bila kondisi perusahaan sudah tidak dapat diharapkan lagi, maka KJKS dapat melakukan penghapusan piutang atau pembiayaan tersebut. Apabila kemacetan tersebut akibat kelalaian, pelanggaran atau kecurangan nasabah, maka dari pihak KJKS dapat meminta agar nasabah menyelesaikan segera. Bila penyelesaian di luar pengadilan tidak dapat dicapai, maka pihak KJKS dapat menempuh jalur hukum.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Tugas akhir ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan D III dalam Program Studi Perbankan Syari’ah. Dalam menyusun tugas akhir ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. H. Muhibin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 3. Dr. H. Wahab Zaenuri MM, selaku Ketua Program Jurusan D 3 Perbankan Syari’ah 4. Dr. H. Mohamad Arja Imroni, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini. 5. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan D III Perbankan Syari’ah 6. Bapak Kartiko A Wibowo, Bapak Sulaeman, Bapak Yayat Hidayat, Bapak Mugiono, Mas Andre, Mbak lina dan
seluruh
Staf karyawan KJKS
BINAMA Semarang yang telah membantu penulis dalam memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini.
viii
7. Bapakku Wahyudi, yang senantiasa mendoakanku sehingga tugas akhir ini selesai. 8. Kakakku, Saudaraku serta keponakanku. 9. Semua anak-anak Perbankan Syari’ah khususnya angkatan 2009 10. Berbagai pihak yang secara tidak langsung telah membantu baik moral maupun materi dalam penyusunan tugas akhir ini. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, dan semoga apa yang tertulis dalam tugas akhir ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin. Semarang,
Penulis
ix
April 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
DEKLARASI ............................................................................................... vi ABSTRAKSI .................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ BAB I :
BAB II:
x
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .................................................................
5
E. Metode Penelitian ..................................................................
6
F. Sistematika Penulisan .............................................................
8
GAMBARAN UMUM KJKS BINAMA SEMARANG A. Sejarah Berdirinya ................................................................. 10 B. Visi dan Misi KJKS BINAMA Semarang .............................. 12 C. Susunan Organisasi KJKS BINAMA Semarang ..................... 13 D. Sistem dan Produk – produk KJKS BINAMA Semarang ...... 14
x
E. Perkembangan ..................................................................... 21 BAB III : PEMBAHASAN A. Murabahah Dalam Teori Ekonomi Islam .............................. 22 B. Analisa Pembiayaan Murabahah Yang Dilakukakan di KJKS BINAMA Semarang.......................... ...................................... 32 C. Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Murabahah Bermasalah…………. .. .. ....................................................... 34 D. Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah di KJKS BINAMA Semarang ................................................................ 36 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 39 B. Saran ...................................................................................... 41 C. Penutup .................................................................................. 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari’ah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya UU No. 10 Tahun 1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syari’ah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syari’ah atau bahkan mengkonversikan diri secara total menjadi bank syari’ah1 Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syari’ah tergolong cepat salah satu alasannya adalah karena keyakinan yang kuat di kalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba
yang
dilarang agama Islam. Rekomendasi hasil loka karya utama bunga tentang bunga bank dan perbankan itu ditujukan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada pemerintah dan seluruh umat Islam. Seiring dengan perkembangan zaman KJKS sekarang menjadi lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas untuk membantu dalam hal permodalan. Penduduk Indonesia sebagian besar merupakan golongan
1
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori dan Praktek, Jakarta: Gema Insani Press,2001, hlm. 26
1
2
ekonomi menengah ke bawah, eksistensi lembaga keuangan yang bisa menyentuh lapisan inilah yang perlu dikembangkan agar kualitas kehidupan masyarakat mengalami perkembangan. KJKS pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan. KJKS BINAMA Semarang merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Hal utama yang membedakannya dengan bank konvensional adalah dalam cara menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat harus sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Peranan KJKS BINAMA Cabang Semarang adalah sebagai wadah menghimpun dan menyalurkan dananya pada usaha-usaha yang dilakukan masyarakat dengan berdasarkan pada sistem perekonomian syari’at Islam. Untuk menjalankan peranannya tersebut, maka terdapat produk-produk pendanaan yang beruapa simpanan dan produk – produk penyaluran dana berupa pembiayaan. Penyaluran dana berupa pembiayaan yang sesuai dengan syariat islam yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra seperti Pembiayaan MUDHARABAH (Bagi Hasil), Pembiayaan MURABAHAH (Jual beli), Pembiayaan AL IJARAH (Sewa menyewa). 2sehingga masyarakat yang membutuhkan dana dapat memilih akad yang sesuai.
2
Brosur KJKS BINAMA
3
Pemberian pembiayaan dapat mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan social masyarakat dan harus dikelola dengan baik oleh lembaga keuangan tersebut. Sebaliknya pengelolaan pembiayaan yang tidak baik akan banyak menimbulkan masalah bahkan akan menyebabkan ambruknya lembaga keuangan tersebut. Resiko kredit didefinisikan sebagai resiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam ( counterparty ) tidak dapat atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Pinjaman yang dimaksud dalam pembahasan resiko kredit ini adalah aktiva produktif yaitu alokasi dana bank yang ditempatkan pada pihak lawan trasaksi atau peminjam, dimana peminjam berkewajiban untuk mengembalikan kembali pada waktu yang disepakati. Pengembalian dana dari pinjaman adalah berupa pokok pinjaman ditambah margin atau bantuk investasi lain.3 Meskipun pembiayaan bermasalah tersebut, pihak BMT atau KJKS dibenarkan melakukan upaya-upaya hukum untuk menyelamatkan dana yang sudah diberikan kepada nasabah. Ini sesuai dengan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang membenarkan lembaga ekonomi melakukan tindakan hukum.
3
Ferry N. Idroes, Sugiarto. Manajeman resiko perbankan. Yogyakarta : Graha ilmu. 2006. Hlm . 79
4
Meskipun
Undang-undang
memperbolehkan
lembaga
ekonomi
melakukan upaya-upaya hukum dalam menyelamatkan modalnya, tapi dalam menghadapi kejadian tersebut KJKS BINAMA Semarang justru melakukan langkah-langkah persuasif dalam mengatasi pembiayaan bermasalah terutama dalam pembiayaan murabahah. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang penanganan pembiayaan bermasalah murabahah di KJKS BINAMA Semarang yang dituangkan dalam tugas akhir ini dengan judul “PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA MURABAHAH DI KJKS BINAMA SEMARANG TAHUN 2011”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diharapkan pembahasan yang selanjutnya dapat dituangkan secara rinci mengenai hal-hal yang berkaitan dengna pembiayaan KJKS BINANA Semarang dalam hal pembiayaan bermasalah , maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Faktor – faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang 2. Bagaimana strategi penanganan pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
5
1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang. 2. Untuk mengetahui penanganan pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang. D. Manfaaat Penelitian 1. Bagi penulis a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang operasional serta penanganan pembiayaan bermasalah di KJKS BINAMA Semarang b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja di lembaga keuangan syariah. 2. Bagi bank a. Sebagai media publik ke masyarakat untuk memperkenalkan produk pembiayaan Murabahah yang sesuai syariah kepada masyarakat. b. Memperkenalkan produk-produk yang ada di KJKS BINAMA Semarang. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian a. Lapangan Penelitian lapangan adalah cara pengumpulan data dan informasi secara intensitas disertai dengan analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan langsung dari KJKS BINAMA Semarang.
6
b. Kepustakaan Cara pengumpulan data dengan sumber dari buku-buku atau bahan bacaan yang diperlukan bagi suatu karya yang disebut dengan studi pustaka. 2. Sumber data Untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan menyelesaikan masalah tersebut, penulis memperoleh sumber data antara lain: a. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan penelitian.4 Dengan data ini penulis dapat mendapatkan gambaran umum tentang KJKS BINAMA Semarang dan penanganan pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain.5 Data sekunder dalam penelitian ini adalah majalah, artikel dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
4
Ervan Agsu Purawnto, Dyah Ratih Sulistyastuti. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Gava Media. 2007. Hal : 20 5 Ibid Ervan Agsu Purawnto, Dyah Ratih Sulistyastuti hal 20
7
3. Metode pengumpulan data a. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan petugas, pegawai dan otoritas (pihak yang berwenang) tentang bagaimana menangani pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang. b. Observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek tertentu yang terjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja di KJKS BINAMA Semarang dan bagaimana cara menangani pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang. c. Dokumentasi Metode ini dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal yang berkaitan dalam pembahasan dalam penelitian ini, yang berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan cara menangani pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang. 4. Metode analsis data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskripsi. Analisis deskripsi bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian
8
berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Data-data yang diperoleh kemudian
penulis analisa dengan
mengaitkan antara penanganan pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang dengan teori dan konsep yang ada F. Sistematika penulisan Sistematika penulian pada tugas akhir adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, , metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
GAMBARAN UMUM KJKS BINAMA SEMARANG Berisi tentang sejarah berdirinya KJKS BINAMA Semarang ,visi dan misi KJKS BINAMA Semarang,data KJKS BINAMA Semarang,
susunan
manajemen
KJKS
BINAMA
Semarang,uraian dan fungsi tugas masing – masing jabatan, produk-produk KJKS BINAMA Semarang,dan perkembangan KJKS BINAMA Semarang. BAB III
PEMBAHASAN Berisi tentang pengertian murabahah, dasar hukum murabahah, faktor – faktor yang menyebabkan pembiayaan murabahah
9
bermasalah, analisi pembiayaan pada murabahah, dan strategi penaganan pembiayaan bermasalah pada murabahah. BAB IV PENUTUP Terdiri dari kesimpulan , saran-saran dan penutup. DAFTAR PUSTAKA
BAB II GAMBARAN UMUM KJKS BINAMA SEMARANG A. Sejarah Berdirinya KJKS BINAMA (koperasi jasa keuangan syariah bina niaga utama), adalah lembaga keuangan berbadan hukum Koperasi yang bergerak di bidang jasa keuangan syariah, yaitu melayani anggota dan calon anggota akan kebutuhan produk pendanaan dan pembiayaan syariah dengan mengacu pada proses pembangunan ekonomi kerakyatan. Pendirian KJKS BINAMA dirintis oleh para aktivis muda didukung para tokoh masyarakat, didasarkan pada pemikiran bahwa masih jarang lembaga keuangan yang mengakses masyarakat bawah yang bertujuan untuk pertumbuhan atau pemberdayaan usaha kecil. Pada tanggal 18 Agustus 1993, secara resmi berdirilah Koperasi Serba Usaha (KSU) BINAMA. Melalui Perubahan Anggaran Dasar I pada tahun 1996, disahkan badan Hukum KSU BINAMA dengan nomor: 1210A /BH/PAD/KWK.11/X/96 tanggal 31 Oktober 1996.1
1
Company profile KJKS BINAMA
10
11
Dengan berkembangnya lembaga leuangan yang sangat pesat KJKS BINAMA didirikan dengan tujuan untuk : a. Menjadikan KJKS BINAMA sebagai lembaga yang memberi jalan keluar terhadap kendala modal pengembangan usaha sebagaimana banyak dialami oleh para pengusaha kecil dan menengah. b. Menjadi perantara kerjasama antara mereka yang mempunyai simpanan harta tetapi tidak bisa melaksanakan usaha di satu pihak dengan para pengusaha yang membutuhkan dana untuk pengembangan. c. Menjadi lembaga perintis dalam pengembangan lembaga keuangan swadaya dan swadana dengan sistem syari’ah Islam (bagi hasil)2 BINAMA
diunggulkan
dengan
adanya
on
line
sistem,
yang
memungkinkan para anggota dapat melakukan transaksi di seluruh kantor pelayanan KJKS BINAMA yang kantor pusatnya di Ruko Anda Kav. 7 Jl. Tlogosari Raya 1 - Semarang 50196 Telp. 024-6702792 ; Email :
[email protected], Kantor Cabang KJKS BINAMA terdiri dari : 1.
Semarang Ruko ANDA Kav. 4-5, Jl. Tlogosari Raya 1 - Semarang 50196
Telp.
024-6702790
(hunting)
;
Email
[email protected] 2. Weleri Ruko Weleri Square No. 2, Jl. Raya Barat Telp : 0294 – 643440 ; Email :
[email protected] 2
Wawancara tanggal 7 febuari 2012 jm 09.30
:
12
3. Kaliwungu Ruko Kaliwungu Baru Blok A No. 8, Jl. KH. Asy`ari Telp : 024 – 3688860, 024 – 70778003 ; Email :
[email protected] 4. Ungaran Jl. Mayjen Sutoyo No. 1A, Sebantengan Telp : 024 – 6926355 ; Email :
[email protected] 5. Batang Ruko Yos Sudarso No. 1G, Jl. Yos Sudarso Telp : 0285 – 392074 ; Email :
[email protected]
B. Visi dan Misi KJKS BINAMA Semarang 1. Visi KJKJ BINAMA Semarang : Menjadi lembaga keuangan syariah yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan ekonomi masyarakat. 2. Misi KJKS BINAMA Semarang : a. Mewujudkan KJKS BINAMA yang sehat. b. Mewujudkan KJKS BINAMA yang berkembang c. Mewujudkan KJKS BINAMA yang professional d. Memilki resiko usaha yang minimal e. Tingkat pengembalian yang malksimal f. Memberi Kontribusi dalam pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
3
Ibid
13
C. Susunan Organisasi KJKS BINAMA Semarang
Struktur Organisasi KJKS BINAMA cabang Semarang Kepala Cabang
Bagian Operasional
Bagian Marketing
Akunting
Teller
Layanan Mitra
Staf Sarlog dan Umum
SubBag Pembiayaan
Support Pembiayaan
Account Officer
SubBag Pendanaan
Staff Pendanaan
SubBag Rimidial & Handling Pembiayaan Staff Senior Rimidial
Staff Pembiayaan
Kepala Cabang
: Tur Priyono, SE
Kabag.Marketing
Kabag.Operasional
: Puji Iswanti, SE
Kasubbag.Pembiayaan: Irawan
Akunting
: Karesha Putri.R, SE Support Pembiayaan : Rina Agustina
Teller 1
: Fitroh Hidayati, SE
Teller 2
: Retno, SE
Layanan Mitra 1
: Ulin Na’mah, SE
Kasubbag.Pendanaan: Danang Widjanarko, SE
Layanan Mitra 2
: Primadesi, A.Md
Kasubbag. Rimidial
Staff Sarlog&Umum : Purwati
Account Officer
: Mohammad Yasin, SE
: 1. Mugiyono, SE 2. Yayat Hidayat P.
: Sulaiman
14
D. Sistem dan Produk Produk KJKS BINAMA Semarang Sistem yang digunakan oleh KJKS BINAMA baik dalam produk funding (simpanan) maupun lending (pembiayaan) adalah dengan sistem syari’ah (bagi hasil). Produk-produk KJKS BINAMA terbagi atas produk penghimpunan dana dan produk penyaluran dana kepada para anggota. 1. Produk Penghimpunan Dana Produk penghimpunan dana yang dirancang khusus atas dasar syari’ah (dengan sistem bagi hasil), terdiri dari beberapa jenis simpanan, antara lain: a) SIRELA (Simpanan Sukarela Lancar) SIRELA merupakan simpanan anggota masyarakat koperasi yang didasarkan akad wadiah yad dhamanah dan mudharabah. Atas seizin penitip dana yang disimpan pada rekening SIRELA dapat dimanfaatkan oleh BINAMA. Penarikan maupun penyetoran dari produk ini dapat dilakukan oleh pemegang rekening setiap saat. Keistimewaan: -
Penyimpanan memperoleh bagian dari keuntungan BINAMA dengan nisbah bagi hasil 35% : 65%
-
Dapat dijadikan simpanan pribadi atau keluarga
-
Dapat dijadikan jaminan pembiayaan dan sebagai salah satu persyaratan pembiayaan.
15
Pembukaan rekening: -
Mengisi aplikasi pembukaan rekening
-
Melampirkan foto copy identitas diri
-
Setoran awal minimal Rp 25.000
-
Setoran selanjutnya minimal Rp 2.000
b) TASAQUR (Tabungan Persiapan Qurban) Tasaqur khusus dirancang bagi mereka yang mempunyai rencana untuk melaksanakan ibadah penyembelihan hewan kurban. Penyetoran dapat dilakukan sewaktu-waktu, sedangkan penarikan atau pencairannya hanya dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Simpanan ini didasarkan akad wadiah yad dhomanah dan mudharabah. Keistimewaan: -
Penyimpan memperoleh bagi hasil dengan nisbah 35% : 65%
-
Sebagai
simpanan
untuk
mempersiapkan
penyembelihan hewan kurban. Pembukaan rekening: -
Mengisi aplikasi pembukaan rekening
-
Melampirkan foto copy identitas diri
-
Setoran awal minimal Rp 25.000
ibadah
16
-
Setoran selanjutnya minimal Rp 5.000
c) TARBIAH (Tabungan Arisan Berhadiah) Tarbiah merupakan penggabungan antara tabungan dengan arisan yang didasarkan akad wadiah yad dhamanah dengan jangka waktu tertentu. Oleh karena itu terhadap simpanan ini tidak diberikan bagi hasil. Keistimewaan: -
Setiap pemilik rekening berhak ikut pada pembukaan arisan yang dilakukan setiap bulan
-
Bagi pemilik rekening yang namanya keluar pada pembukaan arisan akan memperoleh hadiah-hadiah berupa uang maupun barang.
-
Pemilik rekening yang mendapat hadiah utama (dana arisan) tidak perlu melakukan penyetoran lagi pada bulan berikutnya, karena kelebihan uang yang diterima merupakan hadiah dari BINAMA
-
Pemilik rekening bisa mempunyai lebih dari satu rekening Tarbiah sehingga kesempatan mendapatkan hadiah lebih besar.
-
Dapat dijadikan simpanan jangka panjang yang aman, karena pencarian Tarbiah hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo.
17
Pembukaan rekening: -
Mengisi aplikasi pembukaan rekening
-
Melampirkan fotocopy identitas diri
-
Melakukan setoran awal sesuai dengan nominal Tarbiah.
d) SISUKA (Simpanan Sukarela Berjangka) Sisuka adalah jenis simpanan yang diperuntukkan bagi masyarakat (mitra) yang menginginkan investasi dana dalam jangka waktu yang relatif lama dengan prinsip syari’ah. Produk ini didasarkan akad wadiah yad dhamanah dan mudharabah. Keistimewaan: -
Penyimpanan memperoleh bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
-
Sebagai sarana investasi jangka panjang
-
Dapat dijadikan jaminan pembiayaan
-
Tersedia suvenir cantik bagi penyimpan
Nisbah / bagi hasil: -
SISUKA 3 bulan: nisbah 40%: 60%
-
SISUKA 6 bulan: nisbah 45% : 55%
-
SISUKA 12 bulan: nisbah 50% : 50%
Pembukaan rekening:
18
-
Mengisi aplikasi pembukaan rekening
-
Melampirkan fotocopy identitas diri
-
Setoran awal minimal Rp 500.000,00
e) Siap Haji ( Simpanan Persiapan Haji ) Siap Haji yaitu produk yang dikhususkan sebagai simpanan untuk persiapan dana ibadah Haji. Penarikan simpanan ini hanya dapat dilakukan untuk melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Produk ini didasarkan atas akad Mudharabah yaitu akad antara dua pihak, satu pihak sebagai mudharib ( pengelola usaha ) dan yang lain sebagai shahibl maal ( penyedia modal ). Atas kerjasama ini berlaku bagi hasil dengan nisbah yang disepakati. Keistemawaan : -
Penyetoran dapat dilakukan sewaktu – waktu
-
Peruntukanya khusus sebagai dana untuk melaksanakan ibadah haji
-
Dilenkapi dengan layanan jemput bola, untuk kemudahan transaksi setoran yang akan langsung diambil oleh petugas kami ke tenpat anda
-
Nisbah bagi hasil = 28% : 72%
-
Bebas biaya administrasi bulanan
-
Tidak
dapat
dicairkan
kecuali
untuk
melunasi
Penyelenggaraan Ibadah Haji / Umroh ( BPIH )
Biaya
19
-
Saldo minimal untuk didaftarkan ke SISKOHAT ( system kordinasi haji terpadu ) Rp. 25.000.000 atau sesuai dengan ketentuan DEPAG
Ketentuan dan syarat Pembukaan Rekening Siap Haji : -
Penyimpanan perorangan
-
Mengisi permohonan keanggotaan dan pembukaan rekening simpanan
-
Menyerahkan fotocopy identitas diri ( KTP / SIM )
-
Setoran awal minimal Rp. 250.000
-
Setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000
2. Produk pembiayaan Sedangkan produk penyaluran dana berupa jenis pembiayaan untuk kegiatan usaha produktif baik investasi maupun modal kerja adalah produk-produk sebagai berikut: -
Pembiayaan mudharabah
-
Pembiayaan murabahah (jual beli)
-
Pembiayaan ijarah (sewa menyewa)
Dana simpanan dari masyarakat yang ada di KJKS BINAMA dikelola secara produktif dan profesional dalam bentuk pembiayaan untuk pengembangan ekonomi
20
umat. Berbagai produk pembiayaan diperuntukkan bagi mitra yang membutuhkan modal kerja usaha atau investasi maupun kebutuhan konsumtif. Jenis-jenis akad pembiayaan 1) Akad Mudharabah Adalah akad antara dua pihak yang satu sebagai mudharib (pengelola usaha) dan yang lain sebagai shahibul maal (penyedia modal). Atas kerjasama ini berlaku bagi hasil dengan nisbah yang telah disepakati. 2) Akad murabahah (jual beli) Adalah menjual dengan harga asal ditambah margin kentungan yang telah disepakati dan dibayar secara angsuran. 3) Akad Ijarah (sewa) Adalah memberi penyewa kesempatan untuk mengambil pemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama. 4 E. Perkembangan Sinergi antara sistem operasional yang handal dengan profesionalime Sumber Daya Insani memungkinkan KJKS BINAMA untuk memberikan pelayanan yang cepat, mudah dan akurat bagi seluruh anggota.
4
Brosur KJKS BINAMA
21
Dukungan itu pula yang mendorong pesatnya kemajuan KJKS BINAMA. Hal tersebut bisa diukur dari indikator keberhasilan suatu lembaga keuangan diantaranya berikut ini : Pencapaian
1993
2000
2010
2011
Asset
50.8 Juta
938.4 Juta
25.2 Milyar
38.1 Milyar
Simpanan
36.3 Juta
653.9 Juta
18.4 Milyar
26.7 Milyar
Pembiayaan
17.3 Juta
648.3 Juta
21.3 Milyar
30.3 Milyar
SHU
-
32.4 Juta
620 Juta
645 Juta
Jumlah
6 orang
22 orang
50 orang
65 orang
Karyawan
BAB III PEMBAHASAN A. Murabahah Dalam Teori Ekonomi Islam 1. Landasan Syari’ah a. Al Quran (#4θt/Ìh9$# tΠ§ymuρ yìø‹t7ø9$# ª!$# ¨≅ymr&uρ
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.(AlBaqarah 275)1 ôÏiΒ $Z)ƒÌsù (#θè=à2ù'tGÏ9 ÏΘ$¤6çtø:$# ’n<Î) !$yγÎ/ (#θä9ô‰è?uρ È≅ÏÜ≈t6ø9$$Î/ Νä3oΨ÷t/ Νä3s9≡uθøΒr& (#þθè=ä.ù's? Ÿωuρ
∩⊇∇∇∪ tβθßϑn=÷ès? óΟçFΡr&uρ ÉΟøOM}$$Î/ Ĩ$¨Ψ9$# ÉΑ≡uθøΒr&
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
1
Al Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI, hlm 69
22
23
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui”. (Al-Baqarah 188)2 óΟçFΖä. βÎ) ( óΟà6©9 ×öyz (#θè%£‰|Ás? βr&uρ 4 ;οuy£÷tΒ 4’n<Î) îοtÏàoΨsù ;οuô£ãã ρèŒ šχ%x. βÎ)uρ
šχθßϑn=÷ès?
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (Al-Baqarah 280)3 ∩⊇∪ ÏŠθà)ãèø9$$Î/ (#θèù÷ρr& (#þθãΨtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”.(Al-Maidah: 1)4 ¸οt≈pgÏB šχθä3s? βr& HωÎ) È≅ÏÜ≈t6ø9$$Î/ Μà6oΨ÷t/ Νä3s9≡uθøΒr& (#þθè=à2ù's? Ÿω (#θãΨtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ
∩⊄∪ $VϑŠÏmu‘ öΝä3Î/ tβ%x. ©!$# ¨βÎ) 4 öΝä3|¡à$Ρr& (#þθè=çFø)s? Ÿωuρ 4 öΝä3ΖÏiΒ <Ú#ts? tã 2
Ibid, hlm 46 Ibid, hlm 70 4 Ibid, hlm 122 3
24
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.(An-Nisa 29)5 b. Al Hadits 1. Hadits riwayat al Baihaqi dan Ibnu Majah dan sahihkan oleh Ibnu Hibban: عن داود بن, ثنا مروان محمد ثنا عبد العزيز ابن محمد, حد ثنال العباس بن الوليد الدمشقى سمعت ايا سعيد الخدرى يقول قال قال رسو ل ﷲ صلى ﷲ عليه:صالح المدنى عن أبيه قال 6
انما البيع عن تراض: وسلم
Dari Abu Said al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan dengan kerelaan kedua belah pihak”. 2. Hadits Riwayat Imam Bukhari, Muslim, dan Nasai تذكرنا عند ابرھيم الرھن والقبيل فى الشلف فقال:حدثنا مس ّدد حدثنا عبد الواحد األعمش قال حد ثنا األسود عن عائسة رضي ﷲ عنھا أن النبي صلى ﷲ عليه و سلم اشترى من:ابراھيم 7
5
يھدي طعاما الى أجل و رھنه درعة
Ibid hlm 132 Al Hafidh Abu Abdullah Muhammad Yazid, Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Beirut Libanon: Darul Kutub, t.t., hlm 12
6
25
“Bahwa Rasulullah SAW pernah membeli bahan makanan dari seorang Yahudi dengan hutang dan beliau memberikan baju besinya sebagai jaminan”. c. Kaidah Fiqih: ◌َر ْي ِمھَا ِ ◌ْ ﱠ ُ إ َال◌َ أ ْن يَ ُد ﱠل َدلِ ْي ٌل ع ََلى ت َح
ِ ت اْ ِإلبا َحة ِ َأَ ◌َ◌َ◌ً◌ً◌َألَ صْ ُل فِى ْال ُم َعا َمال
“Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”. 8 d. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI Fatwa MUI tentang ketentuan murabahah kepada nasabah 1. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank. 2. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahuu aset dipesanya secara sah dengan perdagangan. 3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima ( membeli ) sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat, kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.
7
Ibnu Abullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Juz 3, Beirut Libanon : Darul Kutub Alamiah, 1992, hlm 151 8 Tim Penulis DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, edisi kedua, Jakarta: BI-MUI, 2003, hlm 11
26
4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. 5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut. 6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah. 7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka a. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar harga sisa. b. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebasar kerugian yang diangung oleh bank akibat pembatalan tersebut.; dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekuranganya.9 e. Pengertian Murabahah adalah penjulan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli harga pokok dari barang dan margin
9
Tim Penulis DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, edisi Revisi tahun 2006, Jakarta: CV.Gaung Pesada, 2006, hlm 25
27
keuntungan yang dimasukan ke dalam harga jual barang tersebut.
10
Dalam murabahah barang yang diperjualbelikan haruslah barang – barang yang nyata dan bukan berupa dokumen – dokumen kredit, karena murabahah merupakan jual beli maka komonditas yang mejadi objek jual beli haruslah berwujud, dimiliki oleh penjula dan dalam penguasaan. Sedangkan dalam pendapat Syafi’i Antonio murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.11 Sedangkan dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Syari’ah Indonesia 2003 Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Secara sederhana, murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Dalam jula beli yang dilakukan di KJKS BINAMA tingkat keuntungan atau margin ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang atas barang yang dijual, Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam
10
jumlah tertentu. Pada perjanjian
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007, hlm 163 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm 101 11
28
murabahah, KJKS membiayai pembeli barang yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok, ia kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan. Jadi pada intinya murabahah adalah kegiatan jual beli, seperti jual beli lainnya memerlukan adanya peryataan menerima ( ijab dan Kabul ) dengan barang diterima di depan sementara pembayarannya kemudian. Dalam akad murabahah KJKS BINAMA penetuan margin sudah disepakati kedua belah pihak sebelum terjadinya akad pembiaayaan. a. Rukun 1) Pihak yang berakad a) Penjual b) Pembeli 2) Obyek yang diakadkan a)
Barang yang diperjualbelikan
b)
Harga
a)
Serah (ijab)
b)
Terima (kabul)
3) Akad
29
4) Syarat a) Pihak yang berakad b) Cakap hukum c) Sukarela (ridha) 5) Obyek yang diperjual belikan a) Tidak termasuk yang dilarang/diharamkan b) Bermanfaat c) Penyerahan dari penjual ke pembeli, dapat dilakukan d) Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad e) Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual dan yang diterima pembeli. 6) Akad/sighat a)
Harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa berakad
b)
Antara ijab kabul (serah terima) harus selaras, baik dalam spesifikasi barang maupun harga yang disepakati.
c)
Tidak bersifat klausul yang bersifat menguntungkan keabsahan transaksi pada hal / kejadian yang akan datang.
d)
12
Modul KJKS BINAMA
Tidak membatasi waktu. 12
30
Gambar 1 Skema Pembiayaan Murabahah 1. Negosiasi dan persyaratan 2. Akad jual beli BANK
NASABAH
6. Bayar (secara angsur) 3. Beli barang
4. Kirim
5.Terima barang13
SUPLIER PENJUAL
Keterangan : a. KJKS bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli KJKS dari produsen ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. b. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. c. Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera
kepada
nasabah,
dilakukan secara tangguh.
13
Ibid, Muhamad Syafi’I Antonio hlm. 107
sedangkan
pembayaran
31
B. Analisis Pembiayaan Murabahah Yang Dilakukan di KJKS BINAMA Semarang Program Analisis Pembiayaan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai/staf bank syariah dalam mengelola dana dan melakukan analisis pembiayaan serta menggunakan prinsip-prinsip sesuai syariah sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pembiayaan adalah aktifitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguan dana, memilih jenis usaha yang dibiayai, dan menentukan anggota mana yang dibiayai agar diperoleh usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola olah anggota yang jujur dan bertanggung jawab. Tujuan analisis pembiayaan adalah sebagai alat untuk memberikan jawaban pengambilan keputusan tentang masalah – masalah seperti : a. Kepada
siapa
dana
dalam
bentuk
pembiayaan harus diberikan. b. Untuk maksud apa dana pembiayaan itu diberikan. c. Apakah calon anggota debitur yang akan menerima
dana
mengembalikan
pembiayaan pokok
ditambah bagi hasil.
mampu
pembiayaan
32
d. Berapa jumlah uang yang layak diberikan. e. Apakah dana pembiayaan yang akan diberikan tersebut cukup aman atau berisiko kecil.14 Analisis pembiayan yang diperlukan di KJKS BINAMA Semarang harus memperhatikan konsep 5 C yaitu adalah sebagai berikut : a. Character adalah penilaian terhadap karakter atau kepribadian seorang nasabah, dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa seorang nasabah yang mengajukan pembiayaan dapat memuhi kewajibanya. b. Capacity adalah penilaian secara subjektif tentang kemampuan nasabah untuk melakukan pembayaran. Kemampuan ini diukur dengan dengan catatan prestasi seorang nasabah masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas usaha nasabah, cara berusaha dan tempat usaha. c. Capital adalah penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh seorang nasabah, yang diukur dengan posisi usahanya secara keseluruhan. d. Collateral adalah jaminan milik calon nasabah. Penilaian untuk lebih menyakinkan jika suatu resikosuatu kegagalan pembayaran terjadi, 14
Ahmad Sumiyanto, BMT Menuju Koperasi Modern, Yogyakarta : Ises Publishing, 2008 hlm. 165
33
maka jaminan diganti sebagai pengganti kewajibanya. Tetapi collecteral dalam KJKS BINAMA dapat lebih ditekankan pada faktor kepercayaan, pendekatan hubungan kepada pengusaha. e. Condition adalah dalam pembiayaan KJKS harus melihat kondisi perokonomian secara umum, khususnya yang terkait dengan jenis usaha seorang nasabah. Hal itu tersebut dilakukan karena keadaan eksternal usaha yang dibiayai.15 Wewenang dalam pemberian keputusan pembiayaan murabahah kepada internal dapat diatur sebagai berikut : Tabel 1 Wewenang pemberian keputusan pembiayaan di intern Pengaju
Analisa
Menyetujui
Pengeloala
Manajer
Pengurus
Manajer
Marketing Lending
Pengurus
Pengurus
Manajer
Pengurus dan Pengawas
Pengawas 16
15 16
Modul Pembiayaan KJKS BINAMA Ibid, Ahmad Sumiyanto hlm. 170
Manajer
Pengurus
34
C. Faktor
–
Faktor
Yang
Menyebabkan
Pembiayaan
Murabahah
Bermasalah Setiap bismis sudah pasti akan berhadpan dengan berbagai resiko sehingga tidak ada suatu bisnis yang tidak ada resiko. Pemberian pembiayaan sudah pasti mengandun resiko, dan disinilah peran Account Officer untuk memperkecil atau bahkan menghindarkan resiko dengan berbagai rambu yang dipersiapkan sebelumnya.17 Berbagai faktor yang bias menyebabkan pembiayaan bermasaah pada murabahah adalah sebagai berikut : 1. Faktor Intern a. Kurang pengecekan diawal proses b. Kurang tajam analisa c. Kurang paham terhadap kebutuhan keuangan nasabah yg sebenarnya d. Kurang lengkap pencantuman persyaratan e. Terlalu agresif f. Petugas yang kurang pengalaman. g. Kurang mengadakan review. h. Adanya kepentingan pribadi dari pengurus. i. Pengikatan jaminan kurang sempurna.
17
Veithzal Rivai, AndriaPernata Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008, hlm. 213
35
2. Faktor eksternal a. Situasi politik b. Legal c. Deregulasi sektor riil d. Financial e. Ekonomi f. Bencana alam 3. Faktor nasabah a. Tidak kompeten b.Kurang pengalaman c. Tidak jujur d.serakah18 Berikut ini adalah urutan katagori suatu pembiayaan di KJKS BINAMA Semarang : Tahap
Katagori
Keterangan
I
Lancar
Menunggak 1 sampai 2 bulan
II
Kurang lancar
Menunggak 3 sampai 6 bulan
III
Diragukan
Menunggak 6 sampai 10 bulan
IV
Macet
Menunggak 10 bulan keatas
18
Modul KJKS BINAMA
36
D. Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah di KJKS BINAMA Semarang Penyelesaian
yang
dilakukan oleh KJKS BINAMA untuk
penyelesaian pembiayaan bermasalah
ini, tergantung pada besarnya
pembiayaan yang dihadapi serta sebab-sebab terjadinya kemacetan. Apabila pembiayaan itu masih dapat diharapkan akan berjalan baik kembali, maka dari pihak KJKS dapat memberikan keringanan-keringanan misalnya menunda jadwal angsuran (rescheduling). Namun bila kemacetan tersebut akibat kelalaian, pelanggaran atau kecurangan dari nasabah, maka KJKS
dapat meminta agar nasabah
menyelesaikan segera, termasuk menyerahkan barang yang diagunkan kepada KJKS. Bila penyelesaian di luar pengadilan tidak dapat dicapai, maka KJKS dapat menempuh jalur hukum. Dalam hal ini ada dua cara yang dapat ditempuh yaitu pengadilan negeri atau badan arbitrase. Berikut ini adalah cara penanganan pembiayaab yang bermasalah di KJKS BINAMA Semarang : a. Identifikasi permasalahan sebelum mentukan strategi penyelesaian yang akan dipilih, maka perlu menganalisa dan mengidentifikasi risiko nasabah sbb: 1. Kondisi industri atau usahanya 2. Posisi perusahaan dlm industry atau usahanya 3. Kondisi keuangan
37
4. Keadaan jaminan 5. Kualitas manajemen: integritas, kompetensi, aliansi19 b. Penetapan kondisi pembiayaan Penetapan kondisi pembiayaan meliputi : 1.Besarnya pembiayaan Dalam hal ini kita perlu mengetahui besarnya pembiayaan nasabah dan sudah seberapa yang sudah dibayarkan sehingga mengetahui seberapa banyak yang belum dibayarkan. 2.Pentingnya masalah ditangani Pembiayaan bermasalah karena ada suatu permasalahan di seorang nasabah, maka dari itu sebelum melakukan tindakan penagihan seorang Remidial ( bagian pembiayaan bermasalah ) harus mengetahui ada masalah apa yang menyebabkan seorang nasabah tidak lagi mengansur atau menyetor. 3.Tindakan penagihan Penagihan pembiayaan bermasalah yang pertama dilakukan adalah mengirim surat tagihan yang di format ringkas dan jelas secara 3 atau 4 kali secara berturut – turut, yang diharapkan nasabah bisa mengerti dan sadar sehingga ada kemauan untuk membayar kembali.
19
Modul KJKS BINAMA
38
4.Perjanjian kepada nasabah Melakukan
perjanjian
kepada
nasabah
yaitu
memberi
perjanjian waktu kepada nasabah kapan nasabah mau membayar atau mengansur kembali apabila perjanjian itu di langgar maka pihak KJKS akan melakukan penyelamatan denga mengeksekusi jaminan. c. Tindakan penyelesaian atau penyelamatan Tindakan penyelesaian yang dilakukan oleh KJKS BINAMA apabila seorang nasabah masih belum bisa membayar yaitu melelang atau menjual jaminan dari nasabah tersebut, setelah jaminan itu terjual misalkan ada sisa dari penjualan maka sisanya akan dikembalikan kepada nasabah, pihak KJKS hanya mengambil sebagian dana yang belum terbayarkan.20 Berikut ini data pembiayaan murabahah yang bermasalah tahun 2010 dan 2011 di KJKS BINAMA Semarang Tahun
Jumlah Pembiayaan
Jumlah
Pembiayaan bermasalah
orang
Jumlah
Persen
orang
(%)
2010
21.391.530.853
1.654
Rp. 145.764.656,-
212
5.36%
2011
Rp 30.368.820.997,-
2.223
Rp 1.290.785.953,-
208
4.25%
20
Wawancara kepada bapak.Sulamaiman selaku Kasubag Remidial KJKS BINAMA Semarang pada hari kamis tanggal 22 Maret 2012 jam 11.00 WIB
39
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Murabahah adalah penjulan barang oleh seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembeli harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang dimasukan ke dalam harga jual barang tersebut. 2. Tujuan analisis pembiayaan adalah sebagai alat untuk memberikan jawaban atas pengajuan pembiayaan dan pengambilan keputusan atas suatu pembiayaan. 3. Analisis pembiayaan yang dilakukan oleh KJKS BINAMA Semarang dengan 5C (Character, Capacity, Capital, Condition, dan Collateral) 4. Faktor – faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada murabahah dalah sebagai berikut : a. Faktor Intern 1. Kurang pengecekan diawal proses 2. Kurang tajam analisa 3. Kurang paham terhadap kebutuhan keuangan nasabah yg sebenarnya 4. Kurang lengkap pencantuman persyaratan 5. Terlalu agresif
40
6. Petugas yang kurang pengalaman. 7. Kurang mengadakan review. 8. Adanya kepentingan pribadi dari pengurus. 9. Pengikatan jaminan kurang sempurna.
b. Faktor eksternal 1. Situasi politik 2. Legal 3. Deregulasi sektor riil 4. Financial 5. Ekonomi 6. Bencana alam c. Faktor nasabah 1. Tidak kompeten 2. Kurang pengalaman 3. Tidak jujur 4. Serakah 5. Penaganan pembiayaan bermasalah pada murabahah di KJKS BINAMA Semarang adalah sebagai berikut : a. Identifikasi permaslahan kondisi
usahanya,
yang meliputi melihat posisi
industri
atau
41
usahanya,kondisi keuangan, kondisi jaminan dan kualitas manajemen. b. Penetapan
kondisi
pembiayaan
yang
meliputi
besarnya pembiayaan, pentingnya masalah yang ditangani,tindakan penagihan dan perjanjian kepada nasabah. c. Tindakan penyelesaian atau penyelamatan.
B. Saran 1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah guna meningkatkan profesionalisme kerja para karyawan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BINAMA Semarang. 2. Harus ada terobosan baru dalam produk KJKS BINAMA yang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. 3. Perlu adanya setiap karyawan breafing sebelum bekerja, sehingga ada rencana dan optimal. 4. Meningkatkan sumber daya manusia karyawan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BINAMA Semarang. C. Penutup Dengan segala kerendahan hati penyusun panjatkan puji syukur kehadirat allah SWT, akhirnya walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penyusun mengakui bahwa penulisan
42
tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan yang kesemuanya itu karena keterbatasan
kemampuan
dan
pengetahuan
penyusun.
Semoga
kekurangsempurnaan ini bisa menjadi cambuk bagi penyusun untuk lebih giat dalam menempuh kegiatan – kegiatan akademik lainnya. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya, sebagai masukan dan bahan kritikan yang membangun demi penyusunan tugas akhir masa yang akan datang. Akhirnya segala sesuatu kita kembalikan kepada – Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani dan Tazkia, 2001. Brosur KJKS BINAMA Idroes, Ferry N, Sugiarto, Manajemen Resiko Perbankan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006 Purawanto,Ervan Agsu, Sulistyastuti Dyah Ratih, Metode Penelitian Kuantitatif, Yogyakarta: Gava Media, 2007 Al Qur'an dan Terjemahnya, Depag RI. Company Profile KJKS BINAMA Tim Penulis DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, edisi kedua, Jakarta: BI-MUI, 2003. Tim Penulis DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, edisi revisi, Jakarta: CV. Gaung Persada, 2006. Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Modul KJKS BINAMA Ahmad Sumiyanto, BMT Menuju Koperasi Modern, Yogyakarta: Ises Publishing, 2008 Rivai Veithzal, Veithzal, Andria Permata, Islamic Financial Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Wawancara kepada bapak.Sulaman selaku Kasubag Remidial KJKS BINAMA Semarang pada hari kamis tanggal 22 Maret 2012 jam 11.00 WIB
.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Suyuti
Tempat/Tanggal Lahir
: Kendal, 7 Agustus 1989
Alamat Asal
: Parakan Sebaran Rt. 02 Rw. 03 Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal
Pendidikan
: - MI Parakan Sebaran lulus tahun 2002 - MTs Penawaja Pageruyung lulus tahun 2005 - MA Darul Amanah lulus tahun 2008 - D.3 Perbankan Syariah IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2012
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang menyatakan,
Suyuti
i